Anda di halaman 1dari 76

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

FORMULASI DAN STUDI EFEKTIFITAS SEDIAAN GEL ANTISEPTIK


TANGAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN BINAHONG(Anredera cordifolia
(tenore) Steen)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi

Oleh:
KARTIKA SARI
M3508043

DIPLOMA 3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commiti to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commitiito user
PERSETUJUAN

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian saya
sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar yang
telah diperoleh dapat ditinjau dan / atau dicabut.

Surakarta,13 Februari 2012

KARTIKA SARI
NIM. M3508043

commitiiito user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

FORMULASI DAN STUDI EFEKTIFITAS SEDIAAN GEL ANTISEPTIK


TANGAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia
(tenore) Steen)

INTISARI
Diketahui bahwa daun binahong dari tanaman Anredera cordifolia (tenore) Steen.
telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional misalnya sebagai antibakteri.
Penggunaan sediaan gel antiseptik untuk tangan meningkat karena terjadinya
penyakit-penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan suatu bentuk sediaan gel antiseptik tangan dari ekstrak daun
binahong. Fraksi etil asetat daun binahong diperoleh dari maserasi dengan etanol dan
selanjutnya dilakukan fraksinasi menggunakan etil asetat. Formula sediaan gel dibuat
dengan basis carbopol dan kadar ekstrak yang digunakan adalah 1%, 3%, 5%, 10%
dan 15%.
Evaluasi efektifitas dari daya antiseptik dilakukan dengan meneteskan dan
meratakan sediaan gel pada telapak tangan dan diujikan pada media padat nutrient
agar. Media diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37C, kemudian koloni yang
tumbuh dihitung dengan colony counter. Uji antibakteri juga dilakukan terhadap dua
macam sediaan gel antiseptik tangan yang sudah beredar di pasaran. Data yang
didapat dianalisa statistika menggunakan uji One Way Annova.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan gel yang dihasilkan berwarna hijau
pucat. Uji antibakteri menunjukkan bahwa pada kadar ekstrak 5%, jumlah koloni
yang tumbuh setelah pemakaian berkurang sampai 50%. Sedangkan kadar10% dan
15% menunjukan tidak adanya pertumbuhan mikroorganisme pada media dan
mempunyai aktifitas sama dengan sediaan yang beredar dipasaran.
Kata kunci: Fraksi etil asetat daun binahong, gel, daya antiseptik, uji antiseptik

commitivto user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

THE FORMULATION AND THE STUDY ON THE EFFECTIVENESS OF


HAND ANTISEPTIC GEL PREPARATION FROM THE ETHYL ACETATE
FRACTION OF BINAHONG (Anredera cordifolia
(tenore) Steen) LEAF.

ABSTRACT
It has been seen that binahong leaf of Anredera cordifolia (tenore) Steen has
been used for a long time in traditional medication, for example for antibacterial
agent. The use of antiseptic gel preparation for hand increases because of the
bacteria-induced serious diseases. This research aims to develop a form of hand
antiseptic gel preparation from the binahong leaf extract. The ethyl acetate fraction of
binahong leaf was obtained from maceration with ethanol and then fractionation was
done using ethyl acetate. The formula of gel preparation was made with carbopol
base and extract levels used were 1%, 3%, 5%, 10%, and 15%.
The evaluation on effectiveness of antiseptic power was done by dripping and
rubbing the gel preparation evenly on the palm and then testing it on the nutrient agar
solid media. The media was incubated for 24 hours at 37oC, and then the colony
growing on it was measured using colony counter. Antibacterial test was also done on
two types of hand antiseptic gel preparation circulated in the market. The data
obtained was analyzed statistically using One Way Anova.
The result of research showed that the gel preparation provided was pale
green in color. The antibacterial test showed that at extract level of 5%, the number of
colony growing after the use decreases to 50%. Meanwhile at 10% and 15% levels,
there was no microorganism growth on the media and they had activity similar to the
preparation available commercially.
Keywords: ethyl acetate fraction of binahong leaf, gel, antiseptic power, antiseptic
test

commitvto user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO
Yakin, bahwa Allah akan memberi sesuatu yang indah dibalik semua cobaan yang
begitu rumit untuk dihadapi
Bisa karena tahu dan mencoba belajar dari pengalaman
Apa yang anda lakukan hari ini, merupakan kunci kebaikan ataupun juga kehancuran
hari esok anda. Lakukanlah yang terbaik untuk hari ini.
Banggalah pada dirimu sendiri, Meski ada yang tak Menyukai. Kadang mereka
membenci karena Mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

commitvito user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini


Kupersembahkan untuk ayahku, mamaku, suamiku,
anakku, dek adit, hehem, nindy, eyi, tya dan egha .
Terima kasih untuk kasih sayang, kebersamaan dan
dukungan yang membuatku untuk tidak menyerah dalam
menyelesaikan tugas akhir ini

commitviito user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul Formulasi dan studi Efektifitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Fraksi Etil
Asetat Daun Binahong (Anredera cordifolia (tenore) Steen) dengan lancar.
Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Farmasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sebelas Maret.
Penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh sebab itu penulis mengucapkan
terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc., PhD. selaku Dekan fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
2. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt. selaku Ketua Prodi Program D3 Farmasi
Universitas Sebelas Maret.
3. Anif Nur Artanti, S.farm., Apt. selaku dosen pembimbing tugas akhir.
4. Ayah, mama dan adek(adit) yang telah memberikan semangat dan dukungan
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar.
5. Suami serta anak(faishal) yang telah memberi semangat untuk tidak menyerah
dan membuat tidak mudah putus asa.
commitviiito user

perpustakaan.uns.ac.id

6. Temanteman

digilib.uns.ac.id

seperjuanganku

farmasi

angkatan

2008

yang

telah

memberikanku semangat serta dukungan selama lebih dari 3 tahun ini.


7. Papiku Setiyanto Mintarso yang telah memberikan dukungan penuh dan
membantu secara moril dan materiil.
8. Tim Penguji yang memberikan pertanyaan serta dukungan menuju gerbang
kelulusan.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam persiapan ujian tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, namun
dengan segala kerendahan hati atas kekurangan itu, penulis menerima kritik dan saran
dalam rangka perbaikan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu kefarmasian khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.

Surakarta,

Kartika Sari

commitixto user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii
INTISARI .. iv
ABSTRACT v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN. 1
1.1.Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2.Perumusan Masalah .................................................................... 3
1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4.Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Binahong .................................................................................... 5
commitxto user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2.1.1. Sistematika Tanaman ................................................... 5


2.1.2. Nama Lain .................................................................. 6
2.1.3. Morfologi Tanaman ..................................................... 6
2.1.4. Ekologi dan Penyebaran ............................................... 6
2.1.5. Kandungan Kimia ........................................................ 7
2.2. Maserasi ..................................................................................... 8
2.2.1. Cara Pembuatan Masetrat ............................................. 8
2.3. Gel .............................................................................................. 8
2.3.1. Keuntungan Sediaan Gel .............................................. 9
2.3.2. Pengujian Sediaan Gel .................................................. 9
2.3.3. Mekanisme Kerja Gel........ ........................................... 10
2.3.4. Mekanisme Kerja Penghambat Senyawa Antimikroba.11
2.3.5. Tinjauan Bahan.. ........................................................... 12
2.4. Kerangka Pemikiran .................................................................... 13
2.5. Hipotesis ..................................................................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.. 16
3.1. Populasi dan Sampel .................................................................. 16
3.2. Variable Penelitian ...................................................................... 16
3.2.1. Identifikasi Variable Penelitian ................................... 16
3.2.2. Klasifikasi Variabel Utama ...................................... 16
3.3. Bahan dan Alat ............................................................................ 17
commitxito user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3.3.1. Bahan yang digunakan ............................................. 17


3.3.2. Alat yang digunakan.. ................................................... 18
3.4. Jalannya Penelitian .................................................................. 18
3.4.1. Pengambilan Bahan.. .................................................... 18
3.4.2. Determinasi Tanaman.. ................................................. 18
3.4.3. Pesiapan Bahan.. ........................................................... 18
3.4.5. Identifikasi Serbuk daun binahong.. ............................. 18
3.5. Cara Kerja Penelitian .................................................................. 19
3.5.1. Pembuatan Fraksi Etil Asetat Daun Binahong...19
3.5.2. Pembuatan Gel Fraksi Etil Asetat Daun Binahong.. .... 19
3.5.3. Uji Daya Antiseptik Gel.. ............................................. 21
3.6. Pengumpulan dan Analisis Statistik Data ................................... 24
3.7. Diagram Alir Cara Kerja ......................................................... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 26
4.1. Determinasi Tanaman.. ............................................................... 26
4.2. Fraksinasi Etil Asetat Daun Binahong.. ...................................... 26
4.3. Pengujian Kontrol Kualitas Fraksi Etil Asetat Daun Binahong.. 26
4.3.1. Hasil organoleptis fraksi etil asetat daun binahong.. .... 26
4.3.2. Hasil dari Uji Daya Rekat Fraksi Etil Asetat Daun
Binahong................................................................................. 27

commitxiito user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4.3.3. Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid secara


Kromatografi Lapis Tipis.. ..................................................... 28
4.4. Pembuatan Sediaan Gel Antiseptik Tangan Fraksi Etil Asetat
Daun Binahong.. ....................................................................... 30
4.5. Hasil Uji Gel Antiseptik Tangan Fraksi etil Asetat daun
Binahong.. ................................................................................. 31
4.5.1. Uji Organoleptis Gel antiseptik tangan daun Binahong 31
4.5.2. Uji Viskositas Gel Antiseptik Tangan Fraksi Etil Asetat
daun binahong.. ........................................................... 32
4.5.3. Uji pH Gel Antiseptik Tangan Fraksi Etil Asetat daun
binahong.. ................................................................... 33
4.6. Hasil Pengujian Antibakteri.. ...................................................... 34
BAB V PENUTUP ...38
5.1.Kesimpulan ................................................................................. 38
5.2.Saran ............................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 39

commitxiiito user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.

Tabel Formulasi Sediaan Gel........................................................ 19

Tabel II.

Tabel Diagram Alir Cara Kerja .24

Tabel III. Tabel Diagram Alir Cara Pembuatan Fraksi Etil Asetat25
Tabel IV. Tabel Diagram Alir Cara Pembuatan Gel..25
Tabel V. Tabel Uji Daya Rekat Fraksi Etil Asetat Daun Binahong .27
Tabel VI. Tabel Hasil Identifikasi Senyawa Flavonoid Secara KLT........... 29
Tabel VII.

Tabel Hasil Uji Organoleptis Gel ............................................. 31

Tabel VIII. Tabel Hasil Uji Viskositas Selama 6 Minggu .......................... 32


Tabel IX. Tabel Hasil Uji pH Selama 6 Minggu ......................................... 33
Tabel X. Tabel Hasil Uji Antibakteri Sediaan Gel ........................................ 35

commitxivto user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Gambar Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) ...... 5
Gambar 2. Gambar Skema Jaringan Kulit ......................................................... 11
Gambar 3. Gambar Sinar UV 254 nm ................................................................ 29
Gambar 4. Gambar Sinar UV 366 nm ................................................................ 29
Gambar 5. Gambar Setelah Disemprot FeCl3 .................................................... 29
Gambar 6. Diagram Gambar Hasil Dari Pembuatan Gel .................................... 31
Gambar 7. Media Agar Ditumbuhi Koloni 35
Gambar 8. Uji Antibakteri................................................................................... 36

commitxvto user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Determinasi daun binahong (Anredera cordifolia
(tenore) Stenn). 42
Lampiran 2. Perhitungan Rendemen Fraksi Etil Asetat Daun Binahong

43

Lampiran 3. Perhitungan Rf.. 44


Lampiran 4. Perhitungan susut Pengeringan .................................................. 45
Lampiran 5. Hasil Uji Daya Rekat Ekstrak ................................................... 46
Lampiran 6. Uji Viskositas Formulasi Gel... 47
Lampiran 7. Output One Sample Kolmogrof-Smirnov test, Test of
Homogeneity of variances, dan Deskriptif Viskositas Gel
Fomulasi49
Lampiran 8. Output Uji One Way Anova Viskositas Gel Formulasi ........... 51
Lampiran 9. Uji pH Formulasi Gel ............................................................... 52
Lampiran 10. Output One Sample Kolmograf-Smirnov test, Test of
Homogeneity of variances, dan Deskriptif pH Gel Formulasi ... 54
Lampiran 11. Output Uji One Way Anova pH Gel Formulasi ..................... 56
Lampiran 12. Hasil Uji Koloni Antibakteri ................................................... 57
Lampiran 13. Output One Sample Kolmograf-Smirnov test, Test of
Homogeneity of variances, dan Deskriptif antiseptik Gel
Formulasi...58
Lampiran 14. Output Uji One Way Anova Antiseptik Gel Formulasi .......... 60
commitxvito user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Penggunaan bahan yang berasal dari alam sebagai obat bukan hal yang baru.
Sejak dahulu manusia mencoba mengobati penyakit yang dideritanya dengan
menggunakan bahan alam. Pada saat ini banyak orang telah kembali pada pengobatan
tradisional dengan menggunakan tanaman obat, baik untuk mengobati atau menjaga
kesehatan. Trend gaya hidup yang mengarah kembali ke alam (back to nature)
membuktikan bahwa hal-hal yang alami bukanlah yang ketinggalan jaman atau
kampungan. Dalam dunia kedokteran banyak yang kembali mempelajari obat-obat
tradisional, tanaman obat ditelaah dan dipelajari secara ilmiah. Hasilnya mendukung
bahwa tanaman obat memang memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang secara
klinis terbukti bermanfaat bagi kesehatan (Muhlisah, 2004).
Penelitian mengenai aktivitas antibakteri daun binahong dan kandungan metabolit
sekundernya pernah dilakukan bahwa dalam simplisia daun binahong terkandung
senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol dan saponin (Annisa,2007).
Ekstraksi pada rhizome binahong dengan pelarut etil asetat, petroleum eter, dan
etanol 70% di dapatkan senyawa alkaloid, saponin, flavonoid dan polifenol. Pada
ekstrak dengan pelarut etil asetat pada konsentrasi 2 % dapat membunuh bakteri
Staphylococcus aureus (Setiaji, 2009).
commit1to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
2

Pemakaian antiseptik tangan dalam bentuk sediaan gel di kalangan masyarakat


menengah keatas sudah menjadi suatu gaya hidup. Beberapa sediaan paten antiseptik
tangan dapat dijumpai di pasaran. Cara pemakaiannya adalah dengan diteteskan pada
telapak tangan, kemudian diratakan pada permukaan tangan. Respon yang positif
terhadap penggunaan antiseptik tangan barangkali berkaitan dengan paradigma bersih
itu sehat, serta pemakaiannya yang praktis. Bahan antiseptik yang digunakan dalam
formula sediaan adalah dari golongan alkohol (etanol, propanol, isopropanol) dengan
konsentrasi 50% sampai 70% dan jenis disinfektan yang lain seperti : klorheksidin,
triklosan (Block, 2001).
Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik/desinfektan untuk disinfeksi
permukaan dan kulit yang bersih, tetapi tidak untuk luka. Alkohol sebagai disinfektan
mempunyai aktivitas bakterisidal, bekerja terhadap berbagai jenis bakteri, tetapi tidak
terhadap virus dan jamur. Akan tetapi karena merupakan pelarut organik maka
alkohol dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit, dimana lapisan
tersebut berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme (Dryer, 1998).
Disamping itu alkohol mudah terbakar dan pada pemakaian berulang
menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit. Golongan fenol yang digunakan
dalam sediaan antiseptik tangan adalah triklosan. Keuntungan triklosan dibandingkan
fenol adalah kurang korosif. Kadar triklosan yang digunakan sebagai antiseptik
adalah 0,05% sampai dengan 2% (Block, 2001).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
3

Dari latar belakang diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya
antiseptik dari sediaan gel yang mengandung fraksi etil asetat daun binahong 1%, 3%,
5%, 10% dan 15%.Selanjutnya daya antiseptik dari sediaan gel fraksi etil asetat daun
binahong dibandingkan dengan daya antiseptik sediaan gel antiseptik tangan yang
beredar dipasaran.
1.2.Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini :
1. Bagaimana pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak dalam formula sediaan gel
antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong terhadap sifat fisiknya?
2. Sediaan gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong dengan konsentrasi
berapakah yang paling optimum daya antiseptiknya?
3. Bagaimana tingkat efektifitas antiseptik sediaan gel antiseptik tangan fraksi etil
asetat daun binahong dibandingkan dengan sediaan gel yang beredar dipasaran?
1.3.Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak dalam formula sediaan gel
antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong terhadap sifat fisiknya.
2. Mengetahui konsentrasi gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong yang
paling optimum dengan daya antiseptiknya.
3. Mengetahui tingkat efektifitas antiseptik sediaan gel antiseptik tangan fraksi etil
asetat daun binahong dibandingkan dengan sediaan gel yang beredar dipasaran.
1.4. Manfaat Penelitian
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
4

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi Ilmu


Pengetahuan dibidang industri farmasi dan memberikan informasi kepada masyarakat
dalam upaya mengembangkan gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong
sehingga dapat memudahkan dalam penggunaan tanpa mengurangi keamanan, khasiat
dan

mutu

tanaman

obat

tradisional

commit to user

daun

binahong.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Binahong
2.1.1. Sistematika Tanaman
Klasifikasi tanaman binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen)
tanaman binahong dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Gambar 1. Daun Tanaman Binahong

Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Familia : Basellaceae
Genus : Andredera
Species : Andredera cordifolia (Tenore) Steen.(Anonim, 2008)

commit5to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
6

2.1.2. Nama Lain


Anredera cordifolia (Tenore) Steen memiliki nama lain,yaitu : Boussingaultia
gacilis, Miers Boussingaultia cordifolia, Boussingailtia baselloides (Pink, 2004)
2.1.3. Morfologi Tanaman
Binahong berupa tumbuhan menjalar, berumur panjang (perenial), bisa mencapai
panjang 5 m, berbatang lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah, bagian
dalam solid, permukaan halus, kadang membentuk semacam umbi yang melekat di
ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar. Daun dari binahong
berjenis tunggal, bertangkai sangat pendek (subsessile), tersusun berseling, berwarna
hijau, bentuk jantung (cordata), panjang 5 - 10 cm, lebar 3 - 7 cm, helaian daun tipis
lemas, ujung runcing, pangkal berlekuk (emerginatus), tepi rata, permukaan licin,
bias dimakan. Binahong mempunyai jenis bunga majemuk berbentuk tandan,
bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota berwarna krem keputihputihan
berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota 0,5 - 1 cm, berbau
harum . Akarnya berbentuk rimpang, berdaging lunak (Pink, 2004).
2.1.4. Ekologi dan Penyebaran
Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) merupakan tumbuhan yang
diduga berasal dari Australia, Afrika Selatan, Hawaii, New Zealand dan Pulau Pasifik
lainnya. Tumbuhan ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi
(Pink, 2004). Perbanyakannya biasanya secara generatif (biji), namun lebih sering

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
7

berkembang atau dikembangbiakan secara vegetative melalui akar rimpangnya


(Anonim, 2008).
2.1.5. Kandungan Kimia
Ekstrak air akar binahong dengan dosis 50 mg/ml memiliki daya hambat terhadap
bakteri Gram-positif (B.pumilus,B.subtilis dan S.aureus) serta pada bakteri Gramnegatif (Enterobacter cloacae, E.coli, Klebsiella pneumonia, Serratia marcescens,
dan Enterobacter aerogenes) pada dosis 60 mg/ml, tetapi tidak pada bakteri B.uereus.
(Tshikalange et al., 2005)
Skrining fitokimia daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore ) Steen) dengan
melakukan maserasi terhadap serbuk kering daun dengan menggunakan pelarut nheksana dan metanol didapatkan kandungan kimia berupa saponin triterpenoid,
flavanoiod dan minyak atsiri. (Rachmawati, 2007)
Ekstraksi dengan cara maserasi daun binahong dengan menggunakan pelarut
petroleum eter, etil asetat dan etanol, setelah dilakukan uji tabung ditemukan
kandungan alkaloid, saponin dan flavanoid, sedangkan pada analisisa secara KLT
ditemukan senyawa alkaloid, saponin dan flavanoid. (Rochani, 2009)
Ekstraksi pada rhizome binahong dengan pelarut etil asetat, petroleum eter, dan
etanol 70% di dapatkan senyawa alkaloid, saponin, flavonoid dan polifenol. Pada
ekstrak dengan pelarut etil asetat pada konsentrasi 2 % dapat membunuh bakteri
Staphylococcus aureus. (Setiaji, 2009)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
8

Bahwa di dalam daun binahong terdapat aktifitas antioksidan, asam askorbat dan
total fenol yang cukup tinggi. (Uchida, et al.,2003)

2.2. Maserasi
Maserasi berasal dari bahasa latin macerare yang artinya merendam (Ansel,
1985). Maserasi adalah proses pengekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan pada temperature ruangan (kamar) (Anonim,
2000). Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari. Cairan penyari akan me nembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif. Karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak ke luar.
Peristiwa ini berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di
dalam sel dengan di luar sel (Anonim, 1986).
2.2.1. Cara Pembuatan Maserat
Maserasi dilakukan dengan cara: 10 bagian simplisia dengan derajat halus
tertentu dimasukan dalam bejana, kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan
penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya. Setelah 5 hari
diserkai dan ampas diperas.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
9

Keuntungan penyarian dengan maserasi adalah: pengerjaan dan \peralatan yang


digunakan sederhana, serta perusakan zat aktif yang tidak tahan panas dapat dihindari
(Anonim, 1986).
2.3.

Gel

Gel kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi
yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
terpenetrasi oleh suatu cairan (Anonim,1995).
Gel adalah sediaan semi padat dimana fase cairnya dibentuk dalam suatu matriks
polimer 3 dimensi (terdiri dari gom alam atau gom sintetis). Polimer-polimer yang
biasa digunakan untuk membuat gel farmasetika meliputi gom alam tragakan, pektin,
karagen, agar, asam alginat, serta bahan-bahan sintesis dan semisintesis seperti
metilselulosa, hidroksietilselulosa, karboksimetilselulosa, dan carbopol (Lachman
dan Liberman, 1994)
2.3.1. Keuntungan Sediaan Gel
Pada bidang pengobatan, gel dapat digunakan sebagai bahan dasar (pembawa)
dalam pembuatan sediaan topikal. Keuntungan dari sediaan gel dibandingkan dengan
bentuk sediaan topikal lainnya yaitu memungkinkan pemakaian merata dan melekat
dengan baik, mudah digunakan, mudah meresap, dan mudah dibersihkan oleh air.
Penyimpanan gel harus dalam wadah yang tertutup baik terlindung dari cahaya dan di
tempat sejuk (Herdiana, 2007).
2.3.2.

Pengujian Sediaan Gel


commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
10

Sediaan gel yang tergolong sediaan semi padat perlu dilakukan evaluasi atau
pengujian sediaan untuk mengetahui stabilitas sediaan gel yang telah dibuat. Evaluasi
sediaan gel diantaranya :
a) Uji organoleptis, merupakan pengujian sediaan dengan menggunakan sediaan
dengan

penggunaan

pancaindra

untuk

mendiskripsikan

bentuk

atau

konsistensi ( misalnya padat, serbuk, kental, cair ), warna (misalnya kuning,


coklat ), dan bau ( misalnya aromatik, tidak berbau ) (Anonim, 2000 ).
a. Aktivitas

ion

hydrogen

secara

potensiometri/elektrometri

dengan

menggunakan pH meter( Anonim, 2004 )


b. Uji Viskositas, adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir, makin tinggi viskositas makin besar tahanannya ( martin et al,
1993 ).
c. Uji resistensi panas, uji ini untuk mempertimbangkan daya simpan suatu
sediaan salep atau gel dalam daerah iklim dengan perubahan suhu (tropen)
nyata dan terus menerus. Caranya yakni salep dalam wadah tertutup
diulang dan ditempatkan dalam pertukarankontinyu suhu yang berbedabeda (misalnya 20 jam pada suhu 37C dan 4 jam pada suhu 40C) dan
ditentukan waktunya (Voight, 1994).
2.3.3. Mekanisme kerja gel
Tujuan utama penggunaan obat pada terapi dermioliogi adalah untuk
menghasilkan efek terapeutik pada tempat-tempat spesifik di jaringan epidermis.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
11

Daerah yang terkena umumnya epidermis dan dermis, sedangkan obat-obat tropikal
tertentu seperti emoliens, antimikroba, dan deodorant terutama bekerja pada
permukaan kulit. Obat-obat tropical akan keluar dari pembawanya dan berdifusi ke
permukaan jaringan kulit, ada 3 jalan mesuk yang utama yakni melalui daerah
kandung rambut, melalui kelenjar keringat, dan stratum korneum yang terletak
diantara kelenjar keringat dan kandung rambut (Herdiana, 2007). Skema jaringan
kulit dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Skema Jaringan Kulit

2.3.4. Mekanisme Kerja Penghambatan Senyawa Antimikroba


Mekanisme penghambatan mikroba oleh senyawa antimikroba menurut Jewetz
(2001) disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
12

1. Merusak DNA merupakan perusakan DNA oleh sejumlah agen anti


mikroba dengan jalan mengganggu aktifitas enzim DNA polymerase
sehingga mengganggu pembelahan sel pada bakteri tersebut.
2. Denature protein merupakan gangguan sejumlah agen fisik atau kimia
pada struktur protein tersier yang menyebabkan protein tidak berfungsi.
3. Gangguan membran atau dindinng sel merupakan gangguan terhadap
membran sel yang bertindak sebagai barier selektif. Gangguan pada
membran ini mengakibatkan perubahan fisik dan kimiawi membran yang
sebenarnya, sehingga menyebabkan perubahan fungsi membran yang
sebenarnya dan membunuh atau menghambat sel.
2.3.5. Tinjauan Bahan
1. Carbopol (carbomer) merupakan resin akrilat yang apabila dinetralkan
dengan alkali akan menghasilkan larutan kental jerih, gel transparan, yang
dapat digunakan untuk sediaan semi solid (Agoes, 2008). Carbopol
memiliki pemerian berwarna putih, halus, asam, higroskopis, memiliki
bau yang khas (Rowe et al, 2009).
2. Glyserinum (Gliserin), merupakan cairan jernih seperti sirup, tidak
berwarna, rasa manis, hanya boleh barbau khas lemah (tajam/tidak enak),
higroskopis, netral terhadap lakmus, dapat bercampur dengan air dan
etanol. Khasiat sebagai emolien, humektan(Anonim, 1979).
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
13

3. Trietanolamin (TEA) merupakan cairan kental, tidak berwarna hingga


kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopis, mudah larut dalam
air dan dalam etanol(95%) larut dalam klorofolem (Anonim,1979).
Khasiat sebagai penetral pH carbopol agar terbentuk larutan kental jernih,
gel transparan (Rowe et al, 2009).
4. Nipagin (methylis parabenum) merupakan serbuk hablur halus, putih
hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar
kemudian di ikuti rasa tebal, larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian
air mendidih, 3,5 bagian etanol (95%) dan dalam 3 bagian aseton, medah
larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida. Larut dalam 60
bagian gliserol panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas,
jika didinginkan larutan tetap jernih. Khasiat sebagai zat tambahan dan zat
pengawet, umum digunakan sebanyak 0,12 0,18 % (Anonim, 1979).
5. Nipasol (propilys parabenum) merupakan serbuk hablur putih , tidak
berbau, tidak berasa, sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian
etanol (95%), dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol, dalam
40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.
Khasiat sebagai zat pengawet, umumnya digunakan sebanyak 0,02-0,05 %
(Anonim,1979).
2.4.

Kerangka Pemikiran
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
14

Pemakaian antiseptik tangan dalam bentuk sediaan di kalangan masyarakat


menengah keatas sudah menjadi suatu gaya hidup. Telah banyak digunakan sediaan
paten antiseptik tangan dari golongan alkohol misalnya: etanol, propanol dan
isopropanol dengan konsentrasi 60-90% dan golongan lain seperti bisfenol
(Triklosan).
Meningkatnya keinginan masyarakat untuk menggunakan bahan alam atau back
to nature, ditanggapi dengan banyaknya produk-produk topikal berbahan aktif
tanaman untuk perawatan kesehatan, kosmetik dan pencegahan penyakit.
Keuntungan dari sediaan gel dibandingkan dengan bentuk sediaan topikal lainnya
yaitu memungkinkan pemakaian merata dan melekat dengan baik, mudah digunakan,
mudah meresap, dan mudah dibersihkan oleh air.
Diketahui bahwa sediaan gel antiseptik yang beredar di pasaran mempunyai
efektifitas penghambatan bakteri lebih besar karena di dalamnya terdapat bahan ki
mia diibandingkan dengan sediaan bahan alam, tetapi kebanyakan dari sediaan gel
antiseptik tangan yang beredar dipasaran mempunyai efek samping contohnya
membuat tangan menjadi iritasi dan juga kulit kering, maka dari itu dikembangkan
penelitian gel antiseptik tangan menggunakan bahan alam fraksi etil asetat daun
binahong.
Pembuatan sediaan gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong dengan
menggunakan berbagai perbandingan konsentrasi dimaksudkan untuk mengetahui

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
15

konsentrasi yang optimum untuk menghambat pertumbuhan bakteri tangan, dan


mempunyai sifat fisik yang stabil.
Masing-masing formula sediaan uji dilakukan uji fisik meliputi organoleptis
(yaitu warna, bau dan konsistensi), uji viskositas, uji sifat kimia yaitu uji pH dan uji
daya antiseptik. Pengujian tersebut dapat dilakukan selama 6 minggu. Setelah
dilakukan Uji fisik dan kimia diatas dapat ditentukan gel antiseptik yang paling stabil
konsentrasinya, serta yang paling optimal menghambat pertumbuhan bakteri tangan.
2.5. Hipotesis
1.

Perbedaan konsentrasi ekstrak dalam formula sediaan gel antiseptik tangan


fraksi etil asetat daun binahong diduga berpengaruh terhadap sifat fisiknya.

2.

Konsentrasi 15% gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong paling
optimum daya antiseptiknya karena diduga dapat menghambat pertumbuhan
bakteri tangan.

3.

Tingkat efektifitas daya antiseptik gel antiseptik tangan yang beredar dipasaran
bahan aktif triklosan diduga lebih efektif dibandingkan
efektifitas

gel

antiseptik

tangan

fraksi

commit to user

etil

asetat

dengan tingkat
daun

binahong.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh gel antiseptik tangan
fraksi etil asetat daun binahong (Anredera cordifolia (tenore) Steen).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah gel antiseptik
tangan fraksi etil asetat daun binahong (Anredera cordifolia (tenore) Steen).
3.2. Variabel Penelitian
3.2.1. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel utama dari penelitian ini adalah stabilitas sediaan secara organoleptis,
pH, dan viskositas gel antiseptik tangan fraksi etil asetat binahong dengan basis
carbopol.
3.2.2. Klasifikasi Variabel Utama
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi fraksi etil asetat
daun binahong dalam gel antiseptik tangan yaitu 1%, 3%, 5%, 10%, dan 15%.
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah stabilitas sediaan secara
organoleptis, nilai pH, dan viskositas selama 6 minggu penyimpanan serta jumlah
koloni bakteri tangan yang mampu dihambat.
Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah perlakuan penyimpanan sediaan
pada suhu kamar, wadah tertutup dan terlindung dari sinar matahari secara langsung.
commit to user
16

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
17

3.3. Bahan dan Alat


3.3.1. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fraksi etil asetat daun daun
binahong yang diperoleh dengan metode ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol
70% dan dimaserasi kembali dengan pelarut etil asetat, aquadest, carbopol 941,
trietilonamin (TEA), propilenglikol, korigen melon, nutrient agar (NA), nipagin,
nipasol, sediaan antiseptik paten dengan bahan aktif etanol 60% dari pabrik Y dan
triklosan 0,15% pabrik Z.
3.3.2. Alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mortir, stemper, viskotester
(VT-04), pH meter (Inolab pH level 1 ivo seri 03450079), timbangan analitik (Precisa
bj 410C), alat-alat gelas, rak tabung reaksi, spatel, mikro pipet 100-1000 l, blue tip,
alumunium foil, kertas perkamen, kapas, seperangkat alt destilasi, waterbath, kompor
listrik, incubator (Hotcold-M), Laminar Air Flow (LAF) (Sw-Cj-Ib), autoklaf
(Selecta presoclave 75), colony counter (stuart scientific), dan lemari pengering
(oven).
3.4. Jalannya Penelitian
3.4.1. Pengambilan Bahan
Simplisia binahong (Anredera cordifolia (tenore) Steen) diambil dari Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T),
Tawangmangu, Karanganyar, pada Maret 2011.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
18

3.4.2. Determinasi Tanaman


Tahap pertama penelitian ini adalah melakukan determinasi dari binahong
(Anredera cordifolia (tenore) Steen). Determinasi dimaksudkan untuk mengetahui
kebenaran dari sampel yang digunakan untuk penelitian. Proses determinasi daun
binahong (Anredera cordifolia (tenore) Steen) dilakukan di Universitas Setia Budi
(USB).
3.4.3. Persipan Bahan
Daun binahong diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) pada bulan Maret 2011. Daun
Binahong sebanyak 30 kg dicuci bersih dengan air mengalir untuk menghilangkan
kotoran dan cemaran, dikeringkan dengan oven pada suhu 40 C sampai kering
didapat 2 kg daun binahong dan dibuat serbuk yang diayak dengan ayakan nomor 100
dan serbuk yang didapatkan digunakan untuk penelitian.
3.4.5. Identifikasi serbuk daun binahong
Secara makroskopis Serbuk daun binahong diamati meliputi bentuk, bau, dan
rasa.
3.5. Cara Kerja Penelitian
3.5.1 Pembuatan Fraksi Etil Asetat Daun Binahong
Serbuk daun binahong ditimbang sebanyak 1500 gram dimasukkan dalam toples
coklat, ditambah etanol 70 % hingga semua bahan terendam seluruhnya dan diaduk
sebentar, selanjutnya campuran tersebut didiamkan selama kurang lebih lima hari
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
19

dengan sesekali digojog. Ekstrak maserasi yang didiamkan selama lima hari tersebut
disaring kemudian dipekatkan dengan evaporator sampai kental, selanjutnya ekstrak
yang diperoleh ditambahkan etil asetat dan diaduk hingga tercampur seluruhnya,
kemudian ekstrak yang sudah ditambahkan etil asetat dikentalkan kembali
menggunakan evaporator hingga kental.
3.5.2. Pembuatan Gel Fraksi Etil Asetat Daun Binahong
a) Formulasi Gel
Tabel I. Formulasi Sediaan Gel
Bahan

Formula I

fraksi etil asetat


daun binahong

Formula II

Formula III

Formula IV

Formula V

Formula VI

0,3 gram

0,9 gram

1,5 gram

3 gram

4,5 gram

Carbopol

0,3 gram

0,3 gram

0,3 gram

0,3 gram

0,3 gram

0,3 gram

TEA

0,3 gram

0,3 gram

0,3 gram

0,3 gram

0,3 gram

0,3 gram

Gliserin

0,6 gram

0,6 gram

0,6 gram

0,6 gram

0,6 gram

0,6 gram

Koregen
(melon)

8 gtt

8 gtt

8 gtt

8 gtt

8 gtt

8 gtt

Nipagin

0,036 gram

0,036 gram

0,036 gram

0,036 gram

0,036 gram

0,036 gram

Nipasol

0,006 gram

0,006 gram

0,006 gram

0,006 gram

0,006 gram

0,006 gram

Aquadest ad

28,758 ml

28.458 ml

27,858 ml

27,258 ml

25,758 ml

24,258 ml

Total

30 gram

30 gram

30 gram

30 gram

30 gram

30 gram

b) Cara Kerja Pembuatan Gel


Carbopol, dimasukkan dalam mortar, kemudian ditambahkan air panas, diaduk
hingga tercampur secara homogen, TEA (Trietanolamin) ditambahkan sambil terus
diaduk hingga terlihat warna campuran gel bening merata, fraksi etil asetat daun
binahong ditambahkan hingga tercampur merata, ditambahkan nipagin yang sudah
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
20

dilarutkan pada larutan air,hingga tercampur seluruhnya, nipasol yang sudah


dilarutkan dalam gliserin dicampur dan diaduk hingga homogeny, korigen odoris
ditambahkan sebanyak 8 tetes, untuk memperbaiki bau
c) Evaluasi Sediaan Gel
Evaluasi sediaan dilakukan dengan mengamati stabilitas sediaan selama 6 minggu
penyimpanan yang meliputi :
a) Pengamatan organoleptis, yaitu mememeriksa secara fisik warna, bau, dan
konsistensi
b) Pengukuran pH, menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-6989.11-2004,
pengukuran pH menggunakan pH meter yang distandarisasi dengan larutan
buffer pH 4, 7, dan 10 sebelum digunakan dan dilakukan pada suhu kamar.
Elektroda dikeringkan dengan kertas tisu selanjutnya dibilas dengan air
suling. Elektroda dibilas dengan contoh uji, kemudian elektroda dicelupkan ke
dalam contoh uji sampai pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap.Catat
hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter (Anonim,
2004).
c) Viskositas, pengukuran viiskositas menggunakan alat viskotester (VT-04 ERION CO). Viskotester dipasang pada klemnya dengan arah horizontal atau
tegak lurus dengan arah klem. Rotor kemudian dipasang viskotester dengan
menguncinya berlawanan arah dengan jarum jam. Mangkuk diisi sampel gel
yang akan diuji, rotor ditempatkan tepat berada ditengah-tengah yang berisi
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
21

gel, kemudian alat dihidupkan dan ketika rotor mulai berputar jarum penunjuk
viskositas secara otomatis akan bergerak menuju kekanan kemudian setelah
stabil, viskositas dibaca pada skala dari rotor yang digunakan. Cara diatas
diulangi masing-masing 3 kali.
3.5.3. Uji Daya Antiseptik Gel
Dalam pengujian daya antiseptik pada penelitian ini digunakan kontrol positif dan
negatif yang digunakan untuk pembanding dengan sediaan uji (sediaan gel antiseptik
tangan fraksi etil asetat daun binahong). Kontrol positif yang digunakan adalah gel
antiseptik tangan dengan bahan aktif etanol 60 % dari pabrik Y dan sediaan antiseptik
tangan dengan bahan aktif triklosan 0,15 % dari pabrik Z. Sedangkan control negatif
pada penelitian ini adalah telapak tangan tanpa diberi apapun. Prosedur pengujiannya
adalah sebagai berikut :
1. Pengujian kontrol positif
Telapak tangan dicuci dengan air, selanjutnya tangan dikeringkan, kemudian
pada telapak tangan diteteskan 0,5 ml gel antiseptik tangan yang sudah paten lalu
diratakan dan didiamkan selama 1 menit
2. Pengujian kontrol negatif
Telapak tangan dicuci dengan air, kemudian dikeringkan. selanjutnya pada
telapak tangan diambil sampel bakteri pada tangan
3. Pengujian untuk sediaan uji

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
22

Telapak tangan dicuci dengan air, kemudian dikeringkan. Selanjutnya pada


telapak tangan diteteskan 0,5 ml gel kemudian diratakan dan didiamkan selama 1
menit (Sari dan Dewi, 2006).
4. Cara pengambilan sampel bakteri pada tangan
Bakteri pada tangan diambil menggunakan lidi kapas steril dengan cara
diusapkan pada tangan (Adi dkk, 1997). Pada penelitian ini, luas permukaan
tangan dibatasi seluas 1-2 cm. Setelah selesai melakukan usapan, lidi kapas
kemudian dan diputar-putar kedalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,85%
steril.
5. Isolasi bakteri tangan
Isolasi bakteri pada tangan dilakukan dengan cara membuat sebanyak 1 ml
dimasukkan kedalam 9 ml larutan NaCl 0,85%, dan seterusnya sampai
diperoleh seri pengenceran 10-1 10-7 . Masing-masing seri pengenceran
dipipet sebanyak 0,1 ml dan dituangkan ke dalam petridish yang telah berisi
medium dan di ratakan dengan spatula (Purwaningsih,2009). Pada penelitian
ini, medium yang digunakan adalah medium nutrient agar (NA). medium
yang telah berisi sampel diinkubasi pada suhu kamar (27-28 oC) selama 1x 24
jam, kemudian diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh.
6. Cara menghitung koloni Anonim( 2008), yaitu:
a) Perhitungan koloni menggunakan alat colony counter, Alat ini berguna untuk
mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diInkubasi di dalam
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
23

cawan karena adanya kaca pembesar. selain itu alat tesebut dilengkapi dengan
skala / kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni yang
sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan petri dapat di tandai dan dihitung
otomatis yang dapat direset.
b) Perhitungan koloni menggunakan cara Standard Plate Count (SPC). Koloni yang
dipilih untuk menggunakan cara SPC memiliki syarat khusus berdasarkan statistik
untuk memperkecil kesalahan dalam perhitungan. Perhitungan mengacu pada standar
peraturan yang telah ditentukan. syarat-syaratnya sebagai berikut:
1. Pilih cawan yang ditumbuhi koloni dengan jumlah 30-300 koloni > 300=
TNTC (Too Numerous To Count) atau TBUD (Terlalu Banyak Untuk Di
hitung), < 30 =TFTC (TooFew To Count).
2. Jumlah koloni yang dilaporkan terdiri dari 2 digit yaitu angka satuan dan
angka sepersepuluh yang dikalikan dengan kelipatan 10 (eksponensial).
3.

Bila diperoleh perhitungan kurang dari 30 dari semua pengenceran, maka


hanya dari pengenceran terendah yang dilaporkan.

4.

Bila diperoleh perhitungan lebih dari 300 dari semua pengenceran , maka dari
pengenceran tertinggi yang di laporkan.

5.

Bila ada 2 cawan, masing-masing dari pengenceran rendah dan tinggi yang
berurutan dengan jumlah koloni 30-300 dan hasil bagi dari jumlah koloni
pengenceran tertinggi dan terendah 2, maka jumlah yang dilaporkan adalah
nilai rata-rata. jika hasil bagi dari pengenceran tertinggi dan terrendah > 2
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
24

maka jumlah yang dilaporkan adalah dari cawan dengan pengenceran


terendah.
6.

Apabila setiap pengenceran digunakan 2 cawan petri (duplo), maka jumlah


angka yang di gunakan adalah rata-rata dari kedua nilai jumlah masingmasing setelah diperhitungkan.

3.6. Pengumpulan dan Analisis Statistik Data


Data hasil pengamatan organoleptis yang meliputi warna,bau dan konsistensi
dianalisis secara deskriptif, sedangkan viskositas, nilai pH dan perhitungan jumlah
koloni bakteri dari masing-masing formula sediaan gel di analisis statistik
menggunakan uji One way Anova dan apabila terdapat perbedaan yang berarti,
dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf signifikansi 95 %. Data yang tidak
normal dan tidak homogen di analisa statistik menggunakan uji Kruskal-Wolls. Data
yang diperoleh juga dilakukan analisis berdasarkan beberapa sumber pustaka yang
ada.
3.7. Diagram Alir Cara Kerja
Tabel II. Diagram Alir Cara Kerja

30 kg daun segar binahong

2 kg simplisia kering

Ekstrak Etanol

fraksi etil
asetat daun
binahong

kadar fraksi daun


binahomg 1%, 3%, 5%,
10%, 15%

Analisis data

*Uji stabilitas:
commit to
- Organoleptis
- pH
-Viskositas
*Uji efektifitas
- antiseptik

user
Gel antiseptik
tangan basis
carbopol

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
25

Tabel III.Diagram Alir Cara Pembuatan Fraksi Etil Asetat

Simplisia Daun Binahong

Maserasi

Etanol 70 %

Rotary evaporator

eti asetat

Ekstrak etanol

terjadi 2 lapisan

Lapisan bawah

Rotary evaporator
Tabel IV. Diagram Alir Cara Pembuatan Gel

Carbopol

Air panas

Homogen

Nipagin

Massa gel

TEA

Bening

Fraksi etil asetat

Larut

Gliserin

Tercampur Seluruhnya

commit to user

Nipasol

Corigen melon

Fraksi etil
asetat

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Determinasi Tanaman
Determinasi Daun Binahong (Anredera cordifolia (tenore) Steen) dilakukan di
Laboraturium Morfologi Sistematik Tumbuhan Universitas Setia Budi. Hasil
determinasi Daun Binahong (Anredera cordifolia (tenore) Steen) dapat dilihat pada
lampiran 1.
4.2.Fraksinasi Etil Asetat Daun Binahong
Cara pembuatan bahan aktif dari gel antiseptik tangan pada penelitian ini adalah
menggunakan medode fraksinasi etil asetat, tahap pertama metode ini adalah
memaserasi simplisia, tujuan daripada maserasi dari simplisia menggunakan etanol
70% adalah karena sifatnya yang polar sehingga dapat menarik senyawa yang
sifatnya menengah pula seperti flavonoid (like disolve like), bahan etanol juga mudah
didapat, dan ekonomis, lalu dilakukan kembali proses fraksinasi yaitu dengan
merendam hasil ekstrak maserat dengan etil asetat, kerena etil asetat merupakan
pelarut semi polar dan dapat melarutkan senyawa semipolar pada dinding sel seperti
aglikon flavanoid (Harbone, 1987).
4.3.Pengujian Kontrol Kualitas Fraksi Etil Asetat Daun Binahong
4.3.1. Hasil organoleptis fraksi etil asetat daun binahong
Pengujian organoleptis fraksi etil asetat daun binahong pada penelitian ini
commit to user
26

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
27

meliputi warna, bau, dan rasa. Pada fraksi etil asetat daun binahong didapat warna
hijau tua, dengan bau yang khas agak menyengat dan rasa dari fraksi etil asetat daun
binahong agak pahit.
Dari 1500 gram simplisia didapat 110,47 gram fraksi etil asetat, sehingga
diketahui susut pengeringan fraksi etil asetat daun binahong sebesar 72,86%. Hasil
perhitungan susut pengeringan dapat dilihat pada lampiran 2. Rendemen

yang

didapat dari fraksi etil asetat daun binahong sebesar 7,36%. Hasil perhitungan
rendemen fraksi etil asetat dapat dilihat pada lampiran .
4.3.2. Hasil dari Uji Daya Rekat Fraksi Etil Asetat Daun Binahong
Uji daya rekat pada Fraksi etil asetat daun binahong di dalam penelitian ini
bertujuan untuk menentukan konsistensi dari fraksi etil asetat daun binahong.
Semakin pekat atau semakin kental konsistensi dari fraksi etil asetat daun binahong,
maka waktu yang dibutuhkan untuk memisahkan fraksi etil asetat daun binahong dari
obyek glass semakin lama. Hasil uji daya rekat fraksi etil asetat daun binahong dapat
dilihat pada tabel V.
Tabel V. Hasil Uji Daya Rekat Fraksi Etil Asetat Daun Binahong

Perlakuan

Waktu (detik)

6,03

II

6,51

III

6,14

Rata rata

6,22

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
28

didapatkan hasil rata-rata uji daya rekat fraksi etil asetat daun binahong sebesar
6,22 detik.
4.3.3. Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid secara Kromatografi Lapis
Tipis
Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas
dasar perbedaan adsorbs atau partisi oleh fase diam dibawah gerakan pelarut
pengembang. Bahan adsorben sebagai fase diam yang digunakan pada penelitian ini
adalah plat silika gel. Partikel silica gel mengandung gugus hidroksil pada
permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar air, fase
diam untuk kromatografi lapis tipis sering kali juga mengandung substansi yang
mana dapat berpendar pada flouresensi 254 dan 366 pada sinar ultra violet, sedangkan
fase gerak merupakan campuran pelarut yang sesuai untuk identifikasi dalam
penelitian ini yaitu campuran etil asetat : asam format : asam asetat : air
(100:11:11:26), selanjutnya dilakukan penyemprotan menggunakan FeCl3. Pembuatan
FeCl3 dilakukan dengan cara menambahkan 5% alumunium klorida ke dalam 0.5 N
HCl. Pada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah berwarna dapat
langsung diperiksa dan ditentukan harga Rf yaitu sebesar 0,891. Rf merupakan nilai
dari jarak relatif pada pelarut. Harga Rf merupakan nilai jarak yang ditempuh oleh
komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen (fase gerak).(Rudi L, 2010) Hasil
penampakan bercak dapat dilihat pada gambar 3, gambar 4, dan gambar 5 serta
kesesuaian dengan teori dapat dilihat pada tabel VI.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
29

Gambar 3. Sinar UV 254 nm

Gambar 4. Sinar UV 366 nm

Gambar 5. Setelah disemprot FeCl3

Tabel VI. Hasil Identifikasi Senyawa Flavonoid Secara KLT

Sinar Tampak
Teori
Hasil
Rf: 0,86
Rf: 0,891
Warna:
Warna:
kuning
kuning

Penampilan Bercak
Sinar UV 254 nm
Teori
Hasil
Coklat
Coklat
muda
Sinar UV 366 nm
Teori
Hasil
Biru Sampai
biru

Setelah Disemprot FeCl3


Teori
Hasil
Hijau kuat Hijau
latar
berlatar
belakang
belakang
kuning
kuning

hitam
Sumber : Wagner, 1984

Menurut penelitian dari Rochani (2009), Ekstraksi dengan cara maserasi daun
binahong dengan menggunakan pelarut petroleum eter, etil asetat dan etanol, setelah
dilakukan uji tabung ditemukan kandungan alkaloid, saponin dan flavanoid,
sedangkan pada analisisa secara KLT ditemukan senyawa alkaloid, saponin dan
flavanoid.
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa fraksi etil asetat daun binahong di
identifikasi memiliki senyawa flavonoid.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
30

4.4. Pembuatan Sediaan Gel Antiseptik Tangan Fraksi Etil Asetat Daun
Binahong
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan gel antiseptik tangan dengan fraksi etil
asetat daun binahong. Basis gel pada penelitian ini terdiri dari carbopol sebagai
gelling agent, trietanolamin (TEA) sebagai agen penetral basis gel dan gliserin
sebagai pelarut dalam sediaan (Rowe et al, 2009), proses pembuatan basis gel akan
berpengaruh pada hasil sediaan gel. Bahan carbopol dikembangkan terlebih dahulu
pada air panas, karena bahan carrbopol memiliki kelarutan dengan air panas (Sari dan
dewi, 2006; Das et al, 2011), apabila air yang digunakan tidak panas didapatkan
konsistensi carbopol yang encer. Selain pelarut juga terdapat faktor lain yakni
jumlah/massa bahan. Menurut Rowe et al (2009) jumlah/massa carbopol yang
digunakan untuk gelling agent adalah 0,5-2% b/v. Berarti apabila jumlah/massa
carbopol lebih ataupun kurang dari jumlah tersebut maka tidak akan terbentuk massa
gel. dan zat aktif pada penelitian ini adalah fraksi etil asetat daun binahong, yang
kemudian campuran basis dan zat aktif dicampur hingga merata sehingga
menghasilkan sediaan gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong. Hasil
dari pembuatan gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong dapat dilihat
pada gambar 6.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
31

Gambar 6.Hasil Dari Pembuatan Gel


a : konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 1%
b : konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 3%
c: konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 5%
d : konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 10%
e:konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 15%

4.5. Hasil Uji Gel Antiseptik Tangan Fraksi etil Asetat daun Binahong
4.5.1. Uji organoleptis gel antiseptik tangan daun binahong
Pengujian Organoleptis gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong
meliputi warna, bau dan konsistensi. Hasil uji organoleptis dapat dilihat pada tabel
VII.
Tabel VII.Hasil Uji Organoleptis Gel
replikasi
formula
Formula 0
Formula I
Formula II
Formula III
Formula IV
formula V

Warna

Bau

II

III

Putih
bening
Hijau
pudar
Hijau
pekat
Hijau
pekat
Hijau
pekat
Hijau
pekat

Putih
bening
Hijau
pudar
Hijau
pekat
Hijau
pekat
Hijau
pekat
Hijau
pekat

Putih
bening
Hijau
pudar
Hijau
pekat
Hijau
pekat
Hijau
pekat
Hijau
pekat

II

Konsistensi
III

II

Lemah

Lemah

lemah

Lunak

Lunak

Lunak

III

Khas

Khas

khas

Lunak

Lunak

Lunak

Khas

Khas

Khas

Lunak

Lunak

Lunak

Khas

Khas

Khas

Lunak

Lunak

Lunak

Khas

Khas

Khas

Lunak

Lunak

Lunak

Khas

Khas

Khas

Lunak

Lunak

Lunak

Hasil pengamatan organoleptis selama 6 minggu penyimpanan menunjukkan


bahwa gel antiseptik tanpa ataupun dengan penambahan kadar fraksi etil asetat daun
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
32

binahong 0,1%, 3%, 5%, 10%, dan 15% tidak mengalami perubahan warna, bau dan
konsistensi. Hal ini membuktikan bahwa sediaan gel dalam formula stabil secara
organoleptis dalam masa penyimpanan selama 6 minggu.
4.5.2.

Uji Viskositas Gel Antiseptik Tangan Fraksi Etil Asetat daun Binahong

Viskositas merupakan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar
tahanan, maka viskositasnya semakin besar. Perbedaan konsentrasi yang digunakan
diteliti mempengaruhi viskositas sediaan gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun
binahong. Hasil uji viskositas gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong
selama 6 minggu dapat dilihat pada tabel VIII.
Tabel VIII. Hasil Uji Viskositas Selama 6 Minggu
Formula

Viskositas SD
Minggu 0

Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

Minggu 5

Minggu 6

121.6749.47

123.3350.15

120.0048.78

121.6749.47

121.6749.47

115.0046.73

113.3346.05

138.3356.28

138.3356.28

126.6751.50

126.6751.51

123.3350.13

120.0048.77

120.0048.77

131.6753.56

125.0050.82

125.0050.82

125.0050.82

121.6749.46

121.6749.46

121.6749.46

138.3356.27

136.6755.59

135.0054.91

133.3354.22

131.6753.54

133.3354.24

131.6753.54

143.3358.31

141.6757.63

141.6757.63

135.0054.90

138.3356.26

138.3356.26

138.3356.26

Keterangan :
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Formula 4
Formula 5

: konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 1%


: konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 3%
: konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 5%
: konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 10%
: konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 15%

Pada tabel VIII, dapat dilihat bahwa hasil uji One Way Anova ke-5 formula
didapatkan nilai signifikasi lebih dari 0,05, nilai signifikasi viskositas yang didapat
yaitu 0,488. Hal ini menunjukkan bahwa ke-5 formula tersebut tidak terjadi
perubahan viskositas secara signifikan selama 6 minggu penyimpanan, sehingga
dapat dikatakan bahwa ke-5 formula sediaan gel antiseptik tangan fraksi etil asetat
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
33

daun binahong stabil secara viskositas.


Viskositas sediaan gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong selama 6
minggu penyimpanan adalah antara 105-155 dpa.s. Menurut Rowe et al (2009)
viskositas sediaan gel dengan basis carbopol memiliki viskositas sebesar 95-265
dpa.s. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa viskositas sediaan gel antiseptik tangan
fraksi etil asetat daun binahong memenuhi syarat viskositas sediaan gel.
4.5.3. Uji pH Gel Antiseptik Tangan Fraksi Etil Asetat daun binahong
Pemeriksaan pH adalah salah satu bagian dari kriteria pemeriksaan sifat kimia
dalam memprediksi kestabilan sediaan Gel.
Tabel IX. Hasil Uji pH Selama 6 Minggu
Formula

pH SD
Minggu 0

Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

Minggu 5

Minggu 6

7.722.94

7.662.91

7.652.91

7.632.90

7.592.88

7.592.88

7.592.88

7.923.02

7.893.01

7.873.00

7.873.00

7.832.98

7.782.96

7.732.94

7.993.05

7.933.02

7.913.01

7.883.00

7.883.00

7.873.00

7.862.99

8.083.09

8.053.07

8.023.06

7.993.05

7.933.02

7.913.01

7.923.02

8.173.12

8.133.10

8.123.10

8.13.09

8.073.08

8.043.07

8.023.06

Keterangan :
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Formula 4
Formula 5

: konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 1%


: konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 3%
: konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 5%
: konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 10%
: konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 15%

Terlihat bahwa hasil uji pengamatan pH pada kelima formula dengan


menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov untuk mengetahui data hasil pengukuran
terdistribusi secara normal atau tidak menunjukkan bahwa besarnya signifikasi adalah
0,505. Nilai signifikan yang didapat > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal. Hasil pengamatan uji pH selama 6 minggu dapat dilihat pada
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
34

tabel IX.
Kemudian data diuji menggunakan uji One Way Anova didapat signifikasi sebesar
0,850, nilai signifikasi tersebut > 0,05 hal ini berarti tidak ada perubahan pH selama 6
minggu.Hal ini menunjukkan bahwa pH menurun dengan bertambahnya waktu
penyimpanan. Pada sediaan gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong ini,
nilai pH yang diketahui pada formula 1, formula 2, formula 3, formula 4, dan formula
5

tidak terjadi perubahan secara nyata, dan dapat dikatakan stabil dalam masa

penyimpanan 6 minggu. Nilai pH gel selama 6 minggu penyimpanan adalah antara


7,50-8,21. Nilai pH tersebut sesuai dengan persyaratan pH gel untuk kulit yaitu antara
5,00-10,00 (Sihombing,dkk,2009).
4.6.Hasil Pengujian Antibakteri
Formula gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong dari perbedaan
kelima konsentrasi yang diuji antibakteri. Bakteri uji yang dalam penelitian ini adalah
bakteri pada tangan. Pengamatan uji antibakteri ini dilakukan dengan menghitung
jumlah koloni bakteri tangan sebelum penggunaan sediaan gel (kontrol negatif) dan
setelah penggunaan sediaan gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong
formula 1, formula 2,formula 3, formula 4, dan formula 5, serta dibandingkan dengan
gel paten yang dijual dipasaran yaitu dengan bahan aktif etanol 60% dari pabrik Y
dan triklosan 0,15% dari pabrik Z.
Dari hasil uji efektivitas sediaan gel dapat dilihat bahwa sediaan gel antiseptik
tangan fraksi etil asetat daun binahong dapat menurunkan jumlah koloni bakteri.
Semakin besar konsentrasi dari fraksi etil asetat daun binahong semakin menurun
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
35

jumlah koloni bakteri. pada kadar 10% dan 15% terlihat bahwa tidak ada
pertumbuhan mikroorganisme pada media. Hasil uji antibakteri sediaan gel antiseptik
tangan fraksi etil asetat daun binahong dapat dilihat pada tabel VIII.
Tabel X. Hasil Uji Antibakteri Sediaan Gel

Formula
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Formula 4
Formula 5
Etanol
Triklosan
Control negatif

Rata-rata jumlah koloni (CFU/sampel)


86,7.108
61,7.108
52.107
100,7.108

Keterangan :
Formula 1 : konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 1% ;Formula 2 : konsentrasi fraksi etil
asetat sebanyak 3%; Formula 3: konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 5%; Formula 4
: konsentrasi
fraksi etil asetat sebanyak 10%; Formula 5 : konsentrasi fraksi etil asetat sebanyak 15%; Etanol :
sediaan etanol 60% dari pabrik Y; Triklosan: sediaan triklosan 0,15% dari pabrik Z; control negatif
:sebelum menggunakan gel.

Gambar 7.Media Agar Ditumbuhi Koloni


a : Kontrol negatif
b : Konsentrasi fraksi etil asetat 1%
c : Konsentrasi fraksi etil asetat 3%
d : Konsentrasi fraksi etil asetat 5%

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
36

Rata-rata jumlah koloni yang didapat kemudian dianalisa statistik dengan One
Way Anova dan didapatkan nilai signifikan yang kurang dari 0,05. Hal ini berarti
bahwa kelima formula gel memiliki hambatan yang berbeda secara signifikan,
dimana terjadi penurunan jumlah koloni bakteri pada formula 4, dan formula 5
terlihat tidak ada pertumbuhan koloni bakteri tangan. Hal ini berarti sediaan gel
antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong memiliki efektivitas hambatan
bakteri tangan yang optimum pada kadar 10%.
Hasil hambatan pertumbuhan bakteri dengan pemberian gel fraksi etil asetat daun
binahong dengan gel bahan aktif etanol 60% dari pabrik Y dan triklosan 0,15% dari
pabrik Z.

formula 4

formula5

etanol

Triklosan

Gambar 8.Uji Antibakteri


keterangan : Formula 4 : kadar fraksi etil asetat daun binahong sebesar 10%; Formula 5 : kadar fraksi
etil asetat daun binahong sebesar 15%; etanol : control positif dengan bahan aktif etanol 60% dari
pabrik Y; triklosan : control positif dengan bahan aktif triklosan 0,15% dari pabrik Z.

Dari Gambar 8, menunjukkan bahwa gel antiseptik fraksi etil asetat daun
binahong mulai kadar 10% mempunyai daya antiseptik yang sama dengan sediaan gel

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
37

antiseptik tangan yang terbuat dari etanol 60% pabrik Y dan triklosan 0,15% dari
pabrik Z.
Menurut

penelitian Khunaifi (2010) Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

ekstrak daun Binahong terhadap bakteri Staphylococcus aureus adalah pada


konsentrasi 25 % yang setara dengan 250 mg/ml. Sedangkan pada bakteri
Pseudomonas aeruginosa KHM pada konsentrasi 50% setara dengan 500 mg/ml .
Gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong terbukti stabil secara
organoleptis dan viskositas, sedangkan nilai pH terbukti stabil pada formula 1,
formula 2, formula 3, dan formula 4 selama 6 minggu penyimpanan. Gel antiseptik
tangan fraksi etil asetat daun binahong terbukti mempunyai hambatan terhadap
bakteri tangan. Hambatan yang terjadi cukup besar dimana pada kadar 10% mampu
menghambat pertumbuhan bakteri pada tangan hingga 100% dan memiliki hambatan
yang sama dengan gel bahan aktif etanol 60% dari pabrik Y dan triklosan 0,15% dari
pabrik Z. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi data ilmiah
tentang aktivitas antijamur untuk mengetahui Daya Hambat Minimum pada sdiaan
gel fraksi etil asetat daun binahong, dan selanjutnya perlu dilakukan pengujian lebih
lanjut terhadap konsuumen tentang kesukaan menggunakan antiseptik tangan dengan
bahan aktif fraksi etil asetat daun binahong.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan :
1. Perbedaan konsentrasi fraksi etil asetat daun binahong dalam formula sediaan
tidak berbeda signifikan terhadap sifat fisik, viskositas (Sig. 0,488) dan pH
(Sig.0,850)
2. Sediaan gel antiseptik tangan pada Formula 4 yang mengandung fraksi etil
asetat daun binahong sebanyak 10% dan 15% memiliki daya antiseptik paling
optimum menghambat pertumbuhan bakteri.
3. Daya antiseptik sediaan gel antiseptik tangan fraksi etil asetat daun binahong
kadar 10% dan 15 % mempunyai daya antiseptik yang sama dengan sediaan
gel yang beredar di pasaran.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi data ilmiah tentang
aktivitas antijamur untuk mengetahui Daya Hambat Minimum pada sediaan
gel fraksi etil asetat daun binahong,
2. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap konsuumen tentang kesukaan
menggunakan antiseptik tangan dengan bahan aktif fraksi etil asetat daun
binahong

commit38to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
39

DAFTAR PUSTAKA
Adi, H.D, Agus H.R, Fachri A.T, Bambang T, dan Mustapa., 1997, Pemeriksaan
Kuman Sebelum dan Sesudah Pencucian Tangan, Buletin Ikabi Cabang
Jawa Barat. 4 : (1), 47-54.
Agoes, G., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, Edisi revisi dan Perluasan,
Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Annisa, N.. 2007. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air Daun Binahong (Anredera
scandens (L) Mor) Terhadap Bakteri Klebsiella pneumonia
Dan Bacillus substilis ATCC 6633 Beserta Skrining Fitokimia Dengan Uji
Tabung. Skripsi Tidak Diterbitkan Yogyakarta : Fakultas Farmasi UGM
Yogyakarta.
Anonim1, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 612, 534, 378, 535, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim2, 1986, Sediaan Galenik, 8-9, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Anonim3, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan
Pertama, 31, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim4, 2004, Cara Uji Derajat Keasaman (pH) dengan Menggunakan Alat pH
Meter, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Anonim5, 2008, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar, Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Biologi, Universitas Jendral Soederman. Purwokerto.
Anonim6, 2008 Binahong Si Misterius Kaya Khasiat, (Online), (http:// www.CBN
Portal.com, diakses pada tanggal 13 Oktober 2011)
Block, S.,2001, Disinfection, Sterilization and Preservation. 4th. Edition. Williams
and Wilkins. P.
Das, S., Pallab, K.H., dan Goutam, P., 2011, Formulation and Evaluation of Herbal
Gel Containing Clerodendrom Infortinatum Leaves Extract, International
Journal Of Pharmtech Research, 3 : (1), 140-143.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
40

Dryer, D. L., et al., 1998, Testing a New Alcohol Free Had Sanitizer to Combat
Infection, AORN Journal, Vol. 68, No. 4, p. 239 251.
Harborne, J.B.1996. Metode Fitokimia.Bandung:Institut Teknologi Bandung.

Herdiana, Y., 2007, Formulasi Gel Undesilenil Fenilalanin dalam Aktifitas Sebagai
Pencerah Kulit, Karya Ilmiah, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran,
jatinangor.
Jawetz, Melnick, dan Adelbergs., 2001, Medical Microbiology, 279, diterjemahkan
oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga,
Salemba Medika, Surabaya.
Khunaifi, Mufid., 2010, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus DAN
Pseudomonas aeruginosa.Malang: F MIPA, Universitas Islam Negri
Maulana Malik Ibrahim.
Lachman, L, dan Liberman, H, A., 1994, Teori dan Praktek Famasi Industri, 10911098, Edisi Kedua, UI Press, Jakarta.
Martin, A., James, S., dan Arthur, C., 1993, Farmasi Fisik Dasar-Dasar Kimia Fisik
dalam Ilmu Famasetik, Edisi ketiga, 1077, UI Press, Jakarta.
Muslisah, F., 2004, temu-temuan dan empon-empon, budi daya dan manfaatnya.
Yogyakarta : Jawa Barat
Pink, A., 2004. gardening for the Million. Project Gutenberg Literary Archive
Fondation. Http://www.wikipedia.com?andredera-cordifolia.htm.(16
Februari 2009)
Puwaningsih, S., 2009, Populasi bakteri Rhizobium di Tanah pada beberapa tanaman
dari pulau Buton, Kabupaten Muna, Propinsi Sulawesi Tenggara, J, Tanah
Trop, 14: (1), 65-70.
Rachmawati, S., 2007. Studi Makroskopi, Dan Skrining Fitokimia Daun Anredera
Cordifolia (Ten.) Steenis. Skripsi Tidak Diterbitkan Surabaya: Fakultas
Farmasi UNAIR Surabaya.
Rochani, N., 2009.Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Daun Binahong (Anredera
cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap Candida albicans Serta Skrining
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
41

Fitokimianya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya :Fakultas Farmasi UMS


Surakarta
Rowe, R.C., Paul, J.S., and Marian, E.Q., 2009, Handbook of Pharmacautical
Excipients, Sixth Edition, pharmaceutical press and American Pharmacists
Asociation, USA.
Sari, R., dan Dewi, I., 2006, Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak
Daun Sirih (Piper Betle Linn), Majalah Farmasi Indonesia, 17: (4), 163-169.
Setiaji, A., 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Petroleum Eter, Etil Asetat Dan
Etanol 70% Rhizoma Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis)
Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 Dan Escherichia coli ATCC
11229 Serta Skrining Fitokimianya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta :
Fakultas Farmasi UMS Surakarta.
Sihombing C.N., Nasrul W., dan TaofikR., 2009, Formulasi Gel Antioksidan Ekstrak
Buah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) dengan Menggunakan Basis Aqupee
505 HV, Jurnal Farmaka,7: 3.
Tshikalange, T.E.,2005.Antimicrobial activity, toxicity and the isolation of a
bioactive compound from plants used to tread sexually transmitted diseasses
Journal Of Ethnopharmacology, 96,515-519.
Uchida, S., 2003. Production of a digital map of the hazardous conditions of soil
erosion for the sloping lands of West Java, Indonesia using geographic
information systems (GIS). JIRCAS. Indonesia. Diakses Tanggal 31 Mei
2009.
Voigt, R., 1994., Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi ke-5, 378-384, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
42

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Determinasi daun binahong (Anredera cordifolia (tenore) Stenn)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
43

Lampiran 2. Perhitungan Rendemen Fraksi Etil Asetat Daun Binahong


Rendemen (%)

= Bobot ekstrak yang diperoleh 100%


Bobot simplisia awal
= 110,47 gram 100%
1500 gram
= 7,36 %

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
44

Lampiran 3. Perhitungan Rf
Rf

=
=
=

Jarak noda bercak


Jarak pengembang
4,9
5,5
0,891

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
45

Lampiran 4. Perhitungan susut Pengeringan


Bobot gelas beker kosong

= 36,0124 gram

Bobot ekstrak

= 1

gram +

37,0124gram
Menit

Bobot susut pengeringan (gram)

