PROPOSAL
OLEH:
APRILIYANI PUTRI PANGARIBUAN NPM 174301001
PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
pada Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien
OLEH:
APRILIYANI PUTRI PANGARIBUAN NPM 174301001
i
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
OLEH:
APRILIYANI PUTRI PANGARIBUAN
NPM. 174301001
Disahkan Oleh :
Dekan,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha
Krim Anti-Aging Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata L.)”. Proposal
ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan tugas akhir Sarjana
Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien Apt. Yessi Febriani S.Farm., M.Si. , yang
telah memberikan bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan. Bapak Prof. Dr.
tulus dan ikhlas selama penulisan proposal ini berlangsung. Ibu Dra. Hj.
Juwairiah, M. Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini. Bapak dan Ibu staf
pengajar Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien yang telah mendidik
selama perkuliahan dan Ibu Dra. Sudewi., M.Si., Apt., selaku penasehat akademik
perkuliahan.
doa, dukungan, semangat, dan pengorbanan baik moril maupun materil dalam
iii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis
menerima kritik dan saran demi kesempurnaan proposal ini. Akhir kata penulis
dibidang farmasi.
Penulis,
NPM. 174301014
iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini menyatakan bahwa proposal yang saya buat adalah asli karya sendiri
dan bukan plagiat. Apabila di kemudian hari diketahui proposal saya tersebut
terbukti plagiat karena kesalahan sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun
oleh Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak
Dhien. Saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dan dalam
keadaan sehat.
Penulis,
NPM. 174301001
v
UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN KRIM ANTI-AGING EKSTRAK
ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata L.)
ABSTRAK
Latar belakang: Paparan sinar UV merupakan salah satu penyebab terbentuknya
radikal bebas yang berujung pada penuaan dini. Daun sirsak mengandung
flavonoid yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan untuk mencegah
penuaan dini akibat radikal bebas. Sifat umum sediaan krim ialah mampu melekat
pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum
sediaan ini dicuci atau dihilangkan.
Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk memformulasikan ekstrak etanol daun sirsak
dalam bentuk sediaan krim, serta menguji efektivitas anti-aging terhadap kulit
punggung tangan sukarelawan.
Metode: Ekstrak etanol daun sirsak dikarakterisasi dan diidentifikasi senyawa
kimia, kemudian serbuk simplisia diekstraksi dengan pelarut etanol 96% secara
maserasi, maserat yang diperoleh diuapkan dengan rotary evaporator. Krim
diformulasikan dengan menambah ekstrak etanol daun sirsak masing-masing
dengan konsentrasi 2,5; 5; 7,5; 10% pada basis krim. Evaluasi terhadap sediaan
krim anti-aging meliputi pemeriksaan organoleptis, uji iritasi dan uji efektivitas
anti-aging menggunakan alat skin analyzer meliputi kelembapan, kehalusan, besar
pori, banyaknya noda dan keriput. Pengukuran dilakukan sekali dalam seminggu
selama empat minggu.
vi
EFFECTIVENESS TEST OF ANTI-AGING CREAM OF
ETHANOL EXTRACT OF SOURSOP LEAVES (Annona
muricata L.)
ABSTRACT
Background: UV exposure is one of the causes of free radicals that lead to skin
aging. Soursop leaves contain flaonoids that have the ability as antioxidant to
prevent premature due to free radicals. The general characteristic of cream
preparations is that they are able to stick to the surface of the place of use for a
long time before they are washed or removed.
Purpose: The purpose of this research is to formulate the ethanol extract of
soursop leaves in the form of cream preparations and to test the effectiveness of
anti-aging on volunteer skin.
Method: Ethanol extract of soursop leaves was characterized and identified as
chemical compounds, then simplicia powder was extracted with 96% ethanol by
maceration, the macerate is evaporated with a rotary evaporator. The cream is
formulated by adding the ethanol extract of soursop leaves each with a
concentration of 2.5; 5; 7.5; 10% on cream base. Evaluation of anti-aging cream
preparations were organoleptic, irritation and anti-aging effectiveness by using a
skin analyzer include moisture, evenness, pores, spot and wrinkles. Measurement
were taken once a week for four weeks.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1,5m2 dengan
berat kira-kira 15% berat badan. Penampilan kulit yang sehat dapat dilihat dari
struktur fisik kulit berupa warna, konsistensi kelembaban, kelenturan, tebal dan
Penuaan merupakan proses yang alamiah dan tidak ada seorang pun yang
pada wajah mulai bermunculan. Seperti munculnya kerutan atau garis-garis halus
yang muncul diarea sudut mata, kening dan sekitar bibir. Bila garis-garis halus
bebas yang berujung pada penuaan kulit, untuk menetralkan radikal bebas tubuh
karena itu, sediaan anti-aging atau anti penuaan dianggap penting untuk
disebabkan oleh sinar UV atau disebut photoaging pada kulit atau produk yang
2009).
1
Ada banyak tanaman yang dapat menjadi sumber antioksidan alami seperti
kayu, biji, daun, buah, akar, bunga maupun serbuk sari (Sarastani dkk., 2002).
berbagai macam penyakit degeneratif dan kanker yang disebabkan oleh radikal
bebas dengan cara menetralkannya. Salah satu tanaman yang dikenal memiliki
aktivitas penangkapan radikal bebas adalah daun sirsak (Annona muricata L.).
menyebabkan penuaan dini (Budiman dkk., 2018). Uji pendahuluan terhadap daun
sirsak (Annona muricata L.) menunjukkan hasil yang positif terhadap senyawa
aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sirsak urutan ke-4 dan ke-5,
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak memiliki IC50 sebesar 33,04𝜇𝜇g/ml.
yang tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5
Seperti yang dipaparkan oleh Apriliana dan Syafira (2016) menyatakan sejak
tahun 2010 buah sirsak diketahui dapat berkhasiat untuk mengobati disentri,
empedu akut, dan kencing batu. Daunnya juga berfaedah untuk mengatasi luka
2
borok, bisul, kejang, jerawat, dan kutu rambut. Dalam hal ini daun yang
adalah bentuk sediaan krim (Ansel, 2008). Krim adalah sediaan setengah padat
berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar (Ditjen POM RI, 1979). Sediaan ini sangat mudah diaplikasikan
pada kulit dan mudah menyerap ke dalam kulit (Anief, 2006). Sifat umum sediaan
krim ialah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang
cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan (Anwar, 2012).
Berdasarkan tipe emulsi, m/a lebih banyak digunakan sebagai basis obat yang
dapat tercuci dengan air untuk tujuan kosmetik umum (Lachman dkk., 1994).
viskositas dengan parameter 2000-50000 cp, daya sebarnya dengan parameter 5-7
cm serta stabil selama penyimpanan 21 hari. Hasil uji ekstrak etanol daun sirsak
terhadap aktivitas penangkapan radikal bebas diperoleh nilai IC50 sebesar 33,3333
ppm. Krim ekstrak etanol daun sirsak memiliki aktivitas penangkapan radikal
etanol daun sirsak (Annona muricata L.) dengan konsentrasi 2,5; 5; 7,5 dan 10%
3
1.2 Perumusan Masalah
b. Apakah krim ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) memberikan
1.3 Hipotesis
adalah :
b. Krim ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) memberikan efek
4
1.4 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) dapat
b. Untuk mengetahui efek anti-aging dari ekstrak etanol daun sirsak (Annona
muricata L.)
daun sirsak (Annona muricata L.) dalam bidang kosmetika yaitu sebagai krim
anti-aging.
Kerangka pikir penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat
dan parameter.Variabel bebas terdiri dari formulasi krim ekstrak etanol daun
5
Variabel bebas ` Variabel Terikat Parameter
Konsentrasi
− 0%
− 2,5%
− 5%
− 7,5%
− 10%
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
nangka sebrang, nangka landa (Jawa); nangka walanda, sirsak (Sunda); nangka
7
2.1.3 Morfologi Tumbuhan
tuanya berwarna hijau tua, sedangkan daun muda berwarna hijau kekuningan.
Daun sirsak tebal dan agak kaku dengan urat daun menyirip atau tegak pada urat
2008). Selain itu daun dan biji tanaman Annona muricata L. dapat berguna
Dalam daun, biji, kulit batang, buah, dan akar sirsak mengandung banyak
senyawa kimia yang aktif secara biologi yang disebut Annonaceous acetogenin.
dkk., 2013).
8
2.2 Simplisia dan Ekstrak
2.2.1 Simplisia
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa
hewani atau simplisia pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia berupa
tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan (Ditjen POM dan
DPOT, 2000).
2.2.2 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
di simplisia dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi dan hal ini
memudahkan zat berkhasiat dapat diatur dosisnya (Anief, 2006). Ekstraksi adalah
kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari
bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut cair yang sesuai.
aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara
9
Menurut Ditjen POM dan DPOT (2000), beberapa metode ekstraksi yang
1. Cara Dingin
dan seterusnya.
ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara,
2. Cara Panas
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
b. Soxhlet, adalah ekstraksi yang menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan
10
c. Digesti, adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum
d. Infus, adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98°C )
e. Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30°C)dan temperatur
2.3 Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia.Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1,5m2 dengan
berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ esensial dan vital serta
dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan lokasi tubuh
(Wasitaatmadja, 1997).
Menurut Muliyawan dan Suriana (2013) kulit memiliki berbagai fungsi bagi
a. Proteksi
lingkungan luar. Misalnya pelindung dari sinar matahari, zat-zat kimia, perubahan
11
b. Thermoregulasi
Kulit akan menjaga suhu tubuh agar tetap optimal. Keringat yang keluar
pada saat suhu udara panas berfungsi untuk mendinginkan tubuh. Keluarnya
keringat adalah salah satu mekanisme tubuh untuk menjaga stabilitas temperatur.
c. Organ sekresi
Kulit juga berfungsi sebagai organ untuk melepaskan kelebihan air dan zat-
d. Persepsi sensoris
Sebagai alat peraba, kulit akan bereaksi pada perbedaan suhu, sentuhan, rasa
e. Absorpsi
Beberapa zat tertentu bisa diserap masuk ke dalam tubuh melalui kulit.
lapisan utama terdiri : 1) Lapisan epidermis atau kutikel; 2) Lapis dermis (korium,
A. Lapisan epidermis
Lapisan ini terletak paling atas, tahan akan air, tipis dan sebagian besar
terdiridari sel-sel mati. Lapisan ini terdiri dari lima lapisan sel yaitu:
Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak
air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, jenis protein yang tidak larut
12
b. Lapisan jernih (stratum lucidum)
jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak
kaki. Antara stratum lucidum dan stratum granulosum terdapat lapisan keratin
tipis yang disebut rein’s barrier yang tidak bisa ditembus (impermeable).
berintimengkerut.
Memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan
oval.Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein.
Cairan limfe masih ditemukan mengitari sel-sel dalam lapisan malphigi ini.
sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya
keratinosit.
B. Lapisan dermis
Lapisan dermis jauh lebih tebal daripada epidermis, terbentuk oleh jaringan
elastis dan fibrosa padat dengan elemen selular, kelenjar, dan rambutsebagai
a. Pars papilaris yaitu bagian yang menonjol ke dalam epidermis, berisi ujung
13
b. Pars retikularis yaitu bagian bawah dermis yang berhubungan dengan
C. Lapisan subkutan
Lapisan subkutan terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya. Sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir
karena sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang
makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan
saluran getah bening. Tebal jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokasi, di
abdomen 3 cm, sedangkan di daerah kelopak mata dan penis sangat tipis. Lapis
1. Kulit normal
Merupakan kulit ideal yang sehat, memiliki pH normal, kadar air dan
kadarminyak seimbang, tekstur kulit kenyal, halus, lembut dan pori-pori kulit
kecil.
2. Kulit berminyak
14
3. Kulit kering
Adalah kulit yang tampak kasar, kusam, kulit mudah bersisik, terasa kaku,
4. Kulit kombinasi
Merupakan jenis kulit kombinasi antara kulit wajah kering dan berminyak.
5. Kulit sensitif
tertentu, misalnya suhu, cuaca, bahan kosmetik atau bahan kimia lainnya yang
menyebabkan timbulnya gangguan kulit seperti kulit mudah menjadi iritasi, kulit
2.4 Kosmetik
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan
pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian
luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
dapat berasal dari tumbuhan dan bahan aktif yang berasal dari hewani (Prianto,
2014).
15
2.5 Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau
minyak dalam air, tetapi batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang
terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak
atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa krim mempunyai dua tipe yaitu
air dalam minyak (a/m) dan minyak dalam air (m/a). Sifat umum sediaan
pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau
1. Asam stearat
pengemulsi. Konsentrasi asam stearat yang biasa digunakan dalam formulasi krim
berkisar antara 1–20%. Asam stearat dapat larut dalam propilen glikol (Rowe
dkk., 2009).
2. Setil alkohol
16
konsistensi. Setil alkohol seringkali digunakan dalam sediaan krim karena sifatnya
3. Propilen glikol
Propilen glikol adalah cairan jernih, tidak berwarna, kental, tidak berbau,
rasa manis, agak sangit menyerupai gliserin. Bahan ini dapat berfungsi sebagai
pelarut pembantu yang dapat bercampur dengan air (Rowe dkk., 2009).
4. Trietanolamin
berwarna kuning pucat yang mempunyai bau agak menyerupai amoniak. TEA
pembentukan emulsi. TEA jika dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat
atau asam oleat akan membentuk sabun anionik yang dapat berfungsi sebagai
pengemulsi untuk menghasilkan emulsi minyak dalam air yang stabil (Rowe dkk.,
2009).
5. Metil paraben
formulasi kosmetika, produk makanan, dan bidang farmasi. Khasiat pengawet dari
5%. Konsentrasi pengawet ini biasa digunakan dalam sediaan topikal berkisar
17
2.6 Penuaan Dini
2.6.1 Definisi
Penuaan dini adalah proses penuaan kulit yang lebih cepat dari waktunya,
dapat terjadi saat umur memasuki usia 20–30 tahun. Pada usia muda, regenerasi
kulit terjadi setiap 28–30 hari regenerasi semakin melambat seiring dengan
hari. Organ tubuh yang bertanggung jawab terhadap elastisitas dan kehalusan kulit
adalah lapisan dermis. Jika usia semakin bertambahnya, maka regenerasi kulit
Penuaan dini yang dialami oleh kulit memiliki tanda-tanda fisik sebagai
berikut:
Muncul di area yang sering terpapar sinar matahari seperti pada daerah
3. Kulit kasar
Rusaknya kolagen dan elastin akibat paparan sinar matahari membuat kulit
4. Pori-pori membesar
18
2.6.3 Penyebab Penuaan Dini
proses penuaan dini, baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik. Beberapa
a. Faktor intrinsik
intrinsik terjadi secara lambat, terus menerus dan degradasi jaringan yang
ireversibel. Ada berbagai faktor internal yang berpengaruh pada proses penuaan
kulit, yaitu:
1. Umur
Umur adalah suatu faktor fisiologik yang menyebabkan kulit akan menjadi
tua. Umur bertambah setiap hari dan secara perlahan tetapi pasti proses menua
terjadi.
2. Ras
Berbagai ras manusia mempunyai perbedaan struktural dan faal tubuh dalam
dalam mempertahankan diri, misalnya dalam jumlah pigmen melanin pada kulit.
Orang kulit putih lebih mudah terbakar sinar matahari daripada kulit berwarna
sehingga pada kulit putih lebih mudah terjadi gejala-gejala kulit menua secara
dini.
3. Genetik
Para ahli yakin bahwa faktor genetik juga berpengaruh terhadap proses
19
4. Hormonal
kehidupan sel secara baik. Pada wanita yang menopause, penurunan produksi
b. Faktor ekstrinsik
Lingkungan hidup manusia yang tidak nyaman bagi kulit dapat berupa suhu,
kelembapan, polusi dan terutama sinar ultraviolet. Sinar matahari adalah faktor
lingkungan terbesar yang dapat mempercepat proses penuaan dini karena sinar
matahari dapat merusak serabut kolagen kulit dan matriks dermis sehingga kulit
menjadi tidak elastis, kering, dan keriput atau sering disebut dengan photoaging.
Anti-aging atau anti penuaan adalah segala bentuk sediaan atau produk yang
dapat memperlambat atau mencegah proses penuaan dini (Prianto, 2014). Dalam
hal ini, proses penuaan yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti timbulnya
penampilan tetapi juga dapat memperbaiki struktur dasar kulit yang rusak,
20
2.7.1 Fungsi dari Produk Anti-Aging
yaitu:
kulit. Zat ini berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang dapat merusak
jaringan kulit. Radikal bebas juga disinyalir sebagai penyebab penuaan dini pada
kulit, karena serangan radikal bebas pada jaringan dapat merusak asam lemak dan
perawatan kulit selalu mengandung senyawa antioksidan sebagai salah satu bahan
untuk melindungi kulit dari pengaruh radikal bebas yang menjadi salah satu faktor
21
2.8 Skin Analyzer
mendiagnosa keadaan pada kulit. Skin analyzer dapat mendukung diagnosa dokter
yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas namun mampu memperlihatkan sisi
lebih dalam dari lapisan kulit, dengan mode pengukuran normal dan polarisasiskin
22
BAB III
METODE PENELITIAN
etanol daun sirsak (Annona muricata L.), formulasi sediaan krim anti- aging,
sediaan, penentuan stabilitas sediaan, uji iritasi terhadap kulit sukarelawan dan uji
3.1 Alat
3.2 Bahan
kloralhidrat, toluena p.a, kloroform p.a, HCl p.a, H2SO4 p.a, larutan pereaksi
Mayer, Bouchardat, Dragendorff, serbuk Mg, amil alkohol p.a, timbal (II) asetat,
isopropanol p.a, metanol p.a, H2SO4 p.a, FeCl3, n-heksana p.a, asam asetat
anhidrida, aquadest, asam stearat, setil alkohol, propilen glikol, trietanolamin p.a,
23
nipagin, parfum, ekstrak etanol daun sirsak, biru metil, larutan dapar pH asam (pH
3.3 Sukarelawan
tumbuhan yang sama dengan daerah lain. Bahan tumbuhan yang digunakan
adalah daun sirsak yang diambil dari daerah Dusun 4, Desa Durin
Utara. Daun yang digunakan adalah daun lembar ke-4 dan 5 dari pucuk.
24
3.4.3 Pengolahan Sampel
Sampel yang diuji dalam penelitian ini adalah daun sirsak. Daun sirsak yang
masih segar dicuci hingga bersih. Lalu daun dipisahkan dari tangkai kemudian
yang suhunya ±40°C. Simplisia yang telah kering diblender menjadi serbuk dan
ditimbang.
air suling bebas karbon dioksida sebanyak 100 mL (Ditjen POM, 1995).
Sebanyak 1,4 g air raksa (II) klorida dilarutkan dalam air suling hingga 60
mL, pada wadah lain ditimbang 5 g kalium iodida lalu dilarutkan dalam 10 mL air
25
suling, kedua larutan dicampurkan dan ditambahkan air suling hingga diperoleh
nitrat pekat, pada wadah lain ditimbang sebanyak 27,2 g kalium iodida, dilarutkan
memisah sempurna. Larutan yang jernih diambil dan diencekan dengan air suling
asam asetat anhidrida ke dalam campuran tersebut dan dinginkan (Ditjen POM,
1995).
26
3.6 Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia
penetapan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu total,dan
simplisia daun sirsak dengan cara memperhatikan warna, bentuk dan tekstur
sampel.
simplisia dengan cara serbuk simplisia ditaburkan di atas kaca objek yang telah
ditetesi larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati di
bawah mikroskop.
Prosedur kerja:
1. Penjenuhan toluena:
menit dan volume air pada tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml.
labu alas bulat berisi toluena tersebut, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit,
27
setelah toluena mendidih kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetes perdetik
sampai bagian air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluena.
sampai suhu kamar, setelah air dan toluena memisah sempurna volume air dibaca
sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air
kloroform (2,5 mL kloroform dalam air suling 1000 mL) dalam labu bersumbat
sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama kemudian dibiarkan selama 18 jam,
berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105°C
hingga diperoleh bobot tetap, kemudian dihitung kadar sari larut air (Depkes RI,
1989).
etanol 96% dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama
kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan
dalam oven pada suhu 105°C hingga diperoleh bobot tetap, kemudian dihitung
dimasukkan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian
28
diratakan.Krus dipijarkan perlahan-lahan pada suhu 550°C hingga arang habis,
lalu didinginkan dan ditimbang hingga diperoleh bobot tetap. Kemudian dihitung
Abu yang telah diperoleh dari penetapan kadar abu total dididihkan dengan
25 mL asam klorida encer selama 5 menit. Bagian yang tidak larut asam
dikumpulkan, disaring melalui kertas saring bebas abu, kemudian dicuci dengan
air panas. Residu dan kertas saring dipijarkan, didinginkan dan ditimbang hingga
diperoleh bobot tetap, kemudian dihitung kadar abu tidak larut asam (WHO,
1998).
penangas air selama 2 menit. Didinginkan dan disaring. Filtrat dipakai untuk
29
c. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi
Dragendorff, akan terbentuk endapan merah atau jingga. Alkaloid positif jika
terjadi endapan atau kekeruhan paling sedikit dua dari tiga percobaan diatas.
menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 mL filtrat ditambahkan 0,1 g
serbuk magnesium dan 1 mL asam klorida pekat dan 2 mL amil alkohol, dikocok
dan dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika terjadi warna merah, kuning,
campuran etanol 96% dengan air suling (7:3), ditambahkan asam sulfat pekat
(II) asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan 5 menit lalu disaring. Filtrat disari dengan
kali. Kumpulan sari air diuapkan dengan temperatur tidak lebih dari 50°C.
a. Sari air dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu diuapkan di atas penangas air,
pada sisa ditambahkan 2 mL air dan 5 tetes pereaksi Molisch. Tambahkan hati-
hati 2 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung, terbentuk cincin ungu pada
30
b. Sari pelarut organik diuapkan di atas penangas air. Larutkan sisa dalam 5 mL
asamasetat anhidrat. Tambahkan 10 tetes asam sulfat pekat, akan terjadi warna
10 detik, jika terbentuk busa setinggi 1 sampai 10 cm yang stabil tidak kurang dari
10 menit dan busa tersebut tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida
2N, maka hasil tersebut menunjukkan terdapatnya saponin (Depkes RI, 1989).
filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan diambil sebanyak
2 ml dan ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi besi (III) klorida. Jika terjadi
disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa ditambahkan 2 tetes
asam asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat pekat. Timbul warna biru atau
pelarut etanol 96%. Sebanyak 900 g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam wadah
31
kaca, ditambahkan etanol 96% sebanyak 6,75 L (75 bagian), tutup, biarkan selama
5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, serkai, peras, cuci ampas
dengan cairan penyari sebanyak 2,25 L (25 bagian) hingga diperoleh 9 L (100
32
3.9.3 Formula Modifikasi dengan Tambahan Ekstrak Etanol Daun Sirsak
Dasar Krim
Konsentrasi
(gram) Asam Setil PG TEA Nipagin Aquadest Ekstrak
Stearat Alkohol (g) (g) (g) (ml) Etanol
(g) (g)
kelompok yaitu fase minyak dan fase air. Fase minyak terdiri dari asam stearat,
setil alkohol, dilebur di atas penangas air (massa I). Fase air yang terdiri dari
propilen glikol, trietanolamin dan nipagin dilarutkan di dalam air panas yang telah
ditakar (massa II). Direndam lumpang porselen dan alu dalam air panas,
kemudian keringkan lumpang dan alu, masukkan massa I ke dalam lumpang, lalu
terbentuk massa krim dilumpang panas, tambahkan ekstrak etanol sedikit demi
dengan cara yang sama untuk semua formula dengan konsentrasi ekstrak etanol
33
3.9.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan
a. Pengujian Homogenitas
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
Penentuan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan penambahan sedikit biru metil ke
dalam sediaan, jila larut sewaktu diaduk, maka emulsi tersebut adalah tipe m/a
c. Pengukuran pH Sediaan
dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar pH netral (pH 7,01) dan
Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue.
34
3.9.6 Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan
dibiarkan selama 24 jam dan dilihat perubahan yang terjadi pada kulit
(Wasitaatmadja, 1997).
35
DAFTAR PUSTAKA
36
Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L. 1994. Teori dan praktek farmasi
industri II. Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Halaman
1032.
Mamoto, N. F. E., Kalangi, S. J. R., Karundeng, R. 2009. Peran melanokortin
pada melanosit. Jurnal Biomedik. 1(1): 1-2.
Mardiana, L., Ratnasari, J. 2012. Ramuan & khasiat sirsak: Terbukti secara
ilmiah tumpas kanker & penyakit lainnya. Jakarta: Penebar Swadaya.
Halaman 7-9.
McLaughlin, J. L. 2008. Paw-paw and cancer: anonaceous acetogenins from
discovery to commercial products. J. Nat Prod. 71(7): 1311-1321.
Muliyawan, D., Suriana, N. 2013. A-Z tentang kosmetik. Jakarta: Elex Media
Komputindo. Halaman 16-17,138-289.
NHSA. 2005. Cosmetic product stability guide. 1st Edition. Brasilia: ANVISA.
Halaman 22.
Noormindhawati, L. 2013. Jurus ampuh melawan penuaan dini. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo. Halaman 2-5.
Prianto, J. 2014. Cantik panduan lengkap merawat kulit wajah. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. Halaman 60.
Purwatresna, E., 2012. Aktivitas antidiabetes ekstrak air dan etanol daun sirsak
secara in vitro melalui inhibisi enzim ∝-glukosidase. Proposal. Insitut
Pertanian Bogor.
Rawlins, E. A. 2002. Bentley’s textbook of pharmaceutics. Eighth Edition.
London: Bailierre Tindall. Halaman 22, 355.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J. Quinn, M. E. 2009. Handbook of pharmaceutical
excipients. 6th Ed. London: The Pharmaceutical Press. Halaman 155, 441,
592, 679, 697, dan 754.
Rukmana, H. 2018. Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan fraksi n-heksana
serta etil asetat daun sirsak (Annona muricata l.) dengan metode 1,1-
difenil, 2-pikrilhidrazil (DPPH). Proposal. Fakultas Farmasi. Universitas
tjut nyak dhien. Medan. Halaman 68.
Sarastani, D., Soekarto, S. T. Muchtadi, T. R., Fardiaz, D., Apriyantono, A. 2002.
Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi ekstrak biji atung (Parinarium
glaberrimum Hassk.). Jurnal Teknol. dan Industri Pangan. XIII(2): 149-
156.
Sinko, P. J. 2006. Martin’s physical pharmacy and pharmaceutical sciences. 5th
Ed. Penerjemah: Joshita Djajadisastra dan Amalia H. Hadinata. Tahun
terjemahan: 2016. Farmasi fisika & ilmu farmasetika martin. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 1095-1096.
Sunyoto, Rahmawati, F., Erdiana, M. 2013. Isolasi dan identifikasi flavonoid pada
simplisia daun sirsak (Annona muricata l.) dengan metode soxhletasi dan
kromatografi lapis tipis. Motorik. 8(17): 2.
Taylor, L. 2002. Technical data report for graviola (Annona muricata). Austin:
Sage Press.
Tenrirawe, A. 2011. Pengaruh ekstrak daun sirsak Annona muricata L. terhadap
mortalitas larva Helicoverpa armigera H. pada jagung. Seminar Nasional
Serealia 2011. Halaman 522.
Tranggono, R. I., Latifah, F. 2007. Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik.
Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama. Halaman 1, 11-32, 167.
37
Vinski, D. 2012. Perfect beauty anti-aging: Be younger, sexier, healthier,
happier. Vinski Enterprises. Halaman 69.
Wasitaatmadja, S. M. 1997. Penuntun ilmu kosmetik medik. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia. Halaman 16-21.
WHO. 1998. Quality control methods for medical plant materials. World Health
Organization Geneva. Halaman 34, 36.
Young, A. 1972. Practical cosmetic science. London: Mills & Boon Limited.
Halaman 51.
Zuhra, C. F., Br.Tarigan, J., Sihotang, H. 2008. Aktivitas antioksidan senyawa
flavonoid dari daun katuk (Sauropus androgunus (L) Merr.). Jurnal
Biologi Sumatera. ISSN 1907-5537. 3(1): 7-10.
Zuhud, E. A. M. 2011. Kanker lenyap berkat sirsak. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Halaman 639.
38
Lampiran 1. Gambar daun sirsak, tumbuhan sirsak, simplisia daun sirsak dan
serbuk simplisia daun sirsak
39
Lampiran 1. (Lanjutan)
40
Lampiran 2. Surat pernyataan persetujuan
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT SERTA
DALAM PENELITIAN
Nama :
Umur :
Alamat :
Persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari
pihak mana pun. Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya
41
Lampiran 3. Gambar alat
42
Lampiran 3. (Lanjutan)
43
Lampiran 4. Bagan pembuatan simplisia, karakterisasi dan skrining fitokimia
1,2 kg simplisia
44
Lampiran 5. Bagan kerja pembuatan ekstrak etanol daun sirsak
Maserat I Ampas
← Diremaserasi dengan
etanol 96% sebanyak 2,25
L sambil diaduk
← Didiamkan selama 2 hari
← Diserkai
Maserat II Ampas
Ekstrak kental
daun sirsak
45
Lampiran 6. Bagan pembuatan krim eksrak etanol daun sirsak
Bagian 1 Bagian 2
(fase minyak) (fase air)
Dasar krim
46
Lampiran 7. Bagan alir pembuatan, penentuan mutu fisik dan
uji penilaian organoleptik sediaan krim
← Ditimbang ← Ditimbang
Bagian I Bagian II
Sediaan krim
47
Lampiran 8. Rencana Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Persiapan Sampel dan Simplisia
2. Skrining
3. Pembuatan Sediaan dan Formulasi
4. Uji Formulasi dan Sediaan terhadap
Sukarelawan
5. Pengamatan dan Kesimpulan
48
13/04/2020
PROPOSAL PENELITIAN
“UJI EFEKTIVITAS KRIM ANTI‐AGING EKSTRAK
ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata L.)
