NOVI FACHRUNNISA
SKRIPSI
Oleh:
NOVI FACHRUNNISA
NIM: 201210410311051
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
ii
Lembar Pengujian
STUDI PENGGUNAAN ASAM TRANEKSAMAT
PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN
HEMOPTISIS
(Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSU Karsa
Husada Batu)
SKRIPSI
Oleh:
NOVI FACHRUNNISA
NIM: 201210410311051
Tim Penguji:
Penguji I Penguji II
Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS. Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt.
NIP UMM: 114.07040450 NIP: 1143110522
iii
KATA PENGANTAR
iv
6. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS. dan Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., Apt.,
M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan demi
kesempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt. selaku dosen wali yang selalu memberikan
arahan dan nasehat selama penulis menuntut ilmu di Program Studi Farmasi.
8. Bapak Ibu Dosen Program Studi Farmasi yang telah mengajarkan penulis
banyak sekali ilmu pengetahuan yang bermanfaat sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan sarjana.
9. Ungkapan terima kasih yang tulus penulis pesembahkan untuk kedua orang tua
tercinta, Ayahanda Ir. Fakhrudin A. Wahab, M.Si dan Ibunda Siti Suharni,
A.Md. yang selalu mendoakan dan mencurahkan segenap kasih sayang yang
tak terbatas serta memberi dukungan dan motivasi selama menempuh
pendidikan.
10. Saudara penulis, Annis Hardianty dan Lina Fachrunia yang memberikan
support yang luar biasa, kesabaran dalam menghadapi penulis, serta telah
memberikan doa demi kelancaran skripsi ini.
11. Teman-teman seperantauan dari kabupaten Dompu-NTB, Didit, Irman, Rizal,
Agus, Dewi, Ugi dan Yaya yang selalu ada menemani, menyemangati dan
membantu penulis selama menempuh pendidikan di Malang.
12. Teman-teman seperjuangan skripsi Retno, Ivone, Noviar, Ana, Hafiz, Pipit,
Defri, Ikhsan, Ririn, Fitri, Amel, Aulia, Nada, Nadia yang menjadi saingan
belajar sekaligus memotivasi selama perkuliahan dan dalam penyelesaian
skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuan dan dukungannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu pengetahuan di bidang kefarmasian.
Penulis
v
RINGKASAN
Dalam Global Tuberculosis Report 2013 oleh World Health Organization
bahwa terdapat 8,6 juta kasus Tuberkulosis baru di tahun 2012 dan 1,3 juta
kematian akibat Tuberkulosis (WHO, 2013). Angka kejadian tuberkulosis dengan
hemoptisis masif di Indonesia diperkirakan hanya berkisar 5% sampai 15% dari
total kasus, namun tetap harus memerlukan penanganan dan manajemen yang
efektif (Irfa et al., 2014). Tanpa perawatan yang tepat, pasien tuberkulosis dengan
menifestasi hemoptisis memiliki tingkat kematian hingga 50-100% (Patel et al.,
2015). Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menginfeksi organ lain namun
biasanya menginfeksi paru-paru (Harrison et al., 2015). Di negara berkembang,
tuberkulosis merupakan penyebab utama terjadinya hemoptisis khususnya di
Indonesia (Irfa et al., 2014). Hemoptisis (batuk darah) adalah gejala batuk berdarah
yang berasal dari paru-paru. Darah yang khususnya berasal dari bronkiolus dan
alveolus biasanya berwarna merah muda, bercampur sputum dan kadang berbusa
(Grace & Borley, 2006). Volume ekspektorasi sejumlah besar darah yaitu sekitar
100 sampai 1000 ml darah, sehingga ini merupakan keadaan darurat yang
mengancam jiwa dan diperlukan penanganan yang intensif (Larici et al., 2014).
Tujuan dari penatalaksanaan hemoptisis secara umum adalah untuk mengurangi
baik durasi maupun volume batuk berdarah (Moen et al., 2013). Antifibrinolitik
telah menjadi terapi farmakologis utama karena telah terbukti dalam meningkatkan
hemostatis di berbagai pendarahan (Prutsky et al., 2013). Asam traneksamat
merupakan agen antifibrinolitik yang dapat mengganggu disolusi fibrin, sehingga
dapat digunakan untuk mencegah perdarahan atau dengan kata lain dapat
mengobati perdarahan yang berhubungan dengan fibrinolisis yang berlebihan (Ah-
see et al., 2014). Mekanisme kerja dari asam traneksamat terutama dengan
menghambat ikatan plasminogen dan plasmin pada fibrin, sehingga mencegah
terjadinya lisis bekuan fibrin (Sweetman, 2009).
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu periode
1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 dengan metode penelitian
observasional retrospektif dan penyajian data yang secara deskriptif. Kriteria
inklusi meliputi pasien yang didiagnosa tuberkulosis paru dengan manifestasi
hemoptisis dan mendapatkan terapi asam traneksamat. Tujuan penelitian ini
dimaksudkan untuk mempelajari pola penggunaan asam traneksamat terkait dosis,
rute, dan lama penggunaan terapi yang dikaitkan dengan data laboratorium dan data
klinik pasien.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh data Rekam Medik Kesehatan
(RMK) sebanyak 23 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dengan data demografi
jenis kelamin pasien tuberkulosis dengan hemoptisis laki-laki sebesar 43% (10
pasien) dan perempuan sebesar 57% (13 pasien), dimana jumlah terbanyak
direntang usia 47-62 tahun 57% (13 pasien), sedangkan untuk status asuransi pasien
saat Masuk Rumah Sakit (MRS) dengan diagnosa tuberkulosis dengan hemoptisis
yang terbanyak adalah pada pasien dengan status asuransi umum sebanyak 55% (18
pasien) dan status asuransi JKN sebanyak 45% (15 pasien). Terkait diagnosa
penyerta pasien tuberkulosis paru dengan hemoptisis yang paling banyak yaitu
pneumonia 54% (20 pasien).
vi
Pola penggunaan asam traneksamat yang digunakan yaitu tunggal sebanyak
32 pasien (84%) dan kombinasi sebanyak 6 pasien (16%). Pola penggunaan terapi
tunggal asam traneksamat dengan persentase tertinggi yaitu asam traneksamat
(3x500mg) IV sebanyak 21 pasien (66%). Pola penggunaan terapi kombinasi asam
traneksamat dengan persentase tertinggi yaitu kombinasi asam traneksamat dengan
karbazokrom Na sulfonat sebanyak 4 pasien (67%). Dapat disimpulkan terapi
penggunaan asam traneksamat terkait dosis, rute dan lama penggunaan terapi sesuai
dengan guideline.
vii
ABSTRACT
viii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
Halaman
x
2.2.3.1 Etiologi Tuberkulosis Paru ........................................................12
2.2.3.2 Etiologi Hemoptisis ...................................................................13
2.2.4 Patofisiologi Tuberkulosis Paru dan Hemoptisis ...................................13
2.2.4.1 Patofisiologi Tuberkulosis Paru.................................................13
2.2.4.1.1 Tuberkulosis Primer....................................................13
2.2.4.1.1.1 Tahap Infeksi .............................................14
2.2.4.1.1.2 Tahap Infeksi TB Laten .............................15
2.2.4.1.2 Tuberkulosis Sekunder ...............................................16
2.2.4.2 Patofisiologi Hemoptisis............................................................17
2.2.5 Klasifikasi Tuberkulosis ........................................................................18
2.2.5.1 Klasifikasi Berdasarkan Tingkatan Infeksi................................18
2.2.5.2 Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Infeksi .....................................18
2.2.5.3 Klasifikasi Berdasarkan Tipe Penderita ....................................19
2.2.6 Manifestasi Klinis Tuberkulosis Paru ....................................................19
2.2.7 Diagnosis Tuberkulosis Paru .................................................................20
2.2.7.1 Foto Toraks ................................................................................20
2.2.7.2 Pemeriksaan Sputum .................................................................21
2.2.7.3 Uji Tuberkulin................................................................22
2.2.8 Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru dan Hemoptisis .............................22
2.2.8.1 Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru...........................................22
2.2.8.1.1 Obat Anti Tuberkulosis...............................................22
2.2.8.1.2 Rejimen Pengobatan Tuberkulosis .............................23
2.2.8.2 Penatalaksanaan Hemoptisis......................................................26
2.2.8.2.1 Hemostatik Sistemik ...................................................28
2.2.8.2.1.1 Vitamin K ..................................................28
2.2.8.2.1.2 Asam Traneksamat ....................................29
BAB III KERANGKA KONSEP...........................................................................35
3.1 Kerangka Konseptual .......................................................................................35
3.2 Kerangka Operasional ......................................................................................36
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................37
4.1 Rancangan Penelitian .......................................................................................37
4.2 Populasi dan Sampel ........................................................................................37
4.2.1 Populasi ..................................................................................................37
4.2.2 Sampel....................................................................................................37
4.2.3 Kriteria Inklusi .......................................................................................37
4.2.4 Kriteria Eksklusi ....................................................................................38
xi
4.3 Bahan Penelitian...............................................................................................38
4.4 Instrumen Penelitian.........................................................................................38
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................................38
4.6 Definisi Operasional Penelitian........................................................................38
4.7 Metode Pengumpulan Data ..............................................................................39
4.8 Analisis Data ....................................................................................................40
BAB V HASIL PENELITIAN...............................................................................41
5.1 Data Demografi Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis ......................42
5.1.1 Jenis Kelamin Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis ...............42
5.1.2 Usia Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis ...............................42
5.1.3 Status Asuransi Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis .............42
5.2 Diagnosa Penyerta Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis ..................43
5.3 Profil Terapi Hemostatik Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis ........44
5.3.4 Lama Terapi Asam Traneksamat pada Pasien Tuberkulosis Paru dengan
Hemoptisis..................................................................................................47
5.4 Distribusi Terapi Lain Pasien Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis .............47
5.6 Kondisi Pasien Keluar Rumah Sakit (KRS).....................................................48
BAB VI PEMBAHASAN ......................................................................................49
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................56
7.1 Kesimpulan ......................................................................................................56
7.2 Saran.................................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................57
LAMPIRAN ...........................................................................................................64
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Dosis yang direkomendasikan untuk pengobatan intensif
tuberkulosis pasien dewasa .................................................. 23
II.2 Dosis yang direkomendasikan untuk pengobatan intensif
tuberkulosis pasien anak....................................................... 23
II.3 Dosis untuk OAT KDT kategori 1 ....................................... 24
II.4 Dosis untuk OAT Kombipak kategori 1 .............................. 24
II.5 Dosis untuk OAT KDT kategori 2 ....................................... 25
II.6 Dosis untuk OAT Kombipak kategori 2 .............................. 25
II.7 Nama dagang, kandungan dan bentuk sediaan asam
traneksamat di Indonesia ...................................................... 32
V.1 Jenis kelamin pasien tuberkulosis paru dengan manifestasi
hemoptisis............................................................................. 42
V.2 Distribusi diagnosa penyerta pasien tuberkulosis paru
dengan manifestasi hemoptisis ............................................. 43
V.3 Distribusi profil terapi hemostatika pada pasien
tuberkulosis paru dengan manifestasi hemoptisis ................ 44
V.4 Distribusi terapi tunggal asam traneksamat pada pasien
tuberkulosis paru dengan manifestasi hemoptisis ................ 44
V.5 Distribusi kombinasi asam traneksamat dengan obat
hemostatik lain yang diterima pasien tuberkulosis paru
dengan manifestasi hemoptisis ............................................. 45
V.6 Profil switching rute, dosis dan jenis hemostatika pada
pasien tuberkulosis paru dengan manifestasi hemoptisis ..... 46
V.7 Terapi lain pasien tuberkulosis paru dengan manifestasi
hemoptisis............................................................................. 47
V.8 Distribusi lama prawatan pasien tuberkulosis paru dengan
manifestasi hemoptisis ......................................................... 48
V.9 Distribusi kondisi pasien tuberkulosis paru dengan
manifestasi hemoptisis ......................................................... 48
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Struktur Paru ........................................................................ 6
2.2 Unit Pernapasan ................................................................... 7
2.3 Penampang dinding alveolar dan pasokan vaskularnya....... 8
2.4 Sirkulasi pernapasan eksternal dan selular .......................... 9
2.5 Patofisiologi tuberkulosis..................................................... 14
2.6 Pembentukkan beberapa kavitas pada TB paru ................... 16
2.7 Segmen bronkopulmonalis dan struktur alveolus dalam
satu lobulus .......................................................................... 17
2.8 Alur diagnosis TB paru ........................................................ 21
2.9 Pendekatan umum untuk mengelola hemoptisis non masif . 26
2.10 Pendekatan umum untuk mengelola hemoptisis masif ........ 27
2.11 Mekanisme kerja dari antifibrinolitik .................................. 30
5.1 Skema inklusi dan eksklusi pasien tuberkulosis paru
dengan manifestasi hemoptisis ............................................ 41
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Riwayat Hidup .......................................................... 64
2 Surat Pernyataan................................................................... 65
3 Keterangan Kelaikan Etik .................................................... 66
4 Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ... 67
5 Lembar Pengumpul Data ...................................................... 68
6 Tabel Data Induk .................................................................. 115
xv
DAFTAR SINGKATAN
CT : Computed Tomography
DM : Diabetes Melitus
DOT : Directly Observed Therapy
GG : Gliserin Guaiakolat
Hb : Hemoglobin
HCT : Hematocrit
IFN : Interferron
IL : Interleukin
IV : Intravena
IVFD : Intravena Fluid Drip
xvi
LED : Laju Endap Darah
NC : Nasal Canul
NRBM : Non-Rebreathing Mask
NS : Normal Saline
PO : Per Oral
PPD : Purified Protein Derivative
PRC : Packed Red-blood Cells
RL : Ringer Laktat
RMK : Rekam Medik Kesehatan
RR : Respiratory Rate
SC : Subcutan
xvii
TA : Tranexamic Acid
TB : Tuberkulosis
TD : Tekanan Darah
xviii
57
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T. Y., Kamso, S., Basri, C., & Surya, A. (2007). Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis (2nd ed.). Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Ah-see, K., Badminton, M., Bahl, A., Barnes, P., & Bilton, D. (2014). British
National Formulary (68th ed.). Birmingham: BMJ Group.
Alldredge, B. K., Corelli, R. L., Ernst, M. E., Guglielmo, B. J., & Jacobson, P. A.
(2013). Koda-Kimble & Young's Applied Therapeutics The Clinical Use of
Drugs (10th ed.). Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Anggriani, Y., Purwanggana, A., Subhan, A., & Wardhani, R. P. (2012). Evaluasi
Penggunaan dan Biaya Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi
Rawat Inap di IRNA-B. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 10 (2), 111-
118.
Anonim. (2011). NDA (New Drug Application): Cyklokapron. New York: Pfizer
Injectables.
Anonim. (2013). Retrieved October 20, 2015, from World Health Organization:
http://www.who.int/tb/country/data/profiles/en/
Ariani, N. W., Rattu, A., & Ratag, B. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Keteraturan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Paru Di
Wilayah Kerja Puskesmas Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow
Timur. JIKMU Suplemen, 5(1).
58
Arumsari, M. D., & Budojo, P. P. (2010). TB Paru dan Gonitis TB pada Anak.
Maj Kedokt Indon, 60.
Baillargeon, J., Holmes, H. M., Lin, Y.-l., Raji, M. A., Sharma, G., & Kuo, Y.-F.
(2012). Concurrent Use of Warfarin and Antibiotics and the Risk of
Bleeding in Older Adults. Am J Med., 125(2), 183–189.
Brunton, L., Chabner, B., & Knollman, B. (2011). Goodman & Gilman's The
Pharmacological Basis of Therapeutics (12th ed.). New York: Mc Graw-
Hill.
Calapai, G., Gangemi, S., Mannucci, C., Minciullo, P. L., Casciaro, M., Calapai, F.,
. . . Navarra, M. (2012). Systematic Review of Tranexamic Acid Adverse
Reactions. J Pharmacovigilance, 3, 2329-6887.
CDC. (2013). Centers for Disease Control and Prevention, Core Curriculum on
Tuberculosis: What the Clinician Should Know (6 ed.). Georgia, Amerika
Serikat: Division of Tuberculosis Elimination. Retrieved from
http://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/corecurr_all.pdf
Chakraborty, S., Syal, K., Bhattacharyya, R., & Banerjee, D. (2014). Vitamin
Deficiency and Tuberculosis: Need for Urgent Clinical Trial for
Managment of Tuberculosis. J Nutrition Health Food Sci, 2(2), 1-6.
Dellinger, R. P., Levy, M. M., Rhodes, A., Annane, D., & Gerlach, H. (2013).
Surviving Sepsis Campaign: International Guidelines for Management
of Severe Sepsis and Septic Shock: 2012. CCM Journal, 41, 580-637.
Delogu, G., Sali, M., & Fadda, G. (2013). The Biology of Mycobacterium
Tuberculosis Infection. Mediterr J Hematol Infect Dis, 1.
59
Dixit, R., Singh, N., & Gupta, R. C. (2013). Management Issues in Haemoptysis:
More Questions than Answers. J Chest Dis Allied Sci (Indian), 55, 237-
238.
Godara, H., Hirbe, A., Nassif, M., Otepka, H., & Rosenstock, A. (2014). The
Washington Manual of Medical Therapeutics (34th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Gomella, L. G., Haist, S. A., & Adams, A. G. (2015). Clinician's Pocket Drug
Reference. New York: Mc Graw-Hill.
Graaff, V. D., Alexander, M., Baker, F., Blem, L., & Burroughs, C. W. (2010).
Human Anatomy. New York: Mc Graw-Hill.
Grace, P. A., & Borley, N. R. (2006). At a Glance Ilmu Bedah (3rd ed.). Jakarta:
Erlangga Medical Series.
Grossman, R. F., Hsueh, P.-R., Gillespie, S. H., & Blasi, F. (2014). Community-
acquired Pneumonia and Tuberculosis: Differential Diagnosis and the
Use of Fluoroquinolones. International Journal of Infectious Diseases, 18,
14-21. Retrieved from http://dx.doi.org/10.1016/j.ijid.2013.09.013
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2015). Guyton and Hall Textbook of Medical
Physiology (30th ed.). Philadelphia: Elsevier.
Harrison, T. R., Kasper, D. L., Hauser, S. L., Jameson, J. L., & Fauci, A. S. (2015).
Harrison's Principles of Internal Medicine (19th ed.). New York: Mc Graw-
Hill Education.
60
Hotmaida, M. A., Eff, A. R., & Rahmatillah, D. L. (2015, Maret). Drug Related
Problem in Patient With Tuberculosis Hemoptysis Disease at
Persahabatan Hospital. International Journal of Pharmacy Teaching &
Practices, 6(01), 1609-2092.
Irfa, I., Medison, I., & Iriyani, D. (2014). Gambaran kejadian hemoptisis pada
pasien di Bangsal Paru RSUP Dr. M Djamil Padang Periode Januari
2011-Desember 2012. Jurnal Kesehatan Andalas, 3.
Katzung, B. G., & Trevor, A. J. (2015). Basic & Clinical Pharmacology (13th ed.).
New York: Mc Graw-Hill.
Kusmiati, T., & Wulandari, L. (2011). Terapi Bedah pada Penderita dengan
Persistent Hemoptysis. Majalah Kedokteran Respirasi, 4 (1), 42-81.
Larici, A. R., Franchi, P., Occhipinti, M., Contegiacomo, A., Ciello, A. d.,
Calandriello, L., . . . Bonomo, L. (2014). Diagnosis and management of
hemoptysis. Diagn Interv Radiol, 20, 299-309.
Loscalzo, J. (2010). Harrison's Pulmonary and Critical Care Medicine (17th ed.).
New York: Mc Graw-Hill.
Martini, F. H., Timmons, M. J., & Tallitsch, R. B. (2012). Human Anatomy (7th
ed.). Boston: Pearson Education.
Marx, J. A., Hockberger, R. S., Walls, R. M., Adams, J. G., Barsan, W. G., & Biros,
M. H. (2010). Rosen's Emergency Medicine Conceps and Clinical Practice
(7th ed.). Philadelphia: Mosby Elsevier.
Miranda, M. S., Breiman, A., Allain, S., Deknuydt, F., & Altare, F. (2012). The
Tuberculous Granuloma: An Unsuccessful Host Defence Mechanism
Providing a Safety Shelter for the Bacteria? Clinical and Developmental
Immunology, 14.
Moen, C. A., Burrell, A., & Dunning, J. (2013). Does tranexamic acid stop
haemoptysis? Interactive CardioVascular and Thoracic Surgery, 1–4.
Mortaz, E., Varahram, M., Farnia, P., Bahadori, M., & Masjedi, M. R. (2012). New
Aspects in Immunopathology of Mycobacterium tuberculosis. ISRN
Immunology, 11.
61
Murray, J. F., Nadel, J. A., & Mason, R. J. (2010). Murray & Nadel's Textbook of
Respiratory Medicine (5th ed.). Philadelphia: Saunders Elsevier.
Park, J.-H., Kim, S. J., Lee, A.-R., Lee, J.-K., Kim, J., Lim, H.-J., . . . Lee, S. W.
(2014). Diagnostic Yield of Bronchial Washing Fluid Analysis for
Hemoptysis in Patients with Bronchiectasis. Yonsei Med J, 55(3), 739-
745.
Patel, R., Singh, A., Mathur, R. M., & Sisodiya, A. (2015). Emergency
Pneumonectomy: A Life-saving Measure for Severe Recurrent
Hemoptysis in Tuberculosis Cavitary Lesion. Case Report Pulmonology,
4.
Primadi, O., Sitohang, V., Budijanto, D., Hardhana, B., & Soenardi, T. A. (2013).
Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Prutsky, G., Domecq, J. P., Salazar, C. A., & Accinelli, R. (2013). Antifibrinolytic
therapy to reduce haemoptysis from any cause. The Cochrane
Collaboration, 1-18.
Ray, A., & Gulati, K. (2007). Currant Trends In Pharmacology. New Delhi: I.K
International Publishing House.
Saleh, A., Hebeish, M., Farias-Kovac, M., Klika, A. K., Patel, P., Suarez, J., &
Barsoum, W. K. (2014). Use of Hemostatic Agents in Hip and Knee
Arthroplasty A Critical Analysis Review. JBJS Reviews, 2(1).
Shafee, M., Abbas, F., Ashraf, M., Mengal, M. A., Kakar, N., Ahmad, Z., & Ali, F.
(2014). Hematological profile and risk factors associated with
pulmonary tuberculosis patients in Quetta, Pakistan. Pak J Med Sci,
30(1), 36-40.
Song, W., Cao, J., Xu, Y., Han, Z., Wen, H., & Cui, X. (2015). Hemoptysis due to
Aspirin Treatment Alternative to Warfarin Therapy in a Patient with
Atrial Fibrillation. Intern Med, 54, 2615-2618.
Subuh, M., Priohutomo, S., Uyainah, A., Yuwono, A., & Nawas, A. (2014).
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Syarif, A., Estuningtyas, A., Setiawati, A., Muchar, A., & Arif, A. (2012).
Farmakologi dan Terapi (5th ed.). Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Vicknair, K. (2014). Tuberculosis (TB). Pub Med Health Glossary. Retrieved from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMHT0024668/
Walker, R., & Whittlesea, C. (2012). Clinical Pharmacy and Therapeutics (5th ed.).
China: Elsevier.
Ward, J. P., Ward, J., & Leach, R. M. (2006). The Respiratory System at a Glance
(4th ed.). Oxford: Wiley Blackwell.
Whalen, K., Finkel, R., & Panavelil, T. A. (2012). Lippincott Illustrated Review:
Pharmacology (6th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
WHO. (2011). Proposal For The Inclusion Of Tranexamic Acid (Anti ‐ Fibrinolytic
– Lysine Analogue) In The Who Model List Of Essential Medicines (18 ed.).
London: Expert Committee on the Selection and Use of Essential
Medicines.
Yang, S., Mai, Z., Zheng, X., & Qiu, Y. (2015). Etiology and an Integrated
Management of Severe Hemoptysis Due to Pulmonary Tuberculosis.
Journal of Tuberculosis Research, 11-18.
Zumla, A., Raviglione, M., Hafner, R., & Reyn, F. v. (2013). Tuberculosis. N Engl
J Med.