Anda di halaman 1dari 19

INKOMPATIBILITAS ANTARA INJEKSI

DEXAMETHASONE DENGAN LARUTAN


PARENTERAL YANG MENGANDUNG KALSIUM

SKRIPSI
pada Fakultas Farmasi
Universitas

Mate
ra
OLEH:
DEBI SARA MONICA
NIM 121501047

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


INKOMPATIBILITAS ANTARA INJEKSI
DEXAMETHASONE DENGAN LARUTAN
PARENTERAL YANG MENGANDUNG KALSIUM

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara

OLEH:
DEBI SARA MONICA
NIM 121501047

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


PENGESAHAN SKRIPSI

INKOMPATIBILITAS ANTARA INJEKSI


DEXAMETHASONE DENGAN LARUTAN PARENTERAL
YANG MENGANDUNG KALSIUM

OLEH:
DEBI SARA MONICA
NIM 121501047

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal : 19 Juli 2016

Disetujui oleh:
Pembimbing I, Panitia Penguji,

Dr. Anayanti Arianto, M.Si., Apt. Dr. Kasmirul Ramlan Sinaga, M.S., Apt.
NIP 195306251986012001 NIP 195504241983031003

Pembimbing II, Dr. Anayanti Arianto, M.Si., Apt.


NIP 195306251986012001

Prof. Dr. Hakim Bangun, Apt.


NIP 195201171980031002 Dr. Edy Suwarso, SU., Apt.
NIP 195209271981031007

Drs. Suryanto, M.Si., Apt.


NIP 196106191991031001

Medan, Juli 2016


Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,

Dr. Masfria, M.S., Apt.


NIP 195707231986012001

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan berkat

dan kasihNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi yang berjudul dengan judul “Inkompatibilitas antara Injeksi

Dexamethasone dengan Larutan Parenteral yang Mengandung Kalsium”. Skripsi

ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini dengan segala hormat penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan

fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan, kepada Ibu Dr.

Anayanti Arianto, M.Si., Apt., dan Bapak Prof. Dr. Hakim Bangun, Apt., selaku

dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan petunjuk serta

saran-saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Penulis juga

menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Kasmirul Ramlan Sinaga,

M.S., Apt., Bapak Dr. Edy Suwarso, SU., Apt., dan Bapak Drs. Suryanto, M.Si.,

Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan arahan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta kepada Bapak Prof. Dr.

Hakim Bangun, Apt., selaku dosen penasehat akademik yang selalu membimbing

selama masa pendidikan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu staf

pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik

selama perkuliahan dan Ibu kepala Laboratorium Farmasi Fisik yang telah

memberikan bantuan dan fasilitas selama penulis melakukan penelitian. Penulis

iv
Universitas Sumatera Utara
juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan tiada terhingga

kepada Ayahanda Darma Karya Bangun dan Ibunda Elyana br. Sitepu yang telah

memberikan cinta dan kasih sayang yang tak ternilai harganya dengan apapun,

pengorbanan baik materil, moril, dan motivasi serta doa yang tulus yang tidak

pernah berhenti, serta kakak-kakakku tercinta Dessy Gustiana br. Bangun, Amd.,

Debora Nova Siska br. Bangun, S.Sos., abangku tercinta Dedy Pramana Bangun

dan keponakanku tercinta Michael Alexy Pratama Sembiring yang setia

mendukung dan memberi dukungan baik materil, moril dan motivasi serta doa

yang tiada henti, kepada sahabat-sahabat saya dan teman-teman di Laboratorium

Farmasi Fisik yang telah memberikan motivasi dan menyemangati penulis selama

penelitian dan penulisan skripsi berlangsung.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum smepurna,

sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

penyempurnaannya. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi dan berguna bagi alam semesta.

Medan, Juli 2016


Penulis,

Debi Sara Monica


NIM 121501047

v
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Debi Sara Monica

Nomor Induk Mahasiswa : 121501047

Program Studi : S-1 Farmasi Reguler

Judul Skripsi : Inkompatibilitas antara Injeksi Dexamethasone


dengan Larutan Parenteral yang Mengandung
Kalsium

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan data dari hasil
pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat
karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya di dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ada pengadukan dari pihak lain karena di dalam skripsi
ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia
menerima sanksi apapun oleh Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing.

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.

Medan, Juli 2016


Yang membuat pernyataan,

Debi Sara Monica


NIM 121501047

vi
Universitas Sumatera Utara
INKOMPATIBILITAS ANTARA INJEKSI DEXAMETHASONE DENGAN
LARUTAN PARENTERAL YANG MENGANDUNG KALSIUM

ABSTRAK

Latar Belakang: Injeksi dexamethasone merupakan obat golongan kortikosteroid


yang ditujukan untuk alergi, gejala inflamasi akut, tetapi memiliki efek samping
osteoporosis, gangguan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit. Oleh karena itu,
dalam pemberiannya perlu diberikan larutan parenteral mengandung kalsium.
Namun demikian, kalsium dapat bereaksi dengan fosfat yang terdapat pada injeksi
dexamethasone membentuk endapan kalsium fosfat. Dalam pemberian larutan
intravena ukuran partikel tidak boleh lebih dari 1 µm.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh konsentrasi injeksi
dexamethasone, injeksi kalsium glukonat serta konsentrasi Ca2+ dalam larutan
Ringer terhadap inkompatibilitas melalui pencampuran dalam satu wadah dan
three-way stopcock.
Metode: Larutan injeksi dexamethasone dibuat dengan variasi konsentrasi
0,008%; 0,02% dan 0,07%, sedangkan injeksi kalsium glukonat dibuat dengan
variasi konsentrasi 0,74%; 1,67% dan 4,44%, serta larutan Ringer dengan variasi
konsentrasi Ca2+ 1,125 mEq; 0,45 mEq dan 0,1125 mEq. Pencampuran injeksi
dexamethasone dengan injeksi kalsium glukonat maupun larutan Ringer dilakukan
dalam jumlah volume yang sama. Pencampuran larutan parenteral dilakukan
dengan dua metode yang berbeda yaitu dalam satu wadah dan melalui three-way
stopcock. Parameter inkompatibilitas campuran larutan yang diamati adalah
kekeruhan, ukuran partikel, pH dan morfologi partikel.
Hasil: Semakin meningkat konsentrasi injeksi dexamethasone dan injeksi kalsium
glukonat, serta konsentrasi Ca2+ dalam larutan Ringer maka semakin meningkat
nilai kekeruhan dan diameter ukuran partikel yang lebih dari 1 µm, tetapi nilai pH
yang diperoleh semakin menurun. Penambahan kalsium ke dalam injeksi
dexamethasone yang mengandung dexamethasone natrium fosfat membentuk
kompleks CaHPO4 yang mengendap. Hasil pengamatan morfologi partikel
menunjukkan bahwa kalsium fosfat yang terbentuk berada pada fase pertama
yaitu brushite atau dikalsium fosfat dihidrat.
Kesimpulan: Adanya inkompatibilitas antara injeksi dexamethasone yang
mengandung dexamethasone natrium fosfat dengan injeksi kalsium glukonat dan
larutan Ringer melalui pencampuran dalam satu wadah dan three-way stopcock.
Peningkatan konsentrasi injeksi dexamethasone, injeksi kalsium glukonat serta
konsentrasi Ca2+ dalam larutan Ringer mempengaruhi peningkatan nilai
kekeruhan serta diameter ukuran partikel yang lebih dari 1 µm, tetapi nilai pH
yang diperoleh semakin menurun.

Kata kunci: dexamethasone, kalsium glukonat, larutan ringer, inkompatibilitas

vii
Universitas Sumatera Utara
INCOMPATIBILITY OF DEXAMETHASONE INJECTION WITH
PARENTERAL SOLUTIONS CONTAINING CALCIUM

ABSTRACT

Background: Dexamethasone injection is a corticosteroid which is intended for


allergies, acute inflammatory symptoms, but the side effects are osteoporosis,
impaired body fluid balance and electrolyte. Therefore, the administration should
be given parenteral solution containing calcium. However, calcium can react with
the phosphate contained in the injection of dexamethasone form a precipitate
calcium phosphate. Particle size ˃ 1 μm cannot be administered intravenously.
Purpose: the aim of this study was to know the effect of dexamethasone injection
concentration, calcium gluconate injection and concentration of Ca2+ in Ringer's
solution to the incompatibility volume through mixing in a container and a three-
way stopcock.
Methods: Dexamethasone injection solution made with various concentrations of
0.008%; 0.02% and 0.07%, whereas calcium gluconate injection was made with
various concentrations of 0.74%; 1.67% and 4.44%, as well as Ringer's solution
with various concentrations of Ca2+ 1.125 mEq; 0.45 mEq and 0.1125 mEq.
Dexamethasone injection mixing with calcium gluconate injection and Ringer
solution was performed in the same amount of volume. Parenteral solution mixing
was done by two different methods, namely in one container and through the
three-way stopcock. Parameter incompatibility solution mixture was observed
turbidity, particle size, pH and particle morphology.
Results: The higher the concentration of dexamethasone and calcium gluconate
mixture, also the higher concentration of Ca2+ in Ringer's solution caused higher
turbidity value also formed particle diameter was more than 1 µm. However, the
obtained pH value decreased. The addition of calcium into dexamethasone
injection containing sodium phosphate to form a complex of precipitated
CaHPO4. The formation of calcium phosphate was in the first phase of the
formation of calcium phosphate which was brushite or dicalcium phosphate
dihydrate.
Conclusion: Incompatibilities between dexamethasone injection containing
dexamethasone sodium phosphate with calcium gluconate injection and Ringer's
solution by mixing in a container and a three-way stopcock. Increasing
concentrations of dexamethasone injection, injection of calcium gluconate and
concentration of Ca2+ in Ringer's solution affect the increase in turbidity and
particle size diameter of 1 μm, but the pH value decreases.

Keywords: dexamethasone, calcium gluconate, ringer’s solution, incompatibility

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ..................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................. iv

SURAT PERNYATAAN ......................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................... vii

ABSTRACT ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................ ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Kerangka Pikir Penelitian .................................................... 3

1.3 Perumusan Masalah ............................................................. 4

1.4 Hipotesis Penelitian ............................................................. 4

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................. 4

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5

2.1 Parenteral .............................................................................. 5

2.1.1 Intravena .................................................................... 5

2.1.2 Dasar pemberian cairan intravena .............................. 6

2.2 Injeksi Dexamethasone ........................................................ 6

2.2.1 Uraian umum deksametason natrium fosfat .............. 6

ix
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Dosis umum ............................................................... 8

2.2.3 Farmakologi ............................................................... 8

2.2.4 Indikasi dan kontraindikasi ........................................ 9

2.2.5 Efek samping ............................................................. 9

2.3 Injeksi Kalsium Glukonat .................................................... 10

2.3.1 Uraian umum injeksi kalsium glukonat ...................... 10

2.3.2 Dosis umum ............................................................... 11

2.3.3 Farmakologi ............................................................... 11

2.3.4 Indikasi dan kontraindikasi ........................................ 11

2.3.5 Efek samping ............................................................. 12

2.4 Larutan Ringer ..................................................................... 12

2.5 Inkompatibilitas ................................................................... 14

2.5.1 Inkompatibilitas fisika ............................................... 14

2.5.2 Inkompatibilitas kimia ............................................... 15

2.5.3 Inkompatibilitas terapetik .......................................... 16

2.6 Kalsium Fosfat ..................................................................... 16

2.7 Kekeruhan ............................................................................ 17

2.7.1 Non-rasiometrik, cahaya putih (Nephelometric


Turbidity Unit, NTUs) ............................................. 18

2.7.2 Rasiometrik, cahaya putih (Nephelometric


Ratiometric Turbidity Units, NTUs) ....................... 19

2.7.3 Backscatter/turbidimeters rasiometrik cahaya


putih atau mendekati cahaya IR (Backscatter
Unit/BU or Formazin Backscatter Unit/FBU) ....... 19

