Anda di halaman 1dari 2

NAMA : LATIF AL AHMASI

NIM : 2017405082

Aqidah Islam

Pengertian Aqidah Islam

Akidah secara bahasa berasal dari ‘’aqad’’ artinya berarti ikatan atau bisa dijabarkan
dengan ‘’ma ‘uqida ‘alaihi al-qalb wa al-dhamir’’ yakni sesuatu yang ditetapkan atau yang
diyakini oleh hati dan perasaan (hati nurani) dan juga berarti ma tadayyana bihi al-insan wa
I’tiqadahu yakni sesuatu yang dipercaya dan diyakini kebenarannya oleh manusia. Menurut
istilah aqidah dapat diartikan sebagai konsep dasar tentang sesuatu yang harus diyakini,
mengikat (‘aqada ) dan menentukan ekspresi yang lain dalam penghayatan agama. Aqidah
berarti kepercayaan atau keyakinan yang benar-benar menetap dan melekat dalam hati manusia.

Dengan demikian aqidah islam berarti keimanan yang kuat kepada Allah SWT dengan
melaksanakan kewajiban berupa tauhid dan taat kepada-Nya dan kitab-kitabnya, para rasul-Nya
hari akhir dan beriman kepada qada dan qadar serta mengimani semua yang shahih menurut
prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang ghaib berita yang disebutkan dalam Al-Qur’an
maupun Sunnah sebagai pengetahuan yang harus diyakini maupun perbuatan yang harus
diamalkan.

Sejarah Aqidah Islam

Pada awal perkembangan ilmu aqidah islam (suatu nama yang tidak digunakan dalam
zaman awal salaf lalu berkembang menjadi nama khusus ilmu tauhid). Pada masa seperti ini
perkembangan ilmu tauhid ajaran islam bermula dibahas secara teori semata-mata tanpa
berkaitan dengan penghayatan terhadap ketuhanan perkara-perkara ghaib dan sebagainya tanpa
menghayati tauhid murni dalam hati mereka. Seolah-olah ilmu tauhid adalah suatu ilmu untuk
dibahas tanpa mempunyai penghayatan dan rasa manis dalam diri manusia.

Untuk mencari kejelasan tentang masalah ini, kemudian dilahirkan pilihan ajaran agama
islam dalam dua wilayah. Wilayah pertama mencakup hal-hal yang harus diketahui
kebenarannya secara mutlak. Ajaran agama pada wilayah ini sangat menentukan muslim atau
tidaknya seseorang sebab menyangkut masalah mendasar tentang keimanan karena merupakan
akal atau pondasi. Wilayah ini kemudian diberi nama Al-Aqidah. Jadi istilah aqidah muncul
sebagai rumusan atau serangkaian konsep keimanan. Iman kepada malaikat, kitab, hari akhir dan
takdir.

Dasar Aqidah

1. Al qur’an
2. Al hadist
Tujuan Aqidah

1. Untuk mengikhlaskan niat dan Ibadah kepada Allah SWT. Karena Dia adalah pencipta
maka tujuan haruslah kepada-Nya.
2. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan
bermuamallah dengan orang lain. Semata-mata hanya untuk Allah.
3. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan cara memperbaiki individu maupun
kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan.

Hubungan Iman, Islam dan Ihsan

1. Orang bisa di katakan Islam / Muslim apabila telah bisa melakukan amalan-amalan
dhohir (yang terlihat) seperti yang telah tertera dalam Rukun Islam.
2. Dan orang bisa dikatakan memiliki Iman / Mukmin apabila telah bisa melaksanakan
amalan-amalan batin seperti yang telah dijelaskan dalam Rukun Iman.
3. Lalu orang dapat dikatakan Ihsan / Muhsin jika sudah bisa maksimal di amalan dhohir
lalu digabungkan dengan kualitas maksimal di amalan batin, terciptalah Ihsan.
Kesimpulan

Aqidah islam berarti keimanan yang kuat kepada Allah SWT dengan melaksanakan
kewajiban berupa tauhid dan taat kepada-Nya dan kitab-kitabnya, para rasul-Nya hari akhir dan
beriman kepada qada dan qadar serta mengimani semua yang shahih menurut prinsip-prinsip
agama, perkara-perkara yang ghaib berita yang disebutkan dalam Al-Qur’an maupun Sunnah
sebagai pengetahuan yang harus diyakini maupun perbuatan yang harus diamalkan. Iman, Islam
dan Ihsan bisa dibarat bangunan rumah, iman sebagai fondamennya. Islam sebagai tembok dan
bangunan lainnya. Sedangkan Ihsan adalah atap dan ornamen lainnya. Jadi ketiganya adalah satu
kesatuan dan tidak bisa dipisahkan.

Anda mungkin juga menyukai