Anda di halaman 1dari 95

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA TEH DAUN SIRSAK

(Annona muricata L.) TERHADAP VARIASI LAMA


PENYEDUHAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI
SINAR TAMPAK

SKRIPSI

OLEH:
VERAWATI
NIM 151524065

PROGRAM STUDI EKSTENSI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

1
Universitas Sumatera Utara
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA TEH DAUN SIRSAK
(Annona muricata L.) TERHADAP VARIASI LAMA
PENYEDUHAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI
SINAR TAMPAK

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara

OLEH:
VERAWATI
NIM 151524065

PROGRAM STUDI EKSTENSI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

2
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA TEH DAUN SIRSAK


(Annona muricata L.) TERHADAP VARIASI LAMA SEDUHAN
MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI
SINAR TAMPAK
OLEH:
VERAWATI
NIM 151524065

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal: 04 Oktober 2017
Disetujui oleh
Pembimbing I, Panitia Penguji,

Dra. Sudarmi, M.Si., Apt. Prof. Dr. rer. nat. Effendy Delux Putra, SU., Apt.
NIP 195409101983032001 NIP 195306191983031001

Pembimbing II,

Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt. Dra. Sudarmi, M.Si., Apt.
NIP 195201041980031002 NIP 195409101983032001

Dra. Tuty Roida Pardede, M.Si., Apt.


NIP 195401101980032001

Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt.


NIP 195201041980031002
Medan, Oktober 2017
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,

Prof. Dr. Masfria, M.Si., Apt.


NIP 195707231986012001

3
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

karunia yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul “Uji Aktivitas Antioksidan pada Teh Daun Sirsak (Annona

muricata l.) terhadap Variasi Lama Penyeduhan Menggunakan Spektrofotometri

Sinar Tampak”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Masfria, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas

Farmasi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan di

Fakultas Farmasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dra. Sudarmi,

M.Si., Apt., dan Bapak Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt., yang telah

meluangkan waktu dan tenaga dalam membimbing penulis dengan penuh

kesabaran dan tanggung jawab, memberikan petunjuk dan saran-saran selama

penelitian hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Bapak Prof. Dr.rer. nat. Effendy Delux Putra, SU.,Apt., selaku

ketua penguji dan ibu Dra. Tuty Roida Pardede, M.Si., Apt., selaku anggota

penguji yang telah memberikan saran untuk menyempurnakan skripsi ini, dan Ibu

Prof. Dr. Rosidah , M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing akademik serta Bapak

dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi USU yang telah banyak membimbing

penulis selama masa perkuliahan hingga selesai. Penulis juga mempersembahkan

rasa terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga, Bapak saya Nahasan

Sianturi, Ibu saya Gestariana dan abang serta adik-adikku tercinta atas limpahan

kasih sayang, doa dan semangat yang tak ternilai dengan apa pun.

iv
Universitas Sumatera Utara
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman Farmasi Ekstensi

angkatan 2015 untuk kebersamaan dan dorongan semangatnya, serta semua pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu hingga

selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih belum

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Medan, Oktober 2017


Penulis,

Verawati
NIM 151524065

v
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Verawati

NIM : 151524065

Program Studi : S-1 Ekstensi Farmasi

Judul Skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan pada Teh Daun Sirsak (annona
muricata l.) terhadap Variasi Lama Penyeduhan
Menggunakan Spektrofotometri Sinar Tampak.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan data dan

hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan orang lain

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat

karena kutipan yang ditulis setelah disebutkan sumbernya didalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam

skripsi ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia

menerima sanksi apapun oleh Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggng jawab pembimbing.

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat

digunakan jika diperlukan sebagai mana mestinya.

Medan, Oktober 2017


Yang Membuat Pernyataan

Verawati
NIM 151524065

vi
Universitas Sumatera Utara
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA TEH DAUN SIRSAK
(Annona muricata L.) TERHADAP VARIASI LAMA
PENYEDUHAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI
SINAR TAMPAK
ABSTRAK

Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau merendam


radikal bebas yang terdapat di dalam tubuh sehingga dapat menghambat beberapa
penyakit. Di dalam masyarakat biasanya daun sirsak di gunakan sebagai obat
herbal tradisional untuk pencegahan dan mengobati penyakit seperti kanker, serta
sebagai antioksidan alami yang biasanya di masyarakat digunakan dengan cara
merebus. Pemberian daun sirsak dalam bentuk teh dapat menjadi alternatif bagi
masyarakat karena memiliki kelebihan dibandingkan bentuk segarnya, salah
satunya lebih praktis, mudah dalam penggunaan, dan ekonomis. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada teh daun sirsak
terhadap variasi waktu penyeduhan.
Untuk mengetahui senyawa kimia yang berpotensi sebagai antioksidan
dilakukan pengujian skrining fitokimia pada sampel daun sirsak (Annona
muricata L.). Selain uji skrining fitokimia sampel daun sirsak (Annona muricata
L.) dibuat dalam bentuk sedian teh dengan pengeringan optimal suhu 50 0c
selama 150 menit. Teh diseduh dengan variasi waktu penyeduhan 2 menit, 4
menit, 6 menit, 8 menit dan 10 menit, selanjutnya ditambahkan DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan diukur menggunakan spektrofotometri sinar
tampak pada panjang gelombang 516 nm.
Hasil skrining fitokimia daun sirsak mengandung senyawa kimia golongan
alkaloid, flavonoida, glikosida, tanin, saponin dan steroida. Hasil pengujian
aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa teh daun sirsak dengan variasi waktu
penyeduhan 2 menit, 4 menit, 6 menit, 8 menit, dan 10 menit menunjukkan
aktivitas antioksidan lemah. Hasil uji statistika kurskal wallis aktivitas antioksidan
teh daun sirsak dengan variasi lama penyeduhan 2 menit, 4 menit, 6 menit, 8
menit dan 10 menit terdapat perbedaan secara signifikan

Kata kunci: Antioksidan, DPPH, Skrining Fitokimia, Teh Daun Sirsak dan
Variasi Lama Waktu penyeduhan

vii
Universitas Sumatera Utara
TEST OF ANTIOXIDANT ACTIVITY OF TEA LEAF LEAVES
(Annona muricata L.) TO OLD VARIATION USING VISIBLE
BEAM SPECTROPHOTOMETRY

ABSTRACK

Antioxidants are compounds that can counteract or soak free radicals


contained in the body so it can inhibit some diseases. In the community usually
soursop leaf is used as a traditional herbal remedy for prevention and treat
diseases such as cancer, as well as a natural antioxidant that is usually in the
community used by boiling. Provision of soursop leaves in the form of tea can be
an alternative for the community because it has advantages over its fresh form,
one of which is more practical, easy to use, and economical. The purpose of this
research is to know the antioxidant activity on soursop leaf tea to sediment time
variation.
To determine the chemical compounds that have the potential as an
antioxidant phytochemical screening tests on soursop leaf samples (Annona
muricata L.). In addition to the phytochemical screening test the soursop leaf
sample (Annona muricata L.) was prepared in the form of tea sedian with optimal
drying temperature 500c for 150 minutes. The tea was brewed with a variation of
brewing time of 2 minutes, 4 minutes, 6 minutes, 8 minutes and 10 minutes, then
added DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) and measured using visible light
spectrophotometry at 516 nm wavelength.
The results of phytochemical screening of soursop leaf contain chemical
compounds of alkaloids, flavonoids, glycosides, tannins, saponins and steroids.
The results of antioxidant activity test showed that soursop leaf tea with variation
of brewing time of 2 minutes, 4 minutes, 6 minutes, 8 minutes, and 10 minutes
showed different antioxidant activity with IC50 classified as week. The result of
statistical test of kurskal wallis antioxidant activity of soursop leaf tea with
variation of brewing time 2 minutes, 4 minutes, 6 minutes, 8 minutes and 10
minutes there was significant difference.

Keywords: Antioxidant, DPPH, Phytochemical Screening, Soursop Tea and


Variety of Sediment Time

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT................................................. vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

ABSTRACK .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 3

1.3 Hipotesis .................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5

2.1 Tumbuhan Sirsak ........................................................................ 5

2.2 Teh ............................................................................................... 6

2.3 Radikal Bebas .............................................................................. 9

2.4 Antioksidan .................................................................................. 10

2.5 Penentuan Aktivitas Antioksidan Dengan metode DPPH ........... 12

2.6 Spektrofotometer Visibel ............................................................. 13

ix
Universitas Sumatera Utara
2.7 Pengukuran Panjang Gelombang ................................................. 15

2.8 Waktu Pengukuran ....................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 16

3.1 Alat ............................................................................................. 16

3.2 Bahan ........................................................................................... 16

3.3 Pembuatan Pereaksi ..................................................................... 17

3.3.1 Pereaksi Besi (III) Klorida 1% .......................................... 17

3.3.2 Pereaksi Timbal (II) Asetat 0,4M ..................................... 17

3.3.3 Pereaksi Natrium Hidroksida 2 N ..................................... 17

3.3.4 Pereaksi Asam Klorida 2 N ............................................... 17

3.3.5 Pereaksi Asam Sulfat 2 N ................................................. 17

3.3.6 Pereaksi Mayer .................................................................. 17

3.3.7 Pereaksi Molisch ................................................................ 17

3.3.9 Pereaksi Dragendorff ......................................................... 18

3.3.10 Pereaksi Bouchardat ........................................................ 18

3.3.11 Pereaksi Liebermann-Burchard ....................................... 18

3.4 Skrining Fitokimia ...................................................................... 18

3.4.1 Pemeriksaan Alkaloid ........................................................ 18

3.4.2 Pemeriksaan Flavonoida .................................................... 19

3.4.3 Pemeriksaan Glikosida ...................................................... 19

3.4.4 Pemeriksaan Glikosida Antrakinon ................................... 20

3.4.5 Pemeriksaan Saponin ......................................................... 20

3.4.6 Pemeriksaan Steroida/Triterpenoid.................................... 20

3.4.7 Pemeriksaan Tanin............................................................. 21

3.4.8 Penetapan Kadar Air .......................................................... 21

x
Universitas Sumatera Utara
3.5 Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Tumbuhan........................ 22

3.5.1 Pengumpulan Bahan .......................................................... 22

3.5.2 Identifikasi Bahan Tumbuhan ............................................ 22

3.5.3 Pembuatan Teh Daun Sirsak .............................................. 22

3.6 Pengujian Aktivitas Antioksidan dengan Spektrofotometer ........ 23

3.6.1 Prinsip Pemerangkapan Radikal Bebas DPPH .................. 23

3.6.2 Pembuatan Larutan Blanko DPPH 0,5 mM ....................... 23

3.6.3 Pembuatan Larutan Blanko C=40 µg/mL .......................... 23

3.6.4 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum ........ 23

3.6.6 Pembuatan Larutan Induk Baku Teh Daun Sirsak............. 23

3.6.7 Pengujian Antioksidan Seduhan Teh Daun Sirsak ............ 24

3.6.8 Analisis Persen Pemerangkapan Radikal Bebas ................ 24

3.6.9 Analisis Nilai IC50 .............................................................. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 25

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan........................................................ 25

4.2 Hasil Skrining Fitokimia .............................................................. 25

4.3 Hasil Pembuatan Teh ................................................................... 27

4.4 Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan ........................................ 28

4.4.1 Hasil Panjang Gelombang Serapan Maksimum .............. 28

4.4.2 Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak .. 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 37

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kategori Nilai IC50 Sebagai Antioksidan ......................................... 13

4.1 Hasil Skrining Fitokimia .................................................................. 25

4.2 Beberapa Hasil Penelitian Skrining Fitokimia ................................. 26

4.3 Penurunan Absorbansi dan Persen Pemerangkapan DPPH oleh


Masing-masing Variasi Lama Seduhan Teh Daun Sirsak ............... 29

4.4 Hasil Persamaan Regresi Linier dan Hasil Analisis IC50 diperoleh dari
Masing-masing Variasi Waktu Teh Daun Sirsak .......................... 33

xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Mekanisme Reaksi DPPH Terhadap Senyawa Antioksidan ......... 12

4.1 Kurva Serapan Maksimum DPPH 40 µg/mL dalam Metanol


Menggunakan Spektrofotometer UV-Visibel ............................. 28

4.2 Grafik Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Variasi
Waktu 2 Menit ............................................................................... 30

4.3 Grafik Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Srsak Variasi
Waktu 4 Menit ............................................................................... 31

4.4 Grafik Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Variasi
Waktu 6 Menit ............................................................................... 31

4.5 Grafik Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Variasi
Waktu 8 Menit ............................................................................... 32

4.6 Grafik Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Variasi
Waktu 10 Menit ............................................................................. 32

4.7 Grafik Hasil Analisis IC50 Masing-masing Variasi Waktu


Penyeduhan Teh Daun Sirsak ...................................................... 33

xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Identifikasi Tumbuhan .............................................................. 40

2 Bagan Kerja Penelitian ............................................................. 41

3 Sampel yang Digunakan ........................................................... 42

4 Gambar Seperangkat Alat Spektrofotometer UV-Visibel


(UV-1800 Shimadzu) .............................................................. 43

5 Perhitungan Pembuatan Larutan Blanko DPPH 0,5 mM.......... 44

6 Hasil Pengukuran Operating Time............................................ 45

7 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan ................................................ 47

8 Contoh Perhitungan Persen Pemerangkapan dan Perhitungan


Nilai IC50 .................................................................................. 49

9 Uji Statistika.............................................................................. 79

xiv
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antioksidan merupakan suatu zat yang dapat menetralkan radikal bebas

dengan mencegah dan menghambat pembentukan radikal bebas baru dan

memperbaiki kerusakan oleh radikal dengan cara memberi hidrogen atau elektron

kedalam suatu molekul yang bersifat radikal (Winarsi, 2007).

Radikal bebas adalah setiap molekul yang mengandung satu atau lebih

elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas sangat reaktif dan dengan mudah

menjurus kereaksi yang tidak terkontrol, menghasilkan ikatan silang (cross-link)

pada DNA, protein, lipida atau kerusakan oksidatif pada gugus fungsional yang

akan menyebabkan proses penuaan (Silalahi, 2006).

Salah satu dari kandungan kimia daun sirsak dapat berpotensi sebagai

antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas sehingga dapat mengobati

beberapa penyakit seperti kanker, diantaranya flavonoid, kumarin, alkaloid dan

tanin (Astatin, 2014; Salamah dan Widyasari, 2015).

Di dalam masyarakat daun sirsak di gunakan sebagai obat herbal

tradisional untuk pencegahan dan mengobati penyakit salah satunya kanker (Utari

dkk, 2013), yang biasanyanya di masyarakat digunakan dengan cara merebus.

Pengolahan daun sirsak menjadi teh dapat menjadi alternatif bagi masyarakat.

Bentuk teh memiliki kelebihan yaitu lebih praktis, mudah dalam penggunaan,

ekonomis, selain itu daun yang diolah menjadi teh akan memiliki masa simpan

yang lebih lama dan kandungan antioksidan akan lebih stabil hal ini dibuktikan

dalam publikasi jurnal yang menunjukkan bahwa teh herbal india masih memiliki

kapasitas antioksidan setelah disimpan 5 bulan (Naithani, dkk., 2005).

1
Universitas Sumatera Utara
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan teh, agar teh

tersebut dapat bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah cara penyeduhan

teh. Penelitian yang dilakukan oleh Adri dan Hersoelistyiorini (2013) pada teh

daun sirsak berdasarkan variasi lama pengeringan diperoleh IC 50 terendah pada

menit ke-30 yaitu sebesar 117,86 μg/mL dan yang tertinggi pada menit ke-150

yaitu sebesar 82,16 μg/mL. Aktivitas antioksidan seduhan sepuluh jenis mutu teh

hitam (camelia sinensis (L) O. Kuntze) di indonesia dilakukan penyeduhan

selama 6 menit menunjukkan akitivitas antioksidan sebesar 97-178,56 µg/mL

(Sudaryat, dkk, 2015). Menurut penelitian Putri dan Ulfin (2015) mengatakan

bahwa kebiasaan masyarakat di indonesia penyeduhan teh dilakukan antara 0,5

menit - 4 menit karena dalam keseharian masyarakat tidak membutuhkan waktu

yang lama saat menyeduh teh dalam air panas. Sedangkan menurut Wansi dkk

(2014) waktu penyeduhan yang lebih lama dari 4-8 menit tidak lagi memiliki efek

karena daun teh sudah tidak lagi mengandung komposisi apapun yang dianggap

menenangkan.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

pengujian aktivitas antioksidan dari teh daun sirsak (Annona muricata L.) dengan

variasi lama penyeduhan menggunakan metode spektrofotometri sinar tampak

menggunakan pemerangkapan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).

2
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada penelitian

ini adalah:

a. Apakah terdapat senyawa antioksidan di dalam teh daun sirsak?

b. Berapakah kekuatan aktivitas antioksidan pada teh daun sirsak berdasarkan

variasi waktu penyeduhan?

c. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan aktivitas antioksidan pada teh

daun sirsak berdasarkan variasi lama penyeduhan?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah:

a. Terdapat senyawa antioksidan dalam teh daun sirsak.

b. Aktivitas antioksidan pada teh daun sirsak dengan variasi waktu

penyeduhan termasuk kategori kuat.

c. Terdapat perbedaan signifikan aktivitas antioksidan teh daun sirsak


berdasarkan variasi lama penyeduhan.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui apakah terdapat senyawa aktivitas antioksidan pada

daun sirsak.

b. Untuk mengetahui kekuatan aktivitas antioksidan pada teh daun sirsak

dengan variasi lama penyeduhan.

c. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan secara signifikan aktivitas

antioksidan teh daun sirsak berdasarkan variasi lama penyeduhan.

3
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:

a. Dapat mengetahui senyawa antioksidan pada teh daun sirsak.

b. Dapat mengetahui kekuatan aktivitas antioksidan pada teh daun sirsak

berdasarkan variasi lama penyeduhan.

c. Dapat mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas antioksidan teh

daun sirsak berdasarkan variasi lama penyeduhan.

4
Universitas Sumatera Utara
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Sirsak

Sirsak merupakan tanaman yang berasal dari karibia, Amerika Tengah dan

Amerika Selatan. Namun sirsak sendiri berasal dari bahasa belanda “Zuurzak”

yang berarti kantung yang masam. Tanaman ini ditanam secara komersial dan

dapat tumbuh di sembarang tempat. Di indonesia, sirsak dapat tumbuh dengan

baik pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (Joe, 2012).

Menurut Hariana (2011) tanaman sirsak diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae,

Divisio : Spermatophyta,

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae,

Famili : Annonaceae,

Genus : Annona,

Species : Annona muricata L.

Nama daerah biasanya sering disebut nongko londo, nangka sabrang,

nangka manila, swirsak (jawa), nangka walanda (sunda), deureuyan belanda

(aceh), durian batawi (minangkabau) (Hariana, 2011).

Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai daun pendek

sekitar 3-10 mm. Daun sirsak memiliki panjang 6-18 cm, lebar 3-7 cm,

mempunyai tekstur kasar, ujungnya lancip pendek, daun bagian atas mengilap

hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun, berbentuk lateral saraf.

Daun sirsak nomor 4 sampai 5 dari pucuk memiliki kandungan acetogenins

5
Universitas Sumatera Utara
tertinggi. Daun sirsak yang terlalu muda belum banyak mengandung acetogenins

yang terbentuk, sedangkan kandungan acetogenins pada daun yang terlalu tua

sudah mulai rusak sehingga kadarnya berkurang. Penelitian di Amerika lebih

menganjurkan untuk menggunakan daun sirsak yang tua, biasanya dipilih daun

nomor 4 atau 5 (Zuhud, 2011).

Sirsak memiliki sumber antioksidan alami yang dapat digunakan untuk

pengobatan berbagai jenis penyakit seperti asma, bronkitis, batuk, diabetes,

hipertensi, gangguan pencernaan, infeksi, cacingan, kanker, disentri dan masih

banyak lagi lainnya. Salah satu dari kandungan kimia daun sirsak dapat berpotensi

sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas sehingga dapat

mengobati beberapa penyakit diantaranya adalah flavonoid, kumarin, alkaloid dan

tanin (Joe, 2012; Astatin, 2014; Salamah dan Widyasari, 2015).

2.2 Teh

Pengertian teh herbal sudah umum dikalangan masyarakat, sehingga

masyarakat sudah menggunakan kata “Teh” untuk minuman yang bukan berasal

dari daun teh (Camelia sinensis). Teh herbal adalah sebutan untuk ramuan bunga,

daun, biji, akar atau buah kering untuk membuat minuman yang juga disebut teh

herbal. Teh adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia

sesudah air putih, dalam jumlah kira-kira 120 ml/ kapita per hari (Harun dkk,

2014; Silalahi, 2006).

Pengolahan menjadi bentuk teh dapat meningkatkan nilai tambah, daun

yang diolah menjadi teh akan memiliki masa simpan yang lebih lama, ekonomis,

praktis dan mudah digunakan. Selain itu kandungan antioksidan akan lebih stabil

(Naithani, et al., 2005; Sutisna, 2016).

6
Universitas Sumatera Utara
Teh herbal tidak berasal dari daun teh saja, bisa juga dari hasil pengolahan

bunga-bunga, kulit, biji-biji dan akar berbagai tanaman. Potensi antioksidan teh

dapat dikatakan lebih kuat dibandingkan dengan antioksidan dalam sayuran dan

buah-buahan. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa polifenol dari teh

mampu mengatasi beberapa penyakit salah satunya kanker.

Berbagai herbal atau tanaman obat sebenarnya dapat diolah menjadi herbal

kering. Pada dasarnya, proses pengolahan semua jenis tanaman obat hampir sama.

Biasanya, perbedaan terletak pada lama dan suhu pengeringan karena disesuaikan

dengan karakteristik bahan segar (Daroini, 2006).

Menurut Sutisna 2016, pengolahan daun sirsak menjadi bentuk teh sama

dengan pengolahan teh pada umunya yaitu dapat dilakukan dengan cara:

1. Pemetikan dan seleksi

Pada tahap ini, dilakukan seleksi bahan yakni dengan memilih daun yang

telah di petik dengan cara memisahkan daun yang masih muda dan terlalu tua dan

menggunakan daun yang muda namun tidak terlalu tua. Daun yang berlubang

akibat hama dan daun yang terkena penyakit dengan ciri-ciri memiliki bintik

putih, Kuning ataupun hitam dibuang dipisahkan dengan daun yang akan

digunakan.

2. Pencucian

Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang terdapat pada

permukaan daun kemudian daun ditiriskan hingga air yang menempel pada daun

berkurang. Pencucian ini dilakukan dengan air mengalir.

3. Pelayuan

Pada tahap ini daun yang telah dicuci ditiriskan dan diangin-anginkan pada

suhu kamar. Pelayuan ini dilakukan agar terjadi inaktivasi enzim polifenol

7
Universitas Sumatera Utara
oksidase sehingga potensi kerusakan enzimatis senyawa antioksidan dapat di

cegah.

4. Pengeringan

Secara tradisional makanan dikeringkan dengan sinar matahari tetapi

sekarang beberapa makanan didehidrasi dibawah kondisi pengeringan salah

satunya dengan menggunakan oven. Tahap pengeringan bertujuan untuk

mengurangi kadar air pada daun hingga mencapai 4%. Sedangakan proses

pengeringan daun daun sirsak dilakukan pada suhu <60 0C. Pengeringan dilakukan

dibawah 600C karena komponen fenolik pada tanaman sangat rentan terhadap

suhu tinggi. Proses pengeringan yang terbaik ada pada kisaran suhu 50 0C karena

memiliki rendemen fenolik yang tinggi.

5. Penggilingan

Proses penggilingan dapat dilakukan dengan cara berbeda-beda. Salah

satunya menggunakan blender. Proses penggilingan sangat penting karena

bertujuan untuk memperkecil ukuran daun sirsak kering sehingga mudah dalam

proses pengemasan.

6. Penyimpanan

Teh daun sirsak dikemas menggunakan plastik yang ditutup dengan

aluminium foil lalu dimasukkan dalam wadah bertutup dan disimpan pada suhu ±

40C. Tujuannya adalah agar bentuk sedian teh dapat bertahan lebih lama dan

terhindar dari mikroba.

2.3 Radikal Bebas

Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molekul

tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul

atau sel lain. Paparan radikal bebas yang berlebihan dapat menyebabkan

8
Universitas Sumatera Utara
kerusakan sel dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian sel sehingga

menyebabkan timbulnya penyakit. Sumber-sumber radikal bebas yang sering

dijumpai di masyarakat sekarang ini adalah polusi udara. Selain itu, gaya hidup

yang semakin berkembang juga dapat berpengaruh terutama di daerah perkotaan.

Banyak masyarakat yang lebih suka mengkonsumsi makanan cepat saji, banyak

mengandung lemak serta zat-zat kimia berbahaya dan penggunaan rokok

(Ramadhan, 2015).

Radikal bebas memiliki reaktivitas yang sangat tinggi. Hal ini di tunjukkan

oleh sifatnya yang segera menarik atau menyerang elektron di sekelilingnya.

Kemiripan sifat antara radikal bebas dan oksidan terletak pada agresivitas untuk

menarik elektron di sekelilingnya. Berdasarkan sifat ini, radikal bebas dianggap

sama dengan oksidan. Pemahamaan radikal bebas sebagai oksidan merupakan

radikal bebas. Bila senyawa radikal baru tersebut bertemu dengan molekul lain,

akan terbentuk radikal baru lagi, dan seterusnya hingga akan terjadi reaksi

berantai (Winarsi, 2014).

Proses pembentukan radikal bebas dalam tubuh, radikal bebas dapat masuk

dan terbentuk ke dalam tubuh melalui:

a. Melalui Pernapasan

Saat kita melakukan pernapasan akan masuk oksigen (02) yang sangat

dibutuhkan oleh tubuh untuk proses pembakaran gula menjadi CO 2, H2O dan

energi O2 sangat berperan karena bila tidak ada O2 proses kehidupan akan tidak

lancar dan membahayakan bagi tubuh kita sendiri. Tetapi dengan bernafas atau

oksigen yang berlebihan saat olahraga terjadi reaksi yang kompleks dalam tubuh

dan menghasilkan produk-produk sampingan berupa radikal bebas yaitu radikal

oksigen singlet.

9
Universitas Sumatera Utara
b. Lingkungan Tidak Sehat

Pembakaran yang tidak sempurna misalnya asap rokok yang tidak

menghasilkan CO2 tetapi CO, asap pembakaran sampah yang sembarangan

tempat, demikian juga asap dari kendaraan bermotor merupakan radikal bebas

yang berbahaya sekali bagi paru-paru. Di samping itu juga dari asupan makanan

yang mengandung logam-logam berat memungkinkan terbentuknya radikal bebas

akibat oksidasi dari luar.

3. Makanan Berlemak

Lemak sangat bermanfaat bagi tubuh tetapi komsumsi lemak yang

berlebihan sangat berpotensi menghasilkan radikal bebas. Biasanya lemak yang

dapat mengakibatkan radikal bebas adalah lemak tak jenuh artinya lemak yang

mempunyai ikatan rangkap pada atom C-nya. Adanya ikatan rangkap tersebut

mudah sekali dioksidasi menjadi radikal bebas.

2.4 Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam

dampak negatif oksidan dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan cara

mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga

aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat dihambat (Winarsi, 2007).

Khasiat antioksidan untuk mencegah berbagai penyakit akibat pengaruh

oksidatif akan lebih efektif jika kita mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-

buahan yang kaya akan antioksidan daripada menggunakan antioksidan tunggal.

Efek antioksidan dari sayur-sayuran dan buah-buahan, lebih efektif dari pada

suplemen antioksidan yang di isolasi. Hal ini mungkin dikarenakan oleh adanya

10
Universitas Sumatera Utara
komponen lain dan interaksinya dalam sayur-sayuran dan buah-buahan yang

berperan secara positif (Silalahi, 2006).

Menurut Winarsi (2007), antioksidan dikelompokkan menjadi 3 kelompok

yaitu:

1. Antioksidan primer biasanya disebut juga antioksidan enzimatis (antioksidan

endogen). Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan primer, apabila dapat

memberikan atom hidrogen secara cepat kepada senyawa radikal, kemudian

radikal dan antioksidan segera berubah menjadi senyawa yang lebih stabil.

Antioksidan primer bekerja dengan cara mencegah pembentukan senyawa

radikal bebas baru atau mengubah radikal bebas yang telah terbentuk menjadi

molekul yang kurang reaktif. Contoh enzim Katalase, Glutation dan SOD .

2. Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan eksogen atau non enzimatis.

Mekanisme kerja antioksidan ini dengan cara memotong reaksi oksidasi

berantai dari radikal bebas atau dengan cara menangkapnya. Akibatnya radikal

bebas tidak bereaksi. Beberapa contoh antioksidan sekunder adalah senyawa

polifenol (flavonoid), vitamin C, vitamin E dll.

3. Antioksidan tersier yang bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan

biomolekuler yang disebabkan oleh radikal bebas, misalnya DNA repair enzim.

2.5 Penentuan Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH

Aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan DPPH, karena merupakan

radikal bebas yang stabil pada suhu kamar, dan banyak digunakan untuk

mengevaluasi aktivitas antioksidan dari senyawa tumbuhan (Winarsi, 2007).

11
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Mekanisme reaksi DPPH terhadap senyawa antioksidan
(Sayuti, 2015).

Interaksi antioksidan dengan DPPH baik secara transfer elektron atau

radikal hidrogen pada DPPH akan menetralkan radikal bebas dari DPPH. Jika

semua elektron pada radikal bebas pada DPPH menjadi berpasangan, maka warna

larutan berubah dari ungu menjadi kuning terang. Perubahan ini dapat diukur

sesuai dengan jumlah elektron atau atom hidrogen yang di tangkap oleh molekul

DPPH akibat adanya zat antioksidan (Winarsi, 2007).

Panjang gelombang 516 nm yang di dapat, termasuk dalam kisaran

panjang gelombang sinar tampak 400-800 nm, serta termasuk dalam rentang

panjang gelombang DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang berkisar antara

515-520 nm (Molyneux, 2004).

Suatu senyawa menunjukkan efeknya sebagai antioksidan jika dapat

menghambat reaksi peroksidasi lipid, yang secara in vitro dapat diketahui dari

besarnya IC50 atau Inhibitor Concentration-50. Parameter yang di pakai untuk

menunjukkan aktivitas antioksidan adalah harga konsentrasi efisiensi atau efficient

concentration (EC50) atau Inhibitory Concentration (IC50) yaitu konsentrasi suatu

zat antioksidan yang dapat menyebabkan 50% DPPH kehilangan karakter radikal

atau konsentrasi suatu zat antioksidan yang memberikan persen peredaman

sebesar 50%. Zat yang mempunyai aktivitas antioksidan tinggi, akan mempunyai

12
Universitas Sumatera Utara
harga EC50 atau IC50 yang rendah (Molyneux, 2004). Berikut ini merupakan tabel

kategori nilai IC50 sebagai antioksidan.

Tabel 4.5 Kategori nilai IC50 sebagai antioksidan

No. Kategori Konsentrasi (μg/mL)

1. Sangat kuat ≤50

2. Kuat 50 – 100

3. Sedang 101 – 150

4. Lemah ≥ 150

Sumber: Winarsi, 2014.

IC50 juga didefinisikan sebagai bilangan yang menunjukkan konsentrasi

ekstrak (mikrogram/ mililiter) yang mampu menghambat 50% oksidasi. Semakin

kecil nilai IC50 semakin tinggi aktivitas antioksidannya (Winarsi, 2014).

2.6 Spektrofotometer Visibel

Spektrofotometer UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan

intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel.

Panjang gelombang untuk sinar ultraviolet antara 200-400 nm sedangkan panjang

gelombang untuk sinar tampak/visibel antara 400-800 nm (Gandjar dan Rohman,

2012). Spektrofotometer pada dasarnya terdiri atas sumber sinar monokromator,

tempat sel untuk zat yang diperiksa, detektor, penguat arus dan alat ukur atau

pencatat (Sastrohamidjojo, 1985).

Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi:

1. Sumber tenaga radiasi

Sumber tenaga radiasi terdiri dari benda yang tereksitasi hingga ke tingkat

tenaga yang tinggi oleh sumber listrik bertegangan tinggi. Sumber radiasi

13
Universitas Sumatera Utara
ultraviolet yang kebanyakan digunakan adalah lampu hidrogen dan lampu

deutrium. Lampu tersebut terdiri dari sepasang elektroda yang terselubung dalam

tabung gelas dan diisi dengan gas hidrogen atau deutrium pada tekanan yang

rendah. Sumber radiasi terlihat dan radiasi inframerah dekat yang biasa digunakan

adalah lampu filamen tungsten (Sastrohamidjojo, 1985).

2. Monokromotor

Dalam spektrofotometer, radiasi yang polikromatik ini harus diubah menjadi

radiasi monokromatik. Ada dua jenis alat yang digunakan untuk mengurai radiasi

polikromatik menjadi monokromatik yaitu penyaring dan monokromotor.

Penyaring dibuat dengan benda khusus yang hanya meneruskan radiasi pada

daerah panjang gelombang tertentu dan menyerap radiasi dari panjang gelombang

yang lain. Monokromotor merupakan serangkaian alat optik yang menguraikan

radiasi polikromatik menjadi jalur-jalur yang efektif/ panjang gelombang-

gelombang tunggalnya dan memisahkan panjang gelombang-gelombang tersebut

menjadi jalur-jalur yang sangat sempit (Sastrohamidjojo, 1985).

3. Tempat Cuplikan

Cuplikan yang akan dipelajari pada daerah ultraviolet atau terlihat yang

biasa berupa gas atau larutan ditempatkan dalam sel atau cuvet. Sel untuk larutan

mempunyai panjang lintasan tertentu dari 1 hingga 10 cm, sebelum sel dipakai

harus dibersihkan dengan air (Sastrohamidjojo, 1985).

4. Detektor

Detektor menghasilkan sinyal listrik yang dapat mengaktifkan meter atau

pencatat. Setiap mencatat harus menghasilkan sinyal yang secara kuantitatif

berkaitan dengan tenaga cahaya yang mengenainya (Sastrohamidjojo, 1985).

14
Universitas Sumatera Utara
2.7 Pengukuran panjang gelombang

Panjang gelombang maksimum (λ maks) yang digunakan dalam

pengukuran sampel uji sangat bervariasi. Menurut beberapa literatur panjang

gelombang maksimum untuk DPPH antara lain 515-520 nm (Molyneux, 2004).

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah

panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih

panjang gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara

absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi

tertentu (Gandjar dan Rohman, 2012).

Menurut Gandjar dan Rohman (2012) Ada beberapa alasan mengapa harus

menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu:

1. Pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada

panjang gelombang maksimal tersebut perubahan absorbansi untuk setiap

satuan konsentrasi adalah yang paling besar.

2. Disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar dan

pada kondisi tersebut hukum lambert-Beer akan terpenuhi.

3. Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh

pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan

panjang gelombang maksimal.

15
Universitas Sumatera Utara
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilakukan secara Eksperimental. Penelitian meliputi

pengumpulan dan pengolahan bahan, identifikasi, skrining fitokimia daun segar

dan pengujian aktivitas antioksidan pada teh daun sirsak dengan variasi lama

penyeduhan dengan metode pemerangkapan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-

picrylhydrazyl) secara Spektrofotometri visibel. Penelitian ini dilakukan di

Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi dan Laboratorium Fitokimia,

Universitas Sumatera Utara pada bulan Februari 2017 – April 2017.

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari alat-alat gelas

laboratorium, blender, hot plate, kertas saring, neraca analitik (Boeco Germany),

oven, vortex, spektrofotometer UV-Visible (Shimadzu UV-1800) dan stopwatch.

3.2 Bahan

Bahan kimia yang digunakan berkualitas pro analisis: DPPH (1,1-

diphenyl-2-picrylhydrazil), metanol p.a. Produksi E-Merck: α-naftol, amil

alkohol, asam asetat anhidrida, asam klorida pekat, asam nitrat, asam sulfat pekat,

besi (III) klorida, benzene, bismuth (III) nitrat, iodida, isopropanol, metanol,

kloroform, natrium hidroksida, raksa (II) klorida, timbal (II) asetat, toluen, serbuk

magnesium, kalium iodida. Bahan kimia berkualitas teknis: air suling dan etanol

96%.

16
Universitas Sumatera Utara
3.3 Pembuatan Pereaksi

3.3.1 Pereaksi Besi (III) Klorida 1%

Sebanyak 1 g besi (III) klorida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air

secukupnya hingga diperoleh larutan 100 ml (Depkes R. I, 1995).

3.3.2 Pereaksi Timbal (II) Asetat 0,4M

Sebanyak 15,17 g timbal (II) asetat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam

air suling bebas karbon dioksida seban byak 100 ml (Depkes R. I, 1995).

3.3.3 Pereaksi Natrium Hidroksida 2N

Sebanyak 8 g kristal natrium hidroksida dilarutkan dengan air suling

sebanyak 100 ml (Depkes R. I, 1995).

3.3.4 Pereaksi Asam Klorida 2N

Sebanyak 17 mL larutan asam klorida pekat ditambahkan air suling hingga

diperoleh larutan 100 mL (Depkes R. I, 1995).

3.3.5 Pereaksi Asam Sulfat 2N

Sebanyak 5,5 mL larutan asam sulfat pekat ditambahkan air suling sampai

100 mL (Depkes R. I, 1995).

3.3.6 Pereaksi Mayer

Sebanyak 1,4 g raksa (II) klorida dilarutkan dalam air suling hingga 60 mL

pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g kalium iodida lalu dilarutkan dalam 10

mL air suling, kedua larutan dicampurkan dan ditambahkan air suling hingga

diperoleh larutan 100 mL (Depkes R. I, 1995).

3.3.7 Pereaksi Molisch

Sebanyak 3 g α-naftol ditimbang, dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N

hingga diperoleh larutan 100 mL (Depkes R. I, 1995).

17
Universitas Sumatera Utara
3.3.8 Pereaksi Dragendorff

Sebanyak 0,8 g bismut (III) nitrat ditimbang, dilarutkan dalam 20 mL

asam nitrat pekat, pada wadah lain ditimbang sebanyak 27,2 g kalium iodida,

dilarutkan dalam 50 mL air suling, kemudian kedua larutan dicampurkan dan

didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan yang jernih diambil dan

diencerkan dengan air suling hingga volume larutan 100 mL (Depkes R. I, 1995).

3.3.9 Pereaksi Bouchardat

Sebanyak 4 g kalium iodida ditimbang, dilarutkan dalam air suling

secukupnya, lalu ditambahkan 2 g iodium kemudian ditambahkan air suling

hingga diperoleh larutan 100 mL (Depkes R. I, 1995).

3.3.10 Pereaksi Liebermann-Burchard

Sebanyak 5 bagian volume asam sulfat pekat dicampurkan dengan 50

bagian volume etanol 95%. Kemudian ditambahkan dengan hati-hati 5 bagian

volume asam asetat anhidrida ke dalam campuran tersebut dan dinginkan (Depkes

R. I, 1995).

3.4 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia meliputi pemeriksaan senyawa golongan alkaloid,

glikosida, flavonoida, saponin, tanin, steroida/ triterpenoida, dan antrakuinon.

Skrining dilakukan terhadap daun segar.

3.4.1 Pemeriksaan Alkaloid

Sampel ditimbang sebanyak 0,503 g ditambahkan 1 mL asam klorida 2 N

dan 9 mL air suling, dipanaskan diatas penangas air selama 2 menit, didinginkan

dan disaring, filtrat dipakai untuk uji alkaloida. Diambil 3 tabung reaksi, lalu ke

dalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan 0,5 mL filtrat.

18
Universitas Sumatera Utara
Pada tabung I : ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer, akan terbentuk endapan

menggumpal berwarna putih atau kuning.

Pada tabung II : ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff, akan terbentuk

endapan berwarna coklat atau jingga kecoklatan.

Pada tabung III : ditambahkan 2 tetes pereaksi Bourchardat, akan terbentuk

endapan berwarna coklat sampai kehitaman.

Alkaloida dinyatakan positif jika terjadi endapan atau kekeruhan paling

sedikit dua atau tiga dari percobaan di atas (Depkes R. I, 1995).

3.4.2 Pemeriksaan Flavonoida

Sampel ditimbang sebanyak 10,021 g, ditambahkan 10 mL air panas,

dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 mL

filtrat ditambahkan 0,1034 g serbuk magnesium dan 1 mL asam klorida pekat dan

2 mL amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoid positif jika terjadi

warna merah atau kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol (Farnsworth,

1966).

3.4.3 Pemeriksaan Glikosida

Sampel ditimbang sebanyak 3,045 g kemudian disari dengan 30 mL

campuran 7 bagian volume etanol 96% dan 3 bagian volum air suling ditambah

dengan 10 mL asam klorida 2 N. Direfluks selama 30 menit, didinginkan dan

disaring. Diambil 20 mL filtrat, ditambahkan 25 mL air suling dan 25 mL timbal

(II) asetat 0,4 M lalu dikocok selama 5 menit dan disaring. Filtrat disari dengan 20

mL campuran 3 bagian kloroform dan 2 isopropanol dilakukan berulang sebanyak

tiga kali. Kumpulan sari air diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50 oC.

Sisanya dilarutkan dalam 2 mL metanol. Larutan sisa digunakan untuk percobaan

berikut, yaitu 0,1 mL larutan percobaan dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

19
Universitas Sumatera Utara
diuapkan di penangas air. Sisa dilarutkan dalam 2 mL air suling dan 5 tetes

pereaksi Molish kemudian secara perlahan ditambahkan 2 mL asam sulfat pekat.

Glikosida positif jika terbentuk cincin ungu (Depkes R. I, 1995).

3.4.4 Pemeriksaan Glikosida Antrakuinon

Sampel ditimbang sebanyak 0,2032 g, kemudian ditambahkan 5 mL asam

sulfat pekat 2 N, dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 mL

benzene, dikocok dan didiamkan. Lapisan benzene dipisahkan dan disaring, kocok

lapisan benzene dengan 2 mL NaOH 2 N, didiamkan. Lapisan air berwarna merah

dan lapisan benzene tidak berwarna menunjukkan adanya Antrakinon (Depkes R.

I, 1995).

3.4.5 Pemeriksaan Saponin

Sampel ditimbang sebanyak 0,5024 g dan dimasukkan ke dalam tabung

reaksi, lalu ditambahkan 10 mL air panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-

kuat selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1 sampai 10 cm yang stabil

tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam

klorida 2 N menunjukkan adanya saponin (Depkes R. I, 1995).

3.4.6 Pemeriksaan Steroid/Triterpenoida

Sampel ditimbang sebanyak 1, 0356 g dimaserasi dengan 20 mL n-heksan

selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa

ditambahkan beberapa tetes pereaksi Liebermann-Burchard. Timbulnya warna

biru atau biru hijau menunjukkan adanya steroida, sedangkan warna merah, merah

muda atau ungu menunjukkan adanya triterpenoida (Harbone, 1987).

20
Universitas Sumatera Utara
3.4.7 Pemeriksaan Tanin

Sampel ditimbang sebanyak 0,5140 g, disari dengan 10 mL air suling lalu

disaring, filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan diambil

sebanyak 2 mL dan ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi (III) klorida 1%. Jika

terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin (Farnsworth,

1966).

3.4.8 Penetapan Kadar Air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi (destilasi toluen).

Alat terdiri dari labu alas bulat 500 mL, pendingin, tabung penyambung, tabung

penerima 10 ml, alat penampung dan pemanas listrik.

a. Penjenuhan toluen

Sebanyak 200 mL toluen dan 2 mL air suling dimasukkan ke dalam labu alas

bulat, dipasang alat penampung dan pendingin, kemudian didestilasi selama 2

jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian volume

air dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 mL.

b. Penetapan kadar air simplisia

Sebanyak 5,0113 g serbuk simplisia yang telah di timbang seksama

dimasukkan ke dalam labu yang berisi toluen yang telah dijenuhkan, kemudian

labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mendidih, kecepatan

tetesan siatur 2 tetes untuk tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi,

kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes tiap detik. Setelah semua

air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi

dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada

suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan

ketelitian 0,05 mL. Selisih kedua volume air yang di baca sesuai dengan

21
Universitas Sumatera Utara
kandungan air yang terdapat dalam bahan yang di periksa. Kadar air di hitung

dalam persen v/b (WHO, 1998).

3.5 Pengumpulan Dan Pengolahan Bahan Tumbuhan

3.5.1 Pengumpulan Bahan

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu pengambilan sampel

dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel dan tanpa

membandingkan dengan tumbuhan daerah lain. Sampel yang digunakan adalah

daun sirsak (Annona muricata L) mulai dari daun ke-3 sampai daun ke-5

pengambilan dilakukan pada pagi hari pukul 06.00-07.00 WIB (Sutisna, 2016)

sebanyak 5,179 kg di peroleh dari Simpang Adios III Kelurahan Desa Sei Menciri

m, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

3.5.2 Identifikasi Bahan Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan daun sirsak (Annona muricata Linn.) dilakukan di La

boratorium Herbarium Medanese (MEDA) Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.5.3 Pembuatan Teh Daun Sirsak

Pemetikan Daun sirsak di ambil mulai dari daun ke-3 sampai daun ke-5

yang masih segar, dicuci daun sirsak dengan air mengalir sampai bersih dan

ditiriskan, kemudian diangin-anginkan dan dilakukan pelayuan selama 18 jam

pada suhu ruangan, lalu dikeringkan dengan oven listrik dengan suhu ± 50 oC

selama 150 menit, selanjutnya di blender, kemudian di ayak dengan ayakan mesh

30 dan di ditimbang berat teh daun sirsak, kemudian di kemas ke dalam wadah,

ditutup dengan Aluminium foil, dan di simpan di refrigerator ± 40C (Sutisna,

2016; Adri dan Hersoelistyorini 2013).

22
Universitas Sumatera Utara
3.6 Pengujian Aktivitas Antioksidan dengan Spektrofotometer Visibel

3.6.1 Prinsip Metode Pemerangkapan Radikal Bebas DPPH

Kemampuan sampel uji dalam meredam proses oksidasi DPPH (1,1-

diphenyl-2-picrylhidrazil) sebagai radikal bebas dalam larutan methanol p.a

(sehingga terjadi peredaman warna ungu DPPH) dengan IC 50 (konsentrasi sampel

uji yang mampu meredam radikal bebas sebesar 50%) digunakan sebagai

parameter menentukan aktivitas antioksidan sampel uji (Molyneux, 2004).

3.6.2 Pembuatan larutan blanko DPPH 0,5 mM

Timbang 20 mg DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) kemudian dilarutkan

dalam methanol hingga volume 100 mL (Molyneux, 2004).

3.6.3 Pembuatan Larutan blanko C = 40 µg/mL

Larutan DPPH 0,5 mM dipipet sebanyak 5 mL, kemudian dimasukkan ke

dalam labu tentukur 25 mL, lalu dicukupkan volumenya dengan metanol sampai

garis tanda untuk mendapatkan konsentrasi 40 μg/mL (Molyneux, 2004).

3.6.4 Pengukuran Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Larutan DPPH konsentrasi 40 μg/mL dihomogenkan dan diukur

serapannya pada panjang gelombang 400–800 nm.

3.6.5 Pembuatan Larutan Induk Baku Teh Daun Sirsak

Ditimbang sebanyak 1,0251 g serbuk teh daun sirsak, ditambahkan 100 mL

air panas, didiamkan selama 2 menit, kemudian di saring dan diperoleh larutan

baku induk teh daun sirsak. Dan dilakukaan perlakuan yang sama terhadap

penyeduhan pada menit ke 4, 6, 8 dan 10.

23
Universitas Sumatera Utara
3.6.6 Pengujian antioksidan seduhan teh daun sirsak

Larutan induk dipipet sebanyak 3,75 mL; 5 mL; 6,25 mL; dan 7,5 mL;

kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL (untuk mendapatkan

konsentrasi 1500 μg/mL, 2000 μg/mL, 2500 μg/mL dan 3000 μg/mL), ke dalam

masing-masing labu tentukur ditambahkan 5 mL larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-

picrylhydrazyl) 0,5 mM, lalu dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda,

dihomogenkan dengan vortex, lalu didiamkan selama 20 menit, kemudian diukur

menggunakan Spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 516 nm.

Dilakukaan perlakuan yang sama pada penyeduhan pada menit ke 4, 6, 8 dan 10.

3.6.7 Analisis persen pemerangkapan radikal bebas

Penentuan persen pemerangkapan radikal bebas dihitung dengan rumus

sebagai berikut:
A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan radikal bebas (%) = x 100%
A kontrol
Keterangan: Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel
Asampel = Absorbansi sampel (Rosidah dkk, 2008).

3.6.8 Analisis nilai IC50

Perhitungan yang digunakan dalam penentuan aktivitas pemerangkapan

radikal bebas adalah nilai IC50 (Inhibitory Concentration), nilai IC50 merupakan

bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel uji (µg/mL) yang memberikan

perendaman DPPH sebesar 50%). Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam

persamaan regresi dengan konsentrasi serbuk teh daun sirsak (ppm) sebagai absis

(sumbu x) dan nilai persen perendaman (antioksidan) sebagai ordinatnya (sumbu

y). Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC 50< 50

μg/mL, kuat (50-100) μg/mL, sedang (100-150) μg/mL, dan lemah ≥150 μg/mL

(Winarsi, 2014).

24
Universitas Sumatera Utara
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di laboratorium Herbarium

Medanese (MEDA) Universitas Sumatera Utara, Medan menunjukkan bahwa

sampel termasuk kedalam suku Annonaceae, spesies Annona muricata L.

4.2 Hasil Skrining Fitokimia

Hasil pengujian skrining fitokimia terhadap daun sirsak menunjukkan

bahwa daun sirsak berpotensi memiliki aktivitas antioksidan, karena mengandung

golongan senyawa polifenol seperti flavonoid, alkaloid, steroid dan tannin.

Senyawa- senyawa tersebut dapat bertindak sebagai penangkap radikal bebas

karena gugus hidroksil yang dikandungnya dapat mendonorkan hidrogen kepada

radikal bebas sehingga radikal bebas dapat diubah menjadi tidak radikal (Silalahi,

2006). Hasil pemeriksaan skrining fitokimia daun sirsak dapat dilihat pada Tabel

4.1 berikut ini:

Tabel 4.1. Hasil Skrining Fitokimia

No. Pemeriksaan Daun tua segar


1. Glikosida +
2. Tannin +
3. Alkaloida +
4. Antrakuinon -
5. Steroida +
6. Flavonoida +
7. Saponin +
Keterangan: (+) positif : mengandung golongan senyawa kimia
(-) negatif: tidak mengandung golongan senyawa kimia

25
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut beberapa penelitian yang telah melakukan penelitian

tentang kandungan senyawa kimia daun sirsak dengan berbagai pelarut yang

berbeda-beda memiliki kandungan senyawa kimia yang sama. Berikut Tabel 4.2

data beberapa peneliti yang sudah melakukan penelitian sebelumnya.

Tabel 4.2 Beberapa Hasil Penelitian Skrining Fitokimia

Referensi Flavonoid Tanin Steroid Terpenoid Alkaloid Saponin Pelarut

Mustarian + etanol
(2011)
Chauhan + + + + _ + air
dan mitu
(2015)
Usunobun + + _ + + etanol
(2014)
Arthur + +++ _ +++ air
et al(201)
Gayamulk r T t t T air
uya et al t T t t R etanol
(2014)
George + + _ + - butanol
(201)
Perwatres + + + + + air
na(2012)
Keterangan : + (Terdeteksi), - (Tidak Terdeteksi), +++ (Melimpah), t (Tinggi),
s (Sedang), r (Rendah).

Pada Tabel 4.2 beberapa penelitian telah menganalisis kandungan kimia

dari daun sirsak dengan menggunakan pelarut yang berbeda-beda (Sutisna, 2016).

Dari hasil data yang di peroleh menyatakan bahwa data hasil skrining fitokimia

sesuai dengan beberapa para peneliti sebelumnya .

4.3 Hasil Pembuatan Teh

Daun sirsak yang digunakan sebagai sampel di ambil mulai dari daun ke-3

sampai daun ke-5 yang masih segar. Alasan pengambilan daun urutan ke-3

sampai daun ke-5 karena daun muda belum berkembang penuh dalam arti masih

aktif berfotosintesis, sedangkan daun dewasa merupakan daun yang telah

26
Universitas Sumatera Utara
berkembang penuh dan senyawa aktif di dalamnya lebih banyak dibandingkan

daun muda dan menurut Zuhud (2011) antioksidan yang tertinggi pada urutan

daun ke 3-5 selain itu juga banyak mengandung senyawa acetogenin yang cukup

tinggi. Dicuci daun sirsak dengan air mengalir sampai bersih, dan ditiriskan,

kemudian diangin-anginkan dan dilakukan pelayuan selama 18 jam pada suhu

ruangan. Pelayuan dilakukan agar terjadi inaktivasi enzim polifenol oksidase

sehingga potensi kerusakan enzimatis senyawa antioksidan dapat di cegah, lalu

dikeringkan dengan oven listrik dengan suhu ± 50oC selama 150 menit untuk

mengurangi kadar air pada daun hingga mencapai 4% untuk memenuhi syarat

parameter mutu teh daun sirsak. Sedangakan proses pengeringan daun daun sirsak

dilakukan pada suhu <600C. Pengeringan dibawah 600C karena komponen fenolik

pada tanaman sangat rentan terhadap suhu tinggi. Proses pengeringan yang terbaik

ada pada kisaran suhu 500C karena memiliki rendemen fenolik yang tinggi,

selanjutnya di blender untuk memperkecil ukuran daun sirsak kering sehingga

mudah dalam proses pengemasan, kemudian di ayak dengan ayakan mesh 30 dan

di ditimbang berat teh daun sirsak, kemudian di kemas ke dalam wadah, ditutup

dengan Aluminium foil, dan di simpan di refrigerator ± 40C (Sutisna, 2016; Adri

dan Hersoelistyorini 2013).

4.4 Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan

4.4.1 Hasil penentuan panjang gelombang serapan maksimum

Hasil pengukuran panjang gelombang serapan maksimum larutan DPPH

(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) 40 μg/mL dalam pelarut metanol menghasilkan

serapan maksimum pada panjang gelombang 516 nm. Panjang gelombang 516 nm

yang di peroleh, termasuk salah satu dalam kisaran panjang gelombang sinar

tampak yaitu 400-800 nm, serta termasuk dalam rentang panjang gelombang

27
Universitas Sumatera Utara
DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang berkisar antara 515-520 nm (Gandjar

dan Rohman, 2012; Molyneux, 2004). Hasil pengukuran panjang gelombang

maksimum dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1 Kurva Serapan Maksimum Larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-


picrylhydrazyl) 40 μg/mL Dalam Metanol p.a Menggunakan
Spektrofotometer UV-Visibel.

4.3.2 Hasil analisis aktivitas antioksidan teh daun sirsak

Hasil uji aktivitas antioksidan larutan teh daun sirsak dengan variasi waktu

penyeduhan yaitu 2 menit, 4 menit, 6 menit, 8 menit dan 10 menit menggunakan

perangkap DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang diukur pada panjang

gelombang maksimum 516 nm terlihat adanya penurunan nilai absorbansi DPPH

(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) sebanding dengan peningkatan konsentrasi

masing-masing teh. Penurunan absorbansi DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

dan persen pemerangkapan dengan penambahan masing-masing dapat dilihat

pada Tabel 4.3 berikut:

28
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Penurunan absorbansi dan persen pemerangkapan DPPH oleh masing
masing variasi lama seduhan teh daun sirsak.

Larutan Uji Konsentrasi Absorbansi % Pemerangkapan


(μg/mL) I II III I II III Rata-
rata
Penyeduhan Blanko 0,864 0,867 0,864 0 0 0 0
2 menit 1500 0,487 0,485 0,487 42,43 44,05 43,634 43,37
2000 0,344 0,334 0,332 59,33 61,476 61,574 60,79
2500 0259 0,240 0,244 69,38 72,318 72,222 71,30
3000 0,207 0,206 0,201 75,53 76,239 76,736 76,16
Penyeduhan Blanko 0,884 0,886 0,891 0 0 0 0
4 menit 1500 0,409 0,404 0,407 53,73 54,401 54,320 54,15
2000 0,308 0,305 0,309 65,15 65,575 65,319 65,35
2500 0,203 0,233 0,238 77,03 73,702 73,288 74,67
3000 0,159 0,165 0,168 82,01 81,376 81,144 81,51
Penyeduhan Blanko 0,883 0,891 0,887 0 0 0 0
6 menit 1500 0,350 0,351 0,352 60,36 60,606 60,315 60,42
2000 0,208 0,207 0,205 76,44 77,441 76,888 76,92
2500 0,104 0,102 0,103 88,22 88,552 88,387 88,38
3000 0,070 0,071 0,071 92,07 92,031 91,995 92,03
Penyeduhan Blanko 0,881 0,888 0,886 0 0 0 0
8 menit 1500 0,289 0,290 0,297 67,19 67,342 66,478 67,00
2000 0,230 0,238 0,233 73,89 73,198 73,702 73,59
2500 0,092 0,088 0,100 89,55 90,090 88,713 89,45
3000 0,051 0,049 0,048 94,21 94,481 94,582 94,42
Penyeduhan Blanko 0,889 0,890 0,891 0 0 0 0
10 menit 1500 0,281 0,291 0,293 68,39 67,303 67,115 67,60
2000 0,227 0,211 0,208 74,46 76,292 76,655 75,80
2500 0,091 0,094 0,091 89,76 89,438 89,786 89,66
3000 0,048 0,041 0,039 94,60 95,393 95,622 95,20

Penurunan nilai absorbansi terjadi karena teh daun sirsak mampu

menetralisir DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) dengan memberikan elektron

kepada DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) sehingga atom dengan elektron

yang tidak berpasangan mendapat pasangan elektron dan tidak lagi menjadi

radikal (Silalahi, 2006).

Hal ini ditandai dengan warna larutan yang berubah dari ungu tua menjadi

kuning terang dan absorbansi pada panjang gelombang maksimumnya yang

menurun (Molyneux, 2004). Perubahan warna tersebut disebabkan oleh reaksi

antara radikal bebas DPPH dengan satu atom hidrogen yang dilepaskan senyawa

29
Universitas Sumatera Utara
yang terkandung dalam bahan uji untuk membentuk senyawa 1,1-difenil-2-

picrilhidrazin yang berwarna kuning. Hubungan antara konsentrasi dengan persen

pemerangkapan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) oleh masing-

masing variasi waktu seduhan teh daun sirsak dapat dilihat pada gambar berikut

ini:

Gambar 4.2 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak


Variasi Waktu Penyeduhan 2 Menit

Gambar 4.3 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak


Variasi Waktu Penyeduhan 4 Menit

30
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak
Variasi Waktu Penyeduhan 6 Menit

Gambar 4.5 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak


Variasi Waktu Penyeduhan 8 Menit

Gambar 4.6 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak


Variasi Waktu Penyeduhan 10 Menit

31
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis persamaan regresi linier dan hasil analisis nilai IC50 (μg/mL)

yang diperoleh dari larutan uji teh daun sirsak masing-masing dengan variasi

waktu seduhan dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4 Hasil persamaan regresi linier dan hasil analisis IC 50 (μg/mL) yang
diperoleh dari masing-masing penyeduhan

Larutan Uji Persamaan regresi IC50 (μg/mL) Standart


error
Penyeduhan 2 y = 0,0264x + 2,6916 1787.7295 ±18.8180
menit
Penyeduhan 4 y = 0,0276x + 5,3359 1614.4716 ±6.81986
menit
Penyeduhan 6 y = 0,0319x + 6,07745 1375.5414 ±2.4078
menit
Penyeduhan 8 y = 0,0321x + 6,9753 1338.9451 ±3.0332
menit
Penyeduhan y = 0,0324x + 7,3353 1316.8222 ±1.8342
10 menit

Hasil perbandingan analisis IC50 (μg/mL) pada larutan uji teh daun sirsak

dengan masing-masing variasi waktu 2 menit, 4 menit, 6 menit, 8 menit dan 10

menit dapat dilihat pada Gambar 4.7 dibawah ini:

Gambar 4.7 Grafik hasil analisis IC50 (µg/mL) uji teh daun sirsak
dengan variasi waktu penyeduhan

32
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.4 menunjukkan aktivitas antioksidan larutan uji teh daun

sirsak dengan variasi waktu penyeduhan 2 menit, 4 menit, 6,menit 8 menit dan 10

menit menunjukkan kekuatan aktivitas antioksidan sangat lemah yaitu IC50 lebih

besar 150 (μg/mL) diduga karena belum lama kontak dengan pelarut sehingga

belum semua senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan dapat terekstrak,

(Putri, dan Ulfin., 2015); Labbe dkk, 2006). Selain itu juga karena adanya

senyawa flavonoid dan polifenol yang masih berikatan dengan gugus glikosida.

Gugus glikosida yang berikatan dengan senyawa tersebut dapat menurunkan

aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan akan meningkat dengan bertambahnya

gugus hidroksil dan akan menurun dengan adanya gugus glikosida. Selain itu

diduga karena glikosida flavonoid dalam bentuk aglikon yang bersifat non-polar

memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk

glikonnya yang bersifat polar (Ridho, dkk., 2013; Satria, dkk., 2013).

Aktivitas antioksidan pada menit ke 6,8 dan 10 menunjukkan angka nilai

IC50 yang lebih baik dibandingkan penyeduhan menit ke 2 dan 4. Hal ini

dikarenakan lama kontak dengan pelarut lebih lama sehingga solubilitas senyawa

terekstrak lebih banyak dibandingkan penyeduhan menit ke 2 dan 4 (Mario dkk,

2010). Selain itu menurut Wansi dkk (2014) waktu seduhan yang lebih lama dari

4-8 menit tidak lagi memiliki efek yang menyenangkan karena daun teh sudah

tidak lagi mengandung komposisi apapun yang dianggap menenangkan.

Dari hasil uji statistika aktivitas antioksidan teh daun sirsak berdasarkan

variasi waktu seduhan di menit 2, 4, 6, 8 dan 10 menggunakan uji non parametrik

yaitu kurskal wallis karena dilihat dari uji normalitasnya terdapat satu data tidak

normal yaitu nilai shapiro-wilk data di penyeduhan 2 menit 0,018. Jika nilai

shapiro-wilk < 0,05 maka data tidak normal dan sebaliknya. Selain itu data

33
Universitas Sumatera Utara
pengujian lebih dari dua kelompok bukan data tunggal sehingga menggunakan uji

statistika kurskal wallis. Dimana hasil uji kurskal wallis nilai a-symp sig yaitu

0,009. Jika nilai a-symp sig < batas kritis (0,05) maka keputusan hipotesis adalah

menerima H1 dan menolak H0 yang berarti terdapat perbedaan variabel bebas

terhadap variabel terikat. Untuk melihat perbedaan uji statistika terhadap teh

dilanjutkan dengan uji mann whitney dari masing-masih data sampel, dimana

hasil uji mann whitney yaitu dari seduhan 2 menit, 4 menit, 6 menit, 8 menit dan

10 menit menunjukkan Nilai Sig atau P Value sebesar 0,05. Apabila nilai p value

< batas kritis 0,05 maka terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok atau

yang berarti H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan uji statistika

teh daun sirsak berdasarkan variasi lama seduhan terdapat perbedaan secara

signifikan.

34
Universitas Sumatera Utara
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

a. Hasil pemeriksaan skrining fitokimia pada teh daun sirsak terdapat

senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan adalah senyawa polifenol

seperti flavonoid, tannin dan alkaloid.

b. Hasil pemeriksaan aktivitas antioksidan teh daun sirsak dengan variasi

waktu seduhan memiliki aktivitas antioksidan tergolong lemah di lihat dari

nilai IC50 diperoleh lebih dari 150 µg/ mL.

c. Hasil uji statistika kurskal wallis aktivitas antioksidan teh daun sirsak

dengan variasi lama penyeduhan 2 menit, 4 menit, 6 menit, 8 menit dan

10 menit terdapat perbedaan secara signifikan.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan pengujian

aktivitas antioksidan dari fraksi ekstrak daun sirsak menggunakan

spektrofotometri sinar tampak.

35
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Adri, D., dan Hersoelistyorini, W. (2013). Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organo
leptik Teh Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan. Jurusan Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian. Universitas
Muhammadiyah Semarang.Vol. 04 No 7 Tahun 2013. Halaman 1-12.

Astatin, G. R. (2014). Pemanfaatan Daun Sirsak (Annona muricata Linn) dan


Kulit Jeruk Purut (Cytrus hystrix) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Teh
Dengan Variasi Lama Pengeringan. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Halaman 10-13.

Daroini, O. S. (2006). Kajian Proses Pembuatan The Herbal Dari Campuran The
Hijau (Camelia sinensis), Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)
dan Daun Ceremai (Phyllantusacidus (L.) Skeels). Fakultas Teknologi
Pertanian IPB. Halaman 12.

Depkes, R. I. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1,10-11

Farnworth, N. R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants. J.


Pharm. Sci. Halaman 55.

Gandjar, I. G., dan Rohman, A. (2012). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Ketiga.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman 222, 254-255.

Harborne, J. B. (1987). Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisa


Tumbuhan. Terjemahan Kosasih Padmawinata. Edisi II. Bandung: ITB
Press. Halaman 147

Hariana, H. A. (2011). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3. Edisi 1. Jakarta:


Penebar Swadaya. Halaman 89

Harun, N., Efendi, R., dan Simanjuntak, L. (2014). Penerimaan Panelis terhadap
Teh Herbal Dari kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dengan
Perlakuan Suhu Pengeingan. Universitas Riau Pekan Baru, Program Studi
Teknologi Hasil Pertanian. ISSN Vol. 13 No. 2. Halaman: 7-18.

Joe, W. (2012). Dahsyatnya Khasiat Sirsak Untuk Banyak Penyakit Yang


Mematikan. Yogyakarta: Andi Offset. Halaman 1-5.

Labbe D., Tremblay A., dan Bazinet L. (2006). Effect Of Bewing Temperature and
Duration On Green Tea Catechin Solubilization: Basis Of Roduction
Of EGC and EGCG Enriched Fractions. Separation and Purification Tech
nology. 49:1 - 9.

36
Universitas Sumatera Utara
Molyneux, P. (2004). The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl
(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci.
Technol. 26(2): 211-219.

Naithani, V., Nair, S., Kakkar, P., (2005). Decline In Antioxidant Capacity Of Indi
an Herbal Teas During Storage And Its Relation To Phenolic Content. Foo
d Research International 39 (2006) 176–181.

Putri, D. D dan Ulfin, I. (2015). Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi Terhadap
Kadar Kafein Dalam Teh Hitam. Journal Program Studi Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya Vol 4. Halaman 105.

Ramadhan, P. (2015). Mengenal Antioksidan. Yogyakarta: Graha ilmu. Halaman


1-5.

Ridho, E. A., Sari, R., dan Wahdaningsih, S. (2013). Uji Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Metanol Buah Lakum Dengan Metode DPPH. Program Studi
Farmasi Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjung Pura, Pontianak.
Halaman 1-9.

Rosidah, Y. M., Sadikun, A., dan Asmawi, M. (2008). Antioxidant Potential of


Gynura Procumbens. Pharmaceutical Biology. 46(9): 616-625.

Sastrohamidjojo, H. (1985). Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.


Halaman 39-42.

Satria, M. D., Sari, R., dan Wahdaningsih, S. (2013). Uji Aktivitas Antioksidan
Ekstrak n-Heksan Buah Lakum (Cayratiatrifolia) dengan Metode DPPH
(2,2Difenil1-pikrilhidrazil). Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran,
Universitas Tanjung Pura, Pontianak.Halaman 1-10.

Salamah, N dan Widyasari, E. (2015). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol


Daun Kelengkeng (Euphoria longan L Steud.) Dengan Metode
Penangkapan Radikal 2,2’ Difenil-1-Pikrilhidrazil. Yogyakarta: Fakultas
Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Halaman 26-27.

Sayuti, K. (2015). Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang: Perguruan Tinggi


Indonesia (APPTI). Halaman 63.

Silalahi, J. (2006). Makanan Fungsional. Yogyakarta: Kanisius. Halaman 41, 47-


48, 121.

Sudaryat,Y., Kusmiyati, M., Pelangi C. R, dan Rustamsyah, A., Rohdiana, D.


(2015). Aktivitas Antioksidan Seduhan Sepuluh Jenis Mutu Teh Hitam
(Camellia sinensis (L) o. Kuntze) Indonesia. Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung. Halaman 99.

37
Universitas Sumatera Utara
Sutisna, N. (2016). Pengaruh pH Larutan Penyeduh dan Lama Penyeduhan
Terhadap Kapasitas Antioksidan Ekstrak Teh Daun Sirsak (Annona
muricata Linn). Journal Institut Pertanian Bogor Vol 1. IPB. Halaman 10-
15.
Utari K., Nursafitri, E., Sari A, I., Sari, R., Winda A. K., Harti, A. (2013).
Kegunaan Daun Sirsak (Annona muricata L) Untuk Membunuh Sel
Kanker Dan Pengganti Kemoterapi. Surakarta: Program S-1 Keperawatan
STIKes Kusuma Husada. Halaman 2 - 3.
Wansi, S., Theopilus, W dan Syahran W. (2014). Analisis Kadar Klorin Pada Teh
Celup Berdasarkan Waktu Seduhan. Alumni Program Studi Pendidikan
Biologi. Halaman 25.
Winarsi, H. (2007). Antioksidan Alami dan Radikal Bebas Potensi dan
Aplikasinya Dalam Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius. Halaman 12, 17.

Winarsi, H. (2014). Antioksidan Daun Kapulaga Aplikasinya di Bidang


Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 38, 42-43.

WHO. (1998). Quality Control Methods for Medicinal Plant Materials.


Hongkong: Printed in England. Halaman 36

Zuhud, E. A. M. (2011). Kanker Lenyap Berkat Sirsak. Jakarta: Agromedia


Pustaka. Halaman 25, 35, 48.

38
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

39
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Bagan kerja penelitian

1. Uji Tanin
2. Uji Flavonoid
3. Uji Alkaloid
Uji skrining
4. Uji Glikosidik
fitokimia
5. Uji Saponin
6. Uji Steroid dan
Daun Sirsak
Terpenoid
1. Sortasi daun sirsak dan
Pengolahan dibersihkan dengan air
pembuatan teh mengalir
daun sirsak 2. Pelayuan daun sirsak
selama 18 jam pada
suhu kamar.
3. Pengeringan daun
sirsak dengan oven
listrik suhu ± 500c
selama ± 150 menit.
4. Diblender dan diayak
dengan mess 30 untuk
membuat bubuk teh
Bubuk tehsirsak
daun dengan variasi
penyeduhan
5. di simpan di
refrigerator ± 40C

Penyeduhan Penyeduhan Penyeduhan Penyeduhan Penyeduhan


2 menit 4 menit 6 menit 8 menit 10 menit

Pengenceran Pengenceran Pengenceran Pengenceran Pengenceran

-1500 µg/mL -1500 µg/mL -1500 µg/mL -1500 µg/mL -1500 µg/mL
-2000 µg/mL -2000 µg/mL -2000 µg/mL -2000 µg/mL -2000 µg/mL
-2500 µg/mL -2500 µg/mL -2500 µg/mL -2500 µg/mL -2500 µg/mL
-3000 µg/mL -3000 µg/mL -3000 µg/mL -3000 µg/mL -3000 µg/mL

Uji Aktivitas Antioksidan dengan


Perangkap DPPH dengan Alat
Spektrofotometer Uv-Vis

40
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Sampel yang digunakan

2 1
3
4
5
6

Pohon Sirsak Urutan Daun Sirsak

Daun Sirsak Segar Daun Sirsak Kering


Keterangan Gambar :
1. Daun sirsak urutan 1
2. Daun sirsak urutan 2
3. Daun sirsak urutan 3
4. Daun sirsak urutan 4
5. Daun sirsak urutan 5
6. Daun sirsak urutan 6

Teh Daun Sirsak

41
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Gambar Seperangkat Alat Spektrofotometer UV-Visibel

(UV 1800 - Shimadzu)

42
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Perhitungan Pembuatan larutan blanko DPPH 0,5 mM

≈ 20 mg

Jadi, serbuk DPPH yang ditimbang adalah 20 mg untuk membuat larutan


blanko DPPH 0,5 mM didalam volume 100 ml.

43
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Hasil Pengukuran Operating Time

Time Raw Data


(Minute)
0.0000 0.8484
1.0000 0.8458
2.0000 0.8422
3.0000 0.8394
4.0000 0.8356
5.0000 0.8336
6.0000 0.8321
7.0000 0.8309
8.0000 0.8300
9.0000 0.8292
10.0000 0.8286
11.0000 0.8291
12.0000 0.8289
13.0000 0.8286
14.0000 0.8288
15.0000 0.8288
16.0000 0.8288
17.0000 0.8293
18.0000 0.8292
19.0000 0.8293
20.0000 0.8301
21.0000 0.8309
22.0000 0.8323
23.0000 0.8344
24.0000 0.8370
25.0000 0.8378
26.0000 0.8388
27.0000 0.8400
28.0000 0.8403
29.0000 0.8408
30.0000 0.8417
31.0000 0.8422
32.0000 0.8424
33.0000 0.8421
34.0000 0.8421
35.0000 0.8422
36.0000 0.8427
37.0000 0.8448
38.0000 0.8438
39.0000 0.8447
40.0000 0.8456
41.0000 0.8468
42.0000 0.8475

44
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. (Lanjutan)

43.0000 0.8485
44.0000 0.8496
45.0000 0.8499
46.0000 0.8506
47.0000 0.8506
48.0000 0.8507
49.0000 0.8508
50.0000 0.8513
51.0000 0.8517
52.0000 0.8527
53.0000 0.8529
54.0000 0.8531
55.0000 0.8534
56.0000 0.8536
57.0000 0.8539
58.0000 0.8542
59.0000 0.8544
60.0000 0.8551

45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Hasil uji aktivitas antioksidan.

7.1 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Pada Waktu 2 Menit
8 Laruta Konsentrasi Absorbansi % Pemerangkapan
n Uji (μg/mL) I II III I II III Rata-
rata
Penyeduhan Blanko 0,864 0,867 0,864 0 0 0 0
2 menit 1500 0,487 0,485 0,487 42,43 44,05 43,634 43,37
2000 0,344 0,334 0,332 59,33 61,476 61,574 60,79
2500 0259 0,240 0,244 69,38 72,318 72,222 71,30
3000 0,207 0,206 0,201 75,53 76,239 76,736 76,16

7.2 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Pada Waktu 4 Menit
9 Laruta Konsentrasi Absorbansi % Pemerangkapan
n Uji (μg/mL) I II III I II III Rata-
rata
Penyeduhan Blanko 0,884 0,886 0,891 0 0 0 0
4 menit 1500 0,409 0,404 0,407 53,73 54,401 54,320 54,15
2000 0,308 0,305 0,309 65,15 65,575 65,319 65,35
2500 0,203 0,233 0,238 77,03 73,702 73,288 74,67
3000 0,159 0,165 0,168 82,01 81,376 81,144 81,51

7.3 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Pada Waktu 6 Menit
10 Laruta Konsentrasi Absorbansi % Pemerangkapan
n Uji (μg/mL) I II III I II III Rata-
rata
Penyeduhan Blanko 0,883 0,891 0,887 0 0 0 0
6 menit 1500 0,350 0,351 0,352 60,36 60,606 60,315 60,42
2000 0,208 0,207 0,205 76,44 77,441 76,888 76,92
2500 0,104 0,102 0,103 88,22 88,552 88,387 88,38
3000 0,070 0,071 0,071 92,07 92,031 91,995 92,03

7.4 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Pada Waktu 8 Menit
11 Laruta Konsentrasi Absorbansi % Pemerangkapan
n Uji (μg/mL) I II III I II III Rata-
rata
Penyeduhan Blanko 0,881 0,888 0,886 0 0 0 0
8 menit 1500 0,289 0,290 0,297 67,19 67,342 66,478 67,00
2000 0,230 0,238 0,233 73,89 73,198 73,702 73,59
2500 0,092 0,088 0,100 89,55 90,090 88,713 89,45
3000 0,051 0,049 0,048 94,21 94,481 94,582 94,42

46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (Lanjutan)
7.5 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Pada Waktu 10 Menit
12 Laruta Konsentrasi Absorbansi % Pemerangkapan
n Uji (μg/mL) I II III I II III Rata-
rata
Penyeduhan Blanko 0,889 0,890 0,891 0 0 0 0
10 menit 1500 0,281 0,291 0,293 68,39 67,303 67,115 67,60
2000 0,227 0,211 0,208 74,46 76,292 76,655 75,80
2500 0,091 0,094 0,091 89,76 89,438 89,786 89,66
3000 0,048 0,041 0,039 94,60 95,393 95,622 95,20

47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Perhitungan Persen Pemerangkapan Dan Perhitungan Nilai IC 50
8.1 Perhitungan persen pemerangkapan teh daun sirsak variasi waktu 2 menit.
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 1
No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/mL) Absorbansi

1 0 0,846

2 1500 0,487

3 2000 0,344

4 2500 0259

5 3000 0,207

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 1500 µg/mL


0,846 - 0,487
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,846
= 42,4349
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,846 - 0,344
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,846
= 59,3380
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,846 - 0,259
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,846
= 69,3853
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,846 - 0,207
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,846
= 75,5319

48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 1 waktu 2 menit
X Y
XY X2
(µg/mL) (% pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 42,4349 63652,35 2250000
2000 59,3380 118676 4000000
2500 69,3853 173463,25 6250000
3000 75,5319 226595,7 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 246,6901 ΣXY = ΣX2 =


X = 1800 Y = 49,33802 582387,3 21500000

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(582387,3)  (9000)(246,6901) / 5 138345,12


=   0,0261
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 49,33802 – (0,0261)(1800) = 2,3580
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0261x +2,3580
Nilai IC50 = y = 0,0261x + 2,3580
50 = 0,0261x +2,3580
X = 1825,3639
IC50 = 1825,3639 µg/mL

49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 2 waktu 2 menit
No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/mL) Absorbansi
1 0 0,867

2 1500 0,485

3 2000 0,334

4 2500 0,240

5 3000 0,206

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 1500 µg/mL


0,867 - 0,485
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,867
= 44,0599
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,867 - 0,334
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,867
= 61,4763
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,867 - 0,240
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,867
= 72,3183
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,867 - 0,206
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,867
= 76,2399

50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 2 waktu 2 menit
X Y
XY X2
(µg/mL) (%Pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 44,0599 65655 2250000
2000 61,4763 122140 4000000
2500 72,3183 178400 6250000
3000 76,2399 228990 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 254,0935 ΣX2 =


ΣXY = 598557,9
X = 1800 Y = 50,8187 21500000

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(598557,9)  (9000)(254,0935) / 5 141189.6


=   0,0266
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 50,8187 – (0,0266)(1800) = 2,9387
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0266x +2,9387
Nilai IC50 = y = 0,0266x + 2,9387
50 = 0,0266x +2,9387
X = 1769,2218
IC50 = 1769,2218 µg/mL

51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 3 waktu 2 menit

No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/mL) Absorbansi

1 0 0,864

2 1500 0,487

3 2000 0,332

4 2500 0,244

5 3000 0,201

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 1500 µg/mL


0,864 - 0,487
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,864
= 43,6342
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,864 - 0,332
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,864
= 61,5740
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,864 - 0,240
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,864
= 72,2222
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,864 - 0,201
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,864
= 76,7361

52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 3 waktu 2 menit
X Y
XY X2
(µg/mL) (%Pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 43,6342 65655 2250000
2000 61,5740 122140 4000000
2500 72,2222 178400 6250000
3000 76,7361 228990 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 254,1665
ΣXY = 599363,1 ΣX2 = 21500000
X = 1800 Y = 50,8383

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(599363,1)  (9000)(254,1665) / 5 141863,4


=   0,0267
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 50,8383 – (0,0267)(1800) = 2,7783
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0267x +2,7783
Nilai IC50 = y = 0,0267x + 2,7783
50 = 0,0267x +2,7783
X = 1768,6069
IC50 = 1768,6069 µg/mL

53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8.( Lanjutan)
8.2 Perhitungan persen pemerangkapan teh daun sirsak waktu 4 menit
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 1
No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/mL) Absorbansi

1 0 0,884

2 1500 0,409

3 2000 0,308

4 2500 0,203

5 3000 0,159

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 1500 µg/mL


0,884 - 0,409
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,884
= 53,7330
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,884 - 0,308
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,884
= 65,1583
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,884 - 0,203
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,884
= 77,0361
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,884 - 0,159
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,884
= 82,0135

54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8.( Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 1 waktu 4 menit
X Y
XY X2
(µg/mL) (%Pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 53,7330 80599,5 2250000
2000 65,1583 130316,6 4000000
2500 77,0361 192590,25 6250000
3000 82,0135 246040,5 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 277,9409 ΣXY = ΣX2 =


X = 1800 Y = 55,5818 649540,9 21500000

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(649540,9)  (9000)(277,9409) / 5 149247.28


=   0,0281
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 55,5818 – (0,0281)(1800) = 5,0018
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0281x +5,0018
Nilai IC50 = y = 0,0281x + 5,0018
50 = 0,0281x +5,0018
X = 1601,3594
IC50 = 1601,3594 µg/mL

55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 2 pada waktu 4 menit

No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/mL) Absorbansi

1 0 0,886

2 1500 0,404

3 2000 0,305

4 2500 0,233

5 3000 0,165

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 1500 µg/mL
0,886 - 0,404
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,886
= 54,4018
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,886 - 0,305
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,886
= 65,5756
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,886 - 0,233
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,886
= 73,7020
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,886 - 0,165
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,886
= 81,3769

56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8.( Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 2 waktu 4 menit
X Y
XY X2
(µg/mL) (%Pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 54,4018 81602,7 2250000
2000 65,5756 131151,2 4000000
2500 73,7020 184255 6250000
3000 81,3769 244130,7 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 275,0563 ΣXY = ΣX2 =


X = 1800 Y = 55,0112 641139,6 21500000

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(641139,6)  (9000)(275,0563) / 5 146038,26


=   0,0275
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 55,0112 – (0,0275)(1800) = 5,5112
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0275x + 5,5112
Nilai IC50 = y = 0,0275x + 5,5112
50 = 0,0275x + 5,5112
X = 1617,7745
IC50 = 1617,7745 µg/mL

57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Lanjutan Perhitungan nilai IC50
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 3 pada waktu 4 menit
No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/mL) Absorbansi

1 0 0,891

2 1500 0,407

3 2000 0,309

4 2500 0,238

5 3000 0,168

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 1500 µg/mL
0,891 - 0,407
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,891
= 54,3209
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,891 - 0,309
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,891
= 65,3198
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,891 - 0,238
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,891
= 73,2884
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,891 - 0,168
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,891
= 81,1447

58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran waktu 4 menit
X Y
XY X2
(µg/mL) (%Pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 54,3209 81481,35 2250000
2000 65,3198 130639,6 4000000
2500 73,2884 183221 6250000
3000 81,1447 243434,1 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 274,0738 ΣX2 =


ΣXY = 638776
X = 1800 Y = 54,8147 21500000

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(638776)  (9000)(274,0738) / 5 145443,16


=   0,0274
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 54,8147 – (0,0274)(1800) = 5,4947
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0274x +5,4947

Nilai IC50 = Y = 0,0274x + 5,4947


50 = 0,0274x + 5,4947
X = 1624,2810
IC50 = 1624,2810 µg/mL

59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
8.3 Perhitungan persen pemerangkapan teh daun sirsak waktu 6 menit
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 1
No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/mL) Absorbansi

1 0 0,883

2 1500 0,350

3 2000 0,208

4 2500 0,104

5 3000 0,070

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1.Konsentrasi 1500 µg/mL


0,883 - 0,350
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,883
= 60,3624
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,883 - 0,208
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,883
= 76,4439
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,883 - 0,104
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,883
= 88,2219
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,883 - 0,070
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,883
= 92,0724

60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 1 waktu 6 menit
X Y
XY X2
(µg/mL) (%Pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 60,3624 90543,6 2250000
2000 76,4439 152887,8 4000000
2500 88,2219 220554,75 6250000
3000 92,0724 276217,2 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 371,1006 ΣX2 =


ΣXY = 740203,4
X = 1800 Y = 63,4201 21500000

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(740203,4)  (9000)(371,1006) / 5 72222.32


=   0,0319
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 63,4201 – (0,0319)(1800) = 6,0001
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0319x + 6,0001
Nilai IC50 = y = 0,0319x + 6,0001
50 = 0,0319x + 6,0001
X = 1379,3079
IC50 = 1379,3079 µg/mL

61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8.( Lanjutan)
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 2 pada waktu 6 menit

No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/mL) Absorbansi

1 0 0,891

2 1500 0,351

3 2000 0,207

4 2500 0,102

5 3000 0,071

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 1500 µg/mL


0,891 - 0,351
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,891
= 60,6060
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,891 - 0,201
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,891
= 77,4410
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,891 - 0,102
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,891
= 88,5521
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,891 - 0,071
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,891
= 92,0314

62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 2 waktu 6 menit
X Y
XY X2
(µg/mL) (%Pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 60,6060 90909 2250000
2000 77,4410 154882 4000000
2500 88,5521 221380,25 6250000
3000 92,0314 276094,2 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 318,6305 ΣXY = ΣX2 =


X = 1800 Y = 63,7261 743265,5 21500000

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(743265,5)  (9000)(318,6305) / 5 169730,6


=   0,0320
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 63,7261 – (0,0320)(1800) = 6,1261
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0320x + 6,1261
Nilai IC50 = y = 0,0320x + 6,1261
50 = 0,0320x +6,1261
X = 1371,0593
IC50 = 1371,0593 µg/mL

63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 3 pada waktu 6 menit

No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/mL) Absorbansi

1 0 0,887

2 1500 0,352

3 2000 0,205

4 2500 0,103

5 3000 0,071

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 1500 µg/mL
0,887 - 0,352
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,887
= 60,3156
2.Konsentrasi 2000 µg/mL
0,887 - 0,205
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,887
= 76,8883
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,887 - 0,103
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,887
= 88,3878
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,887 - 0,071
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,887
= 91,9954

64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8.( Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 3 waktu 6 menit
X Y
XY X2
(µg/mL) (%Pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 60,3156 90470,4 2250000
2000 76,8883 153776,6 4000000
2500 88.3878 220969,5 6250000
3000 91,9954 275986,2 9000000
ΣX =
9000 ΣY = 317,5871
ΣXY = 741205,7 ΣX2 = 21500000
X = Y = 63,5174
1800
Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)
Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(741205,7)  (9000)(317,5871) / 5 72348,92


=   0,0319
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 63,5174 – (0,0319)(1800) = 6,0974
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0319x + 6,0974

Nilai IC50 = Y = 0,0319x + 6,0974


50 = 0,0192x + 6,0974
X = 1376,2570
IC50 = 1376,2570µg/mL

65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
8.4 Perhitungan persen pemerangkapan teh daun sirsak waktu 8 menit
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 1
No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/mL) Absorbansi

1 0 0,881

2 1500 0,289

3 2000 0,230

4 2500 0,092

5 3000 0,051

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 1500 µg/mL


0,881 - 0,289
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,881
= 67,1963
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,881 - 0,230
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,881
= 73,8933
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,881 - 0,092
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,881
= 89,5573
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,881 - 0,051
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,881
= 94,2111

66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 1waktu 8 menit
Y
X(µg/mL) XY X2
(%Pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 67,1963 100794,45 2250000
2000 73,8933 147786,6 4000000
2500 89,5573 223893,25 6250000
3000 94,2111 282633,3 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 324,858 ΣXY = ΣX2 =


X = 1800 Y = 64,9716 755107,6 21500000

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(755107,6)  (9000)(324,858) / 5 170363,2


=   0,0321
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 64,9716 – (0,0321)(1800) = 7,1124
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0321x + 7,1124
Nilai IC50 = y = 0,0321x + 7,1124
50 = 0,0321x +7,1124
X = 1336,0623
IC50 = 1336,0623 µg/mL

67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8.( Lanjutan)
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 2 pada waktu 8 menit

No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/mL) Absorbansi

1 0 0,888

2 1500 0,290

3 2000 0,238

4 2500 0,088

5 3000 0,049

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 1500 µg/mL


0,888 - 0,290
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,888
= 67,3423
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,888 - 0,238
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,888
= 73,1981
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,888 - 0,088
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,888
= 90,0900
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,888 - 0,049
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,888
= 94,4819

68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 2 waktu 8 menit
Y
X(µg/mL) XY X2
(%Pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 67,3423 101013,45 2250000
2000 73,1981 146396,2 4000000
2500 90,0900 225225 6250000
3000 94,4819 283445,7 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 325,1123 ΣXY = ΣX2 =


X = 1800 Y = 65,0224 756080,4 21500000

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(756080,4)  (9000)(325,1123) / 5 170878,26


=   0,0322
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 65,0224 – (0,0322)(1800) = 6,9884
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0322x + 6,9884
Nilai IC50 = y = 0,0322x + 6,9884
50 = 0,0322x + 6,9884
X = 1335,7639
IC50 = 1335,7639 µg/mL

69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8.( Lanjutan)
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 3 pada waktu 4 menit

No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/mL) Absorbansi

1 0 0,886

2 1500 0,297

3 2000 0,233

4 2500 0,100

5 3000 0,048

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 1500 µg/mL
0,886 - 0,297
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,886
= 66,4785
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,886 - 0,233
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,886
= 73,7020
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,886 - 0,100
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,886
= 88,7133
4 Konsentrasi 3000 µg/mL
0,886 - 0,048
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,886
= 94,5823

70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 3 waktu 8 menit
Y
X(µg/mL) XY X2
(%Pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 66,4785 99717,75 2250000
2000 73,7020 147404 4000000
2500 88,7133 221783,25 6250000
3000 94,5823 283746,9 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 323,4761 ΣXY = ΣX2 =


X = 1800 Y = 64,6952 752651,9 21500000

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(752651,9 )  (9000)(323,4761) / 5 170394,92


=   0,0321
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 64,6952 – (0,0321)(1800) = 6,8252
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0321x + 6,8252

Nilai IC50 = Y = 0,0322x +6,8252


50 = 0,0321x + 6,8252
X = 1345,0093
IC50 = 1345,0093 µg/mL

71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8.( Lanjutan)
8.5 Perhitungan persen pemerangkapan teh daun sirsak waktu 10 menit
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 1
No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/mL) Absorbansi

1 0 0,889

2 1500 0,281

3 2000 0,227

4 2500 0,091

5 3000 0,048

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 1500 µg/mL


0,889 - 0,281
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,889
= 68,3914
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,889 - 0,227
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,889
= 74,4656
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,889 - 0,091
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,889
= 89,7637
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,889 - 0,048
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,889
= 94,6006

72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak waktu 10 menit

X(µg/mL) Y(%) XY X2
0 0 0 0
1500 68,3914 102587,1 2250000
2000 74,4656 148931,2 4000000
2500 89,7637 224409,25 6250000
3000 94,6006 283801,8 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 327,2213
ΣXY = 759729,4 ΣX2 = 21500000
X = 1800 Y = 65,4442

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(759729,4)  (9000)(327,2213) / 5 170731,06


=   0,0322
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 65,4442 – (0,0322)(1800) = 7,4842
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0322x + 7,4842
Nilai IC50 = y = 0,0322x + 7,4842
50 = 0,0322x + 7,4842
X = 1320,3664
IC50 = 1320, 3664 µg/mL

73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8.( Lanjutan)
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 2 pada waktu 10 menit

No. Konsentrasi Larutan Uji (μg/mL) Absorbansi

1 0 0,890

2 1500 0,291

3 2000 0,211

4 2500 0,094

5 3000 0,041

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel

1. Konsentrasi 1500 µg/mL


0,890 - 0,291
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,890
= 67,3033
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,890 - 0,211
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,890
= 76,2921
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,890 - 0,094
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,890
= 89,4382
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,890 - 0,041
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,890
= 95,3932

74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 2 waktu 10 menit

X(µg/ml) Y(%) XY X2
0 0 0 0
1500 67,3033 100954,95 2250000
2000 76,2921 152584,2 4000000
2500 89,4382 223595,5 6250000
3000 95,3932 286179,6 9000000

ΣX = 9000 ΣY = 3284268
ΣXY = 763314,3 ΣX2 = 21500000
X = 1800 Y = 65,6853

Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)


Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(763314,3)  (9000)(328,4268) / 5 172146,06


=   0,0324
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 65,6853 – (0,0324)(1800) = 7,3658
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0324x +7,3658
Nilai IC50 = y = 0,0324x + 7,3658
50 = 0,0324x + 7,3658
X = 1315,8703
IC50 = 1315,8703 µg/mL

75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel data absorbansi DPPH pengukuran 3 pada waktu 10 menit

No. Konsentrasi Larutan Uji (µg/mL) Absorbansi

1 0 0,891

2 1500 0,293

3 2000 0,208

4 2500 0,091

5 3000 0,039

A kontrol - A sampel
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
A kontrol

Keterangan : Akontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel


Asampel = Absorbansi sampel
1. Konsentrasi 1500 µg/mL
0,891 - 0,293
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,891
= 67,1156
2. Konsentrasi 2000 µg/mL
0,891 - 0,208
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,891
= 76,6554
3. Konsentrasi 2500 µg/mL
0,891 - 0,091
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,891
= 89,7867
4. Konsentrasi 3000 µg/mL
0,891 - 0,039
Aktivitas pemerangkapan (%) = x 100%
0,891
= 95,6228

76
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel IC50 dari teh daun sirsak pengukuran 3 waktu 10 menit
Y
X(µg/mL) XY X2
(%Pemerangkapan)
0 0 0 0
1500 67,1156 100673,4 2250000
2000 76,6554 153310,8 4000000
2500 89,7867 224466,75 6250000
3000 95,6228 286868,4 9000000
ΣX =
ΣY = 329,1805 ΣX2 =
9000 ΣXY = 765319,4
Y = 65,8361 21500000
X = 1800
Keterangan: X = Konsentrasi (μg/mL)
Y = % Pemerangkapan

( XY) - ( X)( Y) / n
a =
( X 2 )  ( X) 2 / n

(765319,4 )  (9000)(329,1805) / 5 172794,5


=   0,0326
(21500000)  (9000) 2 / 5 5300000

b = Y  aX
= 65,8361 – (0,0326)(1800) = 7,1561
Jadi, persamaan garis regresi Y = 0,0326x + 7,1561

Nilai IC50 = Y = 0,0326x + 7,1561


50 = 0,0326x + 7,1561
X = 1314,2300
IC50 = 1314,2300 µg/mL

77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Uji statistika

Descriptives
Perlakuan Statistic Std. Error
2 menit Mean 1787.729533 18.8180315
95% Confidence Lower Bound 1706.762079
Interval for Mean Upper Bound 1868.696988
5% Trimmed Mean .
Median 1769.221800
Variance 1062.355
Std. Deviation 32.5937866
Minimum 1768.6029
Maximum 1825.3639
Range 56.7610
Interquartile Range .
Skewness 1.731 1.225
Kurtosis . .
4 menit Mean 1614.471633 6.8198639
95% Confidence Lower Bound 1585.128127
Interval for Mean Upper Bound 1643.815140
5% Trimmed Mean .
Median 1617.774500
Variance 139.532
Std. Deviation 11.8123509
Minimum 1601.3594
Maximum 1624.2810
Range 22.9216
Interquartile Range .
Skewness -1.160 1.225
Kurtosis . .
6 menit Mean 1375.541400 2.4078976
95% Confidence Lower Bound 1365.181053
Interval for Mean Upper Bound 1385.901747
5% Trimmed Mean .
Median 1376.257000
Variance 17.394
Std. Deviation 4.1706010
Minimum 1371.0593
Maximum 1379.3079
Range 8.2486
Interquartile Range .
Skewness -.749 1.225

8 menit Mean 1338.945167 3.0332900


95% Confidence Lower Bound 1325.893973
Interval for Mean Upper Bound 1351.996360
5% Trimmed Mean .
Median 1336.062300

78
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)

Variance 27.603
Std. Deviation 5.2538125
Minimum 1335.7639
Maximum 1345.0093
Range 9.2454
Interquartile Range .
Skewness 1.726 1.225
Kurtosis . .
Mean 1316.822233 1.8342559
95% Confidence Interval for Lower Bound 1308.930067
Mean Upper Bound 1324.714399
5% Trimmed Mean .
Median 1315.870300
Variance 10.093
Std. Deviation 3.1770244
Minimum 1314.2300
Maximum 1320.3664
Range 6.1364
Interquartile Range .
Skewness 1.227 1.225
Kurtosis . .

Tests of Normality
perlaku Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
an Statistic df Sig. Statist Df Sig.
ic
kadar 2 menit .382 3 . .758 3 .018
4 menit .277 3 . .941 3 .533
6 menit .235 3 . .978 3 .715
8 menit .375 3 . .774 3 .054
10 .284 3 . .933 3 .499
menit

Kruskal-Wallis Test
a,b
Test Statistics
kadar
Chi-Square 13.500
df 4
Asymp. Sig. .009
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: perlakuan

79
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)
Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kadar 2 menit 3 5.00 15.00
4 menit 3 2.00 6.00
Total 6

Test Statisticsa
kadar
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.

Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kadar 4 menit 3 5.00 15.00
6 menit 3 2.00 6.00
Total 6

Test Statisticsa
kadar
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2- .050
tailed)
Exact Sig. [2*(1- .100b
tailed Sig.)]

80
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (Lanjutan)

Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kadar 6 menit 3 5.00 15.00
8 menit 3 2.00 6.00
Total 6

Test Statisticsa
kadar
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.

Mann-Whitney Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kadar 8 menit 3 5.00 15.00
10 menit 3 2.00 6.00
Total 6

Test Statisticsa
kadar
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: perlakuan
b. Not corrected for ties.

81
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai