SKRIPSI
NUR ATIKAH
108102000054
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
NUR ATIKAH
108102000054
Nama
: Nur Atikah
NIM
: 108102000054
Tanda Tangan
Tanggal
: 15 Maret 2013
iii
iv
ABSTRAK
Nama
: Nur Atikah
Program Studi : Farmasi
Judul Skripsi : Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum
americanum L) terhadap Staphylococcus aureus dan Candida
albicans.
Ocimum spp. merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai bahan obat
tradisional, karena memiliki khasiat sebagai antimikroba, antioksidan dan
antipiretik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antimikroba
ekstrak herba kemangi terhadap Staphylococcus aureus (ATCC 25925) dan
Candida albicans (ATCC 10231). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi.
Pertama dimaserasi langsung menggunakan etanol 70 %, kedua dimaserasi
menggunakan pelarut dengan kepolaran bertingkat yaitu n-heksana, etil asetat dan
etanol 70 %. Konsentrasi larutan uji yang digunakan yaitu 4000, 2000, 1000, 500,
250, 125, 100, 50, 25 dan 12,5 g/mL. Pengujian aktivitas antimikroba
Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi agar dan metode dilusi cair
digunakan untuk Candida albicans. Dari hasil pengujian aktivitas antimikroba
ekstrak herba kemangi fase n-heksana, fase etil asetat dan ekstrak etanol 70%
masih mempunyai aktivitas pada konsentrasi 125 g/mL terhadap Staphylococcus
aureus. Pengujian aktivitas antimikroba ekstrak herba kemangi fase etil asetat
masih mempunyai aktivitas pada konsentrasi 500 g/mL terhadap Candida
albicans. Sebagai kontrol positif digunakan amoksisilin 25
g/mL dan
vi
ABSTRACT
Name
: Nur Atikah
Program Study : Pharmacy
Title
: Antimicrobial Activity Test of The Lemon Basil Herb (Ocimum
americanum L) Extracts against Staphylococcus aureus and Candida albicans.
Ocimum spp. is one of the plants used as traditional medicine, as it has efficacy as
an antimicrobial, antioxidant and antipyretic. This study aims to determine the
antimicrobial activities of lemon basil herb extracts against Staphylococcus aureus
(ATCC 25925) and Candida albicans (ATCC 10231). Extraction was done by
maceration method. The first direct maceration using 70% ethanol, the second
maceration using solvents with a polarity that was stratified n-hexane, ethyl
acetate and ethanol 70%. Extract concentrations used is 4000, 2000, 1000, 500,
250, 125, 100, 50, 25 and 12,5 g/mL. The activity antimicrobial of
Staphylococcus aureus using disc diffusion method and broth dilution method
used for Candida albicans. The research results of the antimicrobial activity from
lemon basil herb extracts n-hexane phase, ethyl acetate phase and 70% ethanol
extracts still have activity at concentration 125 g/mL against Staphylococcus
aureus. The activity antimicrobial of lemon basil herb extracts ethyl acetate phase
still have activity at concentration 500 g/mL against Candida albicans. As
positive control used amoxicillin 25 g/mL and ketoconazole 10 g/mL. As
negative control used solvent n-hexane, ethyl acetate and 70% ethanol. The results
from phytochemical screening of lemon basil herb extracts showed the presence
alkaloids, flavonoids, saponins, steroids, triterpenoids and tannins.
Keywords: lemon basil herb, Ocimum americanum
Staphylococcus aureus, Candida albicans, maceration.
vii
L.,
antimicrobial,
KATA PENGANTAR
dan
Candida albicans. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Proses penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan saya. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Ibu Eka Putri, M. Si., Apt. selaku pembimbing pertama dan Prof. Dr. Atiek
Soemiati, M. Si., Apt. selaku pembimbing kedua yang telah memberikan
waktu, tenaga, semangat, ilmu, dan bimbingan kepada saya dalam proses
penelitian dan penyelesaian skripsi saya ini.
2. Bapak Prof. Dr. (hc) dr. M.K Tadjudin Sp.And, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Umar Mansur, M. Sc., Apt. selaku Ketua Program studi Farmasi
FKIK Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak dan Ibu staf pengajar yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
bantuan, bimbingan dan motivasi sehingga saya dapat menyelesaikan studi di
jurusan Farmasi FKIK Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Seluruh karyawan program studi Farmasi yang telah banyak membantu saya
selama penelitian dan penyelesaian skripsi.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Marwazi dan Ibunda Azami yang selalu
memberikan doa, kasih sayang luar biasa dan dukungan baik moril maupun
viii
materil. Tiada apapun di dunia ini yang dapat membalas kebaikan dan kasih
sayang yang telah kalian berikan. Kalian adalah inspirasi dan semangatku.
7. Untuk kakak, adik dan ponakanku tersayang yang selalu memberi semangat,
doa, cinta dan tawa yang selalu ku rindukan.
8. Kepada teman-teman Farmasi angkatan 2008, terimakasih untuk kebersamaan,
candaan, dukungan, bantuan, semangat, saran dan kritik selama ini.
Kebersamaan kita akan selalu terkenang.
9. Sahabat-sahabatku yang setia menemani cerita suka dan duka selama
penelitian, Nur Ikhlas, Tia, Dini, Febri, Rere, Reni, Imeh, Mayang dan Rosa,
terima kasih untuk semangat dan perhatian yang kalian berikan.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
membantu menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, atas segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi kalangan akademis, khususnya bagi
mahasiswa farmasi dan masyarakat pada umumnya.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...........................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
ABSTRAK ........................................................................................................
ABSTRACT ......................................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xi
xiii
xiv
xv
BAB 1.
PENDAHULUAN ............................................................................
1.1 Latar Belakang .............................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................
1
1
3
3
3
BAB 2.
4
4
4
4
5
6
7
7
8
9
9
10
10
11
12
12
13
13
13
14
BAB 3.
METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 18
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 18
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................ 18
xi
18
18
19
19
21
21
23
23
23
24
24
25
25
BAB 4.
BAB 5.
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tanaman Kemangi ........................................................................... 4
Gambar 2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Herba Kemangi .......................... 48
Gambar 3. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi terhadap
Staphylococcus aureus dan Candida albicans (Metode Difusi Agar) .52
Gambar 4. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi terhadap
Candida albicans (Metode Dilusi Cair) ........................................... 57
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Pemeriksaan Organoleptis Ekstrak Herba Kemangi ..........................
Tabel 4.2 Rendemen...........................................................................................
Tabel 4.3 Kadar Air............................................................................................
Tabel 4.4 Kadar Abu ..........................................................................................
Tabel 4.5 Hasil Uji Penapisan Fitokimia Ekstrak Herba Kemangi ....................
Tabel 4.6 Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Metode
Difusi Agar) .......................................................................................
Tabel 4.7 Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi terhadap
Candida albicans (Metode Dilusi Cair) ............................................
xiv
27
27
28
28
28
29
30
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Determinasi .......................................................................... 40
Lampiran 2. Skema Proses Maserasi ................................................................. 41
Lampiran 3. Skema Penentuan Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi
(Metode Difusi Agar) .................................................................... 43
Lampiran 4. Skema Penentuan Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi
terhadap Candida albicans (Metode Dilusi Cair) ......................... 44
Lampiran 5. Perhitungan Rendemen Ekstrak Herba Kemangi .......................... 45
Lampiran 6. Perhitungan Kadar Air Ekstrak Herba Kemangi ........................... 46
Lampiran 7. Perhitungan Kadar Abu Ekstrak Herba Kemangi.......................... 47
Lampiran 8. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Herba Kemangi ........................ 48
Lampiran 9. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Metode
Difusi Agar) .................................................................................... 52
Lampiran 10. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi terhadap
Candida albicans (Metode Dilusi Cair) ........................................ 57
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
yaitu
Ocimum
gratissimum,
Ocimum
basillicum,
Ocimum
2010; Sarma & Babu 2011; Ladipo, Doherty & Kanife, 2010). Minyak atsiri
yang terkandung dalam genus Ocimum ini adalah eugenol, osimen, pinen,
linalool, sineol, geraniol, metil kavikol, metil sinamat, sitral, kamfor, timol,
benzoil, sitronella, lionen, dan lain-lain (Martono, Hadipoentyanti & Udarno,
2004).
Penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa Ocimum spp.
mengandung senyawa yang bersifat insektisida, larvasida, nematisida,
antipiretik, fungisida, antibakteri dan antioksidan (Nurcahyanti, Dewi &
Timotius, 2011; Maryati, Fauzia & Rahayu, 2007).