37,0124

30

36,8749

60

36,8122

90

36,7766

120

36,7592

150

36,7492

180

36,7446

210

36,7414

240

36,7410

Susut pengeringan ekstrak (%)

= Bobot ekstrak susut pengeringan 100%


Bobot ekstrak
= 0,7286 gram 100%
1 gram
= 72,86%

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
46

Lampiran 5. Hasil Uji Daya Rekat Ekstrak


Perlakuan

Waktu (detik)

6,03

II

6,51

III

6,14

Rata rata

6,22

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
47

Lampiran 6. Uji Viskositas Formulasi Gel


Formula I
replikasi

minggu
0

120

120

115

115

120

110

120

125

125

120

130

125

120

110

120

125

125

120

120

115

110

121.67

123.33

120.00

121.67

121.67

115.00

113.33

rata-rata

Formula II
replikasi

minggu
0

110

125

120

120

125

125

120

150

140

110

115

110

110

115

155

150

150

145

135

125

125

138.33

138.33

126.67

126.67

123.33

120.00

120.00

rata-rata

Formula III
replikasi

minggu
0

150

135

145

140

135

135

135

125

120

120

115

110

105

110

120

120

110

120

120

125

120

131.67

125.00

125.00

125.00

121.67

121.67

121.67

rata-rata

Formula IV
replikasi

minggu
0

130

130

135

130

135

140

135

155

150

145

140

140

140

140

3
rata-rata

130

130

125

130

120

120

120

138.33

136.67

135.00

133.33

131.67

133.33

131.67

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
48

Lanjutan
Lampiran 6
Formula V
replikasi

rata-rata

minggu
0

150

150

145

140

145

145

145

150

140

145

135

135

130

140

130

135

135

130

135

140

130

143.33

141.67

141.67

135.00

138.33

138.33

138.33

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
49

Lampiran 7. Output One Sample Kolmogrof-Smirnov test, Test of Homogeneity


of variances, dan Deskriptif Viskositas Gel Formulasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Viskositas
N

35

Normal Parameters

a,,b

Mean

129.0954

Std. Deviation
Most Extreme Differences

8.34579

Absolute

.145

Positive

.145

Negative

-.123

Kolmogorov-Smirnov Z

.860

Asymp. Sig. (2-tailed)

.451

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic

df1

df2

Sig.

Viskositas

.595

28

.732

Formula

.000

28

1.000

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
50

Lanjutan Lampiran 7.

Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean
Std.
N
Viskositas

Deviation

Std. Error

Upper

Bound

Bound

Minimum Maximum

Minggu 0

134.6660

8.36341

3.74023 124.2815 145.0505

121.67

143.33

Minggu 1

133.0000

8.28486

3.70510 122.7130 143.2870

123.33

141.67

Minggu 2

129.6680

8.61288

3.85180 118.9737 140.3623

120.00

141.67

Minggu 3

128.3340

5.64998

2.52675 121.3186 135.3494

121.67

135.00

Minggu 4

127.3340

7.41463

3.31592 118.1275 136.5405

121.67

138.33

Minggu 5

125.6660

9.75896

4.36434 113.5487 137.7833

115.00

138.33

Minggu 6

125.0000

9.93045

4.44103 112.6697 137.3303

113.33

138.33

35

129.0954

8.34579

1.41070 126.2286 131.9623

113.33

143.33

Minggu 0

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

Minggu 1

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

Minggu 2

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

Minggu 3

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

Minggu 4

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

Minggu 5

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

Minggu 6

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

35

3.00

1.435

.243

2.51

3.49

Total
Formula

Mean

Lower

Total

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
51

Lampiran 8. Output Uji One Way Anova Viskositas Gel Formulasi

ANOVA
Mean
Sum of Squares
Viskositas

Formula

Between Groups

df

Square

394.104

65.684

Within Groups

1974.069

28

70.502

Total

2368.173

34

.000

.000

Within Groups

70.000

28

2.500

Total

70.000

34

Between Groups

commit to user

Sig.
.932

.488

.000

1.000

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
52

Lampiran 9. Uji pH Formulasi Gel


Formula I
replikasi

minggu
0

7.7

7.69

7.65

7.65

7.55

7.55

7.65

7.73

7.6

7.76

7.74

7.62

7.62

7.62

7.73

7.7

7.55

7.5

7.59

7.59

7.51

7.72

7.66

7.65

7.63

7.59

7.59

7.59

rata-rata
Formula II
replikasi

minggu
0

7.74

7.75

7.71

7.72

7.69

7.58

7.51

8.12

8.06

8.08

8.06

8.02

8.04

7.89

7.86

7.82

7.83

7.79

7.71

7.69

7.92

7.89

7.87

7.87

7.83

7.78

7.73

rata-rata
Formula III
replikasi

minggu
0

7.77

7.74

7.69

7.63

7.65

7.64

7.64

7.98

7.91

7.93

7.89

7.89

7.88

7.88

8.21

8.15

8.12

8.13

8.11

8.09

8.07

7.99

7.93

7.91

7.88

7.88

7.87

7.86

7.98

7.94

7.91

7.88

7.82

7.79

7.81

8.11

8.09

8.03

8.01

7.92

7.92

7.93

8.14

8.12

8.11

8.09

8.05

8.01

8.01

8.08

8.05

8.02

7.99

7.93

7.91

7.92

rata-rata
Formula IV
replikasi

rata-rata

minggu

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
53

Lanjutan
Lampiran 9
Formula V
replikasi

rata-rata

minggu
0

8.12

8.12

8.1

8.13

8.05

8.11

8.02

8.21

8.1

8.17

8.15

8.12

8.06

8.05

8.11

8.12

8.08

8.08

8.02

8.03

8.13

8.11

8.13

8.12

8.08

8.06

8.02

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
54

Lampiran 10. Output One Sample Kolmogrof-Smirnov test, Test of


Homogeneity of variances, dan Deskriptif pH Gel Formulasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pH
N

35

Normal Parameters

a,,b

Most Extreme Differences

Mean

7.8911

Std. Deviation

.16480

Absolute

.139

Positive

.091

Negative

-.139

Kolmogorov-Smirnov Z

.824

Asymp. Sig. (2-tailed)

.505

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic

df1

df2

Sig.

pH

.008

28

1.000

Formula

.000

28

1.000

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
55

Lanjutan Lampiran 10.


Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean
Std.
N
pH

Upper Mini Maxi

Deviation Std. Error Bound

Bound mum mum

Minggu 0

7.9680

.16053

.07179

7.7687 8.1673

7.72

8.13

Minggu 1

7.9280

.17413

.07787

7.7118 8.1442

7.66

8.11

Minggu 2

7.9160

.17994

.08047

7.6926 8.1394

7.65

8.13

Minggu 3

7.8980

.18075

.08083

7.6736 8.1224

7.63

8.12

Minggu 4

7.8620

.17852

.07984

7.6403 8.0837

7.59

8.08

Minggu 5

7.8420

.17341

.07755

7.6267 8.0573

7.59

8.06

Minggu 6

7.8240

.16772

.07501

7.6157 8.0323

7.59

8.02

35

7.8911

.16480

.02786

7.8345 7.9478

7.59

8.13

Minggu 0

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

Minggu 1

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

Minggu 2

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

Minggu 3

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

Minggu 4

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

Minggu 5

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

Minggu 6

3.00

1.581

.707

1.04

4.96

35

3.00

1.435

.243

2.51

3.49

Total
Formula

Mean

Lower

Total

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
56

Lampiran 11. Output Uji One Way Anova pH Gel Formulasi

ANOVA
Sum of Squares
pH

Formula

df

Mean Square

Between Groups

.079

.013

Within Groups

.845

28

.030

Total

.923

34

Between Groups

.000

.000

Within Groups

70.000

28

2.500

Total

70.000

34

commit to user

Sig.

.434

.850

.000

1.000

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
57

Lampiran 12. Hasil Uji Koloni Antibakteri


formula
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Formula 4
Formula 5
Etanol
Triklosan
Control negatif

Rata-rata jumlah koloni (CFU/sampel)


86,7.108
61,7.108
52.107
100,7.108

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
58

Lampiran 13. Output One Sample Kolmogrof-Smirnov test, Test of


Homogeneity of variances, dan Deskriptif antiseptik Gel Formulasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Antiseptik
N

12

Normal Parameters

a,,b

Mean

75.25

Std. Deviation
Most Extreme Differences

20.397

Absolute

.209

Positive

.209

Negative

-.148

Kolmogorov-Smirnov Z

.725

Asymp. Sig. (2-tailed)

.669

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic

df1

df2

Sig.

Antiseptik

.420

.744

replikasi

.000

1.000

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
59

Lanjutan Lampiran 13.

Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean

N
Antiseptik

Mean

Std.

Std.

Lower

Upper

Deviation

Error

Bound

Bound

Minimum Maximum

F0

3 100.67

2.517

1.453

94.42

106.92

98

103

F1

86.67

4.041

2.333

76.63

96.71

83

91

F2

61.67

2.517

1.453

55.42

67.92

59

64

F3

52.00

2.646

1.528

45.43

58.57

50

55

Tot

12

75.25

20.397

5.888

62.29

88.21

50

103

F0

2.00

1.000

.577

-.48

4.48

F1

2.00

1.000

.577

-.48

4.48

F2

2.00

1.000

.577

-.48

4.48

F3

2.00

1.000

.577

-.48

4.48

Tot

12

2.00

.853

.246

1.46

2.54

al
replikasi

al

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
60

Lampiran 14. Output Uji One Way Anova Antiseptik Gel Formulasi

ANOVA
Sum of Squares
Antiseptik

Between Groups

Mean Square

4504.250

1501.417

72.000

9.000

4576.250

11

.000

.000

Within Groups

8.000

1.000

Total

8.000

11

Within Groups
Total
replikasi

df

Between Groups

commit to user

Sig.

166.824

.000

.000

1.000

Anda mungkin juga menyukai