Anda di halaman 1dari 10

AQIDAH

ISLAM
KELOMPOK 1 PGMI B
ANGGOTA KELOMPOK :

M. Ali Jazuli (2017405051)

Nadia Takhsinia Bilqis (2017405052)

Alaik Masykur (2017405053)

Latifa Lina Fadila (2017405054)


Pengertian Aqidah Islam
● Akidah secara bahasa berasal dari ‘’aqad’’ artinya berarti ikatan atau bisa dijabarkan
dengan ‘’ma ‘uqida ‘alaihi al-qalb wa al-dhamir’’ yakni sesuatu yang ditetapkan atau yang
diyakini oleh hati dan perasaan (hati nurani) dan juga berarti ma tadayyana bihi al-insan
wa I’tiqadahu yakni sesuatu yang dipercaya dan diyakini kebenarannya oleh manusia.
● Menurut istilah aqidah dapat diartikan sebagai konsep dasar tentang sesuatu yang harus
diyakini, mengikat (‘aqada ) dan menentukan ekspresi yang lain dalam penghayatan
agama. Aqidah berarti kepercayaan atau keyakinan yang benar-benar menetap dan
melekat dalam hati manusia.
● Dengan demikian aqidah islam berarti keimanan yang kuat kepada Allah SWT dengan
melaksanakan kewajiban berupa tauhid dan taat kepada-Nya dan kitab-kitabnya, para
rasul-Nya hari akhir dan beriman kepada qada dan qadar serta mengimani semua yang
shahih menurut prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang ghaib berita yang disebutkan
dalam Al-Qur’an maupun Sunnah sebagai pengetahuan yang harus diyakini maupun
perbuatan yang harus diamalkan
Sejarah Aqidah Islam

Pada awal perkembangan ilmu aqidah islam (suatu nama yang tidak digunakan dalam zaman awal salaf
lalu berkembang menjadi nama khusus ilmu tauhid). Pada masa seperti ini perkembangan ilmu tauhid
ajaran islam bermula dibahas secara teori semata-mata tanpa berkaitan dengan penghayatan terhadap
ketuhanan perkara-perkara ghaib dan sebagainya tanpa menghayati tauhid murni dalam hati mereka.
Seolah-olah ilmu tauhid adalah suatu ilmu untuk dibahas tanpa mempunyai penghayatan dan rasa manis
dalam diri manusia.
Untuk mencari kejelasan tentang masalah ini, kemudian dilahirkan pilihan ajaran agama islam dalam
dua wilayah. Wilayah pertama mencakup hal-hal yang harus diketahui kebenarannya secara mutlak.
Ajaran agama pada wilayah ini sangat menentukan muslim atau tidaknya seseorang sebab menyangkut
masalah mendasar tentang keimanan karena merupakan akal atau pondasi. Wilayah ini kemudian diberi
nama Al-Aqidah. Jadi istilah aqidah muncul sebagai rumusan atau serangkaian konsep keimanan. Iman
kepada malaikat, kitab, hari akhir dan takdir.
Dasar-Dasar
Aqidah Islam
Al-Qur’an Hadits
Al- Qur’an merupakan sumber dasar hukum Hadits adalah semua perbuatan, perkataan dan
Aqidah Islam yang pertama. Melalui Al-Qur’an diamnya Nabi Muhammad SAW. Hadits
inilah Allah SWT menuangkan firman-firman- merupakan dasar aqidah islam yang kedua
Nya berkenaan dengan konsep Aqidah yang setelah Al-Qur’an. Hal ini dikarenakan semua
benar dan harus diyakini dan dijalani secara yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
mutlak tidak boleh ditawar oleh semua umat adalah wahyu dari Allah, dan semua perilaku
islam. Segala sesuatu telah ada dalam Al- Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat
Qur’an sebagai kalamullah yang harus diyakini dijadikan pedoman hidup setiap muslim
oleh setiap muslim
Tujuan Aqidah Islam

Meluruskan tujuan
Untuk Meraih kebahagiaan
dan perbuatan dari
mengikhlaskan niat dunia dan akhirat
penyelewengan
dan Ibadah kepada dengan cara
dalam beribadah
Allah SWT. Karena memperbaiki
kepada Allah dan
Dia adalah pencipta individu maupun
bermuamallah
maka tujuan kelompok serta
dengan orang lain.
haruslah kepada- meraih pahala dan
Semata-mata hanya
Nya. kemuliaan.
untuk Allah.
Iman, Islam dan Ihsan
Iman
Berasal dari bahasa arab ‘’amana’’ artinya percaya, tunduk, tentram dan tenang. Iman adalah keyakinan yang
menghujam dalam hati, kokoh penuh keyakinan tanpa dicampuri keraguan sedikitpun. Iman mencakup perbuatan,
ucapan hati dan lisan dan amal lisan serta amal anggota tubuh, iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan
kemaksiatan

Islam
Berasal dari bahasa Arab yaitu kata ‘’salima’’ yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata ‘’salima’’
selanjutnya diubah kebentuk ‘’aslama’’ yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang
berserah diri patuh dan taat kepada Allah disebut sebagai orang muslim. Menurut istilah islam berarti sikap penyerahan
diri (kepasrahan, ketundukan dan kepatuhan) seorang hamba kepada Tuhannya dengan senantiasa melaksanakan
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Demi mencapai kedamaian dan keselamatan hidup di dunia maupun
di akherat.

Ihsan
Berasal dari kata ‘’hasana yuhsinu’’ yang berarti berbuat baik. Menurut bahasa Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak
yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah SWT. Sebab ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan
kemuliaan dari-Nya. Oleh karenanya seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang
utama saja melainkan harus dipandang sebagai bagian dari aqidah islam. Rasulullh SAW pun sangat menaruh perhatian
akan hal ini. Sehingga seluruh ajaran-ajaranya mengarah kepada satu hal yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan
akhlak yang mulia.
Hubungan Iman, Islam dan Ihsan
Iman, islam dan ihsan satu sama lain memiliki hubungan karena merupakan unsur-unsur agama
(Ad-Din). Iman, islam dan ihsan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Iman adalah
keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan
kelima rukun iman. Sedangkan pelaksanaan rukun islam dilakukan dengan cara ihsan sebagai upaya
pendekatan diri kepada Allah SWT.

Selain itu iman, islam dan ihsan sering juga diibaratkan seperti segitiga sama sisi yang sisi satu
dan sisi yang lainnya saling berkaitan. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan
menyeimbangkan antara iman, islam dan ihsan. Di dalam Al-Qur’an iman, islam dan ihsan memiliki
keterkaitan yaitu dalam Qs. Al-Maidah ayat 19 yang artinya ‘’pada hari ini Aku telah sempurnakan
bagi kalian agama kalian dan Aku telah menyempurnakan nikmat kepada kalian dan Aku telah
meridhoi islam adalah agama yang paling benar bagi kalian.’’
Didalam kata ayat tersebut dijelaskan kata islam dan selalu diikuti dengan kata addin yang
artinya agama. Addin terdiri atas 3 unsur yaitu, iman, islam dan ihsan. Dengan kata lain dapat
dinyatakan bahwa iman merupakan keyakinan yang membuat seseorang ber-islam dengan
menyerahkan keyakinan sepenuh hati kepada Allah dengan menjalankan syari’atnya dan
meninggalkan segala larangan-Nya.
KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi.
Di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa
prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan
kewajiban-kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah
sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada
nabi Muhammad Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an
dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia
untuk mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil
perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan
berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah
menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat
dalam kedua sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara
ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh
suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal
tidak akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka
syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai