Anda di halaman 1dari 20

‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬

IMAN DAN
PENGARUHNYA
DALAM KEHIDUPAN
1. Hakekat Iman
Definisi Iman
Menurut bahasa iman berarti pembenaran hati.
Sedangkan menurut istilah, iman adalah:
membenarkan dengan hati, mengikrarkan
dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota
badan.
"Membenarkan dengan hati" maksudnya
menerima segala apa yang dibawa oleh
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam.
"Mengikrarkan dengan lisan" maksudnya,
mengucapkan dua kalimah syahadat
"Mengamalkan dengan anggota badan"
maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk
keyakinan, sedang anggota badan
mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah
sesuai dengan fungsinya. Kaum salaf
menjadikan amal termasuk dalam pengertian
iman. Dengan demikian iman itu bisa
bertambah dan berkurang seiring dengan
bertambah dan berkurangnya amal shalih.
Hakikat Iman
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
adalah mereka yang jika disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah
iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan
sebagian dari rizki yang kami berikan kepada
mereka. Itulah orang-orang yang beriman
dengan sebenar-benar-nya." (Al-Anfal: 2-4)
"Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah
serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-
orang yang memberi tempat kediaman dan
memberi pertolongan (kepada orang-orang
muhajirin), mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka memperoleh
ampunan dan rizki (nikmat) yang mulia." (Al-
Anfal: 74)
Pada surat Al Anfal ayat 2-4 Allah menyebutkan
orang-orang yang lembut hatinya dan takut
kepada Allah ketika namaNya disebut,
keyakinan mereka bertambah dengan
mendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak
mengharapkan kepada selainNya, tidak
menyerahkan hati mereka kecuali kepadaNya,
tidak pula meminta hajat kecuali kepada-Nya.
Pada ayat yang kedua Allah menyifati para
sahabat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam,
baik Muhajirin maupun Anshar dengan iman
yang sebenar-benarnya, karena iman mereka
yang kokoh dan amal perbuatan mereka yang
menjadi buah dari iman tersebut.
2. Hubungan Iman, Ilmu dan Amal
Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal
terdapat hubungan yang terintegrasi kedalam
agama islam. Islam adalah agama wahyu yang
mengatur sistem kehidupan. Dalam agama
islam terkandung tiga ruang lingkup, yaitu
akidah, syari’ah dan akhlak. Sedangkan iman,
ilmu dan amal barada didalam ruang lingkup
tersebut. Iman berorientasi terhadap rukun
iman yang enam, sedangkan ilmu dan amal
berorientasi pada rukun islam yaitu tentang tata
cara ibadah dan pengamalanya.
Hubungan Iman dan Ilmu
Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran
Allah SWT dan Rasulullah SAW. Serta dengan
penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut.
Untuk dapat menjalankan perintah Allah SWT
dan Rasul kita harus memahaminya terlebih
dahulu sehingga tidak menyimpang dari yang
dikehendaki Allah dan Rasulnya. Cara
memahaminya adalah dengan selalu
mempelajari agama (Islam).
Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling
berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu
keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya
dengan iman orang yang berilmu dapat
terkontrol dari sifat sombong dan
menggunakan ilmunya untuk kepentingan
pribadi bahkan untuk membuat kerusakan.
Hubungan Iman Dan Amal
Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan
seseorang. Artinya orang yang beriman kepada
Allah SWT harus menampakan keimanannya
dalam bentuk amal sholeh. Iman dan Amal
Sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan. Mereka bersatu padu dalam
suatu bentuk yang menyebabkan ia disebut
mata uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat
diibaratkan pohon tanpa buah.
Dengan demikian seseorang yang mengaku
beriman harus menjalankan amalan keislaman,
begitu pula orang yang mengaku islam harus
menyatakan keislamannya. Iman dan Islam
seperti bangunan yang kokoh didalam jiwa
karena diwujudkan dalam bentuk amal sholeh
yang menunjukkan nilai-nilai keislaman.
Hubungan Amal Dan Ilmu
Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan
pada dua hal. Pertama, ilmu adalah pemimpin
dan pembimbing amal perbuatan. Amal akan
lurus dan berkembang bila didasari dengan
ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia
harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa
amal ibadah atau amal perbuatan lainnya.
Kedua jika orang itu berilmu maka ia harus
diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai
nilai jika dilandasi dengan ilmu. Begitu juga
dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna
jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat
dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah
perpaduan yang saling melengkapi dalam
kehidupan manusia yaitu setelah berilmu lalu
beramal.
Kaitan antara iman, ilmu dan amal
Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah swt
memberikan kehidupan yang sejahtera,
bahagia, dan damai kepada semua orang yang
mau melakukan amal kebaikan yang diiringi
dengan iman, dengan yakin dan ikhlas karena
Allah swt semata (QS. At Thalaq: ayat 2-3 ).
Perbuatan baik seseorang tidak akan dinilai
sebagai suatu perbuatan amal sholeh jika
perbuatan tersebut tidak dibangun diatas nilai
iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran
Islam perbuatan manusia harus berlandaskan
iman dan pengetahuan tentang pelaksanaan
perbuatan.
Sumber ilmu menurut ajaran Islam :
 Wahyu, yaitu sesuatu yang dibisikkan dan

diilhamkan ke dalam sukma serta isyarat


cepat yang lebih cenderung dalam bentuk
rahasia yang disebut ayat Allah swt
“Qur’aniyah”
 Akal, yaitu suatu kesempurnaan manusia

yang diberikan oleh Allah swt untuk berpikir


dan menganalisa semua yang ada dan wujud
diatas dunia yang disebut ayat Allah
“Kauniyah”
Allah swt akan mengangkat harkat dan
martabat manusia yang beriman kepada Allah
swt dan berilmu pengetahuan luas, yang
diterangkan dalam Q.S. Al Mujadalah : 11. Yang
isinya bahwa Allah akan mengangkat tinggi-
tinggi kedudukan orang yang berilmu
pengetahuan dan beriman kepada Allah swt,
orang yang beriman diangkat kedudukannya
karena selalu taat melaksanakan perintah Allah
swt dan rasulnya, sedangkan orang yang
berilmu diangkat kedudukannya karena dapat
memberi banyak manfaat kepada orang lain.
Islam tidak menghendaki orang alim yang
digambarkan seperti lilin, mampu menerangi
orang lain sedang dirinya sendiri hancur, dan
ini besar sekali dosanya, karena dapat
memberitahu orang lain dan dirinya sendiri
tidak mau tau juga tidak mengerjakan, seperti
dalam Q.S. Ash-Shaf: 3 yang menerangkan
bahwa orang alim dan pandai hendaknya
menjadi contoh dan teladan bagi orang lain.
Dibawah naungan dan lindungan Allah swt.
Iman, ilmu dan amal merupakan satu kesatuan
yang utuh, tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai