ZULFIA USMAN
183145201141
ZULFIA USMAN
183145201141
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Farmasi
Universitas Megarezky
Pembimbing I Pembimbing II
apt. Nielma Auliah, S.Si., M.Si apt. A. Suparlan Isya Syamsu, S.Farm., M.Si
NIDN : 0923108502 NIDN : 0918058402
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Farmasi
Pada hari ini .... tanggal .... bulan …. tahun …. bertempat diruang ….
Fakultas Farmasi Universitas Megarezky Makassar, telah dilaksanakan ujian
skripsi sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program
sarjana …. terhadap mahasiswa atas nama :
Mengesahkan,
Bismillahirahmanirahim
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
skripsi ini. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada baginda rasulullah
ANTIJERAWAT” ini di susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari
banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, berupa motivasi, ide,
mestinya.
tua tercinta ayahanda Usman Hanafi dan ibunda Nursifa Idrus, atas seluruh kasih
sayang dan pengorbanan serta dukungan yang berupa nasehat, materi serta doa
yang tulus, serta saudara saya tercinta M. Akbar Usman dan Mubarak Usman
yang selalu memberi semangat dan kekuatan untuk bisa sampai disini, serta
keluarga besar yang senang tiasa memberikan doa dan dukungannya. Kemudian
dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan
perhargaan yang sebesar- besarnya kepada apt. Nielma Auliah, S.Si., M.Si. selaku
pembimbing I dan bapak apt. A. Suparlan Isya Syamsu, S.Farm., M.Si. selaku
pembimbing II serta bapak apt. Muhammad Asri, SR, S. Farm., M.Farm. selaku
penguji dengan penuh kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktu, tenaga dan
1. Bapak Dr. Alimuddin, S.H M.H M.Kn, selaku Pembina Yayasan Pendidikan
2. Ibu Hj. Suryani, SH., M.h. Selaku Ketua Yayasan Islam MegaRezky.
3. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Asper Mapahya, Sp. PD. Sp.JP(K). Selaku Rektor
4. Bapak Dr. apt. Jangga., S.Si., M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Farmasi.
5. Bapak apt. Irsyad Aliah, S.Farm., M. Si. Selaku Ketua Program Studi S1
6. Bapak dan ibu Dosen serta Staf Universitas MegaRezky Makassar yang telah
7. Untuk sahabat-sahabat saya yang selalu ada dalam keadaan apapun. Saya
ucapkan banyak terima kasih karena selalu memberikan semangat dan nasihat
yang membangun.
10. Untuk warga sumo fie serta pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu yang juga selalu memberikan dukungan dan bantuan tenaga kepada
skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan
demi penyempurnaan skripsi ini kedepannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Penulis
Zulfia Usman
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas formula facial wash gel
liofilisat buah salak (Salacca zalacca) terhadap bakteri Propionibacterium acnes
pada konsentrasi 3%, 5%, dan 7%. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental laboratorium dengan memformulasikan sediaan facial wash gel
yang dibagi kedalam 4 formula yaitu formula 1, 2, dan 3 adalah sediaaan facial
wash gel liofilisat buah salak (Salacca zalacca) dengan konsentrasi 3%, 5%, dan
7% sedangkan formula 4 (-) tanpa zat aktif. Pengujian yang dilakukan yaitu uji
kestabilan fisik dan kimia yang meliputi uji organoleptic, uji homogenitas, uji
viskositas, uji daya sebar, uji daya busa, uji ph ditentukan pada sebelum dan
sesudah cycling test selama 6 siklus, kemudian dilakukan uji aktivitas antibakteri
terhadap Propionibacterium acnes menggunkan metode sumuran dengan melihat
zona hambat bening yang dihasilkan pada medium dalam cawan petri. Hasil
penelitian pada uji organoleptic, uji homogenitas, uji viskositas, uji daya sebar, uji
daya busa, dan uji ph pada saat sebelum dan sesudah cycling test memperlihatkan
bahwa sediaan facial wash liofilisat buah salak dengan konsentrasi 3%, 5%, dan
7% memiliki kualitas sediaan yang baik dan stabil baik secara fisik maupun
kimia. Kemudian hasil pengujian antibakteri menunjukkan bahwa sediaan facial
wash gel liofilisat buah salak (Salacca zalacca) memiliki daya hambat terhadap
Proipinibacterium acnes sebesar F1 19,2 mm (kuat), F2 20,8 (sangat kuat), 21,5
(samgat kuat). Disimpulkan bahwa liofilisat buah salak (Salacca zalacca) dapat
diformulasikan menjadi sediaan facial wash gel dan memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Propionibacterium acnes yang kuat.
HALAMAN JUDUL...............................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................xiv
DAFTAR SINGKATAN.........................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..1
A. Latar belakang.............................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................3
C. Tujuan penelitian.........................................................................3
D. Manfaat penelitian.......................................................................4
A. Uraian Tanaman………………………………………………...5
1. Klasifikasi tanaman...............................................................5
2. Morfologi tanaman................................................................5
3. Kandungan kimia..................................................................5
B. Ekstraksi………………………………………………………...6
1. Klasifikasi tanaman..............................................................11
2. Morfologi tanaman..............................................................11
C. Ekstraksi
1. Pengertian ekstraksi..............................................................17
2. Jenis-jenis ekstraksi..............................................................17
D. Kosmetik
1. Pengertian kosmetik.............................................................20
E. Sabun Wajah
F. Kulit
1. Pengertian.............................................................................22
2. Fungsi Kulit..........................................................................23
4. Jenis-jenis kulit.....................................................................27
1. Pengertian..............................................................................28
2. Emulgel.................................................................................28
I. Komposisi Sediaan
1. Jenis basis..............................................................................29
2. Bahan tambahan....................................................................30
J. Uji Kestabilan Sabun Wajah.......................................................35
K. Sperktometer UV-Vis..................................................................38
L. Metode DPPH.............................................................................39
N. Kerangka Konsep........................................................................44
O. Hipotesis......................................................................................44
A. Jenis penelitian............................................................................45
E. Prosedur kerja..............................................................................46
F. Rancangan formula......................................................................47
G. Analisis Data...............................................................................53
A. Hasil
1. Rendamen ekstrak................................................................54
2. Uji organoleptis....................................................................54
3. Uji homogenitas...................................................................55
5. Uji pH...................................................................................57
7. Uji viskositas........................................................................58
8. Uji aktivitas antioksidan.......................................................59
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................68
B. Saran............................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kulit disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal meliputi gaya hidup, penggunaan kosmetik yang
tidak cocok dengan jenis kulit, serta paparan sinar UV dan polusi udara. Faktor
internal berasal dari makanan, hormonal, dan istirahat yang kurang baik. Hal ini dapat
menyebabkan kulit menjadi kering dan kusam serta kurang ternutrisi, untuk itu
Perawatan kulit wajah (skincare) sangatlah penting untuk kesehatan kulit, kecantikan,
dan membuat seseorang lebih percaya diri. Pada massa sekarang banyak merek
yang terbaik bagi para konsumen (Silitonga et al., 2021). Perawatan kulit wajah
toner, pelembab, serum wajah, essence, sunscreen, eye cream dan rangkaian sediaan
Saat ini banyak sekali sediaan kosmetik kecantikan yang digunakan dengan
cara pengaplikasiaan yang berbeda-beda pada kulit contohnya sediaan serum dengan
tekstur yang tidak terlalu kental maka dengan mudah diaplikasikan pada wajah yang
dapat menghantarkan zat aktif melalui permukaan kulit dengan membentuk lapisan
film tipis yang mengandung lebih banyak bahan aktif dari pada pelarut. Keungulan
sediaan kosmetik serum yaitu memiliki konsentrasi dengan bahan aktif tinggi namun
1
2
memiliki viskositas yang rendah sehingga mudah diserap oleh kulit wajah dengan
sediaan-sediaan kosmetik yang mengandung zat aktif dari bahan alam. Dikarenakan
bahan alam atau tumbuhan banyak memiliki manfaat bagi kesehatan dan kandungan
senyawanya yang dapat memperbaiki kulit, dan menutrisi kulit wajah serta mencegah
kulit dari bakteri penyebab jerawat. Salah satu bahan alam yang mengandung
senyawa antibakteri adalah buah rambutan, tanaman rambutan adalah tanaman asli
buang dan tidak dimanfaatkan hinggan menjadi limbah, padahal kulit buah rambutan
antibakteri seperti fenolik, flavonoid, tanin, saponin, dan terpenoid yang mampu
Studi pustakan potensi aktivitas antibakteri ekstrak daun, kulit, buah dan biji
Escherichia coli dari hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga bagian tanaman
Escherichia coli dengan daya hambat sedang hingga kuat. Berdasarkan penelitian
sebelumnya oleh (Aji et al., 2020) tentang pemanfaatan limbah kulit buah rambutan
sebagai gel antibakteri terhadap Sthaphylococcus aureus dengan zona hambat 9,72
B. Rumusan Masalah
1. Apakah limbah ekstrak kulit buah rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dapat
2. Apakah sediaan serum antiacne limbah ekstrak kulit buah rambutan (Nephelium
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui apakah sediaan serum antiacne limbah ekstrak kulit buah
Propionibacterium Acnes.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Peneliti
Lappaceum L.) dalam berbagai sediaan yang mengandung senyawa bahan alam
terkhusus skincare.
2. Untuk institut
Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi institut, dan
3. Untuk masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Nephelium
2. Morfologi Tanaman
5
6
300-600 mdpl. tinggi pohon 15-25 m, dan mempunyai banyak cabang. Daunnya
merupakan daun majemuk menyirip helaian anak daun berbentuk bulat lonjong
dengan panjang 7,5-20 cm dan lebar 3,5-8,5 cm, ujung dan pangkal daunnya
runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, tangkai silindris, warnanya hijau dan
seringkali mengering. Bunga tersusun pada tandan di ujung ranting, harum, kecil-
kecil dan berwarna hijau muda. Buah berbentuk bulat lonjong yang mempunyai
panjang 4-5 cm dengan duri tempel yang bengkok, lemas sampai kaku. Kulit
buahnya berwarna hijau dan menjadi kuning atau merah kalau sudah masak.
Dinding buah tebal. Biji berbentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih
transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air, rasanya bervariasi
dari asam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu (Azwir, Said Nazaruddin,
besi, fosfor dan lemak. Kulit buahnya mengandung flavonoid, tanin dan saponin.
tanin dan saponin. Kulit batang mengandung tanin, saponin, flavonoida, pectic
substances dan zat besi (Azwir, Said Nazaruddin, Chairuni AR, 2021).
B. Ekstraksi
7
Ekstraksi adalah proses penarikan suatu kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan suatu
pelarut cair. Senyawa aktif yang terdapat dalam simplisia dapat digolongkan kedalam
golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dan lain sebagainya. Senyawa aktif yang
Ekstrak merupakan suatu sediaan kering, kental, dan cair yang dibuat dengan
cara menyaring simplisia nabati atau hewani dengan memunakan cara yang cocok,
dan terhindar dari paparan pengaruh cahaya matahari langsung (Rondang Tambun et
al., 2017).
a. Secara dingin
1. Maserasi
kedalam wadah yang tertutup rapat pada suhu kamar. Kelebihan dari
peralatan yang rumit, terjadi kontak antara sampel dan pelarut yang cukup
tahan panas.
2. Perkolasi
8
bagian bawah. Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri
oleh pelarut baru dan kerugiannya adalah jika sampel tidak homogen
maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh area, metode ini juga
b. Cara panas
1. Soxhlet
2. Refluks
pelarut yang volatil. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa
Prinsip dari metode ini ialah pelarut volatil yang digunakan akan menguap
pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor
3. Destilasi Uap
9
terkondensasi dan destilat terpisah menjadi dua bagian yang tidak saling
Kerugian dari metode ini adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat
terdegradasi.
4. Infusa
Infusi dibuat dengan maserasi bagian tanaman dengan air dingin atau
air mendidih dalam jangka waktu yang pendek yaitu 20 menit. Suhu infus
Hasil infus tidak bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama karena
5. Dekok
6. Digesti
suhu lebih tinggi dari suhu ruang 25-30◦C. metode ini biasanya digunakan
C. Kosmetik
10
bahan atau sediaan yang digunakan pada bagian tubuh manusia (epidermis, rambut,
kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi dan membran mukosa mulut,
bau badan atau melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik (Briliani et al.,
2016).
berdampak positif terhadap kulit sedangkan pemakaian kosmetik yang tidak sesuai
dengan jenis kulit akan berdampak negatif bagi kulit. usaha-usaha yang dapat
dilakukan dalam menghindari suatu efek samping dari pemakaian kosmetika tersebut
diantaranya adalah mencoba terlebih dahulu jenis produk baru yang akan digunakan
untuk melihat cocok atau tidaknya produk tersebut pada kulit (Pangaribuan, 2017).
yaitu kosmetik riasan (make-up) adalah kosmetik yang diperuntukan untuk merias
atau memperindah penampilan kulit (wajah), dan kosmetik perawatan kulit atau
D. Serum
Serum merupakan salah satu produk yang diproduksi untuk mengurangi rasa
secara khusus untuk membantu terhindar dari berbagai masalah kulit. Berbagai merek
11
produk kecantikan dari dalam negri maupun luar negri dapat dengan mudah ditemuka
perawatan setiap jenis kulit wajah, sama halnya dengan klinik kecantikan yang
Sediaan kosmetik yang berkembang saat ini sala satunya termaksud sediaan
serum. Serum merupakan sediaan dengan zat aktif konsentrasi tinggi dan viskositas
rendah yang dapat menghantarkan lapisan film tipis dari bahan aktif pada permukaan
kulit. serum yang digunakan pada kulit dapat membuat kulit lebih kencang, dan
sehingga efeknya lebih cepat diserap kulit, sehingga dapat memberikan efek yang
lebih nyaman dan lebih mudah menyebar dipermukaan kulit karena viskositasnya
yang tidak terlalu tinggi. Karena viskositasnya yang rendah serum dikategorikan
yang berlebihan pada kulit wajah, sediaan serum wajah ini berbeda dengan
obat jenis jerawat lainnya yang dapat menyebabkan kulit kering namun
12
b. Serum Whitening
c. Anti Aging
bahan yang membantu mencegah munculnya keriput dan garis halus pada
kulit wajah, penggunaan sediaan serum ini bisa dilakukan menjelang usia 30
d. Serum Vitamin C
polusi dan zat berbahaya bagi kulit wajah, penggunaan serum vitamin C
mampu mengurangi kerut dan garis-garis halus pada wajah, dua fungsi
melembabkan kulit.
e. Serum Vitamin E
13
kulit wajah.
f. Serum rambut
kepala dan batang rambut, serum untuk batang rambut adalah cara praktis
agar menjinakkan rambut liar sehingga kulit kepala dan rambut akan terasa
E. Kulit
Kulit merupakan organ tubuh terluas, berat total berkisar 2,7-3,6 kg dan
menerima sepertiga dari volume daerah tubuh, ketebalan kulit bervariasi antara 0,5-
6,0 mm, terdiri dari sel-sel dan matriks ekstraseluler. Kulit manusia mempunyai
banyak fungsi yang pentin g terutama sebagai pertambahan garis depan, melindungi
tubuh dari berbagai elemen yang berasal dari lingkungan luar tubuh (Sayogo, 2017).
besar terhadap penampilan seseorang sehingga perlu dirawat, dipelihara, dan dijaga
2020).
1. Struktus kulit
a. Epidermis, tersusun dari banyak lapisan sel epitel. Secara rata mengganti
dirinya sendiri setiap sekitar dua bulan. Epidermis terdiri dari sel-sel yang
paling bawah disebut stratum basalis, diatasnya adalah stratum spinosum dan
b. Dermis, terdapat sel imun yang berfungsi melawan infeksi yang akan masuk
kedalam kulit. dermis menyiapkan suplai darah, nutrisi dan oksigen pada
dirinya sendiri dan juga pada epidermis. Dermis juga mempunyai fungsi
mengatur suhu kulit melalui pembuluh darah superfisial, dan reseptor saraf
lemak dan jaringan ikat yang mempunyai pembuluh dara dan saraf.
Hipodermis adalah salah satu jaringan penting untuk mengatur suhu tubuh dan
kulit mengetahui jenis kulit yang dimiliki. Jenis kulit yang berbeda memiliki
a. Normal
Jenis kulit normal memiliki ciri-ciri dimana jenis kulit ini tidak
memgalami kulit berminyak dan kering, tidak muncul jerawat pada kulit, serta
b. Kering
Kulit kering memiliki ciri-ciri seperti kulit terlihat kering, dan pori-
pori halus, serta kulit terlihat berkerut dan kulit terlihat tipis dan sensitive.
c. Berminyak
F. Jerawat
1. Pengertian Jerawat
Jerawat merupakan, suatu penyakit kulit yang biasanya terdapat pada bagian
wajah, leher, dada, serta punggung. Jerawat juga dapat menimbulkan jaringan
parut yang permanen sehingga sangat sulit diperbaiki seperti kondisi wajah
16
sebelumnya, penyakit jerawat ini dapat disebabkan oleh faktor genetik, endokrin,
psikis, musim, stress dan makanan serta kosmetik dan bahan kimia serta infeksi
a. Sebum
faktor utama timbulnya jerawat, pada saat produksi sebum berlebihan maka
b. Genetik
Salah satu faktor pemicu terjadinya jerawat adalah genetik, yaitu salah
glandula sebasea, jika kedua orang tua yang memiliki bekas jerawat maka
c. Usia
seorang wanita dengan usia 14- 17 tahun sedangkan pada pria 16-19 tahun.
d. Stres
17
HPA merupakan salah satu bagian utama pada sistem neuroendokrin yang
a. Acne Inversa
Acne inversa merupakan salah satu jenis jerawat akan muncul baik itu
secara internal maupun eksternal, hal ini ditandai dengan adanya bengkak di
area tertentu, maka seseorang akan merasakan sakit, jenis jerawat ini biasanya
muncul pada bagian punggung dan pinggul, penyebab faktor internal yaitu
b. Acne Vulgaris
karena terjadinya inflamasi yang dialami pada saat masa puber, ditandai
dengan kulit yang berminyak, komedo, serta sering kali meninggalkan bekas
popular, jenis jerawat ini biasanya muncul pada bagian wajah, punggung,
c. Back Acne
18
Back acne atau jerawat yang sering timbul pada daera punggung,
jerawat ini akan muncul jika tubuh terlalu banyak memproduksi kelenjar
minyak dan tertimbun oleh pori-pori, jenis jerawat ini biasanya muncul karena
d. Cystic acne
disebabkan oleh menumpuknya racun didalam tubuh, jenis dari jerawat ini
akan terus membesar di dalam kulit tubuh sampai keluar melalui pori-pori
kulit.
e. Acne Rosaceae
Jenis jerawat ini dirasakan oleh orang dewasa dan berbeda dengan
acne vulgaris, jenis jerawat ini akan muncul pada seseorang pada usia 30
tahun dan mencapai 20-50 tahun. Biasanya jenis jerawat ini muncul pada
4. Mekanisme jerawat
pada folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya erupsi komedo, papul,
19
pultus, nodus, dan kista pada tempat seperti muka, leher, lengan atas, dada dan
timbul erupsi ke permukaan kulit yang dimulai dengan terjadinya komedo. Proses
nodus dan kista. Jika peradangan surut terjadi jaringan parut sebagai bentuk bila
bakteri ini menghasilkan enzim lipase yang dapat memecah asam lemak bebas
dari lipid kulit. Asam lemak menimbulkan radang jaringan dan menyebabkan
G. Antibakteri
1. Pengertian antibakteri
Antibakteri adalah zat yang dapat menghambat atau dapat mematikan bakteri
suatu metabolit yang dapat diperoleh atau di bentuk oleh mikroorganime, yang
(Febrianasari F.,2018).
20
d. Tetap stabil saat disimpan baik dalam bentuk padatan maupun cair
bakteri. Dikarenakan zat yang dapat merusak dinding sel akan mempengaruhi
bentuk dan struktur sel, yang pada akhirnya dapat membunuh sel bakteri
tersebut.
nutrisi dan metabolit yang dapat keluar masuk sel. Dan memiliki fungsi
penting bagi kehidupan sel. Ada beberapa jenis antibakteri yang dapat
21
Sintesis protein adalah suatu rangkaian proses yang terdiri dari proses
sintesis protein.
Daya antibakteri dapat ditentukan berdasarkan nilai KHM dan KBM terhadap
zat aktif dapat dikatakan memiliki potensi yang tinggi sebagai antibakteri jika
pada konsentrasi rendah memiliki daya hambat yang besar (Febrianasari F.,2018).
tetapi tidak bersifat toksigenik. bakteri p. acnes merupakan bakteri yang memiliki
lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit pertumbuhan umum
Kerajaan : Bacteria
Devisi : Actinobacteria
Kelas : Actinobacteridae
Bangsa : Actinomycetales
Marga : Propionibacteriaceae
Genus : propionibacterium
Propionibacterium Acne yaitu berbentuk batang, tak teratur yang terlihat pada
pewarnaan gram positif, bakteri ini bisa hidup di udara namun tidak menghasilkan
endospora, dengan bentuk filamen bercabang atau campuran antara bentuk batang
atau filamen dengan bentuk kokoid, bakteri ini juga memerlukan oksigen mulai
inflamasi, serta asam lemak dan minyak kulit yang tersumbat, kemudian
mengeras. Jika jerawat disentuh maka inflamasi akan meluas sehingga padatan
1. Uji organolepstis
bau dan bentuk dari sediaan serum wajah ekstrak sebelum dan sesuda
2. Uji homogenitas
dimana sedian tidak terasa dan tidak terlihat butiran kasar (Sri Wahyuningsih,
2019).
3. Uji Ph
4. Pengujian viskositas
5. Uji kelembaban
hasilnya. Setelah itu, diukur kelembaban wajah setelah diolesi serum wajah
6. Cycling test
25
disimpan pada suhu 4⁰C selama 1x 24 jam, lalu dikeluarkan dan ditempatkan
pada suhu ± 40⁰C selama 1x 24 jam. Dimana proses ini dihitung 1 siklus, dan
aragicon centella asiatica dan aloe vera, dimana centella asiatica ini merupakan
tanaman yang secara ilmiah terbukti berkhasiat mengobati jerawat. Daun pegagang
dan lainnya (Trisiana et al., 2020). Dan aloe vera mengandung senyawa bioaktif
diantaranya seperti tannin, flavonoid dan saponin yang berfungsi sebagai antibakteri
K. Kerangka Teori
Mengandung senyawa
Fenolik
vv Flavonoid Tanin Saponin Terpenoid
Antibakteri
26
Wajah
Uji kestabilan
L. Kerangka Konsep
Variabel
Variable Bebas
Variabel Terikat
Kulit buah rambutan
(Nephelium Uji kestabilan serum
Lappaceum L.) Uji aktivitas antibakteri
27
Hasil
M. Hipotesis
Ekstrak limbah kulit buah rambutan (Nephelium Lappaceum L.) memiliki aktivitas
antibakteri.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel kulit buah rambutan (Nephelium
Lappaceum L.)
