Anda di halaman 1dari 4

KONERVASI ORANG UTAN SUMATERA DAN HABITAT ASLINYA

I.Pendahuluan
Berberbagai kerusakan alam baik alami atau ulah manusia telah memberi pengaruh
yang sangat buruk terhadap populasi orangutan. Betapa tidak, hutan yang seyogianya menjadi
habitat dari orangutan sumatera dirusak, direbut dan di alih fungsikan oleh manusia secara
tidak terkendali. Maka tidaklah mengherankan apabila ada beberapa artikel bebas yang pernah
saya baca yang menyatakan bahwa orangutan akan punah dengan waktu yang tidak lama lagi.

Kerusakan dan pengrusakan hutan yang berlebihan telah merenggut setengah dari
angka normal dari orangutan. Dengan demikian, di tuntut peran serta semua civitas kalangan
untuk memainkan peran penting untuk menghentikan laju penurunan jumlah dari orangutan ini.

II.Permasalahan
Bagaimana pola penyelamatan orangutan sumatera yang ideal bagi dunia mahasiswa?

III. Pembahasan

III. 1. Spesies Orangutan Sumatera ( Pongo abelii )


Orangutan Sumatera adalah jenis orangutan yang paling terancam di antara dua
spesies orangutan yang ada di Indonesia. Dibandingkan dengan 'saudaranya' di Borneo,
orangutan Sumatera mempunyai perbedaan dalam hal fisik maupun perilaku. Spesies yang
saat ini hanya bisa ditemukan di propinsi-propinsi bagian utara dan tengah Sumatera ini
kehilangan habitat alaminya dengan cepat karena pembukaan utan uantu perkebunan dan
pemukiman serta pembalakan liar.
Tahun demi tahun, selalu terdengar kabar bahwa populasi hewan-hewan langka milik
Indonesia selalu berkurang. Seperti yang dialami oleh Orangutan Sumatera. Tak pernah
terdengar kabar jumlah populasi meningkat. Lihat saja faktanya, Pada tahun 1990-an,
diperkirakan mamalia khas Sumatera ini hidup di hutan Sumatera Utara, tepatnya di Bukit
Lawang kira-kira sebanyak 2000-an ekor. Sedangkan jumlah keseluruhannya di Indonesia
mencapai angka 7000-an ekor. Sedangkan saat ini, di Bukit Lawang, Langkat, jumlahnya tak
sebanyak itu lagi. Turun drastis ke angka 400-an ekor di Sumatera Utara. Atau hanya 20 persen
dari jumlah 20 tahun lalu. Kondisi populasinya di seluruh hutan Indonesia pun jauh berbeda.
Jumlah keseluruhan saat ini hanya sekitar 2000-an ekor saja. Atau turun 70 persen dari tahun
1990-an. Penyebab menurunnya secara drastis populasi Orangutan Sumatera adalah
perambahan hutan oleh pihak-pihak yang tak bertanggungjawab. Akibatnya Orangutan terpaksa
keluar dari kawasan hutan dan mati karena tidak bisa bertahan hidup di luar hutan. ( Tribun
News.com )
Orangutan menyukai hutan hujan tropis dataran rendah sebagai tempat hidupnya,
sehingga perlindungan ekosistem tersebut sangat penting untuk menjamin kelangsungan
hidup satwa itu. Orangutan dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan
dipterokarpus perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar, rawa
gambut, tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke hutan pegunungan. Di Borneo
orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl), sedangkan
kerabatnya di Sumatera dilaporkan dapat mencapai hutan pegunungan pada 1.000 m dpl.
(sumber: buku Soehartono, Toni .dkk. . 2007 Strategi Dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan
Indonesia 2007- 2017 .Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Departemen Kehutanan Republik Indonesia.)

III.2. Ancaman dan hal hal yang menyebabkan kelangkaan Orangutan Sumatera
Populasi primata di Indonesia khususnya Owa, Siamang, dan Orangutan berada di
ambang kepunahan. Banyak hal yang menyebabkan kelangkaan pada hewan khususnya
primata di Indonesia. Antara lain karena adanya perburuan liar, perambahan hutan, pembukaan
lahan untuk perkebunan, pembukaan areal tambang yang tidak terkendali, dan perdagangan
illegal. Dalam kasus Orangutan misalnya. Perdagangan Orangutan (Pongo abelii ) masih kerap
kali terjadi meski sudah ada undang-undang yang melarangnya. Para ahli tegas menyatakan,
manusialah penyebabnya. Hal ini memang seharusnya menjadi perhatian kita. Karena ternyata
kitalah subjek utama dalam hal perusakan lingkungan hidup kita sendiri.
Selain variabilitas iklim, faktor perubahan iklim akan lebih memberikan dampak yang permanen
terhadap habitat orangutan. Perubahan iklim akan menyebabkan perubahan pola curah hujan
secara regional, sehingga akan merubah siklus hidrologi suatu wilayah. Akibatnya, ketersediaan
air untuk hutan berubah sehingga dapat mengganggu konservasi hutan untuk masa yang akan
datang. Perubahan iklim juga dapat merubah kondisi ideal bagi kelangsungan hidup orangutan.
(sumber: buku Suhud, M, Saleh, C, 2007 (eds). Dampak Perubahan Iklim Terhadap Habitat
Orangutan. WWF-Indonesia, Jakarta, Indonesia)

III. 3. Upaya Konservasi Dan Perlindungan Orangutan Sumatera


Kondisi orangutan yang sangat memprihatinkan telah mendorong para peneliti, pelaku
konservasi, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencari solusi terbaik yang
dapat menjamin keberadaan primata itu di tengah upaya negara menyejahterakan
masyarakatnya.

Dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh mahasiswa , donasi berupa materi memang
bukan merupakan momok yang pas, tetapi dari kerterbatasan tersebut, terdapat banyak potensi
yang dapat sebagai upaya konservasi orangutan sumatera, antara lain:
a. Edukasi :
Pertama harus mengedukasi diri tentang apa saja itu penyebab dari berkurangnya
populasi orangutan sumatera, bagaimana idealisnya kondisi habitat dari orangutan
sumatera dan hal-hal apa saja yang sebaiknya dilakukan demi mempertahankan habitat
dan populasi orangutan sumatera tetap terjaga dengan baik. Sebagai mahasiswa itu harus
sigap dan kritis serta update terhadap semua info yang penting dan terbaru, terlebih lagi
sekarang dengan kecanggihan teknologi yang tersedia tidaklah menjadi suatu momok yang
susah lagi dalam langkah pertama ini.

b. Publikasi melalui akun sosial, dan poster.


Sebagai seorang mahasiswa yang notabene sibuk dengan urusan kuliah, menurut saya
,upaya penyelamatan spesies yang terancam punah ini dengan cara kedua ini cukup menarik
dan cukup efektif walaupun kita tidak mempunyai banyak waktu. yaitu dengan cara membuat
poster, foto, kata-kata maupun infograph mengenai apa yang terjadi dan apa yang harus
kita lakukan untuk menjaga spesies terancam punah ini. Sama halnya dengan upaya
konservasi Orangutan Sumatera. Pada saat kita tidak mempunyai waktu untuk menulis kata
yang belum dimengerti orang, kita hanya perlu membuat poster atau menampilkan foto
mengenai betapa kejamnya perlakuan orang-orang terhadap orangutan sumatera, bagaimana
orangutan hidup di masa sekarang ini, bagaimana mereka mencari makan ditengah tempat
tinggal mereka yang semakin hilang. Dengan metode ini ,kalangan mahasiswa dapat
berkontribusi dengan hanya menyebarkannya melalui media sosial yang ada sehingga orang-
orang dapat mengerti dan menyadari perilaku yang manusia perbuat terhadap orangutan ini.
Sampai akhirnya gambar ini pula yang dapat sampai mengubah perilaku dari pihak yang kurang
bertanggung jawab . seperti yang telah penulis lakukan menempel poster di beberapa titik
dalam kampus Unsyiah tercinta ini, dan juga gambar-kata yang di sosialkan dibeberapa akun
sosial media .
c. Membuat penyuluan / seminar terbuka
Dengan membentuk sebuat tim di dalam/diluar kampus, dan berupaya mencari relasi yang
juga memiliki tujuan untuk konservasi orangutan sumatera, maka penulis berinisiatif
mengadakan kegiatan ini yang cukup efektif dalam memberikan edukasi yang mengubah pola
pikir masyarakat yang tidak tau menjadi tau dan mungkin menjadi ikut bergabung untuk turut
dalam kegiatan konsrvasi orangutan sumatera. Penyuluhan atau seminar terbuka tersebut akan
lebih baik bila ada pemateri yang telah berwawasan luas , dengan beberapa agenda, antara
lain penyakit zoonosis jika memelihara orangutan yaitu bahaya TBC, dan Hepatitis B yang
juga bisan terjangkit pada orangutan, habitat orangtan yang dirusak oleh manusia, dan jumlah
orangutan yang berada di zona hampir punah, yang merupakan bahasan yang cukup menarik
untuk di edukasikan ke masyiarakat awam yang tentu saja hal ini aka menyadarkan
masyiarakat utntuk tidak lagi mengadopsi atau memelihara orangutan dikawasan rumah
mereka.
d. Mengadakan penelitian
Dengan cukup lamanya orangutan dalam sekali mengandung, saya jadi tertarik untuk
menemukan hal yang dapat membuat produksi orangutan lebih cepat dan efektif waktu dalam
menghasilkan individu baru, seperti inseminasi buatan yang mempermudah dalam memperoleh
sperma walau di jarak yang jauh sekalipun tanpa repot-repot lagi membawa penjantan, atau
bahkan pembuatan hormon buatan yang merangsang supaya tidak lagi Cuma satu folikel yang
matang dan terovulasi, melainkan dapat lebih dari satu untuk menggandakan individu baru
sekali di lahirkan, serta pertolongan yang baik terhadap orangutan yang menderita berbagai
penyakit dengan mengesampingkan euthanasia yang akhir-akhir ini kerap dilakukan oleh
petugas veteriner, karena itu juga turut mengurangi populasi orangutan secara disen
IV.Penutup

Kesimpulan

.1 .Orangutan Sumatera merupakan satu spesies tersendiri yang dikenal sebagai Pongo abelii,
sedangkan Orangutan Kalimantan terbagi menjadi 3 sub-spesies yaitu Pongo pygmaeus-
pygmaeus, Pongo pygmaeus wurmbi, dan Pongo pygmaeus morio.
2. Orangutan Sumatera merupakan salah satu spesies yang masuk dalam kategori terancam
punah (critically endangered).
3. Orangutan Sumatera saat ini hanya dapat dijumpai secara alami di bagian utara Pulau
Sumatera, meskipun saat ini sedang dilakukan upaya reintroduksi orangutan Sumatera di
Jambi. Sedangkan orangutan Kalimantan tersebar di seluruh pulau Kalimantan.
4. Penyebab kelangkaan dari orangutan sumatera antara lain : kehilangan hutan, pembangunan
jalan, ekspansi perkebunan, perburuan liar dan penangkapan oleh penduduk sekitar dengan
tujuan pemeliharaan pribadi.
5. Langkah konservasi yang dilakukan antara lain : edukasi (pendidikan), publikasi, penyuluhan
dan penelitian terkait dengan orangutan sumatera.

V. Daftar Pustaka
Soehartono, Toni .dkk. . 2007 Strategi Dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia
2007- 2017 .Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen
Kehutanan Republik Indonesia.

Suhud, M, Saleh, C, 2007 (eds). Dampak Perubahan Iklim Terhadap Habitat Orangutan. WWF-
Indonesia, Jakarta, Indonesia

Kuswanda,Wanda dan Pudiatmoko, Satyanto. 2012. Seleksi Tipe Habitat Orangutan


Sumatera (Pongo Abelii Lesson 1827) Di Cagar Alam Sipirok, Sumatera Utara . Ypgyakarta :
Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada.

Sumber: ( Tribun News.com

Anda mungkin juga menyukai