RESPONDEN
TUGAS AKHIR
Oleh:
Tharisa Putri Mayangsari
NIM. V3720062
DIPLOMA 3 FARMASI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian saya
sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar
iii
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTI-AGING SEDIAAN
KRIM EKSTRAK BUNGA CALENDULA (Calendula officinalis
L.) TERHADAP JUMLAH SEL FIBROBLAS, KEPADATAN
KOLAGEN PADA TIKUS, DAN KELEMBABAN PADA
RESPONDEN
THARISA PUTRI MAYANGSARI
Prodi D3 Farmasi, Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret
INTISARI
Penuaan dini dapat disebabkan oleh faktor intrinsik (dari dalam diri
seseorang) dan faktor ekstrinsik (dari lingkungan). Penuaan dini yang disebabkan
oleh faktor ekstrinsik dapat diatasi dengan perawatan menggunakan krim anti-
aging. Aktivitas anti-aging dapat diperoleh dari suatu senyawa yang terdapat di
dalam tumbuhan, salah satunya Calendula officinalis. Ekstrak bunga Calendula
officinalis mengandung senyawa aktif berupa terpenoid, karotenoid, flavonoid
(flavonol quercetin, rutin, narcissin, isorhamnetin, kaempferol), dan minyak atsiri
yang dapat berperan sebagai antioksidan dan dapat meningkatkan kelembaban pada
kulit sehingga ekstrak bunga calendula dapat dibuat menjadi sediaan krim anti-
aging. Penelitian ini bertujuan memberikan informasi mengenai formulasi ekstrak
bunga calendula dengan perbandingan konsentrasi ekstrak 3%, 5%, dan 7% (b/v)
memenuhi persyaratan fisika dan kimia sediaan krim yang baik dan aktivitas anti-
aging dalam sediaan krim ekstrak bunga calendula.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental. Data yang dihasilkan
akan diolah menggunakan IBM SPSS Statistic 21. Analisis data pada uji fisika
kimia sediaan serta uji jumlah fibroblas dan kolagen dilakukan dengan
menggunakan One Way ANOVA, sedangkan analisis data pada uji kelembaban
responden dilakukan dengan menggunakan uji T berpasangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa krim ekstrak bunga calendula dengan
perbandingan konsentrasi ekstrak 3%, 5%, dan 7% (b/v) memenuhi persyaratan
homogenitas, viskositas, daya sebar dan daya lekat krim yang baik namun tidak
memenuhi persyaratan krim yang baik pada uji pH karena terlalu basa yang dapat
disebabkan karena penggunaan KOH dalam formulasi. Selain itu, krim ekstrak
bunga calendula memiliki aktivitas anti-aging yang dibuktikan dari peningkatan
jumlah sel fibroblas dan kolagen pada tikus yang telah dilukai dan terbukti bahwa
krim ekstrak bunga calendula dengan konsentrasi ekstrak 7% dapat meningkatkan
jumlah sel fibroblas dan kolagen paling banyak serta peningkatan kelembaban kulit
pada responden.
Kata Kunci : Calendula officinalis, krim anti-aging, uji jumlah sel fibloblast dan
kolagen
iv
FORMULATION AND TEST OF ANTI-AGING ACTIVITY OF
CALENDULA FLOWER EXTRACT CREAM (Calendula officinalis L.) ON
FIBROBLAST CELL NUMBER, COLLAGEN DENSITY IN RATS, AND
MOISTURE IN RESPONDENTS
THARISA PUTRI MAYANGSARI
Prodi D3 Farmasi, Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret
ABSTRACT
Premature aging can be caused by intrinsic factors (from within a person)
and extrinsic factors (from the environment). Premature aging caused by extrinsic
factors can be treated with anti-aging creams. Anti-aging activity can be obtained
from a compound found in plants, one of which is Calendula officinalis. Calendula
officinalis flower extract contains active compounds in the form of terpenoids,
carotenoids, flavonoids (flavonols quercetin, rutin, narcissin, isorhamnetin,
kaempferol), and essential oils which can act as antioxidants and can increase
moisture in the skin so that calendula flower extracts can be made into anti-aging
cream preparations. This study aims to provide information regarding the
formulation of calendula flower extract with extract concentration ratios of 3%, 5%,
and 7% (w/v) fulfilling the physical and chemical requirements of good cream
preparations and anti-aging activity in calendula flower extract cream preparations.
This research includes the type of experimental research. The resulting data
will be processed using IBM SPSS Statistics 21. Data analysis on the chemical
physics test of the preparation as well as the test for the number of fibroblasts and
collagen is carried out using One Way ANOVA, while data analysis on the
respondent's moisture test is carried out using a paired T test.
The results showed that calendula flower extract cream with extract
concentration ratios of 3%, 5%, and 7% (w/v) fulfilled the requirements for
homogeneity, viscosity, spreadability and good adhesion of the cream but did not
meet the requirements of a good cream. good on the pH test because it is too alkaline
which can be caused by the use of KOH in the formulation. In addition, calendula
flower extract cream has anti-aging activity as evidenced by the increase in the
number of fibroblast and collagen cells in mice that have been injured and it is
proven that calendula flower extract cream with an extract concentration of 7% can
increase the highest number of fibroblast and collagen cells and increase moisture.
skin on the respondent.
Kata Kunci : Calendula officinalis, anti-aging cream, test of fibroblast and collagen
cells
v
MOTTO
vi
PERSEMBAHAN
Almamater tercinta
D3 Farmasi
Universitas Sebelas Maret
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
berjudul “Formulasi dan Uji Aktivitas Anti-Aging Sediaan Krim Ekstrak Bunga
Kolagen Pada Tikus, dan Kelembaban pada Responden” dengan baik dan lancar.
Tugas akhir ini disusun untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program
studi Diploma 3 Farmasi Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret. Selama proses
penelitian dan penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan,
arahan, masukan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan
1. Bapak Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M. Hum. selaku Rektor Universitas
Sebelas Maret.
2. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M. Acc., selaku Dekan Sekolah Vokasi
3. Ibu apt. Sholichah Rohmani, S.Farm., M.Sc., selaku kepala Program Studi
4. Alm. Bapak apt. Wisnu Kundarto, M.Biomed. dan Ibu apt. Annisa Diyan
viii
5. Bapak dan Ibu dosen serta staff Program Studi D3 Farmasi Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ilmu dan arahan selama
masa perkuliahan.
6. Kedua orang tua, kakak, dan seluruh keluarga yang telah memberikan
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
Meski demikian, penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini
masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu, penulis secara terbuka menerima segala masukan
baik saran maupun kritik demi perbaikan tugas akhir ini dan dapat menjadi acuan
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi referensi yang baik bagi pembaca
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
G. Analisis Data .............................................................................................. 32
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 33
A. Hasil Determinasi Bunga Calendula officinalis ......................................... 33
B. Hasil Ekstraksi Bunga Calendula ............................................................... 33
C. Kontrol Kualitas Ekstrak Bunga Calendula ............................................... 35
D. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak ............................................................... 37
E. Pembuatan Krim Anti-Aging Ekstrak Bunga Calendula ............................ 39
F. Hasil Pengujian Fisika Kimia Krim ........................................................... 42
G. Hasil Uji Jumlah Sel Fibroblas dan Kolagen ............................................. 51
H. Hasil Uji Kelembaban Responden ............................................................. 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 62
A. Kesimpulan ................................................................................................ 62
B. Saran ........................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 63
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Penuaan dini adalah salah satu masalah besar yang dialami oleh
diri. Beberapa tanda yang muncul dari penuaan dini adalah munculnya garis
terasa kasar, kusam, mata yang berubah bentuk, kulit wajah yang mengendur
hingga dapat terjadi perubahan pada warna kulit (Nailufa dan Najih, 2020).
Penuaan dini dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada fisik seperti kulit
Penuaan dini dapat disebabkan oleh oleh faktor intrinsik maupun faktor
ekstrinsik. Penuaan intrinsik berupa penuaan yang berasal dari dalam tubuh
dkk., 2014). Faktor penuaan dini dari lingkungan dapat disebabkan oleh paparan
polusi dan sinar UV. Penuaan yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik dapat
diatasi dengan perawatan. Salah satu perawatan yang dapat dilakukan berupa
krim. Krim anti-aging berfungsi untuk merangsang regenerasi sel kulit yang
1
rusak, menjaga kelembaban kulit, merangsang produksi kolagen untuk
kerusakan sel dan penuaan dini (Maya dan Mutakin, 2018). Ekstrak Calendula
mencegah kerusakan kulit dan menunda proses penuaan (Akhtar dkk., 2011).
Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian terhadap formulasi dan uji
dengan menggunakan pengujian jumlah sel fibroblas dan kolagen, serta uji
2
B. Rumusan Masalah
berikut:
aging?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
3%, 5%, dan 7% (b/v) memenuhi persyaratan fisika dan kimia sediaan krim
yang baik dan aktivitas anti-aging dalam sediaan krim ekstrak bunga calendula.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Calendula officinalis
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Calendula
4
b. Deskripsi Calendula officinalis
Kelopak bunga calendula berwarna kuning dan jingga yang berasal dari
2005).
meningkat dari tahun 2011 hingga tahun 2018. Pada tahun 2011,
1,69% dan pada tahun 2018 menjadi sebesar 4,85% (Ferreira dkk.,
2021).
5
Pada konsentrasi 3% ekstrak bunga calendula terbukti dapat
d. Ekstraksi
1) Maserasi
6
maeserasi dilakukan di dalam sebuah bejana yang bermulut
2) Perklorasi
celah untuk keluar dan ditarik oleh gaya berat seberat cairan
3) Soxhletasi
7
menguap hingga mencapai ke dalam pendingin balik melalui
1994).
serta paling sesuai digunakan pada simplisia yang berbentuk halus dan
susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah terlarut akan dapat larut
(Ansel, 1989).
2. Kulit
8
Kulit memiliki dua lapisan utama yaitu epidermis dan dermis.
adalah jaringan ikat agak padat yang berasal dari mesoderm. Di bawah
dermis terdapat satu lapis jaringan ikat longgar yaitu hipodermis. Pada
2013).
1) Epidermis
2) Dermis
9
3) Lapisan Subkutan (Hipodermis)
krim, penetrasi dan cara pemakaian, lama pemakaian, sifat dari obat,
3. Penuaan Dini
intrinsik berupa penuaan yang berasal dari dalam tubuh seperti genetik,
Beberapa tanda yang muncul dari penuaan dini adalah munculnya garis
wajah terasa kasar, kusam, mata yang berubah bentuk, kulit wajah yang
yang dapat memicu terjadinya penuaan dini antara lain paparan sinar
10
matahari yang berlebih, konsumsi makanan dan minuman yang kurang
sehat, posisi tidur, kulit kurang istirahat karena pemakaian make up, kurang
kolagen, dan substansi dasar berupa penurunan fungsi. Hal tersebut dapat
memunculkan keriput (Barel dkk., 2009). Maka dari itu, kulit membutuhkan
menghindari keriput yang merupakan salah satu tanda dari penuaan dini.
4. Anti-aging
11
rusak, menjaga kelembaban kulit, merangsang produksi kolagen untuk
5. Krim
a. Pengertian Krim
dan mengandung satu atau lebih bahan obat yang terdispersi atau terlarut
ke dalam bahan dasar yang sesuai (Depkes RI, 2020). Krim merupakan
suatu salep yang berbentuk emulsi kental, mengandung air tidak kurang
b. Fungsi Krim
cocok. Pelepasan obat dari basis krim secara in vitro dapat digambarkan
kelarutan obat dalam basis, dan koefisien obat dalam basis medium
(Anief, 2007).
12
c. Kelebihan Krim
lengket terutama pada tipe M/A, digunakan untuk kosmetik, dan bahan
kemampuan menyebar dengan baik pada kulit, mudah dicuci dengan air,
memberikan efek dingin karena penguapan air yang lambat pada kulit,
memiliki pelepasan obat yang baik, tidak menyumbat kulit dan krimnya
tampak putih dan lembut kecuali krim asam stearat (Voigt, 1994).
d. Tipe Krim
Krim terdiri dari dua tipe, antara lain (Atmoko dan Parmadi,
2014):
1) Tipe M/A
terdispersi ke dalam air. Tipe M/A memiliki sifat yang mudah dicuci
dengan air atau tidak lengket dan tidak meninggalkan noda pada
2) Tipe A/M
13
dicuci, meninggalkan noda atau lengket pada pakaian, dan tidak
e. Pembuatan Krim
1) Pencampuran
dengan cara ditumbuk dan diaduk secara kuat sehingga sediaan yang
dihasilkan merata.
2) Peleburan
f. Komponen Krim
1) Asam Stearat
14
Pemerian dari asam stearat yaitu zat padat keras mengkilat
lilin. Kelarutan dari asam stearat yaitu praktis tidak larut dalam air,
stearat adalah sebagai zat tambahan (Depkes RI, 1979). Asam stearat
2) Setil Alkohol
granul, atau kubus, putih, bau khas lemah, rasa lemak. Kelarutan dari
setil alkohol yaitu tidak larut air, larut dalam etanol dan dalam eter,
2009).
3) KOH
agak pahit. Kelarutan dari KOH yaitu sukar larut dalam air, larut
15
dalam gliserin dan sirop, sangat sukar larut dalam air mendidih,
dkk., 2009).
4) Phenoxyetanol
phenoxyethanol yaitu agak sukar larut dalam air, larut dalam aseton,
alkohol, dan gliserol; agak sukar larut dalam minyak zaitun dan
16
5) Gliserin
berwarna, rasa manis, hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau
dari gliserin yaitu dapat bercampur dengan air dan dengan etanol,
tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan
6) Propilen Glikol
tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau, menyerap air pada
17
dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform, larut dalam eter
7) Aquadest
dan tidak berbau (Depkes RI, 2020). Khasiat dari aquadest adalah
sebagai pelarut.
a. Uji Organoleptis
b. Uji Homogenitas
c. Uji pH
18
iritasi pada kulit (Puspita, 2018). pH dalam sediaan topikal berkaitan
dengan rasa saat dioleskan. pH yang terlalu basa atau terlalu asam
2019).
d. Uji Viskositas
dkk., 2018). Daya sebar sediaan yang baik dapat memperluas kontak
antara obat dengan kulit sehingga absorpsi obat ke dalam kulit akan
berlangsung lebih cepat. Daya sebar yang baik untuk sediaan topikal
19
f. Uji Daya Lekat
krim melekat pada kulit (Erwiyani dkk., 2018). Daya lekat yang baik
Fitrianasari, 2021).
glikoprotein berantai tripel yang merupakan unsur utama pada matriks luka
uji jumlah fibroblas dan kolagen adalah sediaan dioleskan pada hewan uji
sesuai perlakuan masing-masing kemudian pada hari ke-7 dan hari ke-14,
20
hewan uji dikorbankan. Pada hewan uji kemudian diambil preparat jaringan
uji kelembaban yaitu Skin Analyzer. Prinsip dari uji kelembaban yaitu
Menurut referensi dari alat skin analyzer, kriteria kelembaban kulit adalah
jika lebih kecil dari 40% kurang lembab, 40-60% lembab, dan lebih besar
21
B. Kerangka Berpikir
Krim anti-aging
Uji sifat fisika kimia krim Uji jumlah sel fibroblas dan
kolagen
C. Hipotesis
ekstrak 3%, 5%, dan 7% (b/v) diduga memenuhi persyaratan fisika dan
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dari ekstrak bunga calendula, dan pengujian sediaan krim anti-aging dari
1. Alat
2. Bahan
23
alkohol (Teknis), KOH (Teknis), phenoxyethanol (Teknis), gliserin
(Teknis).
Universitas Sebelas Maret. Waktu penelitian dari bulan November 2022 sampai
April 2023.
D. Variabel Penelitian
responden.
24
3. Variabel kontrol/terkendali
E. Rancangan Formula
formula yang digunakan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Sugihartini
dan Nuryanti (2017) dalam membuat krim ekstrak daun kelor (Moringa
daun kelor, asam stearat, setil alkohol, KOH, metil paraben, propil paraben,
penelitian ini meliputi penggunaan ekstrak bunga calendula, asam stearat yang
dikurangi dari 15% menjadi 7% supaya krim tidak terlalu kental, serta pengawet
perbandingan konsentrasi ekstrak bunga calendula yaitu 3%, 5%, dan 7% (b/v).
25
F. Cara Kerja
1. Determinasi Tanaman
Sebelas Maret.
2. Pembuatan Ekstrak
pelarut 1:5. Proses ekstraksi secara maserasi dilakukan pada suhu ruang
rotary evaporator vacuum dengan tekanan 100 mbar pada suhu 40C
26
Rumus perhitungan rendemen dapat dituliskan sebagai berikut
a. Uji Flavonoid
2017).
b. Uji Saponin
saponin apabila terbentuk busa yang mantap dan tidak hilang selama
terdiri dari asam stearat dan setil alkohol dipanaskan pada suhu 70°C.
Fase air yang terdiri dari KOH, gliserin, dan propilenglikol dicampur
27
fase air ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk ke dalam
1) Uji Organoleptis
2) Uji Homogenitas
3) Uji pH
28
sediaan lalu diukur dengan menggunakan pH meter (Nugraha
dkk., 2022).
4) Uji Viskositas
2019).
29
hingga mendapatkan diameter sebar yang konstan (Nailufa dan
Najih, 2020).
durasi luka dilakukan dari hari mulai dibuat luka hingga luka telah
30
pemeriksaan histopatologi. Pada hari ke-14, 4 ekor tikus sisanya
31
menggunakan skin analyzer. Kemudian sediaan krim dioleskan pada
G. Analisis Data
yaitu teoritis dan statistik. Analisis data secara teoritis dilakukan dengan
SPSS Statistic 21. Analisis data pada uji fisika kimia sediaan serta uji jumlah
fibroblas dan kolagen dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, apabila
data telah terdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan pengujian
One Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% (Amfotis dkk., 2022). Akan
tetapi apabila data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, maka
Nuryanti, 2017).
32
BAB IV
PEMBAHASAN
cara mencocokkan keadaan morfologi tanaman dengan acuan literasi dari C.A.
Baecker dan R.C. Bakhuizen van den Brink, Jr (1963, 1965) yang dilakukan di
bunga calendula bukan dari bunga lain sehingga dapat menghindari kesalahan
berikut.
1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23a____166.Asteraceae
1b-3b-33b-41b-82b-85a-86b-87b-93a______________________91.Calendula
1___________________________________________Calendula officinalis L.
yaitu dengan dengan merendam simplisia dalam pelarut yang sesuai pada suhu
33
kamar sehingga senyawa yang tidak tahan oleh pemanasan dapat tersari pada
pelarut yang cocok dan dilakukan selama 3 hari karena setelah waktu tersebut,
keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang
halus dan homogen. Setelah itu dilakukan proses maserasi, maserasi dilakukan
di tempat yang tidak terkena sinar matahari atau cahaya lampu agar sampel tidak
Pelarut yang digunakan pada maserasi adalah etanol 70%. Etanol dipilih
sebagai pelarut karena etanol bersifat polar dan lebih efisien dalam degradasi
dinding sel sehingga senyawa golongan flavonoid yang juga bersifat polar akan
tersari lebih banyak (Tiwari dkk., 2011). Menurut Riwanti dkk. (2020), semakin
Pada penelitian yang telah dilakukan Riwanti dkk. (2020), digunakan pelarut
etanol pada konsentrasi 50%, 70%, dan 96%, kemudian didapatkan kesimpulan
bahwa kadar flavonoid tertinggi diperoleh ekstrak dengan pelarut 70%. Maka
dari itu, dalam penelitian ini digunakan pelarut etanol 70% dengan tujuan
34
Saat proses ekstraksi berlangsung, pelarut akan masuk menembus
dinding sel ke dalam rongga yang mengandung zat aktif, serta perbedaan
konsentrasi pada bagian luar dan dalam sel akan bertukar secara difusi hingga
Tujuan dari pengadukan adalah untuk melarutkan kembali senyawa aktif yang
aktif yang tertinggal pada proses penyarian pertama (Aprilliani dkk., 2021).
evaporasi ini bertujuan untuk menguapkan pelarut etanol yang terdapat pada
filtrat, sehingga didapatkan ekstrak yang lebih pekat (Rosaini dkk., 2015). Proses
evaporasi dilakukan dengan tujuan untuk memekatkan larutan yang terdiri dari
zat yang terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap
sebagai zat aktif dalam sediaan krim. Pengujian ekstrak meliputi uji organoleptis
35
1. Uji Organoleptik Ekstrak Bunga Calendula
konsistensi cairan. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil yang tertera pada
tabel II.
officinalis) yang dimaserasi dengan etanol 70% pada suhu kamar selama 3
hari, diperoleh ekstrak bunga calendula sebanyak 142,23 gram. Dari ekstrak
36
yang diperoleh dari suatu bahan terhadap berat awal simplisia (Nurjannah
lampiran 2.
senyawa yang terkandung dalam ekstrak. Pengujian yang dilakukan pada ekstrak
1. Flavonoid
kuning, merah, atau coklat (Lisi dkk., 2017). Perubahan warna yang
37
Gambar 10. Reaksi Flavonoid dengan NaOH (Nurjannah dkk.,
2022).
38
2. Saponin
dilakukan dengan cara melihat adanya buih yang stabil pada ekstrak
memiliki sifat fisika yaitu mudah larut dalam air dan akan menimbulkan
busa ketika dikocok (Suharto dkk., 2012). Berdasarkan uji saponin yang
busa pada ekstrak bunga calendula. Hasil pengujian saponin dapat dilihat
sediaan krim anti-aging. Sediaan krim dipilih karena krim merupakan kosmetik
yang sering digunakan oleh kaum wanita, memiliki tingkat kenyamanan tinggi,
39
Sediaan krim ekstrak bunga calendula yang dibuat adalah jenis krim
minyak dalam air (M/A). Tipe minyak dalam air (M/A) dipilih karena krim
dengan tipe M/A memiliki beberapa kelebihan diantaranya mudah dicuci dengan
air, tidak lengket, dan tidak meninggalkan noda pada pakaian (Kumalasari dkk.,
2022).
ekstrak sebesar 7% (b/v). Menurut Akhtar dkk. (2011), pada konsentrasi 3%,
ekstrak bunga calendula dalam sediaan kosmetik semakin meningkat dari tahun
2011 sebesar 1,69% dan pada tahun 2018 menjadi sebesar 4,85%. Berdasarkan
Krim terdiri dari fase minyak dan fase air. Fase minyak terdiri dari asam
stearat dan setil alkohol, sedangkan fase air terdiri dari KOH, gliserin, propilen
pengental, dan penstabil krim (Ansel, 1989). Asam stearat memiliki nilai pH
yang bersifat asam sehingga dalam pembuatan krim ditambahkan dengan KOH.
40
Penambahan KOH dalam pembuatan krim bertujuan untuk menetralkan krim
hidroksil yang dapat menarik lembab dari lingkungan. Pada penelitian ini
memanaskan fase minyak dan fase air dalam wadah yang berbeda pada suhu
dilakukan pada suhu 70°C menghasilkan krim dengan sifat fisik dan stabilitas
fisik terbaik. Setelah itu, fase minyak dimasukkan ke dalam mortir yang hangat.
Pada mortir tersebut ditambahkan dengan fase air sedikit demi sedikit dan
41
dilakukan pengadukan hingga terbentuk massa krim. Tujuan digunakan mortir
hangat adalah untuk mencegah terjadinya perubahan suhu yang mendadak yang
homogenitas krim (Ariyanti dkk., 2015). Setelah terbentuk massa krim yang
organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, uji daya
1. Uji Organoleptis
manusia yaitu mata, hidung, mulut atau ujung jari tangan. Uji organoleptis
42
Tabel III. Hasil Uji Organoleptis Krim Anti-Aging Ekstrak Bunga
Calendula
bunga calendula, berbentuk krim, serta warna pada formula pertama yaitu
kuning pucat, warna pada formula kedua yaitu kuning, dan warna pada
formula ketiga yaitu kuning tua. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang
43
2. Uji Homogenitas
krim yang baik harus homogen dan bebas dari partikel-partikel yang masih
seluruh formula sediaan, diperoleh hasil bahwa seluruh krim homogen dan
Calendula
Replikasi Homogenitas
F1 F2 F3
R1 Homogen Homogen Homogen
R2 Homogen Homogen Homogen
R3 Homogen Homogen Homogen
44
3. Uji pH
iritasi kulit bagi pemakainya. pH yang terlalu asam dapat mengiritasi kulit,
Formula pH Rata-Rata ± SD
R1 R2 R3
F1 8,1 8,0 8,2 8,10 ± 0,10
F2 8,0 8,0 8,1 8,03 ± 0,06
F3 7,8 7,9 7,9 7,87 ± 0,06
persyaratan pH sediaan topikal yang baik yaitu berada dalam rentang 4,5-
6,5. pH sediaan krim yang tidak memenuhi karena terlalu basa. Nilai pH
45
daripada formula kedua dan ketiga. Hal tersebut disebabkan karena pada
nilai signifikansi sebesar 1,000 pada formula 1; 0,000 pada formula 2; dan
4. Uji Viskositas
yang baik ditunjukkan dengan krim yang memiliki konsentrasi yang tidak
46
Tabel VI. Hasil Uji Viskositas Krim Anti-Aging Ekstrak Bunga
Calendula
formula 2, dan 0,734 pada formula 3. Nilai signifikansi >0,05 pada uji
bahwa varian data homogen sehingga dilanjutkan dengan uji One Way
ANOVA. Pada uji One Way ANOVA diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,482. Nilai signifikansi pada uji One Way ANOVA >0,05 menunjukkan
calendula.
47
5. Uji Daya Sebar
sediaan krim saat dioleskan pada kulit. Daya sebar krim dapat menentukan
maka semakin banyak krim yang diabsorbsi. Daya sebar krim yang baik
Tabel VII. Hasil Uji Daya Sebar Krim Anti-Aging Ekstrak Bunga
Calendula
ekstrak bunga calendula seluruh formula telah memenuhi nilai daya sebar
krim yang baik karena memiliki daya sebar tidak kurang dari 5 cm dan
Pada analisis statistik, dilakukan uji normalitas pada data hasil uji
daya sebar dan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,780 pada formula 1,
0,637 pada formula 2, dan 1,000 pada formula 3. Pada uji normalitas
48
0,373. Nilai signifikansi >0,05 menunjukkan bahwa varian data homogen.
krim pada alat uji daya lekat. Daya lekat krim berhubungan dengan
lamanya kontak antara krim dengan kulit. Basis yang baik mampu
menjamin waktu kontak efektif dengan kulit sehingga efek terapi yang
Tabel VIII. Hasil Uji Daya Lekat Krim Anti-Aging Ekstrak Bunga
Calendula
telah memenuhi persyaratan daya lekat krim yang baik karena lebih dari 4
detik. Pada formula I, II, dan III mengalami nilai daya lekat yang naik
49
turun, artinya formula tidak stabil selama penyimpanan. Hasil uji daya
Berdasarkan analisis data pada uji normalitas data hasil uji daya
pada formula 2, dan 0,228 pada formula 3. Pada uji normalitas tersebut
calendula.
Tipe emulsi ada dua macam, yaitu tipe emulsi minyak dalam air
(M/A) dan air dalam minyak (A/M). Pengujian tipe emulsi dilakukan
untuk mengetahui krim yang telah dibuat merupakan krim dengan tipe
emulsi M/A atau tipe emulsi A/M. Uji tipe emulsi dilakukan dengan
yang menyusun fasa eksternal. Emulsi tipe M/A akan terencerkan dalam
50
disimpulkan bahwa sediaan krim termasuk dalam tipe emulsi M/A karena
krim dapat terencerkan dalam air dan tidak terencerkan dalam minyak.
(a) (b)
Gambar 15. Hasil Uji Tipe Emulsi Krim Ekstrak Bunga Calendula
untuk mengetahui efek penggunaan sediaan krim terhadap jumlah fibroblas dan
kolagen. Pada pengujian ini, digunakan delapan ekor tikus yang dibagi menjadi
empat kelompok meliputi kelompok kontrol, kelompok F1, kelompok F2, dan
kelompok F3. Pengamatan hispatologi dilakukan pada hari ke-7 dan hari ke-
14. Hal tersebut disebabkan karena proses utama pertumbuhan fibroblas dan
kolagen terjadi pada hari ke-7 hingga hari ke-14 setelah mengalami luka.
1. Fibroblas
51
tampak sebagai sel fusiform atau gelendong dengan ujung meruncing
K F1
F2 F3
52
Perhitungan jumlah sel fibroblas dilakukan dengan mencari sebaran
dihitung jumlah sel fibroblas (Amfotis dkk., 2022). Hasil dari perhitungan
Tabel IX. Hasil Perhitungan Uji Jumlah Sel Fibroblas pada Krim
Kon- 27 24 31 27,33 ± 34 27 26 29 ±
trol 3,51 4,36
F1 31 32 31 31,3 ± 59 57 60 58,67 ±
0,58 1,53
F2 34 32 32 32,67 ± 57 65 62 61,33 ±
1,2 4,04
F3 38 33 40 37 ± 71 61 65 65,67 ±
3,61 5,03
ke-7 maupun hari ke-14 untuk krim F1, F2, dan F3 lebih tinggi daripada
diperoleh oleh krim F3, yang berarti bahwa krim ekstrak bunga calendula
paling banyak.
53
Peningkatan jumlah sel fibroblas diduga karena efek kandungan
senyawa aktif yang berasal dari ekstrak bunga calendula seperti flavonoid
2022). Selain itu, saponin berperan dalam regenerasi jaringan dalam proses
One Way ANOVA. Pada hari ke-7, dilakukan uji One Way ANOVA dan
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,012. Nilai signifikasi <0,05 pada uji
antar formula. Hal tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang
terhadap jumlah sel fibroblas pada hari ke-7. Sedangkan pada hari ke-14, uji
54
perbedaan konsentrasi ekstrak krim ekstrak bunga calendula terhadap
2. Kolagen
untuk serat elastis dan retikulin (serat jaringan ikat yang ada dalam organ).
Serat retikulin adalah serat kolagen yang kaya akan selubung glikoprotein,
serat kolagen akan nampak berwarna biru pada pewarnaan ini (Cotran,
55
Gambar 17. Histologi Kulit Tikus yang Memperlihatkan Stuktur
Kolagen
Keterangan : K : kelompok kontrol
F1 : kelompok krim bunga calendula dengan ekstrak 3%
F2 : kelompok krim bunga calendula dengan ekstrak 5%
F3 : kelompok krim bunga calendula dengan ekstrak 7%
56
Tabel X. Hasil Perhitungan Uji Kepadatan Kolagen pada Krim
Ke- Kolagen Hari ke-7 (%) Rata- Kolagen Hari ke-14 (%) Rata-
lom- rata rata
pok Repetisi Repetisi Repetisi ± SD Repetisi Repetisi Repetisi ± SD
1 2 3 1 2 3
ke-7 maupun hari ke-14 untuk krim F1, F2, dan F3 lebih tinggi daripada
F3, yang berarti bahwa krim ekstrak bunga calendula dengan konsentrasi
senyawa aktif yang berasal dari ekstrak bunga calendula seperti flavonoid
57
mempunyai peran dalam proses penyembuhan luka (Kusumawardhani dkk.,
2015).
One Way ANOVA. Pada hari ke-7, dilakukan uji One Way ANOVA dan
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,002. Nilai signifikasi <0,05 pada uji
antar formula. Hal tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang
terhadap kepadatan kolagen pada hari ke-7. Sedangkan pada hari ke-14, uji
7% karena pada uji jumlah fibroblas dan kolagen, peningkatan jumlah fibroblas
dan kolagen paling tinggi dihasilkan oleh krim ekstrak bunga calendula dengan
58
konsentrasi ekstrak 7%. Hasil penelitian dari uji kelembaban responden dapat
59
Uji Kelembaban Responden
70
60
50
40
30
20
10
0
kadar air dan kadar minyak dari sebelum pemakaian krim. Hal tersebut
aktivitas (di dalam dan di luar ruangan), jumlah air yang dikonsumsi dalam
adalah jika lebih kecil dari 40% kurang lembab, 40-60% lembab, dan lebih
besar dari 60% sangat lembab (Manik dan Mahmiara, 2022). Hal tersebut
60
kulit dapat meningkatkan kadar air stratum korneum dan hydrating agent,
sehingga dapat mereduksi tanda-tanda gejala kulit kering, bersisik, kasar, dan
membuat permukaan kulit menjadi halus dan lembut (Aryani dkk., 2019).
nilai signifikansi sebesar 0,000 pada hasil kadar air kulit responden sebelum
dan sesudah menggunakan krim serta nilai signifikansi sebesar 0,000 pada hasil
kadar minyak kulit responden sebelum dan sesudah menggunakan krim. Nilai
antara kadar air dan minyak pada kulit responden sebelum dan sesudah
61
BAB V
A. Kesimpulan
sebagai berikut.
homogenitas, viskositas, daya sebar dan daya lekat krim yang baik. Akan
tetapi tidak memenuhi persyaratan krim yang baik pada uji pH. pH krim
5%, dan 7% (b/v) yang dihasilkan terlalu basa dapat disebabkan karena
B. Saran
serta pengujian stabilitas fisik krim sehingga didapatkan hasil sediaan krim
62
DAFTAR PUSTAKA
Akhtar, N., Zaman, S. U., Khan, B. A., Amir, M. N., dan Ebrahimzadeh, M. A.
2011. Calendula Extract: Effects on Mechanical Parameters of Human Skin.
Acta Poloniae Pharmaceutica – Drug Research, 68(5): 693-701.
Amfotis, M. L., Suarni, N. M. R., dan Arpiwi, N. L. 2022. Penyembuhan Luka
Sayat Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diberi Ekstrak Daun
Kirinyuh (Chromolaena odorata). Metamorfosa: Journal of Biological
Sciences, 9(1): 139-151.
Anief, M. 2007. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Anindyajati, T.P., dan Harsini, W. 2013. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kulit
Jambu Mente dalam Bahan Kumur terhadap Proliferasi Sel Fibroblas pada
Penyembuhan Luka (In Vitro). Proc. The International Symposium an Oral
and Dentist Science, 36-42.
Ansel H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Aprilliani, A., Fhatonah, N., dan Ashari, N. A. 2021. Uji Efektivitas Antiinflamasi
Ekstrak Etanol 70% Daun Dewa (Gynur pseudochina (L.) DC.) pada Luka
Bakar Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Farmagazine, 8(2): 52-58.
Aristyani, N. P. P., Wartini, N. M., dan Gunam, I. B. W. 2017. Rendemen dan
Karakteristik Ekstrak Pewarna Bunga Kenikkir (Tagetes erecta L.) pada
Perlakuan Jenis Pelarut dan Lama Ekstraksi. Jurnal Rekayasa dan
Manajemen Agroindustri, 5(3): 13-23.
Ariyanti, Fajaryanti, N., Masruriati, E., dan Fadhilah, U. 2015. Optimasi Komposiis
Cetyl Alcohol sebagai Emulsifying Agent dan Gliserin Sebagai Humectant
dalam Krim Sunscreen Ekstrak Kental Apel Hijau dengan Aplikasi Desain
Faktoral. Jurnal Farmasetis, 4(1): 17-27.
Atmoko, A. D., dan Parmadi, A. 2014. Formulasi Bentuk Sediaan Krim Ekstrak
Daun Sirih (Piper Betle Linn) Hasil Isolasi Metode Maserasi Etanol 90%.
IJMS – Indonesian Journal on Medical Science, 1(2): 23-28.
63
Azizah, A. V., Mulyani, S., dan Suhendra, L. 2021. Mempelajari Laju Kerusakan
Krim Kunyit - Lidah Buaya (Curcuma domestica Val - Aloe vera) pada
Berbagai Konsentrasi Phenoxyethanol selama Penyimpanan. Jurnal
Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 9(3): 394-405.
Banker, G. 1997. Modern Pharmaceutics Drugs and the Pharmaceutical Science'
7 Edition. New York: Marcel Dekker Inc.
Barel, A. O., Paye, M., dan Maibach, H., 2009. Handbook of Cosmetic Science and
Technology, Third Edition. New York: Informa Healthcare USA Inc.
Chaerunnisa, S. Wartini, N. M., dan Suhendra, L. 2019. Pengaruh Suhu dan Waktu
Maserasi terhadap Kararakteristik Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus
mauritiana L.) sebagai Sumber Saponin. Jurnal Rekayasa dan Manajemen
Agroindustri, 7(4): 551-560.
Cotran, R.S, Kumar, V., dan Collins, T. 1999. Pathology Basic of Disesase. 6th ed.
Philadelphia: WB Saunders Company.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Dewanti, A. P., dan Azzahra, F. 2020. Uji Karakteristik Sediaan Gel Ekstrak Etanol
Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan Basis Hydroxy
Propyl Methyl Cellulose (HPMC). Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS,
1(2): 31-41.
Erwiyani, A. R., Destiani, D., dan Kabelen, S. A. 2018. Pengaruh Lama
Penyimpanan Terhadap Sediaan Fisik Krim Daun Alpukat (Persea
Americana Mill) dan daun sirih hijau (Piper betle Linn). Indonesian Journal
of Pharmacy, 1(1): 23-29.
Fitrianingsih, S., Nafi’ah, L. N., dan Ismah, K. 2022. Studi Literatur: Formulasi
Krim dari Bahan Alam pada Aktivitas Anti-Aging. Cendekia Journal of
Pharmacy, 6(2): 318-325.
64
Ferreire, M. S., Magalhães, M. C., Oliveira, R., Sousa-Lobo, J. M., dan Almeida, I.
F. 2021. Trends in the Use of Botanicals in Anti-Aging Cosmetics.
Molecules, 26(12): 1-18.
Hendrawan, I. M. M. O., Suhenda, L., dan Putra, G. P. P. 2020. Pengaruh
Perbandingan Minyak dan Surfaktan serta Suhu terhadap Karakteristik
Sediaan Krim. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri, 8(4): 513-
523.
Kalangi, S. J. R. 2013. Histofisiologi Kulit. Jurnal Biomedik (JBM), 5(3): 12-20.
Kishimoto, S., Maoka, T., Sumitomo, K., dan Ohmiya, A. 2005. Analysis of
Carotenoid Composition in Petals of Calendula (Calendula officinalis L.).
Bioscience, Biotechnology, and Biochemistry, 69(11): 2122-2128.
Kumalasari, E., Mardiah, A., dan Sari, A. K. 2020. Formulasi Sediaan Krim Ekstrak
Daun Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L) Merr) dengan Basis Krim
Tipe A/M dan Basis Krim Tipe M/A. Jurnal Farmasi Indonesia
AFAMEDIS, 1(1): 23-33.
Kusumawardhani, A. D., Kalsum, U., dan Rini, I., S. 2015. Pengaruh Sediaan Salep
Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.) terhadap Jumlah Fibroblas Luka
Bakar Derajad IIA pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Galur Wistar.
Majalah Kesehatan FKUB, 2(1): 16-28.
Lisi, A. K. F., Runtuwene, M. R. J., dan Wewengkang, D. S. 2017. Uji Fitokimia
dan Aktivitas Antioksidan dari Esktrak Metanol Bunga Soyogik (Saurauia
bracteosa DC.). PHARMACON, 6(1): 53-61.
Lovena, T. N., Aminah, dan Turnip, N. U. M. B. 2021. Seminar Tentang Pelembab
Kulit Wajah dari Ekstrak Daun Nangka (Atrocarpus heteropyllus LAM.).
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1): 101-105.
Lumetut, N., Edy, H. J., dan Rumondor, E. M. 2020. Formulasi dan Uji Stabilitas
Fisik Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Groho (Musa
acuminafe L.) Konsentrasi 12,5% sebagai Tabir Surya. Jurnal MIPA, 2(9):
42-46.
65
Manik, M. O., dan Mahmiara, N. 2022. Pembuatan Sediaan Lotion dari Ekstrak
Etanol Daun Alpukat (Persea Americana Mill) sebagai Pelembab Kulit.
Jurnal Farmasi, 4(2): 116-120.
Maya, I., dan Mutakin, M. 2018. Formulasi dan Evaluasi Sediaan Fisikokimia
Sediaan Krim Anti-Aging. Majalah Farmasetika, 3(5): 112-120.
Munadi, R. 2020. Analisis Komponen Kimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. Var rubrum).
Cokroaminoto Journal of Chemical Science, 2(1): 1-6.
Nailufa, Y., dan Najih, Y. A. 2020. Formulasi Krim Epigallocatechin gallate
Sebagai Anti Aging. Journal of Pharmacy and Science, 5(2): 81-85.
Nurdianti, L. dan Rahmiyani, I. 2016. Uji Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak
Daun Mangga (Mangifera indica L) Terhadap DPPH (1,1 diphenyl-2-
picrylhydrazil). Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, 16(1): 50-56.
Nurdianti, L., Rosiana, D., dan Aji, N. 2018. Evaluasi Sediaan Emulgel Anti
Jerawat Tea Tree (Melaleuca alternifolia) Oil dengan Menggunakan HPMC
sebagai Gelling Agent. Journal of Pharmacopolium, 1(1): 23-31.
Nurjannah, I., Mustariani, B. A. A., dan Suryani, N. 2022. Skrining Fitokimia dan
Uji Antibakteri Ekstrak Kombinasi Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix) dan
Kelor (Moringa oleifera L.) Sebagai Zat Aktif pada Sabun Antibakteri.
