Menurut Berkhof, kejatuhan Napoleon disusul oleh reaksi yang hebat, raja raja yang
sebelumnya diusir dari tahtanya pada zaman Revolusi dan perang Napoleon sekarang
kembali. Dengan kerasnya mereka menindas segala revolusioner dan cita cita kedaulatan
rakyat, zaman ini disebut zaman restaurasi, karena hendak merestaurasi (membangun
kembali) keadaan yang lampau. Tetapi rakyat di Eropa telah sadar dan bangkit menuntut
haknya. Akhirnya timbul Revolusi di beberapa negeri pada 1848. Sejak itu Eropa mulai
diperintah menurut asas asas demokrasi.
Pasca perang Prancis-Jerman pada 1870-1871, timbullah masalah baru. Hasil besar
dari teknik dan kemajuan kapitalisme di lapangan perekonomian menimbulkan
berkembangnya industri dimana mana dan semakin bertambah kaum proletariat di kota kota.
Segala untung besar masuk ke kantong para pengusaha, tetapi kaum buruh hidup dalam
kemiskinan dan kemelaratan. Kaumindustri dimana mana dan semakin bertambah kaum
proletariat di kota kota. Segala untung besar masuk ke kantong para pengusaha, tetapi kaum
buruh hidup dalam kemiskinan dan kemelaratan. Kaum buruh mengatur kepentingannya
sendiri mereka berjuang untuk perbaikan sosial dan menentang kapitalisme. Gerakan ini
disebut sosialisme, yang bertambah kuat pada 1848. Kemudian pada tahun 1900 muncul
imperialisme.
B. Perkembangan Rohani
Seiring dengan perkembangan politik di atas, yang menunjukan tiga zaman pada abad
ini, yakni zaman reaksioner, konstitusionil, dan sosialisasi-imperialistis. Maka pada zaman ini
ilmu teologia berada di bawah pengaruh idealisme, liberialisme, dan naturalisme.
Pada zaman idealisme, zaman ini dipimpin oleh ahli filsafat Berlin Hegel yang
menyempurnakan idealisme Jerman. Agama Kristen dalam pemahamannya bersifat
panteistis, yang dalam pandangannya merupakan bentuk terindan dan tertinggi dari segala
agama. Berbeda dengan pendirian dan anggapan para pengikutnya, seperti David Friedrich
Strauss yang menyerang kebenaran Injil.
Karl Mark menghubungkan gerakan sosial dan kaum buruh dengan materialisme
baru, dengan menguraikan bahwa dalam tiap tiap waktu segala hidup rohani adalah hasil dari
keadaan perekonomian waktu itu. Dengan resmi kaum sosialis menerangkan bahwa agama
adalah partikula, tetapi Karl Mark mengajarkan bahwa agama bagaikan candu bagi rakyat.
Karena menurutnya gereja Kristen mencegah rakyat untuk ikut dalam “perjuangan golongan”
dengan menjanjikan selamat dan bahagia kepad amereka dalam surga nanti. Dalam abad 20
ajaran materialistis dan ateisitis dari mark itu dilksanakan dalam Republik Sovyet di Rusia
semenjak 1917.
Pada zaman reaksi sesudah tahun 1815 gereja di hormati lagi, bersama dengan segala
kuasa lain yang telah dihalau oleh revolusi Prancis. Sekarang gereja dijunjung karena
memelihara tradisi dan kuasa seperti sebelumnya. Hal ini tampak di Jerman yang menjadi
pusat Protestanisme. Pada 1817 tahun perayaan peringatan 300 tahun lahirnya pembaruan
gereja dan memjadi tahun lahirnya gerakan pembaruan.
1. Raja Prusia mengumumkan bahwa pertikaian antara golongan Luterhan dan Calvinis
perlu di hentikan, dan pada tahun 1817 mengadakan persatuan dua golongan itu
dalam satu gereja yang di sebut Union. Dari persatuan ini maka lahirlah tiga aliran
yaitu Lutheran, Calvinis, dan Union.
2. Pada 1817 lahir gerakan pembaruan Rohani yang bersifat Poetis.
3. Munculnya gerakan Neo-Luthernisme yang menjauhkan diri dari gerakan Pietis dan
semangat menentang Union.
4. Munculnya dua gerakan pembaruan di Inggris, yaitu Metodisme dan Anglikan.
5. Sesudah tahun 1830 tampilah gerakan Oxford diantara golongan Gereja Tinggi yang
mengutamakan gereja bersama kuasa dan tradisi, sesuai dengan haluan restaurasi,
bahkan golongan ini berniat menarik gereja Anglikan ke arah Khatolik.
6. Munculny agerakan pembangunan yang menimbulkan berdirinya gerej abebsa di
Jenewa dan Kanton Waadt yang dipimpin oleh Alexander Vinet di Swis di bagian
daerah yng berbahasa Prancis.
7. Gereja negara yang kurang terpengaruh oleh semangat zaman baru akhirnya mendapat
gerakan [embaruan, terletak di daerah Skandivania.
Gerakan liberal dalam gerej adi Inggris lebih kuat dan lebih tua, karena sudah ada
sejak tahun 1830, dengan menamakan dirinya gerakan Broad Church (gereja luas).
Pertentangan antara golongan Ortodoks dan liberal mengakibatkan perpisahan yang
mengakibatkan munculnya golongan Ortodoks yang bebsa di lingkungan Gereja Injil di
Prancis. Negeri yang paling di pengaruhi oleh liberalisme di gereja dan teologia, adalah
Swiss dan Belanda yang dari dulu menjadi benteng toleransi.
Zaman ini merupakan zaman perpisahan gereja dari negara. Dalam lingkungan gereja
baik sayap kanan (Ortodoks) maupun sayap kiri (Liberal) bergumul untuk mendapatkan
kekuasaan. Sayap kanan berjuang untuk memperthankan kuasanya dan kurang mengerti
bahwa pokok perkara dalam gereja bukanlah kekuasaan manusia, melainkan hak dan kuasa
Kristus. Sementara itu kaum cendikiawan dan kaum buruh semakin jauh dari gereja.
Semangat Pietisme mulai hidup kembali dalam gereja di Jerman dalam Gerakan
Persekutuan sebagai reaksi skularisme di sayap kiri dan terhadap semangat Taurat sayap
kanan. Muncul nya cita cita Goespel Injildi Amerika akibat dari hilngnya minat kekristenan.
Abad ini menjadi zaman perjuangan lahir dan batin bagi gereja Roma Katolik dan
hampir semua gereja mendapat kemenangan, setelah sebelumya gereja ini di duniawikan,
tetapi dalam beberapa tahun kemudian gereja ini mengalami perubaha. Terdapat dua hal yang
di perjuangkan Gereja Rum yaitu perjuangan politik dan perjuangan batin.
PEMIKIRAN TEOLOGI ABAD 19
Pada akhir abad ke 18 muncullah Imanuel Kant yang merupakan filsuf besar dalam
filsafat modern. Imanuel kant lahir di Konigberg (Prusia Timur). Kehidupannya sebagai filsuf
di bagi menjadi dua periode yaitu zaman pra kritis dan zaman kritis. Pada zaman kritis ia
menganut pendirian rasionalitas yang di rancangkan oleh wolf, tetapi karen apengaruh dari
Humme ia berangsur meninggalkan rasionalisme, dan Immanuel Kant mengatakan bahwa
hume lah yang membangunkan dirinya dari tidur dogmatisnya. Pada zaman kedua ia
menamakan filsafatnya sebagai sebagai kritisisme dan mempertentangkannya dengan
dogmatis. Menurutnya kritisisme adalah filsafat yang lebih terpengaruh dengan rasio.
Imanuel Kant mengatkan pada manusia terdapat perintah yang di sebut perintah
kategori, yaitu perintah yang mengharuskan orang berbuat untuk mentaati perintah itu. Tetapi
dalam prakteknya orang tidak dapat mematuhi perintah itu. Pemenuhan perintah itu yang
dilakukan secara sempurna jika di bantu dengan pertolongan Allah Swt. Pertolongan iu
memang ada sebab Allah menghendaki supaya orang memperoleh kebahagiaan. Adanya
harapan akan kebahagiaan inilah awal agama. Berdasarkan keyakinan ini, kant menolak
untuk mengangap, bahwa beragama (juga agama Kristen) berarti menyetujui dogma dogma
gereja sebagai kebenaran yang mutlak. Agama bukan soal akal, tetapi soal perbuatan
sebenarnya apa yang diajarkan dalam al-Kitab sebagai hal yang diwahyukan, dapat juga
diketahui melalui rasio murni.
Selain Hegel wakil utama dari golongan teologia yang memakai akal budi sebagai
dasar dari kaidah dogmatik, ialah guru besar J.H. Scholten Leiden (1811-1885). Dengan
teologinya ia menyambung pada Kekristenan Liberal dari abad ke XVI, yang rasionalistis dan
moralistis serta menjadi bapa dan pemimpini teologia liberal (pada abad 19 disebut modern)
di Belanda. Dalam kitabnya Ajaran Gereja Hervormd- Belanda, ia mencoba memasukan
pandangannya kedalam teologi para pembawa gereja. Akal budi adalah anti pati yang illahi
dari manusia. Selama manusia berpaut dengan nafsunya akal budi di gelapakan, itulah tingkat
hidup yang paling rendah yang disebut dosa manusia. Akal budi dibngun dan di haluskan
oleh Yesus, sehingga akal dianggap pernyataan tertinggi dari hikmat illahi. Jelasnya teologia
pada masa ini berusaha menegaskan bahwa agama Kristen adalah agama yang paling sesuai
dengan akal.
Pengaruh Hegel terasa di bidang ilmu Perjanjian Baru, yaitu dalam mazhab Tubingen
dengan Christian Baru (1792-1960) sebagai pendirinya. Perkembangan sejarah pembentukan
dogma dan gereja serta terjadinya kann perjanijian baru dilihat didalam terang tesis, antitesis
dan sintesis. Gagasan kedua belas rasul dipandang sebagai mewakili aliran Yudaisme, sebab
para rasul dipandang kurang mengerti ajaran Yesus. Kebalikan dari Mazhab diatas adalah
mazhab Erlangga, yaitu kelompok yang Ortodoks baik didalam Dogmatik maupun di dalam
Perjanjian Bearu. Tokoh yang terkenal di dalam perjanijin baru ialah Teodor Zahn (1838-
1933). Sedang tokoh yang terkenal di bidang dogmatik ialah J.Chr.K.Von Hifman. Ia
menggali bahan bahan dogmatik dari pengalaman kelahirannya sendiri sebagai yang
menjadikannya Kristen. Berdasarkan pengalamannya dogmatiknya mewujudkan suatu sistem
ucapan ucapan tentang apa yang ada pada manusia dalam persekutuannya dengan Allah dan
apa yang mendsarinya dan apa yang akan diilhami di masa yang akan datang. Hal yang
mendasari pengalaman pengalaman itu di temukannya ajaran tentang Trinitas, presdestinasi,
penciptaan, kejahatan manusia ke dalam dosa, karya kritis, kitab suci gereja, serta yang akan
dialami adalah eskatologi,
Salah satu tokoh yang terkenal pada akhir abad 19 ialah Theodorus Harnack (1851-
1930), seorang ahli sejarah gereja. Menurut Harnack dogma dalam konsepnya dan
perkembangannya muwujudkan suatu karya roh Yunani diatas dasar Injil. Maka yang dapat
mematahkan semua tradisi tradisi yang hingga kini membebani hati orang Kristen, bukan
tafsir dan bukan pula dogmatik, tetapi hanya hasil hasi; penelitian historis semata.
Menurut Hadiwijono ada tiga tema yang senantiasa diulang dalam pembelaannya atas
suatu pemikiran historis yang tak dogmatis dalam bidang agama dan teologi yaitu :
Ada satu Mazhab yang menengahi kedua mazhab diatas yaituVermitthangs Teologi
(Teologi Penengah) yang mengungkapkan gagasan modern dengan istilah istilah bahasa
ortodoks. Pemikirannya dimulai dari pendirian Scheleiermarcher yang subyektif dan
mencari hubungan antar agama Kristen dan filsafat Idealisme Hegel dan Scheling dan
dengan maksud membela kebenaran kristus di depan filsafat dengan cara spekulatif dan
mengungkapkan gagasan Kristiani sebagai gagasan yang paling masuk akal dan susila.
Diantara tokohnya yaitu JP Lange (1802-1884).
B. Teologi Perasaan
Pengaruh Romantik terhadap teologia lebih menekankan rasa. Teologia ini dipelopori
oleh F.Scheleirmacher (1763-1834), Scheleirmacher di sebut sebagai bapak teologi modern,
karena dialah yang mula mula secara sistematis memikirkan pertanyaan pertanyaan teologia
yang sebelumnya selalu dihindari oleh gereja. Pertanyaan pertanyaan sekitar keabsahan dari
catatan sejarah dalam al-Kitab, tentang penjelasan atas realita dan gejala gejala alam, tentang
natur dari otoritas dalam kehidupan agama, tentang keabsahan dari klaim setiap agama atas
kemurnian wahyu Allah yang merea miliki di tengah pluralitas agama di dunia.
a. Emosi atau perasaan manusia sebagai dasar teologi. Dalam buku pertamanya Uraian
uraian Tentang Agama (1799) ia menempatkan agama dalam bati (perasaan seseorang
sambil menerangkannya selaku cendrung dan nafsu kepada yang baka). Kalimat ini
bercorak pantei sdan tentuny atidak cocok dengan Injil.
b. Yesus sebagai guru, Scheleiermacher menjelasakan dalam agama di temukan guru
dan murid. Tetapi para murid tidak terikat dengan gurunya dengan ikatan buta. Bukan
guru yang mengambil murid, tetapi seorang guru baru bisa menjadi guru bila dipilih
oleh murid.
c. Ajaran Trinitas, menurutnya Trinitas bukan merupakan ajaran paling dasar untuk
orang Kristen. Ajaran ini merupakan kombinasi dan konklusi dari beberpa keyakinan
yang merupakan keyakinan pokok.
C. Teologi Kesusilaan
Dalam buku Tentang Rahmat Umum Calvinisme, suatu rentetan uraian yang di
ucapkan Kyuper di Amerika dan dalam buku teologinya yang terpenting Encylopedia
Theologia Suci. Dasar dasar Kyuper dalam kitab kitab itu ialah kenyataan yang berdasarkan
pengalaman bahwa ada dua macam manusia yang telah diperankan kembali dan yang belum
diperankan kembali. Kelahiran kembali itu adalah suatu prose yang tidak disadari. Dengan
pandangan ini Kyuper mengambil dasarnya pada asas teologi yang subyektif dan dari sana ia
melangkah kepada asas teologia yang obyektif yaitu pernyataan tuhan dalam firmnanya.
Historisme ialah pandangan hidup yang memutlakan segi historis dari kenyataan.
Sehingga segala kejadian dikembalikan kepada hasil hasil perkembangan sejarah semata.
Sementara aliran historisme di dalam teologia ialah agama dipandang sebagai gejala sejarah,
sehingga teologia berusaha untuk mempelajari sejarah Israel. Di Jerman Julias Wellhausen
(1844-1918) terkenal dalam pandangannya mengenai sejarah. Ia memperkembangkan suatu
sejarah dibawah filsafat Hegel.
PEMIKIRAN TEOLOGI
KONTEMPORER
ABAD 20 DI EROPA
Karl Bath lahir pada tahun 1886 dalam lingkungan keluarga yang cukup mendalami
studi teologi. Ayahnya sebagai profesor teologi di Basel. Karl Bath banyak belajar pada
teolog liberal, seperti Adolf Von Harnack, Wilhem Herman, yang tekanan beratnya diletakan
diatas kritis historis, sifat ilmiah, hubungan antara teologis dengan kebudayaan. Bertolak
pada kebutuhan memberitakan firman Tuhan serta mengingat situasi masa itu, Karl
memusatkan perhatiannya pada buku dan alasan pemberitaan itu.
Menurut Harvie M.Conn (2000: 24-30) garis besar analisanya dalam prespektif
teologis antara lain :
Rudolf Bultmann lahir tahun 1884 di desa wiefelstade, Jerman ayahnya merupakn
seorang pendeta dan neneknya adalah pendeta Lutheran. Metode yang dipakai Bultmann
ialah filsafat Heidegger tentang penganalisaan eksistensi. Bahan bahan atau material yang
menyusun teologinya ialah kritik historis dari teologi liberal, pengarahan kepada firman dan
iman dalam teologi dialektis degan ajaran reformatis tentang pembenaran dan filsafat
eksistensi Heidegger.
Dalam bukunya yang mengubah studi Perjanjian Baru ialah History of the Synoptic
Tradition (1921). Salah satu sumbangan Bultmann menurut Conn(200: 42-45), bahwa ia telah
mengkritik Perjanjian Baru.
Dalam abad 20 ada tiga teolog besar, yaitu Barth dan Bultman, serta yang ketiga
adalah Paul Tilich(1886-1965), yang dikenal sebagai teolog para teolog. Ketiga teolog ini
dipengaruhi oleh filsafat eksistensialis dan menerima sepenuhnya kritk para sarjana liberal
terhadap al-kitab. Sebagian alasan kepopuleran Tilichdalam dunia kademis ialah perhatiannya
yang besar dalam menghubungkan berita al-Kitab dengan situtasi zamannya, yang disebut
prinsip kolerasi antara pemikiran dan masalah masalah manusia dengan jawaban jawaban
yang diberikan oleh iman agamawi. Meurut Tillich dalam conn (2000:106-108) yaitu:
D. Teologi Sekularisasi
Salah satu kecendrungan besar dalam pemikiran di dunia Barat di abad 20 adalah
sekularisasi masyarakat . kecendrungan ini juga mempengaruhi teologia. Salah satu
pernyataan yang paling berani tentang manusia sekularisasi muncul dalam teologia
sekularisasi . dalam banyak ke ekstrimannya, gerakan ini menentang definisi tetapi menuntut
perhatian Gerakan Allah Mati,. Tetapi sebagai cabang teologia sekularis, terus berlangsung
mempengaruhi gereja jauh di luar ajaran ajarannya yang hanya diterima orang orang tertentu
saja.
Istilah sekularisasi menuntut Theo Huijbers (1992:245) berasal dari kata latin
saeculum, berari dunia, yaitu suatu perkembangan yang menunju kearah dunia. Selanjutnya
menurut Huijbers, proses skularisasi tidak berhenti di muka pintu agama. Lama kelamaan
semangat hidup juga menjadi skuler juga. Maka proses sekularisasi ini melalui dua tahap
yaitu sekularisasi dalam banyak bidang hidup kecuali bidang religius, dan sekularisasi dalam
bidang religius.
Kemudian menurut conn (2000:65), beberapa tema umum teologia ini yaitu :
a. Para teolog sekuler setuju bahwa problem problem dunia ini harus menjadi perhatian
utama dari orang Kristen.
b. Teolog sekuler setuju bahwa teologiapun harus mengekspresikan semangat
sekularisasi.
c. Teolog sekuler menuntut agar pembedaan antara dunia dan gereja harus di hapuskan.
d. Didalam teologi sekuler terdapat usaha mengurangi sebanyak mungkin segala bentuk
supranaturalisme.
Dalam perkembangannya, teologi ini banyak merugikan, menurut Huijbers(1999:250)
oleh sebab itu tidak sadar tentang batasnya sendiri.
a. Pada kenyataannya apa yang sakral itu diserang. Seakan akan inilah yang perlu
dihancurkan.
b. Dalam teologi ini tidak dipelajari gejala sekularisai sendiri, apa artinya itu, dimana
batasannya.
c. Ide sekularisasi sebagai desakralisasi tidak cukup untuk melukiskan situasi religius
zaman sekarang.
Sementara conn(1988: 67-68) mengkritisi apa yang telah dikemukakan oleh para teolog
sekularisasi yaitu :
a. Teolog teolog sekuler secara konstan menolak benar benar untuk memperhatikan
kesaksian al-Kitab tentang Allah, dunia dan manusia.
b. Teolog teolog sekuler menelorkan kekaguman yang kurang kritis terhadap prestasi
prestasi terhadap teknologi modern, dan kepandaian manusia sekuler.
c. Para teolog ini di dalam perlawanan mereka terhadap metafisika dan ontologi, yang
menyatakan tanda tanda khas dari gereja.
d. Para teolog sekuler di dalam menagsirkan kembali kekristenan secara konsisten
menolak pikiran apapun tentang eskatologi al-Kitabiah yang berakar pada suatu
kerajaan yang akan datang.
Teologia ini paling tidak memperlihatkan hal hal diatas sebagai sutau kerinduan untuk
menyatakan kembali kekristenan dalam istilah istilah yang dapat kokoh ditengah tengah
pemikiran modern.