Menurut
penelitian
sebelumnya,
ekstrak
kloroform
Ocimum
Klebsiella
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi
Taksonomi tanaman kemangi adalah sebagai berikut :
a. Kingdom
: Plantae
b. Divisi
: Magnoliophyta
c. Kelas
: Magnoliopsida
d. Ordo
: Lamiales
e. Family
f. Genus
: Ocimum
g. Species
: Ocimum americanum L.
2.1.2
Sinonim
a. Sinonim
b. Nama daerah
1) Malaysia : Selaseh, kemangi, ruku-ruku
2) Inggris
basil
3) Indonesia : Surawung (Sunda), selasih putih, kemangi
4) Thailand
: Maenglak
Morfologi
Morfologi Ocimum spp yang beragam dapat dibedakan dari
bentuk dan warna batang, bentuk dan warna daun, bentuk rangkaian
dan warna bunga, serta bentuk dan warna biji (Hadipoentyanti &
Wahyuni, 2008).
Ocimum sp. merupakan herba tegak, sangat harum; tinggi 0,30,6 meter, umumnya batang berwarna hijau dan keunguan. Panjang
tangkai daun 0,5-2 cm; helaian daun bulat memanjang dengan ujung
runcing. Bentuk rangkaian bunga ada yang tunggal dan ada yang
majemuk (bergerombol). Daun pelindung bulat telur dengan panjang
0,5-1 cm dengan kelopak sisi luar berambut (Martono, Hadipoentyanti
& Udarno, 2004).
Terdapat variasi warna mahkota bunga pada Ocimum sp. yaitu
putih, kuning dan keunguan, dengan panjang mahkota bunga 8-9 mm.
Tanaman ini diperbanyak dengan biji. Biji Ocimum sp. berwarna hitam
atau cokelat, bentuk bulat dengan ukuran biji relatif kecil (Steenis,
1981; Hadipoentyanti & Wahyuni, 2008).
Di Indonesia genus Ocimum yang dikenal adalah Ocimum
gratissimum (Ocimum viridiflorum, Roth) atau dengan bahasa daerah
Selasih Mekah, Selasih Jambi, ruku-ruku rimba, Ocimum canum Sims
yang dikenal dengan kemangi, Ocimum basilicum atau selasih dan
Ocimum
tenuiflorum
(Ocimum
sanctum
L.)
atau
ruku-ruku
2.1.5
Kandungan kimia
Kandungan kimia pada Ocimum americanum L. yaitu minyak
atsiri, karbohidrat, fitosterol, alkaloid, fenolik, tanin, lignin, pati,
saponin, flavonoid, terpenoid dan antrakuinon (Dhale, Birari &
Dhulgande, 2010; Sarma & Babu, 2011). Minyak atsiri pada Ocimum
americanum L. mengandung komponen kamfor, metil sinamat, sitral,
geraniol, limonen dan linalool (Martono ,Hadipoentyanti & Udarno,
2004; Hadipoentyanti &Wahyuni, 2008).
2.1.6
Khasiat
Secara tradisional, Ocimum spp. digunakan sebagai obat untuk
menyembuhkan beberapa penyakit seperti demam, mengurangi rasa
mual, sakit kepala, sembelit, diare, batuk,
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang
diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak
dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain. Senyawa aktif yang
terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan
minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa
aktif yang terkandung dalam simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut
dan cara ekstraksi yang tepat (Depkes RI, 2000).
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani mengggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan
massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi
baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 2000).
Ada beberapa cara metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut yaitu :
1. Cara Dingin
a. Maserasi
adalah
proses
pengekstrakan
simplisia
dengan
10
atau
substansi
yang
mengubah
keadaan
ini,
yaitu
11
dapat diperbaiki kembali. Suhu tinggi dan konsentrasi pekat beberapa zat
kimia dapat mengakibatkan koagulasi (denaturasi) ireversibel (tidak dapat
balik) komponen-komponen selular yang vital ini (Pelczar, 1988).
4. Menganggu metabolisme sel mikroba
Setiap enzim dari beratus-ratus enzim berbeda-beda yang ada
didalam sel merupakan sasaran potensial bagi bekerjanya suatu
penghambat. Banyak zat kimia telah diketahui dapat mengganggu reaksi
biokimia.
Penghambatan
ini
dapat
mengakibatkan
terganggunya
12
Kelas
: Schizomycetes
Bangsa
: Eubacteriales
Suku
: Micrococcaceae
Marga
: Staphylococcus
Spesies
: Staphylococcus aureus
aureus
terdapat
pada
hidung,
mulut,
13
2.4.2
Jamur
Jamur adalah organisme heterotrofik. Jamur dapat berupa
khamir yang tumbuh sebagai uniseluler atau berupa kapang yang
tumbuh berupa filamen-filamen. Komponen penyusun dinding sel
berupa kitin, selulosa atau glukan.
2.4.2.1 Candida albicans
Klasifikasi Candida albicans adalah sebagai berikut:
Divisi
: Ascomycota
Kelas
: Saccharomycetes
Bangsa
: Saccharomycetales
Suku
: Saccharomycetaceae
Marga
: Candida
Spesies
: Candida albicans
Sinonim
dengan
bertunas
yang
menghasilkan
14
mikrobiologi
memanfaatkan
mikroorganisme
agen
antimikroba.
Piringan
yang
berisi
agen
Concentration)
atau
KHM
(Kadar
Hambat
permukaan
media
agar
yang
telah
ditanami
15
memungkinkan
agen
antimikroba
berdifusi
dan
16
agen
cair
yang
17
bioautografi
merupakan
metode
spesifik
untuk
dilihat
dengan
penyemprotan
menggunakan
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Alat
Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu
timbangan analitik (Sartonius CP224S), blender , tanur (Thermolyne),
oven (Memmert), serangkaian alat rotary evaporator (N-1000
EYELA), Spektrofotometer UV-Vis (U-2910, Hitachi), gelas ukur
(Pyrex), labu ukur (Pyrex), beaker gelas (Pyrex), cawan petri (Pyrex),
erlenmeyer (Pyrex), cawan penguap, plat tetes, pipet tetes, batang
pengaduk, corong (Iwake), botol gelap, botol timbang, spatula, pinset,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, jarum ose, bunsen, Laminar Air Flow
(EACI), refrigerator (Sanyo Medicool), hot plate dan magnetic stirrer
(Daiki KBLee 5001), pipet mikro (Epphendorf), vortex (Labnet),
autoklaf (Tommy, tipe SS-325) dan inkubator (Gallenkamp).
3.2.2
Bahan
1.
19
2.
3.
4.
Bahan kimia. Pada proses maserasi pelarut yang digunakan nheksana, etil asetat dan etanol 70%. Untuk skrining fitokimia
menggunakan aquades, HCl 2 N, CHCl3, H2SO4 pekat, HCl
pekat, asam asetat anhidrad, FeCl3, serbuk Magnesium, reagen
Mayer serta NaCl 0,9% untuk media suspensi mikroba uji.
5.
6.
10
g/mL
yang
diperoleh
di
laboratorium
mikrobiologi FK UI.
20
dengan kain kasa, disaring lagi menggunakan kertas saring dan ampas
diremaserasi sampai filtrat hasil saringan mendekati jernih (total
pelarut n-heksana yang terpakai 29 L). Filtrat n-heksana dikentalkan
menggunakan rotary vacuum evaporator sehingga diperoleh ekstrak
kental fase n-heksana (ekstrak NH).
Ampas yang telah dimaserasi dengan pelarut n-heksana
dikeringkan sampai semua pelarut menguap dan diperoleh serbuk
simplisia kering. Kemudian dimaserasi lagi dengan pelarut etil asetat
sampai semua serbuk terendam. Dibiarkan selama 2-3 hari, dengan
pengocokan 2-3 kali. Setelah dimaserasi, disaring dengan kain kasa,
sehingga diperoleh filtrat dan ampas. Filtrat hasil saringan dengan
kain kasa, disaring lagi menggunakan kertas saring dan ampas
diremaserasi sampai filtrat hasil saringan mendekati jernih (total
pelarut etil asetat yang terpakai 25 L). Filtrat etil asetat dikentalkan
menggunakan rotary vacuum evaporator sehingga diperoleh ekstrak
kental fase etil asetat (ekstrak EA).
Ampas yang telah dimaserasi dengan pelarut etil asetat
dikeringkan sampai semua pelarut menguap dan diperoleh serbuk
simplisia kering. Kemudian dimaserasi lagi dengan pelarut etanol
70% sampai semua serbuk terendam. Dibiarkan selama 2-3 hari,
dengan pengocokan 2-3 kali. Setelah dimaserasi, disaring dengan kain
kasa, sehingga diperoleh filtrat dan ampas. Filtrat hasil saringan
dengan kain kasa, disaring lagi menggunakan kertas saring dan ampas
diremaserasi sampai filtrat hasil saringan mendekati jernih (total
pelarut etanol 70% yang terpakai 20 L). Filtrat etanol dikentalkan
menggunakan rotary vacuum evaporator sehingga diperoleh ekstrak
kental fase etanol (ekstrak E1).
