SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2016
Oleh:
Disetujui oleh:
Pembimbing I
ii
Lembar Pengujian
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
Pada tanggal 7 Mei 2016
Oleh:
MUHAMMAD HAFIZ ANSARI
NIM: 201210410311062
Tim Penguji:
Penguji I
Penguji IV Penguji V
Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS. Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt.
NIP UMM: 144.0609.0449 NIP: 1143110522
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari
peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. ALLAH SWT, Tuhan semesta alam yang memberkan rahmat, nikmat dan
Karunia-Nya, Nabi Muhammad SAW yang sudah menuntun kita menuju
jalan yang benar.
2. Bapak Yoyok Bekti P., M.Kep., Sp.Kom.,,selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan
kesempatan penulis menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. Ibu Dr. Hj. Umi Aliyah, MARS., selaku Direktur Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan beserta jajarannya yang telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan.
4. Ibu Nailis Syifa’,S.Farm.,M.Sc.,Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan
kesempatan penulis menuntut ilmu di Program Studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang.
5. Bapak Drs. Didik Hasmono,M.S.,Apt., Ibu Dra. Lilik
Yusetyani,Apt.,Sp.FRS., dan Ibu Muhtaromah.,S.Si.,Apt Sp.FRS. Selaku
Dosen Pembimbing I, II dan III, disela kesibukan Bapak dan Ibu masih
bisa meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi pengarahan dan
dorongan moral sampai terselesaikannya skripsi ini.
iv
6. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si.,Apt.,Sp.FRS dan Ibu Nailis
Syifa’,S.Farm.,M.Sc.,Apt., selaku Dosen Penguji I dan II, yang telah
banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Siti Rofida, S.Si., Apt.,M.Farm., Selaku dosen wali, terimakasih sudah
membimbing dari awal semester hingga lulus.
8. Orang Tuaku tercinta, Syarifuddin dan Faridah yang tiada hentinya
memotivasi dan sabar mendoakan untuk kebaikan dan kesuksesan anak-
anaknya.
9. Saudariku Sumiyati S.pd., Syarida Ulfah dan Khusnul Khatimah terima
kasih atas motivasi dan doanya sehingga skripsi ini dapat selesai tepat
waktu.
10. Sahabat seperjuangan skripsi klinis maupun bidang lainnya Retno, Pipit,
Ana, Gitta, Akbar, Yudha, dan Iwan terima kasih atas kebersamaan,
bantuan, dan semangat kerjasamanya sehingga skripsi ini dapat terwujud.
11. Teman-teman Farmasi UMM 2012, khususnya Aspirasi Pria Farmasi
terima kasih atas kebersamaannya yang luar biasa.
12. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf
dan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi
penelitian berikutnya, amiin.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Malang,
Penyusun
v
RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN OBAT ACE INHIBITOR
PADA PASIEN GAGAL JANTUNG
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RS Muhammadiyah Lamongan)
Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis yang kompleks yang dapat
menyebabkan perubahan struktural atau gangguan fungsional jantung, sehingga
mempengaruhi kemampuan jantung untuk berkontraksi (sistol) ataupun relaksasi
(diastol). Akibatnya, jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh (Aldredge et al, 2013). Gagal jantung dapat
diakibatkan manifestasi penyakit kardiovaskular seperti hipertensi,
ateroskelerosis, infark miokard, miokarditis dan kardiomiopati. Dapat juga
disebabkan manifestasi penyakit diabetes, dislipidemia, anemia, dan lainnya
(Fauci et al, 2015). Selain itu dapat juga disebabkan faktor resiko seperti usia,
jenis kelamin, merokok, dislipidemia, dan inaktivitas fisik (Aaronson and Ward,
2010). ACC/AHA dan NYHA mengkategorikan sistem klasifikasi gagal jantung
menjadi 4 kelas yaitu gagal jantung kelas I (Asimtomatik), gagal jantung kelas II
(Simtomatik ringan), gagal jantung kelas III (Simtomatik sedang), gagal jantung
kelas IV (Simtomatik berat) (Dumitru and Ooi, 2015).
Gagal jantung adalah sindrom klinis yang umum ditandai dengan dyspnea,
kelelahan, dan tanda-tanda overload volume, termasuk edema perifer dan paru.
Tidak ada tes diagnostik tunggal untuk gagal jantung, evaluasi awal mencakup
sejarah dan pemeriksaan fisik, radiografi thorax, elektrokardiografi, dan penilaian
laboratorium untuk mengidentifikasi penyebab atau faktor pencetus (King et al,
2012). Tujuan dalam mendiagnosa gagal jantung dan memberi terapi dini tidak
berbeda dengan kondisi kronis lainnya, yaitu untuk menurunkan mortalitas dan
morbiditas (Dickstein et al, 2008). Terapi farmakologi gagal jantung meliputi
obat-obatan diuretik, Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI),
Angiotensin Reseptor Blocker (ARB), β-blocker, Vasodilator lain dan inotropik
positif seperti digoksin. Pengobatan gagal jantung secara garis besar bertujuan
mengatasi permasalahan preload, dengan menurunkan preload, meningkatkan
kontraktilitas dan juga menurunkan afterload (Brunton et al, 2011). oronary
intervention (PCI) (Dumitru and Ooi, 2015). Pada terapi farmakologi gagal
jantung obat golongan ACEI digunakan sebagai first line terapi dengan tujuan
untuk mencegah remodeling jantung ventrikel kiri sehingga dapat memperbaiki
struktural dan fungsi jantung (Mahmood et al,2011). ACEI bekerja pada Renin-
Angiotensin-Aldosterone System (RAAS), pada sistem ini angiotensin II dan
aldosteron mempunyai fungsi untuk mempertahankan natrium dan cairan tubuh
sehingga mempengaruhi volume dan tekanan darah.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
periode bulan Juli hingga Desember 2015 dengan metode penelitian
Observasional retrospektif, dengan penyajian data secara deskriptif. Kriteria
inklusi meliputi pasien dengan diagnosa gagal jantung yang diterapi dengan obat
ACE Inhibitor dan obat lain yang menyertai. Tujuan penelitian ini dimaksudkan
untuk menganalisis profil penggunaan obat dan pola penggunaan obat ACE
Inhibitor pada pasien gagal jantung terkait dosis, rute pemberian, interval
pemberian, efek samping, interaksi obat, dan outcome terapi yang dikaitkan
dengan data klinik dan laboratorium.
vi
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh data RMK sebanyak 33 pasien
yang memenuhi kriteria inklusi dengan data demografi jenis kelamin pasien gagal
jantung laki-laki sebesar 51% (18 orang) dan perempuan sebesar 49% (17 orang),
dimana jumlah terbanyak direntang usia antara 51-60 tahun sebesar 40% (13
orang). Sedangkan, untuk status pasien saat MRS dengan diagnosa gagal jantung
yang terbanyak pada pasien dengan status umum sebanyak 74% (26 orang) dan
status pasien JKN sebanyak 26% (9 orang). Terkait distribusi faktor resiko gagal
jantung diperoleh hipertensi sebesar 58% (18 orang), diabetes 29% (9 orang), dan
merokok 10% (3 orang).
Terapi farmakologi gagal jantung pada ACE Inhibitor tidak digunakan
secara tunggal melainkan kombinasi, kombinasi paling banyak dengan diuretik
yaitu Furosemide dan Spironolakton sebanyak 88%. Terapi ACE Inhibitor yang
digunakan adalah Captopril 24% (8 pasien) dengan dosis terbanyak 12% (3x12,5
mg) po, Lisinopril 27% (9 pasien) dosis terbanyak 15% (1x10 mg) po dan
Ramipril 49% (16 pasien) dengan dosis terbanyak 33% (1x2,5 mg) po. Dapat
disimpulkan bahwa terapi penggunaan ACE Inhibitor pada pasien gagal jantung
terkait penggunaan dosis, rute, dan interval pemberian sesuai dengan pedoman
terapi.
vii
ABSTRAK
Latar Belakang : Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis yang kompleks yang
dapat menyebabkan perubahan struktural atau gangguan fungsional jantung,
sehingga mempengaruhi kemampuan jantung untuk berkontraksi ataupun
relaksasi. Pada terapi gagal jantung obat golongan ACE Inhibitor digunakan
sebagai first line terapi yang bekerja melalui penghambatan RAAS, dengan tujuan
untuk mencegah remodeling jantung sehingga dapat memperbaiki struktural dan
fungsi jantung.
Tujuan : Menganalisis profil penggunaan obat dan pola penggunaan obat ACE
Inhibitor pada pasien gagal jantung terkait dosis, rute pemberian, interval
pemberian, efek samping, interaksi obat, dan outcome terapi yang dikaitkan
dengan data klinik dan laboratorium.
viii
ABSTRACT
DRUG UTILIZATION STUDY OF ACE INHIBITOR ON HEART
FAILURE PATIENTS
(Research at Hospital of Muhammadiyah Lamongan)
By : Muhammad Hafiz Ansari
Background: Heart Failure is a complex clinical syndrome that can cause
structural changes or functional disorders of the heart, that affect the ability of the
heart to contract or convenience. One of heart failure treatment drugs is ACE
inhibitor that used as the first line therapy is working through inhibition RAAS for
preventing heart remodeling that can improve the structural and heart function.
Objective: Analyzing the drug usage profile and patterns use of ACE inhibitor in
patients with heart failure related to the route, dosage, intervals, side effects, drug
interactions, and outcome of treatment is associated with the clinical data and
laboratory.
Methods: This study is obsevational and retrospective with the presentation of the
data on a descriptive. The inclusion criteria include patients with heart failure
diagnose that treated with ACE inhibitor and other medications.
Results and Conclusion: Pharmacology therapy heart failure on the ACE
inhibitor is not used in the singular but combination. the combination of majority
is with diuretics which are Furosemide and Spironolakton as 88%. ACE inhibitor
therapy used is Captopril 24% (8 patients) with the greatest dose 12% (3x12,5
mg) po, Lisinopril 27% (9 patients) with most dosage 15% (1x10 mg) po and
Ramipril 49% (16 patients) with the greatest dose 33% (1x2,5 mg) po. So it can
be concluded that the use of ACE inhibitor therapy in patients with heart failure
related to the route, dose, and intervals in accordance with the guidelines therapy.
Keywords: ACE inhibitor, Heart Failure, Hospitalization
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
x
2.3.1 Aritmia ................................................................................................. 10
2.8.2 Ortopnea............................................................................................... 16
2.10.2.1 Diuretik....................................................................................... 32
xi
2.10.2.2 Angiotensin Conveting Enzym Inhibitor ................................... 35
2.10.2.4 β-blocker..................................................................................... 48
4.2.1 Populasi................................................................................................ 54
xii
5.4 Management Terapi Pasien Gagal Jantung ................................................. 61
LAMPIRAN ......................................................................................................... 90
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Penyebab yang mendasari gagal jantung ...................................................... 7
V.13 Penggunaan dan Pergantian Dosis dan Obat ACE Inhibitor ..................... 66
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Gagal Jantung ................................................................................................ 7
2.4 Mekanisme aktivasi sistem syaraf simpatik dan parasimpatik pada gagal
jantung ......................................................................................................... 25
xv
5.1 Skema Kriteria Inklusi dan Eksklusi Penelitian pada Pasien Gagal Jantung
.................................................................................................................... 58
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Riwayat Hidup ............................................................................ 90
2 Surat Pernyataan Keaslian Tulisan ........................................................ 91
3 Anggaran Dana Usulan Skripsi .............................................................. 92
4 Jadwal Penelitian ................................................................................... 93
5 Ethival Clearence ................................................................................... 94
6 Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ...................... 95
7 Tabel Data Induk Penyakit Gagal Jantung ............................................. 96
8 Lembar Pengumpulan Data Pasien Penyakit Gagal Jantung .................. 122
xvii
DAFTAR SINGKATAN
ACC : American College of Cardiology
ACE : Angiotensin Converting Enzym
ACEI : Angiotensin Converting Enzym Inhibitor
ADH : Anti Diuretic Hormone
AHA : American Heart Association
ARB : Angiotensin Reseptor Blocker
As : Asam
AT1 : Angiotensin Tipe 1
AT2 : Angiotensin Tipe 2
ATP : Adhenosi Tri Phosphate
AV : Atrioventricular
β-blocker : Beta-blocker
B1 : Bradikinin Tipe 1
B2 : Bradikinin Tipe 2
BUN : Blood Urea Nitrogen
BNP : B-type Natriuretic Peptide
Ca2+ : Calsium
CAD : Coronary Artery Disease
CASS : Coronary Artery Surgery Study
CBC : Complete Blood Count
CABG : Coronary Artery Bypass Grafting
CHF : Congesive Heart Failure
Cl- : Chlorida
CrCl : Clreatinine Clearance
cGMP : Cyclic Guanosine Monophosphate
CK-MB : Creatine Kinase-Muscle Brain
CONSENSUS : Cooperative North Scandinavian Enalapril Survival Study
COP : Cardiac Out Put
CRT : Cardiacn Resynchronization Therapy
CVD : Cardiovascular Disease
CVP : Central vena Pressure
xviii
DIG : Digitalis Investigation Group
DM : Diabetes Melitus
ECG : Echocardiographic
EDP : End-diastolic pressure
EKG : Electrocardiogram
ESC : Eropa Society of Cardiology
H+ : Hidrogen
H2O : Hidrogen Oksida
Hb : Hemoglobin
HCT : Hematokrit
HDL : Low High Lipoprotein
HF : Heart Failure
HFSA : Heart failure Society of America
HLD : Hyperlipidemia
HR : Heart Rate
HTN : Hipertensi
ICAM-1 : Intercellular Adhesion Protein-1
ICDs : Implantable Cardioverter Defibrillators
g : Gram
+
K : Kalium
Kep : Kepulauan
Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
KgBB : Kilogram Berat Badan
KRS : Keluar Rumah Sakit
LA : Left Atrium
LAP : Left Atrium Pressure
LDL : Low Density Lipoprotein
LED : Laju Endap Darah
LEDV : Left End Diastolik Ventricle
LFT : Liver Function Tests
LVEDP : Left Ventricle End Diastolic Pressure
t-PA : Tissue plasminogen activator
xix
LPD : Lembar Pengumpulan Data
LV : Left Ventricle
LVEF : Left Ventricle Ejection Fraction
LVH : Left Ventricle Hipertrofi
MAP : Mean Arterial Pressure
MCH : Mean Cospucular Hemoglobin
MCHC : Mean Cospucular Hemoglobin Concentration
MCV : Mean Cospucular Volume
µg : Mikrigram
Mg2+ : Magnesium
ml : Milliliter
MPV : Mean Platelet Volume
MR : Mitral Regurgitasi
MRI : Coronary Magnetic Resonance Imaging
MRS : Masuk Rumah Sakit
Na+ : Natrium
NE : Norepinefrin
ng : Nanogram
NO : Nitrit Oksida
NSIDs : Non Steroid Inflamatory Drugs
NT-proBNP : N-Terminal Pro-Tipe B
NYHA : New York Heart Association
O2 : Oksigen
PAI-1 : Plasminogen Activator Inhibitor 1
PCI : Percutaneous Coronary Intervention
pg : Picogram
PG : Prostaglandin
PJK : Penyakit Jantung Koroner
PND : Paroxysmal nocturnal dyspnea
PO : Per Oral
Protein G : Protein Globulin
RAAS : Renin Angiotensin Aldosterone System
xx
RBC : Red Blood Cell
RMK : Rekam Medik Kesehatan
RR : Respiratory Rate
RS : Rumah Sakit
SH : Sulfhidril
SOLVD : Studies Of Left Ventricular Dysfunction
SV : Stroke Volume
SVR : Systemic Vascular Resistance
TSH : Thyroid Stimulating Hormone
UA : Urinalysis
Vs : Versus
WBC : White Blood Cell
WHO : World Health Organization
+
Zn : Zink
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis yang kompleks yang dapat
menyebabkan perubahan struktural atau gangguan fungsional jantung, sehingga
mempengaruhi kemampuan jantung untuk berkontraksi (sistol) ataupun relaksasi
(diastol). Akibatnya, jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh (Aldredge et al, 2013). Jantung berfungsi sebagai
pompa untuk mendistribusikan darah yang mengandung oksigen dan nutrisi
keseluruh jaringan tubuh. Jantung terdiri dari 4 bagian, yaitu atrium kiri dan kanan
yang berfungsi menampung darah dan ventrikel kiri dan kanan yang berfungsi
untuk memompa darah keseluruh jaringan tubuh (Aaronson and Ward, 2010).
Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama
dengan prevalensi saat ini lebih dari 5,8 juta di Amerika Serikat dan lebih dari 23
juta di seluruh dunia. Dari 1,2 juta orang di Amerika Serikat, Setiap tahunnya
lebih dari 550.000 orang didiagnosis dengan gagal jantung. Dari 1,3 juta yang
didiagnosa berisiko mengalami morbiditas dan mortalitas yang besar. Lebih dari
2,4 juta pasien yang dirawat di rumah sakit memiliki gagal jantung sebagai
diagnosis primer atau sekunder dan hampir 300.000 kematian di dunia setiap
tahunnya diakibatkan karena gagal jantung (Anh L. Bui et al, 2010).
Di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit gagal
jantung tahun 2013 sebesar 229.696 orang (0,13%), sedangkan gejalanya sebesar
530.068 orang (0,3%). Estimasi untuk jumlah penderita penyakit gagal jantung
yang terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 54.826 orang (0,19%),
sedangkan Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah penderita paling sedikit, yaitu
sebanyak 144 orang (0,02%). Berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah
penderita penyakit gagal jantung terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat
sebanyak 96.487 orang (0,3%), sedangkan jumlah penderita paling sedikit
terdapat di Provinsi Kep.Bangka Belitung, yaitu sebanyak 945 orang (0,1%)
(Kemenkes RI, 2013)
1
2
System (RAAS), pada sistem ini angiotensin II dan aldosteron mempunyai fungsi
untuk mempertahankan natrium dan cairan tubuh sehingga mempengaruhi volume
dan tekanan darah. Kerja ACEI pada sistem RAAS mencegah perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II yang merupakan vasokontriksi kuat, sehingga
mengurangi resistensi perifer total dan tekanan darah. Efek lainnya dapat
menyebabkan diuresis yang mengurangi edema pulmonal ataupun sistemik dan
mencegah remodelling jantung yang berperan pada gejala dan progesivitas gagal
jantung kronik (Aaronson and Ward, 2010).Studi mengenai obat ACEI pada
RAAS mengurangi mortalitas sekitar seperlima (22%), dan mengurangi rawat
inap sekitar sepertiga (30%) (Emdin et al, 2015). Dari studi meta analisis yang
menggunakan ACEI sebagai pengobatan gagal jantung dibandingkan dengan
plasebo, ACEI terbukti signifikan mengurangi angka kematian terhadap pasien
dengan gagal jantung (Ong et al, 2012).
Sejumlah penelitian mengkonfirmasi bahwa ACEI mengurangi
progresifitas remodeling ventrikel kiri pada binatang percobaan dengan gagal
jantung. Penelitian pada tikus dengan infark miokard untuk mempelajari
remodeling ventrikel dan menemukan bahwa captopril dapat mengurangi
hipertrofi ventrikel. Studi lain mendapatkan bahwa ACEI mengurangi
peningkatan massa ventrikel kiri dan deposit kolagen interstisial. Sedangkan
penelitian dengan ramipril dosis rendah (10 μg/kgBB/hari) yang tidak mempunyai
efek pada tekanan darah dan dosis tinggi (1 mg/kgBB/hari) yang dapat
menurunkan mean arterial pressure (MAP), didapatkan penurunan hipertrofi
ventrikel kiri dan fibrosis miokardial yang sama pada kedua dosis. Captopril
terbukti menurunkan secara signifikan volume akhir sistolik ventrikel kiri serta
meningkatkan stroke volume dan fraksi ejeksi. Mekanisme perbaikan dengan
ACEI terkait dengan vasodilatasi perifer, ventricular unloading, dan dilatasi
ventrikel, serta efek tambahan pada sirkulasi koroner dan intrinsic plasminogen
activating system. ACEI memiliki efek langsung ke jaringan miokard dan
mencegah hipertrofi yang distimulasi oleh angiotensin II dan faktor pertumbuhan
lainnya (Darmadi, 2013).
ACEI tidak hanya menghambat terbentuknya angiotensin II, tetapi juga
menghambat degradasi bradikinin (Dezsi CA, 2014). Bradikinin mempunyai
4
Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis yang kompleks yang dapat
menyebabkan perubahan struktural atau gangguan fungsional jantung, sehingga
mempengaruhi kemampuan jantung untuk berkontraksi (sistol) ataupun relaksasi
(diastol). Akibatnya, jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh (Aldredge et al, 2013). Gagal jantung mempunyai
gejala-gejala yang tipikal dari sesak napas (dyspnea) dan mudah lelah (fatigue)
yang dihubungkam dengan fungsi dan kerusakan struktur dari jantung yang
mengganggu kemampuan ventrikel untuk mengisi dan mengeluarkan darah
kesirkulasi (Syamsudin, 2011).
5
6
Pada gagal jantung curah jantung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh, atau dapat memenuhi kebutuhan hanya dengan peningkatan pengisian
(preload). Mekanisme kompensasi mungkin mampu untuk mempertahnkan curah
jantung saat istirahat, namun mungkin tidak cukup selama menjalani latihan fisik.
Fungsi jantung akhirnya menurun, dan gagal jantung menjadi berat
(dekompensasi). Hal ini dapat dicetuskan oleh penyakit akut lain, stres, dan obat-
obatan. Gagal jantung terutama merupakan penyakit usia lanjut. Gagal jantung
terjadi pada 2% pasien berusia dibawah 50 tahun, namun lebih dari 10% pasien
berusia di atas 65 tahun. Harapan hidup 5 tahun <50%. Penyakit jantung iskemik
dan hipertensi merupakan faktor resiko utama (Aaronson and Ward,2010)
7
2.3.1.2 Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah suatu kelainan primer pada miokardium, keadaan ini
jarang terjadi namun pada kardiomiopati dilatasi mendasari 5-10% gagal jantung.
Kardiomiopati dapat dikatagorikan menjadi tiga jenis menurut jenis struktur dan
fungsi miokardium yang abnormal, yaitu:
disfungsi diastolik akibat miokardium yang kaku dan penebalan rongga ventrikel
(Vainrib Alan et al, 2014).
2.3.1.2.4 Miokarditis
Miokarditis adalah peradangan pada jantung yang diakibatkan oleh
proses infeksi, sementara hampir semua infeksi mampu menyebakan miokarditis.
Pada miokarditis yang disebankan oleh bakteri kerusakan jantung disebakan oleh
terlepasnya toksin yang menghambat sintesis protein dan menyebakan jantung
menjadi dilatasi, lembek, dan hipokontraktil (Rilantono et al, 2001).
mana keadaan ini disebut dengan gagal jantung curah tinggi (Rilantono et al,
2001).
2.3.3.2 Hipertensi
Peningkatan tekanan darah secara cepat (misalnya hipertensi yang berasal
dari ginjal atau karena penghentian obat antihipertensi pada penderita hipertensi
esensial biasanya menimbulkan hilangnya kemampuan kompensasi jantung,
karena beban tekanan yang berlebihan (Syamsudin, 2011).
2.3.4 Aterosklerosis
Ateroskelerosis merupakan penyakit pada arteri yang lebih besar dengan
akumulasi lipid yang terlokalisasi dalam intima arteri yang berkembang menjadi
plak aterosklerotik. Arteri yang aterosklerotik dapat menunjukkan spasme atau
pengurangan vasodilatasi. Hal ini memperburuk hambatan aliran darah dan
memacu pembentukan trombus. Faktor risiko penting yang merupakan
predisposisi terhadap aterosklerosis mencakup merokok, hipertensi, diabetes, dan
tingginya kolesterol serum (Aaronson and Ward,2010).
2.3.5 Aritmia
2.3.6 Infeksi
2.3.7 Anemia
Anemia didefinisikan sebagai penurunan sel darah merah. Fungsi dari sel
darah merah untuk memberikan oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon
dioksida dari jaringan ke paru-paru. Hal ini dicapai dengan menggunakan
hemoglobin (Hb). Anemia mengurangi jumlah sel darah merah untuk mengangkut
oksigen dan karbon dioksida (Maakaron JE et al, 2015). Dengan keberadaan
anemia, kebutuhan oksigen untuk jaringan metabolisasi hanya bisa dipenuhi
dengan kenaikan curah jantung. Meskipun kenaikan curah jantung bisa ditahan
oleh jantung yang normal , jantung yan sakit dan kelebihan beban (meski masih
terkompensasi) mungkin tidak mampu menambah volume darah yang dikirim
kesekitarnya. Dalam hal ini, kombinasi antara anemia dengan penyakit jantung
yang berkompensasi sebelum bisa memicu gagal jantung dan menyebabkan tidak
cukupnya pasokan oksigen kedaerah sekitarnya (Syamsudin,2011).
Pada keadaan gagal jantung kanan akut karena ventrikel kanan tidak bisa
berkontraksi dengan optimal, terjadi bendungan di atrium kanan dan vena kava
superior dan inferior. Dalam keadaan ini gejala edema perifer, hepatomegali,
splenomegali, belum sampai terjadi pada gagal jantung akut namun terjadi pada
gagal jantung kronis, tetapi yang terlihat sangat mencolok pada gagal jantung akut
adalah tekanan darah akan menurun dengan cepat sebab darah balik berkurang
(Rilantono et al, 2001)
Secara garis besar sama dengan gagal jantung kiri dan disebabkan oleh
kegagalan mempertahankan curah jantung yang terjadi mendadak. Tidak terdapat
cukup waktu untuk terjadinya mekanisme kompensasi dan gambaran klinisnya
didominasi oleh edema paru akut (Davey, 2005).
Secara garis besar sama dengan gagal jantung kanan. Curah jantung menurun
secara bertahap, gejala dan tanda tidak terlalu jelas, dan didominasi oleh
gambaran yang menunjukkan kompensasi. Gagal jantung kiri kronis
menyebabkan hipertensi pulmonal sekunder dan gagal jantung kanan (Davey,
2005). Pada gagal jantung kronis dapat terjadi akumulasi cairan yang dapat
14
menyebabkan kongesti paru dan edema perifer yang dikenal sebagai gagal jantung
kongestif (Fuster Valentin et al, 2011).
Beberapa faktor resiko seperti usia, jenis kelamin pria, dan riwayat CVD
(Cardiovaskular Disease) di keluarga bersifat mutlak, namun faktor lain seperti
merokok, dislipidemia, hipertensi, diabetes melitus, obesitas, dan inaktivitas fisik,
bersifat dapat dimodifikasi (dinamis) untuk memperbaiki progretivitas CVD.
Pendekatan ini telah terbukti dapat menurunkan kejadian CVD, dan secara khusus
disetujui karena CVD yang nyata bersifat irreversibel dan mematikan (Aaronson
and Ward, 2010).
Mayoritas CVD disebabkan oleh faktor-faktor risiko yang dapat
dikendalikan, diperlakukan atau diubah, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol,
15
kelebihan berat badan / obesitas, merokok tembakau, kurangnya aktivitas fisik dan
diabetes. Namun, ada juga beberapa faktor risiko utama CVD yang tidak dapat
dikontrol (World Heart Federation, 2012)
Tabel II.3 Faktor Resiko Gagal Jantung
FAKTOR RESIKO GAGAL JANTUNG
Dapat Dimodifikasi Tidak Dapat Dimodifikasi
Hipertensi Usia
Dislipidemia Jenis Kelamin Pria
Diabetes Riwayat CVD Keluarga
Merokok Tembakau Etnis
Inaktivitas Fisik
Diet yang tidak sehat
Obesitas
2.6.1.2 Dislipidemia
Suatu kondisi heterogen yang menyebabkan kadar abnormal pada satu
atau lebih lipoprotein yang merupakan partikel dalam darah yang mengandung
16
2.6.1.4 Merokok
Perokok tembakau memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan HF
dari perokok dan bukan perokok. Dalam CASS (Coronary Artery Surgery Study),
98 perokok 47% secara independen terjadi peningkatan risiko HF. Dalam
penelitian SOLVD (Studies Of Left Ventricular Dysfunction), 99 mantan perokok
memiliki angka kematian 30% lebih rendah dibandingkan dengan perokok. (Anh
L. Bui et al,2010). Merokok dapat menyebabkan CVD dengan menurunkan kadar
HDL, meningkatkan koagualabilitas darah, dan merusak endotel, yang memacu
terjadinya arterosklerosis. Terjadi stimulus jantung yang diinduksi nikotin serta
penurunan kapasitas darah mengangkut oksigen yang dimediasi oleh karbon
17
2.6.1.7 Obesitas
Obesitas sangat terkait dengan faktor risiko kardiovaskular seperti tekanan
darah meningkat,intoleransi glukosa, diabetes tipe 2 dan dislipidaemia (World
Heart Federation, 2012).
CO = HR × SV
Hubungan antara CO dan Mean Arterial Pressure (MAP) adalah:
MAP = CO × Systemic Vascular Resistance (SVR)
Kontraktilitas
COP
Gagal Jantung
Aldosteron
Asidosis
metabolik
Edema Beban ventrikel kanan
paru
Retensi Na +
Peningkatan as.laktat H2O
& ATP Hipertropi ventrikel kanan
Kelebihan volume
Fatigue cairan Penyempitan lumen
ventrikel kanan
Hepar Lien
mungkin meningkat dan terhadap curah jantung yang terlihat saat posisi tubuh
berdiri (Aaronson and Ward, 2010).
2.7.1.1.2 Hipertofi Ventrikel
Hipertrofi jantung merupakan adaptasi untuk meningkatkan diastolik
volume (preload) dan peningkatan afterload merupakan peningkatan dalam massa
otot miokard dan ketebalan dinding otot (Aldredge et al, 2013) dinding menebal
untuk meningkatkan kontraktilitas dari serat otot dan meningkatkan CO dan
perfusi. Namun, pada akhirnya efek dari hipertrofi akan membuat otot menegang
sehingga kehilangan kontraktilitas dan mengurangi CO (Lockwood W, 2015)
2.7.1.1.3 Remodeling Miokard
Remodeling miokard adalah respon struktural yang sesuai terhadap
tekanan dan volume berlebihan yang membebani jantung. Dinding miokard yang
menebal diperlukan untuk menormalisasi stres dinding yang diinduksi tekanan
berlebihan dan melalui proses ini pemendekan serat dapat tetap dipertahankan
walaupun beban kerja lebih tinggi. Proses ini dipandang adaptif atau sebagai
kompensasi, memampukan jantung untuk mempertahankan fungsi saat tekanan
atau volume berlebihan pada fase akut kerusakan jantung. Proses remodeling
kardiak sangat dipengaruhi oleh beban hemodinamik, aktivasi neurohormonal,
faktor endotelin, sitokin, nitrit oksida, dan stres oksidatif. (Darmadi, 2013).
2.7.1.2 Mekanisme Adaptasi Non-Kardiak
2.7.1.2.1 Aktivitas Sistem Renin Angiotensin Aldosteron (RAAS)
RAAS memainkan peran penting dalam mengatur volume darah dan resistensi
vaskuler sistemik, yang bersama-sama mempengaruhi curah jantung dan tekanan
arteri. Sesuai namanya, ada tiga komponen penting untuk sistem ini yaitu renin,
angiotensin, dan aldosteron. Renin, yang terutama dikeluarkan oleh ginjal,
merangsang pembentukan angiotensin dalam darah dan jaringan, yang pada
gilirannya merangsang pelepasan aldosteron dari korteks adrenal. Renin
merupakan enzim proteolitik yang dilepaskan ke sirkulasi terutama oleh ginjal.
Rilis dirangsang oleh :
Aktivasi saraf simpatis (yang bertindak melalui β1-adrenoseptor)
Hipotensi arteri ginjal (yang disebabkan oleh hipotensi sistemik atau
stenosis arteri ginjal)
23
Pasien dengan gagal jantung terjadi penurunan curah jantung. Hal ini akan
dikenali oleh baroreseptor di sinus caroticus dan arcus aorta, kemudian
dihantarkan ke medulla melalui nervus IX dan X, yang akan mengaktivasi sistem
saraf simpatis. Aktivasi system saraf simpatis ini akan menaikkan kadar
norepinefrin (NE). Hal ini akan meningkatkan frekuensi denyut jantung,
meningkatkan kontraksi jantung serta vasokonstriksi arteri dan vena sistemik.
Norepinefrin dapat meningkatkan kontraksi dan mempertahankan tekanan darah,
tetapi kebutuhan energi miokard menjadi lebih besar, yang dapat menimbulkan
iskemi jika tidak ada penyaluran O2 ke miokard. Dalam jangka pendek aktivasi
sistem adrenergik dapat sangat membantu, tetapi lambat laun akan terjadi
maladaptasi. Penderita dengan gagal jantung kronik akan terjadi penurunan
konsentrasi norepinefrin jantung; mekanismenya masih belum jelas, mungkin
berhubungan dengan “exhaustion phenomenon” yang berasal dari aktivasi sistem
adrenergik yang berlangsung lama (Floras, 2009).
25
Gambar 2.4 Mekanisme aktivasi sistem syaraf simpatik dan parasimpatik pada
gagal jantung (Floras, 2009)
2.8.1 Dyspnea
Didefinisikan sebagai pernafasan yang abnormal yang kurang nyaman
dibandingkan dengan keadaan normal. Organ yang paling sering berkontribusi
dalam dyspnea adalah jantung dan paru-paru. (Dumitru Ioana and Ooi Henry,
2015)
27
2.8.2 Ortopnea
PND merupakan serangan akut dispnea dari edema paru, terjadi 1-2 jam
setelah tidur dan berhubungan dengan HF (Heart Failure) berat (Lockwood W,
2015). Edema mengacu pada pembengkakan jaringan yang dihasilkan dari
akumulasi cairan yang berlebihan dalam jaringan. Pada gagal jantung, ventrikel
kanan tidak dapat memompa darah secara adekuat sehingga terjadi peningkatan
tekanan akhir diastol yang diikuti dengan peningkatan tekanan atrium kanan
sehingga terdapat bendungan pada vena yang menyebabkan edema (Klabunde,
2014)
Gagal jantung adalah sindrom klinis yang umum ditandai dengan dyspnea,
kelelahan, dan tanda-tanda volume overload, yang mungkin termasuk edema
perifer dan paru. Tidak ada tes diagnostik tunggal untuk gagal jantung, evaluasi
awal mencakup sejarah dan pemeriksaan fisik, radiografi thorax,
elektrokardiografi, dan penilaian laboratorium untuk mengidentifikasi penyebab
atau faktor pencetus (King et al, 2012)
ACC / AHA , Heart failure Society of America (HFSA), dan Eropa Society
of Cardiology (ESC) merekomendasikan tes laboratorium dasar dan studi dalam
evaluasi awal pasien dengan dugaan gagal jantung, sebagi berikut :
28
Tujuan dalam mendiagnosa gagal jantung dan memberi terapi dini tidak
berbeda dengan kondisi kronis lainnya, yaitu menurunkan mortalitas dan
morbiditas. Karena angka kematian tahunan gagal jantung sangatlah tinggi,
penekanan pada angka kematian ini menjadi tujuan utama pada banyak uji klinis.
Walau demikian pada kebanyakan pasien, terutama orang tua, kemampuan untuk
hidup mandiri, terbebas dari gejala mengganggu yang tidak nyaman, dan
menghindari perawatan adalah tujuan yang seringkali seiring dengan keinginan
untuk meningkatkan usia harapan hidup. Upaya untuk mencegah timbulnya gagal
jantung atau progresinya tetap merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
manajemen terapi. Banyak uji klinis acak gagal jantung mengevaluasi pasien
dengan disfungsi sistolik dengan LVEF 35-40%. Patokan LVEF <40% ini relatif
arbitrary, dan terdapat bukti yang terbatas bahwa gagal jantung simtomatik antara
LVEF 40-50% (Dickstein et al, 2008).
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pengobatan gagal jantung antara lain :
Menurunkan mortalitas
Mempertahankan / meningkatkan kualitas hidup
Mencegah terjadinya kerusakan miokard, progresivitas kerusakan
miokard, remodelling miokard, timbulnya gejala-gejala gagal jantung dan
akumulasi cairan, dan perawatan di rumah sakit.
deteksi dini gejala-gejala perburukan. Untuk bisa merawat dirinya pasien perlu
diberi informasi atau arahan baik oleh dokter, apoteker, perawat ataupun tenaga
kesehatan lainnya (Dickstein et al, 2008).
2.10.2.1 Diuretik
pasien dengan gagal jantung. Diuretik adalah satu-satunya obat yang digunakan
untuk pengobatan yang dapat mengontrol retensi cairan. Diuretik umumnya harus
dikombinasikan dengan ACEI, β-blocker, dan antagonis aldosteron (Yancy CW et
al , 2013).
Gambar 2.9 Sistem Transpor Tubulus dan Tempat kerja Diuretik (Katzung,
2012)
34
Berdasarkan sturktur kimia obat golongan ACEI terdiri dari gugus sulfidril
seperti pada captopril, gugus dikarboksil pada enalapril, lisinopril, trandolapril,
benazepril, kuinapril, moeksipril, ramipril, dan perindopril, sedangkan ACEI yang
mengandung gugus fosfor adalah fosinopril. Perbedaan pada gugus ini dapat
dilihat dari potensi, efek obat itu sendiri atau metabolit aktif, dan farmakokinetik
masing-masing obat (Gambar 2.12). Dosis ACEI harus dimulai dengan dosis
rendah karena beberapa pasien dapat mengalami penurunan tekanan darah tiba-
tiba (Brunton et al, 2011).
Gambar 2.12 Hubungan Struktur Kimia dan Aktifitas ACEI (Kumar et al, 2010).
3) Zn2+ dapat mengikat berupa sulfhidril (A), asam karboksilat (B), atau asam
phosphinic (C).
4) Senyawa sulfhidril meningkatkan insiden ruam kulit dan efek samping.
5) Senyawa sulfhidril dapat membentuk dimmer dan disulfida yang dapat
mempersingkat durasi kerja.
6) Esterifikasi dari karboksilat atau fosfonat menghasilkan prodrug
7) X biasanya metil untuk meniru rantai sisi alanin. Pada dicarboksilat, ketika X
merupakan n-butylamine menghasilkan senyawa yang tidak memerlukan
prodrug pada pemakain per oral (Kumar et al, 2010).
A. Captopril
B. Enalapril
C. Lisonopril
ketiga, setelah captopril dan enalapril, dan diperkenalkan ke terapi pada awal
1990-an. Lisinopril memiliki waktu paruh panjang, penetrasi jaringan dan tidak
dimetabolisme oleh hati (Kumar et al, 2010). Lisinopril diabsorpsi secara perlahan
dengan bioavailabilitas sekitar 30% tidak berkurang oleh makanan. Konsentrasi
plasma puncak dicapai 7 jam dan waktu paruhnya 12 jam di eliminasi oleh ginjal
dalam bentuk utuh. Dosis awal lisinopril 5-40 mg dosis tunggal atau terbagi, yaitu
5 mg untuk terapi awal gagal jantung dan 10 mg perhari untuk terapi awal
hipertensi. Dosis harian sebesar 2,5 mg direkomendasikan untuk pasien gagal
jantung yang mengalami deplesi natrium atau kerusakan ginjal (Brunton et al,
2011).
D. Benazepril
E. Fosinopril
F. Ramipril
46
47
Pada pasien dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri, ARB dapat digunakan
sebagai alternatif penghambat ACE pada pasien gagal jantung sistolik denga
fraksi ejeksi ≤40% yang tidak dapat mentoleransi efek samping ACEI untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas. ARB dan ACEI mempunyai efikasi yang
48
sebanding pada gagal jantung sistolik dengan fraksi ejeksi ≤40% terhadap
mortalitas dan morbiditas. Pada infark miokard akut dengan gejala-gejala gagal
jantung atau disfungsi ventrikel kiri, ARB dan ACEI mempunyai efek yang
sebanding terhadap mortalitas. ARB dapat dipertimbangkan dalam kombinasi
dengan ACEI pada pasien yang masih simtomatik, untuk mengurangi mortalitas
dan hospitalisasi pada gagal jantung (Gunawan Sulistia G dkk, 2011).
2.10.2.4 β-blocker
2.10.2.5 Digoksin
digoxin untuk ACEI dan diuretik secara signifikan mengurangi rawat inap gagal
jantung, tidak signifikan menurunkan jumlah kematian akibat gagal jantung
progresif, dan tidak menghasilkan perbedaan dalam semua penyebab kematian
(Fuster Valentin et al, 2011). Mekanisme kerja inotropik positif, digoksin
menghambat pompa Na-K-ATPase pada membran sel otot jantung sehingga
meningkatkan kadar Na+ intrasel, dan menyebakan berkurangnya pertukaran Na+
dan Ca2+ selama repolarisasi dan relaksasi otot jantung sehingga Ca2+ intrasel
meningkat, dan ambilan Ca2+ kedalam reticulum sarkoplasmik meningkat.
Dengan demikian, Ca2+ yang tersedia dalam reticulum sarkoplasmik untuk
dilepaskan kedalam sitosol untuk kontraksi meningkat, sehingga kontraktilitas sel
otot jantung meningkat (Gunawan Sulistia G dkk , 2011).
Penyakit Kardiovakular
Maninfestasi
Hipertensi
Penurunan penyakit lain :
Aterosklerosis
Infark miokard Cardiac output Diabetes
Miokarditis Dislipidemia
Kardiomiopati Anemia, dan
lainnya
Mekanisme Kompensasi Gagal Jantung
GAGAL JANTUNG
(Heart Failure)
52
53
Pencatatan :
Data demografi
Data Klinik dan Data
Laboraturium
Terapi obat pada penderita
gagal jantung
Tabulasi Data
4.2.2 Sampel
Jumlah sampel meliputi semua pasien yang didiagnosa gagal jantung yang
diterapi dengan ACEI di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyahh
Lamongan periode bulan Juli hingga Desember 2015.
54
55
Gambar 5.1 Skema Kriteria Inklusi dan Eksklusi Penelitian pada Pasien Gagal
Jantung
58
59
Dari data RMK pasien tersebut diperoleh data demografi pasien, riwayat
penyakit, diagnosa, profil pengobatan pasien, data klinik dan data laboratorium
yang menunjang pengobatan pada pasien kemudian data-data tersebut dianalisis
dengan metode statistik deskriptif untuk mendeskirpsikan bagaimana pola
penggunaan obat pada pasien gagal jantung yang dirawat di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan periode bulan Juli hingga Desember
pada tahun 2015 yang akan disajikan dalam bentuk tabel, presentase dan diagram.
5.1.2 Usia
Distribusi usia pasien gagal jantung yang menerima terapi obat golongan
ACE Inhibitor di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
periode bulan Juli hingga Desember pada tahun 2015.Pada usia 21-30 tahun, 31-
40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun dan > 70 tahun, selengkapnya
tersaji dalam Tabel V.2.
Tabel V.2 Usia Pasien
No Klasifikasi Umur Jenis Kelamin Persentase
Total
Jumlah Pasien Persentase
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1 21-30 Tahun 1 2 3% 6% 9%
2 31-40 Tahun 1 2 3% 6% 9%
3 41-50 Tahun 4 2 11% 6% 17%
60
Distribusi dari status 35 pasien gagal jantung yang menerima terapi ACE
Inhibitor di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan periode
bulan Juli hingga Desember pada tahun 2015. Status pasien terdiri dari 2 kategori
yaitu Umum dan JKN, selengkapnya tersaji dalam Tabel V.3.
Tabel V.3. Distribusi Status Pasien Gagal Jantung.
No Status Pasien Jumlah Pasien Persentase
1 Umum 26 74%
2 JKN 9 26%
Total 35 100%
*satu pasien dapat menerima lebih dari satu dosis karena peningkatan atau
penerunan dosis
Keterangan : % distribusi = (n/Σn)x100% Σn = Total pasien n=Jumlah Pasien
*satu pasien dapat menerima lebih dari satu dosis karena peningkatan atau
penerunan dosis
Keterangan : % distribusi = (n/Σn)x100% Σn = Total pasien n=Jumlah Pasien
65
1 Captopril 3x6,25mg - - - 1 3%
3x12,5mg - - - 2 6%
3x25mg - - - 2 6%
3x12,5mg Captopril Captopril - 1 3%
(3x25mg) po (2x25mg) po
3x25mg Captopril - - 1 3%
(1x25mg) po
3x12,5mg Lisinopril - - 1 3%
(1x5mg) po
2 Lisinopril 1x5mg - - - 3 9%
1x10mg - - - 4 12%
1x5mg Lisinopril - - 1 3%
(1x10mg) po
1x10mg Ramipril - - 1 3%
(1x2,5mg) po
3 Ramipril 2x1,25mg - - - 1 4%
1x2,5mg - - - 11 33%
1x5mg - - - 4 12%
Total 33 100%
*satu pasien dapat menerima lebih dari satu kali pergantian dosis ACE Inhibitor
Keterangan : % distribusi = (n/Σn)x100% Σn = Total pasien n=Jumlah Pasien
Diijinkan Pulang
97%
68
69
orang), dimana pada laki-laki 11% (4 orang) dan wanita 11 % (4 orang) (Tabel
V.2).
Tidak jauh berbeda dengan hasil penelelitian yang dilakukan di Rumah
Sakit Muhammadiyah Lamongan, dengan hasil penelitian yang dilakukan di RSU
Dr. Saiful Anwar Malang prevalensi usia pasien yang mengalami gagal jantung
yang paling banyak pada pasien dengan rentang usia antara 61-70 tahun sebanyak
39% (Wulan Intan, 2014). Sesuai dari hasil penelitian Marteen, bahwa pada usia
55 tahun laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap
perkembangan penyakit kardiovaskuler (Marteen et al, 2014). Sedangkan, untuk
status pasien saat MRS dengan diagnosa gagal jantung yang terbanyak pada
pasien dengan status umum sebanyak 74% (26 orang) dan status pasien JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional) sebanyak 26% (9 orang) (Tabel V.3).
Gagal jantung dapat diakibatkan manifestasi penyakit kardiovaskular
seperti hipertensi, ateroskelerosis, infark miokard, miokarditis dan kardiomiopati.
Dapat juga disebabkan manifestasi penyakit diabetes, dislipidemia, anemia, dan
lainnya (Fauci et al, 2015). Akibatnya mempengaruhi Cardiac Output (CO) yang
dapat menyebabkan gagal jantung CO rendah ataupun tinggi (Aldredge et al,
2013). Dalam menggambarkan distribusi faktor resiko gagal jantung yang tercatat
dari data riwayat penyakit pasien dan lifestyle pasien (Tabel V.4). Terlihat bahwa
dalam penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, faktor resiko gagal
jantung yang utama adalah hipertensi 58% (18 orang), diabetes 29% (9 orang),
dan merokok 10% (3 orang). Sesuai dari hasil penelitian yang dilakukan di Asia
kejadian gagal jantung 50% lebih diakibatkan faktor resiko hipertensi (Sakata Y et
al, 2013).
Seperti pada kasus pasien no.3 (Lampiran 7) yang tercatat memiliki
riwayat penyakit hipertensi sejak 15 tahun lalu dan saat MRS didiagnosa gagal
jantung kelas II dengan tekanan darah diatas noramal 240/120mmHg
(120/80mmHg) hingga pada saat pasien KRS kondisi tekanan darah tetap
menunjukkan diatas normal 145/89mmHg. Riwayat hipertensi pada pasien
merupakan salah satu faktor resiko yang memicu gagal jantung. Selain hipertensi,
faktor risiko gagal jantung seperti penyakit jantung koroner, diabetes, obesitas,
dan merokok terjadi pada 52% dari kasus gagal jantung pada populasi (Dunlay et
70
al, 2010). Dalam kasus no.9 (Lampiran 7) pasien yang didiagnosa gagal jantung
kelas III, yang memiliki keluhan utama sesak nafas dan memiliki riwayat penyakit
hipertensi, diabetes, dan kebiasaan merokok. Dari riwayat penyakit dan kebiasaan
merokok pasien inilah yang kemungkinan memimicu penyakit gagal jantung pada
pasien.
American College of Cardiology / American Heart Association
(ACC/AHA) dan The New York Heart Association (NYHA) mengkategorikan
sistem klasifikasi gagal jantung menjadi 4 kelas yaitu gagal jantung kelas I
(Asimtomatik), gagal jantung kelas II (Simtomatik ringan), gagal jantung kelas III
(Simtomatik sedang), gagal jantung kelas IV (Simtomatik berat). Tujuan dalam
mendiagnosa gagal jantung dan memberi terapi dini tidak berbeda dengan kondisi
kronis lainnya, yaitu untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas (Dickstein et
al, 2008). Pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan periode bulan Juli hingga Desember pada tahun 2015, diperoleh hasil
pasien yang didagnosa gagal jantung terbanyak pada gagal jantung kelas II
sebanyak 77% (Tabel V.5). Pada gagal jantung kelas II pasien memiliki sedikit
pembatasan aktivitas fisik dan telah terbentuk penyakit struktur jantung yang
berhubungan dengan perkembangan penyakit gagal jantung (Dumitru and Ooi,
2015).
Manajemen terapi farmakologi gagal jantung meliputi obat golongan
diuretik, ACEI, ARB, β-blocker, Vasodilator lain dan inotropik positif.
Pengobatan gagal jantung, secara garis besar bertujuan mengatasi permasalahan
preload, dengan menurunkan preload, meningkatkan kontraktilitas dan juga
menurunkan afterload. Dari hasil penelitian 34 RMK pasien di instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan periode bulan Juli hingga
Desember pada tahun 2015, diperoleh distribusi terapi farmakologi gagal jantung
terbanyak pada obat golongan diuretik 41% (Furosemide 20% dan Spironolakton
22%) diikuti obat golongan ACEI 27% (Captopril 7%, Lisinopril 8%, dan
Ramipril 12%) (Tabel V.6). Penggunaan diuretik bertujuan untuk menurunkan
volume akhir diastolik, meningkatkan stroke volume dan cardiac output. Selain
itu, diuretik mengurangi gejala yang disebabkan oleh edema paru dan perifer yang
sering menjadi keluhan utama pasien pada saat MRS (Brunton et al, 2011).
71
2013). Kondisi pasien no.23 (Lampiran 7) pada saat KRS membaik yang
digambarkan dengan tidak ada keluhan sesak nafas dan nyeri dada pada pasien,
yang merupakan salah satu manifestasi klinik dari penyakit gagal jantung
(Tabel.II.4) (Siswanto et al, 2015).
ACEI merupakan first line terapi pada gagal jantung yang bekerja melalui
Renin Angiotensin Aldosterone System (RAAS), karena RAAS memainkan peran
yang penting pada gagal jantung dalam mengatur volume darah dan resistensi
vaskuler sistemik, yang bersama-sama mempengaruhi curah jantung dan tekanan
arteri. Ada tiga komponen penting untuk sistem ini yaitu renin, angiotensin, dan
aldosteron. Renin yang terutama dikeluarkan oleh ginjal, merangsang
pembentukan angiotensin dalam darah dan jaringan, yang pada gilirannya
merangsang pelepasan aldosteron dari korteks adrenal (Weber et al, 2001). Pada
gagal jantung, selain terjadi peningkatkan kadar angiotensin II yang merupakan
vasokontriktor kuat, kadar aldosteron juga meningkat sehingga terjadi
peningkatan retensi natrium dan air, oleh sebab itu dibutuhkan diuretik untuk
meningkatkan diuresis. Aldosteron memiliki efek yang dapat memperburuk
keadaan gagal jantung salah satunya yaitu menginduksi fibrosis dan remodelling
jantung, mengurangi pelepasan NO dan memicu terjadinya aritmia dengan
menurunkan kadar kalium plasma dan pelepasan norepinefrin jantung (Aaronson
and Ward, 2010). Sehingga pengurangan efek angiotensin II merupakan
manajemen terapi utama gagal jantung (Brunton et al, 2011).
Mekanisme kerja ACEI menghambat konversi angiotensin I menjadi
angiotensin II dan degradasi bradikinin. penghambatan ini mengurangi tingkat
angiotensin II, dan meningkatkan tingkat bradikinin dalam jaringan. Bradikinin
juga memiliki peran yang penting, karena menyebabkan vasodilatasi dan
meningkatkan NO, plasminogen aktivator jaringan dan prostasiklin, sehingga
melindungi kerusakan endotelium karena efek angiotensin II (Mashitisho, 2012).
Bradikinin mempunyai reseptor B1 dan reseptor B2. Reseptor B1 akan
menyebabkan respons penekan, sedangkan reseptor B2 menyebabkan terjadinya
vasodilatasi pada pembuluh darah (Maurer et al, 2011). Khasiat kardioprotektif
bradikinin sebagai anti remodelling jantung, yang dimediasi oleh reseptor B2
(Sharma and Narayanan, 2011).
73
mengeluhkan sesak nafas. Selain itu pasien juga mendapatkan terapi digoksin
(1x0,125mg) po karena kontraktilitas yang menurun. Sesuai mekanisme kerjanya,
digoksin menghambat pompa Na-K-ATPase pada membran sel otot jantung
sehingga meningkatkan kadar Na+ intrasel, dan menyebakan berkurangnya
pertukaran Na+ dan Ca2+ selama repolarisasi dan relaksasi otot jantung sehingga
Ca2+ intrasel meningkat, dan ambilan Ca2+ kedalam reticulum sarkoplasmik
meningkat. Dengan demikian, Ca2+ yang tersedia dalam reticulum sarkoplasmik
untuk dilepaskan kedalam sitosol untuk kontraksi meningkat, sehingga
kontraktilitas sel otot jantung meningkat (Gunawan Sulistia G dkk , 2011).
Diagnosa dari dokter, Ny.Sp juga mengalami infeksi saluran kemih terlihat
dalam data laboratorium LED dan leukosit 17.4 x103/μL (l4.0-11.0 x103/uL)
meningkat diatas normal, yang menunjukkan adanya infeksi pada pasien.
Sehingga pasien diberikan terapi antibiotik Ceftriakson (2x1) iv. Pasien juga
diberikan terapi Hepamax (3x1) po karena pada data laboratorium enzim hati
pasien meningkat sangat signifikan yaitu SGOT 4064 μ/L dan SGPT 1967 μ/L
yang menunjukkan adanya kerusakan pada hati yang merupakan salah satu
manifestasi klinis dari gagal jantung (Fuster Valentin et al, 2011). Hepamax
mengandung lecithine murni, silymarin, schizandra dan vitamin E natural.
Lecithine bersifat sebagai antifibrotik dengan memperbaiki kerusakan dinding sel
hati, silymarin melindungi hati dengan cara bekerja sebagai antioksidan,
schizandra berguna untuk meningkatkan protein hati dan sintesa glikogen, dan
juga berperan sebagai antioksidan yang poten dan dapat menurunkan kadar SGPT
secara bermakna (Luntungan et al, 2012). Hal ini terlihat pada data laboratorium
pasien SGOT 323 μ/L dan SGPT 154 μ/L menurun signifikan. Kondisi KRS
pasien pada kasus no.31 (Lampiran 7) membaik dilihat dari data laboratorium
dan klinik, tekanan darah 129/85mmHg dan pasien tidak mengeluhkan sesak
nafas, nyeri dan mual sehingga pasien diijinkan pulang.
Terapi kombinasi 4 obat antihipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Muhammadiyah Lamongan periode bulan Juli hingga Desember pada tahun
2015, terbanyak pada 4 kombinasi 57,2% antara Lisinopril, Furosemide,
Spironolakton dan β-blocker (Tabel.V.11). Sesuai dengan manajemen terapi
gagal jantung yang sudah dijelaskan diawal pembahasan. Pada kombinasi 4 obat
75
loop, hipokalemia dapat terjadi bahkan ketika suplemen kalium diberikan (Weiss ,
2015). Akan tetapi penggunaan kombinasi ACEI dan diuretik hemat kalium yaitu
Spironolakton yang dapat mengatasi efek samping hipokalemia dari Furosemide
(Aldredge et al, 2013). Terapi ini terbukti efektif pada pasien dilihat dari data
klinik, kadar kalium pasien pada hari berikutnya memasuki rentang normal yaitu
3,76 mmol/L (3,6-5,0 mmol/L). Karena pada obat golongan ACEI menghambat
terbentuknya angiotensin II dan aldosteron (Dezsi CA, 2014). Aldosteron
merupakan hormon yang meningkatkan ekskresi kalium. Sehingga, menghambat
pembentukan angiotensin II dengan ACEI akan mengurangi pelepasan aldosteron
yang akan mengurangi ekskresi kalium (Maurer et al, 2011).
Pada hari ketiga MRS tekanan darah pasien masih abnormal yaitu
162/114mmHg sehingga diberikan terapi kombinasi 4 obat antihipertensi dengan
tambahan β-blocker yaitu Carvedilol dengan dosis 1x12,5 mg sesuai dalam
(Tabel.II.9) (Dipiro JT et al, 2011). β-blocker dapat digunakan untuk mengobati
hipertensi dan gagal jantung kronik. β-blocker memblokade reseptor-β1 jantung.
Pada gagal jantung saraf simpatis menstimulasi pelepasan renin melalui reseptor-
β1nya, sehingga β-blocker juga dapat menghambat pelepasan renin di ginjal
(Aaronson and Ward, 2010). Diagnosa lainnya pasien menderita pnemonia
dengan didukung data laboratorium dengan leukosit 17.1 x103/μL (l4.0-11.0
x103/uL) meningkat diatas normal, yang menunjukkan adanya infeksi pada
pasien. Sehingga pasien diberikan terapi antibiotik Ceftriakson (1 g/12 jam) iv dan
Metilprednison (2x62,5 mg) iv untuk mengatasi pnemonia pada pasien. Pasien
KRS dengan tekanan darah pasien masih diatas normal yaitu 171/59mmHg.
Namun, keluhan utama dari pasien yang merupakan manifestasi gagal jantung
seperti sesak nafas, nyeri dada, dan batuk. Pada saat KRS sudah tidak dirasakan
lagi, sehingga pasien dinyatakan mengalami perbaikan dan dijinkan pulang.
didahului dengan nyeri kepala dan sesak nafas. Diketahui pasien memiliki riwayat
sakit jantung, hipertensi, dan sesak nafas jika udara dingin. Pasien didiagnosa
gagal jantung kelas II dengan hipertensi dan hipokalemia. Didukung data klinik
pasien pada saat MRS dengan GCS 314, tekanan darah 184/137mmHg, dan kadar
kalium 2,9 mmol/L dibawah normal (3,6-5,0 mmol/L). Tidak berbeda dari terapi
pada kombinasi 4 antihipertensi sebelumnya, pada terapi kombinasi 5
antihipertensi ini ditambahkan dengan Amlodipin yang merupakan golongan
Calicium Canal Blocker (CCB). Terapi kombinasi pemberian Captopril (3x25
mg) po, Furosemide (5mg/jam) iv dan Spironoloakton (1x50 mg) po tidak
menunjukkan penurunan tekanan darah yang signifikan, terlihat dari data klinik
tekanan darah pasien pada hari kedua 178/104mmHg. Sehingga pada hari ketiga
pasien diberi tambahan terapi Amlodipine (1x10 mg) po. Penggunaan Amlodipin
dan Felodipin dapat dipertimbangkan jika diperlukan pengurangan beban akhir
atau karena vasodilator lain dikontraindikasikan atau memiliki sedikit ditoleransi
pada ACEI, ARB atau hidralazin (Hardman and Limbird, 2012). Selain itu
Amlodipine dan Felodipine telah direkomendasikan aman pada gagal jantung
serta memiliki keuntungan pada sebagaian kecil pasien dengan kardiomiopati non
iskemik (Aldredge et al., 2013). Kondisi pasien KRS membaik dengan data klinik
GCS 456, keluhan sesak nafas dan nyeri dada sudah tidak ada. Akan tetapi, data
klinik dari tekanan darah pasien masih diatas normal yaitu pada saat KRS
184/100mmHg.
Berdasarkan dari data klinik dan data laboratorium pasien, terapi awal
pada saat MRS pasien diberikan ISDN (3x5 mg) po untuk mengatasi nyeri dada
yang terjadi karena IMA. ISDN merupakan obat vasodilator golongan nitrat,
keuntungan terapi nitrat terletak pada efek dilatasi vena yang mengakibatkan
berkurangnya preload dan volume akhir diastolik ventrikel kiri sehingga
konsumsi oksigen miokardium berkurang. Efek lain dari nitrat adalah dilatasi
pembuluh darah koroner baik yang normal maupun yang mengalami
aterosklerosis. Nitrat oral atau intravena efektif menghilangkan keluhan dalam
fase akut dari episode angina (Irmalita et al, 2015). Berdasarkan profil lemak
pasien yang cukup tinggi, pasien diberikan obat Simvastatin 1x20 mg dan
kombinasi Antiplatelet antara Aspilet (1x100mg) po dan Clopidogrel (1x25 mg)
po untuk stabilisasi plak. Tekanan darah pasien pada hari pertama MRS
116/60mmHg kemudian pada hari kedua 111/76mmHg. Pasien diberikan
kombinasi 2 antihipertensi yaitu Furosemide pada hari kedua (3x40 mg) iv, hari
ketiga diturunkan menjadi (2x40 mg) iv, kemudian hari keempat (1x40 mg) iv,
sedangkan pada obat ACEI pada hari kedua diberikan Captopril dosis rendah
(3x12,5 mg) po selama 2 hari, lalu hari berikutnya diganti dengan Lisinopril (2x5
mg) po. Kombinasi terapi Furosemide dan ACEI pada kasus no.26 (Lampiran 7)
bukan untuk menurunkan tekanan darah pasien. Akan tetapi, untuk mengatasi
kardiomegali pada pasein, sesuai data laboratorium radiologi pasien yang
mengalami Remodelling jantung yaitu kardiomegali. Dosis rendah Furosemide
dan ACEI yang digunakan pada terapi ini, untuk mencegah terjadinya hipotensi
tiba-tiba pada pasien. Pergantian Captopril menjadi Lisinopril ini bertujuan untuk
mengurangi frekuensi pemberian, pada awalnya 3 kali sehari menjadi 1 kali
sehari. Terapi pemeliharaan jangka lama dengan menggunakan ACEI pada gagal
jantung lebih baik menggunakan obat yang dapat diberikan sekali atau dua kali
sehari (Aldrege et al,2013). Selain dosis yang berbeda, perbedaan antara Captopril
dan Lisinopril terdapat pada gugus fungsinya, Captopril memiliki gugus fungsi
sulfidril, sedangkan Lisinopril memiliki gugus fungsi dikarboksil. Perbedaan pada
gugus ini dapat dilihat dari potensi, efek obat itu sendiri, dan farmakokinetik
masing-masing obat (Gambar 2.12) (Kumar et al, 2010). Terapi Tn.Tb efektif
80
dengan tidak ada keluhan nyeri dada dan sesak nafas lagi pada saat menjelang
KRS, sehingga pasien dinyatakan membaik dan dijinkan pulang.
Dalam penelitian ini, tidak ada laporan efek samping ACEI yang tercatat
dalam RMK. Namun dilihat dari data klinik pada kasus no.32 (Lampiran 7)
terdapat pergantian obat golongan ACEI menjadi ARB karena pasien
mengeluhkan batuk yang kemungkinan efek samping dari obat ACEI. Pada kasus
no.32 (Lampiran 7) atas nama Ny.D dengan keluhan utama nyeri dada sebelah
kiri dan sesak nafas. Ny.D memiliki riwayat penyakit hipertensi dan maag,
diagnosa dari dokter yaitu HHD, PJK, post aritmia dan gagal jantung kelas III.
Tekanan darah pasien pada saat MRS cukup tinggi yaitu 159/93mmHg. Data
laboratorium pasien menunjukkan kadar troponin I 0,06 ng/L, SGOT 55 μ/L,
SGPT 19 μ/L dan serum kreatinin 0,8 mg/dl. Terapi gagal jantung awal MRS,
pasien diberikan kombinasi antara Furosemide (3x40 mg) iv, Spironolaktin (1x25
mg) po, dan Lisinopril (1x5 mg) po. Selama 2 hari tekanan darah pasien tidak
menunjukkan penurunan yang signifikan yaitu pada hari ketiga 149/84mmHg.
Kemudian ditambahkan terapi obat antihipertensi Bisoprolol (1x2,5 mg) po dan
Amlodipin (1x5 mg) po, setelah itu tekanan darah pasien turun signifikan
mendekati normal 120/70mmHg. Akan tetapi pasien mengeluhkan batuk setelah
diberikan terapi Lisinopril (1x5 mg) po selama 5 hari. Sebagai terapi pengganti
pasien diberikan obat golongan ARB yaitu Candesartan (1x8 mg) po. ARB
merupakan alternatif yang bermanfaat untuk pasien yang tidak dapat mentoleransi
ACEI karena batuk (Yancy et al, 2013). Setelah 4 hari pergantian ACEI ke ARB
keluhan batuk Ny.D baru sembuh. Menurut Maurer, batuk kering terjadi 5-20%
pada pasien yang menggunakan ACEI. Batuk dapat terjadi dalam waktu satu
sampai dua minggu setelah pemakain ACEI. Batuk yang disebabkan ACEI lebih
sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dan biasanya sembuh dalam waktu
satu sampai empat hari jika terapi dihentikan, tetapi bisa memakan waktu hingga
empat minggu untuk berhenti, atau bahkan lebih (Maurer et al, 2011). Kondisi
KRS Ny.D pada saat KRS membaik dengan data klinik tekanan darah 111/82 dan
tidak ada keluhan sesak nafas, nyeri dada dan batuk, sehingga pasien diijinkan
pulang.
81
Berdasarkan dari data klinik pasien, tekanan darah pasien awal MRS
155/108mmHg sehingga diberikan kombinasi Furosemide, Spironolakton dan
Hyperil, pasien mengalami sesak nafas dipasang O2 nasal, pasien juga diberikan
antibiotik Ceftriakson karena nyeri saat berkemih akibat ISK, untuk mengatasi
keluhan mual dan muntah pasien diberikan Ranitidin dan Ondensentron.
Didukung dari data laboratorium pasien yang abnormal pada ejeksi fraksi 28%
yang menunjukkan gagal jantung berat dengan penurunan CO, sehingga pasien
diberikan Digoksin sebagai inotropik positif , peningkatan LED1 67 mm/L, LED2
87 mm/L, leukosit 17.4 x103/μL yang menunujukkan adanya infeksi pada pasien,
selain itu pasien juga mengalami indikasi kerusakan hepar terlihat dari
peningkatan SGOT 4064 μ/L dan SGPT 1967 μ/L. Terapi yang diberikan sudah
sesuai data kilinik dan data laboratorium pasien yang sudah dibahas sebelumnya.
Dilihat dari data klinik, tekanan darah pasien setiap harinya cukup turun
signifikan dan terkontrol. Pada 2 hari pertama pasien mengalami sesak, nyeri saat
berkemih, dan mual muntah. Dihari ke 3 (21 September 2015) keluhan pasien
sedikit berkurang namun masih dirasakan hingga di hari ke 10 (28 September
2015), 2 hari menjelang KRS (29 dan 30 September) pasien mengalami perbaikan
dan tidak ada keluhan. Data laboratorium pasien yang selalu terpantau adalah
kadar SGOT/SGPT pasien. SGOT/SGPT dapat ditemukan dalam hepar,
kebocoran SGOT/SGPT kedalam plasma digunakan sebagai indikator dari
kerusakan hepar. Penyakit atau kerusakan pada hepar dapat menyebabkan
82
akumulasi obat, kegagalan untuk membentuk metabolit aktif atau tidak aktif,
ataupun kemungkinan perubahan ikatan protein dengan obat. (Shargel L et al,
2012). Pada kasus no.31 Ny.Sp terlihat dalam data laboratorium pada tanggal 21
September 2015 terjadi peningkatan kadar SGOT 4064 μ/L dan SGPT 1967 μ/L,
menurun pada tanggal 24 SGOT 227 μ/L dan SGPT 637 μ/L, pada tanggal 23
SGOT 323 μ/L dan SGPT 154 μ/L. Sesuai penjelasan Shargel L et al (2012)
karena kerusakan pada hepar dapat mempengaruhi sintesis secara kuantitatif dan
kualitatif dari albumin, globulin, dan protein plasma lainnya yang mempengaruhi
ikatan obat protein plasma dan distribusi (Shargel L et al, 2012). Sehingga dapat
mempengaruhi terapi pasien pada kasus no.31, dengan lama terapi 12 hari dan
pada saat kondisi KRS pasien dinyatakan membaik dan diijinkan pulang. Pada
diagram (Gambar 5.2) menggambarkan kondisi pasien pada saat KRS di instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan periode bulan Juli hingga
Desember pada tahun 2015. Dengan status membaik diijinkan pulang 96%,
membaik pulang paksa 4%, dan kondisi meninggal 0%.
7.1 Kesimpulan
Penelitian retrospektif penggunaan obat golongan ACE Inhibitor pada pasien
gagal jantung, yang dilakukan di Instalasi Rawat inap RS Muhammadiyah
Lamongan periode bulan Juli hingga Desember tahun 2015, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
a. Terapi penggunaan ACE Inhibitor pada 33 pasien gagal jantung
digunakan 100% secara kombinasi dengan antihipertensi lain, kombinasi
paling banyak dengan golongan diuretik yaitu Furosemide dan
Spironolakton sebanyak 88%.
b. Terapi ACE Inhibitor yang digunakan adalah Captopril 24% (8 pasien)
dengan dosis terbanyak 12% (3x12,5 mg) po, Lisinopril 27% (9 pasien)
dosis terbanyak 15% (1x10 mg) po dan Ramipril 49% (16 pasien) dengan
dosis terbanyak 33% (1x2,5 mg) po.
c. Terapi penggunaan ACE Inhibitor pada pasien gagal jantung terkait
penggunaan dosis, rute, dan interval pemberian telah sesuai dengan
pedoman terapi yang ada.
7.2 Saran
a. Terkait terapi gagal jantung yang begitu kompleks, perlu peran farmasis
untuk memberikan asuhan kefarmasian agar didapatkan terapi yang
efektif, aman, dan rasional.
b. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode prospektif,
sehingga dapat langsung berinteraksi dengan klinis di ruangan agar
didapatkan gambaran langsung kondisi pasien dan permasalahan yang
muncul terkait terapi, sehingga dapat melihat kesesuain hubungan antara
kondisi pasien dan terapi yang diberikan.
83
DAFTAR PUSTAKA
Aaronson and Ward,2010. At a Glance Sistem Kardiovaskular.Edisi ke-3,
Jakarta: Erlangga, pp. 101-74.
Alan Vainrib, Asa William Peter Viccellio, and Henry H Ooi., 2014. Restrictive
Cardiomyopathy. http://emedicine.medscape.com/article/153062-
overview. Diakses tanggal 28 Januari 2016.
Anonim, 2015. Heart Failure Fact Sheet. Centers for Disease Control and
Prevention..http://www.cdc.gov/dhdsp/data_statistics/fact_sheets/fs_heart_
failure.htm. Diakses tanggal 14 oktober 2015.
Borton Chloe, Rull Gurvinder, and Huins Helen, 2013. Diuretics. EMIS : Vol. 6,
No. 315, pp. 6-1.
90
91
Clyde W. Yancy, Mariell Jessup, Biykem Bozkurt, Javed Butler, Donald E. Casey, Jr,
Mark H. Drazner, Gregg C. Fonarow, Stephen A. Geraci, Tamara Horwich,
James L., Januzzi, Maryl R. Johnson, Edward K. Kasper, Wayne C. Levy,
Frederick A. Masoudi, Patrick E. McBride, John J.V. McMurray, Judith E.
Mitchell, Pamela N., Peterson, Barbara Riegel, Flora Sam, Lynne W.
Stevenson, W.H. Wilson Tang, Emily J. Tsai, Bruce L. Wilkoff, 2013.
ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure A Report of
the American College of Cardiology Foundation/American Heart
Association Task Force on Practice Guidelines.Circulation: pp.e299-
e243.
Connor A. Emdin, Tom Callender, Jun Cao, John J.V. McMurray, and Kazem
Rahimi, 2015. Meta-Analysis of Large-Scale Randomized Trials to
Determine the Effectiveness of Inhibition of the Renin-Angiotensin
Aldosterone System in Heart Failure. Am J Cardiol Vol. 52 No. 3, pp.
155-161.
Dunlay Shannon M. , Weston Susan A., Jacobsen Steven J., and Roger Véronique
L., 2010. Risk Factors for Heart Failure: A Population-Based Case-Control
Study. Am J Med : Vol.122, No. 11, pp. 1028–1023.
Hardman G. Joel and Limbird E. Lee., 2012. Gilman, Goodman. Alferd (Eds).
Goodman and Gilmans Dasar Farmakologi Terapi. Edisi ke-10,
Jakarta: Buku Kedokteran EGC., hal 875.
Hean Teik Ong, Loke Meng Ong, and Jacqueline Judith Ho, 2013. Angiotensin-
Converting Enzyme Inhibitors (ACEIs) and Angiotensin-Receptor
Blockers (ARBs) in Patients at High Risk of Cardiovascular Events: A
Meta-Analysis of 10 Randomised Placebo-Controlled Trials. ISRN
Cardiology: Vol.2013, pp. 8-1.
Irmalita, Dafsah A Juzar, Andrianto, Budi Yuli Setianto, Daniel PL Tobing, Doni
Firman, Isman Firdaus, 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner
Akut. Edisi ke-3, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia
: pp. 70-1.
Karl Swedberg, 2008. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of
acute and chronic heart failure. European Heart Journal: pp. 2434-2388.
Lilly LS., 2011. Phatophysiology of Heart Diseaase, Ed. 15, US: Wolters
Kluwer Health., pp. 229-224.
Luntungan L.Z., Fatimawali, and Bodhi Widdhi, 2012. Studi Karakteristik Dan
Penggunaan Obat Pada Penderita Hepatitis B Di Rumah Sakit Pemerintah
Kota Manado Periode Januari 2011 – Desember 2012. Pharmacon : Vol.
2, No. 3, pp. 70-67.
Maarten, Ferket B.S., Steyerberg E.W., Kavousi M, Deckers J.W., Nieboer Daan,
Heeringa Jan, Hofman A.M., Ikram M.A., Hunink M., Franco O.H.,
Stricker B.H., Witteman J.C.M., and Hesselink J.W.R.., 2014. Sex
differences in lifetime risk and first manifestation of cardiovascular
disease: prospective population based cohort study. BMJ : Vol. 10, No.
1136, pp 13-1.
Michael king, Joe Kingery, and Baretta Casey, 2012. Diagnosis and Evaluation of
Heart Failure. Heart Failure: Vol. 85, No. 12,pp. 1167-1161.
94
Mpe M.T., Klug E.Q., Sliwa K.S., Hitzeroth J., and Smith D.A., 2013. Heart Failure
Society of South Africa (HeFSSA) perspective on the European Society of
Cardiology (ESC) 2012 chronic heart failure guideline.S Afr Med J : Vol. 103,
pp. 667-661.
Rajeev Kumar, Ramji Sharma, Khemraj Bairwa, Ram Kumar Roy, Arun Kumar,
Atul Baruwa, 2010.Modern Development in ACE inhibitors. Der
Pharmacia Lettre: Vol. 2 No. 3, pp. 419-388.
Rilantono LI., Baraas F., Karo SK., Roebiono PS., 2001. Buku Ajar Kardiologi.
Jakarta: Gaya Baru, pp. 125-115.
Shargel Leon, Wu-Pong S., and Yu Andrew B.C., 2012. Biofarmasetika dann
Farmakokinetika Terapan. Edisi Ke-5, Airlangga Univercity Press : pp.
715-709.
Siswanto BB, Hersunarti Nani, Erwinanto, Barack Rossana, Pratikto R.S., Nauli
S.E., Lubis A.C., 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Edisi Ke-
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia : pp 47-1.
95
S. Reddy, A. Bahl and K.K. Talwar., 2010. Congestive heart failure in Indians:
How do we improve diagnosis & management. Indian J Med Res:
No.132, pp. 260-249.
Wulandhari Intan, 2014. Studi Penggunaan Obat Golongan ACE Inhibitor Pada
Pasien Gagal Jantung (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar
Malang). Malang : Skripsi.
96
SURAT PERNYATAAN
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagai
mana mestinya.
93
94
95
Lampiran 7 Tabel Induk Pasien Penyakit Gagal Jantungdi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
96
CVA Infark 1x100mg (po) Hb : 9.3 g/dl
Pekerjaan : Petani -Simvastatin 1x20 HCT : 28.2 %
mg (po) LED1 : 39 mm/L
Status : Umum -Nuzym 1x1 (po) LED2 : 64 mm/L
Urea : 107 mg/dl
SCr : 2,2 mg/dl
GDA :181 mg/dl
Tanggal 30-8-2015
TD : 109/75
Suhu : 36.1
Nadi : 108x/menit
RR : 28 x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (-),
Batuk (-)
3 70.43.45 Tn. Mm (63 thn), 24 Agustus IMA + ALO + IMA ant + Lisinopril 5 -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 24-8-2015 Dipulangkan
Gresik 2015 DM tipe 2 DCFC II + DM mg 1x1 (po) -Inf. Asering TD : 175/113 Membaik
Sampai tipe 2 Selama 4 500cc/24 jam (iv) Suhu : 36.5 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 28 Agustus hari -inj. Acran 50mg Nadi : 110x/menit
Sesak nafas 2015 2x1(iv) RR : 15 x/menit
terutama pada saat -Inj. Lasix 5mg/jam GCS : 456
berbaring, mereda (iv) KU : Sesak (+),
jika pasien dalam -Inj. Lasix 40mg Nyeri dada (+)
posisi duduk,tidur 3x1 amp (iv) K+ : 4.47 mmol/L
menggunakan 1 -Insulin 3x4UI- Na+ : 137 mmol/L
bantal, batuk 14UI (sc) Cl- : 101 mmol/L
berdahak. -Inj. Arixtra 2,5 mg Urea : 103 mg/dl
1x1 (iv) SCr : 20,7 mg/dl
Riwayat Penyakit : -Spironolakton 25- GDA :389 mg/dl
HT dan DM 50mg 1x1(po) SGOT : 239 μ/L
semenjak 6 tahun . -Alprazolam SGPT : 180 μ/L
0,25mg 1x1 (po)
Riwayat Pengobatan -Cardio Aspirin Tanggal 28-8-2015
: Captopril dan 1x100mg (po) TD : 110/68
Metformin -Atorvastatin 1x20 Suhu : 36
mg (po) Nadi : 95x/menit
97
Pekerjaan : Petani -ISDN 3x1 (po) RR : 20 x/menit
-Plavix 75 mg 1x 1 GCS : 456
Status : Umum (po) KU : Sesak (-),
-Laxadin 3xC1 prn Nyeri dada (-)
GDA : 205
4 70.25.58 Ny. HR (63 thn), 29 Juli 2015 HT urgensi + PJK HHD + DCFC Captopril 25 -Inf. Asering Tanggal 29-7-2015 Dipulangkan
Lamongan Sampai + OMI + II + PJK-OMI mg 3x1 (po) 1000cc/24 jam (iv) TD : 240/120 Membaik
31 Juli 2015 Dyspepsia Selama 3 -Panto pump 2x1 Suhu : 36 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : hari -Inj. Antrain 3x1 Nadi : 90x/menit
Nyeri kepala, nyeri (iv) GCS : 456
ulu hati dan nyeri -Inj. Santagesic 3x1 KU : Sesak (+),
dada. (iv) Nyeri (+)
-Amlodipin 1x10 K+ : 3.2 mmol/L
Riwayat Penyakit : mg (po) Na+ : 139 mmol/L
HT sejak 15 tahun -Alprazolam 0,o25 Cl- : 103 mmol/L
yang lalu. mg 1x1 (po) SCr : 0,6 mg/dl
GDA :106 mg/dl
Pekerjaan : Swasta
Tanggal 31-7-2015
Status : Umum TD : 145/89
Suhu : 36
Nadi : 90x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (-),
Nyeri dada (-)
5 70.42.27 Tn. M.Mu (58 thn), 22 Agustus HHFC III + HHFC II + Lisinopril -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 22-8-2015 Dipulangkan
Lamongan. 2015 Hipokalemia Hipokalemia + 10mg 1x1 -Inf. Asering TD : 132/82 Membaik
Sampai Tensilofaringitis (po) Selama 500cc/24 jam (iv) Suhu : 36.9 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 25 Agustus + TB paru 1 hari, -Furosemid Pump Nadi : 101x/menit
Sesak nafas, 2015 diganti 5mg/jam RR : 24 x/menit
Memberat saat Hyperil -inj. Lasix 3x1 GCS : 456
aktivitas dan (Ramipril) ampul (iv) KU : Sesak (+),
berkurang saat 2,5mg 1x1 -Inj.Ceftriakson 2x1 Nyeri dada (+),
istirahat, tidur Selama 3 (iv) Batuk (+)
menggunakan 2 hari -Cefixime 100mg Hb : 10,9 g/dl
bantal, PND (+), 2x1(po) WBC : 11.1
batuk riak 1 tahun. -Spironolakton x103/μL
98
50mg 1x1(po) Trombosit : 214.000
Riwayat Penyakit : -Asam Mefenammat μL
HT 500mg 3x1 prn (po) SCr : 1,46 mg/dl
-KSR 600mg 2x1 BTA (-)
Pekerjaan : Petani (po)
-CR (Codein, Tanggal 25-8-2015
Status : BPJS Histapam, TD : 92/60
Fluimucil), 1x1 Prn Suhu : 36
Nadi : 75x/menit
RR : 20 x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (-),
Nyeri dada (+),
Batuk (+)
6 22.33.22 Tn. Aw (63 thn), 29 Agustus HHF FC IV + DM HH FC II + DM Ramipril 2,5 -Inf. Asering Tanggal 29-8-2015 Dipulangkan
Lamongan. 2015 + ALO + S.ISPA mg 2x1/2tab 500cc/24 jam (iv) TD : 130/70 Membaik
Sampai (po) Selama -Inj. Acran 2x1 (iv) Suhu : 36 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 5 September 5 hari -Inj. Lasix 40mg Nadi : 96x/menit
Sesak sejak 2 hari 2015 3x1 (iv) RR : 21x/menit
yang lalu, passien -Inj. Nitrogliserin GCS : 456
biasa tidur dengan 2 1cc/jam (iv) KU : Sesak (+),
bantal, biasa -Inj. Ceferon 8mg Nyeri kencing (+),
terbangun tengah 2x1 (iv) Batuk (+)
malam karena sesak -Inj. Wiacid 2x1 K+ : 3.6 mmol/L
nafas. -Promex KCl Na+ : 136 mmol/L
25mg/24jam GDA :192 mg/dl
Pekerjaan : Swasta -Actrapid 6IU-12IU
3x1 (sc) Tanggal 28-8-2015
Status : Umum -Glucose 2x1 (po) TD : 149/81
-Spironolakton 1x25 Suhu : 36.1
mg (po) Nadi : 81x/menit
-ISDN 5mg 3x1 GCS : 134
(po) KU : Sesak (-),
Nyeri dada (-),
Batuk (+)
99
7 21.68.49 Tn. AH (30 thn), 21 Agustus Cardiomiophaty + Cardiomiophaty Hyperil -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 21-8-2015 Dipulangkan
Lamongan. 2015 DC + DCFC II (Ramipril) -Inf. Asering TD : 87/61 Membaik
Sampai 2,5 mg 1x1 500cc/24 jam (iv) Suhu : 36.4 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 25 Agustus (po) Selama -Panto pump 2x1 Nadi : 95x/menit
Sesak tiba-tiba 2015 3 hari (iv) RR : 24x/menit
setelah bangun tidur -inj. Acran 25mg GCS : 456
30 menit SMRS, 2x1(iv) KU : Sesak (+),
lebih enak posisi -Inj. Lasix 5mg/jam K+ : 3.96 mmol/L
duduk, pasien tidur (iv) Na+ : 134 mmol/L
dengan 2 sampai 3 -Inj. Lasix 3x1 amp GDA :161 mg/dl
bantal. (iv) SGOT : 115 μ/L
-Dopamin SGPT : 161 μ/L
Pekerjaan : Swasta 3mikro/kec. 27
-Spironolakton 1x50 Tanggal 25-8-2015
Status: Umum mg (po) TD : 102/75
-Digoksin 1x1 (po) Suhu : 36
Kebiasaan : -Cardio Aspirin Nadi : 110x/menit
Merokok, Minum 1x100mg (po) RR : 20 x/menit
Alkohol, dan -Nuzym 1x1 (po) GCS : 456
Minum jamu tiap KU : Sesak (+)
minggu
8 70.72.72 Ny.S (61 thn), 3 Oktober Iskemik Iskemik Lisinopril -Inf. PZ 500cc/24 Tanggal 3-10-2015 Dipulangkan
Lamongan 2015 Cardiomiophaty + Cardiomiophaty 10mg 1x1 jam (iv) TD : 181/95 Membaik
Sampai DCFC IV + DM + DCFC II + (po) Selama -Inj.Rantin 2x1 Suhu : 36 Dubia ad malam
Keluhan Utama : 11 Oktober tipe 2 DM tipe 2 10 Hari -Lasix pump Nadi : 72x/menit
Nafas ngosngosan, 2015 10mg/jam RR : 22x/menit
kedua kaki bengkak -Furosemide tablet GCS : 456
sudah lama 1x1 (po) KU : Sesak (+),
-Actrapid 3x6IU Edema (+)
Riwayat Penyakit : -Spironolakton 1x25 GDA :310 mg/dl
HT + DM mg (po)
-Amlodipin 10mg Tanggal 11-10-
Pekerjaan : Petani 1x1 (po) 2015
-ASA 1x100mg TD : 132/79
Status : BPJS (po) Suhu : 36
-Simvastatin 1x20 Nadi : 59x/menit
mg (po) GCS : 456
-ISDN 5mg 3x1 KU : Sesak (+),
100
(po) Edema (+)
-Simvastatin 20mg
1x1 (po)
-Loratadin 1x1 (po)
-Digoksin 1x1 (po)
-Allupurinol 100mg
(1x1)
-Nuzym 1x1 (po)
9 17.07.68 Tn. MRA (49 thn) 24 Desember DM + DCFC III + Hyperil -Inf. PZ 500cc/24 Tanggal 24-12- Pulang Pakasa
Lamongan. 2015 Dislipidemia + OMI (Ramipril) jam (iv) 2015 Membaik
Sampai Pre.ALO anteroseptal 2,5 mg 1x1 -Inf. Asering TD : 135/90 Dubia ad bonam
Keluham Utama : 27 Desember (po) Selama Promic KCl Suhu : 36.2
Sesak tiba-tiba, 2015 3 hari 500cc/24jam Nadi : 90x/menit
pasien lebih enak -Inj. Acran 2x1 (iv) RR : 24x/menit
dengan posisi tidur, -Inj. Santagesik 3x1 GCS : 456
susah menelan dan Prn KU : Sesak (+),
tersedak. -Inj.Furosemide Nyeri (+)
20mg 3x1 K+ : 3.0 mmol/L
Riwayat Penyakit : -Actrapid 3x8IU Na+ : 129 mmol/L
Stroke, DM, HT, -Spironolakton 1x50 Cl- : 93 mmol/L
Jantung, Paru-paru mg (po) Urea : 24 mg/dl
-ASA 1x100mg SCr : 1.2 mg/dl
Pekerjaan : Swasta (po) GDA :318 mg/dl
-Plavix 1x1 (po) Hba1c : 8,1
Status : Umum -Evothyl 300mg Trigliserida : 662
1x1 (po) mg/dl
Kebiasaan : -KSR 3x1 (po) SGOT : 98 μ/L
Merokok, minum -Nuzym 1x1 (po) SGPT : 93 μ/L
kopi dan teh
Tanggal 27-12-
2015
TD : 129/98
Suhu : 36
Nadi : 106x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (-),
Nyeri (-)
K+ : 3.6 mmol/L
101
Na+ : 136 mmol/L
Cl- : 99 mmol/L
10 80.19.16 Ny.Sp (57 thn), 3 Desember MSI + AF + DCFC II + MSI Ramipril 5 -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 3-12-2015 Dipulangkan
Tuban 2015 DCFC III + Susp As. mg 1x1 (po) -Inf. Asering TD : 140/98 Membaik
Sampai Selama 4 500cc/24 jam (iv) Suhu : 36.5 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 6 Desember hari -Inj.Santagesik 2x1 Nadi : 58x/menit
Nyeri dada sejak 4 2015 -Inj. Furosemide GCS : 456
hari, Pasien biasa 40mg 2x1 amp (iv) KU : Sesak (+),
tidur dengan 2 -Inj. Acran 2x1 (iv) Nyeri (+)
bantal -Furosemide tablet K+ : 3.9 mmol/L
1x1 (po) Na+ : 140 mmol/L
Pekerjaan : IRT -Spironolakton 1x50 Cl- : 106 mmol/L
mg (po) Hb : 12.1 mg/dl
Status : Umum -Cardio Aspirin Hct : 37.1 %
1x100mg (po) GDA :106 mg/dl
-Digoksin 1x1/2
(po) Tanggal 6-12-2015
TD : 121/84
Suhu : 36
Nadi : 81x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (-),
Nyeri (-)
11 70.74.11 Tn.SH (37 thn), 5 Oktober HHF + HHFC II + CAP Tensiphar -Inf. Asering Tanggal 3-12-2015 Dipulangkan
Lamongan 2015 Cardiomegali + + Hipokalemia (Lisinopril) 500cc/24 jam (iv) TD : 150/100 Membaik
Sampai HHF + TB Miller 5 mg 1x1 -Inj. Lasix 5mg- Suhu : 36.4 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 9 Oktober + ALO (po) Selama 10mg 3x1 amp (iv) Nadi : 100x/menit
Sesak dan nyeri, 2015 3 hari, -Inj.Metil Prednison RR : 37x/menit
biasanya tidur dtingkatkan 62m5 mg 2x1 (iv) GCS : 456
menggunakan 2 10mg 1x1 -Inj. Cetriaxon KU : Sesak (+),
bantal, Batuk ngekel (po) Selama 1g/12 jam (iv) Nyeri (+), Batuk (+)
dan sering 2 hari -Spironolakton 1x50 K+ : 3.96 mmol/L
berkeringat malam mg (po) Na+ : 142 mmol/L
-Carvedilol 25mg Cl- : 105 mmol/L
102
Riwayat Penyakit : 1x1/2 (po) WBC : 17.1
HT 170 mmHg -Furosemide tab x103/μL
keatas + Nyeri dada 40mg 1x1 GDA :108 mg/dl
-Cardio Asspirin
Riwayat Penyakit 1x100mg (po) Tanggal 6-12-2015
Keluarga : Penyakit -Simvastatin 1x20 TD : 171/59
Jantung mg (po) Suhu : 36.7
-ISDN 5 mg 3x1 Nadi : 88x/menit
Pekerjaan : PNS (po) GCS : 456
-KSR 3x1 (po) KU : Sesak (-),
Status : BPJS Nyeri (-), Batuk (-)
12 05.94.97 Tn.ES (54 thn), 30 Oktober DM tipe 2 DM tipe 2 + Hyperil -Inf. Asering Tanggal 30-10- Dipulangkan
Lamongan 2015 hiperglikemia PJK + DCFC III (Ramipril) 5 500cc/24 jam (iv) 2015 Membaik
Sampai mg 1x1 (po) -Inj. Antrain 3x1 TD : 134/118 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 6 November Selama 5 -Inj. Suhu : 36
Kepala terasa bliyur, 2015 hari Diphenhidramun Nadi : 117x/menit
Badan terasa lemas, 3x1 (iv) GCS : 456
Nafas Ngosroh -Inj.Lasix 2x1 (iv) KU : Sesak (+),
-Insulin Pump Nyeri (+)
Pekerjaan : Swasta 48IU/48 Jam K+ : 3.7 mmol/L
-Insulin 3x8IU (sc) Na+ : 139 mmol/L
Status : BPJS -Spironolakton 1x25 Cl- : 105 mmol/L
mg (po) GDA :408 mg/dl
-Cardio Aspirin
1x100mg (po) Tanggal 4-11-2015
-Simvastatin 20mg TD : 104/75
1x1 (po) Suhu : 36
-Lactulac 3xC1 (po) Nadi : 92x/menit
-Fargoxin 1x1 (po) GCS : 456
KU : Sesak (-),
Nyeri (-)
GDA : 97 mg/dl
103
13 70.39.28 Tn. NF (57 thn), 18 Oktober DM tipe 1 +DC + DM tipe I Tensiphar -O2 4L/menit (Nc) Tanggal 18-10- Dipulangkan
Lamongan 2015 Gagal Nafas +DCFC II + (Lisinopril) -Inf. Asering 2015 Membaik
Sampai ISK + 10 mg 1x1/2 500cc/24 jam (iv) TD : 141/102 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 24 Oktober Cardiomegali tab (po) -Inj. Antrain 3x1 Suhu : 36
Nafas ngosngosan 2015 Selama 6 -Inj.Lasix 2x1 (iv) Nadi : 119x/menit
bila berjalan jauh hari, -Novorapid 3x6IU GCS : 456
sedikit (sc) KU : Sesak (+),
-Spironolakton 25- Nyeri (+)
Pekerjaan : PNS 100mg 1x1 (po) K+ : 3.8 mmol/L
-Cardio Aspirin Na+ : 134 mmol/L
Status : BPJS 1x100mg (po) Cl- : 101 mmol/L
-Fosorbid 5mg 1x1 GDA :376 mg/dl
(po) Hba1c : 10.5
Hb : 13.7 g/dl
HCT : 41 %
WBC : 18.8
x103/μL
Tanggal 24-10-
2015
TD : 106/71
Suhu : 36.5
Nadi : 77x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (-),
Nyeri (-)
GDA :110 mg/dl
14 69.09.42 Tn.As (60 thn), 12 Desember Iskemik Iskemik Hyperil -Inf. PZ 500cc/24 Tanggal 12-12- Dipulangkan
Tanah Bumbu 2015 Cardiomiopathy + Cardiomiopthy (Ramipril) 5 jam (iv) 2015 Membaik
Kalsel Sampai DCFC IV + DM + DCFC II + mg 1x1 (po) -Inf. Promix KCl TD : 159/97 Dubia ad bonam
18 Desember Selama 6 25mg/24 jam Suhu : 36
DM +
Keluhan Utama : 2015 hari -Lasix pump Nadi : 97x/menit
Bengkak pada kedua Candidiasis 5mg/jam GCS : 456
kaki dan tangan, Terintegrasi -Lasix 3x1 amp (iv) KU : Sesak (+),
perut dan scrotum 1 -Actrapid 3x8IU Nyeri (+), Edema
sejak bulan yang -Spironolakton 1x50 (+)
lalu, Sering sesak mg (po) K+ : 4.1 mmol/L
pada saat -Cardio Aspirin Na+ : 132 mmol/L
104
beraktivitas ringan, 1x100mg (po) Cl- : 95 mmol/L
Tidur menggunakan -Simvastatin 1x20 GDA :176 mg/dl
2 atau 3 bantal mg (po) Hba1c : 8
-Litorcom 1x1 (po)
Riwayat Penyakit : -ISDN 5mg 3x1
HT, DM, PJK dan (po) Tanggal 18-12-
Keluhan serupa -Digoksin 1x1 (po) 2015
-Metformin 2x1 TD : 126/83
Pekerjaan : Swasta (po) Suhu : 36
-Glucophage 2x1 Nadi : 102x/menit
Status : Umum (po) GCS : 456
-KSR 3x1 (po) KU : Sesak (-),
Kebiasaan : -Nuzym 2x1 (po) Nyeri (-), Edema (-)
Merokok, Minum GDA :126 mg/dl
Kopi sejak 18 tahun
yang lalu
15 70.62.94 Tn. Bs (60 thn), 19 September NSTEMI + OMI NSTEMI + Hyperil -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 25-8-2015 Dipulangkan
Lamongan 2015 antstep + DCFC OMI antstep + (Ramipril) -Inf. IVFD 500cc/24 TD : 143/94 Membaik
Sampai III DCFC II 2,5 mg 1x1 jam (iv) Suhu : 36 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 23 September (po) Selama -inj. Acran 50mg Nadi : 101x/menit
Nyeri dada 2015 5 hari 2x1(iv) GCS : 456
dirasakan saat -Inj. Santagesik 3x1 KU : Sesak (+),
beraktivitas, Sesak (iv) Nyeri (+)
nafas, tidak -Inj. Arixtra 2,5 mg K+ : 3.6 mmol/L
membaik dengan 1x1 (sc) Na+ : 144 mmol/L
beristirahat, Tidur -Inj. Lasix 2x1 (iv) Cl- : 103 mmol/L
dengan 1 bantal -Furosemid tab 1x1 LED1 : 27 mm/L
(po) LED2 : 42 mm/L
Pekerjaan : Petani -Spironolakton 25 GDA :168 mg/dl
1x1(po) SGOT : 70 μ/L
Status : Umum -Alprazolam SGPT : 19 μ/L
0,25mg 1x1 (po)
-ASA 1x100mg
(po) Tanggal 30-8-2015
-Platogrix 75mg TD : 109/75
1x1 Suhu : 36.1
-Atorvastatin 1x20 Nadi : 108x/menit
mg (po) RR : 28 x/menit
105
-ISDN 5mg 3x1 GCS : 456
(po) KU : Sesak (-),
Batuk (-)
16 31.57.55 Ny. Jw (57 thn), 29 Juli 2015 PPOM + DC + HHD + DCFC Ramipril 2,5 -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 29-7-2015 Dipulangkan
Lamongan Sampai Asidosis + II + PPOK mg 1x1 (po) -Inf. IVFD 500cc/24 TD : 137/88 Membaik
4 Agustus Lekositosis Selama 5 jam (iv) Suhu : 36 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 2015 hari -Inf. Asering Nadi : 98x/menit
Seasak Kambuh saat 500cc/24 jam (iv) RR : 38 x/menit
beraktivitas dan -Inj.Ceftriakson 2x1 GCS : 456
tidak mereda dengan (iv) KU : Sesak (+),
istirahat, Biasa tidur -Panto pump 2x1 Batuk (+)
dwngan bantal (iv) K+ : 3.8 mmol/L
bertempuk-tumpuk, -Furosemide pump Na+ : 145 mmol/L
Batuk kering setiap 2,5mg/jam Cl- : 101 mmol/L
kali sesak kambuh -Inj. Furosemid LED1 : 29 mm/L
3x1amp (iv) LED2 : 53 mm/L
Riwayat Penyakit : -Spironolakton 50 SCr : 0.5 mg/dl
Asma 1x1(po) GDA :203 mg/dl
-Codein 10mg 3x1
Pekerjaan : Petani Prn (po)
-Fluimucyl 3x1 (po) Tanggal 4-8-2015
Status : Umum -ISDN 5mg 3x1 TD : 119/77
(po) Suhu : 36.1
-Nebul Ventolin Nadi : 92x/menit
15tts/8jam RR : 24 x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (+)
17 80.14.84 Tn. Fr (44 thn), 30 November Steme anterior + DCFC III + Lisinopril -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 30-11- Dipulangkan
Surabaya 2015 DCFC III IMA 10mg 1x1 -Inf. NACl 0,9 % 2015 Membaik
Sampai (po) Selama 500cc/24 jam (iv) TD : 104/62 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 2 Desember 3 Hari -Inj. Ranitidin Suhu : 36
Nyeri dada sebelah 2015 50mg/12 jam (iv) Nadi : 90x/menit
kiri tembus sampai -Inj. Arixtra 2,5 mg GCS : 456
punggung, Nyeri 1x1 (sc) KU : Nyeri (+)
106
terus-menerus tidak -Inj. Lasix 20mg
membaik dengan 2x1 (iv)
istirahat -Furosemid tab 1x1 Tanggal 2-12-2015
(po) TD : 110/70
Riwayat Penyakit : -Spironolakton 25 Suhu : 36.1
Kolesterol tinggi 1x1(po) Nadi : 85x/menit
-Alprazolam GCS : 456
Pekerjaan : Swasta 0,25mg 1x1 (po) KU : Nyeri (-)
-ASA 1x75mg (po)
Status : BPJS -Concor 2,5mg
1x1/2 tab (po)
-Atorvastatin 1x20
mg (po)
-ISDN 5mg 3x1
(po)
18 70.61.05 Tn. Rm (63 thn), 7 November TB paru + HHF + DCFC II + AF Hyperil -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 7-11-2015 Dipulangkan
Tuban 2015 AF + DC II + + TB paru (Ramipril) -Inf. Asering TD : 145/96 Membaik
Sampai Dyspnea 2,5 mg 1x1 500cc/24 jam (iv) Suhu : 36.2 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 12 November (po) Selama -Inj. Santagesik Nadi : 82x/menit
Sesak disertai batuk 6 hari 3x1(iv) RR : 28 x/menit
berdahak, Keluar -inj. Acran 50mg GCS : 456
keringat dingin, 2x1(iv) KU : Sesak (+),
Kaki bengkak, -Inj. Hexilon 3x Nyeri dada (+),
Pasien tidur dengan 62,5 mg (iv) Batuk (+), Edema
3 bantal -Lasix pump (+)
5mg/jam Hb : 11,2 g/dl
Pekerjaan : Petani -Inj. Lasix 20mg WBC : 11.1
2x1 amp(iv) x103/μL
Status : Umum -Furosemid tab 1x1
(po) Tanggal 12-11-
-Spironolakton 50 2015
1x1(po) TD : 108/63
-ASA 1x100mg Suhu : 36
(po) Nadi : 86x/menit
-Simvastatin 2x20 RR : 22 x/menit
mg (po) GCS : 456
-ISDN 5mg 3x1 KU : Sesak (-),
107
(po) Nyeri dada (-),
-KSR 3x1 (po) Batuk (+), Edema (-
-Nuzym 1x1 (po) )
-Nebul Ventolin +
Bisolvon 15tts/8
jam
19 71.87.91 Ny.Un (36 thn), 29 Oktober DCFC III + DCFC II + Captopril -Inf. Asering Tanggal 29-10- Dipulangkan
Bojonegoro 2015 Hipokalemia + Hipokalemia + 25mg 3x1 Promix KCl 2015 Membaik
Sampai HT HT (po) Selama 500cc/24 jam (iv) TD : 184/137 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 31 Oktober 3 hari -Inj. Santagesik Suhu : 36.2
Penurunan 2015 3x1(iv) Nadi : 106x/menit
kesadaran -inj. Acran 50mg GCS : 314
mendadak, Nyeri 2x1(iv) KU : Sesak (+),
kepala sebelumnya, -Lasix pump Nyeri dada (+)
dan Sesak nafas 5mg/jam K+ : 2.9 mmol/L
-Inj. Lasix 20mg Na+ : 135 mmol/L
Riwayat Penyakit : 2x1 amp(iv) Cl- : 100 mmol/L
HT, Sesak jika -Furosemid tab 1x1 Urea : 51 mg/dl
udara dingin, Sakit (po) SCr : 1,,6 mg/dl
jantung -Spironolakton 25 SGOT : 51 μ/L
1x1(po) SGPT : 58 μ/L
Pekerjaan : Petani Amlodipin1x10mg
(po) Tanggal 31-10-
Status : Umum -Concor 2,5mg 2015
1x1/2 tab (po) TD : 184/100
-ISDN 5mg 3x1 Suhu : 36
(po) Nadi : 80x/menit
-KSR 3x1 (po) RR : 20 x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (-),
Nyeri dada (-)
20 70.44.86 Tn.An (50 thn), 25 Agustus DC + DM tipe 2 Cardiomiophaty Lisinopril 5 -O2 3-4 ipm (Nc) Tanggal 25-8-2015 Dipulangkan
Gresik 2015 Iskemik : mg 1x1 (po) -Inf. Asering TD : 131/79 Membaik
Sampai DCFC II + DM Selama 3 500cc/24 jam (iv) Suhu : 36.4 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 4 September tipe 2 + CAP hari -KCl 25meq/24 jam Nadi : 121x/menit
Sesak sejak 3 hari 2015 -Inj.Ceftriakson 1g/ RR : 28 x/menit
yang lalu, memberat 12jam GCS : 456
108
saat posisi tidur, -Lasix pump KU : Sesak (+),
Ngosngosan ketika 5mg/jam Batuk (+)
berjalan jauh dan -Inj.Furosemide 20 K+ : 3.70 mmol/L
berkurang dengan mg 3x1 a mp (iv) Na+ : 121 mmol/L
istirahat, Pada -Furosemide tabalet Cl- : 88 mmol/L
malam hari 1x1 (po) Hb : 15.6 g/dl
terbangun tiba-tiba -Insulin 1x$UI (Sc) HCT : 46,5%
karena sesak, dan -Novoapid 3x6IU- LED1 : 17 mm/L
batuk malam hari 10UI (iv) LED2 : 33 mm/L
dengan dahak -Spironolakton 1x50 Urea : 86 mg/dl
berwarna putuh mg (po) SCr : 21,6 mg/dl
-Bisoprolol 2,5 mg GDA :353 mg/dl
Riwayat Penyakit : 1x1 (po) SGOT : 38,2 μ/L
DM sejak 2007 -ASA 1x100mg SGPT : 46,9 μ/L
(po) Kolesterol : 291,6
Riwayat Pengobatan -Simvastatin 1x20 mg/dl
: Glibenklamid mg (po) Trigliserida : 141,5
-ISDN 5mg 3x1 mg/dl
Pekerjaan : Swasta (po)
-Simvastatin 20mg Tanggal 4-9-2015
Status : Umum 1x1 (po) TD : 141/92
-Codein 2x1 (po) Suhu : 37
-Digoksin 1x1 (po) Nadi : 138x/menit
-Sanadryl DMP GCS : 456
sirup 3x1C (po) KU : Sesak (+),
-Alprazolam Batuk (+)
0,25mg 1x1 (po) GDA :134 mg/dl
-KSR 3x1 (po)
-Mezatrim 1x2 (po)
-Nebul Ventolin
15tts/8 jam
-Nebul Bisolvon
15tts/8 jam
109
21 70.32.40 Ny.Yt (57 thn), 7 Agustus HT emergency HHD + DCFC Captopril 25 -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 7-8-2015 Dipulangkan
Lamongan 2015 stage II II + mg 2x1 (po) -Inf. Asering TD : 159/93 Membaik
Sampai Hipokalemia Selama 3 500cc/24jam Suhu : 36 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 9 Agustus hari -Inj. Antrain3x1 Prn Nadi : 76x/menit
Nyeri kepala, 2015 -Inj.Ondensentron RR : 20 x/menit
Muntah Prn (iv) GCS : 456
-Inj. Rantin 50mg KU : Nyeri (+)
Riwayat Penyakit : 2x1 (iv) K+ : 3.3 mmol/L
HT kontrol tidak -Bisoprolol 2,5 mg Na+ : 140 mmol/L
teratur 1x1/2tab (po) Cl- : 104 mmol/L
-KSR 3x1 (po) LED1 : 55 mm/L
Pekerjaan : IRT LED2 : 91 mm/L
CKMB : 4.1 U/L
Status: BPJS GDA :108 mg/dl
WBC : 12 x103/μL
Tanggal 9-8-2015
TD : 100/80
Suhu : 36
Nadi : 74x/menit
GCS : 456
KU : Nyeri (+)
22 99.05.975 Tn. Ab.H (53 thn), 20 Desember MR + AF + MR + AF + Hyperil -Inf. Asering Tanggal 20-12- Dipulangkan
Lamongan 2015 DCFC III DCFC III (Ramipril) 500cc/24 jam (iv) 2015 Membaik
Sampai 2,5 mg 1x1 -Inj. Digoksin ½ TD : 100/62 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 25 Desember (po) Selama amp (iv bolus pelan) Suhu : 36
Ndrodog, Nyeri 2015 6 hari -inj. Acran 50mg Nadi : 101x/menit
dada 2x1(iv) RR : 20 x/menit
-Inj. Furosemide GCS : 456
Riwayat Penyakit 3x1 amp(iv) KU : Nyeri dada (+)
Keluarga : HT, DM -Furosemid tab 1x1 K+ : 3.8 mmol/L
(po) Na+ : 137 mmol/L
Pekerjaan : Swasta -Spironolakton 50 Cl- : 103 mmol/L
1x1(po)
Statatus : Umum -Cardio Aspirin Tanggal 25-12-
1x100mg (po) 2015
-Alganax 0,25mg TD : 120/80
1x1 (po) Suhu : 36
110
-Concor 2,5mg 1x1 Nadi : 80x/menit
(po) RR : 22 x/menit
-Nuzym 1x1 (po) GCS : 456
KU : Nyeri (+)
23 05.75.93 Ny.Iw (39 thn), 3 Agustus IMA + DCFC II + IMA ant + Captopril 25 O2 3-4 ipm (Nc) Tanggal 3-8-2015 Dipulangkan
Lamongan 2015 HHD DCFC II + HT mg 3x1 (po) -Inf. NaCl 500cc/24 TD : 187/118 Membaik
Sampai terkontrol Selama 2 jam (iv) Suhu : 36 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 8 Agustus hari, -Nitrogliserin Pump Nadi : 70x/menit
Sesak nafas dan 2015 diturunkan 10 µg/KgBB/jam RR : 19 x/menit
nyeri dada menjadi -Inj. Fentanyl GCS : 456
25mg 1x1 30µg/10cc Prn (iv) KU : Nyeri (+)
Riwayat Penyakit : (po) Selama -inj. Acran 50mg K+ : 3.7 mmol/L
HT 3 hari 2x1(iv) Na+ : 142 mmol/L
-inj. Arixtra 2,5mg Cl- : 106 mmol/L
Pekerjaan : Swassta 1x1(iv) LED1 : 41 mm/L
-Bisoprolol 2,5 mg LED2 : 62 mm/L
Status : Umum 1x1 (po) WBC : 16 x103/μL
-ASA 1x100mg
(po) Tanggal 8-8-2015
-Plavix 1x1 (po) TD : 106/82
-ISDN 5mg 3x1 Suhu : 36
(po) Nadi : 87x/menit
-Litorcom 1x1 (po) GCS : 456
-Cedocard 3x1 (po) KU : Nyeri (-)
-Alprazolam
0,25mg 1x1 (po)
24 29.11.38 Ny.UM (64 thn), 25 Oktober OMI anteroseptal Vertigo + Ramipril 2,5 -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 25-10- Dipulangkan
Lamongan 2015 + DCFC II + ACF DCFC II + PJK mg 1x1 (po) -Inf. Asering 2015 Membaik
Sampai + Hepalgia + Selama 3 500cc/24 jam (iv) TD : 112/76 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 31 Oktober Vomiting hari -inj. Acran 50mg Suhu : 36
Sakit kepala , 2015 2x1(iv) Nadi : 77x/menit
Muntah -Inj. Santagesik 3x1 RR : 20 x/menit
(iv) GCS : 456
Pekerjaan : Swasta -Inj KU : Nyeri(+),
111
.Diphenhidramin Muntah (+)
Status : Umum 3x1 amp(iv) K+ : 3.60 mmol/L
-Inj. Ondensentron Na+ : 139 mmol/L
8mg 3x1 (iv) Cl- : 103 mmol/L
-Morpin 5mg ½ WBC : 15.6
amp Prn (iv) x103/μL
-Spironolakton 25 LED1 : 15 mm/L
1x1(po) LED2 : 30 mm/L
-Concor 2,5mg 1x1 GDA : 135 mg/dl
(po)
-Tomit 1x10mg (po) Tanggal 31-10-
-Fargoxin 1x1 (po) 2015
-Simvastatin 1x20 TD : 104/66
mg (po) Suhu : 36
-Nuzym 1x1 (po) Nadi : 67x/menit
GCS : 456
KU : Nyeri(-),
Muntah (-)
25 70.47.09 Ny. FR (23 thn), 28 Agustus ALO + DCFC III Peripartum Captopril -Inf. Asering Tanggal 28-8-2015 Dipulangkan
Lamongan 2015 + Cardiomiopathy Cardiomiopathy 12,5 mg 3x1 500cc/24 jam (iv) TD : 141/99 Membaik
Sampai + HHD + DCFC II + (po) Selama -inj. Ceftriakson 1g Suhu : 36 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 2 September HT 4 hari 1x1(iv) Nadi : 128x/menit
Pasien merasa sesak 2015 -Lasix pump RR : 33 x/menit
nafas 1 hari lalu, 10mg/jam GCS : 456
membaik pada saat -Inj. Furosemide KU : Sesak (+)
posisi duduk. 2x1 amp(iv) K+ : 4.4 mmol/L
-Spironolakton 25 Na+ : 148 mmol/L
Riwayat Penyakit : 1x1(po) Cl- : 108 mmol/L
Pasien pos sc et -Digoksin 1x1 (po) WBC : 22.8
causa HT dalam -ISDN 5mg 3x1 x103/μL
kehamilan (po) LED1 : 59 mm/L
-Canderim 8mg 1x1 LED2 : 79 mm/L
Riwayat Penyakit (po)
Keluarga : HT dan
Penyakit Jantung Tanggal 2-9-2015
TD : 109/70
Pekerjaan : Swasta Suhu : 36,5
Nadi : 90x/menit
112
Status : Umum GCS : 456
KU : Sesak (-)
WBC : 8.4 x103/μL
LED1 : 45 mm/L
LED2 : 74 mm/L
26 70.21.37 Tn.TB (44 thn), 24 Juli 2015 IMA anterior Recent IMA Captopril -O2 3-4 ipm (Nc) Tanggal 24-7-2015 Dipulangkan
Lamongan Sampai anterior + 12,5 mg 3x1 -Inf. PZ 500cc/24 TD : 116/60 Membaik
30 Juli 2015 DCFC II (po) Selama jam (iv) Suhu : 36.2 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 2 hari, di -inj. Acran 50mg Nadi : 58x/menit
Nyeri dada sejak ganti 2x1(iv) RR : 12 x/menit
jam 2 siang tadi, Lisinopril -Inj. Arixtra 1x5mg GCS : 456
nyeri dibagian 5mg 2x1 (sc) KU : Sesak (+),
tengah sampai (po) Selama -Inj. Furosemide Nyeri (+)
punggung disertai 4 hari 3x1 amp(iv) K+ : 3.6 mmol/L
keringat dingin -Spironolakton 25 Na+ : 139 mmol/L
1x1(po) Cl- : 102 mmol/L
Riwayat Penyakit : -Plavix 75mg 1x1 Hb : 15.3 g/dl
Struna dan Gastritis (po) HCT : 45%
-Litorcom 1x1 (po) LED1 : 11 mm/L
Riwayat Penyakit -Lactulac 3x1 (po) LED2 : 23 mm/L
Keluarga : PJK -Simvastatin 1x20 SCr : 0,7 mg/dl
mg (po) Kolesterol :
Pekerjaan : Swasta -ISDN 5mg 3x1 317mg/dl
(po) LDL : 240,1 mg/dl
Status : Umum -Nuzym 1x1 (po) HDL : 43,1 mg/dl
Trigliserida : 183
mg/dl
Troponin 1 : 0,54
UI/L
CKMB : 34 U/L
T3 : 1,11 nmol/L
TSH : 1,19 UI/ml
Tanggal 30-7-2015
TD : 114/58
Suhu : 36.3
113
Nadi : 71x/menit
RR : 26 x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (-),
Nyeri (-)
27 99.09.59 Ny. KS (50 thn), 25 Desember DC + AF + DCFC II + AF Lisinopril 5 -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 25-12- Dipulangkan
Lamongan 2015 Dypsnea + PJK mg 1x1 (po) -Inf. Asering 2015 Membaik
Sampai Selama 4 500cc/24 jam (iv) TD : 151/110 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 29 Desember hari -Inj. Digoksin 1 Suhu : 36.7
Sesak, 10 hari yang 2015 amp – ½ amp (iv Nadi : 115x/menit
lalu, Berdebar-debar bolus pelan) RR : 39 x/menit
muncul mendadak, -Inj. Acran 2x1 (iv) GCS : 456
BB turun sejak 6 -Inj. Lasix 20mg KU : Sesak (+),
bulan Biasa tidur 1x1 amp (iv) Mual (+)
menggunakan 2 -Spironolakton 1x25 K+ : 4.3 mmol/L
bantal mg (po) Na+ : 138 mmol/L
-Furosemide tab Cl- : 102 mmol/L
Riwayat Penyakit 40mg 1x1 SCr : 0,6 mg/dl
Keluarga : Gastritis -Cardio Asspirin Hb : 12,9 g/dl
DM 1x100mg (po) HCT : 38,6%
-Simvastatin 1x20 SGOT : 57 μ/L
Pekerjaan : Petani mg (po) SGPT : 134 μ/L
-Digoksin 1x1 (po)
Status : Umum Tanggal 29-12-
2015
TD : 120/60
Suhu : 36
Nadi : 90x/menit
RR : 22 x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (-),
Mual (-)
114
28 31.75.14 Ny. SM (48 thn), 9 September TB paru + Efusi Efusi Pleura + Hyperil -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 9-9-2015 Dipulangkan
Lamongan 2015 Pleura + DM tipe 2 + (Ramipril) -Inf. Asering TD : 222/129 Membaik
Sampai Cardiomegali + DCFC III 2,5 mg 1x1 500cc/24 jam (iv) Suhu : 36,9 Dubia ad malam
Keluhan Utama : 15 September DM tipe 2 + (po) Selama -Inj. Santagesik 3x1 Nadi : 116x/menit
Sesak 2015 6 hari (iv) RR : 36 x/menit
-Panto pump 2x1 GCS : 456
Riwayat Penyakit : (iv) KU : Sesak (+),
TB, HT, DM, Maag -Inj. Furosemid Batuk (+)
3x1amp (iv) K+ : 4.6 mmol/L
Pekerjaan : IRT -Furosemid 1x1 Na+ : 144 mmol/L
(po) Cl- : 105 mmol/L
Status : Umum -Spironolakton 1x25 SCr : 1,4 mg/dl
mg (po) Hb : 11 g/dl
-Furosemide tab LED1 : 102 mm/L
40mg 1x1 LED2 : 114 mm/L
-Amlodipin 5mg GDA : 177 mg/dl
1x1 (po)
-CR 2x1(po) Tanggal 15-9-2015
-NSB 5000 5mg TD : 154/96
1x1 (po) Suhu : 36,6
-Metrix 2mg 1x1 Nadi : 106x/menit
(po) GCS : 456
-Omeprazol 2x1 KU : Sesak (+)
(po) SCr : 1,8 mg/dl
-Sanmag 2x1 (po) Urea : 60 mg/dl
-Glucobay 50mg GDA : 146 mg/dl
3x1 (po)
-Lapibal 50mg 3x1
(po)
-Nebul Ventolin Prn
29 18.22.18 Tn.D (68 thn), 22 November HHD + Epitaxis + HHD + Epitaxis Captopril -Inf. Asering Tanggal 22-11- Dipulangkan
Lamongna 2015 Bradikardia + Bradikardia 12,5 mg 3x1 500cc/24 jam (iv) 2015 Membaik
Sampai asimtomatis + (po) Selama -inj. Vitamin K 3x1 TD : 175/81 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 26 November DCFC II 1 hari, (iv) Suhu : 36
Mimisan (2x) tidak 2015 ditingkatkan -Inj Nadi : 49x/menit
berhenti 25mg 3x1 .Diphenhidramin GCS : 456
9\(po) 3x1 amp(iv) KU : Pusing (+)
Riwayat Penyakit : Selama 2 -Inj. Plasmenex SCr : 0,9 mg/dl
115
HT hari, 500mg 3x1 (iv) Urea : 34 mg/dl
diturunkan -Morpin 5mg ½ WBC : 10.7
Pekerjaan : Petani menjadi amp Prn (iv) x103/μL
25mg 2x1 -Salbutamol 2mg RBC : 4.19
Status : Umum (po) Selama 3x1/2 (po) x106/μL
1 hari -Nifedipine 10mg Trombosit : 259
3x1/2 (po) x103/μL
-Nuzym 1x1 (po) LED1 : 29 mm/L
LED2 : 44 mm/L
GDA : 92 mg/dl
Tanggal 26-11-
2015
TD : 130/87
Suhu : 36
Nadi : 65x/menit
GCS : 456
KU : Pusing (-)
30 29.19.22 Ny. EvS (27 thn), 22 November AF AF + Captopril -Inf. PZ 500cc/24 Tanggal 22-11- Dipulangkan
Lamongan 2015 Pneomonia + 6,25 mg 3x1 jam (iv) 2015 Membaik
Sampai CHF (po) Selama -Inf. Asering TD : 90/62 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 28 November 7 hari 500cc/24 jam (iv) Suhu : 36.7
Batuk berdahak, 2015 -Inj.Ceftriakson 2x1 Nadi : 102x/menit
dahak warna putih, (iv) GCS : 456
Sesak nafas, Jalan -Inj. Lasix 3x1 amp KU : Sesak (+),
sedikit sudah lelah, (iv) Mual (+), Batuk(+)
sering terbangun -Spironolakton 1x25 K+ : 3.24 mmol/L
dari tidur pada mg (po) Na+ : 137 mmol/L
malam hari karena -Codein 15mg 3x1 Cl- : 96 mmol/L
sesak, kedua kaki (po) Hb : 11,2 g/dl
membesar dan perut -Plavixl 1x1 (po) HCT : 37,5%
-Digoksin 1 x1 (po) WBC : 9.1 x103/μL
Riwayat Penyakit : -KSR 3x1 (po) LED1 : 58 mm/L
Batuk -Epexol 3x1 (po) SGOT : 30 μ/L
-Nebul Ventolin SGPT : 10 μ/L
Pekerjaan : Swasta 8jam Bakteri : (+)
-Nebul Pulmicort
Status : Umum /8jam Tanggal 29-12-
116
2015
TD : 112/65
Suhu : 36
Nadi : 86x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (-),
Mual (-), Batuk (-)
31 70.63.63 Ny. Sp (57 thn), 19 September Iskemik CM + Iskemik CM + -Hyperil -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 19-11- Dipulangkan
Lamongan 2015 DCFC IV + S.ISK DCFC II + (Ramipril) -Inf. RD5 500cc/24 2015 Membaik
Sampai S.ISK 2,5 mg 1x1 jam (iv) TD : 155/108 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 30 September (po) Selama -Inf. IVFD500cc/24 Suhu : 35.9
Sesak nafas 1 hari 2015 12 hari jam (iv) Nadi : 87x/menit
SMRS, kurang -inj. Ranitidin RR : 26 x/menit
lebuh pasien 2x1(iv) GCS : 456
pingsan selama 6 -Inj. Furosemide KU : Sesak (+),
jam 3x1 (iv) Mual (+), Nyerii (+)
-Inj .Ceftriakson 2 K+ : 4.14 mmol/L
Pekerjaan : Petani x1 amp(iv) Na+ : 128 mmol/L
-Inj. Ondensentron Cl- : 103 mmol/L
Status : Umum 8mg 2x1 (iv) Urea : 102 mg/dl
-Panloc 40 mg 1x SCr : 1.6 mg/dl
1amp (iv) GDA :95 mg/dl
-Spironolakton 25 Hb : 11,2 g/dl
1x1(po) HCT : 37,5%
-Fluimucyl 600mg WBC : 17.4
2x1 (po) x103/μL
-Furosemid tab 1x1 LED1 : 87 mm/L
(po) LED2 : 67 mm/L
-Digoksin 1x1/2 SGOT : 4064 μ/L
(po) SGPT : 1967 μ/L
-Hepamax 3x1(po) Troponin I : 0,54
-Nuzym 1x1 (po) UI/L
Tanggal 30-11-
2015
TD : 129/85
Suhu : 36
Nadi : 80x/menit
117
GCS : 456
KU : Sesak (-),
Mual (-), Nyeri (-)
32 70.57.32 Inisial pasien :Ny. 10-17 HHD + Post -Lisinopril - O2 nasal 10 lpm Tanggal 10 Perbaikan.
D September Aritmia+ PJK + 1x5mg (po) -ceteron 3x8mg (iv) -TD 159/93 Diijinkan
2015 DCFC III selama 5 -spironolakton -Nadi 119 pulang.
-RR 24 x/ menit
Usia/BB/TB : 55 hari 1x25mg (po)
-Suhu 36
Thn/ -/- -Amlodipin 1x5mg -KU : Lemah
(po) -Nyeri dada ++
-concor 1x2,5mg -Sesak ++
Alamat : Kampak,
(po)
RT 6/RW 2 Jegrek. -ISDN 2x5mg (po) Tanggal 11
Lamongan. -Asering -mual
500cc/24jam (infus) -GDA 97
Status : Umum -Trponin 0,06 ng/ml
-Furosemid 1x40mg
(po) Tanggal 13
-Asa 1x100mg (po) -Batuk
-Ulslfat syrup
3x1(po) Tanggal 17
-Ambroxol 3x1 (po) TD 122/82
-KSR 2x1(po) -Nadi 74
-Simvasttin 1x20mg -RR 20 x/ menit
-Suhu 36
(po)
-KU : cukup
-Nyeri dada -
-Sesak -
-Batuk -
-Mual-
33 30.95.39 Tn. MK (85 thn), 8 Juli 2015 HHD + DCFC IV PPOK exac akut -Hyperil -O2 4 ipm (Nc) Tanggal 6-7-2015 Dipulangkan
Lamongan Sampai + PPOK exac akut + HHD + PJK + (Ramipril) -Inf. Asering TD : 146/102 Membaik
10 Juli 2015 + Trombositopeni DCFC II 2,5 mg 1x1 500cc/24 jam (iv) Suhu : 36 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : (po) Selama -Inj. Furosemide Nadi : 100x/menit
Sesak terus menerus 3 hari 2x1amp (iv) GCS : 456
tidak berkurang -Inj .Ceftriakson 2 KU : Sesak (+)
dengan istirahat, x1 amp(iv) K+ : 4.2 mmol/L
Sesak saat -Inj. Hexilon 62,5 Na+ : 140 mmol/L
118
beraktivitas, Tidur mg 2x1 (iv) Cl- : 105 mmol/L
dengan 3-4 bantal, -Spironolakton 25 CKMB : 3,2 ng/ml
Batuk susah keluar 1x1(po) Urea : 17 mg/dl
dahak, dan Kaki -Cardio Aspirin SCr : 0.7 mg/dl
bengkak 100mg 1x1 (po) GDA :93 mg/dl
-Litorcom 20mg Hb : 13,7 g/dl
Riwayat Penyakit : 1x1 (po) HCT : 42,8%
Keluhan Serupa, HT -ISDN 2mg 2x1 WBC : 9,5 x103/μL
(po) Trombosit : 198
Pekerjaan : Petani -Nebul x103/μL
Ventolin/8jam LED1 : 16 mm/L
Status : Umum LED2 : 29 mm/L
Tanggal 22-7-2015
TD : 103/70
Suhu : 36.6
Nadi : 81x/menit
RR : 20 x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (-),
Nyeri (-)
34 32.27.43 Tn.ST (55 thn), 3 Juli 2015 DCFC IV + PJK PJK + DCFC II Lisinopril -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 3-7-2015 Dipulangkan
EKSKLUSI Lamongan Sampai 5mg 1x1 -Inf. Asering TD : 120/79 Membaik
5 Juli 2015 (po), Selama 500cc/24 jam (iv) Suhu : 36 Dubia ad malam
Keluhan Utama : 1 hari -Inj. Antrain 2x1 Nadi : 79x/menit
Sesak mendadak Diganti (iv) RR : 28 x/menit
saat pasien sedang dengan -Inj. Furosemide GCS : 456
tidur, berkurang saat Hyperil 2x1amp (iv) KU : Sesak (+),
duduk, memberat (Ramipril) -Inj .Acran 20mg 2 Nyeri (+)
jika berbaring, 2,5mg 1x1 x1 (iv) Hb : 15,9 g/dl
Pasien sering (po), Selama -Inj.Cateron 8mg HCT : 47,7%
terbangun pada 1 hari 3x1 (iv) WBC : 7.2 x103/μL
malam hari karena -Spironolakton 25 Trombosit : 115
sesak, pasien juga 1x1(po) x103/μL
mengeluh mual dan -Cardio Aspirin LED1 : 39 mm/L
muntah. 100mg 1x1 (po) LED2 : 58 mm/L
-Litorcom 20mg Urea : 43 mg/dl
Riwayat Penyakit : 1x1 (po) SCr : 1.4 mg/dl
119
IMA -Simvastatin 20mg SGOT : 84 μ/L
1x1 (po) SGPT : 105 μ/L
Pekerjaan : Petani -ISDN 2mg 2x1 Albumin : 4.0
(po) Asam Urat : 7,3
Status : Umum Kolesterol 212
Tanggal 22-7-2015
TD : 132/89
Suhu : 37
Nadi : 100x/menit
GCS : 456
KU : Sesak (-)
GDA : 164 mg/dl
35 70.07.96 Ny.KM (70 thn), 6 Juli 2015 ALO + Asidosis + HHD + DCFC Lisinopril -O2 3 ipm (Nc) Tanggal 6-7-2015 Dipulangkan
EKSKLUSI Lamongan) Sampai Sepsis II + Urikaria + 10mg 1x1 -Inf. Asering TD : 122/76 Membaik
22 Juli 2015 BAP (po), Selama 500cc/24 jam (iv) Suhu : 37,5 Dubia ad bonam
Keluhan Utama : 1 hari -Lasix Pump Nadi : 86x/menit
Sesak, Sebelumnnya diganti 5mg/jam (iv) RR : 34 x/menit
pasien batuk grok- Canderin -inj. Acran GCS : 456
grok dan keluar 8mg 1x1 50mg/12jam (iv) KU : Sesak (+),
dahak hijau sejak 4 (po), Selama -inj. Triject Batuk (+), Nyeri (+)
hari yang lalu, Nyeri 5 Hari 1g/12jam (iv) K+ : 3.5 mmol/L
saat bernafas, sesak -Inj. Furosemide Na+ : 142 mmol/L
tambah berat saat 20mg 1x1 (iv) Cl- : 109 mmol/L
tidur dan berkurang -Inj Urea : 99 mg/dl
dengan posisi .Diphenhidramin 2 SCr : 1.3 mg/dl
duduk, Tidur x1cc (iv) GDA :143 mg/dl
menggunakan 1 atau -Furosemid tab 1x1 Hb : 14,1 g/dl
2 bantal. (po) HCT : 41,7%
-Spironolakton 25 WBC : 19.3
Riwayat Penyakit : 1x1(po) x103/μL
HT, Batuk lama -Canderin 8mg 1x1 Trombosit : 219
(po) x103/μL
Riwayat Pengobatan -KSR 2x1 (po) LED1 : 43 mm/L
: Obat -Ambroxol 3x1 (po) LED2 : 80 mm/L
Antihipertensi -Methylprednisolon Pewarnaan Gram :
4mg 3x1 (po) Sputum Cocos
Pekerjaan : Petani -Laxadin Sirup Gram Positif
120
3x1cth (po) Tanggal 19-7-2015
Status : Umum -Azytromisin 1x1 Urine Lengkap
tab (po) :Keton Urin (+),
-Cravit Protein (+), Bakteri
(Levofloxacin) (+), Eritrosit (1-2 :
500mg 2x1 (po) +), Leukosit Urine
-Cerini 1x1 (po) (8-12 : +)
-Fluimucyl 600mg Tanggal 22-7-2015
2x1 (po) TD : 100/46
-Nebul Suhu : 36
Ventolin/8jam Nadi : 99x/menit
-Nebul GCS : 456
Bisolvon/8jam KU : Sesak (-),
Batuk (-), Nyeri (-)
121
Lampiran 8 Lembar Pengumpulan Data Pasien Penyakit Gagal Jantung
LEMBAR PENGUMPULAN
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
1 Nama : Ny.My 2 Agustus Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Balun Turi Lamongan 2015 ALO + HHD + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
70.28.76 Umur : 55 tahun 7 Bulan 1 Hari Sampai DCFC III-IV + Status KRS:
Berat Badan : 7 Agustus Hiperglikemia + Dipulangkan (√),
Tinggi Badan : 2015 Sepsis Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Keluhan utama : Mendadak sesak 5 jam SMRS Kepatuhan Minum Obat :
Riwayat penyakit: HT Dagnosa akhir: Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
Riwayat penyakit keluarga: PJK + HHD + Kebiasaan Pasien
Riwayat pengobatan: DCFC II Merokok ( ),
Riwayat alergi: Minum Alkohol ( ),
Obat Tradisional ( )
Lain-lain :
Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : Petani
Status : Umum
122
Data Klinik Nilai Normal Tanggal Keterangan
(Spesifik)
2-8-15 3-8-15 4-8-15 5-8-15 6-8-15 7-8-15
Tekana darah 120/80mmHg 150/ 177/ 181/ 168/ 142/ 128/
120 108 108 108 98 98
Nadi 80 – 100 110 92 95 98 100 80
x/ menit
RR 20 x/ menit 26 24 22 20 - 20
Suhu 36.7 37 36 36.1 36.4 36.4
GCS 456 456 456 456 456 456 456
Sesak - + + + - - -
Edema -
Nyeri -
Batuk -
123
Amlodipin po 5mg 1x1 - √ √ √ √ √
8.
ASA po 100mg 1x1 - √ √ √ √ //
9
Simvastatin po 20 mg 1x1 - √ √ √ √ √
10
ISDN po 3x1 - - - √ √ √
11
Captopril po 12.5mg 3x1 - √ √ √ √ √
12
124
Data Klinik Nilai Normal Tanggal Keterangan
(Spesifik)
25-8-15 26-8-15 27-8-15 28-8-15 29-8-15 30-8-15
Tekana darah 120/80mmHg 140/ 122/ 131/ 101/ 108/ 109/
89 78 72 58 71 75
Nadi 80 – 100 69 62 56 124 106 108
x/ menit
RR 20 x/ menit 20 20 28 28 20 28
Suhu 36 36 36.5 37.2 36 36.1
GCS 456 456 456 456 456 456 456
Sesak - ++ + + + - -
Edema -
Nyeri -
Batuk - ++ + + + - -
Tanggal Keterangan
Data Lab 25-8-15 26-8-15 27-8-15 28-8-15 29-8-15 30-8-15
Nilai Normal
(Spesifik)
125
PROFIL TERAPI PENGOBATAN
Nama : Ny.JM No Sampel : 14.55.20
126
Keluhan utama : Sesak nafas Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
terutama pada saat berbaring, Kebiasaan Pasien
mereda jika pasien dalam posisi Merokok ( ),
duduk,tidur menggunakan 1 bantal, Minum Alkohol ( ),
batuk berdahak. Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit: HT dan DM
Lain-lain :
semenjak 6 tahun .
Riwayat penyakit keluarga: Prognosa Dubia ad bonam
Riwayat pengobatan: Captopril dan Pekerjaan : Petani
Metformin Status : Umum
Riwayat alergi:
127
Tanggal Keterangan
Data Lab
Nilai Normal 24-8-15 25-8-15 26-8-15 27-8-15 28-8-15 Pemeriksaan khusus
(Spesifik)
128
ISDN po 3x1 - - √ √ √
10
Atorvastatin Po 20 mg 1x1 - √ √ √ √
11
Alprazolam 1 po 0,25mg 1x1 - √ √ √ √
12
Plavix po 75 mg 1x 1 √ √ √ √ √
13
Laxadin po 3xC1 prn
14
LEMBAR PENGUMPULAN
No. Sampel Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
4 Nama : Ny.HR 29 Juli 2015 Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Balun Turi Lamongan Sampai HT urgensi + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
70.25.58 Umur : 63 tahun 31 Juli 2015 PJK + OMI + Status KRS:
Berat Badan : Dyspepsia Dipulangkan (√),
Tinggi Badan : Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Keluhan utama : Nyeri kepala, nyeri Diagnosa akhir: Kepatuhan Minum Obat :
ulu hati dan nyeri dada. HHD + DCFC II Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
Riwayat penyakit: HT sejak 15 tahun + PJK-OMI Kebiasaan Pasien
yang lalu. Merokok ( ),
Riwayat penyakit keluarga: Minum Alkohol ( ),
Riwayat pengobatan: Captopril dan Obat Tradisional ( )
Metformin
Lain-lain :
Riwayat alergi:
Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : Swasta
Status : Umum
129
Data Klinik Nilai Normal Tanggal Keterangan
(Spesifik)
29-7-15 30-7-15 31-7-15
Tekana darah 120/80mmHg 240/ 173/ 154/
120 90 80
Nadi 80 – 100 90 89 90
x/ menit
RR 20 x/ menit
Suhu 37±0,5oC 36 36.5 36
GCS 456 456 456 456
Sesak - ++ ++ -
Edema -
Nyeri - ++ ++ +
Batuk -
Tanggal Keterangan
Data Lab 29-7-15 30-7-15 31-7-15 Pemeriksaan khusus
Nilai Normal
(Spesifik)
130
PROFIL TERAPI PENGOBATAN
Nama : Ny.HR No Sampe l : 70.25.58
131
Data Klinik Nilai Normal Tanggal Keterangan
(Spesifik)
22-8-15 23-8-15 24-8-15 25-8-15 Tanggal 24 Pasien
Tekana darah 120/80mmHg 132/ 114/ 94/ 97/ mengeluh nyeri menelan
83 72 50 60 dan nyeri tenggorokan
Nadi 80 – 100 101 91 95 79
x/ menit
RR 20 x/ menit 24 22
Suhu 36.9 37 36.7 36
GCS 456 456 456 456 456
Sesak - ++ ++ + -
Edema -
Nyeri - ++ ++ ++ -
Batuk - ++ ++ ++ ++
Tanggal Keterangan
Data Lab 22-8-15 23-8-15 24-8-15 25-8-15 Pemeriksaan khusus
Nilai Normal
(Spesifik)
Tanggal 22,23,24 cek BTA negatif
K 3,6-5,0 mmol/L
(-)
Na 137-145 mmol/L
Cl 98-107 mmol/L Tanggal 25 Hipokalemia membaik
Ca 8,4-10,2 mg/dL
ECG : SR 110x/menit
Troponin I < 1,00 µg/L
CK-MB 7-25 U/L Radiologi : Efusu Pleura kanan
BNP < 100 pg/mL EKG :
Hb 11,4-15,1 g/dl 10,9
Leukosit 4.0-11.0 x103/uL 11.1 EDV : 124
sCr <1,2 mg/dl 1,46 ESV : 74
SV : 50
EF : 40%
132
PROFIL TERAPI PENGOBATAN
Nama : Tn.M.Mu No Sampel : 70.42.27
133
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No. Sampel Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
6 Nama : Tn AW 29 Agustus Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : SumberDadi Mantup 2015 HHF FC IV + DM Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
22.33.22 Lamongan Sampai + ALO Status KRS:
Umur : 63 tahun 3 Bulan 13 Hari 5 September Dipulangkan (√),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Diagnosa akhir: Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Sesak sejak 2 hari HH FC II + DM + Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
yang lalu, passien biasa tidur Kebiasaan Pasien
S.ISPA
dengan 2 bantal, biasa terbangun Merokok dan Kopi (√),
tengah malam karena sesak nafas. Minum Alkohol ( ),
Riwayat penyakit: Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit keluarga:
Lain-lain :
Riwayat pengobatan:
Riwayat alergi: Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : Swasta
Status : Umum
134
Tanggal Keterangan
Data Lab 29-8-15 30-8-15 31-8-15 1-9-15 2-9-15 3-9-15 4-9-15 5-9-15
Nilai Normal
(Spesifik)
135
KSR po 3x1 - - √ √ 2x1 √ √ √
12
ISDN po 5mg 3x1 - - - - √ √ √ √
13
136
Tanggal Keterangan
Data Lab
Nilai Normal 21-8-15 22-8-15 23-8-15 24-8-15 25-8-15 Pemeriksaan khusus
(Spesifik)
ECG : √
K 3,6-5,0 mmol/L 3,96
Radiologi : Kardiomegali dengan
Na 137-145 mmol/L 134
Cl 98-107 mmol/L 96 odema paru dan effusi pleura
Ca 8,4-10,2 mg/dL kanan
Troponin I < 1,00 µg/L
CK-MB 7-25 U/L EKG : √
BNP < 100 pg/mL EDV : 167 ml
SGOT 0-37 118
SGPT 0-41 115 ESV : 130 ml
Urea 10-50 SV : 37 ml
sCr <1,2 mg/dl
EF : 22 %
GDA 161
GDP
137
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
8 Nama : Ny. S 3 Oktober Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Delanggu Deket 2015 Iskemik Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
70.72.72 Lamongan Sampai Cardiomiophaty + Status KRS:
Umur : 61 tahun 3 Bulan 17 11 Oktober DCFC IV + DM Dipulangkan (√),
Hari 2015 tipe 2 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Berat Badan : Kepatuhan Minum Obat :
Tinggi Badan : Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
Keluhan utama : Nafas Kebiasaan Pasien
ngosngosan, kedua kaki Diagnosa akhir: Merokok dan Kopi ( ),
bengkak sudah lama Minum Alkohol ( ),
Iskemik
Riwayat penyakit: HT + DM Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit keluarga: Cardiomiophaty +
DCFC II + DM Lain-lain :
Riwayat pengobatan:
Riwayat alergi: tipe 2 Prognosa Dubia ad malam
Pekerjaan : Petani
Status : BPJS
138
Tanggal Keterangan
Data Lab 3-10-15 4-10-15 5-10-15 6-10-15 7-10-15 8-10-15 9-10-15 10-10-15
Nilai Normal
(Spesifik)
139
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
9 Nama : Tn. MRA 24 Desember Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Delanggu Deket 2015 DM + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
17.07.68 Lamongan Sampai Dislipidemia + Status KRS:
Umur : 49 thn 27 Desember Pre.ALO Dipulangkan (),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa (√), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Sesak tiba-tiba, Diagnosa akhir: Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
pasien lebih enak dengan posisi DCFC III + OMI Kebiasaan Pasien
tidur, susah menelan dan tersedak. anteroseptal Merokok dan Kopi (√),
Riwayat penyakit: Stroke, DM, Minum Alkohol ( ),
HT, Jantung, Paru-paru Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit keluarga:
Lain-lain :
Riwayat pengobatan:
Riwayat alergi: Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : Swasta
Status : Umum
141
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
10 Nama : Ny.Sp 3 Desember Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Krajan RT.9 RW.1 2015 MSI + AF + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
80.19.16 Tuban Sampai DCFC III Status KRS:
Umur : 57 thn 6 Desember Dipulangkan (√),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Diagnosa akhir: Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Nyeri dada Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
DCFC II + MSI
sejak 4 hari, Pasien biasa tidur Kebiasaan Pasien
+ Susp As.
dengan 2 bantal Merokok dan Kopi (),
Riwayat penyakit: Minum Alkohol ( ),
Riwayat penyakit keluarga: Obat Tradisional ( )
Riwayat pengobatan:
Lain-lain :
Riwayat alergi:
Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : IRT
Status : Umum
142
Tanggal Keterangan
Data Lab
Nilai Normal 3-12-15 4-12-15 5-12-15 6-12-15 Pemeriksaan khusus
(Spesifik)
ECG : AF RV 80x/menit
K 3,6-5,0 mmol/L 3,9
EKG : √
Na 137-145 mmol/L 140
Cl 98-107 mmol/L 106 EDV : 83 ml
Ca 8,4-10,2 mg/dL ESV : 22 ml
Troponin I < 1,00 µg/L
CK-MB 7-25 U/L SV : 61 ml
BNP < 100 pg/mL EF : 73 %
GDA 106
GDP Baik <6
Sedang 6,5-8
Buruk >8
5. Inj.Santagesik iv 2x1 √ //
6. Digoksin po 1x1/2 √ √ √ √
9 Furosemide po 1x1 - - √ √
143
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No. Sampel Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
11 Nama : Tn.SH 5 Oktober Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Ploasan Babat Lamongan 2015 HHF + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
70.74.11 Umur : 37 thn Sampai Cardiomegali + Status KRS:
Berat Badan : 9 Oktober HHF + TB Miller Dipulangkan (√),
Tinggi Badan : 2015 + ALO Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Keluhan utama : Sesak dan nyeri, Kepatuhan Minum Obat :
biasanya tidur menggunakan 2 bantal, Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
Batuk ngekel dan sering berkeringat Diagnosa akhir: Kebiasaan Pasien
malam Merokok dan Kopi (),
HHFC II + CAP +
Riwayat penyakit: HT 170 mmHg Minum Alkohol ( ),
Hipokalemia
keatas + Nyeri dada Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit keluarga: Penyakit
Lain-lain :
jantung
Riwayat pengobatan: Prognosa Dubia ad bonam
Riwayat alergi: Pekerjaan : PNS
Status : BPJS
144
Tanggal Keterangan
Data Lab
Nilai Normal 5-10-15 6-10-15 7-10-15 8-10-15 9-10-15 Pemeriksaan khusus
(Spesifik)
ECG : AF RV 80x/menit
K 3,6-5,0 mmol/L 3,96 3,32 3,76
Radiologi : Kardiomegali dan
Na 137-145 mmol/L 142 101 102
Cl 98-107 mmol/L 105 142 144 Edema pulmonal
Ca 8,4-10,2 mg/dL EKG : √
Troponin I < 1,00 µg/L
CK-MB 7-25 U/L 6,25 EDV : 160 ml
BNP < 100 pg/mL ESV : 88 ml
Leukosit 4.0-11.0 x103/uL 17.1
GDA 108 SV : 72 ml
PO2 83-108 mmHg 49,1 75 99,4 EF : 45 %
9 Furosemide po 1x1 - - √ √ √
Lisinopril po 5mg-10mg 1x1 5mg 5mg 5mg 10mg 10mg
10
Carvedilol po 25mg 1x1/2 - - √ √ √
11
12 KSR po 3x1 - √ √ √ √
145
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
12 Nama : Tn. ES 30 Oktober Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Jln. Andansari Sukomulyo 2015 DM tipe 2 Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
05.94.97 Lamongan Sampai hiperglikemia Status KRS:
Umur : 54 thn 6 November Dipulangkan (√),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Diagnosa akhir: Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Kepala terasa Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
DM tipe 2 + PJK +
bliyur, Badan terasa lemas, Nafas Kebiasaan Pasien
DCFC III
Ngosroh Merokok ( ),
Riwayat penyakit: Stroke, DM, HT, Minum Alkohol ( ),
Jantung, Paru-paru Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit keluarga:
Lain-lain :
Riwayat pengobatan:
Riwayat alergi: Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : Swasta
Status : BPJS
146
Tanggal Keterangan
Data Lab
Nilai Normal 30-10-15 31-10-15 1-11-15 2-11-15 3-11-15 4-11-15 Pemeriksaan khusus
(Spesifik)
ECG : √
K 3,6-5,0 mmol/L 3,7
EKG : √
Na 137-145 mmol/L 139
Cl 98-107 mmol/L 102 EDV : 209 ml
Ca 8,4-10,2 mg/dL ESV : 135 ml
Troponin I < 1,00 µg/L
CK-MB 7-25 U/L SV : 74 ml
BNP < 100 pg/mL EF : 35%
SGOT 0-37
SGPT 0-41
Urea 10-50
sCr <1,2 mg/dl
GDA 408 203 113 148 131 97
9 Fargoxin po 1x1 - - √ √ √ √
147
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
13 Nama : Tn. NF 18 Oktober Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Jln. Andansari Sukomulyo 2015 DM tipe 1 +DC + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
70.39.28 Lamongan Sampai Gagal Nafas Status KRS:
Umur : 57 thn 24 Oktober Dipulangkan (√),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Diagnosa akhir: Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Nafas ngosngosan Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
DM tipe I +DCFC II
bila berjalan jauh sedikit Kebiasaan Pasien
+ ISK +
Riwayat penyakit: Merokok ( ),
Cardiomegali
Riwayat penyakit keluarga: Minum Alkohol ( ),
Riwayat pengobatan: Obat Tradisional ( )
Riwayat alergi:
Lain-lain :
Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : PNS
Status : BPJS
148
Tanggal Keterangan
Data Lab
Nilai Normal 18-08-15 19-8-15 20-8-15 21-8-15 22-8-15 23-8-15 24-8-15 Pemeriksaan khusus
(Spesifik)
ECG : SR 100x/menit
K 3,6-5,0 mmol/L 3,8
EKG : √
137-145 134
Na EDV : 201 ml
mmol/L
Cl 98-107 mmol/L 101 ESV : 130 ml
Ca 8,4-10,2 mg/dL
Troponin I < 1,00 µg/L SV : 71 ml
CK-MB 7-25 U/L EF : 36%
BNP < 100 pg/mL
Hb 11,4-15,1 g/dl 13.7
Leukosit 4.0-11.0 18.8
x103/uL
Hematokrit 38-42% 41
sCr <1,2 mg/dl
GDA 376 204 232 123 123 124 110
GDP Baik <6 10,5
Sedang 6,5-8
Buruk >8
5. O2 nc 4 ipm √ √ √ √ √ √ √
149
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
14 Nama : Tn. As 12 Desember Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Tanah bumbu 2015 Cardiomiopathy + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
69.09.42 Umur : 60 tahun Sampai DCFC IV + DM Status KRS:
Berat Badan : 18 Desember Dipulangkan (√),
Tinggi Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Keluhan utama : Bengkak pada kedua kaki Diagnosa akhir: Kepatuhan Minum Obat :
dan tangan, perut dan scrotum 1 sejak bulan Cardiomiopthy + Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
yang lalu, Sering sesak pada saat DCFC II + DM + Kebiasaan Pasien
beraktivitas ringan, Tidur menggunakan 2 Merokok dan Kopi (√ ),
Candidiasis
atau 3 bantal Minum Alkohol ( ),
Riwayat penyakit: : HT, DM, PJK dan Terintegrasi
Obat Tradisional ( )
Keluhan serupa
Lain-lain :
Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat pengobatan: Prognosa Dubia ad malam
Riwayat alergi: Pekerjaan : Swasta
Status : Umum
Tekana darah 120/80mmHg 159/ 141/ 133/ 136/ 127/ 127/ 127/ Kaki pasien
97 87 85 85 78 81 86 membengkak dan
Nadi 80 – 100 97 80 86 84 89 94 102 terdapat kutu air
x/ menit dikaki
RR 20 x/ menit 28
Suhu 36 38,7 36,5 37,2 37 36 36
GCS 456 456 456 456 456 456 456 456
Sesak - + - - - - - -
Edema - ++ ++ + + - - -
Nyeri - ++ ++ + - - - -
Batuk -
150
Tanggal Keterangan
Data Lab 12-12-15 13-12-15 14-12-15 15-12-15 16-12-15 17-12-15 18-12-15
Nilai Normal
(Spesifik)
5. Lasix iv 3x1 - - - √ √ √ √
6. Litorcom po 1x1 - - - - √ √ //
8. Spironolakton po 50 mg 1x1 - √ √ √ √ √ √
14 KSR po 3x1 - √ √ √ √ √ √
15 Nuzym po 1x1 - - - - √ √ √
151
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
15 Nama : Tn. Bs 19 September Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Bluri RT.4 RW.5 2015 NSTEMI + OMI Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
70.63.94 Solokuro Lamongan Sampai antstep + DCFC III Status KRS:
Umur : 60 tahun 23 September Dipulangkan (√),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Diagnosa akhir: Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Nyeri dada NSTEMI + OMI Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
dirasakan saat beraktivitas, Sesak Kebiasaan Pasien
antstep + DCFC II
nafas, tidak membaik dengan Merokok dan Kopi ( ),
beristirahat, Tidur dengan 1 bantal Minum Alkohol ( ),
Riwayat penyakit: : Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit keluarga:
Lain-lain :
Riwayat pengobatan:
Riwayat alergi: Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : Petani
Status : Umum
152
Tanggal Keterangan
Data Lab 19-9-15 29-9-15 21-9-15 22-9-15 23-9-15
Nilai Normal
(Spesifik)
153
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
16 Nama : Ny.Jw 29 Juli 2015 Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Lamongan Sampai PPOM + DC + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
31.57.55 Umur : 57 tahun 4 Agustus Asidosis + Status KRS:
Berat Badan : 2015 Lekositosis Dipulangkan (√),
Tinggi Badan : Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Keluhan utama : Seasak Kambuh Kepatuhan Minum Obat :
saat beraktivitas dan tidak mereda Diagnosa akhir: Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
dengan istirahat, Biasa tidur HHD + DCFC II Kebiasaan Pasien
dwngan bantal bertempuk- Merokok ( ),
+ PPOK
tumpuk, Batuk kering setiap kali Minum Alkohol ( ),
sesak kambuh Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit: Asma
Lain-lain :
Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat pengobatan: Prognosa Dubia ad bonam
Riwayat alergi: Pekerjaan : Petani
Status : Umum
154
Tanggal Keterangan
Data Lab 29-7-15 30-7-15 31-7-15 1-8-15 2-8-15 3-8-15
Nilai Normal
(Spesifik)
155
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
17 Nama : Tn. Fr 30 November Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Panjangjiwo, RT 4/RW 6 2015 Steme anterior + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
80.14.84 Jiwo, Surabaya Sampai DCFC III Status KRS:
Umur : 44 tahun 2 Desember Dipulangkan (√),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Diagnosa akhir: Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Nyeri dada sebelah DCFC III + IMA Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
kiri, tembus punggung. Terus Kebiasaan Pasien
menerus tidak membaik bila istirahat. Merokok (√ ),
Riwayat penyakit: Kolesterol tinggi Minum Alkohol ( ),
Riwayat penyakit keluarga: Obat Tradisional ( )
Riwayat pengobatan:
Lain-lain :
Riwayat alergi:
Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : Swasta
Status : BPJS
156
Data Lab Tanggal Keterangan
Nilai Normal Pemeriksaan khusus
(Spesifik) 28-11-15
K 3,6-5,5 mmol/L ECG : √
Na 135-155mmol/L EKG : √
Cl 70-108 mmol/L EF : 51 %
Ca 8,4-10,2 mg/dL
Troponin I 0,00-0,01 U/L
CK-MB 0,0-5,1ng/ml 160,3
BNP < 100 pg/mL
Leukosit 4,0-11,0 10 3/uL 12,2
Hb 13,0-18,0 g/dL 16,3
Hct 35-47% 48,1
LED <15mm 17
GDA 147
SGOT 0-37 U/L 211
SGPT 0-41 U/L 55
Urea 10-50 mg/dl 32
Kolestrol 25-240 mg/dl 261
LDL 35-55 mg/dl 39
HDL 0-150 mg/dl 208
Trigliserida 0-200mg/dl 131
PROFIL TERAPI PENGOBATAN
Nama : Ny.Jw No Sampel : 31.57.55
157
6. Captopril Po 25mg 3x1 √ √ √
12 KSR po - 3x1 - - √
158
Data Klinik Nilai Normal Tanggal Keterangan
(Spesifik)
7-11-15 8-11-15 9-11-15 10-11-15 11-11-15 12-11-
15
Tekana darah 120/80mmHg 145/ 151/ 111/ 116/ 120/ 108/
96 67 66 79 64 63
Nadi 80 – 100 82 107 118 91 93 86
x/ menit
RR 20 x/ menit 28
Suhu 36,2 36,7 37,3 36 36,3 36.1
GCS 456 456 456 456 456 456 456
Sesak - ++ + + - - -
Edema - + + - - - -
Nyeri - ++ + + - - -
Batuk - ++ + + + + +
159
PROFIL TERAPI PENGOBATAN
Nama : Tn. Rm No Sampel : 70.61.05
160
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
19 Nama : Ny. Un 29 Oktober Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Panjangjiwo, RT 4/RW 6 2015 DCFC III + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
71.87.91 Jiwo, Surabaya Sampai Hipokalemia + HT Status KRS:
Umur : 36 tahun 31 Oktober Dipulangkan (√),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Penurunan Diagnosa akhir: Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
kesadaran mendadak, Nyeri kepala DCFC II + Kebiasaan Pasien
sebelumnya, dan Sesak nafas Hipokalemia + HT Merokok ( ),
Riwayat penyakit: HT, Sesak jika Minum Alkohol ( ),
udara dingin, Sakit jantung Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit keluarga: Lain-lain :
Riwayat pengobatan: Prognosa Dubia ad bonam
Riwayat alergi:
Pekerjaan : Petani
Status : Umum
161
Data Lab Tanggal Keterangan
Nilai Normal
(Spesifik) 29-10-15 Pemeriksaan khusus
K 3,6-5,5 mmol/L 2,9
Radiologi :
Na 135-155mmol/L 135 Kardiomegali dan
Cl 70-108 mmol/L 100 edema pulmonal
Hb 13,0-18,0 g/dL 16,3
Hct 35-47% 48,1
LED <20mm 24
SGOT 0-37 U/L 51
SGPT 0-41 U/L 68
Serum Creatinin 0,7-1,2 1,6
Urea 10-50 mg/dl 51
PROFIL TERAPI PENGOBATAN
Nama : Ny.Un No Sampel : 71.87.91
12 KSR po - 3x1 - - √
162
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
20 Nama : Tn. An 25 Agustus Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Gresik 2015 DC + DM tipe 2 Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
70.44.86 Umur : 50 tahun Sampai Status KRS:
Berat Badan : 4 September Dipulangkan (√),
Tinggi Badan : 2015 Diagnosa akhir: Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Keluhan utama : Sesak sejak 3 hari yang lalu, Cardiomiophaty Kepatuhan Minum Obat :
memberat saat posisi tidur, Ngosngosan ketika Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
Iskemik : DCFC II +
berjalan jauh dan berkurang dengan istirahat, Kebiasaan Pasien
DM tipe 2 + CAP Merokok ( ),
Pada malam hari terbangun tiba-tiba karena sesak,
dan batuk malam hari dengan dahak berwarna Minum Alkohol ( ),
putuh Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit: DM sejak 2007 Lain-lain :
Riwayat penyakit keluarga:
Prognosa Dubia ad bonam
Riwayat pengobatan:
Riwayat alergi: Pekerjaan : Swasta
Status : Umum
163
Data Lab Tanggal Keterangan
Nilai Normal
(Spesifik) 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4
K 3,6-5,5 mmol/L 3,76 2,96 4,8 Pemeriksaan
Na 135-155 mmol/L 121,62 132 126 khusus:
Cl 70-108 mmol/L 88,71 90 86 Radiologi,
Hb 13,0-18,0 g/dL 15,6 17,4 Cardiomegali
Hct 35-47% 46,5 55,8 dengan edema
LED ,15mm 15 15 pulmonal.
GDA 353 99 - 507 97 243 192 273 - 90 134
SGOT 0-37 U/L 38,2 EKG √
SGPT 0-41 U/L 46,9 EF 27%
Serum Creatinin 0,7-1,2 1,6 3,0
Urea 10-50 mg/dl 86 166
Kolestrol 25-240 mg/dl 291,6
Trigliserida 0-200mg/dl 141,5
PROFIL TERAPI PENGOBATAN
Nama : Tn.An No Sampel : 70.44.86
164
16. Digoxin Po 0,25mg 1x1 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. ASA Po 100mg 1x1 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18. Simvastatin Po 20mg 1x1 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
19. Insulin Sc 1x1 - - 4IU 3IU //
20. Neb Ventolin 3x1 - - - - - - - √ √ //
Novorapid Iv 6IU 3x1 - - - - √ √ 3x10IU √ √ √ √
21. Sc
22. Neb bisolvon Nasal 5tts 3x1 - - - - - - - √ √ //
Mezatrim Po 250mg 1x1 - - - - - - - - - √ //
23. (Azitromicyn)
165
Data Klinik Nilai Tanggal Keterangan
Spesifik Normal 7-8-15 8-8-15 9-8-15
Tekanan Darah 120/80 mmHg 159/93 164/89 152/88
Nadi 80-100x/menit 76 64 74
RR 20x/menit 20 20 20
Suhu 36 C 36 36 36
GCS 456 314 456 456
Kondisi umum - lemah lemah cukup
Sesak -
Nyeri -
Edema -
Batuk -
Pusing - ++ ++ +
Mual - + +
166
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
22 Nama : Tn. Ab.H 20 Desember Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Kudu , RT 1/RW2 Weduni, 2015 MR + AF + DCFC Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
99.05.75 Lamongan Sampai III Status KRS:
Umur : 53 tahun 25 Desember Dipulangkan (√),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Diagnosa akhir: Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Ndrodog, Nyeri dada MR + AF + DCFC Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
Riwayat penyakit: HT, DM III Kebiasaan Pasien
Riwayat penyakit keluarga: Merokok (),
Riwayat pengobatan: Minum Alkohol ( ),
Riwayat alergi: Obat Tradisional ( )
Lain-lain :
Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : Swasta
Status : Umum
167
Data Lab Tanggal Keterangan
Nilai Normal 20-12-15 21-12-15 22-12-15 23-12-15 24-12-15 25-12-15
(Spesifik) Pemeriksaan khusus
K 3,6-5,5 mmol/L 3,8
Radiologi :
Na 135-155mmol/L 137 Kardiomegali
Cl 70-108 mmol/L 103
CK-MB 0,0-5,1ng/ml 4,1
Leukosit 4,0-11,0 10 3/uL 7,8
Eritrosit 4,7
Hb 13,0-18,0 g/dL 13,7
Hct 35-47% 42,2
LED <15mm 30
GDA 124
SGOT 0-37 U/L 34
SGPT 0-41 U/L 40
Serum Creatinin 0,7-1,2 0,8
Urea 10-50 mg/dl 16
PROFIL TERAPI PENGOBATAN
Nama : Tn. Ab.H No Sampel : 99.05.75
168
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
23 Nama : Ny. Iw 3 Agustus Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Kuli kacang , RT2/RW5 2015 IMA + DCFC II + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
05.75.93 Sidorejo, Lamongan Sampai HHD Status KRS:
Umur : 39 tahun 8 Agustus Dipulangkan (√),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Diagnosa akhir: Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Sesak nafas dan Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
IMA ant + DCFC
nyeri dada Kebiasaan Pasien
II + HT terkontrol Merokok ( ),
Riwayat penyakit: HT
Riwayat penyakit keluarga: Minum Alkohol ( ),
Riwayat pengobatan: Obat Tradisional ( )
Riwayat alergi: Lain-lain :
Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : Swasta
Status : Umum
169
Data Lab Tanggal Keterangan
Nilai Normal
(Spesifik) 3-8-15 4-8-15 5-8-15 6-8-15 7-8-15 8-8-15 Pemeriksaan khusus
K 3,6-5,5 mmol/L 3,7
EKG
Na 135-155 mmol/L 142 EF : 64%
Cl 70-108 mmol/L 106
Troponin I < 0,00-0,01 U/L 0,22
CK-MB 0,0-5,1ng/ml 5,4
BNP < 100 pg/mL
Leukosit 4,0-11,0 10 3/uL 16
Eritrosit 4,7
Hb 13,0-18,0 g/dL 13,7
Hct 35-47% 42,2
LED <20mm 30
GDA 124
SGOT 0-37 U/L 34
SGPT 0-41 U/L 40
Serum Creatinin 0,7-1,2 0,8
Urea 10-50 mg/dl 16
171
Tanggal Keterangan
Data Lab
Nilai Normal 25-10- 26-10- 27-10- 28-10- 29-10- 30-10- 31-10- Pemeriksaan khusus
(Spesifik)
15 15 15 15 15 15 15
Radiologi. Suspect
K 3,6-5,5 mmol/L 3,6
Cardiomegaly.
Na 135-155 mmol/L 139 Pulmonal kongestif,
Cl 70-108 mmol/L 103 atherosclerosis, elevasi
Ca 8,4-10,2 mg/dL hemidiapragma kanan.
Leukosit 4,0-11,0 10 3/uL 15,6
Hb 13,0-18,0 g/dL 13,9
Hct 35-47% 40,6
LED 30
GDA 135
Urea 10-50 mg/dl 78
172
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
25 Nama : Ny. FR 28 Agustus Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Jln. Balarsari baru Babat 2015 ALO + DCFC III + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
70.47.07 Lamongan Sampai Cardiomiopathy + Status KRS:
Umur : 23 tahun 2 September HHD Dipulangkan (√),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Pasien merasa sesak Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
nafas 1 hari lalu, membaik pada saat posisi Kebiasaan Pasien
Diagnosa akhir:
duduk. Merokok ( ),
Peripartum
Riwayat penyakit: Pasien pos sc et causa Minum Alkohol ( ),
Cardiomiopathy +
HT dalam kehamilan Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit keluarga: DCFC II + HT
Lain-lain :
Riwayat pengobatan: Prognosa Dubia ad bonam
Riwayat alergi:
Pekerjaan : Swasta
Status : Umum
173
Data Lab Tanggal Keterangan
Nilai Normal
(Spesifik) 28-8-15 29-8-15 30-8-15 31-8-15 1-9-15 2-9-15 Pemeriksaan khusus
K 3,6-5,5 mmol/L 4,9 ECG : SR 139x/menit
Na 135-155 mmol/L 148
Cl 70-108 mmol/L 108 EKG : √
Leukosit 4,0-11,0 10 3/uL 22,8 8,4 EDV : 180 ml
Hb 13,0-18,0 g/dL 12,3 12,2
Hct 35-47% 37,5 37,3 ESV : 124 ml
LED 79 74 SV : 56 ml
GDA 211 EF : 31 %
174
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
26 Nama : Ny. FR 24 Juli 2015 Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Jln. Balarsari baru Babat Sampai IMA anterior Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
70.21.37 Lamongan 30 Juli 2015 Status KRS:
Umur : 44 tahun Dipulangkan (√),
Berat Badan : Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Kepatuhan Minum Obat :
Diagnosa akhir:
Keluhan utama : Nyeri dada sejak Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
Recent IMA Kebiasaan Pasien
jam 2 siang tadi, nyeri dibagian
anterior + DCFC Merokok ( ),
tengah sampai punggung disertai
keringat dingin II Minum Alkohol ( ),
Riwayat penyakit: Struna dan Obat Tradisional ( )
Gastritis Lain-lain :
Riwayat penyakit keluarga: PJK Prognosa Dubia ad bonam
Riwayat pengobatan:
Pekerjaan : Swasta
Riwayat alergi:
Status : Umum
175
Data Lab Tanggal Keterangan
Nilai Normal
(Spesifik) 24-7-15 25-7-15 26-7-15 27-7-15 28-7-15 29-7-15 30-7-15 Pemeriksaan khusus
K 3,6-5,5 mmol/L 3,6
ECG : SR 139x/menit
Na 135-155 mmol/L 139
Cl 70-108 mmol/L 102 EKG : √
Troponin I 0,00-0,01 U/L 0,54 EDV : 180 ml
T3 0,95-2,59nmol/L 1,11
TSH 0,25-5 UI/ml 1,19 ESV : 124 ml
CK-MB 0,0-5,1 ng/mL 34 SV : 56 ml
Leukosit 4,0-11,0 10 3/uL 11,4
EF : 31 %
Hb 13,0-18,0 g/dL 15,3
Hct 35-47% 45,5
LED 28
Kolestrol 25-240 mg/dl 317
LDL 35-55 mg/dl 43,1
HDL 0-150 mg/dl 240,1
Trigliserida 0-200mg/dl 183
177
Tanggal Keterangan
Data Lab
Nilai Normal 25-12- 26-12- 27-12-15 28-12-15 29-12-15 Pemeriksaan khusus
(Spesifik)
15 15
EKG :
K 3,6-5,5 mmol/L 4,3
Na 135-155 mmol/L 138 EDV : 141
Cl 70-108 mmol/L 102 ESV : 66
Leukosit 4,0-11,0 10 3/uL 9,3
Hb 13,0-18,0 g/dL 12,9 SV : 75
Hct 35-47% 38,6 EF : 53%
SGOT 0-37 U/L 57
SGPT 0-41 U/L 134
Serum Creatinin 0,7-1,2 0,6
Urea 10-50 mg/dl 14
PROFIL TERAPI PENGOBATAN
Nama : Ny.KS No Sampel : 99.09.59
178
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
27 Nama : Ny. KS 25 Desember Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Kendal Sefaran Lamongan 2015 DC + AF + Dypsnea Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
99.09.59 Umur : 50 tahun Sampai Status KRS:
Berat Badan : 29 Desember Dipulangkan (√),
Tinggi Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Keluhan utama : Sesak, 10 hari yang Kepatuhan Minum Obat :
Diagnosa akhir:
lalu, Berdebar-debar muncul Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
DCFC II + AF + Kebiasaan Pasien
mendadak, BB turun sejak 6 bulan
PJK Merokok (),
Biasa tidur menggunakan 2 bantal
Riwayat penyakit: Gastritis DM Minum Alkohol ( ),
Riwayat penyakit keluarga: Obat Tradisional ( )
Riwayat pengobatan: Lain-lain :
Riwayat alergi:
Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : Petani
Status : Umum
179
Data Lab Tanggal Keterangan
Nilai Normal
(Spesifik) 25-12-15 26-12-15 27-12-15 28-12-15 29-12-15 Pemeriksaan khusus
K 3,6-5,5 mmol/L 4,3
EKG :
Na 135-155 mmol/L 138
Cl 70-108 mmol/L 102 EDV : 141
Leukosit 4,0-11,0 10 3/uL 9,3 ESV : 66
Hb 13,0-18,0 g/dL 12,9
Hct 35-47% 38,6 SV : 75
SGOT 0-37 U/L 57 EF : 53%
SGPT 0-41 U/L 134
Serum Creatinin 0,7-1,2 0,6
Urea 10-50 mg/dl 14
180
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
28 Nama : Ny. SM 9 September Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Kranji Paciran Lamongan 2015 TB paru + Efusi Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
31.35.14 Umur : 48 tahun Sampai Pleura + Status KRS:
Berat Badan : 15 September Cardiomegali + DM Dipulangkan (√),
Tinggi Badan : 2015 tipe 2 + Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Keluhan utama : Sesak Kepatuhan Minum Obat :
Riwayat penyakit: TB, HT, DM, Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
Maag Kebiasaan Pasien
Riwayat penyakit keluarga: Merokok ( ),
Diagnosa akhir:
Riwayat pengobatan: Minum Alkohol ( ),
Efusi Pleura + DM
Riwayat alergi: Obat Tradisional ( )
tipe 2 + DCFC III
Lain-lain :
Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : IRT
Status : Umum
181
Data Lab Tanggal Keterangan
Nilai Normal
(Spesifik) 9-9-15 10-9-15 11-9-15 12-9-15 13-9-15 14-9-15 15-9-15 Pemeriksaan khusus
K 3,6-5,5 mmol/L 4,6
ECG : SR 110x/menit
Na 135-155 mmol/L 144
Cl 70-108 mmol/L 105 Foto thorax : Edema pulmonal
Leukosit 4,0-11,0 10 3/uL 7,5 EKG : EDV : 180 ml, ESV :
Hb 13,0-18,0 g/dL 11
Hct 35-47% 113 ml, SV : 67 ml, EF :
LED 1-7 114 37 %
GDA 177 220 218 125 146
Serum Creatinin 0,7-1,2 1,4 1,8
Urea 10-50 mg/dl 60
182
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
29 Nama : Ny. KS 22 November Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Balun Turi Lamongan 2015 HHD + Epitaxis Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
18.22.18 Sampai + Bradikardia Status KRS:
Umur : 68 tahun 26 November Dipulangkan (√),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Diagnosa akhir: Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Mimisan (2x) Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
HHD + Epitaxis
tidak berhenti Kebiasaan Pasien
+ Bradikardia
Merokok (),
asimtomatis +
Riwayat penyakit: HT, pernah DCFC II Minum Alkohol ( ),
dengan keluhan seperti ini di RS Obat Tradisional ( )
Soegiri
Lain-lain :
Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat pengobatan: Prognosa Dubia ad bonam
Riwayat alergi: Pekerjaan : Petani
Status : Umum
183
Data Lab Tanggal Keterangan
Nilai Normal
(Spesifik) 22-11-15 23-11-15 24-11-15 25-11-15 26-11-15 Pemeriksaan khusus
K 3,6-5,5 mmol/L
EKG :
Na 135-155 mmol/L
Cl 70-108 mmol/L EDV : 108
Leukosit 4,0-11,0 10 3/uL 10,7 ESV : 27
Hb 13,0-18,0 g/dL
Hct 35-47% 37,4 SV : 81
LED <20mm 44 EF : 75%
GDA 92
Serum Creatinin 0,7-1,2 0,9
Urea 10-50 mg/dl 34
8. Nuzym po 1x1 - √ √ √ √
184
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
30 Nama : Ny. EvS 22 November Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Sawo RT.4 RW. 1 Payaman 2015 AF Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
29.12.22 Solokuro Sampai Status KRS:
Umur : 27 tahun 28 November Dipulangkan (√),
Berat Badan : 2015 Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Kepatuhan Minum Obat :
Diagnosa akhir:
Keluhan utama : Batuk berdahak, dahak Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
AF + Pneomonia + Kebiasaan Pasien
warna putih, Sesak nafas, Jalan sedikit
CHF Merokok ( ),
sudah lelah, sering terbangun dari tidur
pada malam hari karena sesak, kedua Minum Alkohol ( ),
kaki membesar dan perut Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit: Batuk Lain-lain :
Riwayat penyakit keluarga: Prognosa Dubia ad bonam
Riwayat pengobatan:
Pekerjaan : Swasta
Riwayat alergi:
Status : Umum
185
Tanggal Keterangan
Data Lab
Nilai Normal 22-11- 23-11- 24-11- 25-11- 26-11- 27-11- 28-11- Pemeriksaan khusus
(Spesifik)
15 15 15 15 15 15 15
ECG : SR 102x/menit
K 3,6-5,5 mmol/L 3,24
Na 135-155 mmol/L 137 EKG : √
Cl 70-108 mmol/L 96 EDV : 147 ml
Leukosit 4,0-11,0 10 3/uL 9,1
Hb 13,0-18,0 g/dL 11 ESV : 38 ml
Hct 35-47% 37,5 SV : 109 ml
LED 1-7 58
Bakteri - Positif EF : 74 %
186
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No.
Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
Sampel
31 Nama : Ny. Sp 19 September Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Kradn RT.1 RW.4 2015 Iskemik CM + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
70.63.63 Kradanrejo Kedung Piring Sampai DCFC IV + S.ISK Status KRS:
Lamongan 30 Dipulangkan (√),
Umur : 57 tahun Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Berat Badan : Kepatuhan Minum Obat :
Tinggi Badan : Diagnosa akhir: Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
Keluhan utama : Sesak nafas 1 hari Iskemik CM + Kebiasaan Pasien
SMRS, kurang lebuh pasien Merokok dan Kopi ( ),
DCFC II + S.ISK
pingsan selama 6 jam Minum Alkohol ( ),
Riwayat penyakit: Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit keluarga:
Lain-lain :
Riwayat pengobatan:
Riwayat alergi: Prognosa Dubia ad bonam
Pekerjaan : Petani
Status : Umum
GCS 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456
Sesak - ++ ++ + + + - - - - - -
Edema -
Nyeri - ++ + + - - - - - - -
Mual muntah - + + + + - - -
Kondisi Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Cukuo Cukup
umum
187
Data Lab Nilai Normal Tanggal Keterangan
(Spesifik)
19-9- 30-9- Pemeriksaan
20-9- 21-9- 22-9- 23-9- 24-9- 25-9- 26-9- 27-9- 28-9- 29-9-
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 khusus
188
Digoksin po 1x1/2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12
Hepamax po 3x1 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13
Hyperil po 2,5mg 1x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14
Nuzym po 1x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
15
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No. Sampel Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
32 Nama : Ny. D 10 September Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Kampik RT.6 RW.7 Sampai HHD+ DCFC III Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
70.57.32 JegrekLamongan 17 September +PVC Bigemini + Status KRS:
Umur : 55 tahun 2015 PJK Dipulangkan (√),
Berat Badan : Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Tinggi Badan : Kepatuhan Minum Obat :
Keluhan utama : Px mengeluh nyeri Diagnosa akhir: Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
dada, ulu hati, bila berjalan jauh HHD+ DCFC III Kebiasaan Pasien
mersakan sesak, px juga mengeluh Merokok dan Kopi (√),
+ PJK +Post
batuk serta mual Tanggl 13 kondisi Minum Alkohol ( ),
umum px cukup. Aritmia
Obat Tradisional ( )
Riwayat penyakit: HT + Gastritis
Lain-lain :
Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat pengobatan: Prognosa Dubia ad bonam
Riwayat alergi: Pekerjaan : Swasta
Status : Umum
189
Data Lab Tanggal Keterangan
Nilai Normal
(Spesifik) 11
K 3,6-5,5 mmol/L 3,6 Pemeriksaan Khusus
Na 135-155 mmol/L 146 Ekokardiografi, EF
Cl 70-108 mmol/L 102 51%
Troponin I 0,00-0,01 U/L 0,06
Leukosit 4,0-11,0 10 3/uL 4,3
Hb 13,0-18,0 g/dL 13
Hct 35-47% 41,4
LED <20mm 36
GDA 97
SGOT 0-37 U/L 55
SGPT 0-41 U/L 19
Serum Creatinin 0,8-1,5mg/dl 0,8
Urea 10-50 mg/dl 59
190
Canderin (Candesartan) Po 8mg 1x1 - - - - - √ 1x½ //
13 tab
ASA Po 100mg 1x1 - - - - - - √ //
14
Simvstatin Po 20mg 1x1 - - - - - - √ //
15
ISDN Po 5mg 2x1 - - - - - - √ //
16
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
No. Sampel Data Demografi Pasien Lama MRS Diagnosa Pasien Kondisi Pasien
33 Nama : Tn. MK 8 Juli 2015 Diagnosa MRS: Kondisi Klinik KRS : Sembuh ( ),
Alamat : Tunggul Paciran Lamingan Sampai HHD + DCFC IV + Perbaikan (√ ), Tetap ( ), Meninggal ( ).
30.95.39 Umur : 85 tahun 10 Juli 2015 PPOK exac akut + Status KRS:
Berat Badan : Trombositopen Dipulangkan (√),
Tinggi Badan : Pulang Paksa ( ), Dirujuk ( ).
Keluhan utama : Sesak terus Kepatuhan Minum Obat :
menerus tidak berkurang dengan Patuh ( ), Tidak Patuh ( ).
istirahat, Sesak saat beraktivitas, Diagnosa akhir: Kebiasaan Pasien
Tidur dengan 3-4 bantal, Batuk susah Merokok (),
PPOK exac akut +
keluar dahak, dan Kaki bengkak Minum Alkohol ( ),
HHD + PJK + DCFC
Riwayat penyakit: Keluhan Serupa, Obat Tradisional ( )
HT II
Lain-lain :
Riwayat penyakit keluarga:
Prognosa Dubia ad bonam
Riwayat pengobatan:
Riwayat alergi: Pekerjaan : Petani
Status : Umum
5. Dexamethason iv 3x1 √ //
192
9 Litorcom po 20mg 1x1 √ √ //
10 Cardio Aspirin po 100mg 1x1 √ √ //
11 ISDN po 5mg 2x1 √ √ √
12 Ceftriakson iv 2x1 √ √ √
193