SPIN Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia, 4(1): 23-36.
Puspita, S. 2018. Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Krim Hidrokortison Generik Dan
Generik Berlogo. Jurnal Para Pemikir, 7(2): 275-278.
Rahmadani, N. F., dan Hasanah, A. N. 2019. Formulasi dan Evaluasi Sediaan Anti
Aging dari Ekstrak Tumbuhan. Majalah Farmasetika, 4(4): 107-118.
Rahman, A. O., dan Humaryanto. 2019. Efek Salep Ekstrak Pinang terhadap Level
Fibroblast dan Kolagen pada Proses Penyembuhan Luka. Jambi Medical
Journal, 7(1): 19-25.
Riwanti, P., Izazih, F., dan Amaliyah. 2020. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi
Etanol pada Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol 50%, 70%, dan 96%
Sargasum polycystum dari Madura. J. Pharm, 2(2): 82-95.
66
Rohmani, S., Dinda, K. E., dan Ainurofiq, A. 2020. Formulation and Evaluation of
the Cream Made From Potassium Azeloyl Diglycinate as an Anti-Aging.
Journal of Physics: Conference Series, 1912(1): 1-12.
Roosevelt, A., Lau, S. H. A. dan Syawal, H. 2019. Formulasi dan Uji Stabilitas
Krim Ekstrak Methanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dari Kota
Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal
Farmasi Sandi Karsa, 5(1): 19-25.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., dan Quinn, M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. London: The Pharmaceutical Press.
Safitri, N. A., Puspita, O. E., dan Yurina, V. 2014. Optimasi Formula Sediaan Krim
Ekstrak Stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai Krim Anti Penuaan.
Majalah Kesehatan FKUB, 1(4): 235-246.
Saryanti, D., Setiawan, I., dan Safitri, R. A. 2019. Optimasi Formula Sediaan Krim
M/A Dari Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata L.). Jurnal Riset
Kefarmasian Indonesia, 1(3): 225-237.
Setyopratiwi, A., dan Fitrianasari, P. N. 2021. Formulasi Krim Antioksidan
Berbahan Virgin Coconut Oil (VCO) dan Red Palm Oil (RPO) Dengan
Variasi Konsentrasi Trietanolamin. Bencoolen Journal of Pharmacy, 1(1):
26-39.
Sihotang, H. 2021. Penggunaan Calendula Officinalis sebagai Terapi
Penyembuhan Luka di Kulit. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 3(3):
461-470.
Siregar, S., Indriani., Rizky, V. A., Krisdianilo, V., dan Marbun, R. A. T. 2020.
Perbandingan Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia) dan Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix) Terhadap Bakteri
Escherichia colli. Jurnal Farmasimed, 3(1): 39-46.
Sugihartini, N., dan Nuryanti, E. 2017. Formulasi Krim Ekstrak Daun Kelor
(Moringa oleifera) sebagai Sediaan Antiaging. Berkala Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin, 29(1): 1-7.
Timur, W. W., dan Latifa, F. 2019. Formulasi Sediaan Deodoran dalam Bentuk
Krim Menggunakan Kombinasi Aluminium Sulfat dan Minyak Kayu
67
Cendana. Ad-Dawaa’ Journal of Pharmaceutical Science (DPJS), 2(1): 6-
15.
Tungadi, R., Pakaya, M. S., dan Ali, P. D. A. 2023. Formulasi dan Evaluasi
Stabilitas Fisik Sediaan Krim Senyawa Astaxanthin. Indonesian Journal of
Pharmaceutical Education, 3(1): 117-124.
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V, diterjemahkan oleh
Noerono, S., Soewandi Widianto, Mathilda, B. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Wati, J., Mastura, dan Mauliza. 2022. Ekstrak Etanol Buah Jeluak (Microcos
tomentosa) Sebagai Antioksidan dengan Metode DPPH. KATALIS Jurnal
Penelitian Kimia dan Pendidikan Kimia, 8-16.
Wibowo, S. A., Budiman, A., dan Hartanti, D. 2017. Formulasi Dan Aktivitas Anti
Jamur Sediaan Krim M/A Ekstrak Etanol Buah Takokak (Solanum torvum
Swartz) Terhadap Candida albicans. Jurnal Riset Sains dan Teknologi,
1(1): 15-21.
68
Lampiran 1. Hasil Determinasi Bunga Calendula (Calendula officinalis)
69
Lampiran 2. Perhitungan Rendemen
142,23 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 1447,76 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100%
= 9,82%
70
Lampiran 3. Sertifikat Bahan
a. Alkohol 70%
71
b. Asam Stearat
72
c. Setil Alkohol
73
e. KOH
74
f. Gliserin
75
g. Propilen Glikol
76
h. Phenoxyethanol
77
Lampiran 4. Ethical Clearance
78
Lampiran 5. Certificate of Strain
79
Lampiran 6. Lembar Penjelasan Penelitian
80
Lampiran 7. Lembar Persetujuan Menjadi Responden pada Uji Kelembaban
(Informed Consent)
81
Lampiran 8. Hasil Perlakuan Uji Jumlah Sel Fibroblas dan Kolagen pada
Kulit Tikus Setelah Dioles Krim pada Hari ke-0, Hari ke-7, dan Hari ke-14
F1
F2
F3
82
Lampiran 9. Analisis Data SPSS Uji pH
83
Lampiran 10. Analisis Data SPSS Uji Viskositas
84
Lampiran 11. Analisis Data SPSS Daya Sebar
85
Lampiran 12. Analisis Data SPSS Daya Lekat
86
Lampiran 13. Analisis Data SPSS Uji Jumlah Sel Fibroblas
a. Analisis data SPSS uji jumlah sel fibroblas hari ke-7
87
88
Lampiran 14. Analisis Data SPSS Uji Kepadatan Kolagen
a. Analisis data SPSS uji kepadatan kolagen hari ke-7
89
90
Lampiran 15. Analisis Data SPSS Uji Kelembaban Responden
91