28
29
1. Alat
penganduk, botol vial, bunsen, cawan petri, corong, cawan porselin, Erlenmeyer
(pyrex®), gelas ukur (pyrex®), gelas kimia (pyrex®), hot plate, inkubator, kaca
arloji, kaca preparat, kertas saring, lamina air flow (LAF), lumpang dan alu,
pencadang, pipet skala, pipet tetes, rak tabung, rotary evaporator, spatula, sudip,
2. Bahan
E. Cara Kerja
diinginkan dan pengotoran lain yang masih tertinggal sehingga yang tersisa
dengan cara dianginkan di udara terbuka tanpa terkena cahaya matahari langsung
karena akan merusak metabolit sekunder pada kulit buah tersebut. Proses
30
pengeringan akan mengurangi kadar air, sehingga suhu dan waktu pengeringan
dikeringkan. Suhu yang digunakan dalam proses pengeringan ini adalah suhu
mudah rusak oleh adanya pertumbuhan jamur sehingga dapat disimpan dalam
mempermudah proses penarikan zat aktif pada saat dimaserasi. Serbuk yang telah
kering selanjutnya disimpan dalam wadah bersih, kering dan terlindungi oleh
ditimbang 500 gram kemudian direndam dengan etanol 96% sebanyak 5 liter
selama 3 hari sambil sesekali diaduk (setiap 6 jam). Ekstrak kemudian disaring
dengan kain saring (filtrat 1) dan sisanya diremaserasi kembali selama 2 hari
sambil sesekali diaduk (setiap 6 jam). Ekstrak cair hasil remaserasi, kemudian di
3. Rancangan formula
Konsentrasi % b/v
No Nama Bahan Kegunaan FI F2 F3 K- K+
K(-) = kontrol negatif tanpa ekstrak kulit rambutan (Nephelium Lappaceum L.)
dengan cara dilarutkan xantan gum dengan aquadest hingga terbentuk massa
serum, kemudian natrium benzoat dilarutkan dengan sedikit aquadest, setelah itu
32
ditambahkan pada massa serum yang telah terbentuk tadi, kemudian tambahkan
ekstrak kulit rambutan yang telah disaring dimasukan kedalam massa serum tadi
lalu digerus hingga homogen. Setelah selesai masukan sediaan kedalam wadah
serum.
a. Uji organolepstis
bau dan bentuk dari sediaan serum wajah sebelum dan sesudah penyimpanan
b. Uji homogenitas
dimana sediaan tidak terasa dan tidak terlihat butiran kasar (Sri
Wahyuningsih, 2019).
c. Uji pH
d. Pengujian viskositas
e. Uji kelembaban
hasilnya. Setelah itu, diukur kelembaban wajah setelah diolesi serum wajah
f. Cycling test
disimpan pada suhu 4oC selama 24 jam, lalu dikeluarkan dan ditempatkan
pada suhu ±40oC selama 24 jam juga. Dimana proses ini dihitung 1 siklus,
a. Sterilisasi Alat
dibilas dengan aquadest lalu dikeringkan. Gunakan alat yang terbuat dari gelas
oven selama 2 jam dengan suhu 180 oC. Alat-alat logam disterilkan dengan
panas lampu spiritus elama selama 30 detik. Alat-alat karet dan plastik yang
tidak tahan pemanasan disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121C selama
121oC. Lalu ditunggu hingga agak dingin lalu dituang kedalam cawan petri
c. Peremajaan Bakteri
1 ose lalu diinokulasikan dengan cara digoreskan pada media Nutrient agar
(NA) miring, kemudian setelah itu diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam
menggunakan ose steril setelah itu disuspensikan kedalam tabung reaksi yang
suspensi bakteri yang sama dengan kekeruhan standar Mc. Farland 0,5 dengan
cawan petri, setelah itu didiamkan beberapa menit lalu dipasang alat sumuran
uji kedalam media NA, lalu diputar perlahan-lahan agar suspensi tercampur
dengan media. Setalah itu dimasukkan kedalam cawan petri yang berisi media
f. Analisis data
ujikan dengan uji daya hambat salep ekstrak kulit rambutan (Nephelium
viskositas dan uji cycling test. Kemudian serum diujikan pada bakteri
menunjukkan besarnya diameter zona hambat yang terbentuk, data dari hasil
penelitian di kumpulkan, lalu dianalisis secara statistik dengan uji one way
anova (ANOVA).
37
BAB IV
A. Hasil Penelitian
berikut:
1. Hasil Rendamen
dengan cara maserasi dingin kulit buah rambutan sebanyak 500 gram
9,14%.
38
2. Evaluasi Sediaan
a. Uji Organoleptik
Tabel 4.2. Hasil pengamatan uji organoleptik
Warna Bau Bentuk
Formula Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Cycling Cycling Cycling Cycling Cycling Cycling
Test Test test Test Test Test
K+ Bening Bening Cair Cair
kekentalan kekentalan
Keterangan :
b. Uji Homogenitas
Keterangan :
c. Uji pH
perbedaan sebelum dan sesudah cycling test, dimana tiap formula masih
Uji pH
5.6
5.4
5.2
5
4.8
4.6
K+ K- Formula 1 Formula 2 Formula 3
Keterangan :
K+ : Implora Acne Serum
d. Uji Viskositas
Tabel 4.5. Hasil pengamatan uji viskositas
Viskositas (mpa’s)
Formula Sebelum Sesudah Syarat
Cycling test Cycling test
K+ 280 280
K- 390 359
F1 260 240 230-1150 mpa’s
F2 280 250
F3 300 270
41
Keterangan :
Uji Viskositas
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
K+ K- Formula Formula Formula
Sebelum Cycling1 2 Cycling 3
Sesudah
e. Uji Kelembaban
42
Sebelum 1 30 1 2 Sebelum 1 30 1 2
pemerian menit menit jam Jam pemerian menit menit jam jam
K- 36 39 41 41 44 43 45 40 38 36
F1 41 42 44 46 54 45 48 41 39 35
F2 44 44 44 48 59 41 44 41 36 33
F3 36 41 40 45 40 40 41 40 36 32
dan salah satu cara untuk menghindari hal tersebut terjadi yaitu dengan
kelembaban kulit sebelum perlakuan dan sesudah penggunaan serum wajah pada
menit 1, 30, 60 dan 120. Hasil tersebut menunjukkan adanya kenaikan dan
60
50
40
30
20
10
0
K- Formula 1 Formula 2 Formula 3
Sebelum Cycling Sesudah Cycling
Hasil uji kelembaban dipengaruhi oleh suhu dan cuaca. Akan tetapi nilai
kelembaban kulit yang di peroleh sesuai dengan range pada uji kelembaban
yaitu <33% sangat kering, 34-37% kulit kering, 38-42% kulit normal, 43-46%
Zona Hambat
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
K+ K- Formula 1 Formula 2 Formula 3
Keterangan :
B. PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini menggunakan sampel dari ekstrak etanol kulit buah
di buang dan tidak dimanfaatkan hinggan menjadi limbah, padahal kulit buah
2021). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui limbah ekstrak kulit buah
Lappaceum L.).
serum wajah yang terdiri dari xantan gum sebagai basis, natrium benzoate
yang di buat dalam 3 formula dan basis di lakukan uji sediaan yang bertujuan
46
kelembaban.
suhu penyimpanan yang berbeda yaitu suhu 4oC (dingin) dan suhu 40oC
biasanya terjadi pada suhu normal. Cycling test di lakukan dalam 6 siklus,
setiap satu siklus sediaan di simpan pada suhu dingin selama 24 jam, dan
disimpan pada suhu panas selama 24 jam terhitung satu siklus (Sri
Wahyuningsih., 2019).
terjadi perubahan warna, bau, bentuk dari sediaan serum yang di lakukan
lakukan uji cycling test tidak terjadi perubahan bentuk, warna dan bau dari
dan setelah pengujian cycling test karena masih memenuhi range normal
atau bahan yang tidak homogen pada sediaan. Berdasarkan tabel 4.3 hasil
adanya butiran kasar di setiap formula sebelum dan sesudah cycling test
lampiran menunjukkan hasil uji normalitas sebelum dan setelah cycling test
menunjukkan hasil uji pH memiliki nilai p > 0,05 yang stabil atau tidak
lanjutkan dengan uji paired sample test yang memiliki nilai pH > 0,05 yang
sesudah cycling test. Berdasarkan data tersebut semua formula sediaan serum
telah memenuhi syarat pH sediaan serum yaitu sesuai dengan pH kulit wajah
setelah penyimpanan pada formula FI, FII, dan FIII. Meskipun perubahan
tersebut masih dalam range yang telah ditentukan, hal ini dipengaruhi oleh
adanya penambahan ekstrak pada formula FI, FII, dan FIII. Dimana viskositas
48
al., 2022).
kulit wajah perlu melakukan perawatan ekstra dan salah satu cara untuk
menghindari hal tersebut terjadi yaitu dengan menggunakan serum wajah. Uji
dan sesudah penggunaan serum wajah pada menit 1, 30, 60 dan 120.
dikarenakan pada uji kelembaban dipengaruhi oleh suhu dan cuaca. Akan
tetapi nilai kelembaban kulit yang diperoleh sesuai dengaan range pada uji
kelembaban yaitu <33% sangat kering, 34-37% kulit kering, 38-42% kulit
normal, 43-46% kulit lembab, dan >47% sangat lembab (Sri Wahyuningsih.,
2019).
Dalam penenlitian ini dilakukan uji daya hambat pada formula serum
ekstrak kulit buah rambutan (Nephelium Lappaceum L.). Hal yang perlu di
Hot plate hingga mendidih. Lalu di disterilkan dalam autoklaf pada suhu
acnes yang sudah di inokulasikan pada medium agar, biakkan bakteri di ambil
konsentrasi atau kelompok (0,5%, 1%, 2%), kontrol positif dan kontrol
(Aji et al., 2020) bahwa kekuatan aktivitas antibakteri di kelompokkan menjadi empat
kategori yaitu aktivitas lemah (≤5 mm), sedang (5-10 mm), kuat (10-20 mm) dan
rata-rata 11,2 mm kategori kuat, sedangkan pada FII sediaan serum ekstrak
sediaan serum ekstrak kulit buah rambutan (Nephelium Lappaceum L.) pada
kuat, sedangkan pada kontrol positif pada sediaan serum implora acne
penjelasan di atas dapat diartikan bahwa sediaan serum ekstrak kulit buah
> 0,05 yang artinya sediaan serum dari ekstrak kulit buah rambutan
lanjutkan dengan uji Anova menghasilkan < 0,05 yang artinya sediaan serum
dari ekstrak kulit buah rambutan (Nephelium Lappaceum L.) yang di ujikan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam bentuk sediaan serum acne yang stabil secara fisika dan kimia.
52
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
SKEMA KERJA
Serbuk sampel
Filtrat Residu
Dimaserasi kembali
Maserasi cair
Ekstrak kental
Pembuatan serum
-Xantan gum
-Natrium benzoate
-Trietanolamin
-Propilen glikol
- aquadest
57
Pengujian antibakteri
- sterilisasi alat
- pembuatan medium natrium agar
(Na)
- peremajaan bakteri
- pembuatan suspensi bakteri
Analisis data
Pembahansan
Kesimpulan
58
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN
Lappaceum L.).
45 , 73 gram
= x 100 %
500 gram
= 9,14%
Formula 1
Ekstrak kulit buah rambutan (Nephelium Lappaceum L.) 0,5% = 0,5 x 20ml = 0,1 g
100
Formula 2
Formula 3
Na dalam 1 liter
NA = x volume yang dibuat
1000 ml
20 gram
= x 120 ml
1000
= 0,02 x 120
= 2,4 gram
61
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI PENELITIAN
1. Pengelolaan sampel
a. Uji organoleptik
b. Uji homogenitas
c. Pengujiaan Ph
68
d. Uji viskositas
e. Uji kelembaban
73
LAMPIRAN 4
TABEL STATISTIK
1. Uji pH
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Sebelum Cycling
.236 4 . .911 4 .488
Test
Sesudah Cycling
.208 4 . .950 4 .714
Test
Ket :
Jika sig > 0,05 maka data terdistribusi normal
Jika sig < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal
N Correlation Sig.
Ket :
Jika sig > 0,05 maka data terdistribusi normal
Jika sig < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal
2. Uji viskositas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Sebelum Cycling
.358 4 . .790 4 .085
test
Sesudah Cycling
.321 4 . .819 4 .142
test
Ket :
Jika sig > 0,05 maka data terdistribusi normal
Jika sig < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal
N Correlation Sig.
Lower Upper
Sebelum
P
Cycling test -
air 45.25000 37.46443 18.73221 -14.36426 104.86426 2.416 3 .095
Sesudah
1
Cycling test
Ket :
Jika sig > 0,05 maka data terdistribusi normal
Jika sig < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal
3. Uji kelembaban
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Sebelum Cycling
.212 20 .019 .840 20 .004
Test
83
Sesudah Cycling
.133 20 .200* .973 20 .818
Test
Ket :
Jika sig > 0,05 maka data terdistribusi normal
N Correlation Sig.
Lower Upper
Sebelum Cycling
Pair 1 Test - Sesudah 3.25000 7.77902 1.73944 -.39069 6.89069 1.868 19 .077
Cycling Test
Ket :
Jika sig > 0,05 maka data terdistribusi normal
Jika sig < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal
84