2.8 Pengujian Partikel ................................................................ 19

2.8.1 Ukuran partikel .......................................................... 20

2.8.2 Interaksi partikel ........................................................ 20

x
Universitas Sumatera Utara
2.8.3 Particle size analyzer ................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 23

3.1 Metode Penelitian ................................................................ 23

3.2 Alat ....................................................................................... 23

3.3 Bahan ................................................................................... 23

3.4 Penyiapan Tiang Infus ......................................................... 24

3.5 Sediaan Parenteral yang Digunakan .................................... 24

3.6 Pembuatan Larutan Uji ........................................................ 25

3.6.1 Pembuatan larutan injeksi dexamethasone 0,008% ... 25

3.6.2 Pembuatan larutan injeksi dexamethasone 0,02% ..... 25

3.6.3 Pembuatan larutan injeksi dexamethasone 0,07% ..... 26

3.6.4 Pembuatan larutan injeksi kalsium glukonat 0,74% .. 26

3.6.5 Pembuatan larutan injeksi kalsium glukonat 1,67% .. 26

3.6.6 Pembuatan larutan injeksi kalsium glukonat 4,44% .. 26

3.6.7 Penyiapan larutan yang mengandung kalsium 1,125


mEq (larutan Ringer 250 mL) ................................... 26

3.6.8 Penyiapan larutan yang mengandung kalsium 0,45


mEq (larutan Ringer 100 mL) ................................... 27

3.6.9 Penyiapan larutan yang mengandung kalsium


0,1125 mEq (larutan Ringer 25 mL) ......................... 27

3.7 Prosedur Kerja ..................................................................... 27

3.7.1 Pencampuran injeksi dexamethasone dan injeksi


kalsium glukonat dalam satu wadah ......................... 27

3.7.2 Pencampuran injeksi dexamethasone dan injeksi


kalsium glukonat melalui three-way stopcock .......... 28

3.7.3 Pencampuran injeksi dexamethasone dan larutan


Ringer dalam satu wadah .......................................... 29

3.7.4 Pencampuran injeksi dexamethasone dan larutan


Ringer dengan melalui three-way stopcock ............... 30

xi
Universitas Sumatera Utara
3.7.5 Evaluasi pemeriksaan penampilan fisik hasil
pencampuran injeksi dexamethasone dengan injeksi
kalsium glukonat maupun larutan Ringer dalam satu
wadah dan melalui three-way stopcock ..................... 31

3.7.5.1 Pemeriksaan warna dan kekeruhan ................ 31

3.7.5.2 Pengujian kekeruhan ...................................... 32

3.7.5.2.1 Kalibrasi turbidimeter ................... 32

3.7.5.2.2 Penetapan blanko .......................... 32

3.7.5.2.3 Penetapan sampel uji ...................... 32

3.7.5.3 Pemeriksaan ukuran partikel larutan ............. 32

3.7.5.4 Penentuan pH larutan .................................... 33

3.7.5.5 Pemeriksaan morfologi partikel .................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 35

4.1 Pemeriksaan Warna dan Kekeruhan Campuran Injeksi


Dexamethasone dengan Larutan Parenteral yang
Mengandung Kalsium (Injeksi Kalsium Glukonat,
Larutan Ringer) dalam Satu Wadah dan melalui Three-
way Stopcock ....................................................................... 35

4.1.1 Pemeriksaan warna dan kekeruhan campuran injeksi


dexamethasone dan injeksi kalsium glukonat dalam
satu wadah dan melalui three-way stopcock ............. 35

4.1.2 Pemeriksaan warna dan kekeruhan campuran injeksi


dexamethasone dan larutan Ringer dalam satu
wadah dan melalui three-way stopcock ..................... 38

4.2 Pengaruh Campuran Injeksi Dexamethasone dengan


Larutan Parenteral yang Mengandung Kalsium (Injeksi
Kalsium Glukonat, Larutan Ringer) dalam Satu Wadah
dan melalui Three-way Stopcock terhadap Kekeruhan
Larutan ................................................................................ 41

4.3 Pengaruh Campuran Injeksi Dexamethasone dengan


Larutan Parenteral yang Mengandung Kalsium (Injeksi
Kalsium Glukonat, Larutan Ringer) dalam Satu Wadah
dan melalui Three-way Stopcock terhadap Ukuran Partikel
Larutan ................................................................................ 47

xii
Universitas Sumatera Utara
4.4 Pengaruh Campuran Injeksi Dexamethasone dengan
Larutan Parenteral yang Mengandung Kalsium (Injeksi
Kalsium Glukonat, Larutan Ringer) dalam Satu Wadah
dan melalui Three-way Stopcock terhadap pH Larutan ...... 52

4.5 Morfologi Partikel Kalsium Fosfat ..................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 59

5.1 Kesimpulan .......................................................................... 59

5.2 Saran .................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 60

LAMPIRAN ............................................................................................. 64

xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Solution compatibility chart dexamethasone ............................. 8

2.2 Solution compatibility chart calcium gluconate ......................... 10

4.1 Data pengamatan terhadap pemeriksaan warna dan kekeruhan


campuran injeksi dexamethasone dengan injeksi kalsium
glukonat dalam satu wadah dan melalui three-way stopcock .... 35

4.2 Data pengamatan terhadap pemeriksaan warna dan kekeruhan


campuran injeksi dexamethasone dan larutan Ringer dalam
satu wadah dan melalui three-way stopcock .............................. 38

4.3 Kekeruhan campuran larutan injeksi dexamethasone dan


injeksi kalsium glukonat dalam satu wadah dan melalui three-
way stopcock .............................................................................. 42

4.4 Kekeruhan campuran larutan injeksi dexamethasone dan


larutan Ringer dalam satu wadah dan melalui three-way
stopcock ...................................................................................... 44

4.5 Ukuran partikel campuran larutan injeksi dexamethasone dan


injeksi kalsium glukonat baik dalam satu wadah maupun
melalui three-way stopcock ........................................................ 48

4.6 Distribusi ukuran partikel campuran larutan injeksi


dexamethasone dan injeksi kalsium glukonat baik dalam satu
wadah maupun melalui three-way stopcock .............................. 49

4.7 Ukuran partikel campuran larutan injeksi dexamethasone dan


larutan Ringer baik dalam satu wadah maupun melalui three-
way stopcock .............................................................................. 50

4.8 Distribusi ukuran partikel campuran larutan injeksi


dexamethasone dan larutan Ringer baik dalam satu wadah
maupun melalui three-way stopcock .......................................... 51

4.9 pH campuran larutan injeksi dexamethasone dan injeksi


kalsium glukonat baik dalam satu wadah maupun melalui
three-way stopcock ..................................................................... 53

4.10 pH campuran larutan injeksi dexamethasone dan larutan


Ringer baik dalam satu wadah maupun melalui three-way
stopcock ...................................................................................... 54

xiv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Kerangka pikir penelitian ......................................................... 3

2.1 Rumus bangun deksametason natrium fosfat .......................... 6

2.2 Penurunan kelarutan kalsium fosfat dengan meningkatnya


rasio Ca/P ................................................................................. 17

2.3 Ilustrasi efek dari kekeruhan bagaimana cahaya dapat


melewati air .............................................................................. 18

2.4 Teknik pengukuran kekeruhan ................................................. 18

2.5 Komponen instrumen Dynamic Light Scattering .................... 22

3.1 Sketsa pembuatan tiang infus ................................................... 24

3.2 Sketsa pencampuran injeksi dexamethasone dan injeksi


kalsium glukonat dalam satu wadah ....................................... 28

3.3 Sketsa pencampuran injeksi dexamethasone dan injeksi


kalsium glukonat melalui three-way stopcock ......................... 29

3.4 Sketsa pencampuran injeksi dexamethasone dan larutan


Ringer dalam satu wadah ......................................................... 30

3.5 Sketsa pencampuran injeksi dexamethasone dan larutan


Ringer melalui three-way stopcock .......................................... 31

4.1 Penampilan warna dan kekeruhan campuran injeksi


dexamethasone dan injeksi kalsium glukonat dalam satu
wadah ....................................................................................... 36

4.2 Penampilan warna dan kekeruhan campuran injeksi


dexamethasone dan injeksi kalsium glukonat melalui three-
way stopcock ............................................................................ 37

4.3 Penampilan warna dan kekeruhan campuran injeksi


dexamethasone dan larutan Ringer dalam satu wadah ........... 40

4.4 Penampilan warna dan kekeruhan campuran injeksi


dexamethasone dan larutan Ringer melalui three-way
stopcock .................................................................................... 40

xv
Universitas Sumatera Utara
4.5 Kekeruhan campuran larutan injeksi dexamethasone dan
injeksi kalsium glukonat baik dalam satu wadah maupun
melalui three-way stopcock ...................................................... 43

4.6 Kekeruhan campuran larutan injeksi dexamethasone dan


larutan Ringer baik dalam satu wadah maupun melalui three-
way stopcock ............................................................................ 45

4.7 Ukuran partikel campuran larutan injeksi dexamethasone dan


injeksi kalsium glukonat baik dalam satu wadah maupun
melalui three-way stopcock ...................................................... 48

4.8 Ukuran partikel campuran larutan injeksi dexamethasone dan


larutan Ringer baik dalam satu wadah maupun melalui three-
way stopcock ............................................................................ 50

4.9 pH campuran larutan injeksi dexamethasone dan injeksi


kalsium glukonat baik dalam satu wadah maupun melalui
three-way stopcock ................................................................... 54

4.10 pH campuran larutan injeksi dexamethasone dan larutan


Ringer baik dalam satu wadah maupun melalui three-way
stopcock .................................................................................... 55

4.11 Karakteristik fase pembentukan kalsium fosfat ....................... 56

4.12 Mikroskopis kristal kalsium fosfat .......................................... 57

xvi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Gambar bahan yang digunakan beserta kandungannya ......... 64

2 Perhitungan laju tetes bahan yang digunakan ........................ 66

3 Perhitungan konsentrasi bahan yang digunakan .................... 67

4 Perhitungan konsentrasi kalsium dalam larutan Ringer ........ 70

5 Flowsheet pembuatan larutan injeksi dexamethasone


0,008%; 0,02% dan 0,07% .................................................... 72

6 Flowsheet pembuatan larutan injeksi kalsium glukonat


0,74%; 1,67% dan 4,44% ...................................................... 73

7 Flowsheet pencampuran injeksi dexamethasone dan injeksi


kalsium glukonat dalam satu wadah ..................................... 74

8 Flowsheet pencampuran injeksi dexamethasone dan injeksi


kalsium glukonat melalui three-way stopcock ...................... 75

9 Flowsheet pencampuran injeksi dexamethasone dan larutan


Ringer dalam satu wadah ...................................................... 76

10 Flowsheet pencampuran injeksi dexamethasone dan larutan


Ringer dengan melalui three-way stopcock ........................... 77

11 Data pengukuran kekeruhan larutan injeksi dexamethasone


0,008% dan larutan injeksi kalsium glukonat 0,74% (dalam
1 wadah) / F1 ......................................................................... 78

12 Data pengukuran kekeruhan larutan injeksi dexamethasone


0,02% dan larutan injeksi kalsium glukonat 1,67% (dalam
1 wadah) / F2 ......................................................................... 79

13 Data pengukuran kekeruhan larutan injeksi dexamethasone


0,07% dan larutan injeksi kalsium glukonat 4,44% (dalam
1 wadah) / F3 ......................................................................... 80

14 Data pengukuran kekeruhan larutan injeksi dexamethasone


0,008% dan larutan injeksi kalsium glukonat 0,74%
(melalui three-way stopcock) / F4 ......................................... 81

15 Data pengukuran kekeruhan larutan injeksi dexamethasone


0,02% dan larutan injeksi kalsium glukonat 1,67% (melalui
three-way stopcock) / F5 ........................................................ 82

xvii
Universitas Sumatera Utara
16 Data pengukuran kekeruhan larutan injeksi dexamethasone
0,07% dan larutan injeksi kalsium glukonat 4,44% (melalui
three-way stopcock) / F6 ........................................................ 83

