Oleh:
Dandi Darmawan (7020230070)
Dicky Permana Sidik (7020230073)
Damar Tri Rahmadhani (7020230052)
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat-Nya tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah
yang berjudul “Hubungan Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Dengan
Kagaluhan”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Saya harap semoga makalah ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan masalah
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Aqidah
2.1.1 Pengertian Aqidah
2.1.2 Ruang Lingkup Aqidah
2.2 Definisi Iman
2.2.1 Implikasi Keimanan
2.3 Pembuktian adanya tuhan (Allah)
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
Keimanan Islam diawali dengan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang mutlak bernama Allah. Allah Maha Kuasa sifat, sifat dan perbuatannya, yang
disebut dengan tauhid. Tauhid adalah pilar utama keimanan dan landasan
fundamental dari semua keyakinan Islam.
iv
diperhatikan dan segera diingat bahwa kitab suci tersebut, tetap murni dan asli,
memuat kehendak Tuhan, hanya Al-Qur'an.
Konsekuensi logisnya adalah kita juga percaya bahwa ada rasul yang
mengkomunikasikan dan menjelaskan kehendak Tuhan kepada umat manusia,
untuk menjadi pedoman hidup dan cara menjalani hidup. Kehidupan ini dan
kehidupan ini pasti akan berakhir suatu saat nanti, sebagaimana ditegaskan dengan
tegas oleh kitab suci dan para rasul. Konsekuensi logisnya adalah kita meyakini
akan terjadi kiamat, saat seluruh kehidupan dan seluruh makhluk hidup akan
berakhir. Pada saat itu, Allah SWT dalam perbuatan-Nya akan mendatangkan
kehidupan baru yang bersifat baqa (abadi), tidak fana (sementara) seperti yang
kita lihat di alam saat ini. Dari uraian singkat di atas, tampak bahwa pokok-pokok
keyakinan Islam terangkum secara logis dan sistematis dalam istilah Rukun Iman.
Keyakinan dasar atau rukun iman inilah yang merupakan iman Islam.
v
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Aqidah
vi
qadha dan qadar Allah swt.
Sementara Ulama dalam kajiannya tentang aqidah islam
menggunakan sistematika sebagai berikut:
vii
2.1.3 Dalil-dalil Aqidah Islam
Dan firman-Nya:
َو َأِط يُعوا الَّرُسوَل َلَع َّلُك ْم ُتْر َحُم وَن
“Taatlah kalian kepada rasul semoga kalian dirahmati.”
(QS. An-Nuur: 56)
viii
Dan firman Allah SWT:
ُقْل َأِط يُعوا َهَّللا َو َأِط يُعوا الَّرُسوَل َفِإْن َتَو َّلْو ا َفِإَّنَم ا َع َلْيِه َم ا ُح ِّمَل َو َع َلْيُك ْم َم ا ُح ِّم ْلُتْم َو ِإْن ُتِط يُعوُه َتْهَتُدوا َو َم
ا َع َلى الَّرُسوِل ِإاَّل اْلَباَل ُغ اْلُم ِبيُن
“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul;
dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu
adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu
sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan
jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan
tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang”.
(QS. An-Nuur: 54)
ix
(QS. Ali Imran: 31)
Dan Allah Azza wajalla juga berfirman:
َفآِم ُنوا ِباِهَّلل َو َر ُسوِلِه الَّنِبِّي اُأْلِّمِّي اَّلِذ ي ُيْؤ ِم ُن ِباِهَّلل َو َك ِلَم اِتِه َو اَّتِبُعوُه َلَع َّلُك ْم َتْهَتُد وَن
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi
yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-
kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk”.
(QS. Al-A’raf: 158)
x
yang berasal dari al-Qur’an dan Hadits mutawatir. Meraka telah
membahas pula perkara qadar, qadha dan rizki, ajal, tawakal
kepada Allah, serta perkara hidayah (petunjuk) dan dlalalah
(kesesatan).
xi
Sedangkan aqidah yang diajarkan Rasulullah SAW ini telah
sukses mengatarkan masyarakat gurun yang tadinya menyembah
batu dan kurma berubah seratus delapan puluh derajat menjadi
tatanan masyarakat baru yang maju, modern dan berkebudayaan
tinggi.
xii
Artinya:
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain
Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.
Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka
melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik
Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka
menyesal)."
Berdasarkan redaksi ayat tersebut, iman identik dengan asyaddu
hubban lillah. Hub artinya kecintaan atau kerinduan. Asyaddu adalah kata
superlatif syadiid (sangat). Asyaddu hubban berarti sikap yang
menunjukkan kecintaan atau kerinduan luar biasa. Lillah artinya kepada
atau terhadap Allah. Dari tersebut tergambar bahwa iman adalah sikap
(attitude), yaitu kondisi mental yang menunjukkan kecenderungan atau
keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang-orang yang beriman kepada
Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk
mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya.
ِاَّنَم ا اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن اَّلِذ ْيَن ِاَذ ا ُذ ِكَر ُهّٰللا َو ِج َلْت ُقُلْو ُبُهْم َو ِا َذ ا ُتِلَيْت َع َلْيِه ْم ٰا ٰيُتٗه َزا َد ْتُهْم
ِاْيَم ا ًنا َّوَع ٰل ى َر ِّبِه ْم َيَتَو َّك ُلْو َن
Artinya:
xiii
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah
mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya,
dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka
bertawakal,"
ٰۤي َا ُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُک ُلْو ا ِم ْن َطِّيٰب ِت َم ا َر َز ْقٰن ُك ْم َو ا ْشُك ُرْو ا ِهّٰلِل ِاْن ُکْنُتْم ِاَّياُه َتْعُبُد ْو َن
xiv
memahami nilai-nilai dasar keislaman. Hal ini diperlukann,
agar terhindar dari berbagai fitnah. QS. Ali-Imran (3): 7.
ُهَو اَّلِذ ْۤي َاْنَز َل َع َلْيَك اْلِكٰت َب ِم ْنُه ٰا ٰي ٌت ُّم ْح َك ٰم ٌت ُهَّن ُاُّم اْلِكٰت ِب َو ُا َخ ُر
ُم َتٰش ِبٰه ٌت ۗ َفَا َّم ا اَّلِذ ْيَن ِفْي ُقُلْو ِبِه ْم َزْيٌغ َفَيَّتِبُعْو َن َم ا َتَش ا َبَه ِم ْنُه اْبِتَغٓاَء اْلِفْتَنِة َو ا
ْبِتَغٓاَء َتْأِوْيِلٖه ۚ َو َم ا َيْع َلُم َتْأِو ْيَلۤٗه ِااَّل ُهّٰللاۘ َو الّٰر ِس ُخ ْو َن ِفى اْلِع ْلِم َيُقْو ُلْو َن ٰا َم َّنا ِبٖه ۙ ُك ٌّل
ِّم ْن ِع ْنِد َر ِّبَناۚ َو َم ا َيَّذ َّك ُر ِاۤاَّل ُاوُلوا اَاْل ْلَبا ِب
Artinya:
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an)
kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang
muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang
lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya
condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat
untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya,
padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, "Kami
beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan
kami." Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali
orang yang berakal."
xv
mengatasi dan memecahkan suatu masalah maka ia mengidap
penyakit psikologis yang biasa disebut penyakit mental, yang
meliputi frustrasi, stres, depresi, dan lain-lain.
ٰي َبِنَّي اْذ َهُبْو ا َفَتَح َّسُسْو ا ِم ْن ُّيْو ُسَف َو َا ِخ ْيِه َو اَل َت۟ا ْيـَئُسْو ا ِم ْن َّرْو ِح ِهّٰللاۗ ِاَّنٗه اَل َي۟ا ْيـَئُس ِم ْن
َّرْو ِح ِهّٰللا ِااَّل اْلَقْو ُم اْلٰك ِفُرْو َن
Artinya:
xvi
Janji adalah hutang. Menepati janji berarti
membayar utang. Sebaliknya ingkar janji adalah suatu
pengkhianatan. QS. Al-Maidah: 1.
ٰۤي ـَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْۤو ا َاْو ُفْو ا ِبا ْلُع ُقْو ِد ۗ ُاِح َّلْت َلـُك ْم َبِهْيَم ُة اَاْل ْنَع ا ِم ِااَّل َم ا ُيْتٰل ى َع َلْيُك ْم َغْيَر ُمِح ِّلى
الَّصْيِد َو َا ْنـُتْم ُحُر ٌم ۗ ِاَّن َهّٰللا َيْح ُك ُم َم ا ُيِر ْيُد
Artinya:
5. Tidak sombong
xvii
lingkungan hidupnya. Seorang yang telah merasa dirinya
pandai, karena kesombongannya akan berbalik menjadi
bodoh lantaran malas belajar, tidak mau bertanya kepada
orang lain yang dianggapnya bodoh. Karena ilmu
pengetahuan itu amat luas dan berkembang terus, maka
orang yang merasa telah pandai, jelas akan menjadi bodoh.
Al-quran Surat Luqman (31) ayat 18, menyatakan suatu
larangan terhadap sifat dan sikap yang sombong. Firman
Allah. QS. Luqman (31): 18.
َو اَل ُتَص ِّعْر َخَّد َك ِللَّنا ِس َو اَل َتْم ِش ِفى اَاْل ْر ِض َم َر ًحاۗ ِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب ُك َّل ُم ْخ َتا
ٍل َفُخ ْو ٍر
Artinya:
xviii
kepada-Nya. dan bagaimana pula-cara bersyukur kepada-Nya, serta apa yang
disediakan untuk manusia sebagai balasan terhadap amalannya yang berupa
pahala dan ganjaran bagi yang mentaati perintah dan larangan-Nya, dan
siksaan bagi yang menentang-Nya.
Dan semuanya itu dibahas dengan perantaraan akal dan bukan dengan
perantaraan iman. Allah SWT meletakkan bukti-bukti keimanan dalam alam
sebagaimana menetapkan bukti-bukti (dalil-dalil) akal. Tetapi yang kami
bahas hanyalah yang berhu- bungan dengan dalil akal saja, agar manusia
mengetahui bahwa hukum akal dapat menunjukkan ribuan bukti dari ayat-ayat
(kekuasaan dan keagungan) Allah SWT, yang bersaksi bahwa tidak ada ilah
melainkan Allah.
xix
telah menciptakan langit dan bumi dalam masa enam hari, kemudian Dia
bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam pada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan diciptakan-Nya pula matahari, bulandan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk pada perintah-Nya, ingatlah
menciptakan dan memerintah itu hanyalah hak Allah, Maha suci Allah Rabb
semesta alam.” (Al Qur‟an Surat: Al A`raaf:54).
xx
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kesimpulan makalah ini, kita mencapai pemahaman yang lebih
mendalam tentang konsep Allah yang Maha Esa dan makna ketuhanan dalam
Islam. Aqidah dianggap sebagai pijakan utama dalam iman seorang Muslim, yang
memandu mereka untuk meyakini keesaan Tuhan. Dalam Islam, iman adalah inti
dari hubungan dengan Allah, dan ia mencakup keyakinan dalam Tuhan, para
malaikat, kitab suci, rasul-rasul, hari akhir, dan takdir Allah.
Kita juga mengeksplorasi beberapa argumen dan bukti yang digunakan untuk
mendukung keyakinan akan keberadaan Allah. Sementara Islam menekankan
pentingnya iman yang kuat tanpa melihat Allah secara langsung, argumen-
argumen ini memberikan landasan filosofis dan alamiah yang dapat memperkuat
keyakinan individu.
Penting untuk mengingat bahwa aqidah dan iman dalam Islam tidak hanya
merupakan konsep teologis, tetapi juga memberikan panduan bagi perilaku dan
etika dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim. Mereka membentuk dasar
keyakinan dan prinsip moral yang menjadi landasan kehidupan beragama.
Mengingat pentingnya konsep Allah yang Maha Esa dalam Islam, pendidikan
agama dan pemahaman yang benar sangat penting. Dalam dunia yang semakin
multikultural, dialog antar agama dan toleransi antar umat beragama menjadi
kunci untuk mempromosikan pemahaman dan kerukunan yang lebih baik di
antara berbagai komunitas agama.
3.2 Saran
Dalam konteks pembahasan ini, terdapat beberapa saran untuk pengembangan
lebih lanjut:
xxi
2. Mengembangkan Kesadaran Akan Keberagaman: Sarankan agar
individu menghormati dan menghargai beragam keyakinan agama dan
pandangan dalam masyarakat. Ini menciptakan lingkungan yang
inklusif dan mendukung dialog antar agama.
3. Penerapan Moral: Sarankan agar keyakinan akan Allah tercermin
dalam tindakan moral dan etika sehari-hari. Mengamalkan nilai-nilai
agama dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu cara terbaik
untuk meneguhkan keyakinan.
xxii