2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1266
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
STUDI PEMBUATAN SEDIAAN KAPSUL DARI EKSTRAK
RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
DENGAN BEBERAPA JENIS GRANUL BAHAN PENGISI
SKRIPSI
OLEH:
AUDRY MULIA AL GHIYATS
NIM 121501160
SKRIPSI
OLEH:
AUDRY MULIA AL GHIYATS
NIM 121501160
Disetujui Oleh:
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Drs. Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt. Prof. Dr. Hakim Bangun, Apt.
NIP 195406081983031005 NIP 195201171980031002
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
banyak khasiat dan telah dibuat dalam beberapa bentuk sediaan, salah satu sediaan
yang banyak dibuat ialah dalam bentuk kapsul. Sediaan kapsul yang beredar di
pasaran sebagian besar menggunakan pengisi serbuk. Tujuan penelitian ini adalah
pengisi dalam bentuk granul dan menguji formula mana yang menunjukkan hasil
evaluasi sediaan kapsul, namun bahan pengisi berupa avicel ph 102 merupakan
yang paling efisien karena proses pengerjaannya yang lebih mudah dan singkat.
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan bisa dijadikan referensi
besarnya kepada Bapak Drs. Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt., dan Bapak Popi
Patilaya, S.Si., M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan selama penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan
iv
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Prof. Dr. Hakim Bangun, Apt., selaku ketua penguji dan Ibu
Dra. Nazliniwaty, M.Si., Apt., selaku anggota penguji yang telah memeberikan
saran untuk menyempurnakan skripsi ini, dan Ibu Dr. Sumaiyah, M.Si., Apt.,
selaku dosen pembimbing akademik serta Bapak dan Ibu dosen Fakultas Farmasi
USU yang telah banyak membimbing penulis selama masa perkuliahan hingga
selesai.
keluarga tercinta, Ayahanda Muslim dan Ibunda Eliyati yang telah memberikan
cinta dan kasih sayang yang tidak ternilai dengan apapun, pengorbanan baik
materi maupun motivasi beserta doa yang tulus yang tidak pernah berhenti. Adik-
adikku tercinta Emir Khaddafi dan Mufidah Adzkiya, serta seluruh keluarga yang
kasih kepada sahabat farmasi angkatan 2012 yang selalu mendoakan dan
v
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan data dari
hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar keserjanaan di perguruan tinggi lain, dan bukan
plagiat karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya di dalam daftar
pustaka.
Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam
skripsi ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia
menerima sanksi apapun oleh Program Studi Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing.
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk
dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.
vi
Universitas Sumatera Utara
STUDI PEMBUATAN SEDIAAN KAPSUL DARI EKSTRAK RIMPANG
TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) DENGAN BEBERAPA
JENIS GRANUL BAHAN PENGISI
ABSTRAK
vii
Universitas Sumatera Utara
PREPARATION STUDY OF RHIZOME JAVA TURMERIC (Curcuma
xanthorrhiza Roxb) EXTRACT CAPSULE WITH SEVERAL TYPES OF
GRANUL FILLER
ABSTRACT
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................... i
1.3 Hipotesis................................................................................. 3
ix
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Nama daerah ....................................................................... 6
x
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 19
xi
Universitas Sumatera Utara
3.6.2 Pemeriksaan flavonoida ...................................................... 24
xii
Universitas Sumatera Utara
4.4 Uji preformulasi granul .............................................................. 34
LAMPIRAN ................................................................................................. 44
xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xvi
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
seperti Malaysia, Cina Selatan, Thailand, Myanmar, India dan Filipina. Tumbuhan
yang diduga kuat berasal dari pulau jawa ini menyebar ke beberapa wilayah
sebagainya. Berkhasiat juga sebagai anti radang dan anti bakteri, temulawak
efektif mengatasi peradangan seperti jerawat, radang sendi dan asma. Temulawak
juga berhasiat membantu mengatasi gangguan hati dan empedu, sakit lever,
1
Universitas Sumatera Utara
peracikan yang dianggap merepotkan sehingga tidak jarang menimbulkan rasa
tidak nyaman untuk mengkonsumsinya. Untuk tujuan efisiensi, mudah dan praktis
dalam penggunaan perlu dibuat dalam bentuk sediaan seperti bentuk tablet dan
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
Keuntungan sediaan kapsul diantaranya : Dapat menutupi rasa dan bau yang
tidak enak dari bahan obat, lebih mudah ditelan, cukup stabil dalam penyimpanan,
dapat diisi dengan bahan obat tunggal atau campuran dan bahan obat berupa
granul, proses pembuatan lebih cepat dan praktis karena tidak memerlukan
kapsul dengan dosis ekstrak temulawak 150 mg dalam 1 kapsul (Meilisa, 2009).
dengan dosis 120 mg ekstrak kental temulawak dalam 1 tablet (Noviza, 2013).
Untuk sediaan kapsul ekstrak temulawak yang beredar di pasaran sebagian besar
bahan pengisi yang digunakan berupa serbuk yang memiliki sifat alir yang kurang
temulawak dengan variasi jenis bahan pengisi dalam bentuk granul. Granul yang
digunakan adalah amilum, laktosa, amilum laktosa sama banyak dan avicel.
2
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
evaluasi kapsul?
1.3 Hipotesis
1. Berbagai jenis bahan pengisi berupa granul dapat dijadikan sebagai bahan
Roxb.).
3
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
granul bahan pengisi dan ukuran granul terhadap hasil evaluasi sediaan kapsul
4
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
nusantara. Banyak dimanfaatkan masyarakat dalam bentuk jamu dan obat lainnya.
Temulawak hanya bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik di daratan rendah
laut, tumbuh liar di tempat yang agak terlindung, seperti di bawah naungan hutan
jati. Juga cocok dibudidayakan di lahan perkarangan dan di kebun. Tumbuhan ini
hidup pada berbagai jenis tanah seperti tanah liat, berpasir, tetapi untuk
mendapatkan rimpang yang berkualitas baik diperlukan tanah yang subur yang
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
5
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Sinonim Tanaman
(Dalimartha, 2006).
dan cokelat gelap. Tinggi batangnya antara 1,5 cm sampai 2 cm, paling tinggi
seperti halnya upih-upih daun yang ada dalam pisang tegak lurus dan berumpun.
Daunnya berbentuk seperti mata lembing jorong agak melonjong (oblong elliptic).
Akar yang dipunya adalah rimpang. Rimpang ialah bagian batang yang terletak di
bawah tanah. Rimpang disebut juga umbi akar atau umbi batang. Rimpang
6
Universitas Sumatera Utara
temulawak berukuran paling besar diantara semua rimpang genus Curcuma. Oleh
mengandung arti yang sama, yaitu temu yang besar (Ahmad, 2007).
anakan (cabang). Rimpang induknya berbentuk bulat seperti telur dan berwarna
kecokelatan. Dari rimpang induk ini, keluar rimpang kedua yang lebih kecil. Arah
macam dan jumlahnya sekitar 3-7 buah. Jika dibiarkan tumbuh lebih dari satu
tahun, akan tumbuh banyak rimpang lagi. Ujung rimpang cabang membengkak
menjadi umbi kecil. Rimpang ini baunya harum dan rasanya agak pahit agak
putih kuning atau kuning muda bercampur warna merah di puncaknya. Bunga
mekar satu persatu secara bergiliran dari kantung-kantung daun pelindung yang
kuning (kurkumin), serat, pati, kalsium oksalat, minyak atsiri, pati, alkaloid,
flavonoid, triterpenoid dan glikosida lebih dominan dibanding tannin, saponin dan
7
Universitas Sumatera Utara
penambah nafsu makan, pereda batuk, asma, sariawan, diare, gangguan lever,
anti oksidan, anti tumor, diuretik, depresi dan lain sebagainya. Minyak atsiri
perut kembung akibat metabolisme lemak dan menurunkan kadar kolesterol darah
memelihara kesehatan fungsi hati dan menjaga stamina tubuh. Usia antara 20-60
tahun merupakan usia produktif untuk melakukan berbagai aktivitas yang berat
dan melelahkan. Salah satu penyebab menurunnya fungsi hati adalah faktor
kelelahan sehingga kerja hati menjadi bertambah berat. Hal ini menyebabkan
tubuh rentan untuk tertular virus hepatitis yang berbahaya karena virus ini mampu
bertahan dan menetap di dalam tubuh, bersifat kronis serta dalam perjalanan
2.2 Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Dengan
pelarut dengan cara ekstraksi yang tepat. Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh
dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudia semua atau hampir semua pelarut
8
Universitas Sumatera Utara
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga
POM, 2000).
a. Cara dingin
sempurna
kali bahan.
b. Cara panas
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
9
Universitas Sumatera Utara
pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses
ekstraksi sempurna.
4. Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas (bejana
infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 oC)
5. Dekoktasi adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30 menit) dan
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, bisa juga
dari pati atau bahan lain yang sesuai (Ditjen POM, 1995). Beberapa keuntungan
1994):
a. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obat
10
Universitas Sumatera Utara
c. Mudah dalam penyiapan karena hanya sedikit bahan tambahan dan tekanan
yang dibutuhkan
yang mendadak
a. Garam kelarutan tinggi umumnya tidak dapat digunakan pada kapsul gelatin
keras
Umumnya kapsul gelatin keras dipakai untuk menampung isi antara 65 mg-
gelatin, gula, dan air. Kapsul dengan tutup diberi warna-warna. Diberi
Menurut besarnya, kapsul diberi nomor urut dari besar ke kecil sebagai
berikut: No. 000; 00; 0; 1; 2; 3. Kapsul harus disimpan dalam wadah gelas
yang tertutup kedap, terlindung dari debu, kelembaban dan temperatur yang
ekstrim (panas).
2. Kapsul lunak (Soft capsules). Kapsul lunak yang tertutup dan diberi warna
11
Universitas Sumatera Utara
gelatin keras yaitu gula diganti dengan plasticizer yang membuat lunak, 5%
digunakan gliserin dan sorbitol atau campuran kedua tersebut, atau polihidris
Variasi kapasitas ukuran cangkang kapsul dapat dilihat pada Tabel 2.1
(Syamsuni, 2013).
1. Dengan tangan
Merupakan cara yang paling sederhana, yaitu dengan tangan tanpa bantuan alat
lain. Cara ini sering digunakan di apotek untuk melayani resep dokter. Pada
pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah
alergi yang mungkin timbul akibat petugas tidak tahan terhadap obat tersebut.
12
Universitas Sumatera Utara
b. Tiap bagian serbuk tadi dimasukkan ke dalam badan kapsul dan ditutup.
Alat yang dimaksud di sini adalah alat yang menggunakan tangan manusia.
Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan
pengerjaannya dapat lebih cepat, sebab sekali buat dapat dihasilkan berpuluh-
puluh kapsul. Alat ini terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian yang tetap dan bagian
yang bergerak.
b. Badan kapsul dimasukkan ke dalam lubang pada bagian alat yang tidak
bergerak
e. Tutup kapsul dengan cara merapatkan atau menggerakkan bagian alat yang
bergerak
3. Dengan Mesin
kapsul, perlu dipergunakan alat yang otomatis mulai dari membuka, mengisi
Amilum manihot berbentuk serbuk, tidak berbau dan tidak berasa berwarna
putih atau sedikit putih dengan pH 4,5-7,0 dan mengandung 17-20% amilosa.
Tidak larut dalam etanol 96% dan air dingin, amilum mengembang secara
13
Universitas Sumatera Utara
langsung dalam air pada suhu 37°C. Larut dalam pelarut dimetilsulfoksida dan
Amilum merupakan suatu bahan tambahan farmasi yang biasa digunakan sebagai
bahan pengembang, pengering (diluen), serta bahan pengikat pada tablet maupun
kapsul. Pada penggunaannya sebagai diluen pati digunakan untuk persiapan pada
sedangkan pada pembuatan pasta amilum sebagai pengikat granulasi basah tablet
biasanya digunakan pada konsentrasi 3-20% (tergantung pada tipe amilum) dan
konsentrasi yang terlalu tinggi dapat meningkatkan friabilitas serta capping pada
2.4.2 Laktosa
formulasi sediaan tablet dan kapsul. Zat ini menunjukkan stabilitas yang baik
dalam gabungan dengan kebanyakan zat aktif hidrat ataupun anhidrat. Laktosa
hidrat mengandung kirakira 5% air kristal. Laktosa merupakan eksipien yang baik
sekali digunakan dalam tablet dan kapsul yang mengandung zat aktif
14
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Selulosa mikrokristalin (Avicel)
sebagai pengisi pengikat pada formulasi kapsul dan tablet oral. Avicel juga
memiliki sifat lubrikan dan disintegran (Rowe, et al., 2009). Avicel 102 atau
dalam metode cetak langsung karena berfungsi sangat baik sebagai pengikat
kering. Penggunaan Avicel 102 lebih baik karena memiliki ukuran partikel 100
µm yang lebih besar dibandingkan Avicel 101, sehingga sifat alir Avicel 102 lebih
baik dibandingkan Avicel 101. Selain itu, Avicel 102 memiliki potensi disolusi
yang baik dalam formulasi, dapat berfungsi sebagai lubrikan yang mampu
lain dari Avicel adalah harga yang mahal, sifat aliran serbuknya buruk dan
2.4.4 Mg stearat
2.4.5 Talkum
Talk berfungsi sebagai lubrikan dan glidan. Talk juga digunakan secara luas
zat yang melekat pada permukaan alat (Banker dan Anderson, 1994).
