Anda di halaman 1dari 112

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI


METABOLIT DARI FRAKSI 12 EKSTRAK
ETIL ASETAT JAMUR ENDOFIT
Cladosporium oxysporum
DARI Aglaia odorata Lour.

ARMILA FATMA S.

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA


DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA
SURABAYA
2016

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI


METABOLIT DARI FRAKSI 12 EKSTRAK
ETIL ASETAT JAMUR ENDOFIT
Cladosporium oxysporum
DARI Aglaia odorata Lour.

ARMILA FATMA S.
051211131172

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA


DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA
SURABAYA
2016

ii

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui


skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul :
PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI METABOLIT DARI
FRAKSI 12 EKSTRAK ETIL ASETAT JAMUR ENDOFIT
Cladosporium oxysporum DARI Aglaia odorata Lour.
untuk dipublikasi atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu
Digital Library Perpustakaan Universitas Airlangga untuk
kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak
Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini
saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, Agustus 2016

Armila Fatma S.
NIM : 051211131172

iii

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Armila Fatma S.
NIM : 051211131172
Fakultas : Farmasi
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil tugas akhir yang saya
tulis dengan judul :
PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI METABOLIT DARI
FRAKSI 12 EKSTRAK ETIL ASETAT JAMUR ENDOFIT
Cladosporium oxysporum DARI Aglaia odorata Lour.
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila di
kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan hasil
plagiarisme, maka saya bersedia menerima sangsi berupa pembatalan
kelulusan dan atau pencabutan gelar yang saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Surabaya, Agustus 2016

Armila fatma S.
NIM : 051211131172

iv

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lembar Pengesahan
PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI METABOLIT DARI
FRAKSI 12 EKSTRAK ETIL ASETAT JAMUR ENDOFIT
Cladosporium oxysporum DARI Aglaia odorata Lour.

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi

di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

2016

Oleh :

ARMILA FATMA S.

051211131172

Skripsi ini telah disetujui oleh

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT atas


berkah kemudahan dan segala bentuk pertolonganNya yang tiada
terkira sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI METABOLIT
SEKUNDER DARI FRAKSI 12 EKSTRAK ETIL ASETAT
JAMUR ENDOFIT Cladosporium oxysporum DARI Aglaia
odorata Lour. pada waktunya. Tugas akhir ini tidak dapat serta
merta terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari banyak pihak,
oleh karena itu dengan setulus hati saya sampaikan terimakasih
kepada :
1. Prof. Dr.rer.nat Gunawan Indrayanto, Apt. selaku pemimbing
utama yang senantiasa sabar dalam membimbing dan
memberikan masukan serta dukungan, saran serta kritik.
2. Prof. Dr. Noor Erma N.S., MS., Apt selaku dosen pembimbing
serta dan dosen wali yang tiada hentinya mencurahkan kasih
sayang dalam bentuk semangat, doa, dukungan, serta
bimbingan. Terimakasih sudah menjadi ibu kedua bagi saya.
3. Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA. selaku Rektor
Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan
bantuan selama menempuh pendidikan program Sarjana
Farmasi.

vi

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Dr. Hj. Umi Athijah, Apt., M.S selaku dekan Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan
bantuan selama menempuh pendidikan program Sarjana
Farmasi.
5. Dr. Aty widyawaruyanti, MSi selaku ketua departemen
farmakognosi dan fitokimia yang telah memberikan
kesempatan dan bantuan selama mengerjakan penelitian.
6. Prof. Dr. Bambang Prajogo EW.,MS. selaku dosen penguji
yang telah banyak memberikan saran dan kritik serta
mendorong penulis untuk belajar dan menggali lebih banyak
ilmu.
7. Dra. Rakhmawati, MSi. Selaku dosen penguji yang telah
banyak memberikan saran dan kritik serta mendorong penulis
untuk belajar dan menggali lebih banyak ilmu.
8. Ibu terhebat di dunia, yang tiada henti mendoakan dan
memotivasi saya setiap harinya. Semoga Tuhan memberikan
kesehatan dan umur panjang. Terimakasih untuk selalu ada, Ibu.
9. Bapak tercinta yang senantiasa memotivasi dan mendoakan
saya, terimakasih telah memperjuangkan saya dari kecil hingga
detik ini tiada henti, terimakasih untuk setiap tetes peluh untuk
saya dan adik. Semoga Tuhan senantiasa merahmati.
10. Mbak Risma Pratiwi dan Tia Purwa, peneliti “pendahulu” saya
dalam riset endofit yang selalu menginsipirasi.

vii

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

11. Teman-teman seperjuangan “Jamur Endofit” Izzatulaili, Aisa,


Desy, Ni Putu Diah dan Bian atas dukungan, motivasi dan
bantuannya selama ini.
12. Sahabat-sahabat terbaik saya, Annisa , Apriliana, Lourenzdita,
Dwi fatmawati, Nyimas, Ika, Ayuning, dan Diah, Putri, Berthy,
Dek Tia, Rizki, dan Fitri atas semangat yang tak henti
dicurahkan selama ini.
13. Teman-teman seperjuangan di lab laboratorium Mikrobiologi
dan Bioteknologi. Terimakasih atas waktu berjuang bersama dan
saling menyemangati.
14. Teman-teman “Amoksilin B12” atas semangat dan
dukungannya selama ini. Terimaksih telah menjadi keluarga
terbaik saya disini.
15. Pak Bakir, Mbak Nur, Pak Iwan, Pak Jarwo, Pak Kus, Mas Iwan
yang selalu siap memberikan bantuan, bimbingan, serta
kesabarannya.
16. Unit Layanan Penelitian (ULP) Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga atas bantuannya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu
kefarmasian dan almamater tercinta Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga

Surabaya, Agustus 2016

Penulis
viii

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RINGKASAN

PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI METABOLIT DARI


FRAKSI 12 EKSTRAK ETIL ASETAT JAMUR ENDOFIT
Cladosporium oxysporum DARI Aglaia odorata Lour.

Armila Fatma S.

Cladosporium oxysporum, merupakan jamur endofit yg


diisolasi dari Aglaia odorata, aktivitas antimikrobanya menunjukkan
6 dari 13 fraksi ekstrak menghambat S. aureus ATCC 6538, E. coli
ATCC 8739 dan C. albicans ATCC 10231. Fraksi ke 12 memiliki
aktivitas antijamur terhadap C. albicans ATCC 10231, sehingga
menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Tujuan penelitian ini melakukan purifikasi dan karakterisasi
senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi 12 ekstrak etil asetat
jamur endofit C. oxysporum dari A. odorata Lour. Purifikasi
dilakukan dengan kromatografi kolom, fase diam Sephadex LH-20
dan fase gerak metanol 100%, diperoleh tiga subfraksi yaitu 12.1,
12.2, dan 12.3 (Pratiwi, 2015). Dilakukan purifikasi lebih lanjut
subfraksi 12.2 dengan KLT-preparatif, fase diam silica gel 60 F254
dan fase gerak diklorometana : etilasetat= 9:1, didapatkan 8
subfraksi. Hasil KLT subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7 terdapat satu noda
dominan untuk itu dilakukan uji kemurnian dengan KLT dua
dimensi. Subfraksi 12.2.6 pada KLT masih terdapat beragam noda
dengan annisaldehid-H2SO4 p, satu noda dominan pada Rf 0,43 yang
aktif sinar UV254nm dengan λ mak 268 nm. Hasil kromatogram HPLC
dengan kolom Phenomenex® RP-18 eluen metanol : air gradient
menunjukkan satu puncak dominan pada tr 7,959 menit dengan
λmak 261 nm. Serapan pada λ ini menunjukkan adanya gugus
kromofor inti aromatis (Sampietro et al., 2009).
Subfraksi 12.2.7 diperoleh padatan amorf, larut dalam
etilasetat. Hasil uji kemurnian didapat satu noda warna merah-ungu
dengan anisaldehid-H2SO4 p dan aktif UV254nm, berdasarkan KLT
dapat dikatakan senyawa yang terkandung dari golongan terpenoid
atau steroid dan murni secara KLT (Sherma, 2003). Karakterisasi
noda hasil KLT-densitometer subfraksi 12.2.7 menunjukkan adanya

ix

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

puncak pada Rf 0,34 dan λ mak 273 nm, hal ini menjadi petunjuk
adanya senyawa fenol (Skoog et al., 2007). Hasil kromatogram GC
detektor FID, kolom HP-5 menunjukkan puncak dominan pada tr
27,868 menit. Analisis GC-MS dengan kolom HP-5 menunjukkan
puncak dominan pada tr 23,30 menit dan dari spektrum MS yang
dihasilkan identik dengan senyawa 4,4’-(1-
methylethylidene)bisphenol atau bisfenol A dengan kemiripan
88,31% data base mass bank dan 87% data base wiley7n.1. Kriteria
kemiripan dengan database dapat dianggap signifikan bila > 80%
(Odchimar et al., 2016).
Eluen terpilih untuk KLT subfraksi 12.2.8 kloroform:metanol
= 8:2, terdapat dua noda dengan Rf 0,7 dan 0,8 yang berwarna ungu
dengan anisaldehid-H2SO4 p dan aktif terhadap UV254nm. Hasil
analisis subfraksi 12.2.8 dengan HPLC menunjukkan puncak
dominan pada tr 5,085 dan 6,089 menit. Dalam hal ini perlu
dilakukan analisis dengan LC-MS-MS.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

PURIFICATION AND CHARACTERIZATION SECONDARY


METABOLITES FROM FRACTION 12 OF ETHYL
ACETATE EXTRACT ENDOPHYTIC FUNGI Cladosporium
oxysporum ISOLATED FROM Aglaia odorata LOUR.

Armila Fatma S.

Endophytes are microbes which reside in living plant


tissue without causing diseases to the host. Endophytes produce
some substances that have biological activity. Cladosprium
oxysporum is one of endophytic fungi isolated from Aglaia odorata
Lour. It was proven that 6 from 13 of its ethyl acetate fraction had
activity against Staphylococcus aureus ATCC 6538, Escherichia coli
ATCC 8739, and Candida albicans ATCC 10231.
Purification of secondary metabolites from subfraction
12.2.6, 12.2.7, and 12.2.8 using preparative chromatography with
silica gel 60 F254 as stationary phase and dicloromethane :
ethylacetate = 9:1 as mobile phase was conducted.
Subfraction 12.2.6, 12.2.7, and 12.2.8 was shown UV 254
active compound and positive when sprayed by anisaldehyde-H2SO4
p reagent. All of them are classified as steroid or terpenoid group
based on its TLC profile using anisaldehyde-H2SO4 p reagent.
Subfraction 12.2.7 was analyzed using GC-MS, and resulted
compound which identified as 4-4’-(1-methylethylidene)bisphenol.

Keywords : Secondary metabolites, endophytic fungi, Cladosporium


oxysporum, Aglaia odorata Lour, 4-4’-(1-
methylethylidene)bisphenol.

xi

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH……………………………………………………….. iii
LEMBAR PERNYATAAN…………………………………... iv
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………… v
KATA PENGANTAR………………………………………… vi
RINGKASAN ………………………………………………… ix
ABSTRACT …………………………………………………. xi
DAFTAR ISI………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL…………………………………………….. xv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………. xvi
DAFTAR SINGKATAN……………………………………... xxiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan…………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………... 6
1.3 Tujuan Penelitian…………………………….... 6
1.4 Manfaat Penelitian…………………………….. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan tentang Tanaman Aglaia odorata L… 7
2.1.1 Klasifikasi Tanaman…………………….. 7
2.1.2 Nama Daerah…………………………….. 7
2.1.3 Morfologi tanaman…………………….... 8
2.1.4 Penyebaran dan habitat…………………. 8
2.1.5 Kandungan kimia……………………….. 9

xii

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.1.6 Kegunaan tanaman……………………… 21


2.2 Tinjauan tentang Jamur……………………….. 21
2.2.1 Definisi tentang Jamur Endofit………... 22
2.2.2 Tinjauan tentang Cladosporium oxsporum . 28
2.2.2.1 Klasifikasi C.oxysporum……… 28
2.2.2.2Ciri morfologi………………… 28
2.2.2.3 Habitat……………………….. 29
2.2.2.4 Kandungan metabolit sekunder… 29
2.2.2.5 Tinjauan tentang ekstrak etilasetat
jamur endofit Cladosporium
oxysporum……………………… 30
2.3 Tinjauan tentang antibiotik……………………….. 38
2.4 Tinjauan tentang fraksinasi dan kromatografi…… 39
2.4.1 Fraksinasi…………………………………... 39
2.4.2 Kromatografi………………………………. 39
2.4.2.1 Kromatografi Lapis Tipis……….. 39
2.4.2.2 KLT preparative…………...…….. 42
2.4.2.3 KLT dua arah……………………. 43
2.5 Tinjauan tentang karakterisasi………………….. 43
2.5.1 KLT-Densitometer………………………... 43
2.5.2 HPLC……………………………………..... 44
2.5.3 GC………………………………………….. 44
2.5.4 Mass Spectroscopy (MS)………………….. 44
BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL…………………….. 46
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1 Tempat penelitian……………………………….. 50
xiii

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.2 Sampel Penelitian................................................... 50


4.3 Pelarut dan pereaksi…………………………….. 51
4.4 Alat……………………………………………… 51
4.5 Pelaksanaan penelitian…………………………. 51
4.5.1 Optimasi eluen…………………………… 51
4.5.2 Kromatografi lapis tipis preparatif……… 52
4.5.3 Uji kemurnian…………………………… 52
4.5.4 Karakterisasi isolat…………………….... 52
4.6 Skema kerja…………………………………….. 53
BAB V. HASIL PENELITIAN
5.1 Fraksi terpilih untuk dimurnikan……………… 54
5.2 KLT-preparatif untuk subfraksi 12.2…………. 54
5.3 Uji kemurnian subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7 dengan
KLT 2D……………………………………………… 57
5.4 Karakterisasi subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7……... 58
5.4.1 Karakterisasi dengan KLT-Densitometer
subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7…………….. 58
5.4.2 Karakterisasi subfraksi 12.2.6 dengan HPLC 59
5.4.2 Karakterisasi subfraksi 12.6.8 dengan HPLC 59
5.4.3 Karakterisasi subfraksi 12.2.7 dengan GC-FID
…………………………………………….. 64
5.4.4 Karakterisasi subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7 dengan
GC-MSD…………………………………... 65
BAB VI. PEMBAHASAN………………………………………. 69
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN……………………... 77
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………… 78
xiv

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman 10
Aglaia odorata Lour.
Tabel 2.2 Data aktivitas dari beberapa jamur endofit 26