17 Data pengukuran kekeruhan larutan injeksi dexamethasone


0,008% dan larutan yang mengandung kalsium 1,125 mEq
(larutan Ringer 250 mL) (dalam 1 wadah) / F7 ..................... 84

18 Data pengukuran kekeruhan larutan injeksi dexamethasone


0,02% dan larutan yang mengandung kalsium 0,45 mEq
(larutan Ringer 100 mL) (dalam 1 wadah) / F8 ..................... 85

19 Data pengukuran kekeruhan larutan injeksi dexamethasone


0,07% dan larutan yang mengandung kalsium 0,1125 mEq
(larutan Ringer 25 mL) (dalam 1 wadah) / F9 ....................... 86

20 Data pengukuran kekeruhan larutan injeksi dexamethasone


0,008% dan larutan yang mengandung kalsium 1,125 mEq
(larutan Ringer 250 mL) (melalui three-way stopcock) /
F10 ......................................................................................... 87

21 Data pengukuran kekeruhan larutan injeksi dexamethasone


0,02% dan larutan yang mengandung kalsium 0,45 mEq
(larutan Ringer 100 mL) (melalui three-way stopcock) /
F11 ......................................................................................... 88

22 Data pengukuran kekeruhan larutan injeksi dexamethasone


0,07% dan larutan yang mengandung kalsium 0,1125 mEq
(larutan Ringer 25 mL) (melalui three-way stopcock) / F12 . 89

23 Data ukuran partikel larutan injeksi dexamethasone 0,008%


dan larutan injeksi kalsium glukonat 0,74% (dalam 1
wadah) / F1 ............................................................................ 90

24 Data ukuran partikel larutan injeksi dexamethasone 0.02%


dan kalsium glukonat 1.67% (dalam 1 wadah) / F2 .............. 91

25 Data ukuran partikel larutan injeksi dexamethasone 0,07%


dan larutan injeksi kalsium glukonat 4,44% (dalam 1
wadah) / F3 ............................................................................ 92

26 Data ukuran partikel larutan injeksi dexamethasone 0,008%


dan larutan injeksi kalsium glukonat 0,74% (melalui three-
way stopcock) / F4 ................................................................. 93

27 Data ukuran partikel larutan injeksi dexamethasone 0,02%


dan larutan injeksi kalsium glukonat 1,67% (melalui three-
way stopcock) / F5 ................................................................. 94

xviii
Universitas Sumatera Utara
28 Data ukuran partikel larutan injeksi dexamethasone 0,07%
dan larutan injeksi kalsium glukonat 4,44% (melalui three-
way stopcock) / F6 ................................................................. 95

29 Data ukuran partikel larutan larutan injeksi dexamethasone


0,008% dan larutan yang mengandung kalsium 1,125 mEq
(larutan Ringer 250 mL) (dalam 1 wadah) / F7 ..................... 96

30 Data ukuran partikel larutan injeksi dexamethasone 0,02%


dan larutan yang mengandung kalsium 0,45 mEq (larutan
Ringer 100 mL) (dalam 1 wadah) / F8 .................................. 97

31 Data ukuran partikel larutan injeksi dexamethasone 0,07%


dan larutan yang mengandung kalsium 0,1125 mEq
(larutan Ringer 25 mL) (dalam 1 wadah) / F9 ....................... 98

32 Data ukuran partikel larutan injeksi dexamethasone 0,008%


dan larutan yang mengandung kalsium 1,125 mEq (larutan
Ringer 250 mL) (melalui three-way stopcock) / F10 ........... 99

33 Data ukuran partikel larutan injeksi dexamethasone 0,02%


dan larutan yang mengandung kalsium 0,45 mEq (larutan
Ringer 100 mL) (melalui three-way stopcock) / F11 ........... 100

34 Data ukuran partikel larutan injeksi dexamethasone 0,07%


dan larutan yang mengandung kalsium 0,1125 mEq
(larutan Ringer 25 mL) (melalui three-way stopcock) / F12 . 101

35 Gambar pengukuran pH sediaan ............................................ 102

36 Gambar alat yang digunakan ................................................. 108

xix
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai