SKRIPSI
Diajukan oleh:
Anastasianus Hendriana
NIM : 158114032
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Diajukan oleh:
Anastasianus Hendriana
NIM : 158114032
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
penyertaan, bimbingan dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI
DARI EKSTRAK METANOL DAUN Piper Crocatum Ruiz & Pav. TERHADAP
Staphylococcus aureus RESISTEN AMPICILLIN” dengan baik. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.
Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta serta selaku Dosen Pembimbing
skripsi yang telah sabar memberikan banyak sekali ilmu, saran, masukan,
bantuan dan bimbingan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini
2. Ibu Dr. Chrstine Patramurti, Apt., selaku Ketua Program Studi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku Kepala Laboratorium
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin
untuk penggunaan segala fasilitas laboratorium selama penelitian, serta
selaku penguji skripsi yang telah memberikan saran, masukan dan bantuan
selama penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt. selaku dosen penguji skripsi yang
telah memberikan saran, masukan dan bantuan selama penyusunan skripsi
ini.
5. Mas Antonius Dwi Priyana dan Mas Sarwanto selaku Sekretariat S1
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang memberikan informasi
selama perkuliahan dan ujian serta membantu dalam kelancaran skripsi ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Pak Yohanes Wagiran dan Mbak Intan yang telah membantu pengerjaan
penelitian skripsi ini di laboratorium.
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah mengajar dan membantu saya selama perkuliahan
8. Orang Tua saya Bapak Waradi Margiyanta dan Ibu Yohana Mujiem yang
telah mendidik serta menyayangi saya hingga sampai saat ini, Mas Ardi,
Mas Banar dan seluruh keluarga besar yang telah menyemangati dan
memberi dukungan selama proses pengerjaan skripsi ini.
9. Josephine Anindyasari Kristanto yang telah memberikan semangat dalam
bentuk cinta dan kasih sayang selama proses pengerjaan skripsi ini
10. Johannes Sianturi Baskoro teman seperjuangan dari SMA hingga kuliah ini
yang selalu memberikan dukungan selama kuliah dan pengerjaan skripsi ini.
11. Teman-teman meja 2, Tommy, Epen, Cinta, Misty, Galang, Tiara dan Erlin
yang selalu semangat dalam bekerjasama dalam keadaan senang dan sedih
setiap praktikum
12. Teman-teman skripsi saya, Nadia, Epen, Manda, Galang, Pipit, Bryant yang
selalu membantu dan menyemangati saya dalam proses pengerjaan skripsi
ini.
13. Teman-teman kelas FSMA 2015 serta seluruh angkatan 2015 yang telah
memberikan keceriaan didalam kelas maupun diluar kelas selama saya
berkuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma ini.
14. Pengurus inti PSM Cantus Firmus 2017/2018, Erlin, Charles, Kevin, Nindy,
Yovita, Klara, Rista yang telah menyemangati saya selama ini.
15. Segenap keluarga besar PSM Cantus Firmus yang telah memberikan warna
dalam dinamika kehidupan dan perkuliahan lewat alunan lagu yang sering
kita nyanyikan bersama
16. Pengurus Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma periode 2016/2017 serta seluruh teman-teman kepanitiaan
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................. vi
PRAKATA .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
ABSTRACT .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN .................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 8
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21
LAMPIRAN ........................................................................................................ 24
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 32
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Profil KLT hasil fraksi VLC ekstrak metanol daun sirih merah ....... 9
Gambar 2. Kontrol media dan kontrol pertumbuhan bakteri .............................. 10
Gambar 3. Uji resistensi bakteri Staphylococcus aureus .................................... 11
Gambar 4. Uji zona hambat fraksi dari ekstrak metanol daun sirih merah ........ 12
Gambar 5. Uji KHM fraksi VLC dari ekstrak metanol daun sirih merah ........... 14
Gambar 6. Uji KBM fraksi VLC dari ekstrak metanol daun sirih merah ........... 15
Gambar 7. Optimasi fase gerak etil asetat : toluen (9:1 v/v) ............................... 15
Gambar 8. Uji bioautogtafi kontak...................................................................... 16
Gambar 9. Uji Tabung senyawa flavonoid ......................................................... 17
Gambar 10. Uji KLT senyawa flavonoid ............................................................ 18
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat determinasi tanaman Piper crocatum Ruiz & Pav. ............... 24
Lampiran 2. Surat identifikasi bakteri Staphylococcus aureus ........................... 25
Lampiran 3. Sertifikat pengujian statistik dengan SPSS ..................................... 26
Lampiran 4. Hasil perhitungan statistik .............................................................. 27
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang menyebabkan
infeksi klinis. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yaitu
bakteremia, endokarditis infektif, osteoartikular, infeksi pada kulit dan jaringan
lunak serta pleuropulmonari (Tong et al, 2015). Infeksi akibat bakteri ini sering
terjadi melalui folikel rambut, tusukan jarum atau melalui saluran pernafasan.
Bakteri ini dapat menghasilkan enzim koagulase yang mengkoagulasi fibrin
disekitar lesi dan didalam saluran getah bening, mengakibatkan pembentukan
jaringan fibrosis. Salah satu obat untuk mengatasi infeksi akibat bakteri ini adalah
antibiotik, namun penggunaan antibiotik yang kurang tepat (irrasional), terlalu
singkat, dosis yang terlalu rendah, diagnosa awal yang salah dapat menjadi
beberapa faktor yang menyebabkan resistensi terhadap bakteri ini. Faktor yang
berhubungan dengan pasien yaitu pengetahuan pasien yang rendah akan
pengobatan cenderung menganggap penggunaan antibiotik wajib digunakan dalam
penanganan penyakit yang tidak sesuai indikasinya seperti flu, batuk, pilek dan
demam yang bukan karena infeksi bakteri. Kemampuan ekonomi pasien dalam
membeli obat juga mempengaruhi ketuntasan regimen terapi yang dijalani pasien
(Triana, 2014).
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi dapat menimbulkan
permasalahan bagi kesehatan terutama terjadinya resistensi bakteri terhadap
antibiotik. Resistensi ini berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga memberi
dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang sangat tinggi. Pada awalnya
resistensi terjadi di tingkat rumah sakit, tetapi lambat laun juga berkembang di
lingkungan masyarakat, khususnya Streptococcus pneumoniae (SP),
Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli. Penggunaan antibiotik seperti
penisilin dan metisilin di pertengahan abad ke-20 efektif untuk melawan bakteri
Staphylococcus aureus. Namun, bakteri Staphylococcus aureus cepat mengalami
resistensi terhadap antibiotik tersebut karena penggunaan antibiotik yang kurang
tepat di masyarakat, seperti penicillin-resistance Staphylococcus aureus (PRSA)
hingga methicillin-resistance Staphylococcus aureus (MRSA) yang sulit untuk
diobati (Dantes et al, 2011). Mesikpun terdapat perkembangan pengobatan, MRSA
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tetap menjadi ancaman bagi kesehatan manusia di dunia. Menurut data dari central
for Disease Kontrol and Prevention (2014), Diestimasi terdapat 72.444 kasus
infeksi MRSA yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2014. Menurut
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2015), angka kematian akibat
resistensi antimikroba sampai tahun 2014 sebesar 700.000 per tahun.
Kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik yang terus meningkat dapat
diatasi dengan penggunaan tanaman obat sebagai alternatif antibiotik. Salah satu
tanaman obat yang sering digunakan yaitu sirih merah. Tanaman sirih diketahui
memiliki efek antiseptik. Sirih merah diolah secara tradisional menjadi sediaan
infusia dan digunakan sebagai antiseptik, anti diabetes, anti kanker, dan untuk
mengobati berbagai penyakit infeksi (Lister et al. 2014). Senyawa fitokimia pada
tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri yaitu fenol, polifenol, quinon,
flavonoid, tannin, terpenoid, alkaloid. Ekstraksi dengan pelarut metanol dapat
digunakan untuk melarutkan senyawa terpenoid, tannin, flavonoid dan alkaloid
(Pharsant et al, 2011).
Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil ekstrak metanol daun sirih
merah dengan konsentrasi 150 mg/mL, 300 mg/mL, 450 mg/mL dan 600 mg/mL
memiliki zona hambat sebesar 9,0 mm; 11,2 mm; 13,6 mm dan 15,7 mm terhadap
bakteri Staphylococcus aureus resisten metisilin (MRSA), serta melalui skrining
fitokimia didapatkan senyawa flavonoid, triterpenoid, saponin dan tannin (Rinanda,
2012). Pada penelitian (Reveny et al. 2012) fraksi hasil VLC dari ekstrak metanol
daun sirih merah dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus dengan KHM
10% serta pada penelitian (Rachmawaty et al, 2018) KBM dan KHM ekstrak
metanol daun sirih merah pada konsentrasi 12,5% dan melalui uji KLT didapatkan
senyawa tannin dan flavonoida. Pada penelitian (Kusumaningtyas et al, 2008)
metode bioautografi kontak digunakan untuk mendeteksi senyawa antibakteri dari
bahan alam yang berperan dalam menghambat bakteri. Oleh karena itu, peneliti
ingin mengetahui KHM dan KBM fraksi hasil VLC dari ekstrak metanol daun sirih
merah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus resisten
antibiotik serta mengetahui senyawa antibakteri teraktif yang terdapat pada daun
sirih merah dengan metode bioautografi kontak.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam penelitian ini : Erlenmeyer, tabung reaksi, labu
ukur, pipet tetes, pH meter, cawan petri, batang pengaduk, gelas ukur, sendok,
pelubang sumuran, shaker, autoclave, oven, rotary evaporator, incubator,
microbiology safety cabinet, neraca analitik, bunsen, jarum ose, flakon, chamber,
mikrokapiler, kertas saring, lempeng KLT.
Determinasi Tanaman
Daun sirih merah diperoleh dari daerah Sleman, Yogyakarta. Daun sirih
merah yang dipilih adalah daun sirih dengan permukaan halus, tidak berlubang dan
bewarna hijau kemerahan dan keperakan.
Pembuatan Simplisia
Daun sirih merah dipisahkan dari pengotor dan dibersihkan dengan air
mengalir. Setelah dicuci, daun dijemur selama 1 hari di sinar matahari tidak secara
langsung namun ditutup kain hitam, kemudian daun dipotong melintang. Setelah
dipotong, daun dikeringkan dengan oven dengan suhu 60°C. Daun yang telah
kering diserbuk dengan blender dan diayak dengan pengayak nomor 50 (Direktorat
Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI, 2011; Departemen Kesehatan RI,
1985).
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembuatan Fraksi VLC dari Ekstrak Metanol Daun Sirih Merah (FMDSM)
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Daya Antibakteri Fraksi VLC dari Ekstrak Metanol Daun Sirih Merah
Uji Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
Penentuan nilai KHM menggunakan dilusi cair. Fraksi VLC dari ekstrak
metanol daun sirih merah dilarutkan dalam DMSO 10% dan dibuat dalam
konsentrasi 250; 125; 62,5; 31,3; 15,6; 7,8; 3,9; 1,9 mg/ml. Kemudian masing-
masing konsentrasi fraksi yang telah dilarutkan diambil 1 mL dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang telah berisi 10 mL media NB, kemudian diinokulasikan
1 mL suspensi bakteri Staphylococcus aureus dan di vortex, lalu di inkubasi pada
suhu 37°C selama 24 jam dan dilakukan pengamatan. Pada media NB pada
konsentrasi fraksi terkecil yang tidak terdapat pertumbuhan bakteri ditandai dengan
tingkat kekeruhanya ditentukan sebagai KHM.
Uji kualitatif senyawa flavonoid dilakukan dengan uji tabung dan uji KLT.
Sampel fraksi VLC dari ekstrak metanol daun sirih merah yang paling aktif
dilarutkan dengan metanol dan ditambahkan logam Mg dan 5-6 tetes asam klorida,
larutan akan terbentuk menjadi warna merah jika terdapat flavonol dan terbentuk
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
warna oranye jika terdapat flavanon. Uji secara KLT dengan fase diam silica gel
dan fase gerak etil asetat : toluen (9:1 v/v) akan terbentuk warna kuning pada sinar
tampak, pemadaman pada sinar UV 254 nm, dan warna hitam, kuning, biru atau
hijau pada sinar UV 365 nm (Hartini et al, 2013).
Senyawa antibakteri pada fraksi teraktif dari ekstrak metanol daun sirih
merah diambil meggunakan pipa kapiler lalu diteteskan sebanyak 10 tetes pada
lempeng KLT dengan fase diam silika gel dan dielusi dalam 15 ml volume fase
gerak dengan perbandingan pelarut etil asetat : toluen (9:1 v/v).
Analisis data diukur secara statistik yang diawali dengan menguji distribusi
normalitas dengan uji Shapiro-Wilk. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Levene.
Apabila didapati data terdistribusi normal dengan nilai p > 0,05 dan variansi data
homogen, maka dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA. Apabila ditemukan
perbedaan, maka dilanjutkan Post-Hoc Tukey pada taraf kepercayaan 95%. Jika
data tidak terdistribusi secara normal yaitu p < 0,05 maka dilanjutkan dengan uji
Kruskal-Wallis, jika terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney pada
taraf kepercayaan 95%.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut yang diharapkan terdapat dalam pengujian efek antibakteri (Liu et al.
2014). Ekstrak yang didapat kemudian disaring menggunakan corong Buchner dan
serbuk hasil penyaringan dilakukan remaserasi kembali menggunakan pelarut
metanol. Hasil maserasi kemudian diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu
60°C selanjutnya didapatkan ekstrak kental dan diukur bobot tetap yaitu dengan
cara 2 kali penimbangan secara berturut-turut tidak lebih dari 0,5 mg (Depkes RI,
1986). Ekstrak kental yang didapatkan yaitu sebesar 21,1446 gram dan rendemen
yang didapatkan sebesar 9,087%.
Selanjutnya dilakukan fraksinasi hasil ekstrak metanol daun sirih merah,
fraksinasi dilakukan menggunakan Vacuum Liquid Chromatography. Pelarut yang
digunakan berturut-turut sebanyak 200 ml yaitu dengan kloroform 200 ml;
kloroform-metanol (6:4 v/v); kloroform-metanol (5:5 v/v); kloroform-metanol (2:8
v/v); dan metanol 200 ml. Hasil fraksinasi ditampung dalam gelas beker kemudian
diuapkan dalam rotary evaporator sehingga didapatkan fraksi kental. Setiap fraksi
kemudian diuji pada lempeng KLT dengan fase gerak kloroform: metanol (1:9 v/v)
dalam 15 ml didalam chamber, KLT yang digunakan adalah lempeng KLT silika
gel GF254 yaitu lempeng silika gel yang dapat berflouresensi pada panjang
gelombang 254 nm. Setelah dilakukan pengamatan KLT (gambar 1) didapatkan
hasil 4 fraksi VLC dari ekstrak metanol daun sirih merah (tabel 1).
A B C D E A B C D E
UV 365 nm UV 254 nm
Gambar 1. Profil KLT hasil fraksi VLC ekstrak metanol daun sirih merah
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selanjutnya dilakukan sterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan untuk
uji antibakteri. Pertama dilakukan uji kontrol kontaminasi media yaitu dengan
menuangkan 20 ml media NA steril kedalam cawan petri lalu diinkubasi selama 24
jam pada suhu 37°C, selanjutnya pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji,
bakteri Staphylococcus aureus yang digunakan telah dideterminasi di laboratorium
(lampiran 2) yaitu dengan menuangkan 20 ml media NA yang telah diitambahkan
1 ml bakteri Staphylococcus aureus dan telah divortex ke dalam cawan petri dan
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C, lalu dilakukan pengamatan.
(a) (b)
Gambar 2. (a) kontrol media ; (b) kontrol pertumbuhan bakteri
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan pengenceran setiap fraksi dengan DMSO 10% yaitu sebesar 250 mg/mL
setiap fraksi. Kemudian dilakukan pengenceran antibiotik sebagai kontrol positif
yaitu antibiotik ciprofloxacin sebesar 50 µg/ml dan pembuatan suspensi bakteri uji
Staphylococcus aureus dengan konsentrasi setara 0,5 larutan Mc Farland.
Kemudian, pembuatan base layer yaitu dengan menuangkan 5 mL media NA steril
kedalam cawan petri dan ditunggu hingga memadat, dilanjutkan 15 mL media NA
yang telah ditambahkan 1 mL suspensi bakteri Staphylococcus aureus yang telah
di vortex dituangkan pada permukaan base layer dan dibiarkan memadat sehingga
terbentuk seed layer.
4 5
. .
3 1
.
2 6
. .
Gambar 4. Uji zona hambat fraksi VLC dari ekstrak metanol daun sirih merah
Keterangan gambar: 1. Kontrol positif (ciprofloxacin 50 µg/ml), 2. Kontrol negatif
(DMSO 10%), 3. Fraksi 1 (250 mg/ml); 4. Fraksi 2 (250 mg/ml); 3. Fraksi 3 (250
mg/ml); 4. Fraksi 4 (250 mg/ml).
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa fraksi VLC dari ekstrak
metanol daun sirih merah yaitu fraksi 3, fraksi 4 dan kontrol positif (antibiotik
ciprofloxacin 50 µg/ml) membentuk zona hambat disekitar lubang sumuran, secara
berturut-turut diameter zona hambat yang terbentuk yaitu 8,33; 4,17 dan 18,5 mm,
sedangkan pada fraksi 1 dan fraksi 2 tidak terdapat zona hambat yang terbentuk,
dikarenakan pada fraksi 1 dan fraksi 2 memungkinkan adanya kontaminasi
sehingga tidak terbentuk zona hambat, serta adanya endapan pada fraksi tersebut
mengakibatkan adanya bercak pada sekeliling lubang sumuran dan cairan fraksi
yang meluber ke sekeliling lubang sumuran juga berdampak pada pekatnya zona
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang terbentuk diskeliling lubang sumuran, sehingga pada fraksi 1 dan 2 tidak
terbentuk zona hambat bakteri yang ditandai dengan adanya zona jernih. Pada
kontrol negatif yaitu DMSO 10% tidak terbentuk zona hambat, hal ini
membuktikan bahwa pelarut yang digunakan dalam pembuatan konsentrasi tiap
fraksi tidak memiliki efek antibakteri sedangkan pada penelitian sebelumnya
(Rinanda, 2012) menunjukkan hasil ekstrak metanol daun sirih merah dengan
konsentrasi 150 mg/mL, 300 mg/mL, 450 mg/mL dan 600 mg/mL memiliki zona
hambat sebesar 9,0 mm; 11,2 mm; 13,6 mm dan 15,7 mm terhadap bakteri
Staphylococcus aureus resisten antibiotik. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa fraksi 3 dengan konsentrasi 250 mg/ml merupakan fraksi teraktif yang
memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus resisten
ampicillin namun aktivitas antibakteri yang dihasilkan tidak sebesar aktivitas
antibakteri dari ekstrak metanol daun sirih merah pada penelitian sebelumnya
(Rinanda, 2012). Menurut (Nopiyanti et al, 2016) dikatakan diameter zona hambat
sangat kuat jika ≥ 20 mm, kuat jika 10-20 mm, sedang 5-10 mm dan dikatakan
lemah jika ≤ 5mm, maka zona hambat fraksi 3 sebesar 8,3 mm menunjukkan zona
hambat yang sedang terhadap bakteri Staphylococcous aureus resisten ampicillin.
Konsentrasi hambat minimum (KHM) merupakan konsentrasi terkecil
dari senyawa antibakteri yang dapat menghambat penuh pertumbuhan bakteri. Pada
penentuan KHM ini digunakan fraksi 3 karena memiliki aktivitas antibakteri paling
besar dibandingkan fraksi yang lain. KHM ditentukan dengan menggunakan dilusi
cair dengan media yang digunakan adalah nutrient broth (NB) dan hasilnya
dibandingkan dengan kontrol pertumbuhan bakteri dan kontrol media. Fraksi VLC
dari ekstrak metanol daun sirih merah dibuat dalam berbagai varian konsentrasi,
yaitu 250; 125; 62,5; 31,3; 15,6; 7,8; 3,9; 1,9 mg/ml, setiap varian konsentrasi fraksi
VLC dari ekstrak metanol daun sirih merah dimasukkan kedalam tabung yang berisi
NB dan 1 ml bakteri Staphylococcus aureus lalu divortex dan diinkubasi selama 24
jam. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa konsentrasi 15,6; 7,8; 3,9; dan 1,9 masih
terlihat keruh sama seperti kontrol pertumbuhan, sedangkan konsentrasi 250; 125;
62,5; dan 31,3 terdapat perbedaan warna dikarenakan adanya warna yang
dihasilkan dari fraksi VLC dari ekstrak metanol daun sirih merah yang digunakan.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa konsentrasi 15,6 mg/ml fraksi
VLC dari ekstrak metanol daun sirih merah merupakan KHM sedangkan pada
penelitian (Rachmawaty et al, 2018) KHM ekstrak metanol daun sirih merah pada
konsentrasi 12,5%, hasil tersebut menunjukkan bahwa fraksi VLC dari ekstrak
metanol daun sirih merah memiliki KHM yang lebih besar dibandingkan ekstrak
metanol daun sirih merah, sehingga dibutuhkan konsentrasi fraksi VLC dari ekstrak
metanol daun sirih merah untuk menghambat bakteri Staphyloccous aureus resisten
ampicillin.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 5. Hasil uji konsentrasi hambat minimum (KHM) fraksi VLC dari ekstrak
metanol daun sirih merah
Keterangan gambar : 1. Kontrol media, 2. FMDSM 250 mg/ml; 3. FMDSM 125
mg/ml; 4. FMDSM 62,5 mg/ml; 5. FMDSM 31,3 mg/ml; 6. FMDSM 15,6 mg/ml; 7.
FMDSM 7,8 mg/ml; 8. FMDSM 3,9 mg/ml ; 9. FMDSM 1,9 mg/ml dan 10. Kontrol
pertumbuhan.
Selanjutnya dilakukan pengujian konsentrasi bunuh minimum (KBM).
KBM merupakan konsentrasi terkecil dari senyawa antibakteri yang dapat
membunuh penuh bakteri. KBM dilakukan dengan cara sub kultur dari media NB
dari konsentrasi FMDSM 250; 125; 62,5 dan 31,3 mg/ml kedalam media NA steril
yang telah dibagi menjadi 4 kuadran dengan cara streak plate dan diinkubasi selama
24 jam. Hasil yang didapatkan bahwa FMDSM 125; 62,5 dan 31,3 mg/ml masih
terdapat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus sedangkan pada FMDSM 250
mg/ml terlihat jernih dan tidak terdapat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus. Sehingga nilai KBM fraksi VLC dari ekstrak metanol daun sirih merah
adalah pada konsentrasi 250 mg/ml, sedangkan pada penelitian (Rachmawaty et al,
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2018) KBM ekstrak metanol daun sirih merah pada konsentrasi 12,5% sehingga
pada penilitan ini dibutuhkan lebih banyak konsentrasi fraksi VLC dari ekstrak
metanol untuk membunuh bakteri Staphyloccous aureus resisten ampicillin.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A B
Gambar 8. Uji aktivitas antibakteri fraksi VLC dari ekstrak metanol daun sirih
merah dengan metode kontak bioautografi.
Keterangan gambar : A. Hasil profil senyawa elusi pada plat KLT, B. Hasil profil
bioautografi kontak pada media NA setelah inkubasi 24 jam
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
flavonoid, maka dalam penilitan ini dilakukan 2 uji kualitatif yaitu dengan uji
tabung dan uji KLT, Uji tabung dilakukan melarutkan fraksi VLC dari ekstrak
metanol daun sirih merah kemudian ditambahkan logam Mg dan 5-6 tetes asam
klorida, larutan akan menjadi merah untuk flavonol dan oranye untuk flavanon
(Hartini et al, 2013).
(a) (b)
Gambar 9. Uji kualitatif kandungan senyawa flavonoid dengan uji tabung
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
4
1* 4 1* 3
3 2 1* 3
2
2 1 1
* * *
A B A B A B
Pada uji KLT didapatkan hasil bahwa fraksi VLC dari ekstrak metanol
daun sirih merah memiliki kandungan flavonoid yaitu kuersetin, dengan nilai rf
marker kuersetin sebesar 0,71 dan nilai Rf kandungan flavonoid pada FMDSM
sebesar 0,7. Deteksi senyawa flavonoid digunakan penyemprotan FeCl3, sehingga
senyawa flavonoid terdeteksi menjadi warna biru kehitaman. Menurut (Kesarkar et
al, 2009) pada sinar UV 254 nm flavonoid dapat berflouresensi hal tersebut
ditunjukan pada lempeng KLT gambar 10b bahwa pada deteksi sinar UV 254 nm
senyawa flavonoid pada no 3 bewarna kuning kehitaman, sedangan pada sinar UV
365 nm senyawa flavonoid akan tampak dengan warna kuning, hal tersebut sesuai
pada lempeng KLT gambar 10a dengan deteksi sinar UV 365 nm, terdapat warna
kuning pada no.3, senyawa flavonol seperti kuersetin, myricetin dan senyawa
glikosida lain akan menghasilkan warna oranye-kuning saat penyemprotan reagen,
menurut (Alcantara et al, 2017) reagen FeCl3 dapat digunakan untuk mendeteksi
senyawa flavonoid dan fenol dan menurut (Ghosh, 1987) reagen yang paling efektif
untuk mendeteksi senyawa flavonoid adalah AlCl3, pada penelitian ini deteksi
senyawa flavonoid menggunakan penyemprotan reagen FeCl3 dan didapatkan
warna kuning kehitaman pada gambar 10c no.3 pada lempeng KLT setelah
penyemprotan.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2. Keterangan nilai Rf dan warna pada deteksi flavonoid dengan KLT
UV 365 nm
nm
UV 254 nm
nm
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fraksi VLC dari ekstrak metanol daun sirih merah teraktif yang memiliki
aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus yaitu pada fraksi 3 dengan
konsentrasi 250 mg/ml dan dengan hasil diameter zona hambat sebesar 8,33 ±
0,2887 mm, sedangkan nilai KHM 15,6 mg/ml dan KBM fraksi VLC dari ekstrak
metanol daun sirih merah berada pada konsentrasi 250 mg/ml. Deteksi senyawa
antibakteri dengan metode bioautografi kontak belum terdeteksi secara baik karena
senyawa antibakteri mengalami tailing pada permukaan media agar, dan uji
kualitatif senyawa antibakteri didapatkan positif senyawa flavonoid pada fraksi
VLC dari ekstrak metanol daun sirih merah.
Saran, perlu dilakukan uji bioautografi kontak dengan fase gerak lain yang
dapat memisahkan senyawa secara baik, dengan mempertimbangkan sifat
lipofilitas senyawa dan media agar yang digunakan, serta konsentrasi senyawa yang
dapat berdifusi pada media agar sehingga didapatkan senyawa antibakteri spesifik
yang menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus resisten ampicillin,
atau dapat menggunakan uji bioautografi yang lain seperti direct TLC
bioautographic detection dan immersion or agar overlay bioautography untuk
mendeteksi senyawa antibakteri. Perlu dilakukan identifikasi senyawa antibakteri
lain selain flavonoid, dan dilakukannya isolasi senyawa antibakteri dari daun sirih
merah.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Alcantara, K.P., Abirs M.J.C., Calpotura, M.P., Macarasami S., Manalo, Matias,
F.C, and Tamodong C., 2017. Phytochemical Analysis and Determination
of Angio Suppresive and Antioxidant Properties of Leaf Extract of Dillenia
sibuyanensis (Dilleniaceae): A Pioneer Study. Journal of Cancer Biology &
Research 5(3).pp 1-6.
Ali, A., Kursia, S., and Nadia. 2016. Deteksi Antibakteri Pada Ekstrak Daun Murbei
(Morus Albal.) Dari Beberapa Lokasi Pengambilan Sampel Tanaman Di
Sulawesi Selatan. Jurnal Bionature 17(2). pp 69-75.
Ambarwati, N.S.S., Malik, A., Listari, A., Nirwana, Elya, B and Hanafri, M., 2017.
Antibacterial Activity Of Fractions Of Ethyl Acetate Extract Of Garcinia
Lattissima Miq. Fruits. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical
Research 10(5). pp.81-84.
Centers for Disease Kontrol and Prevention. 2014. Active Bacterial Core
Surveillance Report, Emerging Infections Program Network, Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus. https://www.cdc.gov/abcs/reports-
findings/survreports/mrsa14.pdf. Diakses tanggal 14 Juni 2018.
Dewanjee, S., et al. 2014. Bioautography and its scope in the field of natural product
chemistry. Journal of Pharmaceutical Analysis. pp. 1-8.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI, 2011.
Farmakope Herbal. Suplemen II. Edisi I, Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI, hal. 110-111.
Gosh, P., Sil P., and Thakur, S., 1987. Spray Reagent for the Detection of
Coumarins and Flavonoids on Thin Layer Plates. Journal of
Chromatography 403. Pp. 285-287.
Hartini, Y. S., Wahyuono, S., Widyarini, S., dan Yuswanto, A., 2013. Uji Aktivitas
Fagositosis Makrofag Fraksi-fraksi dari Ekstrak Metanol Daun Sirih Merah
(Piper crocatum Ruiz & Pav.) Secara In Vitro. Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia, 11 (2), pp. 108-115.
Kesarkar, S., Bhandage, A., Deshmukh, S., Shevkar., K and Abhyankar, M.,
Flavonoids : An Overview. Journal of Pharmacy Research 2(6). Poona
Districts Education Association’s Seth Govid Raghunath Sable College of
Pharmacy, Saswad, Pune. pp. 1148-1154.
Kumar, S., Jyotirmayee, K., and Sarang, M., 2012. Thin Layer Chromatography: A
Tool of Biotechnology for Isolation of Bioactive Compounds from Medicinal
Plants. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and
Research 18 (1). pp. 126-132.
Lister I.N.E., et al. 2014. Antimicrobial activities of metanol extract of Sirih Merah
(Piper crocatum L.) leaf. Journal of Chemical and Pharmaceutical
Research. 6(12). pp. 650-654.
Liu, L., Wang. Y.G., Leng, F.F., Li., Y.C., 2014. Optimization of Total Flavonoids
Extraction from Coreopsis tinctoriaNytt. by Respone Surface Methodology.
School of Life Science and Engineering, 391-396.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Prashant Tiwari, B., Kumar, M.K. & Gurpreet Kaur, H.K., 2011. Phytochemical
screening and extraction - A review. Internationale Pharmaceutica
Sciencia, 1(1), pp.98–106.
Rachmawaty, F. J., 2018. Optimasi Ekstrak Metanol Daun Sirih Merah (Piper
Crocatum) sebagai Antibakteri terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mutiara Medika. Vol 18 (1). pp 13-19.
Reveny, J., 2011. Antimicrobial Aktivitas of the Extract and Fraction of Red Betel
Leaf (Piper betle Linn.). Jurnal Ilmu Dasar 12 (1). p.8.
Rinanda, T., et al. 2012. Antibacterial aktivitas of red betel (Piper crocatum) leaf
methanolic extracts against methicillin resistant Staphylococcus aureus. 8th
Uniterd Bioscience. pp 270-273.
Steltenpohl, P., Chlebovec, M., and Graczová, E., 2005. Simulation of Toluene
Extractive Distillation from a Mixture with Heptane. Chem. Pap. 59 (6a).
pp 421—427.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kontrol Negatif . 3 . . 3 .
Fraksi 1 . 3 . . 3 .
Fraksi 2 . 3 . . 3 .
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Fraksi 1 3 5.00
Fraksi 2 3 5.00
Fraksi 3 3 14.00
Fraksi 4 3 11.00
Total 18
Test Statistiksa,b
Zona Hambat
Kruskal-Wallis H 16.799
df 5
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 6
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Test Statistiksa
Zona Hambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.121
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 6
Test Statistiksa
Zona Hambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.121
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 6
Test Statistiksa
Zona Hambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.993
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 6
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Test Statistiksa
Zona Hambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.993
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
32