Selain itu sebanyak 980 gr serbuk herba kemangi dimaserasi
langsung menggunakan etanol 70%, Dibiarkan selama 2-3 hari,
dengan pengocokan 2-3 kali. Setelah dimaserasi, filtrat disaring
dengan kain kasa sehingga diperoleh filtrat dan ampas. Filtrat yang
telah disaring dengan kain kasa disaring lagi menggunakan kertas
21
3.3.3
22
ditambahkan
dengan
1 ml
kloroform.
Kemudian
23
3.3.4
C selama 15 menit.
24
menggunakan
spektrofotometer
pada
25
g/mL pada
26
3 hari.
disekeliling
menggunakan
kertas
penggaris.
Hasil
cakram
dan
diukur
pengukuran
dicatat.
Penentuan
Aktivitas
Antimikroba
terhadap
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Determinasi Tanaman
Hasil identifikasi yang dilakukan di Herbarium Bogoriense
Pusat Penelitian Botani, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Bogor menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian
ini adalah herba kemangi (Ocimum americanum L.). Hasil determinasi
dapat dilihat pada lampiran 1.
4.1.2 Karakteristik Ekstrak
Hasil uji pemeriksaan karakteristik ekstrak herba kemangi
dalam berbagai fase dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Pemeriksaan Organoleptis Ekstrak Herba Kemangi
Parameter
Ekstrak NH
Bentuk
ekstrak
kental,
berminyak,
lengket
hijau
kecoklatan
khas
(aromatis)
Warna
Bau
Ekstrak EA
Ekstrak E1
Ekstrak E2
Kental
Kental
kental
hijau
kehitaman
khas
(aromatis)
Cokelat
hijau
kehitaman
khas
Khas
Berat
Rendemen (%)
34 kg
Total simplisia
4,830 kg
Ekstrak NH
40,9 gram
1,295
Ekstrak EA
74,4 gram
2,355
Ekstrak E1
170,6 gram
5,4
Ekstrak E2
126
12,85
28
w1 (gram)
w2 (gram)
x (gram)
Ekstrak NH
16,4173
15,9233
15,1473
Kadar Air
22,40 %
Ekstrak EA
16,5174
16,3102
15,5166
20,70 %
Ekstrak E1
24,0523
23,8649
23,0489
18,67 %
Ekstrak E2
15,6805
15,4404
14,6805
24,01 %
Berat Ekstrak
(gram)
Berat Abu
(gram)
Ekstrak NH
1,5566
0,1314
Kadar abu
(%)
8,44
Ekstrak EA
1,4870
0,1456
9,79
Ekstrak E1
1,4832
0,1523
10,27
Ekstrak E2
2,5485
0,4286
16,82
Ekstrak
Alkaloid
NH
-
EA
-
E1
-
E2
+
Flavonoid
Saponin
Steroid
Triterpenoid
Tanin
29
Staphylococcus
aureus
Candida
albicans
Konsentrasi
(g/mL)
4000
9,5
12
Ekstrak
E2
10
2000
8,5
10,5
7,5
9,0
1000
8,0
10
6,5
8,5
500
7,5
9,0
8,0
250
7,0
8,0
7,0
125
6,5
7,5
6,5
100
50
25
12,5
kontrol (-)
pelarut
kontrol (+)
amoksilin
4000
36
34
31
37
2000
1000
500
250
125
30
kontrol (-)
0
0
0
pelarut
kontrol (+)
38,5
37
35,5
ketokonazol
*Keterangan : 0 mm = tidak terdapat diameter daerah hambat
0
39
Gambar hasil uji aktivitas ekstrak herba kemangi dapat dilihat pada lampiran 9.
Konsentrasi
(g/mL)
Ekstrak NH
Ekstrak EA
Ekstrak E1
Ekstrak
E2
2000
1000
500
Candida
250
albicans
125
kontrol (-)
pelarut
kontrol (+)
+
+
ketokonazol
*Keterangan : tanda positif (+) = aktif sebagai antijamur
tanda negatif (-) = tidak aktif sebagai antijamur
Gambar hasil uji aktivitas ekstrak herba kemangi dapat dilihat pada lampiran 10.
31
4.2 Pembahasan
Ocimum spp. merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai
obat yang termasuk famili Labiatae. Sampai sekarang sudah ditemukan 7 jenis
tanaman Ocimum, yaitu Ocimum gratissimum, Ocimum basillicum, Ocimum
americanum L., Ocimum klimandschavicum, Ocimum minimum, Ocimum
viridae L. dan Ocimum sanctum (Hadipoentyanti & Wahyuni, 2004).
Penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa Ocimum spp.
mengandung senyawa yang bersifat insektisida, larvasida, nematisida,
antipiretik, fungisida, antibakteri dan antioksidan (Nurcahyanti, Dewi &
Timotius, 2011; Maryati, Fauzia & Rahayu, 2007).
Bahan utama yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak
herba kemangi (Ocimum americanum L.), sesuai dengan hasil determinasi
yang dilakukan di Herbarium Bogoriense Pusat Penelitian Botani, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor. Herba kemangi diperoleh dari
perkebunan daerah Grogol, Kecamatan Limo, Depok. Herba kemangi
dipanen pada umur 2 bulan, dengan kondisi tanah gembur, tanpa pestisida
dan sistem pengairan menggunakan air hujan dan air kali di dekat kebun.
Sebelum dimaserasi, herba kemangi yang telah dipanen, disortasi
basah, dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan (terlindung dari sinar
matahari
langsung).
Selanjutnnya,
herba
kemangi
diblender
untuk
32
33
ekstrak
EA
memiliki
diameter
hambat
lebih
besar
34
100 g/mL, sedang jika 100 > KHM 625 g/mL dan lemah
nilai KHM
35
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Ekstrak herba kemangi fase n-heksana (NH), fase etil asetat (AE) dan fase
etanol 70% (E1) serta ekstrak etanol 70% (E2) memiliki aktivitas
antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans.
2. Ekstrak herba kemangi NH, EA dan E2 menunjukkan aktivitas terhadap
Staphylococcus aureus sampai konsentrasi 125 g/mL dengan diameter
daerah hambat berturut-turut 6,5 mm, 7,5 mm dan 6,5 mm.
3. Ekstrak herba kemangi E1 menunjukkan aktivitas sampai konsentrasi
1000
5.2 Saran
Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa
aktif antimikroba dari ekstrak herba kemangi.
36
DAFTAR PUSTAKA
Adiguzel, Ahmet., et al. 2005. Antimicrobial Effects of Ocimum basilicum
(Labiatae) Extract. Turk J Biol, 29 : 155-160, (Online), (12 April 2012)
Akbar, Hendra Rizki. 2010. Isolasi dan Identifikasi Golongan Flavonoid Daun
Dendang Gendis (Clinacanthus nutans) Berpotensi sebagai Antioksidan.
Departemen Kimia : FMIPA IPB
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan I. Jakarta
Devi, K., Devi G. K., Thirumaran, G., Arumugam, R., & Anantharaman, P. 2010.
Antibacterial Activity of Selected Medicinal Plants from Parangipettai Coastal
Regions Southeast Coast of India. Academic Journal of Plant Sciences, 3(3):
122-125. (Online). (11 April 2012, 08:52). http://www .idosi.org/ajps/3(3)10/5.pdf
Dhale, D. A., Birari, A. R., & Dhulgande, G. S. 2010. Preliminary Screening of
Antibacterial and Phytochemical Studies of Ocimum americanum Linn. Journal of
Ecobiotechnology, (Online), 2/8 : 11-13, (11 April 2012) http://journalecobiotechnology.com
E, Amadi. J., Salami, S. O., & Eze, C.S. 2010. Antifungal Properties and
Phytochemical Screening of Extracts of African Basil (Ocimum gratissimum L.).
Agriculture and Biology Journal of North America, 1 (2) : 163-166., (Online):
2151-7525 (http://www.scihub.org/ABJNA, diakses pada tanggal 12 April 2012)
Farnsworth, N. R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants.
Journal of Pharmaceutical Sciences. 55: 225-276.
Ghosal, M., & Mandal, P. 2012. Phytochemical Screening and Antioxidant
Activities of Two Selected Bihi Fruits Used as Vegetables in Darjeeling
Himalaya. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. ISSN :
0975-1491. 4(2). (Online). (02 Mei 2012, 17:42). http:// www.mijppsjournal.com/
Vol4Issue2/3555.pdf.
Gupta, Shweta., Mediratta, Pramod K., Singh, Surender., Sharma, K K., &
Shukla, Rimi. 2006. Antidiabetic, Antihypercholesterolaemic and Antioxidant
Effect of Ocimum sanctum (Linn) seed Oil. Indian Journal of Experimental
Biology, Vol. 44, pp. 300-304
Hadipoentyanti, Endang., & Wahyuni, Sri. 2008. Keragaman Selasih (Ocimum
spp.) Berdasarkan Karakter Morfologi Produksi dan Mutu Herba, Jurnal Littri,
(Online), Vol 14(4). hal. 141-148 (03 April 2012) http://www.perkebunan.
litbang. deptan.go.id
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Badan Litbang
Kehutanan Jakarta, hal. 1702
37
38
39
40
Pengumpulan sampel
(34 kg herba kemangi) *
Determinasi tanaman
disortasi basah
Pencucian sampel
dikeringkan dan dirajang
4,830 kg serbuk
herba kemangi
Diblender
diambil
3,159 kg serbuk
980 gr serbuk
dimaserasi dengan etanol 70 %
Filtrat etanol
dimaserasi dengan
29 L n-heksana
Ampas
dievaporasi
Ekstrak kental
etanol (E2)
diuji
-Kadar abu
-Skrining fitokimia
- Aktivitas antimikroba
Filtrat nheksana
Ampas
dimaserasi dengan
25 L etil asetat
dievaporasi
Ekstrak kental
n-heksana(NH)
diuji
-Kadar abu
-Skrining fitokimia
- Aktivitas antimikroba
41
Filtrat etil
asetat
Ampas
**
42
(Lanjutan)
**
Ampas
Filtrat etil
asetat
dievaporasi
dimaserasi dengan
20 L etanol 70 %
-Kadar abu
-Skrining fitokimia
- Aktivitas antimikroba
Filtrat etanol
Ampas
dievaporasi
Ekstrak kental
etanol (E1)
diuji
-Kadar abu
-Skrining fitokimia
- Aktivitas antimikroba
10
Diinkubasi selama 24
jam, suhu 37 0C (bakteri)
43
0,5 mL
0,5 mL
Larutan induk
2000 g/mL
1000 g/mL
0,5 mL
0,5 mL
0,5 mL
500 g/mL
4000 g/mL
0,5 mL larutan induk dimasukkan
kedalam masing-masing tabung
telah berisi 0,5 mL medium SDL
Tabung
kontrol
Di amati kekeruhannya
44
Rendemen =
x 100 %
1. Ekstrak NH
Bobot ekstrak
= 40,9 gram
Bobot simplisia
= 3159 gram
% Rendemen
40,9
3159
x 100 %
= 1,295 %
2. Ekstrak EA
Bobot ekstrak
= 74,4 gram
Bobot simplisia
= 3159 gram
% Rendemen
74,4
3159
x 100 %
= 2,355 %
3. Ekstrak E1
Bobot ekstrak
= 170,6 gram
Bobot simplisia
= 3159 gram
% Rendemen
170,6
3159
x 100 %
= 5,4 %
4. Ekstrak E2
Bobot ekstrak
= 126 gram
Bobot simplisia
= 980 gram
% Rendemen
126
980
x 100 %
= 12,85 %
45
Kadar Air =
w1w2
w1x
x 100 %
Keterangan :
w1 = berat cawan dan ekstrak sebelum dipanaskan (gram)
w2 = berat cawan dan ekstrak sesudah dipanaskan (gram)
x
1. Ekstrak NH
w1 = 16,1473 gram
w2 = 15,9233 gram
x
= 15,1473 gram
Kadar Air =
16,1473 15,9233
16,1473 15,1473
x 100 % = 22,40 %
2. Ekstrak EA
w1 = 16,5174 gram
w2 = 16,3102 gram
x
= 15,5166 gram
Kadar Air =
16,5174 16,3102
16,5174 15,5166
x 100 % = 20,70 %
3. Ekstrak E1
w1 = 24,0523 gram
w2 = 23,8649 gram
x
= 23,0489 gram
Kadar Air =
24,0523 23,8649
24,0523 23,0489
x 100 % = 18,67 %
4. Ekstrak E2
w1 = 15,6805 gram
w2 = 15,4404 gram
x
= 14,6805 gram
Kadar Air =
15,6805 15,4404
15,6805 14,6805
x 100 % = 24,01 %
46
Kadar Abu =
x 100 %
1. Ekstrak NH
Berat abu
= 0,1314 gram
Berat ekstrak
= 1,5566 gram
Kadar abu
0,1314
1,5566
x 100 %
= 8,44 %
2. Ekstrak EA
Berat abu
= 0,1456 gram
Berat ekstrak
= 1,4870 gram
Kadar abu
0,1456
1,4870
x 100 %
= 9,79 %
3. Ekstrak E1
Berat abu
= 0,1523 gram
Berat ekstrak
= 1,4832 gram
Kadar abu
0,1523
1,4832
x 100 %
= 10,27 %
4. Ekstrak E2
Berat abu
= 0,4286 gram
Berat ekstrak
= 2,5485 gram
Kadar abu
0,4286
2,5485
x 100 %
= 16,82 %
47
1. Ekstrak NH
Golongan
senyawa
Alkaloid
Flavonoid
Saponin
Steroid
Triterpenoid
Tanin
Perlakuan
Gambar
0,5 gr ekstrak + 20 mL
aquabides dan di kocok
Hasil uji
48
49
(Lanjutan)
2. Ekstrak Fase EA
Golongan
senyawa
Alkaloid
Flavonoid
Saponin
Perlakuan
Gambar
Hasil uji
Steroid
Triterpenoid
Tanin
50
(Lanjutan)
3. Ekstrak E1
Golongan
senyawa
Alkaloid
Flavonoid
Saponin
Steroid
Triterpenoid
Tanin
Perlakuan
0,5 gr ekstrak + 20 mL
aquabides dan di kocok
0,5 gr ekstrak + 2 mL
kloroform + H2SO4 pekat
diteteskan pelan-pelan dari
sisi dinding tabung reaksi
0,5 gr ekstrak + 1 mL
kloroform + 1 ml asetat
anhidrad (dinginkan) + 2 mL
H2SO4 pekat
Gambar
Hasil uji
51
(Lanjutan)
4. Ekstrak E2
Golongan
senyawa
Alkaloid
Flavonoid
Saponin
Steroid
Triterpenoid
Tanin
Perlakuan
0,5 gr ekstrak + 20 mL
aquabides dan di kocok
0,5 gr ekstrak + 2 mL
kloroform + H2SO4 pekat
diteteskan pelan-pelan dari sisi
dinding tabung reaksi
0,5 gr ekstrak + 1 mL
kloroform + 1 ml asetat
anhidrad (dinginkan) + 2 mL
H2SO4 pekat
Gambar
Hasil uji
Kontrol negatif
(n-heksana)
(Diameter daerah
hambat = 0 mm)
Kontrol positif
(amoksisilin)
(Diameter daerah
hambat = 36 mm)
52
53
(Lanjutan)
Kontrol negatif
(etil asetat)
(Diameter daerah
hambat = 0 mm)
Kontrol positif
(amoksisilin)
(Diameter daerah
hambat = 34 mm)
54
(Lanjutan)
Kontrol negatif
(etanol 70%)
(Diameter daerah
hambat = 0 mm)
Kontrol positif
(amoksisilin)
(Diameter daerah
hambat = 31 mm)
55
(Lanjutan)
Kontrol negatif
(etanol 70%)
(Diameter daerah
hambat = 0 mm)
Kontrol positif
(amoksisilin)
(Diameter daerah
hambat = 37 mm)
56
(Lanjutan)
3
5
3
6
1
Ekstrak NH
3
1
Ekstrak EA
2
5
6
1
6
Ekstrak E1
2
1
Ekstrak E2
Gambar 3.5 Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi terhadap
Candida albicans
Keterangan :
1. Konsentrasi 4000 g/mL, dengan diameter daerah hambat 0 mm
2. Konsentrasi 2000 g/mL, dengan diameter daerah hambat 0 mm
3. Konsentrasi 1000 g/mL, dengan diameter daerah hambat 0 mm
4. Konsentrasi 500 g/mL, dengan diameter daerah hambat 0 mm
5. Konsentrasi 250 g/mL, dengan diameter daerah hambat 0 mm
6. Kontrol negatif, dengan diameter daerah hambat 0 mm
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 10. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi terhadap
Candida albicans (Metode Dilusi Cair)
1. Ekstrak NH
2000
1000
500
250
125
K2
K1
K2
2000
1000
500
125
K1
250
58
(Lanjutan)
3. Ekstrak E1
250
K2
500
2000
1000
125
K1
1000
500
250
K1
K2
125
2000