15
Universitas Sumatera Utara
2.5 Uji Preformulasi
Ditimbang 100 g granul kemudian dimasukkan ke dalam corong alir yang telah
granul mengalir sampai habis. Tinggi tumpukan granul yang terbentuk diukur.
2H
Tg θ=
D
Keterangan :
θ = sudut diam
Granul yang mempunyai daya alir bebas akan mempunyai sudut diam antara 20°
dengan dihidupkan stopwatch. Stopwatch dihentikan tepat pada saat garnul habis
melewati corong dan dicatat waktu alirnya. Syarat waktu alir granul lebih kecil
16
Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Indeks Tap Granul
Dimasukkan granul ke dalam gelas ukur sampai garis tanda dan dinyatakan
sebagai volume awalnya (V0), kemudian gelas ukur dihentakkan sebanyak 20 kali
V1-V0
Indeks Tap= x 100%
V0
Keterangan:
Evaluasi kapsul yang dilakukan adalah uji keseragaman bobot dan uji
17
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Persyaratan keseragaman bobot
besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan pada kolom A dan kolom B
dimasukkan satu cakram pada tiap tabung, alat dijalankan. Sebagai media
digunakan air dengan suhu 37 + 1 oC. Pada akhir batas waktu dinyatakan
sebagai waktu hancur kapsul, kapsul dinyatakan hancur jika tidak ada lagi
kapsul, dimana selama 15 menit seluruh kapsul telah hancur dan melewati
18
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
corong pisah, cawan porselen, penjepit tabung, cawan porselen berdasar rata,
(Memmert), pipet tetes, neraca kasar, penangas air, ayakan mesh 16, mesh 20,
mesh 40, batang pengaduk, lemari pengering, lumpang dan alu, kertas perkamen,
neraca analitis (Ohaus), alat pengisi kapsul, spatula, spatel, stopwatch dan
berkualitas proanalisa : α-naftol, amil alkohol, asam nitrat pekat, asam asetat
anhidrat, asam klorida pekat, asam sulfat pekat, benzena, besi (III) klorida,
19
Universitas Sumatera Utara
natrium hidroksida, natrium klorida, n-heksana, raksa (II) klorida, serbuk
Sebanyak 2,266 g raksa (II) klorida dilarutkan dalam air suling hingga 100
ml dan pada wadah lain dilarutkan 50 g kalium iodida dalam 100 ml air suling. 60
Pereaksi dibuat dua larutan persediaan : (1) 0,6 g bismut nitrat dalam 2 ml
HCl pekat dan 10 ml air; (2) 6 g kalium iodida dalam 10 ml air. Larutan
persediaan ini dicampur dengan 7 ml HCl pekat dan 15 ml air (Harborne, 1987).
20
Universitas Sumatera Utara
3.3.1.6 Pereaksi Asam Klorida 2 N
Asam klorida pekat sebanyak 16,6 ml ditambahkan air suling sampai 100 ml
Sebanyak 10 tetes asam asetat anhidrat dicampur dengan 1 tetes asam sulfat
dengan asam nitrat 0,5 N secukupnya hingga diperoleh larutan 100 ml (Ditjen
POM, 1995).
membandingkan tanaman yang sama dengan daerah lain. Bahan tanaman yang
digunakan adalah rimpang temulawak yang diperoleh dari Desa Pematang Raya,
21
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Identifikasi Tanaman
halaman 44.
bersih dari pengotor dengan air dan ditiriskan, selanjutnya rimpang diiris
dengan suhu ±40o, irisan rimpang temulawak yang telah kering ditandai dengan
sehingga diperoleh serbuk simplisia dan disimpan dalam wadah yang tertutup
rapat (Melissa, 2009). Gambar simplisia dan serbuk simplisia dapat dilihat pada
(6,0 liter) etanol 96%, dimasukkan ke dalam bejana bertutup dan dibiarkan pada
suhu kamar selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, kemudian
setelah 5 hari hasil maserasi disaring dan diperas. Ampas ditambah dengan cairan
penyari etanol 96% hingga diperoleh 100 bagian (8 liter) maserat kemudian
dibiarkan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya selama 2 hari dan
lalu diuapkan dengan alat rotary evaporator pada temperatur kurang lebih 40o C
22
Universitas Sumatera Utara
dan diperoleh ekstrak etanol kental Bagan pembuatan ekstrak etanol secara
klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanasakan di atas penangas air selama 2 menit.
berikut:
23
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 8 ml filtrat ditambahkan 2 ml ammonia pekat dan dikocok
diuapkan filtrat di dalam gelas arloji di atas penangas air, dilarutkan residunya
dengan sedikit HCl 2N. Alkaloid positif jika terjadi endapan atau kekeruhan
paling banyak dua dari tiga percobaan di atas (Ditjen POM, 1979).
menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 g
serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok
dan dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika terjadi warna merah, kuning,
busa setinggi 1 sampai 10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak
filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan diambil sebanyak
2 ml dan ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi besi (III) klorida 1 %. Jika terjadi
warna hijau, biru, atau kehitaman menunjukkan adanya tanin (Farnsworth, 1966).
24
Universitas Sumatera Utara
3.6.5 Pemeriksaan glikosida
air suling (7:3), fitambahkan asam sulfat pekat hingga diperoleh pH 2, kemudian
dan kloroform (2:3), dilakukan berulang sebanyak 3 kali. Kumpulan sari air
diuapkan dengan temperatur tidak lebih dari 50 oC. Sisanya dilarutkan dalam 2 ml
metanol.
penangas air, pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes pereaksi Molish.
cincin ungu pada batas kedua cairan, menunjukkan adanya ikatan gula.
asam asetat anhidrat. Tambahkan 10 tetes asam sulfat pekat, akan terjadi
warna biru atau hijau, menunjukkan adanya glikosida (Ditjen POM, 1995).
disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa ditambahkan 2 tetes
asam asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat pekat. Timbul warna biru atau hijau
menunjukkan adanya steroid dan timbul warna merah, pink atau ungu
25
Universitas Sumatera Utara
3.7 Formula Sediaan Kapsul
mesh sebanyak 7 formula, yaitu granulasi amilum (mesh 20 dan mesh 40),
granulasi laktosa (mesh 20 dan mesh 40), granulasi amilum-laktosa sama banyak
(mesh 20 dan mesh 40), dan granulasi avicel mesh 40. Kemudian bahan pengisi
26
Universitas Sumatera Utara
3.7.2 Formula bahan pengisi
1. R/ Amilum 0,300
2. R/ Laktosa 0,300
4. R/ Avicel 0,300
Formula tablet ekstrak rimpang temulawak dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Formula kapsul esktrak rimpang temulawak per satuan kapsul
Bobot (mg)
Bahan
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
Amilum
300 300 - - 150 150 -
Manihot
Avicel - - - - - - 300
Talkum 5 5 5 5 5 5 5
Mg Stearat 5 5 5 5 5 5 5
27
Universitas Sumatera Utara
3.7.3 Pembuatan ekstrak kering temulawak
homogen ekstrak temulawak kering yang telah digerus dengan berbagai bahan
pengisi berupa granul, lalu dimasukkan ke dalam cangkang kapsul keras ukuran
00.
homogen
Ditimbang amilum/ laktosa/ amilum : laktosa (50 : 50) sesuai jumlah yang
diperoleh massa yang kompak, lalu digranulasi dengan ayakan mesh 16.
28
Universitas Sumatera Utara
Granulat dikeringkan pada suhu 40-60 oC pada lemari pengering. Granul
kering diayak lagi dengan ayakan mesh 20 dan mesh 40, lalu di cek lagi
beratnya
digerus
f. Massa granul diuji preformulasi meliputi waktu alir, sudut diam, dan
indeks tap
hancur
Ditimbang 100 g granul kemudian dimasukkan ke dalam corong alir yang telah
29
Universitas Sumatera Utara
granul mengalir sampai habis. Tinggi tumpukan granul yang terbentuk diukur.
2H
Tg θ=
D
Keterangan :
θ = sudut diam
Granul yang mempunyai daya alir bebas akan mempunyai sudut diam antara 20°
garnul habis melewati corong dan dicatat waktu alirnya. Syarat waktu alir granul
Dimasukkan granul ke dalam gelas ukur sampai garis tanda dan dinyatakan
sebagai volume awalnya (V0), kemudian gelas ukur dihentakkan sebanyak 20 kali
30
Universitas Sumatera Utara
Indeks tap dapat dihitung dengan rumus :
V1-V0
Indeks Tap= x 100%
V0
Keterangan:
Evaluasi kapsul yang dilakukan adalah uji keseragaman bobot dan uji
Bobot Rata-rata A B
31
Universitas Sumatera Utara
3. Persyaratan tidak boleh lebih dari 2 kapsul yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata dari harga yang ditetapkan pada kolom A
dan tidak boleh satu kapsul yang menyimpang dari bobot rata-rata dari
harga yang ditetapkan pada kolom B.
besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan pada kolom A dan kolom B
dimasukkan satu cakram pada tiap tabung, alat dijalankan. Sebagai media
digunakan air dengan suhu 37 + 1 oC. Pada akhir batas waktu dinyatakan
sebagai waktu hancur kapsul, kapsul dinyatakan hancur jika tidak ada lagi
kapsul, dimana selama 15 menit seluruh kapsul telah hancur dan melewati
32
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
Zingiberaceae.
Ekstrak kental yang diperoleh dari jumlah total rimpang segar 800 g
96,94
Rendemen = x 100% = 12,12 %
800
(Curcuma xanthorriza Roxb.) dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini :
Ekstrak Rimpang
No. Golongan senyawa kimia
Temulawak
1. Alkaloid +
2. Flavonoid +
3. Glikosida +
4. Tanin -
5. Saponin +
6. Steroid/triterpenoid +
33
Universitas Sumatera Utara
(–) = Tidak mengandung senyawa
Berikut ini adalah hasil uji sudut diam dari berbagai variasi granul ekstrak
Formula Persyaratan
Uji preformulasi
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
Sudut diam ( o ) 27,62 24,84 27,43 25,90 28,63 24,90 27,85 20o-40o
Berikut merupakan histogram yang menunjukkan perbandingan uji
Sudut Diam
40
35
30
25
derajat (o)
20
15
10
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
34
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa sudut diam dari ketujuh formula
menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau
o
sama dengan 40 biasanya daya mengalirnya kurang baik. Semakin kecil sudut
diam semakin baik sifat alir granul. Sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30°
biasanya bahan dapat mengalir bebas. Bila sudut diam lebih besar atau sama
dengan 40° biasanya daya mengalirnya kurang baik (Banker dan Anderson, 1994;
Hasil waktu alir granul dapat dilihat pada Tabel 4.3 Berikut ini adalah hasil
uji waktu alir dari berbagai variasi granul pengisi ekstrak rimpang temulawak
35
Universitas Sumatera Utara
Waktu Alir
10
9
8
7
6
detik
5
4
3
2
1
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
yang bervariasi akan tetapi masih memenuhi persyaratan waktu alir. Dari ketujuh
formula, formula 1 memberikan waktu alir paling baik. Menurut Voight (1995),
syarat waktu yang diperlukan granul untuk mengalir yaitu lebih kecil dari 10
detik.
Hasil indeks tap granul dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini adalah hasil
uji indeks tap granul dari berbagai variasi granul pengisi ekstrak rimpang
36
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Hasil Uji Indeks Tap Granul
Indeks Tap
20
18
16
14
12
%
10
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6
Gambar 4.3 menunjukkan nilai indeks tap yang bervariasi, namun ketujuh
formula memenuhi persyaratan indeks tap yaitu lebih kecil dari 20% (Voight,
1995).
Uji keseragaman bobot kapsul ekstrak temulawak dapat dilihat pada Tabel 4.5
37
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Hasil Uji Keragaman Bobot Kapsul
dalam Farmakope Indonesia Edisi III (1979), dimana persyaratannya yaitu tidak
lebih dari dua kapsul yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot
rata-rata dari harga yang ditetapkan pada kolom A yaitu (5%) dan tidak satu
kapsulpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata dari harga yang
ditetapkan pada kolom B yaitu (10%). Formula yang mendekati dosis yang
Hasil waktu hancur kapsul dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini adalah
hasil uji waktu hancur kapsul dari berbagai variasi granul ekstrak rimpang
38
Universitas Sumatera Utara
Berikut merupakan histogram yang menunjukkan perbandingan uji
Waktu hancur
12
10
8
menit
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
waktu hancur yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi tiga, yaitu tidak lebih
dari 15 menit (Ditjen POM, 1979). Jenis bahan pengisi dan ukuran partikel granul
Dari hasil yang diperoleh granul laktosa lebih mudah hancur daripada
amilum, begitu juga dengan pengaruh ukuran partikel dimana ukuran partikel
1,69% sampai dengan 4,88%, pada kolom A2 berada pada rentang pada kolom B
39
Universitas Sumatera Utara
berada pada rentang antara 0,63 sampai dengan 3,86, dan pada kolom B berada
pada rentang antara 1,69% sampai dengan 4,88%. Waktu hancur berkisar antara
6,01 menit sampai dengan 10,50 menit. Dari ketujuh formula semuanya
memenuhi kriteria persyaratan evaluasi sediaan kapsul sesuai dengan yang tertera
pada Farmakope Indonesia edisi tiga. Namun granul avicel merupakan formula
dengan cara pembuatan yang paling efisien karena proses pengerjaannya yang
temulawak dengan berbagai jenis bahan pengisi lain seperti dekstrosa, kalsium
karbonat, kalsium fosfat untuk dibandingkan hasil evaluasinya, dan melakukan uji
pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam media pelarut
40
Universitas Sumatera Utara
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Ekstrak kering temulawak dapat dibuat menjadi sediaan kapsul dengan
evaluasi sediaan kapsul yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi tiga.
5.2 Saran
1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat membuat sediaan kapsul ekstrak
dalam tubuh.
41
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S. (2007). Khasiat dan Manfaat Temulawak. Penerbit PT. Sinar Waja
Lestari. Halaman 4.
Ansel, H .C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. UI Press
Jakarta. Halaman 96.
Banker, G. S., Anderson N. R. (1994). Tablet. Edisi III, Jilid II. UI-Press. Jakarta.
Halaman 643-703.
Bolhuis, G.K. and Z.T. Chowhan. (1996). Material for Direct Compaction, in:
Pharmaceutical Powder Compaction Technology, G. Alderborn and C.
Nystrom (eds.), Marcel Dekker, Inc., New York. Halaman 425-426.
Augsburger, L.L. (2000). Modern Pharmaceutics: Hard and soft Gelatin Capsule.
(Ed,2). New York: Mercel Dekker. Halaman 212.
Meilisa. (2009). Uji Aktivitas Antibakteri dan Formulasi Dalam Sediaan Kapsul
dari Ekstrak Etanol Rimpang Tumbuhan Temulawak (Curcuma
42
Universitas Sumatera Utara
xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Beberapa Bakteri. Medan : Fakultasi
Farmasi USU. Halaman 1-3, 16-23.
Said, Ahmad. (2007). Khasiat dan Manfaat Temulawak. Jakarta: Sinar Wadja
Lestari. Halaman 1-4.
Sharma, R., Rajput, M., Prakash, P., Sharma, S. (2011). Fast Disolving Delivery
System On review. International Journal of Pharmacy. 2(10): Halaman
21-29.
Syamsuni, H.A. (2013). Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Halaman 88, 90-94.
World Health Organization. (1998). Quality Control Methods for Medicinal Plant
Material. Switherland: WHO. Halaman 27-30.
43
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman
44
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Gambar tumbuhan, Rimpang, dan simplisia temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.)
Tumbuhan Temulawak
Rimpang Temulawak
45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. (lanjutan).
Simplisia temulawak
46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Bagan pembuatan simplisia
Rimpang temulawak
Simplisia
Serbuk Simplisia
Pembuatan ekstrak
Skrinning fitokimia
Senyawa golongan :
Alkaloid
Glikosida
Flavonoid
Steroid/Triterpenoid
Saponin
Tanin
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Bagan Pembuatan ekstrak etanol rimpang temulawak
DimasukkanDimasukkan
ke dalam wadah
ke dalam
Ditambahkan dengan
Ditambahkan
75 bagian etanol
dengan96%
75
Dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya,
sambil sesekali
Dibiarkandiaduk
selama 5 hari,
Disaring
Ampas Maserat I
Ampas Maserat II
Disaring dan
digabungkan
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Perhitungan rendemen ekstrak rimpang temulawak
( )
% Rendemen = x 100%
( )
,
= x 100% = 12,12 %
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Perhitungan dosis kapsul
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Contoh perhitungan pembuatan kapsul dengan bahan pengisi granul
amilum
I. Rencana Kerja
1. Bobot 1 kapsul = 500 mg
2. Bobot 100 kapsul = 100 x 500 mg = 50.000 mg = 50 g
3. Ukuran kapsul = 00
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7 (lanjutan). Contoh perhitungan pembuatan kapsul dengan bahan
I. Rencana Kerja
1. Bobot 1 kapsul = 500 mg
2. Bobot 100 kapsul = 100 x 500 mg = 50.000 mg = 50 g
3. Ukuran kapsul = 00
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7 (lanjutan). Contoh perhitungan pembuatan kapsul dengan bahan
I. Rencana Kerja
1. Bobot 1 kapsul = 500 mg
2. Bobot 100 kapsul = 100 x 500 mg = 50.000 mg = 50 g
3. Ukuran kapsul = 00
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7 (lanjutan). Contoh perhitungan pembuatan kapsul dengan bahan
I. Rencana Kerja
1. Bobot 1 kapsul = 500 mg
2. Bobot 100 kapsul = 100 x 500 mg = 50.000 mg = 50 g
3. Ukuran kapsul = 00
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Hasil Uji Preformulasi Granul
I. Sudut Diam :
2H
Sudut diam = Tg ɵ=
D
2X 2,86
F1 : Tg ɵ = ɵ= 27,62
10,93
2X2,63
F2 : Tg ɵ = ɵ= 24,84
11,36
2X 2,76
F3 : Tg ɵ = ɵ= 27,43
10,63
2X 2,63
F4 : Tg ɵ = ɵ= 25,90
10,83
2X 3,03
F5 : Tg ɵ = ɵ= 28,63
11,1
2X 2,73
F6 : Tg ɵ = ɵ= 24,90
11,73
2X 3,16
F7 : Tg ɵ = ɵ= 27,85
11,96
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (lanjutan).
V1-V2
Indeks tap = V1
X 100%
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Gambar Serbuk Ekstrak Temulawak
Keterangan :
F1 : Serbuk ekstrak temulawak dengan bahan pengisi granulasi amilum mesh 20
F2 : Serbuk ekstrak temulawak dengan bahan pengisi granulasi amilum mesh 40
F3 : Serbuk ekstrak temulawak dengan bahan pengisi granulasi laktosa mesh 20
F4 : Serbuk ekstrak temulawak dengan bahan pengisi granulasi laktosa mesh 40
F5 : Serbuk ekstrak temulawak dengan bahan pengisi granulasi amilum: laktosa
(50:50) mesh 20
F6 : Serbuk ekstrak temulawak dengan bahan pengisi granulasi amilum: laktosa
(50:50) mesh 40
F7 : Serbuk ekstrak temulawak dengan bahan pengisi granulasi avicel mesh 40
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Gambar Sediaan kapsul
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Hasil Uji Evaluasi Kapsul
Rata-rata 481,5
59
Universitas Sumatera Utara
,
A1 = x 100% = 4,88%
,
,
A2 = x 100% = 3,84%
,
,
B = x 100% = 4,88%
,
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11 (lanjutan).
1 477,5 -3 11 482,5 2
2 477,5 -3 12 477,5 -3
3 492,5 12 13 477,5 -3
5 477,5 -3 15 487,5 7
6 487,5 7 16 487,5 7
7 482,5 2 17 487,5 7
8 487,5 7 18 477,5 -3
9 472,5 -8 19 472,5 -8
10 497,5 17 20 477,5 -3
Rata-rata 480,5
61
Universitas Sumatera Utara
A1 = x 100% = 3,53%
,
A2 = x 100% = 2,49%
,
B = x 100% = 3,53%
,
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11 (lanjutan).
1 495 4 11 485 -6
2 495 4 12 510 19
3 485 -6 13 500 9
5 515 24 15 485 -6
6 500 9 16 490 -1
7 490 -1 17 495 4
8 490 -1 18 490 -1
Rata-rata 491
63
Universitas Sumatera Utara
A1 = x 100% = 4,89%
A2 = x 100% = 3,87%
B = x 100% = 4,89%
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11 (lanjutan).
1 490 6 11 485 1
2 490 6 12 485 1
3 480 -4 13 480 -4
4 485 1 14 490 6
5 480 -4 15 485 1
6 475 -9 16 490 6
7 475 -9 17 490 6
8 480 -4 18 475 -9
9 490 6 19 490 6
10 495 11 20 485 1
Rata-rata 484
65
Universitas Sumatera Utara
A1 = x 100% = 2,27%
A2 = x 100% = 1,23%
B = x 100% = 2,27%
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11 (lanjutan).
2 490 6 12 485 1
3 490 6 13 485 1
4 475 -9 14 485 1
5 485 1 15 490 6
6 495 11 16 495 11
9 485 1 19 480 -4
10 480 -4 20 485 1
Rata-rata 484
67
Universitas Sumatera Utara
A1 = x 100% = 3,30%
A2 = x 100% = 2,27%
B = x 100% = 3,30%
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11 (lanjutan).
1 475 -6 11 485 4
2 475 -6 12 490 9
3 480 -1 13 485 4
4 480 -1 14 475 -6
5 485 4 15 475 -6
6 480 -1 16 475 -6
7 480 -1 17 480 -1
8 490 9 18 485 4
9 475 -6 19 485 4
10 485 4 20 480 -1
Rata-rata 481
69
Universitas Sumatera Utara
A1 = x 100% = 1,87%
A2 = x 100% = 0,83%
B = x 100% = 1,87%
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11 (lanjutan).
1 470 -2 11 475 3
4 480 8 14 470 -2
5 475 3 15 470 -2
6 475 3 16 475 3
7 470 -2 17 475 3
8 465 -7 18 475 3
9 475 3 19 470 -2
10 475 3 20 470 -2
Rata-rata 472
71
Universitas Sumatera Utara
A1 = x 100% = 1,69%
A2 = x 100% = 0,63%
B = x 100% = 1,69%
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Alat alat yang digunakan
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (lanjutan).
Neraca Analitik
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (lanjutan).
Al
75
Universitas Sumatera Utara