Anda di halaman 1dari 10

MAKNA SYAHADAT

Kalimat pertama menunjukkan pengakuan tauhid. Artinya, seorang muslim wajib untuk hanya mempercayai Allh
sebagai satu-satunya tuhan. Dengan mengikrarkan kalimat syahadat yang pertama ini, maka seorang muslim wajib
menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan, harapan, dan sembahan. Mereka telah wajib untuk menjalankan
segala bentuk peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt, iaitu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala bentuk larangan-Nya. Kalimat kedua merupakan bentuk pengakuan seseorang bahawa Nabi Muhammad
saw adalah Rasul yang diutus oleh Allah, dan yang menyampaikan wahyu-wahyu Allah kepada umat manusia.
Dengan mengikrarkan kalimat Syahadat yang kedua ini, bererti orang tersebut telah meyakini sepenuhnya kepada
Allah swt, dan telah wajib pula baginya untuk meyakini bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah
ajaran yang bersifat Robbaniyah, yang berasal dari Allah swt. Meyakini dan menjalankan sunnah-sunnah yang
telah diajarkan Rasulullah saw, dan tidak meragukan akan kerasulannya, serta meyakini bahawa Nabi Muhammad
saw adalah penutup para Nabi, tidak ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad saw.
KANDUNGAN KALIMAT SYAHADAT
Syahadat adalah serangkaian ikrar yang terdapat di dalam ajaran islam, yang tentunya terdapat konsekuensi yang
harus diterima dan dilaksanakan. Ketika seseorang telah mengucapkan dua kalimat Syahadat, maka ada
kewajiban-kewajiban yang harus ia tunaikan yang berupa perintah dan larangan. Untukmemahami semua itu,
hendaknya sesorang mengetahui kandungan yang terdapat dalam dua kalimat Syahadat tersebut. Pada dasarnya,
dua kalimat Syahadat memiliki kandungan sebagai berikut:
Ikrar
Ikrar iaitu suatu pernyataan tegas seorang muslim mengenai apa yang diyakininya. Ketika kita mengucapkan
kalimat syahadat, maka kita memiliki kewajiban untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang kita ikrarkan itu.
Jadi ikrar dalam dua kalimat Syahadat bukanlah sebatas di lisan saja, malah ada konsekuensi yangharus diterima
dan dilaksanakan

Sumpah
Makna lain dari Syahadat adalah sumpah. Dalam hal apapun, sumpah bukanlah sesuatu yang dapat dijadikan
sebagai permainan belaka atau dianggap sebagai suatu hal yang remeh. Demikian pula halnya ketika seseorang
telah bersumpah dengan dua kalimat Syahadat. Jika seseorang telah bersumpah, maka dia bersedia menerima
akibat dan risiko apapun untuk menjaga dan menjalankan sumpah tersebut. Dengan kata lain, seseorang yang
telah mengucapkan dua kalimat Syahadat bererti ia telah siap untuk turut bertanggung jawab dalam rangka
tegaknya agama Allah, iaitu islam.
Janji
Syahadat juga bermakna janji. Hal ini mengandung pengertian bahwa setiap muslim adalah orang-orang yang telah
berjanji setia kepada Allah dan Rasulullah Muhammad saw untuk menjalankan semua perintah dan menjauhi
segala bentuk larangan yang terdapat di dalam Al Quran maupun As Sunnah.

SYARAT-SYARAT SYAHADAT
Satu hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam masalah Syahadat ini adalah syarat Syahadat. Syarat syahadat
adalah sesuatu yang tanpa keberadaannya maka yang disyaratkannya itu tidak sempurna. Jadi jika seseorang
mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi syarat-syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya itu tidak sah.
Agar Syahadat seseorang dapat menjadi sempurna dan diterima oleh Allah swt, maka syahadat tersebut harus
memenuhi ketujuh persyaratan berikut
Pengetahuan
Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib memahami isi dari dua
kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya. Tidak sempurna atau bahkan
mungkin tidak akan diterima Syahadat seseorang jika ia tidak memiliki pengetahuan mengenai Syahadat tersebut
kerana orang yang tidak memiliki pengetahuan mengenai Syahadat tidak akan mengetahui dan tidak akan dapat
melaksanakan apa-apa saja yang menjadi tuntutan atau konsekuensi atas Syahadat yang telah ia ucapkan.
Dengan kata lain,orang yang bersyahadat juga harus berada dalam keadaan sihat akal dan dalam keadaan sedar.
Keyakinan
Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa sedikitpun
keraguan terhadap makna tersebut kerana, Syahadat merupakan satu bentuk pengakuan terhadap Allah dan
Rasulullah saw. Jika ia ragu akan makna dari Syahadat tersebut, bererti ia juga telah ragu kepada Allah dan
Rasulullah saw, maka batallah Syahadatnya.
Keikhlasan
Syarat lain yang harus terdapat dalam Syahadat seseorang adalah adanya rasa ikhlas. Harus sepenuhnya secara
ikhlas untuk meyakini ikrar tersebut. Ikhlas bererti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan
makna syahadat.Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima
oleh Allah SWT.
Kejujuran
Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus dinyatakan dengan lisan,
diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan. Ketiga unsur tersebut harus saling mendukung
dengan kuat.

Kecintaan
Maksudnya adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman.Cinta disini bukanlah sebatas
menghamba saja, tetapi juga harus terdapat unsur amarah di dalamnya. Tentunya amarah ini tidak ditujukan

kepada Allah atau Rasulullah saw maupun ajarannya, melainkan ditujukan kepada segala sesuatu yang
bertentangan dengan makna Syahadat.
Penerimaan
Iaitu menerima dengan segenap hati terhadap segala hal yang telah menjadi ketetapan Allah dan Rasulullah saw,
tanpa ada bangkangan sedikitpun dan sebagai konsekuensinya akan berbentuk sebagai ketakwaan kepada Allah
swt.Menjadikan Al Quran dan As Sunnah sebagai satu-satunya hukum dan pedoman hidup
Ketundukan
Yang dimaksud dengan ketundukan di sini adalah tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah dan Rasul-Nya
secara lahiriyah. Dengan kata lain, setiap manusia yang telah mengucapkan dua kalimat Syahadat wajib baginya
untuk mengamalkan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya tanpa terkecuali. Perbedaan
antara penerimaan dengan ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan
dilakukan dengan fisik. Dengan demikian, maka sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk
senantiasamengamalkan perintah dan menjauhi larangan Allah dan Rasulullah saw dalam segala aspek
kehidupan.
URGENSI SYAHADAT
Pintu gerbang masuk Islam
Pada dasarnya, Syahadat adalah pintu gerbang untuk memasuki islam. Ertinya adalah dengan mengucapkan
Syahadat saja seseorang sudah dikategorikan sebagai seseorang muslim. Hal ini juga mengandung pengertian
bahwa seseorang yang belum mengucapkan Syahadat, belum dapat dikatakan sebagai seorang muslim, sebaik
apapun perangai orang tersebut. Semua ini, karena pada dasarnya Syahadat merupakan satu bentuk sekat kuat
yang akan memisahkan seseorang dengan kekafiran dan menuju kepada keimanan, sebagaimana makna dari
Syahadat itu sendiri yang merupakan bentuk pengkuan bahwa Allah adalah satu-satunya Ilah dan Nabi
Muhammad adalah utusan Allah yang ditugaskan untuk membimbing umat manusia.
Inti ajaran Islam
Konsep ajaran Syahadat Yaitu merealisasikan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah, baik ibadah yang
dilakukan secara personal maupun berjamaah. Mengajar agar segala sesuatu yang dilakukan adalah diniatkan
untuk beribadah kepada Allah swt. Kemudian, konsep yang kedua adalah mewajibkan umat islam untuk
melakukansegala bentuk ibadah dengan tata cara yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
Dasar perubahan total pribadi dan masyarakat
Syahadat merupakan titik tolak perubahan seseorang maupun masyarakat secaramenyeluruh, yang bermuara dari
dalam hati yang telah tersentuh dan terikat dalam makna Syahadat. Seseorang yang telah bersyahadat, akan

senantiasa memperjuangkan perubahandalam dirinya untuk tetap berkomitmen kepada makna Syahadat tersebut
untuk menuju kehidupan yang Robbani.
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Diajarkan tauhid
Hal ini sebagaimana tertuang dalam arti dari Syahadat itu sendiri, Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah,
dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah. Maknanya adalah satu bentuk pengakuan
secara tegas terhadap keesaan Allah dan Rasulullah yang merupakan utusan Allah yang diturunkan untuk
membimbing umat manusia untuk menuju jalan yang lurus, iaitu islam yang mengajarkan ketauhidan.
Hakikat dakwah Rasul
Pada dasarnya dakwah Rasulullah saw adalah untuk mengarahkan manusia kepada mentauhidkan Allah swt
melalui segala bentuk ibadah jasmani dan rohani yang direalisasikan sesuai dengan metode Rasulullah saw.
Keutamaan yang besar
Dari Ubadah bin al-Shamit, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang bersaksi tiada tuhan
selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah akan mengharamkam neraka baginya.
(HR. Muslim)
YANG MEMBATALKAN SYAHADAT
Ada beberapa hal yang dapat membatalkan Syahadat seseorang yang telahd iikrarkan kepada Allah swt. Inilah
yang harus kita hindari sebaik mungkin agar kita tetap berada dalam naungan Syahadat, dalam naungan Allah dan
Rasulullah saw. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat membatalkan Syahadat seseorang kepada Allah:

Bekerja untuk selain Allah

Memberikan kepada selain Allah (melakukan sesuatu dan meninggalkansesuatu bukan karena Allah)

Memberikan ketaatan kepada selain Allah

Berhukum kepada selain Allah

Benci dan lari meninggalkan keyakinan terhadap keesaan Allah

Tidak mengenal Allah dengan cara yang benar, tidak bersumber pada AlQuran dan sunnah

Mengimani sebagian ajaran islam dan mengkufuri sebagian yang lain

Berjampi/meruyah tidak sesuai dengan AlQuran dan sunnah

Berhubungan dengan jin (secara langsung)

Meminta tolong kepada yang berhubungan dengan jin

Meramal nasib

Menghadiri majlis dukun dan paranormal

Meminta berkah kepada kuburan

Meminta tolong kepada orang yang telah meninggal

Bersumpah kepada selain Allah

KONSEP RUKUN IMAN


Dalam menjelaskan definisi akidah ada disebut perkataan kepercayaan atau keimanan. Ini disebabkan Iman
merupakan unsur utama kepada akidah. Iman ialah perkataan Arab yang bererti percaya yang merangkumi ikrar
(pengakuan) dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mempraktikkan dengan perbuatan. Ini adalah
berdasarkan sebuah hadis yang bermaksud:Iman itu ialah mengaku dengan lidah, membenarkan di dalam hati
dan beramal dengan anggota. (al-Hadis) Walaupun iman itu merupakan peranan hati yang tidak diketahui oleh
orang lain selain dari dirinya sendiri dan Allah swt, namun dapat diketahui oleh orang melalui bukti-bukti amalan.
Iman tidak pernah berkompromi atau bersekongkol dengan kejahatan dan maksiat.Sebaliknya iman yang mantap
di dada merupakan pendorong ke arah kerja-kerja yang sesuai dan secocok dengan kehendak dan tuntutan iman
itu sendiri. Firman Allah swt yang bermaksud: Sesungguhnya orang-orang mukmin yangberiman kepada Allah swt
dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu. (al-Hujuraat 49:15) Firman Allah swt lagi yang bermaksud:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ituapabila disebut nama Allah swt maka terasa gerunlah hati mereka dan
apabila dibaca kepada mereka ayat-ayat Allah swt, bertambahlah iman mereka dan kepada tuhan sahaja mereka
bertawakkal. Mereka mendirikan solat, membelanjakan daripada apa yang kami beri rezeki kepada mereka.

Mereka itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. (al-Anfal 8:2-4) Perkara yang menjadi asas
atau pokok keimanan dalam Islam juga dikenali sebagai rukun-rukun Iman iaitu sebanyak enam perkara:
Pertama: Beriman kepada Allah swt.
Kedua: Beriman kepada Malaikat.
Ketiga: Beriman kepada kitab-kitab.
Keempat: Beriman kepada Rasul-Rasul.
Kelima: Beriman kepada Hari Kiamat.
Keenam: Beriman kepada Qada dan Qadar.
Sebagaimana firman Allah swt yang bermaksud:Rasulullah telah beriman kepadaapa yang diturunkan kepadanya
dari Tuhannya, dan juga orang yang beriman,semuanya beriman kepada Allah swt, Malaikat-MalaikatNya, KitabKitabNya danRasul-RasulNya. (al-Baqarah 2:285) Juga sabda Nabi saw yang bermaksud: Iman itu ialah kamu
beriman kepada Allah swt, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-KitabNya,Rasul-RasulNya, Hari Akhirat, Qadar baik dan
buruk. (Riwayat Muslim)
KERAGUAN TERHADAP IMAN & RUKUN IMAN
Keraguan tentang iman dan rukun Islam boleh berlaku melalui empat bentuk sepertimana yang diperjelaskan oleh
ulama iaitu;
1. Jahil; iaitu seseorang yang tidak tahu tentang satu atau banyak perkara mengenai persoalan iman maka ia
diistilahkan sebagai seorang yang jahil.
2. Syak; iaitu antara keyakinan dan keraguan yang boleh juga diukur melalui peratusan iaitu antara 50% yakin dan
50% keraguan.
3. Zan; iaitu yang diistilahkan sebagai kuat anggapan juga boleh dinisbahkan kepada 75% keyakinan dan 25%
keraguan.
4. Waham; iaitu yang boleh dinisbahkan kepada 25% keyakinan dan 75% keraguan.

Daripada pembahagian kadar keraguan dan keyakinan seperti yang diperjelaskan di atas, bolehlah kita membuat
kesimpulan bahawa apabila persoalan iman seseorang itu diselami oleh perasaan jahil, syak, zan atau waham
bermakna ia belum lagi boleh dikategorikan sebagai seorang yang beriman. Sebaliknya, seseorang yang
mengucapkan dua kalimah syahadah disertai dengan cahaya keyakinan yang seratus peratus tanpa dicelahi oleh
oleh mana-mana satu daripada keempat-empat bentuk keraguan diatas barulah ianya boleh dikatakan seorang
yang beriman. Olehitu, seseorang itu akan tidak akan merasakan kelazatan iman tanpa diresapi oleh sifat-sifat yang
tertentu di dalam dirinya iaitu;- Tidak ada sesuatu yang yang lebih dicintainya daripada Allah dan juga Rasul-Nya.Menyintai sesuatu hanya kerana Allah.-Takut berbalik daripada keimanan kepada kekufuran sepertimana ia takut
dimasukkan ke dalam api neraka. Nikmat keimanan yang dirasai oleh orang yang merasai kelazatan iman akan
terpancar melalui amalannya. Maka seseorang yang telah pun merasai kelazatan iman tersebut tidak akan takut
untuk menuturkan atau melafazkan perkara yang benar dan juga tidak akan sama sekali berdusta walaupun ketika

ia menghadapi saat-saat kesulitan. Selain daripada itu, ia juga menyakini tentang segala ketentuan itu adalah dari
Allah yang tidak dapat dihindarkan oleh kita yang bersifat makhluk-Nya.
PERINGKAT-PERINGKAT IMAN
Iman itu boleh bertambah dan berkurang. Malah iman seseorang boleh dihinggapi penyakit. Ada Iman sentiasa
bertambah iaitu Iman para Nabi dan Rasul. Ada Iman yang tidak bertambah atau berkurang iaitu Iman para
Malaikat. Ada Iman yang kadang-kadang bertambah dan ada ketikanya menurun iaitu Iman kebanyakan orang
mukmin. Terdapat juga jenis Iman yang jarang-jarang bertambah tetapi banyak menurun iaitu Iman orang-orang
yang fasik lagi jahat.Iman terbahagi kepada lima peringkat:
Iman Taqlid
iaitu Iman ikutan. Orang yang beriman secara taqlid beramal semata-mata mengikut orang lain. Iman jenis ini
merbahaya dan terdedah kepada kesesatan.
Iman Ilmu
iaitu Iman yang berdasarkan semata-mata kepada ilmu dan fikiran semata-mata dan ia tidak terpahat di dalam hati.
Iman pada tahap ini juga terdedah kepada bahaya dan penyelewengan.
Iman Ayan
iaitu Iman yang dapat dihayati sehingga ke lubuk hati. Iman pada tahap ini dimiliki oleh orang-orang soleh.
Seseorang yang beriman pada tahap ini amalannya bertolak dari hati yang ikhlas untuk mencari keredhaan Allah
swt. Iman kita juga sekurang-kurangnya berada pada tahap ini.
Iman Hak
iaitu Iman yang hakiki yang terlepas dari godaan nafsu dan syaitan.Iman pada tahap ini dimiliki oleh golongan
muqarrabin.
Iman Hakikat iaitu Iman peringkat yang paling tinggi yang boleh dicapai olehmanusia. Mereka yang memiliki Iman
pada tahap ini hidup semata-matauntuk Allah swt.
HUBUNGAN IMAN DAN ISLAM
Iman dengan makna tasdiq juga dinamakan akidah di mana rahsianya tidak diketahui sesiapa melainkan orang
berkenaan dan Allah swt. Namun demikian manusia mempunyai sifat-sifat lahiriah yang dapat dilihat melalui tingkah
laku manusia sama ada melalui percakapan atau perbuatan. Inilah yang menjadi ukuran keimanan seseorang.
Adapun segala yang tersirat di dalam hatinya terserah kepada Allah swt. Iman yang melahirkan penyerahan diri
kepada Allah itu juga disebut sebagai Islam. Ini bermaksud seseorang yang beriman hendaklah menyerah diri

kepada Allah swt dengan menerima segala hukum dan syariat yang diturunkan Ilahi.Penyerahan dan penerimaan
ini berlaku dengan dua perkara iaitu:- (i) Dengankepercayaan dan pegangan hati yang dinamakan Iman (akidah)
(ii) Melalui sifat-sifat lahiriah iaitu melalui perkataan dan perbuatan (amalan) dinamakan Islam. Nabi Muhammad
saw telah juga menunjukkan penggunaan kalimah Iman dalam pengertian amal sebagaimana sabdanya yang
bermaksud : Iman terbahagi lebih enam puluh bahagian, yang paling tinggi ialah mengucap kalimah Lailahaillallah
dan yang paling rendah ialah membuang benda-benda yang boleh menyakitkan orang di jalan. (Riwayat Muslim)
Oleh yang demikian jelas di sini Iman dan Islam mempunyai hubungan yang rapat dan tidak mungkin dipisahkan.
Islam umpama pohon, sementara Iman umpama akar pepohon kayu. Kesuburan dan kekuatan akar pokok
tersebut dapat dilihat dengan kesuburan pokok pada daun, ranting dan dahannya
Dalam menjelaskan tentang hubungan Iman dan Islam ini kita petik sebuah hadissabda Nabi saw kepada
rombongan Abdul Qias yang bermaksud: Aku menyuruh kamu beriman kepada Allah swt yang Maha Esa. Apakah
kamu mengerti apa diayang dikatakan beriman kepada Allah swt yang Maha Esa . Iaitu penyaksian bahawa tiada
tuhan yang disembah melainkan Allah swt yang Maha Esa, tiada sekutu baginya, mendirikan sembahyang,
mengeluarkan zakat dan menunaikan satu perlima daripada harta rampasan perang. (Muttafaqun alaih) Hadis di
atas menjelaskan betapa adanya hubungan yang erat di antara iman dan Islam di mana Islam itu menjadi salah
satu daripada perinsip Iman dan Iman pula dilahirkan melalui Islam secara amali, dengan iqrar syahadah dan
melaksanakan hukum syariat dalam segala amalan. Sekiranya berlaku iqrar syahadah dan menunaikan fardhu
sedangkan hatinya tidak yakin atau tidak percaya serta ragu-ragu terhadap hukum hakam Allah swt maka
seseorang itu dihukum tidak beriman walaupun masih dinamakan Islam sebagaimana yang berlaku kepada
sesetengah orang-orang Badwi di zaman Rasulullah saw.Firman Allah swt yang bermaksud:Orang Arab berkata:
Kami telah beriman. Katakanlah (wahai Muhammad): Kamu belum beriman (janganlah berkata demikian,
sementara Iman belum lagi meresap masuk ke dalam hati kamu) berkatalah sahaja: Kami telah Islam. (alHujuraat 49:14) Kesimpulannya Iman itu melambangkan sesuatu yang batin sementara Islam melambangkan
sesuatu yang zahir. Oleh itu iman dan Islam tidak boleh dipisahkan.Islam umpama pokok sementara Iman umpama
akar. Ibadat solat merupakan batang kepada pokok itu sementara beriman kepada Allah swt merupakan
akar tunjangnya di mana ia menjadi teras keimanan seseorang. Pemisahan Iman dan Islam samalah kita
memisahkan pokok dari akarnya.
SYARAT IMAN & ISLAM (TUNTUTAN IMAN TERHADAP PERLAKSANAANRUKUN ISLAM)
Melalui pendedahan tentang ciri-ciri keimanan yang telah disebutkan dapatlah kita mengetahui tahap mana
keimanan yang kita dokongi, adakah ianya seteguh gunung yang tersergam megah atau hanya seteguh istana
pasir yang dibina akan musnah dan hancur apabila dipukul ombak. Maka dengan ini, Islam telah menggariskan
beberapa syarat yang perlu dipenuhi sebelum seseorang itu di kategorikan sebagai beriman dan jika tidak
memenuhi syarat tersebut maka jadilah ia seperti yang diistilahkan iaitu:

1- Seseorang yang mengucapkan lailahaillallah dan yakin dengannya, tetapi tidak beramal atau amalannya tidak
sempurna sebagaimana yang dikehendaki, maka golongan ini dinamakan sebagai mukmin yang fasik atau asi
(derhaka).
2-Seseorang yang yakin tetapi tidak mahu mengikrarkan kalimah lailahaillallah sama ada dengan beramal ataupun
tidak, dikategorikan sebagai seorang yang kafir sepertimana yang berlaku terhadap Abu Jahal dan Abu Lahab.
3- Seseorang yang mengucapkan lailahaillallah kemudian beramal dengan tuntutannya tetapi keyakinan dicelahi
oleh keraguan adalah di istilahkan sebagai seorang yang munafik sepertimana keimanan Abdullah bin Ubay.
Lanjutan dari ayat 14 dalam surah al-Hujuraat, ditegaskan pula tentang orang yang beriman yang diperincikan lagi
melalui ayat dalam surah yang sama ayat 15:Sesungguhnya orang yang sebenarnya beriman, hanyalah orangorang yang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (Al-Hujuraat 49:15)
Rentetan ayat di atas, keraguan seseorang dalam mengucapkan kalimahsyahadah samada maksud kalimah
tersebut atau tentang lain-lain rukun iman,haruslah dipelajari maksud dan tuntutannya. Maka dengan sebab
itu,ucapan lailahaillallah mestilah dipelajari maksud dan tuntutannya kemudian difahami, diyakini (tanpa raguragu) dan dihayati untuk diamalkan
KONSEP IHSAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN IMAN DAN ISLAM
Ihsan bermaksud bekerja dengan baik dan tekun. Dari segi syara bermaksud mengelokkan perbuatan zahir
dengan ibadat dan mengelokkan perbuatan batin dengan ikhlas. Menurut kamus bahasa, Ihsan bermaksud
membuat sesuatu yang baik. Al-quran menerangkan dengan meluas ciri-ciri Ihsan dan mereka yang bersifat
muhsinin (berbuat kebaikan). Antaranya firman Allah swt yang bermaksud :Jika kamu berbuat kebaikan,
makafaedah kebaikan yang kamu lakukan ialah untuk diri kamu dan jika kamu berbuat kejahatan maka (kesannya
yang buruk) berbalik kepada diri kamu juga. (al-Isra 17:7)Kedudukan Ihsan adalah tinggi di sisi Islam dalam
konteks melengkapkan ciri-ciri keimanan dan keislaman individu dan masyarakat Islam seluruhnya. Al-Quran
menerangkan bahawa Ihsan wajib menjadi tabiat manusia. Allah swt telah memberi nimat kepada manusia dengan
Ihsan-Nya, maka manusia perlu Ihsan dengan nikmat ini kepada makhluk. Firman allah swt yang bermaksud:Dan
berbuat baiklah (kepada hamba-hamba Allah swt) sebagaimana Allah swt berbuat baik kepadamu (dengan
pemberian nikmatNya yang melimpah-limpah. (al-Qasas :77) Seseorang yang melakukan Ihsan akan merasa
tenang yang tidak dapat dirasakan oleh orang lain dan orang yang menerima Ihsan itu sendiri merasa senang.
Kasih sayang kepada pelaku Ihsan akan memberi kebahagiaan jiwa. Mereka yang membuat keburukan tidak akan
mendapat ketenangan hidup. Oleh itu Allah swt telah memberi galakan supaya berbuat Ihsan sebagaimana
firmanNya yang bermaksud:Sesungguhnya Allah swt menyuruh kamu berlaku adil, dan berbuati hsan (kebaikan),
serta memberi bantuan kepada kaum kerabat dan melarang daripada melakukan perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar serta zalim. (al-Nahl:90) Al-Quran mengangkat martabat Ihsan dengan begitu tinggi lebih-lebih lagi jika
turut disertakan dengan ikhlas kepada Allah swt dan kedua-dua ini dianggap sebagai sifat yang paling tinggi dan

mulia yang patut ada pada diri setiap muslim. Kesimpulannya kalau Iman itu umpama akar, Islam umpama pokok
maka Ihsan pula umpama buah yang baik. Demikianlah hubungan di antara Iman, Islam dan Ihsan.
Syarat Sah Syahadah La ilaha illallah
Seseorang yang mengucapkan syahadah, tidak akan sempurna syahadahnya melainkan dengan syarat-syarat
berikut:1-lmu (Mengetahui dan memahami makna syahadah itu)
2 Yakindengan apa yang difahami itu.
3 Menerima kandungan kalimah syahadah itu dengan hati dan lidah.
4 Patuh dengan maknanya dan tidak melakukan perkara yang membatalkannya.
5 Membenarkan hati dengan apa yang disebutkan lidah
6 Ikhlaskan syahadah hanya kepada Allah dan menjauhkan kesyirikan.
7 Mencintai segala tuntutan dan ajaran kalimah syahadah itu.
8 Menolak segala yang bertentangan dengan tuntutan syahadah.

Anda mungkin juga menyukai