”
APRILIYANI PUTRI PANGARIBUAN
174301001
PENDAHULUAN
Paparan sinar UV merupakan salah satu penyebab terbentuknya radikal bebas
yang berujung pada penuaan dini. Daun sirsak mengandung flavonoid yang
memiliki kemampuan sebagai antioksidan untuk mencegah penuaan dini akibat
radikal bebas. Sifat umum sediaan krim ialah mampu melekat pada permukaan
tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci
atau dihilangkan.
1
13/04/2020
RUMUSAN MASALAH
•Apakah ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) dapat diformulasikan
dalam sediaan krim?
•Apakah krim ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) memberikan efek
anti‐aging pada kulit?
•Apakah perbedaan konsentrasi ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)
dalam sediaan krim mempengaruhi efektivitas anti‐aging?
HIPOTESIS
Ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) dapat diformulasikan dalam
sediaan krim
2
13/04/2020
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) dapat
diformulasikan dalam sediaan krim
Untuk mengetahui efek anti‐aging dari ekstrak etanol daun sirsak (Annona
muricata L.)
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan manfaat dari daun
sirsak (Annona muricata L.) dalam bidang kosmetika yaitu sebagai krim anti‐
aging.
3
13/04/2020
TINJAUAN PUSTAKA
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara
lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal
sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Sumber penularan yaitu pasien TB BTA
(bakteri tahan asam) positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya.
Sejalan dengan meningkatnya kasus TB, pada awal tahun 1990‐an WHO
mengembangkan strategi pengendalian TB yang dikenal sebagai strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Short‐course).
TINJAUAN PUSTAKA
Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu
‐ pagi ‐ sewaktu (SPS). Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan
ditemukannya kuman TB. Pencegahan dilakukan dengan cara mengurangi atau
menghilangkan faktor risiko, yakni pada dasarnya adalah mengupayakan
kesehatan perilaku dan lingkungan, antara lain dengan pengaturan rumah agar
memperoleh cahaya matahari, menghindari meludah sembarangan, batuk
sembarangan, mengkonsumsi makanan yang bergizi yang baik dan seimbang
4
13/04/2020
TINJAUAN PUSTAKA
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa
jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori
pengobatan. Hal ini untuk mencegah timbulnya kekebalan terhadap OAT. Untuk
menjamin kepatuhan penderita dalam menelan obat, pengobatan dilakukan
dengan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh
seseorang Pengawasan Menelan Obat (PMO). Pengobatan tuberkulosis
diberikan, dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahap awal (intensif) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan
tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi
tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BTA
positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman
persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan
5
13/04/2020
TINJAUAN PUSTAKA
Efek Samping Penyebab Penanganan
Tidak ada nafsu makan, Rimfampisin Obat yang diminum
mual, sakit perut malam sebelum tidur
Nyeri perut Pirazinamid Beri Aspirin
Kesemutan s/d rasa terbakar di INH Beri vitamin B6 (Piridoxin)
kaki 100 mg per
hari
Warna kemerahan pada air Rifampisin Tidak perlu diberi apaapa tapi
seni (urine) perlu penjelasan kepada
penderita
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat :
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2020 di Puskesmas Pancur Batu
Sampel :
Subjek dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan pengobatan
tuberkulosis paru di Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang yang
memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi.
Metode :
Metode Pill count ini dilakukan dengan cara menghitung sisa obat yang
didapatkan pasien selama terapi dalam jangka waktu tertentu.
6
13/04/2020
METODE PENELITIAN
Prosedur Penelitian :