Tabel 2.3 Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur 32


marga Cladopsorium yang hidup tidak sebagai
endofit

Tabel 2.4 Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur 33


endofit dari marga Cladopsorium sebagai endofit

Tabel 5.1 Penimbangan subfraksi hasil KLT preparatif 56

Tabel 5.2 Rf dan panjang gelombang maksimum subfraksi 59


12.2.6 dan 12.2.7

Tabel 5.3 Kondisi HPLC untuk analisis subfraksi 12.2.6 dan 59


12.2.8

Tabel 5.4 Program waktu gradien eluen HPLC untuk subfraksi 60


12.2.6 dan 12.2.8

xv

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Aglaia odorata Lour 7
Gambaran makroskopis dan mikroskopis
Gambar 2.2. konidiofor Cladosporium oxysporum 28
menggunakan SEM
Hasil KLT fraksi 1-2 dari eksrak etilasetat
jamur Cladosporium oxysporum dengan
Gambar 2.3(a) fase diam silica gel 60 F254nm; fase gerak 31
EtOAc:CHCl3 (1:1) dengan penampak
noda UV dan anisaldehid-H2SO4 p
Hasil KLT fraksi 3-8 dari eksrak etilasetat
jamur Cladosporium oxysporum dengan
Gambar 2.3 fase diam silica gel 60 F254nm; fase gerak
31
(b) EtOAc:n-heksan dengan penampak noda
UV dan anisaldehid-H2SO4 p. Fraksi 6 dan
7 digabung
Hasil KLT fraksi 9-14 dari eksrak
etilasetat jamur Cl. oxysporum dengan fase
Gambar 2.3 diam silica gel 60 F254nm; fase gerak
CHCl3:MeOH:Air (65:35:1) dengan 31
(c)
penampak noda UV dan anisaldehid-
H2SO4 p. Fraksi 10-11 dan 13-14 digabung

xvi

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hasil KLT fraksi 15-16 dari eksrak


etilasetat jamur Cladosporium oxysporum
Gambar 2.3 dengan fase diam silica gel 60 F254nm;
31
(d) fase gerak CHCl3:MeOH (65:35) dengan
penampak noda UV dan anisaldehid-
H2SO4 p

Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian 49

Skema kerja pelaksanaan penelitian fraksi


no 12 ekstrak etilasetat jamur
Gambar 4.1 Cladosporiun oxysporum dari Aglaia 53
odorata Lour.

KLT fraksi 12.2 ekstrak etil asetat jamur


Cladosporium oxysporum dengan fase
diam silica gel 60F254; fase gerak adalah
Gambar 5.1 Diklorometana : EtOAc = 9:1. Penampak 54
noda UV254 serta anisaldehid-asam sulfat.
Keterangan angka menunjukkan nomor
fraksi.

Hasil KLT 8 subfraksi KLT preparatif


subfraksi 12.2 ekstrak etil asetat jamur
Cladosporium oxysporum dengan fase
Gambar 5.2 diam silica gel 60F254; fase gerak 55
Diklorometana : EtOAc= 9:1. Keterangan
angka menunjukkan nomor fraksi.

xvii

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hasil KLT Fraksi 12.2.8 ekstrak etil asetat


jamur Cladosporium oxysporum dengan
fase diam silica gel 60F254; fase gerak
kloroform : metanol= 8:2. Penampak noda
dengan sinar UV panjang gelombang
Gambar 5.3 254nm (kiri) dan penampak noda 56
anisaldehid-asam sulfat pekat (kanan).
Keterangan angka menunjukkan nomor
fraksi.

Hasil KLT 2 Dimensi subfraksi 12.2.6 dan


12.2.7 dengan fase diam silica gel 60F254;
fase gerak Diklorometana : EtOAc= 9:1.
Gambar 5.4 Penampak noda UV254 serta anisaldehid- 57
asam sulfat. Keterangan angka
menunjukkan nomor fraksi.

Hasil kromatogram subfraksi 12.2.6 dan


12.2.7 dianalisa pada panjang gelombang
Gambar 5.5 254nm. 58

Hasil spektra UV subfraksi 12.2.6 dengan


Rf: 0,43 dan 12.2.7 dengan Rf: 0,34
dianalisa dengan KLT-densitometer
Gambar 5.6 59
dengan eluen diklorometana : etilasetat =
9:1.

xviii

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hasil kromatogram HPLC fraksi 12.2.6


Gambar 5.7
pada panjang gelombang 254nm 61
(A)

Profil spectra UV puncak senyawa yang

Gambar 5.7 memiliki waktu retensi 7,959 menit


dengan panjang gelombang maksimum 61
(B)
261 nm

Hasil counter plot senyawa subfraksi


Gambar 5.7 12.2.6 dengan waktu retensi 7,959 menit. 61
(C)

Gambar Hasil kromatogram HPLC subfraksi 12.2.8


pada panjang gelombang 254nm 62
5.8(D)

Profil spectra UV senyawa yang memiliki


Gambar 5.8 waktu retensi 5,085 menit dengan panjang
62
(E) gelombang maksimum 261 nm

Profil spectra UV senyawa yang memiliki


Gambar 5.8 waktu retensi 6,089 menit dengan panjang 62
(F) gelombang maksimum 264 nm

xix

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Profil contour plot senyawa yang memiliki


Gambar 5.8
waktu retensi 5,085 meni 63
(G)

Gambar 5.8 Profil contour plot senyawa yang memiliki


waktu retensi 6,089 menit. 63
(H)

Hasil kromatogram fraksi 12.2.7 yang


dianalisis dengan GC-FID dengan
0
kolom HP-5, suhu inlet 250 C, Split

Gambar 5.9 ratio 50:1, flow 1.0, suhu dimulai dari 64


1000C hingga 2500C dengan kenaikan
50C per menit selama 30 menit dan fase
gerak gas helium

Gambar 5.10 Hasil kromatogram


subfraksi 12.2.6 dianalisis dengan GC-
MS dengan kolom HP-5, suhu inlet
2500C, Split ratio 50:1, flow 1.0, suhu
Gambar 5.10 65
dimulai dari 1000C hingga 2500C
dengan kenaikan 50C per menit selama
30 menit dan fase gerak gas helium.

xx

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hasil spektrum mass senyawa pada


subfraksi 12.2.6 dengan waktu retensi
Gambar 5.11 65
24,22 menit

Hasil kromatogram fraksi 12.2.7 yang


dianalisis dengan GC-MS dengan
0
kolom HP-5, suhu inlet 250 C, Split
ratio 50:1, flow 1.0, suhu dimulai dari
Gambar 5.15 66
1000C hingga 2500C dengan kenaikan
50C per menit selama 30 menit dan fase
gerak gas helium

Hasil spektrum massa senyawa


subfraksi 12.2.7 dengan tr: 23,30 menit
yang dianalisis dengan GC-MS Agilent
dengan kondisi: kolom HP-5, suhu
Gambar 5.16 inlet 2500C, Split ratio 50:1, flow 1.0, 66

suhu dimulai dari 1000C hingga 2500C


dengan kenaikan 50C per menit selama
30 menit dan fase gerak gas helium.

Hasil spektrum massa senyawa 4-4’-(1-


Gambar 5.17 methylethylidene)bisphenol 67

xxi

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Struktur senyawa 4-4’-(1-


Gambar 5.18 methylethylidene)bisphenol 67

Hasil prediksi fragmentasi senyawa 4-4’-

Gambar 5.15 (1-methylethylidene)bisphenol 68

xxii

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR SINGKATAN
DCM : Diklorometana

EtOAc : Etilasetat

GC : Gas chromatography

GC-MS : Gas chromatography-Mass spectrometry

GC-MSD : Gas chromatography -Mass selective detector

HPLC : High Performance Liquid Chromatography

KLT : Kromatografi Lapis Tipis

MeOH : Metanol

Rf : Retardation factor

tR : Time retention

UV : Ultraviolet

0
C : Derajat selsius

nm : Nanometer

λmax : Panjang gelombang maksimum

xxiii

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Infeksi
dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, dan parasit
(Kementerian Kesehatan RI, 2015). Berdasarkan hasil penelitian,
100.000 kematian disebabkan oleh penyakit infeksi seperti infeksi
pernapasan bawah, HIV/AIDS, diare, tuberkulosis (TB), malaria,
measles, pertusis, tetanus, meningitis, sipilis, hepatitis B, dan
berbagai penyakit tropik yang lain (Restinia, 2012). Salah satu obat
untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara lain
antibakteri, antijamur, antivirus, dan antiprotozoa. Antibiotik
merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang
disebabkan oleh bakteri. Intensitas penggunaan antibiotik yang
relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan
ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap
antibiotik. Pada awalnya resistensi hanya terjadi ditingkat rumah
sakit, tetapi lambat laun juga berkembang di lingkungan masyarakat,
khususnya Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan
Escherichia coli (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Menurut kementerian kesehatan RI (2011), Beberapa kuman
resisten antibiotik sudah banyak ditemukan di seluruh dunia, antara
lain Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA),
1

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

Vancomycin-Resistant Enterococci (VRE), Penicillin-Resistant


Pneumococci, Klebsiella pneumoniae yang menghasilkan Extended-
Spectrum Beta-Lactamase (ESBL), Carbapenem-Resistant
Acinetobacter baumannii dan Multiresistant Mycobacterium
tuberculosis. Hal ini menunjukkan resistensi antibiotika dari bakteri
merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang bersifat global
(Yenny, 2007). Akibat adanya resistensi ini, dibutuhkan penemuan
antibiotika baru untuk mengatasi masalah infeksi yang terjadi
(Restinia, 2012).
Antibiotika merupakan senyawa organik dengan berat
molekul kecil yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan pada
konsentrasi rendah mampu melawan organisme lain (Strobel dan
Daisy, 2003). Jamur memberikan potensi yang sangat besar sebagai
sumber penemuan bahan baku obat baru seperti berbagai jenis
antibiotika (Schulz et al., 2002). Akhir-akhir ini jamur endofit
mempunyai prospek sebagai sumber diperolehnya antibiotika baru.
Menurut Brunner dan Petrini, dari 80 jenis jamur endofit yang diuji
75 % mampu menghasilkan antibiotika baru (Sugijanto, 2011;
Strobel dan Daisy, 2003). Contohnya Pada alga coklat Sargassum
spp ditemukan jamur endofit Bacillus subtilis. Endofit ini
menghasilkan senyawa lipopeptida yang menunjukkan aktivitas
antimikroba melawan Staphylococcus aureus dan Staphylococcus
epidermidis. Pada tanaman Kennedia nigricans ditemukan jamur
endofit Streptomyces sp. Endofit ini menghasilkan antibiotik
munumbisin yang aktif terhadap bakteri Gram positif seperti Bacillus
anthracis dan M. tuberculosis. Pada daun pohon Grevillea

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

pteridifolia ditemukan jamur endofit Streptomycete. Endofit ini


menghasilkan antibiotika spektrum luas kakadumisin yang aktif
terhadap bakteri Gram positif (Susilowati et al, 2015; Strobel dan
Daisy, 2003).
Pada tahun 1996, penemuan Taxol® sebagai senyawa
antikanker dari jamur endofit Pestalotiopsis microspora yang
diisolasi dari tanaman Taxus brevifolia, menjadikan jamur endofit
sebagai pusat perhatian untuk sumber alternatif penemuan obat baru.
Jamur endofit merupakan mikroba yang hidup di jaringan tumbuhan
tanpa menyebabkan gejala apapun pada tanaman inangnya. Sebagian
besar endofit mampu menghasilkan metabolit aktif dan beberapa
darinya terbukti mempunyai manfaat sebagai obat. Beberapa
penelitian telah melaporkan bahwa senyawa yang dihasilkan jamur
endofit mempunyai potensi aktivitas biologis yang besar dan
beragam diantaranya sebagai antimikroba, antivirus, antiparasit dan
antitumor (Astuti et al., 2014; Santiago et al., 2014). Selain itu jamur
endofit juga mempunyai aktivitas sebagai antioksidan,
imunomodulator, antituberkulosis dan insektisida (Hussain et al.,
2014).
Berbagai jenis senyawa kimia yang diproduksi oleh jamur
endofit yaitu terpenoid, alkaloid, fenilpropanoid, senyawa aromatik,
poliketid, dan peptida (Astuti et al., 2014). Senyawa yang dihasilkan
oleh jamur endofit adakalanya sama dengan tanamana inangnya,
misalnya Taxol® yang dihasilkan oleh jamur endofit Taxomycetes
andreanae yang diisolasi dari Taxus brevifolia. Hal ini yang menjadi

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

dasar pemikiran bahwa untuk mendapatkan senyawa bioaktif yang


dihasilkan oleh jamur endofit utamanya dapat dilakukan isolasi dari
tanaman obat (Sugijanto, 2011; Santiago et al, 2014).
Menurut Strobel dan Daisy (2003) ada beberapa kriteria
tumbuhan inang yang dapat diisolasi mikroba endofitnya, yaitu
tumbuhan yang berasal dari lingkungan yang unik, mempunyai
sejarah etnobotani, tumbuh di daerah endemik, dan tumbuh di daerah
yang mempunyai banyak biodiversitas/ beriklim tropis. Berdasarkan
penelitian yang pernah dilakukan, jamur endofit di tanaman tropis
terdapat pada familia Arecaceae, Orchidaceae, Musaceae, Poaceae,
Piperaceae, Crassulaceae, Meliaceae, Acanthaceae, Rubiaceae, dan
Sterculiaceae (Arnold et al., 2001). Hampir semua tanaman yang
memiliki jaringan pengangkutan diketahui mengandung bakteri dan
atau jamur endofit (Tan dan Zou, 2001). Indonesia merupakan
negara yang kaya akan tumbuhan obat, salah satunya Aglaia odorata
Lour (pacar cina) familia Meliaceae. Aglaia odorata Lour (pacar
cina) mempunyai berkas jaringan pengangkutan, hidup di iklim
tropis, dan termasuk dalam familia Meliaceae sehingga
memungkinkan adanya mikroba endofit yang tumbuh dan hidup
didalamnya.
Aglaia odorata Lour (pacar cina) telah dipercaya masyarakat
sebagai terapi stimulan jantung, panas, batuk, diare, inflamasi serta
luka (Kinghorn et al., 2011). Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Zhang et al., (2012), pada tanaman ini berhasil
diisolasi 20 jenis senyawa yaitu dua senyawa kumarin-lignoid, satu

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

senyawa sterol, delapan senyawa triterpenoid, enam senyawa


flavonoid, dua senyawa bisamid dan satu senyawa flavagline.
Senyawa flavagline dan bisamida merupakan senyawa yang baru
dilaporkan dari Aglaia odorata Lour.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Sugijanto et al., (2003), berhasil mengisolasi jamur endofit dari
Aglaia odorata Lour yang diperoleh dari Kebun Raya Purwodadi
dan telah didapatkan 135 isolat jamur endofit. Beberapa diantaranya
telah diidentifikasi sebagai Eurotium rubrum, Cladosporium
oxysporum, dan Aspergillus penicilloides. Hasil pengujian aktivitas
terhadap ekstrak etil asetat jamur endofit Cladosporium oxysporum
dari Aglaia odorata Lour menunjukkan 6 dari 13 fraksi-fraksi
ekstrak yaitu fraksi 3, 4, 5, 6, 7 dan 10 yang diuji menghambat
Staphylococcus aureus ATCC 6538, Escherichia coli ATCC 8739
dan Candida albicans ATCC 10231 dan 2 dari 13 fraksi ekstrak
yaitu fraksi 11 dan 12 yang diuji menghambat Candida albicans
ATCC 10231 (Dorra, 2011).
Berdasarkan adanya bukti penelitian aktivitas antimikroba
dari metabolit sekunder yang ada di fraksi-fraksi aktif ekstrak etil
asetat jamur endofit Cladosporium oxysporum dari tanaman Aglaia
odorata Lour maka dilakukan penelitian lanjutan yaitu isolasi
senyawa aktif dari fraksi 12 tersebut dengan melakukan pemurnian
dan karakterisasi terhadap isolat yang diperoleh.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Termasuk
Senyawa apakah metabolit sekunder yang terkandung dalam fraksi
12 dari ekstrak etil asetat jamur endofit Cl. oxysporum dari A.
odorata Lour?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah melakukan purifikasi dan
karakterisasi senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi 12 ekstrak
etil asetat jamur endofit Cl. oxysporum dari A. odorata Lour.
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan mampu mengisolasi senyawa metabolit sekunder
yang terdapat dalam fraksi 12 ekstrak etil asetat jamur endofit Cl.
oxysporum dari Aglaia odorata Lour. Senyawa tersebut diharapkan
mampu diidentifikasi lebih lanjut dan dijadikan pertimbangan untuk
pengembangan antimikroba baru dalam mengatasi masalah infeksi.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Tanaman Aglaia odorata Lour.

Gambar 2.1 Aglaia odorata Lour. (Setiawan, 2008)


2.1.1 Klasifikasi Tanaman
Divisi : Spermathophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub Kelas : Dialypetale
Bangsa : Rutales
Suku : Meliaceae
Marga : Aglaia
Jenis : Aglaia odorata Lour
Sinonim : Camunium sinense Rumph
(Setiawati et al., 2008)
2.1.2 Nama daerah
Sumatra : culan, pacar cina (Melayu)
Jawa : culan, pacar culan
Borneo : bunga maniran
7

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

2.1.3 Morfologi tanaman


Tanaman perdu, tinggi 2 - 6 m, batang berkayu,
bercabang banyak, tangkai berbintik-bintik hitam. Daun
majemuk menyirip ganjil yang tumbuh berseling, anak daun 3 -
5. Anak daun bertangkai pendek, bentuk bundar telur sungsang,
panjang 3 - 6 cm, lebar 1 - 3,5 cm, ujung runcing, pangkal
meruncing, tepi rata, permukaan licin mengilap terutama daun
muda. Bunga dalam malai rapat, panjangnya 5-16 cm, warna
kuning, dan harum. Buah buni, bulat lonjong, warnanya
merah,panjang 6-7 mm,dengan ruang 1-3, biji berjumlah 1-3
buah. Pacar cina sering ditanam di kebun dan pekarangan
sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di ladang-ladang yang
cukup mendapat sinar matahari. Di Indonesia tumbuhan ini
dapat ditemui tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa,
Sulawesi, Bali dan Flores (Setiawati et a.l, 2008).
2.1.4 Penyebaran dan habitat
Daerah penyebaran tumbuhan meliputi India, Cina
bagian selatan, Laos, Asia Tenggara, Australia bagian utara dan
kepulauan di Samudra Pasifik. Di Indonesia tumbuhan ini dapat
ditemui tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa,
Sulawesi, Bali dan Flores.
Pacar cina sering ditanam di kebun dan pekarangan
sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di ladang-ladang yang
cukup mendapat sinar matahari (Setiawati et al., 2008).

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9

2.1.5. Kandungan Kimia


Kandungan senyawa berkhasiat yang terdapat dalam
daun Aglaia odorata antara lain rokaglamida dan tiga
senyawa turunannya, yaitu desmetil-rokaglamida, metil
rokaglat dan rokaglaol (Setiawati et al., 2008).
Penelitian terbaru yang telah dilakukan oleh Zhang et al.,
(2012) pada tanaman ini berhasil diisolasi 20 senyawa yaitu
dua senyawa kumarin-lignoid, satu senyawa sterol, delapan
senyawa triterpenoid, enam senyawa flavonoid, dua senyawa
bisamid dan satu senyawa flavagline. Senyawa flavagline dan
bisamida merupakan senyawa yang baru dilaporkan dari Aglaia
odorata Lour.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

Tabel 2.1 Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman Aglaia odorata Lour.

Golongan Berat
Nama metabolit Struktur molekul Acuan
metabolit molekul

8-(7’,8’,9’-propanetriol-
4’-methoxy-3’-O- Zhang et
Coumarino-
phenylpropanoid)-7- 404,11 al.,
lignoids
hydroxy-6- (2012)
methoxycoumarin

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11

Zhang et
cleomiscosin A 386.35 al.,
(2012)

Zhang et
-sitosterol 414,70 al.,
Sterol (2012)

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12

Zhang et
asam betulinat 456,70 al.,
(2012)

Triterpenoid

Zhang et
472,69 al.,
alphitol acid (2012)

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13

Zhang et
asam ursolat 456,70 al.,
(2012)

Zhang et
cabraleahydroxylactone 416,64 al.,
(2012)

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

Zhang et
xanthocerasic acid 470,68 al.,
(2012)

Zhang et
20S,24S-dihydroxy- 458,72
al.,
dammar-25-en-3-one
(2012)

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

Zhang et
24R,25-dihydroxy-
458,72 al.,
dammar-20-en-3-one
(2012)

Zhang et
Dammar-20-ene-
460,73 al.,
3β,24(R),25-triol
(2012)

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16

Zhang et
312,31 al.,
Sideroxylin (2012)

Flavonoid

Zhang et
298,29 al.,
8-demethylsideroxylin (2012)

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

Zhang et
2’-hydroxy-4,4’,6’-
314,33 al.,
trimethoxy-chalcone
(2012)

Zhang et
(2R,3R)-(+)-4’,5,7-
330,33 al.,
trimethoxydihydroflavonol
(2012)

Zhang et
Naringenin trimethyl
330,33 al.,
ether
(2012)

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18

Zhang et
2,3-dihydro-5-hydroxy-
300,31 al.,
4’,7-dimethoxyflavon
(2012)

Zhang et
Odorine 300,40 al.,
(2012)

Bisamide

Zhang et
Odorinol 316,40 al.,
(2012)

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19

Zhang et
Flavagline Rocaglaol 434.17 al.,
(2012)

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20

Peng et
4’-o- demethyl-
655.2632 al.,
deacetylaglaxiflorin A
(2015)

Lignan

Peng et
544.1947 al.,
3’-methoxy-N-
(2015)
demethylrocaglamide

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21

2.1.6 Kegunaan Tanaman


Pacar cina telah dipercaya masyarakat sebagai terapi
stimulan jantung, panas, batuk, diare, inflamasi serta luka
(Kinghorn et al., 2011). Bagian tanaman pacar cina memiliki
beberapa khasiat antara lain daun berkhasiat sebagai
insektisida, penghambat makan (antifeedant), penghambat
perkembangan serangga (growth regulator), mengatasi
memar, bisul, darah haid banyak, bau badan dan diare. Bagian
bunga berkhasiat untuk mengatasi perut kembung, sukar
menelan, batuk, pusing dan mempercepat persalinan
(Setiawati et al., 2008).
2.2 Tinjauan tentang jamur
Jamur merupakan organisme eukariotik dan dianggap
sebagai kelompok spesifik yang memiliki berbagai manfaat
karena dapat digunakan untuk pengobatan, produksi makanan,
kontrol polusi dan agrikultural (Moretti dan Sarocco, 2015).
Jamur tidak mampu melakukan fotosintesis untuk
memproduksi nutrisi, sehingga kebutuhan nutrisinya diperoleh
dari lingkungan maupun organisme lain, oleh karena itu jamur
disebut sebagai organisme heterotrof (Subandi, 2010). Jamur
dapat bersifat saprofit dan parasit. Jamur saprofit mendapatkan
sumber nutrisi dari benda mati sedangkan Jamur parasit
memperoleh sumber nutrisi dari organisme hidup (Pratiwi,
2008). Pada jamur terdapat dua istilah kapang (mold) dan
khamir (yeast). Kapang merupakan Jamur yang berfilamen dan

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22

multiseluler. Khamir merupakan bentuk jamur yang berupa sel


tunggal (Pratiwi, 2008).
Jamur bereproduksi secara aseksual (pembelahan,
pembentukan tunas atau spora) maupun seksual (pembelahan
inti dari kedua induk). Berdasarkan ciri-ciri spora seksualnya
jamur diklasifikasikan menjadi empat kelas utama yaitu
Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan
Deuteromycetes (Pratiwi, 2008). Untuk tumbuh Jamur
memerlukan kondisi kelembapan yang tinggi, persediaan bahan
organik, dan oksigen yang cukup. Lingkungan yang hangat dan
lembab dapat mempercepat pertumbuhannya (Pratiwi, 2008).
2.2.1 Jamur endofit
Endofit merupakan bakteri (termasuk
Actinomycetes) atau jamur yang siklus hidupnya berada secara
intra dan/atau ekstra seluler dalam jaringan sehat dari tanaman
inang, yang pada umumnya tidak menyebabkan gejala penyakit
pada inangnya (Fouda et al., 2015). Bakteri dan/atau jamur
endofit ditemukan hampir pada semua spesies tanaman yang
mempunyai jaringan pembuluh (Tan dan Zou, 2001). Secara
harfiah, kata endofit berarti "di dalam tanaman" (Endon =
dalam, Phyton = tanaman). Penggunaan istilah tersebut
mengandung arti yang sangat luas, misalnya bakteri, jamur,
tanaman dan serangga pada tanaman, dan juga untuk alga.
Namun jamur lebih banyak diteliti daripada bakteri karena
memiliki ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang lebih

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23

baik dibandingkan bakteri dan waktu pertumbuhannya lebih


lambat dibandingkan dengan bakteri sehingga faktor faktor
yang berpengaruh terhadap pertumbuhannya lebih dapat
dikendalikan (Pratiwi, 2015). Endofit dapat berupa bakteri,
jamur , Aktinomycetes dan alga (Gond et al., 2011).
Endofit lebih banyak diisolasi dari jamur (Strobel dan
Daisy, 2003). Hal ini dikarenakan menurut Keller and Holly
(1998) Jamur endofit memiliki ketahanan terhadap perubahan
lingkungan yang lebih baik dibandingkan bakteri dan waktu
pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan bakteri
sehingga faktor faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhannya lebih dapat dikendalikan (Pratiwi, 2015).
Jamur endofit dapat membentuk koloni dalam jaringan tanaman
tanpa membahayakan inangnya (Arnold et al., 2001).
Hubungan antara jamur endofit dengan tanaman inangnya
bervariasi dari saprofit, parasit, hingga mutualistik (Strobel dan
Daisy, 2003). Jamur endofit akan bersifat patogen apabila
tanaman inang mengalami stres dan/atau usia tanaman inang
sudah mulai tua (Tan dan Zou, 2001).
Menurut Stroobel and Daisy, (2003) ada beberapa kriteria
tumbuhan inang yang dapat diisolasi mikroba endofitnya yaitu,
tumbuhan yang berasal dari lingkungan yang unik, mempunyai
sejarah etnobotani, tumbuh di daerah endemik dan tumbuh di
daerah yang kaya akan biodiversitas/ beriklim tropis. Hampir
semua tanaman yang memiliki jaringan pengangkutan diketahui

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24

mengandung bakteri dan atau jamur endofit. Pada umumnya


jamur endofit bersifat menguntungkan bagi tumbuhan
inangnya. Endofit mampu meningkatkan kelarutan dari mineral
fosfat, memproduksi siderofores atau ammonia, serta mampu
mensistesis beberapa faktor pertumbuhan bagi tumbuhan inang
seperti auxin, ACC, dan IAA sehingga berperan penting dalam
memperbaiki asupan nutrisi tumbuhan inang. Selain itu, endofit
mampu meningkatkan pertahanan tumbuhan inang terhadap
infeksi dengan membentuk antibiotik dan menstimulasi
mekanisme pertahanan tumbuhan inangnya (Andreolli et al.,
2015). Faktor genetik, perkembangan dan kondisi lingkungan
tempat tumbuh endofit mempengaruhi profil dari metabolit
sekunder yang dihasilkan (Roopa, 2015). Metabolit sekunder
yang dihasilkan akan lebih aktif dan spesifik jika diisolasi dari
mikroba yang hidup pada biotop yang spesifik. Mikroba endofit
terutama yang hidup di lingkungan yang spesifik atau bahkan di
lingkungan yang tidak umum sering digunakan sebagai sumber
penemuan senyawa bioaktif baru (Prihatiningyas, 2005). Jamur
endofit yang diisolasi dari daerah tropis lebih potensial sebagai
sumber senyawa bioaktif jika dibandingkan dengan jamur
endofit yang diisolasi dari daerah temperate (Strobel dan Daisy,
2003). Misalnya jamur endofit Thievalia polygonoperda yang
diisolasi dari tumbuhan akar kuning (Fibraurea chloroleuca)
yang tumbuh di hutan Kalimantan memiliki daya antibakteri
yang kuat (Prihatiningtias, 2005). Jamur endofit merupakan

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25

sumber metabolit yang kaya dengan aktivitas biologis yang


beragam. Beberapa peneliti melaporkan senyawa yang
dihasilkan jamur endofit mempunyai potensi aktivitas biologis
yang sangat besar dan beragam diantaranya sebagai
antimikroba, antivirus, antiparasit, antitumor, antioksidan,
imunomodulator, antituberkulosis dan insektisida (Astuti et al.,
2014; Hussain et al., 2014).
Beberapa aktivitas dari jamur endofit disajikan dalam tabel
berikut:

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26

Tabel 2.2 Beberapa aktivitas dari jamur endofit


Jamur
Tanaman Nama Aktivitas
endofit Acuan
inang metabolit terhadap
penghasil

Staphylococcus
Tachia aureus Casella et
Lewia infectoria pyrrocidine C
grandifolia al.,2013
(Antibakteri)

Pseudomonas
Nigrospora Nyctanthes arbor- aeruginosa dan Gond et al.,
-
oryzae tristis Shigella sp 2012
(Antibakteri)

Candida
albicans dan
Penicillium Fouda et
Asclepias sinaica - Escherisia coli
chrysogenum al., 2015
(Antibakteri)

Richardson
Artemisia annua paranolin Antikanker
Paraphaeosphaeri et al., 2015
a nolinae

Dihydrobenzofu
Microbotryum
ran Richardson
Pleosporales Pinus strobus violaceum dan
et al., 2015
Bacillus subtilis
Xanthene

Taxol Antikanker
Botryosphaeria Roopa et
Salacia oblonga
rhodina al., 2015

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27

Bacillus subtilis
Cinnamomum 4- Santiago et
Phoma sp (antibakteri)
mollissimum hydroximellein al., 2014
Antikanker

MRSA

Dan
Susilowati
Bacillus subtilis Sargassum spp lipopeptides Staphylococcus
et al., 2015
epidermidis

(Antibakteri)

Bacillus
anthracis dan
Kennedia Strobel dan
Streptomyces sp munumbisin M. Tuberculosis
nigricans Daisy, 2003
(Antibakteri)

Bakteri Gram
Grevillea positif Strobel dan
Streptomycete. kakadumisin
pteridifolia Daisy, 2003
(Antibakteri)

Pestalotiopsis Terminalia pestacin and


microspora morobensis isopestacin
Yadav et
Antioksidan
al., 2014
Eugenia
Chaetomiu sp Fenolik
jambolana

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28

2.2.2 Tinjauan tentang Cladosporium oxysporum

Gambar 2.2 Gambaran makroskopis dan mikroskopis konidiofor


Cladosporium oxysporum menggunakan SEM (De Hoog, 2000).

2.2.2.1 Klasifikasi Cladosporium oxysporum


Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Kelas : Ascomycetes
Ordo : Mycosphaerellales
Famili : Mycosphaerallaceae
Genus : Cladosporium
Spesies : Cladosporium oxysporum Berk. & Curtis

(De Hoog, 2000)

2.2.2.2 Ciri Morfologi


Mikroorganisme endofit Cladosporium oxysporum
memiliki ciri-ciri miselium internal dan dangkal atau
superfisial, hifa longgar bercabang, lebar 1-4 µm, septae yang
tidak berkerut, subhialin berwarna hijau pucat lebih gelap pada

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29

dasar konidiofora, tengah berwarna hijau zaitun kecoklatan,


lembut, dinding sel kadang tipis kadang tebal, kadang tertutup
senyawa seperti polisakarida, seringkali membentuk tali
(Bensch et al., 2010; Bensch et al., 2012).
2.2.2.3 Habitat
Cladosporium oxysporum diisolasi dari udara, tanah, pada
bagian mati dari daun dan ranting herbal dan tanaman berkayu
serta bahan organik lain, tersebar luas terutama di daerah
subtropis (Bensch et al., 2012). Jamur ini diketahui bersifat
saprofit dan parasit pada tanaman dan patogen pada manusia
yang menyebabkan reaksi alergi serius pada saluran
pernapasan, infeksi pada kulit, mata dan kuku (Huyan et al.,
2012; Tasic et al., 2007).
2.2.2.4 Kandungan metabolit sekunder bioaktif marga
Cladopsorium
Sampai saat ini dilaporkan bahwa beberapa spesies dari
marga Cladosporium yang hidup sebagai endofit mampu
menghasilkan metabolit bioaktif seperti Aconitine, Bulgarein,
Cladosporol, Huperzine A, Paclitaxol, 3-Phenyl-2-propenoic
acid, Bis(2-ethyl-hexyl)phthalate, Sumiki’s acid, acetyl
Sumiki’s acid, Brefeldin A, Pandangolide 1a, pandangolide 1,
Pandangolide 2 dan iso cladospolide B (Yang et al., 2012;
Zhang et et al., 2007; Hua Qi et al., 2008; Assante et al., 2005;
Jadulco et al., 2001; Raj et al., 2014; Gesner et al., 2005).
Beberapa spesies dari marga Cladosporium yang hidup bebas

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30

seperti C. fulvum, dan C. cladosporioides juga diketahui


menghasilkan mikotoksin emodin (2-methyl-4,5,7-
trihydroxyanthraquinone) yang dapat menyebabkan diare pada
manusia. C. cladosporioides juga mengahasilkan toksin
cladosporin (3,4-dihydro-6,8-dihydroxy-3-(6-methyltetrahydro-
pyran-2-ylmethyl) isocoumarin) yang bersifat sitotoksik
(Ogórek, 2012).
2.2.3 Tinjauan Tentang Ekstrak Etilasetat Jamur Endofit
Cladosporium Oxysporum
Ekstrak etilasetat jamur endofit Cladosporium
oxysporum diperoleh dari filtrat ekstraksi jamur dengan pelarut
etilasetat. Ekstrak etilasetat jamur endofit Cladosporium
oxysporum dipisahkan dengan kromatografi kolom
menggunakan fase gerak gradien. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, ekstrak etil asetat jamur endofit Cladosporium
oxysporum diduga mengandung golongan senyawa steroid dan
flavonoid yang bersifat sebagai antioksidan dan senyawa
terpenoid yang aktif dalam melawan bakteri, jamur, virus dan
protozoa (Putri, 2014; Winarti, 2005). Hasil pengujian aktivitas
terhadap ekstrak etil asetat jamur endofit Cladosporium
oxysporum dari Aglaia odorata Lour menunjukkan bahwa 6 (
fraksi 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11 dan 12) dari 13 fraksi-fraksi yang
diuji menghambat Staphylococcus aureus ATCC 6538,
Escherichia coli ATCC 8739 dan Candida albicans ATCC
10231 (Dorra, 2011).

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31

A B C D

Gambar 2.3 (a) Hasil KLT fraksi 1-2 dari eksrak etilasetat jamur Cladosporium
oxysporum dengan fase diam silica gel 60 F254nm; fase gerak EtOAc:CHCl3
(1:1) dengan penampak noda UV dan anisaldehid-H2SO4 p (b) Hasil KLT fraksi
3-8 dari eksrak etilasetat jamur Cladosporium oxysporum dengan fase diam silica
gel 60 F254nm; fase gerak EtOAc:n-heksan dengan penampak noda UV dan
anisaldehid-H2SO4 p. Fraksi 6 dan 7 digabung (c) Hasil KLT fraksi 9-14 dari
eksrak etilasetat jamur Cladosporium oxysporum dengan fase diam silica gel 60
F254nm; fase gerak CHCl3:MeOH:Air (65:35:1) dengan penampak noda UV
dan anisaldehid-H2SO4 p. Fraksi 10-11 dan 13-14 digabung (d) Hasil KLT fraksi
15-16 dari eksrak etilasetat jamur Cladosporium oxysporum dengan fase diam
silica gel 60 F254nm; fase gerak CHCl3:MeOH (65:35) dengan penampak noda
UV dan anisaldehid-H2SO4 p (Dorra, 2011).

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32

Tabel 2.3 Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur marga Cladopsorium yang hidup tidak sebagai endofit
Jamur Berat Struktur molekul Acuan
Nama metabolit
penghasil Molekul

Emodin (2-methyl-4,5,7- Cladosporium. Ogórek,et


270.2369
trihydroxyanthraquinone) fulvum al., 2012

dihydro-6,8-dihydroxy-3-(6-
Cladosporium Ogórek et
methyltetrahydro-pyran-2-
cladosporioides 292.327 al., 2012
ylmethyl)isocoumar

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33

Tabel 2.4 Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur endofit dari marga Cladosporium sebagai endofit

Nama Tanaman Berat


Jamur endofit Asal inang Struktur Molekul Acuan
metabolit inang Molekul
penghasil

Cladosporium Aconitum Yang et


Aconitine Terrestrial
cladosporioides leucostomum 645.7370 al., 2012

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34

Huperzine Cladosporium Huperzia Zhang et


Terestrial 242.3162
A cladosporioide serratia al.,2011
s LF70

Pandangolid Cladosporium Niphates Gesner et


Sponge 244.2840
e 1a sp. rowi al, 2005

Cladosporium Tidak Raj et


Terestrial 853.9061
oxysporum disebutkan al., 2014
Paclitaxol

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35

Iso
Cladosporium Niphates Gesner et
cladopsolide Sponge 228.2850
sp. rowi al, 2005
B

3-Phenyl-2- Hua Qi
Cladosporium Tidak
propenoic sponge 148.05 et al.,
sp. disebutkan
acid 2008

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36

Jadulco
Sumiki’s Cladosporium Callyspongi
sponge 142.1094 et al.,
acid herbarum a aerizusa
2001

acetyl Jadulco
Cladosporium Callyspongi
Sumiki’s sponge 184.1461 et al.,
herbarum a aerizusa
acid 2001

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37

Cladosporium Quercus Wang et


Brefeldin A Terestrial 280.3593
sp. variabilis al., 2006

Jadulco
Cladosporium Callyspongi
Sponge 318.386 et
Pandangolid herbarum a aerizusa
al,2001
e2

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38

2.3 Tinjauan antibiotik


Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme (Aktinomycetes, fungi dan bakteri) yang dapat
menghambat atau membasmi mikroorganisme lain (Goodman dan
Gilman, 2011). Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba
(penyebab infeksi pada manusia) ditentukan harus memiliki
toksisitas selektif setinggi mungkin, artinya obat antimikroba harus
bersifat sangat toksik untuk mikorba tetapi relatif tidak toksik untuk
hospes. Berdasarkan spektrumnya antibiotika dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu spektrum luas (broad spectrum) seperti tetrasiklin
dan kloramfenikol dan spektum sempit (narrow spectrum) seperti
benzil penisilin dan streptomisin (Gunawan, 2012).
Antibiotik memiliki cara kerja yang berbeda-beda dalam
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotika dibagi dalam lima
kelompok, yaitu antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel
bakteri, antibiotik yang bekerja dengan merusak membran sel
mikroorganisme, antibiotik yang menghambat sintesis protein
mikroorganisme dengan mempengaruhi subunit ribosom 30S dan
50S, antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba,
dan antibiotik yang menghambat enzim yang berperan dalam
metabolisme folat (Amin, 2014).

38

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 39

2.4 Tinjauan fraksinasi dan kromatografi


2.4.1 Tinjauan tentang fraksinasi
Fraksinasi merupakan suatu proses pemisahan
komponen dari ekstrak berdasarkan sifat kepolaran atau
ukuran molekul (Sharker dan Nahar, 2012).
2.4.2 Tinjauan tentang kromatografi
Kromatografi merupakan metode pemisahan yang
berdasarkan distribusi senyawa antara dua fase pemisah yaitu
fasa diam dan fasa gerak. Sampel dilarutkan dalam fase gerak
yang berupa gas atau cair. Fase gerak mengelusi fase diam
yang ditempatkan dalam suatu kolom maupun plat. Fase diam
dapat berupa zat padat atau cair. Fase gerak dan fase diam
dipilih sedemikian rupa sehingga sampel terdistribusi diantara
kedua fase bergantung pada afinitas terhadap keduanya
(Spangenberg et al., 2011; Skoog et al., 2007).
2.4.2.1 Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis merupakan bagian dari
kromatografi cair dimana fase gerak berupa cairan dan fase
diam berupa selapis lapisan tipis pada permukaan plat datar.
Mekanisme pemisahan kromatografi lapis tipis yaitu adsorpsi.
Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk menganalisa
komponen dalam campuran, mendeteksi kontaminan,
mengetahui kesempurnaan reaksi dan memilih sistem eluen
untuk kromatografi kolom (Skoog et al., 2007).

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 40

Prinsip dasar dari kromatografi lapis tipis adalah


sejumlah tertentu solut ditotolkan pada fase diam yang berupa
lapisan tipis sorbent sebagai zona awal eluasi untuk kemudian
dikeringkan. Fase gerak yang berupa campuran pelarut
organik murni dikembangkan dalam suatu chamber tertutup
selanjutnya plat fase diam dieluasi dengan fase gerak yang
telah disiapkan (Sherma et al., 2003). Fase gerak
menyebabkan solut bermigrasi sepanjang lintasan pada fase
diam melalui suatu gaya kapilaritas (Skoog et al., 2007). Pada
akhir dari eluasi, didapat suatu jarak yang ditempuh noda
solut, solut yang bergerak dengan pelan berarti memiliki
afinitas yang lebih besar terhadap fase diam sedangkan solut
yang bergerak dengan cepat dapat diartikan memiliki afinitas
yang rendah terhadap fase diam atau kelarutan yang lebih
tinggi terhadap fase gerak (Gritter et al., 1991).
Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan
penjerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 9-30
µm. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam dan
semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik
efisiensi dan resolusinya. Penjerap yang paling sering
digunakan adalah silika gel, aluminium oxida,
kieselguhr, magnesium oxida, dan magnesium silicate,
sementara mekanisme pemisahan yang utama pada KLT
adalah adsorpsi dan partisi (Spangenberg et al., 2011).

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 41

Sistem fase gerak yang paling sederhana ialah


campuran 2 pelarut organik karena daya elusi campuran
kedua pelarut ini dapat mudah diatur sedemikian rupa
sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal. Berikut
adalah beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi
fase gerak:
- Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat
tinggi karena KLT merupakan teknik yang sensitif.
- Fase gerak harus mempunyai toksisitas rendah dan bersifat
inert
- Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa
sehingga harga Rf terletak antara 0,2 - 0,8 untuk
memaksimalkan pemisahan.
- Pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti
silica gel, polaritas fase gerak akan menentukan kecepatan
migrasi solut yang berarti juga menentukan nilai Rf.
Penambahan pelarut yang bersifat sedikit polar seperti dietil
eter ke dalam pelarut non polar seperti metil benzen akan
meningkatkan harga Rf secara signifikan.
- Solut-solut ionik dan solut-solut polar lebih baik
digunakan campuran pelarut sebagai fase geraknya, seperti
campuran air dan metanol dengan perbandingan tertentu.
Penambahan sedikit asam etanoat atau ammonia masing-
masing akan meningkatkan solut-solut yang bersifat basa dan
asam. Reprodusibilitas diperoleh bila volume sampel yang

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 42

ditotolkan paling sedikit 0,5 µl, jika volume sampel yang


ditotolkan lebih besar dari 2-10 µl, maka penotolan harus
dilakukan secara bertahap dengan dilakukan pengeringan
antar totolan. Sampel setelah ditotolkan maka tahap
selanjutnya adalah mengembangkan sampel dalam bejana
kromatografi yang sebelumnya telah dijenuhi dengan uap fase
gerak. Tepi bagian bawah lempeng tipis yang telah ditotoli
sampel dicelupkan kedalam fase gerak kurang lebih 0,5-1 cm.
Tinggi fase gerak dalam bejana harus dibawah lempeng yang
telah berisi totolan sampel. Bejana kromatografi harus
tertutup rapat dan sedapat mungkin volume fase gerak sedikit
mungkin (akan tetapi harus mampu mengelusi lempeng
sampai ketinggian lempeng yang telah ditentukan).
Penjenuhan fase gerak dilakukan dengan cara melapisi
bejana dengan kertas saring, fase gerak telah mencapai ujung
dari kertas saring, maka dapat dikatakan fase gerak telah
jenuh (Spangenberg et al., 2011).
2.4.2.2 Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
KLT preparatif hampir selalu digunakan sebagai
langkah pemurnian akhir dalam prosedur isolasi. Ketebalan
penjerap yang sering dipakai adalah 0,5-2 mm, ukuran plat
yang digunakan untuk KLT preparatif biasanya 20x20 cm
atau 20x40 cm. Penjerap yang paling umum digunakan untuk
KLT preparatif adalah silika gel. Sebagai acuan, KLT
preparatif sebaiknya untuk memisahkan campuran senyawa

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 43

yang terdiri dari tidak lebih dari tiga senyawa. Jumlah sampel
yang dapat dipisahkan adalah 10-1000 mg (Sherma et al.,
2003).
2.4.2.3 Kromatografi Lapis Tipis dua arah
KLT dua arah atau KLT dua dimensi ini bertujuan
untuk meningkatkan resolusi sampel ketika komponen-
komponen solut mempunyai karakteristik kimia yang hampir
sama, karena nilai Rf juga hampir sama. Selain itu dua sistem
fase gerak yang sangat berbeda dapat digunakan secara
berurutan pada suatu campuran tertentu sehingga
memungkinkan untuk melakukan pemisahan analit yang
mempunyai tingkat polaritas yang hampir sama. KLT dua
arah dilakukan dengan melakukan penotolan sampel pada
lempeng kemudian dikembangkan dengan satu sistem fase
gerak sehingga campuran terpisah menurut jalur yang sejajar
dengan salah satu sisi kemudian lempeng diangkat,
o
dikeringkan, diputar 90 C dan diletakkan kedalam bejana
kromatografi yang berisi sistem fase gerak kedua, sehingga
bercak yang terpisah pada pengembangan pertama terletak
dibagian bawah lempeng kemudian dilakukan kromatografi
lagi (Gandjar dan Rohman, 2012).
2.5 Tinjauan tentang karakterisasi
2.5.1 KLT-Densitometer
Densitometer merupakan alat untuk mengukur sinar
balik yang dipantulkan atau yang dipancarkan oleh lempeng

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 44

KLT yang mengandung analit (Gandjar dan Rohman, 2012).


Hasil pengukuran dari densitometer berupa kromatogram
dengan data area sebagai sumbu Y dan Rf sebagai sumbu X.
2.5.2 HPLC
HPLC merupakan metode pemisahan senyawa kimia oleh
perbedaan kecepatan elusi (Gandjar dan Rohman, 2012).
HPLC dapat digunakan untuk pemisahan, pemurnian dan
identifikasi senyawa kimia dengan mendasarkan pada waktu
retensi senyawa kimia tersebut (Gandjar dan Rohman, 2012).
Detektor yang sering digunakan pada HPLC adalah detektor
PDA. Detektor PDA merupakan detektor UV-Vis yang
mampu memberikan kumpulan kromatogram secara simultan
pada panjang gelombang yang berbeda (antara 190-400 nm)
dalam sekali proses ((Gandjar dan Rohman, 2012).
2.5.3 GC
GC merupakan metode pemisahan senyawa organik
yang mudah menguap (Fowlis, 1998). Gas kromatografi
merupakan salah satu teknik kromatografi yang menggunakan
prinsip pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
kecepatan migrasi komponen-komponen penyusunnya. Gas
kromatografi biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu
senyawa yang terdapat pada campuran gas (Fowlis, 1998).
2.5.4 Speketroskopi Masa (MS)
Spektroskopi masa (Mass Spectroscopy) adalah salah
satu teknik analisis yang berguna untuk mengidentifikasi

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 45

senyawa yang belum diketahui identitasnya dan juga berguna


untuk elusidasi struktur. Prinsip dari spektroskopi masa
adalah melihat pola fragmentasi dari sampel yang telah
diubah menjadi bentuk ion melalui suatu proses ionisasi.
Teknik ini merupakan teknik yang sensitif, spectra yang
bagus tetap dapat dihasilkan meski dengan ukuran sampel
yang kecil (beberapa mikrogram). Teknik ini terbagi menjadi
ESI-MS, LC-MS, dan HR-MS (Kjer, 2009)

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Endofit merupakan bakteri (termasuk Actinomycetes) atau jamur


yang siklus hidupnya berada secara intra dan/atau ekstra seluler
dalam jaringan sehat dari tanaman inang, yang pada umumnya tidak
menyebabkan gejala penyakit pada inangnya (Fouda et al., 2015).
Bakteri dan/atau jamur endofit ditemukan hampir pada semua
spesies tanaman yang mempunyai jaringan pembuluh (Tan dan Zou,
2001). Endofit lebih banyak diisolasi dari jamur (Strobel dan Daisy,
2003). Hal ini dikarenakan menurut Keller and Holly (1998) jamur
endofit memiliki ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang
lebih baik dibandingkan bakteri dan waktu pertumbuhannya lebih
lambat dibandingkan dengan bakteri sehingga faktor faktor yang
berpengaruh terhadap pertumbuhannya lebih dapat dikendalikan
(Pratiwi, 2015). Sebagian besar endofit mampu menghasilkan
metabolit aktif dan beberapa darinya terbukti mempunyai manfaat
sebagai obat (Astuti et al., 2014). Jamur endofit dapat membentuk
koloni dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya
(Arnold et al., 2001). Hubungan antara jamur endofit dengan
tanaman inangnya bervariasi dari saprofit, parasit, hingga mutualistik
(Strobel dan Daisy, 2003). Jamur endofit akan bersifat patogen
apabila tanaman inang mengalami stres dan/atau usia tanaman inang
sudah mulai tua (Tan dan Zou, 2001).
Metabolit sekunder yang dihasilkan jamur endofit meliputi
berbagai golongan senyawa kimia seperti isoprenoid, poliketida,

46

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 47

turunan asam amino, terpenoid, steroid, xanton, fenol, isokumarin,


benzopiranon, tetralon, sitokalasin, eniatin, alkaloid, fenilpropanoid,
senyawa aromatik, dan peptida (Schulz et al., 2002; Astuti et al.,
2014). Beberapa peneliti melaporkan senyawa yang dihasilkan jamur
endofit mempunyai potensi aktivitas biologis yang sangat besar dan
beragam diantaranya sebagai antimikroba, antivirus, antiparasit,
antitumor, antioksidan, imunomodulator, antituberkulosis dan
insektisida (Astuti et al., 2014; Hussain et al., 2014).
Aglaia odorata Lour merupakan salah satu diantara beragam
tanaman berkhasiat obat yang digunakan masyarakat Indonesia.
Bagian tanaman pacar cina memiliki beberapa khasiat antara lain
daun berkhasiat sebagai insektisida, penghambat makan
(antifeedant), penghambat perkembangan serangga (growth
regulator), mengatasi memar, bisul, darah haid banyak, bau badan
dan diare. Bagian bunga berkhasiat untuk mengatasi perut kembung,
sukar menelan, batuk, pusing dan mempercepat persalinan (Setiawati
et al., 2008). Selain itu, ekstrak Aglaia odorata Lour mempunyai
khasiat sebagai antimiroba, insektisida, dan sebagai wangi-wangian
(Kinghorn et al., 2011). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
oleh Zhang et al., (2012), pada tanaman ini berhasil diisolasi 20 jenis
senyawa yaitu dua senyawa kumarin-lignoid, satu senyawa sterol,
delapan senyawa triterpenoid, enam senyawa flavonoid, dua
senyawa bisamid dan satu senyawa flavagline. Senyawa flavagline
dan bisamida merupakan senyawa yang baru dilaporkan dari Aglaia
odorata Lour.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 48

Kriteria tumbuhan inang untuk dapat diisolasi mikroba


endofitnya yaitu Berasal dari lingkungan unik, sejarah etnobotani,
tumbuh di daerah endemik, dan tumbuh di daerah biodiversitas
tinggi/ daerah beriklim tropis, memiliki berkas pengangkutan
(Stroobel dan Daisy, 2003). Cladosporium oxysporum merupakan
salah satu dari 135 jamur endofit yang berhasil diisolasi dari Aglaia
odorata Lour yang diperoleh dari Kebun Raya Purwodadi (Sugijanto
et al, 2003). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ekstrak etil
asetat jamur endofit Cladosporium oxysporum diduga mengandung
golongan senyawa steroid atau flavonoid yang bersifat sebagai
antioksidan dan senyawa terpenoid yang aktif dalam melawan
bakteri, jamur, virus dan protozoa.(Putri, 2014; Laksmi, 2014).
Senyawa antimikroba dari Cladosporium sp yaitu Brefeldin A,
Sumiki’s acid, acetyl Sumiki’s acid, iso cladospolide B, 3-Phenyl-2-
propenoic acid, Aconitine (Yang et al., 2012; Wang et al., 2007;
Jadulco et al., 2001; Gesner et al., 2005).
Hasil pengujian aktivitas terhadap ekstrak etil asetat jamur
endofit Cladosporium oxysporum dari Aglaia odorata Lour
menunjukkan bahwa 6 dari 13 fraksi-fraksi yang diuji menghambat
Staphylococcus aureus ATCC 6538, Escherichia coli ATCC 8739
dan Candida albicans ATCC 10231 (Dorra, 2011). Penelitian ini
merupakan kelanjutan dari penelitian terdahulu yang bertujuan untuk
isolasi dan karakterisasi untuk mendapatkan senyawa metabolit
sekunder yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antimikroba
dari fraksi aktif tersebut.
Kerangka konseptual penelitian disajikan dalam gambar 3.1

48

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 49

Kriteria tumbuhan inang untuk


Endofit merupakan bakteri (termasuk Actinomycetes) dapat diisolasi mikroba
atau jamur yang hidup secara intra dan/atau ekstra
seluler dalam jaringan sehat dari tanaman inang, pada endofitnyaBerasal dari
umumnya tidak menyebabkan gejala penyakit pada lingkungan unik, Sejarah
tanaman inangnya (Fouda et al., 2015). etnobotani, Tumbuh di daerah
endemik, dan Tumbuh di daerah
biodiversitas tinggi/ beriklim

Beberapa penelitian telah melaporkan tropis, Memiliki berkas

bahwa senyawa yang dihasilkan jamur endofit pengangkutan (Strobel dan

mempunyai potensi aktivitas biologis yang sangat Daisy, 2003).

besar dan beragam diantaranya sebagai


:Antimikroba, Antivirus, Antiparasi, Antitumor,
Tanaman pacar cina memiliki khasiat : daun
Antioksidan, Imunomodulator, Antituberkulosis, sebagai insektisida, penghambat makan
Insektisida (Astuti et al., 2014; Hussain et al., (antifeedant), penghambat perkembangan
2014). serangga (growth regulator), mengatasi memar,
bisul, darah haid banyak, bau badan dan diare.
Bagian bunga untuk mengatasi perut kembung,
sukar menelan, batuk, pusing, dan mempercepat
persalinan. Ekstrak pacar cina berkhasiat
sebagai bakterisida, insektisida, dan angi-
wangian. (Kinghorn et al., 2011; Setiawati et
al., 2008).

Ekstrak etil asetat jamur endofit Senyawa antimikroba dari Cladosporium sp :


Cladosporium oxysporum mengandung Brefeldin A -> Quercus variabilis
golongan senyawa steroid atau flavonoid Sumiki’s acid -> Callyspongia aerizusa
yang bersifat sebagai antioksidan dan iso cladospolide B -> Niphates rowi
senyawa terpenoid yang aktif dalam (Wang et al., 2007; Jadulco et al., 2001; Gesner et
melawan bakteri, jamur, virus dan protozoa al., 2005).
(Putri, 2014; Laksmi, 2014).

Aktivitas ekstrak EtOAc jamur endofit Cl.


oxysporum dari A. odorata Lour 6 dari 13
fraksi-fraksi yang diuji menghambat S. aureus
ATCC 6538, E. coli ATCC 8739 dan C.
albicans ATCC 10231 (Dorra, 2011).

Isolasi dan karakterisasi senyawa metabolit sekunder dari fraksi 12 jamur


49 dari tanaman Aglaia odorata Lour.
Cladosporium oxysporum

Gambar 3.1 Skema kerangka konseptual penelitian


SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Tempat penelitian


Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi-
Bioteknologi Departemen Kimia Farmasi dan Laboratorium
Fitokimia Departemen Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga.
4.2 Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan adalah fraksi 12 ekstrak etil asetat
jamur endofit Cladosporium oxysporum yang diisolasi dari tanaman
inang Aglaia odorata Lour yang diperoleh dari Laboratorium
Mikrobiologi, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya
(Sugijanto et al.,2006). Determinasi C.oxysporum dilakukan oleh
Arnulf Diesel di Institut fur Pharmazeutische Biologie, Heinrich-
Heine-Universitat Dusseldof, Jerman.
Jamur ditumbuhkan pada media padat (malt extract agar)
dan diinokulasi pada media tersebut selama 7 hari kemudian
dipindahkan ke media cair malt extract dan diinkubasi selama 28-30
hari. Setelah dipanen jamur di ekstraksi menggunakan pelarut etil
asetat. Ekstrak etil asetat difraksinasi menggunakan kolom silica gel
dan menghasilkan 13 fraksi untuk dilakukan uji aktivitas
antimikroba, hasil akhir didapatkan bahwa 6 dari 13 fraksi
mempunyai aktivitas antimkroba terhadap Escherichia coli ATCC
8739, Candida albicans ATCC 10231, Staphylococcus aureus
ATCC 6538 (Dorra, 2011).
50

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51

4.3 Pelarut dan Pereaksi


Pelarut yang digunakan yaitu metanol p.a (J.T Baker), etil
asetat p.a (J.T Baker), kloroform p.a (Merck), n-hekasan p.a (J.T
Baker), dan diklorometana p.a (J.T Baker). KLT menggunakan plat
KLT silica gel 60 F254 Alumunium sheets 20x20 cm (Merck).
Deteksi noda dilakukan dengan lampu UV pada panjang gelombang
254 dan 366 nm dan pereaksi penampak noda anisaldehid-asam
sulfat pekat.
4.4 Alat-alat
Alat yang digunakan yaitu timbangan analitik, chamber
kromatografi CAMAG, lampu UV, ultrasonik, UFHPLC Shimadzu
20D, spektroskopi masa, kolom kromatografi ukuran diameter 2 cm
dan panjang 50 cm, dan alat-alat gelas yang biasa digunakan di
laboratorium.
4.5 Pelaksanaan Penelitian
4.5.1 Optimasi Eluen
Fraksi 12 ekstrak etil asetat jamur endofit Cladosporium
oxysporum yang diisolasi dari tanaman inang Aglaia odorata
Lour dilarutkan dengan etil asetat q.s dan diultrasonik selama 5
menit. Fraksi 12 dianalisis menggunakan KLT Silica gel 60
F254 dengan berbagai macam eluen dan perbandingan yang
mampu memberikan pemisahan yang paling baik. Penampak
noda yang digunakan adalah sinar UV 254nm dan 366nm dan
anisaldehid- Asam sulfat pekat.

51

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52

4.5.2 Kromatografi lapis tipis preparatif


Fraksi 12 ekstrak etil asetat jamur endofit Cladosporium
oxysporum yang diisolasi dari tanaman inang Aglaia odorata
Lour dilarutkan dengan etil asetat q.s dan diultrasonik selama 5
menit. Menotolkan fraksi yang terpilih pada plat KLT silica gel
60 F254 kemudian dilakukan eluasi. Setelah eluasi selesai noda
dianalisis dengan sinar UV pada panjang gelombang 254 nm
dan 366 nm dan penampak noda anisaldehid-asam sulfat pekat.
Noda yang sudah dianalisi kemudian dikerok.
4.5.3 Uji kemurnian
Uji kemurnian menggunakan KLT 2 dimensi. Menotolkan
fraksi yang terpilih pada plat KLT Silica gel F254 dengan
ukuran 5cm X 5cm dan mengeluasi menggunakan eluen
terpilih kemudian dianalisis menggunakan sinar UV pada
panjang gelombang 254 nm dan 366 nm dan penampak noda
anisaldehid- asam sulfat pekat.
4.5.4 Karakterisasi isolat
Karakterisasi isolat dilakukan dengan menggunakan
KLT-densitometri, HPLC, GC, Mass Spectroscopy (MS) dan
Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Prinsip dari KLT-
densitometri, HPLC dan GC adalah partisi sampel pada fase
gerak dan fase diam berdasarkan polaritasnya, sedangkan
prinsip dari Mass Spectroscopy adalah melihat pola fragmentasi
dari sampel yang telah diubah menjadi bentuk ion melalui suatu
proses ionisasi.

52

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

4.6 Skema kerja

Fraksi no. 12 ekstrak etil asetat jamur Cladosporium


oxysporum dari Aglaia odorata Lour.

Gambar 4.1 Skema kerja pelaksanaan penelitian fraksi no 12 ekstrak etilasetat


53
jamur Cladosporiun oxysporum dari Aglaia odorata Lour.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


54
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Fraksi terpilih untuk dimurnikan


Fraksi jamur endofit yang aktif dipilih fraksi 12.2 dengan
berat 52,3 mg untuk dimurnikan lebih lanjut. Profil KLT dari
subfraksi 12.2 ekstrak etiasetat jamur endofit Cladopsorium
oxysporum dari Aglaia odorata L adalah sebagai berikut :

Gambar 5.1 KLT fraksi 12.2 ekstrak etil asetat jamur Cladosporium
oxysporum dengan fase diam silica gel 60F254; fase gerak adalah
Diklorometana : EtOAc = 9:1. Penampak noda UV254 (kiri) serta
anisaldehid-asam sulfat pekat (kanan). Keterangan angka
menunjukkan nomor fraksi.
5.2 Kromatografi lapis tipis preparatif untuk fraksi 12.2
Fraksi 12.2 dipilih untuk dimurnikan berdasarkan
pertimbangan pertimbangan profil KLT yang menarik dengan
pereaksi anisaldehid-asam sulfat pekat dengan RF 0,34 mempunyai

54

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


55
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

warna merah-ungu dan noda dengan Rf 0,43 aktif kuat terhadap sinar
UV254nm. Proses kromatografi lapis tipis preparatif menggunakan fase
diam silica gel60 dan fase gerak diklorometana : EtOAc = 9:1. Hasil
kromatografi lapis tipis preparatif adalah 8 subfraksi, selanjutnya
dilakukan uji kemurnian untuk subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7 dan
optimasi eluen untuk subfraksi 12.2.8. Fase gerak terpilih untuk
subfraksi 12.2.8 adalah kloroform : methanol = 8:2.

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8

1 : subfraksi 12.2.1
Keterangan : 2: subfraksi 12.2.2
3: subfraksi 12.2.3
4 : subfraksi 12.2.4
5 : subfraksi 12.2.5
6 : subfraksi 12.2.6
7 : subfraksi 12.2.7
8 : subraksi 12.2.8
Gambar 5.2 Hasil KLT 8 subfraksi hasil KLT preparatif subfraksi
12.2 ekstrak etilasetat jamur C. oxysporum dengan fase diam silica
gel 60F254; fase gerak diklorometana : EtOAc= 9:1. Keterangan
angka menunjukkan nomor fraksi.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


56
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hasil penimbangan subfraksi :

Tabel 5.1 Penimbangan subfraksi hasil KLT preparative

Rf dengan penampak
No. Fraksi Berat zat (mg) Rf dengan UV254nm noda Anisaldehid-
H2SO4 p

12.2.1 1,8 0,86 0,86

12.2.2 1,0 - -

12.2.3 2,4 0,95 -

12.2.4 3,5 0,45 -

12.2.5 4,6 - -

12.2.6 6,3 0,43 -

12.2.7 13,7 - 0,34

12.2.8 9,1 - -

Gambar 5.3 Hasil KLT Fraksi 12.2.8 ekstrak


etil asetat jamur C. oxysporum dengan fase diam
silica gel 60 F254; fase gerak kloroform :
metanol= 8:2. Penampak noda dengan sinar UV
panjang gelombang 254nm (kiri) dan penampak
noda anisaldehid-asam sulfat pekat (kanan).
Keterangan angka menunjukkan nomor fraksi.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


57
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.3 Uji kemurnian subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7 dengan KLT 2


Dimensi
Berdasarkan hasil KLT dengan fase diam silica gel 60G dan
fase gerak Diklorometana:EtOAc= 9:1, subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7
menunjukkan satu noda untuk memastikan bahwa noda sudah murni
maka dilakukan uji kemurnian dengan KLT 2 Dimensi. KLT 2
Dimensi menggunakan ukuran plat 5x5 cm, fase gerak
Diklorometana : EtOAc= 9:1 dan fase diam silica gel 60 G.

12.2.6 12.2.6

12.2.7 12.2.7
Gambar 5.4 Hasil KLT 2 Dimensi subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7
dengan fase diam silica gel 60F254; fase gerak diklorometana :
EtOAc= 9:1. Penampak noda UV254 (kiri) serta anisaldehid-asam
sulfat (kanan). Keterangan angka menunjukkan nomor fraksi.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


58
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.4 Karakterisasi subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7

Berdasarkan hasil KLT 2 Dimensi subfraksi 12.2.6


menunjukkan satu noda yang aktif terhadap UV254nm tetapi dengan
penampak noda anisaldehid-asam sulfat pekat masih terdapat jumlah
noda yang banyak dan subfraksi 12.2.7 menunjukkan satu noda yang
aktif terhadap penampak noda anisaldehid-asam sulfat dan UV254nm.
Karakteristik kimia dari senyawa yang terkandung dalam subfraksi
12.2.6 dan 12.2.7 dilakukan dengan KLT- Densitometer, HPLC dan
GC.
5.4.1 Karakterisasi dengan KLT-densitometer subfraksi
12.2.6 dan 12.2.7 dengan CAMAG TLC SCANNER 3

12.2.6 12.2.7

Gambar 5.5 Hasil kromatogram subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7


dianalisa pada panjang gelombang 254nm. Keterangan angka
menunjukkan nomor fraksi.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


59
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

12.2.6 12.2.7

Gambar 5.6 Hasil spektra UV subfraksi 12.2.6 dengan Rf: 0,43 dan
12.2.7 dengan Rf: 0,34 dianalisa dengan KLT-densitometer dengan
eluen dcm : EtOAc = 9:1. Keterangan angka menunjukkan nomor
fraksi.
Tabel 5.2 Rf dan panjang gelombang maksimum subfraksi 12.2.6
dan 12.2.7
Fraksi Rf λmak (nm)

12.2.6 0,43 268

12.2.7 0,34 273

5.4.2 Karakterisasi subfraksi 12.2.6 dan 12.2.8 dengan HPLC


Tabel 5.3 Kondisi HPLC untuk analisis subfraksi 12.2.6 dan 12.2.8

Merk HPLC UFLC Shimadzu 20 AD

Kolom Phenomenex RP-18, ukuran pori 100 Å

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


60
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Suhu kolom 300C

Konsentrasi sampel 25.000 ppm

Time program 45.00 menit

Pump Mode Low pressure gradient

Total flow 1,000 ml/min

Pressure limit Max 350

Detector PDA

Tabel 5.4 Program waktu gradien eluen HPLC untuk subfraksi


12.2.6 dan12.2.8

Waktu (menit) Eluen Komposisi (%)

0.01 Metanol:Air 30:70

22.00 Metanol:Air 50:50

30.00 Metanol:Air 80:20

36.00 Metanol:Air 99.9:0.1

37.00 Metanol 100

45.00 Metanol 100

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


61
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

C
Gambar 5.7 (A) Hasil kromatogram HPLC fraksi 12.2.6 pada
panjang gelombang 254nm (B) Profil spectra UV puncak senyawa
yang memiliki waktu retensi 7,959 menit dengan panjang gelombang
maksimum 261 nm (C) Hasil counter plot senyawa subfraksi 12.2.6
dengan waktu retensi 7,959 menit.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


62
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

F
Gambar 5.8 (D) Hasil kromatogram HPLC subfraksi 12.2.8 pada
panjang gelombang 254nm (E) Profil spectra UV senyawa yang
memiliki waktu retensi 5,085 menit dengan panjang gelombang
maksimum 261 nm (F) Profil spektra UV senyawa yang memiliki
waktu retensi 6,089 menit dengan panjang gelombang maksimum
264 nm

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


63
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Contour plot senyawa dengan tr: 5,085


menit

Contour plot senyawa dengan tr: 6,089


menit

Gambar 5.8 (G) Profil contour plot senyawa yang memiliki waktu
retensi 5,085 menit (H) Profil contour plot senyawa yang memiliki
waktu retensi 6,089 menit.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


64
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.4.3 Karakterisasi subfraksi 12.2.7 dengan GC-FID dengan


Agilent Technologies 6890N
Analisis menggunakan kromatografi gas dilakukan dengan
kondisi sebagai berikut: kolom HP-5 dengan panjang kolom 30
meter, suhu inlet 2500C, Split ratio 50:1, flow 1.0, suhu dimulai
dari 1000C hingga 2500C dengan kenaikan 50C per menit selama
30 menit.

Gambar 5.9 Hasil kromatogram fraksi 12.2.7 yang dianalisis dengan


GC-FID dengan kolom HP-5, suhu inlet 2500C, Split ratio 50:1, flow
1.0, suhu dimulai dari 1000C hingga 2500C dengan kenaikan 50C per
menit selama 30 menit dan fase gerak gas helium.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


65
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.4.4 Karakterisasi subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7 dengan GC-


MSD Agilent 6973 series

Gambar 5.10 Hasil kromatogram subfraksi 12.2.6 dianalisis dengan


GC-MSD dengan kolom HP-5, suhu inlet 2500C, Splitless, flow 1.0,
suhu dimulai dari 1000C hingga 2500C dengan kenaikan 50C per
menit selama 30 menit dan fase gerak gas helium.

Gambar 5.11 Hasil spektrum massa senyawa pada subfraksi 12.2.6


dengan waktu retensi 24,22 menit

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


66
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 5.15 Hasil kromatogram fraksi 12.2.7 yang dianalisis


dengan GC-MS dengan kolom HP-5, suhu inlet 2500C, Split ratio
50:1, flow 1.0, suhu dimulai dari 1000C hingga 2500C dengan
kenaikan 50C per menit selama 30 menit dan fase gerak gas helium.

Gambar 5.16 Hasil spektrum massa senyawa subfraksi 12.2.7


dengan tr: 23,30 menit yang dianalisis dengan GC-MS Agilent
dengan kondisi: kolom HP-5, suhu inlet 2500C, Split ratio 50:1, flow
1.0, suhu dimulai dari 1000C hingga 2500C dengan kenaikan 50C per
menit selama 30 menit dan fase gerak gas helium.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


67
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 5.17 Hasil spektrum massa senyawa 4-4’-(1-


methylethylidene)bisphenol

Gambar 5.18 Struktur senyawa 4-4’-(1-methylethylidene)bisphenol

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


68
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 5.19 Hasil prediksi fragmentasi senyawa 4-4’-(1-


methylethylidene)bisphen

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


69
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB VI

PEMBAHASAN

Proses pemurnian awal dari fraksi 12 menggunakan


kromatografi kolom dengan fase diam Sephadex LH-20 dengan fase
gerak metanol 100% , diperoleh 3 subfraksi yaitu subfraksi 12.1,
12.2 dan 12.3 (Pratiwi, 2015). Subfraksi 12.2 merupakan subfraksi
yang terpilih untuk dimurnikan lebih lanjut berdasarkan
pertimbangan karakter noda yang menarik dan keterpisahan antar
noda sudah baik. Metode pemurnian dilakukan dengan kromatografi
lapis tipis preparatif. Metode pemurnian ini terpilih karena jumlah
sampel sedikit yaitu 53,2 mg sehingga tidak memungkinkan
dipisahkan dengan kromatografi kolom. Fase diam yang digunakan
dalam KLT-preparatif adalah silika gel 60 dan fase gerak terpilih
yaitu diklorometana : etilasetat = 9:1.
Hasil kromatografi preparatif subfraksi 12.2 sebanyak 8
subfraksi. Dari 8 subfraksi dilakukan KLT. Hasil KLT (Gambar
5.2) terdapat tiga subfraksi yang dapat dilakukan analisis lebih lanjut
yaitu fraksi 12.2.6, 12.2.7 dan 12.2.8. Pada subfraksi 12.2.6 dan
12.2.7 menunjukkan satu noda sehingga dipilih untuk dilakukan uji
kemurnian. Subfraksi 12.2.8 belum menunjukkan keterpisahan noda
yang baik namun memiliki berat yang cukup besar yaitu 9,1 mg
sehingga dilakukan optimasi fase gerak (eluen). Proses optimasi fase
gerak (eluen) dilakukan untuk mendapatkan eluen yang dapat
memisahkan noda dengan baik dan fase gerak terpilih nantinya akan

69

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


70
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

digunakan sebagai fase gerak dalam KLT subfraksi 12.2.8 untuk


pemurnian lebih lanjut. Optimasi eluen dilakukan dengan mencoba
beberapa komposisi eluen. Fase gerak terpilih untuk subfraksi 12.2.8
adalah kloroform : metanol 8:2 (Gambar 5.3).
Subfraksi 12.2.6 memiliki berat 6,3 mg dan berdasarkan hasil
KLT didapatkan noda tunggal dengan Rf 0,43 yang terlihat dengan
UV254 dan terlihat dengan penampak noda anisaldehid-asam sulfat
dengan warna coklat lemah, warna yang timbul dapat demikian
kemungkinan dapat disebabkan oleh kurang meratanya penampak
noda yang disemprotkan atau noda kurang aktif terhadap penampak
noda anisaldehid-asam sulfat pekat. Proses analisis selanjutnya
dilakukan uji kemurnian dengan KLT 2D dengan fase gerak
diklorometana : etilasetat = 9:1. Hasil uji kemurnian (Gambar 5.4)
noda pada subfraksi 12.2.6 belum murni tetapi terdapat satu noda
dominan yang aktif kuat terhadap sinar UV254. Subfraksi 12.2.6
diketahui larut dalam metanol sehingga analisis lebih lanjut dapat
dilakukan dengan KLT-densitometer dan HPLC sistem reverse
phase.
Profil kromatogram KLT-densitometer subfraksi 12.2.6
menunjukkan terdapat satu puncak dominan pada Rf 0,43 (Gambar
5.5). Diamati spektrum UV pada Rf tersebut menunjukkan adanya
serapan pada λmak 268 nm (Gambar 5.6). Serapan pada panjang
gelombang ini dapat menjadi petunjuk adanya gugus kromofor
benzene atau inti aromatis (202nm - 275nm) (Sampietro et al.,
2009).

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71

Profil kromatogram HPLC subfraksi 12.2.6 dapat dilihat pada


Gambar 5.7(A). Eluasi dilakukan secara gradien dengan eluen
metanol dan air. Eluasi gradien baik digunakan untuk kondisi
pemisahan dengan sampel yang komplek seperti bahan alam yang
memiliki derajat polaritas yang beragam (Sarker et al., 2006). Eluasi
gradien dimulai dengan komposisi metanol : air (30:70) hingga
menit ke 45 komposisi eluen menjadi metanol 100%. Detektor yang
digunakan adalah detektor PDA yang dapat mendeteksi senyawa
organik pada rentang panjang gelombang 200-600 nm, detektor PDA
dapat mendeteksi absorbansi UV/Vis pada beberapa panjang
gelombang sekaligus (Sarker et al., 2006).
Kromatogram HPLC subfraksi 12.2.6 pada panjang
gelombang 254 nm menunjukkan ada satu puncak dominan pada
waktu retensi 7,959 menit dengan % kemurnian 84,98% (Gambar
5.7(A)). Diamati spektrum UV pada puncak tersebut (Gambar
5.7(B)) menampilkan adanya serapan pada panjang gelombang
maksimum 261 nm dengan intensitas 300 mAU. Serapan pada
panjang gelombang ini dapat menjadi petunjuk adanya gugus
kromofor benzene atau inti aromatis (202nm - 275nm) (Sampietro et
al., 2009). Berdasarkan gambaran contour plot terhadap subfraksi
12.2.6 (Gambar 5.7(C)) dapat dilihat bahwa puncak yang terdeteksi
pada waktu retensi 7,959 menit memiliki intensitas berwarna biru
yang berarti cukup murni. Berdasarkan gambaran contour plot
dikatakan bahwa dalam satu puncak pada waktu retensi ke 7,959

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72

menit hanya terdapat satu senyawa, untuk memastikan senyawa yang


terkandung dalam subfraksi 12.2.6 maka dilakukan analisis lebih
lanjut menggunakan GC-MS. Hasil kromatogram GC-MS subfraksi
12.2.6 menunjukkan adanya puncak pada waktu retensi 24,22 menit
(Gambar 5.10). MS merupakan detektor yang dapat mendeteksi
molekul-molekul gas bermuatan, berdasarkan massa atau beratnya
(Pavia et al., 2009). Spektrum massa merupakan gambaran antara
limpahan relative lawan perbandingan massa/muatan. Spektrum
massa senyawa pada subfraksi 12.2.6 dengan waktu retensi 24,22
menit dapat dilihat pada Gambar 5.11. Selanjutnya akan dilakukan
elusidasi struktur terhadap subfraksi 12.2.6.
Subfraksi 12.2.7 memiliki berat 13,7 mg dan berdasarkan
hasil KLT didapatkan noda tunggal yang terlihat dengan UV254 dan
terlihat dengan penampak noda anisaldehid-asam sulfat dengan
warna merah-ungu. Senyawa yang menghasilkan noda warna
keungunan dengan penampak noda anisaldehide-H2SO4
menunjukkan bahwa senyawa tersebut merupakan golongan
terpenoid atau steroid (Sherma, 2003). Proses analisis selanjutnya
dilakukan uji kemurnian dengan KLT dua dimensi dengan fase gerak
diklorometana : etilasetat = 9:1. Dari hasil uji kemurnian (Gambar
5.4) noda pada fraksi 12.2.7 sudah murni atau hanya terdapat satu
noda. Subfraksi 12.2.7 diketahui larut dalam etilasetat sehingga
analisis selanjutnya dapat dilakukan dengan KLT-densitometer dan
GC.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73

Profil kromatogram KLT-densitometer subfraksi 12.2.7


menunjukkan terdapat satu puncak dominan pada Rf 0,34 (Gambar
5.5). Diamati spektrum UV pada Rf tersebut menunjukkan adanya
serapan pada panjang gelombang maksimum 273 nm (Gambar 5.6).
Serapan UV pada panjang gelombang sekitar 270 nm dapat menjadi
petunjuk adanya senyawa fenol (Skoog et al., 2007).
Profil kromatogram GC subfraksi 12.2.7 dapat dilihat pada
Gambar 5.9. Pemograman suhu dilakukan secara pemisahan suhu
terprogram atau suhu yang berubah secara terkendali yaitu dengan
suhu dimulai dari 1000C hingga 2500C dengan kenaikan 50C per
menit selama 30 menit. Pemisahan dengan suhu terprogram mampu
meningkatkan resolusi komponen-komponen dalam suatu campuran
yang mempunyai titik didih pada kisaran yang luas seperti sampel
bahan alam (Skoog, 2013). Detektor yang digunakan adalah detektor
FID yang dapat mendeteksi adanya atom karbon pada senyawa
organik sehingga detektor ini dapat digunkana oleh hampir semua
senyawa organik (Skoog, 2013).
Kromatogram GC subfraksi 12.2.7 menunjukkan ada 1
puncak dominan pada waktu retensi 27,868 menit (Gambar 5.9).
Memastikan senyawa yang terkandung dalam subfraksi 12.2.7 maka
dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan GC-MS.
Kromatogram GC-MS subfraksi 12.2.7 menunjukkan ada 1
puncak dominan pada waktu retensi 23,30 menit (Gambar 5.15).
MS merupakan detektor yang dapat mendeteksi molekul-molekul

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74

gas bermuatan, berdasarkan massa atau beratnya (Pavia et al., 2009).


Spektrum massa merupakan gambaran antara limpahan relative
lawan perbandingan massa/muatan. Spektrum massa senyawa dalam
subfraksi 12.2.7 dengan waktu retensi 23,30 menit dapat dilihat pada
Gambar 5.16 dengan [M]+ m/z 228 menunjukkan tipe fragmentasi
pada C kwartener dengan pola fragmentasi m/z 213 [M-15], 119 [M-
109], 91 [M-137], 77 [M-151], dan 65 [M-163]. Selanjutnya
dilakukan elusidasi struktur dari data spektrum massa tersebut
menggunakan mass bank (www.massbank.jp) dan diidentifikasi
identik dengan senyawa 4-4’-(1-methylethylidene)bisphenol dengan
skor kemiripan 88,31%. Kriteria kemiripan dengan database dapat
dianggap sama apabila > 80% (Odchimar et al., 2016). Struktur dan
pola fragmentasi senyawa 4-4’-(1-methylethylidene)bisphenol
berturut-turut dapat dilihat pada Gambar 5.18 dan Gambar 5.19.
Senyawa 4-4’-(1-methylethylidene)bisphenol atau Bisphenol
A merupakan senyawa kimia penting yang terdiri dari dua gugus
fenol dan utamanya digunakan pada industri untuk pembuatan plastic
polikarbonat dan epoksi resin, selain itu bisfenol A dapat
meenyebabkan gangguan pada endokrin (Chhaya dan Gupte, 2013;
Fujiwara et al., 2016)).
Senyawa bisphenol-sesquiterpen telah diisolasi dari jamur
Kionochaeta ramifera BCC 7585. Senyawa bisphenol-sesquiterpen
yang diisolasi adalah ramiferin dan menunjukkan aktivitas
antimalarial dan antituberkulosis (Bunyapaiboonsri et al., 2008).

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75

Adanya bukti penelitian diatas memungkinkan bahwa senyawa 4-4’-


(1-methylethylidene)bisphenol atau Bisphenol A merupakan salah
satu senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktifitas antijamur
yang diberikan oleh fraksi 12 ekstrak etilasetat jamur endofit dari
Aglaia odorata Lour.
Subfraksi 12.2.8 memiliki berat 9,1 mg dan berdasarkan hasil
KLT didapatkan noda pada subfraksi ini belum dapat terpisah
(Gambar 5.2) oleh karena itu dilakukan optimasi eluen untuk
mendapatkan eluen yang dapat memisahkan noda dengan baik.
Optimasi eluen dilakukan dengan mencoba berbagai macam eluen.
Eluen terpilih yaitu kloroform : methanol = 8:2. Profil KLT subfraksi
12.2.8 dengan eluen kloroform : methanol= 8:2 menunjukkan adanya
dua noda dengan Rf masing-masing 0,7 dan 0,8 yang aktif terhdap
sinar UV254nm dan penampak noda anisaldehide-H2SO4 pekat dengan
warna ungu Gambar 5.3. Senyawa yang menghasilkan noda warna
keungunan dengan penampak noda anisaldehide-H2SO4 pekat
menunjukkan bahwa senyawa tersebut merupakan golongan
terpenoid atau steroid (Sherma, 2003). Subfraksi 12.2.8 larut dalam
metanol. Memastikan noda yang terdapat pada subfraksi 12.2.8
murni maka dilakukan anlisis dengan HPLC dan GC.
Kromatogram HPLC subfraksi 12.2.8 pada λ254 nm
menunjukkan ada dua puncak dominan pada waktu retensi 5,085
menit dengan % kemurnian 22,11% dan 6,089 menit dengan %
kemurnian 76,79% (Gambar 5.8(D)). Spektrum UV pada puncak

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76

tersebut menampilkan adanya serapan pada λmak 261 nm pada tr


5,085 menit (Gambar 5.8(F)) dan λmak 264 nm pada tr 6,089 menit
(Gambar 5.8(G)). Serapan pada λ ini dapat menjadi petunjuk
adanya gugus kromofor inti aromatis (202nm - 275nm) (Sampietro et
al., 2009). Berdasarkan gambaran contour plot terhadap subfraksi
12.2.8 (Gambar 5.7(C)) dapat dilihat bahwa puncak yang terdeteksi
pada waktu retensi 5,085 menit dan 6,089 menit memiliki intensitas
berwarna merah yang berarti cukup tinggi, berdasarkan gambaran
contour plot dikatakan bahwa dalam satu puncak pada waktu retensi
ke 5,085 dan 6,089 menit hanya terdapat satu senyawa.
Kromatogram GC dengan detektor FID subfraksi 12.2.8 tidak
menunjukkan adanya puncak yang dominan, namun terdapat puncak
kecil-kecil yang sangat banyak. Hal ini dikarenakan senyawa pada
subfraksi 12.2.8 tidak tahan terhadap suhu tinggi sehingga senyawa
pada subfraksi 12.2.8 terurai ketika di analisis dengan GC, maka
perlu dilakukan pemurnian kembali dengan HPLC-preparatif atau
LC-MS-MS karena jumlah sampel subfraksi 12.2.8 cukup kecil.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
77

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
1. Subfraksi 12.2.7 hasil pemisahan fraksi 12.2 ekstrak etil
asetat jamur Cladosporium oxysporum dari Aglaia odorata
Lour berdasarkan hasil spektrum MS dihasilkan identik
dengan senyawa 4,4’-(1-methylethylidene)bisphenol atau
bisfenol A dengan kemiripan 88,31% data base mass bank
dan 87% data base wiley7n.1.
2. Subfraksi 12.2.6 dan 12.2.8 hasil pemisahan fraksi 12.2
ekstrak etil asetat jamur endofit Cladosporium oxysporum
dari tanaman Aglaia odorata Lour. berdasarkan pereaksi
warna anisaldehid-H2SO4, mengandung senyawa golongan
terpenoid atau steroid yang bersifat aktif UV254.

7.2 Saran
Melakukan pemurnian lebih lanjut terhadap subfraksi
12.2.8 dengan LC-MS-MS atau HPLC-preparatif.

77

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Lukman Zulkifli. 2014. Pemilihan Antibiotik yang Rasional.


Medical Review Medicinus Vol. 27, No.3

Andreolli Marco , Silvia Lampisa, Giacomo Zapparoli, Elisa


Angelini, Giovanni Vallini, 2015. Diversity of bacterial
endophytes in 3 and 15 year-old grapevines of Vitis vinifera
cv. Corvina and their potential for plant growth
promotion and phytopathogen control. Microbiological
Research 183 (2016) 42–52. DOI:
10.1016/j.micres.2015.11.009

Arnold Elizabeth, Zuleyka Maynard, Gregory Gilbert, 2001. Fungal


endophytes in dicotyledonous neotropical tress: patterns of
abundance and diversity. Mycological Society 105 (12):
1502-1507. DOI: 10.1017/S0953756201004965

Assante Gemma, Adriana Bava, Gianluca Nasini, 2005.


Enhancement of a pentacyclic tyrosine kinase inhibitor
production in Cladosporium cf. cladosporioides by
Cladosporol. Appl Microbiol Biotechnol (2006) 69: 718–
721. DOI 10.1007/s00253-005-0054-2

Bensch, K., Groenewald, J. Z., Dijksterhuis, J., dkk., 2010. Species


and Ecological diversity within the Cladosporium

78

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79

cladosporioides complex (Davidiellaceae, Capnodiales).


Study in Mycology,
Bunyapaiboonsri T, Veeranondha S, Boonruangprapa T, Somrithipol
S, 2009. Ramiferin, a bisphenol-sesquiterpene from the
fungus Kionochaeta ramifera BCC 7585. Phytochemistry
Letters, p 204–206

Carolina santiago1, Lin Sun2, Murray Herbert Gibson Munro2, jacinta


Santhanam1, 2014. Polyketide and benzopyran compounds of
an endophytic fungus isolated from Cinnamomum
mollissimum: biological activity and structure. Asian Pac J
Trop Biomed, 4(8), p 627-632.

Casella hiago M., Véronique Eparvier, Hugues Mandavid, Audrey


Bendelac, Guillaume Odonne, Laura Dayan, Christophe
Duplais, Laila S. Espindola, Didier Stien, 2013.
Antimicrobial and cytotoxic secondary metabolites from
tropical leaf endophytes: Isolation of antibacterial agent
pyrrocidine C from Lewia infectoria SNB-GTC2402.
Phytochemistry 96 (2013) 370–377. DOI:
10.1016/j.phytochem.2013.10.004

Chhaya, Urvish dan Gupte, Akshaya 2013. Possible role of laccase


from Fusarium incarnatum UC-14 in bioremediation of
Bisphenol A using reverse micelles system. Journal of
Hazardous Materials 254–255

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80

De Hoog, G.,S., 2000. Atlas Of Clinical Fungi. Ed. 2:589


Diakses di www.clinicalfungi.org pada tanggal 20 Januari 2016
Dorra, B. L., 2011. Skripsi : Aktivitas Antimikroba Fraksi dari
Ekstrak Etil Asetat Jamur Endofit Cladosporium
oxysporum dari Aglaia odorata Lour. Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga Departemen Farmakognosi dan
Fitokimia.
Erma, N., Zaini, N. C., Indrayanto, G., 2003. Isolasi dan
Determinasi Jamur Endofit dari Aglaia eusideroxylon,
Aglaia odorata, dan Alyxia reinwardtii. Laporan Penelitian
DIKS, Surabaya : Universitas Airlangga.
Fouda Amr Hamza, Saad El-Din Hassan, Ahmed Mohamed Eid,
Emad El-Din Ewais, 2015. Biotechnological applications of
fungal endophytes associated with medicinal plant Asclepias
sinaica (Bioss.). Annals of Agricultural Science. DOI:
10.1016/j.aoas.2015.04.001

Fowlis, Ian A.,1998. Gas Chromatography Analytical Chemistry


by Open Learning. John Wiley & Sons Ltd: Chichester.
Diakses di
https://books.google.co.id/books?id=wVkz6Lei2dYC&pg=P
A35&lpg=PA35&dq=fowlis,+1998&source=bl&ots=GSdm
B32bg5&sig=VKXNHXDQvufpShbJF2rPm49iQAg&hl=en
&sa=X&ved=0ahUKEwii0rSh5I7OAhUKso8KHYX8AusQ

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81

6AEIHzAB#v=onepage&q=fowlis%2C%201998&f=false
pada tanggal 25 juli 2016

Gandjar, I. G., Rohman, A., 2012. Analisis Obat Secara


Spektrofotometri Dan Kromatografi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Hal 378.
Gesner R, Cohen N, Ilan M, Yarden O, Carneli S. 2005.
Pandangolide 1a, a Metabolite of the Sponge-Associated
Fungus Cladopsorium sp., and the Absolute Stereochemistry
of Pandangolide 1 and iso-Cladopsolide B. J. Nat. Prod. 68:
1350-1353

Goodman dan Gilman. 2011. The Pharmacological Basis of


Therapetuic. New York: The McGraw-Hill Companies,
Inc

Gritter Roy J, James M. Bobbitt, Arthur E. Schwarting. 1991.


Introduction to Chromatography. USA: Holden-Day, inc

Gunawan, Sulistia G., 2008. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.


Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 585.
Heng Zhanga, Zhi-Jun Songb, Wei-Quan Chena, Xin-Zhou Wuc,
Han-Hong Xua, Chemical constituents from Aglaia odorata
Lour. 2012. Biochemical Systematics and Ecology 41
(2012) 35–40.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
82

Hidayat Hussain, Christine Kliche-spory, Ahmed Al-Harrasi,


Ghulam Abbas, Ivan Robert Green, Barbara Schulz, Karsten
Krohn, Afzal Shah, 2014. Antimicrobial constituents from
three endophytic fungi. Asian Pac J Trop Med, 7(suppl 1):
S224-S227.

Hostettmann Kurt, Hostettmann Maryse, Andrew Marston. 1985.


Preparative Chromatography Techniques. New York:
Springer-Verlag Berlin Heidelberg

Huyan X.-H., Y.-P. Yang, Y.-M. Fan, W.-M. Huang, W. Li and Y.


Zhou, 2012. Cutaneous and Systemic Pathogenicity of a
Clinical Isolate of Cladosporium sphaerospermum in a
Murine Model. J. Comp. Path. 2012, Vol. 147, 354e359.
DOI: 10.1016/j.jcpa.2012.01.023

Jadulco R, Proksch P, Wray V, Sudarsono, Berg A, Grafe U. 2001.


New Macrolides and Furan Carboxylic Acid Derivatives
from the Sponge-Derrived Fungus Cladopsorium herbarum.
J. Nat. Prod. 64: 527-530 p. 61.

Johnson Edward L dan Stevenson Robert. 1991. Basic Liquid


Chromatography. Varian Sassociates, inc

Kinghorn Douglas, falk H, J. Kobayashi, 2011. Progress In the


Chemistry of Organic Natural Products, Volume 94. New
york: Springer p 4-5

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83

Kjer, Julia. 2009. Disertation: New Natural Products from


Endophytic Fungi from Mangrove Plants – Structure
Elucidation and Biological Screening. Mathematisch-
Naturwissenschaftlichen Fakultät der Heinrich-Heine-
Universität Düsseldorf

Kumar V, Ahamad T, Nishat N, 2008. Some O,O’,O’’,O’’’-di/tetra


aryldithioimidophonate transition metal complexes derived
from catechol and bisphenol-A as antibacterial and
antifungal agents. European Journal of Medicinal
Chemistry 44 785-793

Laksmi, ni kadek lintia. 2014. Isolasi: Purifikasi dan Karakterisasi


Metabolit dari fraksi no. 150-200 dan 2110-13 ektrask
etil asetat jamur endofit Cladosporium oxysporum dari
aglaia odorata lour. Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga Departemen Farmakognosi dan Fitokimia.

Madlan, Eva. 2013. Extraction, Isolation and Structure


Elucidation of Saponins from Herniaria incana.
Department of Chemistry Norwegian University of Science
and Technology.

Menteri Kesehatan RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Kepublik


Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Program

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84

Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah Sakit.


Menteri Kesehatan RI.

Ogórek Rafał, Agnieszka Lejman, Wojciech Pusz, Anna Miłuch,


Paulina Miodyńska, 2012. Characteristics and taxonomy of
Cladosporium fungi. Mikologia Lekarska 2012, 19 (2): 80-
85

Pavia, Donald L., Gary M. Lampman, George S. Kritz, Randall G.


Engel. 2006. Introduction to Spectroscopy 4th Ed.
Thomson Brooks/Cole. pp. 418-420.

Pratiwi, Risma. 2015. Skripsi: Isolasi Metabolit Sekunder dari


Fraksi 3 dan Fraksi 12 Ekstrak Etil Asetat Jamur
Endofit Cladosporium oxysporum dari Aglaia odorata
Lour. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Departemen
Farmakognosi dan Fitokimia.

Pratiwi, sylvia utami tunjung. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta:


Erlangga. Hal 38-42

Prihatiningtias, W., 2005. Senyawa bioaktif Fungi Endofit Akar


kuning (Fibraurea chloroleuca Miers) sebagai senyawa
antimikroba. Tesis. Sekolah Pascasarjana UGM.
Puji Astuti1, Wahyono1, Octavian Ashido Nababan2, 2014.
Antimicrobial and cytotoxic activities of endophytic fungi

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85

isolated from Piper crocatum Ruiz & Pav. Asian Pac J Trop
Biomed, 4(suppl 2): S592-S596.

Putri, gusti ayu anom suartha. 2014. Skripsi: Purifikasi dan


Karakterisasi Metabolit dari fraksi no. 101-149 dan 210-
213 ektrask etil asetat jamur endofit Cladosporium
oxysporum dari aglaia odorata lour. Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga Departemen Farmakognosi dan
Fitokimia.
Qi Shu-Hua, Ying Xu, Hai-Rong Xiong, Pei-Yuan Qian, Si Zhang,
2008. Antifouling and antibacterial compounds from a
marine fungus Cladosporium sp. F14. World J Microbiol
Biotechnol (2009) 25:399–406 DOI 10.1007/s11274-008-
9904-2

Raj K. Gokul, R. Manikandan, C. Arulvasu, M. Pandi, 2014. Anti-


proliferative effect of fungal taxol extracted from
Cladosporium oxysporum against human pathogenic bacteria
and human colon cancer cell line HCT 15. Molecular and
Biomolecular Spectroscopy 138 (2015) 667–674. DOI
10.1016/j.saa.2014.11.036

Restinia, Mita. 2012. Tesis : Evaluasi Klinik Penggunaan


Antibiotik pada Pasien Infeksi Di Hospital Universiti
Sains Malaysia Kelantan. Universitas Andalas.

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86

Roopa G., M.C. Madhusudhan, K.C.R. Sunil, N. Lisa, R. Calvin, R.


Poornima, N. Zeinab, K.R. Kini, H.S. Prakash, N. Geetha,
2015. Identification of Taxol-producing endophytic fungi
Salacia oblonga isolated from through genomic mining
approach. Journal of Genetic Engineering and
Biotechnology. DOI: 10.1016/j.jgeb.2015.09.002

Sarker, S. D., Latif, Z., Gray, A. I., 2006. Methods in


Biotechnology : Natural Products Isolation 2 nd. Humana
Press Inc., p. 19-21.
Sarrocco S dan Moretti A, 2015. Fungi. Encyclopedia of food and
health 162-168. http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-12-
384947-2.00341-X Diakses pada 5 Desember 2015

Schulz Barbara, Christine Boyle, Siegfried Draeger, Anne-Katrin


Rommert, 2002. Endophytic Fungi: a source of novel
biologically active secondary metabolites. Mycological
Society 106 (9): 996-1004. DOI: 10.1017/
S0953756202006342

Setiawan Dalimartha, 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid


I. Jakarta: Tribus Agriwidya hal 96

Setiawati, W., Murtiningsih, R., Gunaeni, N., Rubiati, T., 2008.


Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara
Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT). Balai Penelitian Tanaman

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87

Sayuran Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, hal. 136-
138.
Sherma Joseph dan Bernard Fried. 2003. Handbook of Thin-Layer
Chromatography Third Edition, Revised and Expanded.
New york: Marcel Dekker, Inc

Sitorus, M. 2009. Spektroskopi ( Elusidasi Struktur Molekul


Organik). Graha Ilmu. Yogyakarta. Hal 78.

Skoog Douglas A., F James Holler, Stanley R. Crouch, 2007.


Principles of Instrumental Analysis sixth edition.
Thomson Brooks/Cole, a part of The Thomson Corporation.
p 389

Spangenberg Bernd, Colin F. Poole, Christel Weins. 2011.


Quantitative Thin-Layer Chromatography A Practical
Survey. New york: Springer-Verlag Berlin Heidelberg

Strobel, G., Daisy, B., 2003. Bioprospecting For Microbial


Endophyte and Their Natural Products. Microbiology and
Molecular Biology Review, Vol. 67 No. 4, pp. 491 – 502.
Subandi. 2010. Mikrobiologi. Bandung: PT. Remaja rosdakarya.
Sugijanto NE, 2011. Produksi bahan bioaktif berkhasiat obat
menggunakan jamur endofit. Pidato disampaikan pada
Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kimia

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88

Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga di


Surabaya pada hari Sabtu, tanggal 22 Oktober 2011

Susilowati Ragil, Agus Sabdono, Ita Widowati, 2015. Isolation and


Characterization of Bacteria Associated with Brown Algae
Sargassum spp. from Panjang Island and Their Antibacterial
Activities. Procedia Environmental Sciences 23 ( 2015 )
240 – 246. DOI: 10.1016/j.proenv.2015.01.036

Tan, R. X., dan Zou, W. X., 2001. Endophytes : A Rich Source of


Functional Metabolites. Nat. Prod. Rep., pp 448 – 459.
Tasic S, Miladinovic Tasic N. Cladosporium spp. – cause of
opportunisic mycoses. ACTA Fac Med Naiss. 2007; 24:15-
19. twelfth edition. New york: The McGraw-Hill
Companies, Inc
Wang FW, Jiao RH, Cheng AB, Tan SH, Song YC, 2007.
Antimicrobial potentials of endophytic fungi residuing in
Quercus variabilis and Brefeldin A obtained from
Cladosporium sp. World J Microbial Biotechnol 23: 79-83

Yadav Manila, Amita Yadav, Jaya Parkash Yadav, 2014. In vitro


antioxidant activity and total phenolic content of endophytic
fungi isolated from Eugenia jambolana Lam. Asian Pac J
Trop Med 2014; 7(Suppl 1): S256-S261. DOI:
10.1016/S1995-7645(14)60242-X

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
89

Yang K, Liang J, Li Q, Kong X, Chen R, Jin Y. 2012. Cladosporium


cladosporoides XJ-AC03, an aconitine-producing
endophytic fungus isolated from Aconitum leucostomum.
World J Microbial Biotechnol. DOI 10.1007/s11274-012-
1246-4
Yenny dan Elly Herwana. 2007. Resistensi dari bakteri enterik:
Aspek global terhadap antimikroba. Universa medicina,
Vol. 26, hal 46-56.

Zhang ZB, Zeng QG, Yan RM, Wang Y, Zou ZR, Zhu D, 2011.
Endophytic fungus Cladopsorium cladosporoides MD2.
Current Microbiology 59: 227-232

SKRIPSI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ARMILA F.

Anda mungkin juga menyukai