Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH AIK 1

HUBUNGAN ANTARA IMAN, ILMU, DAN AMAL

Disusun oleh:
Adi Nugroho (15.0305.0168)
Afifa Ima Sumarni (15.0305.0154)
Maya Guita Mawar. (15.0305.0155)
Miftahur Rochmah (15.0305.0140)
Vina Rachmataha (15.0305.0161)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Magelang
2015

Hubungan Antara Iman, Ilmu, dan Amal


Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang terintegrasi kedalam
agama islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan. Dalam agama
islam terkandung tiga ruang lingkup, yaitu akidah, syariah dan akhlak. Sedangkan iman,
ilmu dan amal barada didalam ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap rukun iman

yang enam, sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada rukun islam yaitu tentang tata cara
ibadah dan pengamalanya.
Akidah merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim dan sangat
menentukan sekali terhadap nilai amal, karena akidah itu berurusan dengan hati. Akidah
sebagai kepercayaan yang melahirkan bentuk keimanan terhadap rukun iman, yaitu iman
kepada Allah, Malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rosul-rosul Allah, hari qiamat, dan
takdir.
Meskipun hal yang paling menentukan adalah akidah/iman, tetapi tanpa integritas ilmu
dan amal dalam perilaku kehidupan muslim, maka keislaman seorang muslim menjadi
kurang utuh, bahkan akan mengakibatkan penurunan keimanan pada diri muslim, sebab
eksistensi prilaku lahiriyah seseorang muslim melambangkan batinnya.

Hubungan Iman dan Ilmu


Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW. Serta

dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Untuk dapat menjalankan perintah Allah
SWT dan Rasul kita harus memahaminya terlebih dahulu sehingga tidak menyimpang dari
yang dikehendaki Allah dan Rasulnya. Cara memahaminya adalah dengan selalu mempelajari
agama (Islam).
Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan
ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat
terkontrol dari sifat sombong dan menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan
untuk membuat kerusakan.

Hubungan Iman Dan Amal


Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorana. Artinya orang yang beriman

kepada Allah SWT harus menampakan keimanannya dalam bentuk amal sholeh. Iman dan
Amal Sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mereka bersatu padu

dalam suatu bentuk yang menyebabkan ia disebut mata uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga
dapat diibaratkan pohon tanpa buah.
Dengan demikian seseorang yang mengaku beriman harus menjalankan amalan
keislaman, begitu pula orang yang mengaku islam harus menyatakan keislamannya. Iman dan
Islam seperti bangunan yang kokoh didalam jiwa karena diwujudkan dalam bentuk amal
sholeh yang menunjukkan nilai nilai keislaman.

Hubungan Amal Dan Ilmu


Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah

pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus dan berkembang bila didasari
dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang
berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya. Kedua jika orang itu berilmu maka ia harus
diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu. Begitu juga
dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak
dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam
kehidupan manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal.
Ajaran Islam sebagai mana tercermin dari Al-qur'an sangat kental dengan nuansa
nuansa yang berkaitan dengan ilmu, ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam
ajaran islam. Keimanan yang dimiliki oleh seseorang akan jadi pendorong untuk menuntut
ilmu, sehingga posisi orang yang beriman dan berilmu berada pada posisi yang tinggi
dihadapan Allah yang berarti juga rasa takut kepada Allah akan menjiwai seluruh aktivitas
kehidupan manusia untuk beramal shaleh. Dengan demikian nampak jelas bahwa keimanan
yang dibarengi dengan ilmu akan membuahkan amalamal shaleh. Maka dapat disimpulkan
bahwa keimanan dan amal perbuatan beserta ilmu membentuk segi tiga pola hidup yang
kokoh. Ilmu, iman dan amal shaleh merupakan faktor menggapai kehidupan bahagia.
Tentang

hubungan

antara

iman

dan

amal,

demikian

sabdanya,

Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan
tanpa iman [HR. Ath-Thabrani] . Kemudian dijelaskannya pula bahwa, Menuntut ilmu itu
wajib atas setiap muslim [HR. Ibnu Majah dari Anas, HR. Al Baihaqi] . Selanjutnya, suatu
ketika seorang sahabatnya, Imran, berkata bahwasanya ia pernah bertanya, "Wahai
Rasulullah, amalan-amalan apakah yang seharusnya dilakukan orang-orang?". Beliau Saw.
menjawab: "Masing-masing dimudahkan kepada suatu yang diciptakan untuknya" [HR.

Bukhari] Barangsiapa mengamalkan apa yang diketahuinya, niscaya Allah mewariskan


kepadanya ilmu yang belum diketahuinya. [HR. Abu Naim] . Ilmu itu ada dua, yaitu ilmu
lisan, itulah hujjah Allah Taala atas makhlukNya, dan ilmu yang di dalam qalb, itulah ilmu
yang bermanfaat. [HR. At Tirmidzi] . Seseorang itu tidak menjadi alim (ber-ilmu)
sehingga ia mengamalkan ilmunya. [HR. Ibnu Hibban].
Suatu ketika datanglah seorang sahabat kepada Nabi Saw. dengan mengajukan
pertanyaan: Wahai Rasulullah, apakah amalan yang lebih utama ? Jawab Rasulullah Saw :
Ilmu Pengetahuan tentang Allah ! Sahabat itu bertanya pula Ilmu apa yang Nabi
maksudkan ?. Jawab Nabi Saw : Ilmu Pengetahuan tentang Allah Subhanaahu wa Taala !
Sahabat itu rupanya menyangka Rasulullah Saw salah tangkap, ditegaskan lagi Wahai
Rasulullah, kami bertanya tentang amalan, sedang Engkau menjawab tentang Ilmu ! Jawab
Nabi Saw. pula Sesungguhnya sedikit amalan akan berfaedah (berguna) bila disertai dengan
ilmu tentang Allah, dan banyak amalan tidak akan bermanfaat bila disertai kejahilan tentang
Allah[HR.Ibnu Abdil Birrdari Anas]. Kejahilan adalah kebodohan yang terjadi karena
ketiadaan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, banyak amal setiap orang menjadi sangat
berkaitan dengan keimanan dan ilmu pengetahuan karena Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka kerana
keimanannya QS.[10]:9.
Ilmu pengetahuan tentang Allah Subhanaahu wa Taala adalah penyambung antara
keimanannya dengan amalan-amalan manusia di muka bumi ini. Sebagaimana kaedah
pengaliran iman yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. bahwasanya iman adalah sebuah
tashdiq bi-l-qalbi yang di ikrarkan bi-l-lisan dan di amalkan bilarkan Dengan itu di simpulkan
bahawa kita jangan memisah ketiga komponen yang telah kita perhatikan tadi (iman,ilmu dan
amal) karena pemisahan setiap komponen menjadikan islam itu janggal.

Kaitan antara iman, ilmu dan amal


Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah swt memberikan kehidupan yang sejahtera,

bahagia, dan damai kepada semua orang yang mau melakukan amal kebaikan yang diiringi
dengan iman, dengan yakin dan ikhlas karena Allah swt semata (QS. At Thalaq : ayat 2
3). Perbuatan baik seseorang tidak akan dinilai sebagai suatu perbuatan amal sholeh jika
perbuatan tersebut tidak dibangun diatas nilai iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran
Islam perbuatan manusia harus berlandaskan iman dan pengetahuan tentang pelaksanaan
perbuatan.

Sumber ilmu menurut ajaran Islam :

Wahyu , yaitu sesuatu yang dibisikkan dan diilhamkan ke dalam sukma serta isyarat
cepat yang lebih cenderung dalam bentuk rahasia yang disebut ayat Allah swt
Quraniyah

Akal , yaitu suatu kesempurnaan manusia yang diberikan oleh Allah swt untuk
berpikir dan menganalisa semua yang ada dan wujud diatas dunia yang disebut ayat
Allah Kauniyah

Allah swt akan mengangkat harkat dan martabat manusia yang beriman kepada Allah
swt dan berilmu pengetahuan luas, yang diterangkan dalam Q.S. Al Mujadalah : 11. Yang
isinya bahwa Allah akan mengangkat tinggi-tinggi kedudukan orang yang berilmu
pengetahuan dan beriman kepada Allah swt , orang yang beriman diangkat kedudukannya
karena selalu taat melaksanakan perintah Allah swt dan rasulnya, sedangkan orang yang
berilmu diangkat kedudukannya karena dapat memberi banyak manfaat kepada orang lain.
Islam tidak menghendaki orang alim yang digambarkan seperti lilin, mampu menerangi
orang lain sedang dirinya sendiri hancur, dan ini besar sekali dosanya, karena dapat
memberitahu orang lain dan dirinya sendiri tidak mau tau lagi juga tidak mengerjakan seperti
dalam Q.S. Ash Shaf : 3 yang menerangkan bahwa orang alim dan pandai hendaknya
menjadi contoh dan teladan bagi orang lain. Dibawah naungan dan lindungan Allah swt.
Iman, ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak dapat dipisahkan antara
satu dengan lainnya.

Diposkan oleh Asbar salim Senin, 30 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai