SKRIPSI
FAHRUL
G 701 10 003
SKRIPSI
FAHRUL
G 701 10 003
Nama : Fahrul
Pembimbing I Pembimbing II
Alwiyah Mukaddas, S.Farm., M.Si., Apt Ingrid Faustine, S.Si., M.Sc., Apt
NIP. 19800418 200501 2 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Tadulako
ii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Nama : Fahrul
Stambuk : G 701 10 003
Disetujui Tanggal :
DEWAN PENGUJI
Mengetahui
Dekan FMIPA
Universitas Tadulako
Drs. H. Abdullah, MT
NIP. 196202171991031002
iii
P E R N YATAA N
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
Penulis,
Fahrul
G 701 10 003
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
This research is aimed to find out rationality of antipsychotic usage includes right
indication, drug, patient, dosage, and frequency in Schizophrenia at Patient
Department in Madani Mental Hospital of Central Sulawesi from January-April 2014.
This research is a descriptive study, prospectively done by collecting primary data
which is observing, interviewing and secondary data from the schizophrenia patient
medical record. Data analysis is done by descriptive quantitative to provide an
overview of the characteristic each study variables include : patient characteristic,
clinical characteristic, and rational use of drug. The results obtained rationality
treatment was as follows : 100% precise indications, 90,4% right drug, 87,8 right
patient, 81,6% right dosage and 90,4% appropriate frequency of antipsychotic usage.
Antipsychotic usage in schizophrenia at Patient Department in Madani Mental
Hospital of Central Sulawesi January-April 2014 cannot be stated as rational yet.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas segala
Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Jiwa RSD Madani
senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan sahabatnya serta umat islam yang selalu istiqomah hingga akhir zaman.
bantuan dan dorongan yang tulus ikhlas dari berbagai pihak, untuk itu dengan
Ayahandaku Tamin, A.Ma, Adik-adikku tersayang (Ahmad Rifaldi dan Salsa Nur
Fadilah) serta keluarga besarku untuk semua cinta, kasih sayang, pengorbanan serta
doanya kepada penulis. Kepada Ibu Alwiyah Mukaddas, S.Farm., M.Si., Apt selaku
pembimbing I sekaligus dosen wali dan Ibu Ingrid Faustine, S.Si., M.Sc., Apt selaku
pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah meluangkan waktu
memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi
ini, serta arahan selama penulis menempuh bangku perkuliahan di Program Studi
Farmasi.
vii
Terima kasih dan penghargaan yang sama penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, S.E., M.S., Rektor Universitas Tadulako.
Universitas Tadulako.
4. Bapak Syariful Anam, S.Si., M.Si., Apt dan Ibu Yuliet, S.Si., M.Si., Apt.,
5. Ibu Yuliet, S.Si., M.Si., Apt, Bapak Ihwan, S.Si., M.Kes., Apt, Ibu Arsa Wahyu
Nugrahani, S.Farm., M.Sc., Apt , Bapak Muhamad Rinaldhi Tandah, S.Farm., M.Sc.,
Apt, Ibu Ririen Hardani, S.Farm., M.Si., Apt dan Ibu Indriani, S.Far., M.Sc, Apt
selaku dosen pembahas yang telah memberikan saran dan pemikiran yang
6. Bapak dan Ibu dosen program studi Farmasi FMIPA UNTAD yang telah banyak
perkuliahan.
8. Ibu dr. Isharwati., M.Kes selaku direktur RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah,
viii
9. Ibu dr. Eka, Ibu dr. Desi selaku dokter jiwa, Ibu Ni Ketut Suharyani, Amd., Kep.,
Bapak Losaende, L., Amd., Kep., Bapak Umar Mansyur., Amd., Kep., Bapak
Nursid Hadi, Amd., Kep selaku kepala ruangan inap jiwa tempat penulis
meneliti, bapak Malvin dan Ibu Rina selaku staf diklat RSD Madani Provinsi
10. Kesayanganku Arum Maulidiyah serta Oryza Sativa, Andika dan Panji yang
selama ini dalam suka duka telah banyak memberikan bantuan semangat dan
11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Farmasi angkatan 2010 (POT’10) yang
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan semoga segala bantuan dan bimbingan dari semua pihak senantiasa mendapat
Penulis
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .......................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ..........................................................................
ABSTRAK ........................................................................................................
iv
ABSTRACT ......................................................................................................
v
vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
DAFTAR SIMBOL/ISTILAH .......................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 79
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 79
5.2 Saran ..................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 81
LAMPIRAN ...................................................................................................... 86
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 114
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Distribusi jenis kelamin pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........45
4.2 Distribusi usia pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa di RSD
Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........................45
4.4 Distribusi status perkawinan pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa di
RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014................46
4.5 Distribusi jenjang pendidikan pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........46
4.10 Distribusi lama rawat inap pasien infeksi saluran kemih yang dirawat
inap jiwa di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode
Januari-April 2014.............................................................................................................48
4.11 Distribusi tepat indikasi pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........49
xii
4.12 Distribusi tepat obat pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........49
4.14 Distribusi tepat dosis pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........49
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Distribusi jenis kelamin pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........50
4.2 Distribusi usia pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa di RSD
Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........................52
4.4 Distribusi status perkawinan pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........54
4.5 Distribusi jenjang penididikan pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........55
4.6 Distribusi pekerjaan pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa di RSD
Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........................57
4.7 Distribusi gejala pada pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa di RSD
Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........................58
4.8 Tipe-tipe skizofrenia yang dirawat inap jiwa di RSD Madani Provinsi
Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014............................................................60
4.9 Distribusi jenis antipsikotik pasien skizofrenia rawat inap jiwa di RSD
Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014...........................61
4.10 Distribusi lama rawat inap pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa di
RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014................64
xiv
4.11 Distribusi tepat indikasi pada pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa di
RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-April 2014........... 66
4.12 Distribusi tepat obat pada pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa di RSD
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data pasien skizofrenia rawat inap jiwa di RSD Madani Provinsi
Sulawesi Tengah Periode Januari – April 2014..............................................86
Lampiran 9 Dokumentasi............................................................................................................113
xvi
DAFTAR SIMBOL/ISTILAH
AP : antipsikoik
EEG : electroencephalography
Hb : hemoglobin
HT : hidroksitriptamin
xvii
N : populasi yang diketahui
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
dan gangguan persepsi berupa halusinasi atau ilusi serta dijumpai gangguan
terhadap daya nilai realitas berupa perilaku aneh (bizzare). Gangguan jiwa tidak
menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga dan lingkungan
(Agus, 2005).
keluarga atau latar belakang, pola asuh anak yang tidak baik sampai bencana
alam yang melanda negara kita. Selain itu, dampak modernisasi dimana tidak
semua orang siap untuk menghadapi perubahan dan kemajuan teknologi baru
(Maramis, 2004)
1
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang sangat berat. Penyakit ini
menyerang 4 sampai 7 dari 1000 orang (Saha et al, 2005). Skizofrenia biasanya
juta penderita di dunia, 50% dari penderita tidak menerima pengobatan yang
sesuai, dan 90% dari penderita yang tidak mendapat pengobatan tepat tersebut
pertama dari provinsi lain yang berada di Sulawesi dengan penderita skizofrenia
sebesar 5,3‰ yang kemudian secara berturut-turut diikuti oleh Sulawesi Selatan
3,2‰, Sulawesi Tenggara 2,5‰, Sulawesi Utara 2,4‰, Gorontalo 2,4‰, dan
klozapin. Pada terapi tunggal antipsikotik yang paling banyak digunakan adalah
2
menggunakan antipsikotik tipikal merupakan pengobatan terbanyak yang
digunakan dengan persentase sebesar 41,5% (Jarut dkk., 2013). Hasil penelitian
evaluasi penggunaan obat pada pasien skizofrenia adalah tepat indikasi sebanyak
100%, tepat pasien 100%, tepat obat 93,39%, dan tepat dosis 99,06%
(Setyaningsih, 2011).
(hipokinesia, kekakuan anggota tubuh, tremor tangan dan keluar air liur
kejiwaan. Laporan dari unit rekam medik RSD Madani kasus pasien skizofrenia
rawat inap termasuk pasien terbanyak di rumah sakit tersebut dengan kejadian
pada tahun 2010 jumlah kasus sebanyak 326 dari 506 pasien gangguan jiwa,
2011 jumlah kasus sebanyak 347 pasien dari 560 pasien gangguan jiwa, 2012
3
jumlah kasus sebanyak 365 pasien dari 427 pasien gangguan jiwa dan 2013
jumlah kasus sebanyak 375 pasien dari 662 pasien gangguan jiwa. Data di atas,
Sulawesi Tengah setiap tahun. Hal tersebut seharusnya mendapat perhatian yang
lebih, baik dari keluarga, masyarakat, perawat, dokter, farmasis maupun tenaga
kesehatan lainnya di rumah sakit karena dampaknya yang luas dan berjangka
waktu lama, baik terhadap kualitas hidup atau beban bagi pasien, keluarga,
kelas terapi dan jenis obat, pemberian obat ke pasien, penentuan dosis, cara dan
pemberian, harga obat, pemberian informasi yang sesuai dan kewaspadaan efek
samping. Berdasarkan berbagai hal tersebut penelitian ini perlu dilakukan untuk
instalasi rawat inap jiwa Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah
periode Januari-April 2014 ditinjau dari aspek tepat indikasi, tepat obat, tepat
4
skizofrenia di instalasi rawat inap jiwa RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah
periode Januari-April 2014 meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat
antipsikotik pada pasien skizofrenia di instalasi rawat inap jiwa Rumah Sakit
dari aspek tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis dan tepat frekuensi.
pengobatan.
5
1.4.3 Aspek Pelayanan Masyarakat
antipsikotik pada pasien skizofrenia di instalasi rawat inap jiwa (ruang manggis,
ruang salak, ruang srikaya, ruang langsat) RSD Madani Provinsi Sulawesi
Tengah periode Januari-April 2014 meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skizofrenia
2.1.1 Definisi
terbelah atau terpisahnya emosi dengan pikiran. Hal ini jelas terlihat
7
kendala sosial, emosional dan kognitif (pengenalan, pengetahuan, daya
bermakna.
8
Atrofi penonjolan dendrit mengandung sinaps glutamatergik,
2.1.3 Etiologi
saat ini :
1. Biologi
9
kadang sudah terlihat sebelum awitan penyakit; atropi bilateral
perubahan ini tampaknya statis dan telah dibawa sejak lahir, dan
10
menunjukkan adanya dasar biologik dan heterogenitas skizofrenia.
2. Biokimia
(tipe D2).
11
3. Genetika
4. Faktor Keluarga
12
yang hostilitas, memperlihatkan kecemasan berlebihan, sangat
samar-samar atau tidak jelas dan sedikit tak logis. Pada tahun 1959,
pun akan bervariasi seiring bejalan waktu. Para peneliti dan komonitas
1. Fase akut
13
terjadi dengan sangat perlahan atau mungkin tiba-tiba. Gejala yang
tidak mau merawat diri serta gangguan nafsu makan dan tidur
2. Fase stabilisasi
3. Fase stabil
Pada fase yang biasa disebut juga fase kronis atau rumatan ini,
stabilisasi.
14
1. Gejala Positif skizofrenia
pikirannya.
dan sejenisnya.
ekspresi.
15
c) Kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara, pendiam.
2.1.6 Diagnosis
1. Jika terdapat dua atau lebih gejala psikotik secara terus menerus
dimaksud seperti:
a) Delusi
b) Halusinasi
c) Pembicaraan kacau
2. Disfungsi sosial
16
6. Hubungan dengan Pervasive Developmental Disorder (PDD). Bila
GEJALA PSIKOTIK
1. Waham 3. Inkoherensi
2. Halusinasi 4. Katatonia
TANDA ORGANIK
Ya Tidak
skizofrenia nonskizofrenia
antara lain :
17
1. Skizofrenia Tipe Paranoid
halusinasi auditorik.
laku kacau dan afek yang datar. Pembicaraan yang kacau dapat
kacau.
18
3. Skizofrenia Tipe katatonik
aktivitas motor yang berlebihan, sama sekali tidak mau bicara dan
diam.
19
klinis saat ini tanpa gejala positif yang menonjol. Terdapat bukti
7. Skizofrenia simpleks
20
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, kemalasan
8. Skizofrenia lainnya
1. Fase Akut
a) Farmakoterapi
21
berbahaya terhadap dirinya sendiri dan orang lain serta restriksi
b) Psikoedukasi
c) Terapi lainnya
2. Fase Stabilisasi
a) Farmakoterapi
22
Setelah diperoleh dosis optimal, dosis tersebut
tahap rumatan. Pada fase ini dapat juga diberikan obat anti
minggu.
b) Psikoedukasi
3. Fase Rumatan
a) Farmakoterapi
b) Psikoedukasi
23
terapi vokasional, cocok diterapkan pada fase ini. Pada fase ini
kekambuhan berikutnya.
2.2 Antipsikotik
2.2.1 Definisi
2007).
pasien psikosis. Ciri kedua yaitu dosis besar obat antipsikosis tidak
menyebabkan koma yang dalam dan anesthesia. Ciri yang ketiga yaitu
24
2.2.2 Penggolongan Antipsikotik
25
fenotiazine alifatik. Flufenazin dan trifluoperazin merupakan
pada psikosis oral, i.m atau i.v. 3 dd 25 mg selama 3-4 hari, bila
digunakan pada pasien yang sukar tidur, dosis oral 2-4 dd 25-27
26
Levomepromazin : khasiat antipsikotiknya sama dengan
droperidol.
27
butirofenon lain bersifat D2 antagonis yang sangat poten. Efek
beberapa waktu, tetapi bertahan agak lama. Obat ini tidak layak
28
kebal terhadap obat klasik. Lagi pula efek sampingnya lebih
29
Risperidon merupakan antagonis kuat baik terhadap
30
dosis tinggi dan lebih jarang pada obat dengan kerja
antikolinergis.
dengan antikolinergika.
fatal.
31
prolaktin tidak dirintangi lagi, kadarnya meningkat dan produksi air
hiperglikemia.
terjadi sakit kepala, sukar tidur, mual, muntah, anorexia dan rasa
32
pasien lanjut usia. Bila terjadi, obat antipsikosis harus dihentikan
deteksi dini perubahan akibat efek samping obat (Mansjoer dkk, 1999).
reseptor dopamin
Kejang Toksik Hambatan reseptor
muskarinik
Sistem Amenorea, galaktorea, Hambatan reseptor
Endokrin infertilitas, impotensi dopamin yang
menyebabkan
hiperprolaktinemia
Sistem lain Peningkatan berat badan Kemungkinan hambatan
33
Pemilihan antipsikotik sebaiknya mempertimbangkan tanda-
tanda klinis dari penderita, profil khasiat dan efek samping dari
antipsikotik.
Tahap 2
Tahap 2A Tahap 3
Pemberian AGP tunggal Respon sebagian atau
CLOZAPINE
(selain AGK yang diberikan pada tahap 1) tidak ada
Tahap 5
Nilai dari kegagalan
Coba terapa dengan agen tunggal
terapi clozapine tidak
ditentukan AGP atau AGK (selain AGK yang
diberikan pada tahap 1,2 atau 2A)
34
2.3 Penggunaan Obat yang Rasional
dan 1 Waspada.
1. Tepat Diagnosis
2. Tepat indikasi
obat yang tepat. Pemilihan obat yang tepat dapat ditimbang dari ketepatan
kelas terapi dan jenis obat yang sesuai dengan diagnosis. Selain itu, obat
juga harus terbukti manfaat dan keamanannya. Obat juga harus merupakan
jenis yang paling mudah didapatkan. Jenis obat yang akan digunakan
35
4. Tepat pasien
seperti kelainan ginjal atau kerusakan hati, serta kondisi khusus misalnya
obat.
5. Tepat dosis
Dosis obat yang digunakan harus sesuai range terapi obat tersebut.
yang akan mempengaruhi kadar obat di dalam darah dan efek terapi obat.
Dosis juga harus disesuaikan dengan kondisi pasien dari segi usia, bobot
kondisi pasien. Hal ini juga akan berpengaruh pada bentuk sediaan dan saat
pemberian obat.
36
7. Tepat harga
Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas atau untuk keadaan yang
8. Tepat informasi
pengobatan.
tidak diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Sulawesi Tengah.
3.3.1 Populasi
38
3.3.2 Sampel
populasi yang diketahui jumlahnya pada tahun 2013 yang kemudian dibagi
n= ( )
Keterangan:
N = Besar Populasi
n = Besar sampel
digunakan 0,05.
(Notoatmodjo, 2005)
39
1. Kriteria Inklusi
Sulawesi Tengah
2. Kriteria eksklusi
a) Pasien pulang paksa, lari, pindah rumah sakit, dirujuk ke tempat lain.
c) Pasien meninggal
dan eksklusi.
40
3.4.2 Definisi Operasional
berkelakuan normal.
yang efektif dinilai berdasarkan tepat obat, tepat indikasi, tepat dosis
Skala : nominal
4. Usia adalah selisih waktu kelahiran dengan waktu masuk rumah sakit.
Skala : ordinal
5. Lama rawat inap adalah selisih antara waktu masuk rumah sakit dan
waktu pulang.
b. > 28 hari
Skala : ordinal
41
6. Tepat indikasi adalah pemberian obat dengan indikasi yang benar
Kategori : a. Ya b. Tidak
Skala : nominal
ditimbang dari ketepatan kelas terapi, jenis dan kombinasi obat yang
Kategori : a. Ya b. Tidak
Skala : nominal
Kategori : a. Ya b. Tidak
Skala : nominal
9. Tepat dosis adalah dosis obat yang digunakan harus sesuai range terapi
obat antipsikotik.
Kategori : a. Ya b. Tidak
Skala : nominal
10. Tepat frekuensi adalah jumlah pemberian obat dalam sehari yang harus
Kategori : a. Ya b. Tidak
Skala : nominal
42
3.5 Teknik Pengumpulan Data
dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan melakukan observasi dan
pasien. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mencatat isi
1. Identitas pasien (nomor rekam medis, nama, tanggal lahir, jenis kelamin, usia,
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
a. Jenis kelamin
b. Usia
c. Suku/etnis
d. Status perkawinan
e. Jenjang pendidikan
f. Pekerjaan
43
2. Karakteristik klinis skizofrenia
a. Gejala
b. Diagnosis
e. Keadaan pulang
a. Tepat indikasi
b. Tepat obat
c. Tepat pasien
d. Tepat dosis
e. Tepat frekuensi
44
BAB IV
a. Karakteristik Pasien
1. Jenis kelamin
2. Usia
Tabel 4.2 Distribusi usia pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa di
RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-
April 2014
Usia (tahun) Laki-laki Usia (tahun) Perempuan
N % N %
18-25 14 23,7 18-25 2 13,3
26-45 39 66,1 26-45 11 67,6
46-65 6 10,2 46-65 2 13,3
>65 0 0 >65 0 0
Total 59 100 Total 15 100
45
3. Suku/etnis
Tabel 4.3 Distribusi suku/etnis pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode
Januari-April 2014
Suku/etnis Jumlah pasien Persentase (%)
Kaili 22 29,7
Pamona 7 9,5
Mori 2 2,7
Tomini 5 6,8
Bungku 3 4,1
Dampelas 1 1,4
Lainnya 21 28,4
Tanpa Keterangan 12 16,4
Total 74 100
4. Status perkawinan
5. Jenjang pendidikan
46
6. Pekerjaan
Tabel 4.6 Distribusi pekerjaan pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode
Januari-April 2014
Pekerjaan Jumlah pasien Persentase (%)
PNS 2 2,7
Tani/Nelayan 14 18,9
Wiraswasta 4 5,4
Buruh 1 1,4
Pelajar/Mahasiswa 2 2,7
Tidak Bekerja 51 68,9
Total 74 100
1. Gejala
Tabel 4.7 Distribusi gejala pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode Januari-
April 2014
Gejala Jumlah Persentase (%)
Gejala Positif
Waham 18 16.2
Halusinasi 51 45.9
Inkoherensi 11 9.9
Gejala Negatif
Afek Datar 19 17.1
Alogia 9 8.1
Isolasi sosial 3 2.7
Total 100
2. Tipe-tipe skizofrenia
Tabel 4.10 Distribusi lama rawat inap pasien infeksi saluran kemih
yang dirawat inap jiwa di RSD Madani Provinsi Sulawesi
Tengah periode Januari-April 2014
Lama Rawat Inap Jumlah pasien Persentase (%)
< 28 hari 22 29,7
> 28 hari 30 40,5
Total 52 70,3
5. Keadaan pulang
parsial dengan tetap berobat jalan dan pasien skizofrenia belum pulang
48
c. Rasionalitas Penggunaan Antipsikotik
1. Tepat indikasi
2. Tepat obat
Tabel 4.12 Distribusi tepat obat pasien skizofrenia yang dirawat inap
jiwa di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode
Januari-April 2014
Tepat Obat Jumlah Persentase (%)
Ya 123 90,4
Tidak 13 9,6
Total 136 100
3. Tepat pasien
Tabel 4.13 Distribusi tepat pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode
Januari-April 2014
Tepat Pasien Jumlah Persentase (%)
Ya 65 87,8
Tidak 9 12,2
Total 74 100
4. Tepat dosis
Tabel 4.14 Distribusi tepat dosis pasien skizofrenia yang dirawat inap
jiwa di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode
Januari-April 2014
Tepat Dosis Jumlah Persentase (%)
Ya 111 81,6
Tidak 25 18,4
Total 136 100
49
5. Tepat frekuensi
4.2 Pembahasan
1. Karakteristik Pasien
a. Jenis kelamin
Jenis Kelamin
20.3%
Laki-Laki
Perempuan
79.7%
50
menunjukan yaitu 66,9% pasien laki-laki dan 33,1% pasien
lingkungan atau pengaruh dari dalam diri sendiri. Hal ini juga sesuai
awal dari pada wanita dan mengalami pubertas lebih lambat karena
51
b. Usia
Usia(tahun)
17-25 26-45 45-65 >65
73.3%
66.1%
23.7%
10.2% 13.3%
0% 2% 0%
Laki-laki Perempuan
Gambar 4.2 Distribusi usia pasien skizofrenia yang dirawat inap jiwa
di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah periode
Januari-April 2014
berusia antara 26-45 tahun yaitu 66,1% dan 73,3%. Hal ini sesuai
antara usia 15-25 tahun, sedangkan pada wanita antara 25-35 tahun
pengobatan berumur antara 15-25 tahun. Hal ini disebabkan pada usia
52
dipengaruhi oleh faktor biologik (Kaplan et al, 1997). Oleh karena itu,
hidup penderitanya. Hal ini tidak berarti usia pada penelitian ini
c. Suku/etnis
Suku/etnis
29.70% 28.40%
16.40%
adalah suku Kaili yaitu 29,70%. Hal ini disebabkan karena jumlah
responden pada saat penelitian yang paling banyak dirawat inap adalah
53
skizofrenia bersuku kaili lebih banyak berobat dibandingkan dengan
28,40%. Suku lainnya merupakan suku yang berasal dari luar Sulawesi
para imigran baru memiliki stress lebih besar karena harus beradaptasi
sejak kapan suku lainnya yang berasal dari luar Sulawesi Tengah
penyakit skizofrenia.
d. Status perkawinan
Status perkawinan
14.9% 13.5%
kawin
tidak/belum kawin
71.6% duda/junda
54
Gambar 4.4 menunjukkan status perkawinan pasien
(Sira, 2011). Hal ini sesuai dengan literatur bahwa skizofrenia lebih
banyak dijumpai pada orang yang tidak kawin (Kaplan et al, 2010).
e. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan
Sarjana 4.1%
Akademik 1.4%
SMA 27.7%
SMP 25.7%
SD 28.40%
Tidak Sekolah 13.50%
pendidikan yang terbanyak setelah itu adalah SMA 27,7%. Hal ini
skizofrenia antara 15-25 dan 25-35 tahun (Kaplan et al, 2010). Oleh
karena itu, pada usia tersebut pasien yang terkena skizofrenia tidak
56
f. Pekerjaan
Pekerjaan
tidak bekerja 62.2%
Pelajar/mahasiswa 2.7%
Buruh 1.4%
wiraswasta 5.4%
tani/nelayan 25.7%
PNS 2.7%
yang tidak bekerja adalah yang terbanyak yaitu 85,09% (Sari, 2011).
Selain motivasi diri yang kurang karena adanya gejala negatif yang
ekonomi. Oleh karena itu, faktor ini membatasi hak berpendapat dan
2011).
57
2. Karakteristik
Klinis a. Gejala
Gejala Skizofrenia
10.9%
waham
halusinasi
44.5% 7.6% inkoherensi
16.8% afek tumpul
16.8% 3.4% alogia
isolasi sosial
positif = 72.3% negatif = 27.7%
RSJ Mahoni Medan tahun 2009 gejala yang paling banyak adalah
58
yang berlebihan dan menunjukkan penyimpangan dari fungsi psikosis
gejala lainnya.
April 2014 yaitu 16,8%. Afek tumpul atau alam perasaan yang datar
59
b. Tipe-tipe skizofrenia
Tipe skizofrenia
Yang Tak Tergolongkan 23%
residual 6.8%
hebefrenik 4.1%
paraniod 39.2%
skizofrenia yaitu 79,67% (Sira, 2011). Menurut Arif (2006) ciri utama
60
terdapatnya fungsi kognitif dan afek yang relatif masih terjaga. Hal ini
c. Jenis antipsikotik
Jenis antipsikotik
klorpromazin
43.4% trifluoperazin
19.1% haloperidol
0.7%
klozapin
2.2%
7.4% 27.2% olanzapin
risperidon
Tipikal = 78% Atipikal = 22%
61
DRA karena beberapa ahli mengatakan bahwa skizofrenia berasal
yaitu 78% dan paling sedikit adalah jenis atipikal yaitu 22% (Gambar
62
rendah dibanding dengan klorpromazin. Haloperidol merupakan
dan inisiatif dan perasaan tumpul (Maslim, 2003; Dipiro et al, 2011).
63
d. Lama rawat inap
30% 30%
< 28 hari
> 28 hari
belum pulang
40%
Lama rawat inap pasien < 28 hari 30%, > 28 hari 40%
tahun, bila kronis terapi diberikan 5 tahun bahkan seumur hidup bila
64
pula 30% pasien yang menjani rawat inap < 28 hari karena menurut
Tengah pasien boleh berobat jalan jika selama perawatan pasien sudah
e. Keadaan pulang
a. Tepat indikasi
diagnosis. Jika diagnosis yang ditegakkan tidak sesuai maka obat yang
65
Tepat Indikasi
Ya
100%
Tidak
pasien 100% tepat indikasi (Gambar 4.12). Penelitian lain di RSJ Dr.
b. Tepat obat
tanda klinis dari pasien, profil khasiat dan efek samping dari obat-obat
yang digunakan.
66
Tepat Obat
9.6%
Ya
Tidak
90.4%
90,4% dan yang tidak tepat obat sebesar 9,6% dari 136 antipsikotik
Jawa Tengah Tahun 2009 menunjukan bahwa 93,39% tepat obat dan
67
sebagian atau tidak ada dapat diberikan APG-I atau APG-II tunggal
mencoba terapi dengan agen tunggal APG-I atau APG-II selain yang
diberikan pada tahap satu dan dua. Tahap enam merupakan tahap
pertama. Namun pada tahap terakhir, jika tidak ada respon atau
sebesar 9,6%. Hal ini terjadi karena pasien dengan episode pertama
68
yang kesekian kalinya masuk rumah sakit dengan gejala positif dan
hipotensi ortostatik. Obat ini memiliki efek sedasi dan berguna untuk
69
terapi tambahan jangka pendek pada ansietas berat, agitasi psikomotor,
70
diindikasikan untuk pengobatan skizofrenia akut dan kronik (Maslim,
c. Tepat pasien
Tepat Pasien
12.2%
Ya
Tidak
87.8%
71
sebesar 87,7% dan tidak tepat sebesar 12,2%. Tepat pasien jika
Tengah jika ditemukan riwayat dan penyakit fisik yang berat pasien di
72
Sebelum pasien dirawat di RSD Madani Provinsi Sulawesi
keadaan normal organ-organ tubuh khususnya hati dan ginjal. Hati dan
disesuaikan.
73
d. Tepat Dosis
Tepat Dosis
18.4%
Ya
Tidak
81.6%
sebesar 81,6% dan tidak tepat sebesar 18,4% dari 136 antipsikotik.
Tepat dosis adalah dosis yang berada dalam area terapi obat
khususnya pasien lanjut usia. Hasil penelitian ini diperoleh dosis yang
tidak tepat diberikan pada pasien lanjut usia karena dosis awal yang
74
ginjal, penurunan cardiac output, penurunan fungsi liver, penurunan
75
kerusakan pada organ hati dan ginjal serta menambah risiko efek
e. Tepat Frekuensi
Tepat Frekuensi
9.6%
Ya
Tidak
90.4%
melihat nilai waktu paruh (t1 2) obat. Waktu paruh haloperidol 12 jam,
76
preparat oral, konsentrasi plasma puncak dicapai setelah 2 jam
24 jam) dengan satu kali dosis (Dipiro et al, 2011; Amir, 2013).
dan titrasi hingga mencapai dosis efektif. Jika dosis harian efektif
pasien telah diketahui, obat dapat diberikan tidak terlalu sering. Dosis
saraf pusat sangat tinggi, durasi kerja klinisnya lebih lama dari yang
77
atau lebih pasca pemutusan sebagian antipsikotik (Solimando, 2003;
Katzung, 2012).
(total obat yang dapat diserap), cepat atau lambatnya obat mulai
78
BAB V
5.1 Kesimpulan
skizofrenia di instalasi rawat inap jiwa RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah
pengobatan rasional meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis
dan tepat frekuensi belum tepat 100%. Hasil rasionalitas pengobatan adalah
sebagai berikut : tepat indikasi 100%; tepat obat 90,4%; tepat pasien 87,8%; tepat
5.2 Saran
standar pelayanan medik rumah sakit yang lebih lebih up to date karena
dampaknya yang luas dan berjangka waktu lama, baik terhadap kualitas hidup
77
b. Bagi klinisi
pasien skizofrenia rawat inap yang berada di ruang observasi dan di ruang
80
DAFTAR PUSTAKA
Agus, D., 2005, Difungsi Kognitif pada Skizofrenia. Majalah Psikiatri, Jakarta.
Amir, N., 2013, Buku Ajar Psikiatri: Skizofrenia. Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Arif, I. M., 2006, Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien, Penerbit Refika
Aditama, Bandung.
BPOM RI., 2008, IONI: Informatorium Obat Nasional Indonesia. Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Byrne, M., Agerbo, E., Ewald, H., Eaton, W.W., Mortensen., P.B., 2003, Parental Age
and Risk of Schizophrenia. Arch Gen Psychiatry
David, A., 2004, Buku Saku Psikiatri. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
81
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., 2011,
Pharmacotheraphy A Pathophysiologic Approach 8th, McGraw-Hill
Medical, New York.
Hawaris, D., 2007, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia, Edisi 2,
Balai Penerbitan, Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia., 2008, ISO Farmakoterapi, PT. ISFI Penerbitan,
Jakarta.
Irmansyah, M., 2005, Skizofrenia Bisa Mengenai Siapa Saja. Majalah Kesehatan Jiwa
No. 3, Jakarta.
Kaplan, H.I., Sadock B.J., 1997, Sinopsis psikiatri Edisi ke-7, Terjemahan. Binarupa
Aksara, Jakarta.
Katzung, B., 1998, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 1, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakrata.
__________., 2012, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 10, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakrata.
Lehman, A.F., Lieberman, A.F., Dixon, L.B., 2004, Practice Guideline for The
Treatment of Patients with Schizophrenia (2nd ed).. American Psychiatric
Association, Arlington.
82
Mansjoer A., Triyani K., Savitri R., Wardhani W.I., Setiowulan W., 1999, Kapita
Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Asculapius, Jakarta.
Maramis, W.F., 2004, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press,
Surabaya.
Maslim, R., 1997, Diagnosis Gangguan Jiwa, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atma Jaya, Jakarta.
Perkins, R., Rinaldhi, M., 2002, Unemployment rates among patients with long-term
mental health problems. Psychiatric bulletin.
Riset Kesehatan Dasar., 2008, Laporan Nasional 2007. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.
Saha, S., Chant, D., Welham, J., McGrath., 2005, A Systematic Review of the
Prevalence of Schizophrenia. PloS Med 2(5): e141.
Santoso., Wiria., 1995, Psikotropik, Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Saperstein, A.M., Fiszdon J.M., Bell, M.D., 2011, Intrinsic motivation as a predictor
of work outcome after vocational rehabilitation in schizophrenia J Nerv
Ment Dis:199:672
Silbernagl, S., 2007, Teks & Atlas Berwarna: Patofisiologi, Fakultas Kedokteran
EGC, Jakarta
83
Sinaga, B.R., 2007, Skizofrenia dan Diagnosis Banding. Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Sira, I., 2011, Karakteristik Skizofrenia di Rumah Sakit Khusus Alianyang Pontianak
Periode 1 Januari – 31 Desember 2009. Naskah Publikasi Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Swandari, S., 2012, Penggunaan Obat Rasional (POR) Melalui 8 Tepat dan 1
Waspada, Balai Besar Pelatihan Kesehatan, Jakarta.
Tjay H,T., Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting, Edisi 6, Departemen Kesehatan
RI, PT Gramedia, Jakarta.
Yusuf., Prodjosudjadi., 2001, Hematologi: Ilmu Penyakit Dalam Edisi III. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
84
LAMPIRAN
85
LAMPIRAN 1
Data Pasien Skizofrenia Rawat Inap Jiwa di RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah Periode Januari-April 2014
RM : Rekem medik, PB; Pasien Baru, JK : Jenis Kelamin, L : Laki-laki, P : Perempuan, U : Umur, th : tahun, YTT: Yang Tak Tergolongkan,
G: Gejala (1 : waham, 2 : halusinasi, 3 : inkoherensi , 4: afek tumpul , 5 : alogia, 6 : isolasi sosial), LRI : Lama Rawat Inap, H : hari, KP : Keadaan
Pulang, SP :Sembuh Parsial, BP : Belum Pulang, PO: Per Oral, Ds : dosis, mg : miligram, F : Frekuensi, TI:Tepat Indikasi, TO:Tepat Obat; TP: Tepat
Pasien, TD: Tepat Dosis, TF:Tepat Frekuensi, Y:Ya, T:Tidak. 86
No no RM JK U Diagnosis G LRI KP Terapi Rute Ds F (x dd) Rasionalitas
(th) (H) (g) TI TO TP TD TF
13 029541 L 21 Skizofrenia 4 62 SP Haloperidol PO 2.5 2 Y Y Y Y Y
tak terinci Klozapin PO 50 2 Y Y Y
14 030018 L 37 Skizofrenia 2 33 SP Klozapin PO 50 2 Y Y Y Y
(PB) YTT Y
15 025151 L 31 Skizofrenia 1 11 SP Haloperidol PO 5 2 Y Y Y Y Y
paranoid Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
16 000117 L 30 Skizofrenia 1,2 12 SP Haloperidol PO 2.5 2 Y Y Y Y Y
paranoid Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
17 022665 L 28 Skizofrenia 1,2 47 SP Klorpromazin PO 100 3 Y Y Y Y Y
paranoid Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
18 022316 L 34 Skizofrenia 4 61 SP Klozapin PO 25 2 Y Y Y Y Y
tak terinci Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
19 000309 L 12 Skizofrenia 2 12 SP Haloperidol PO 5 3 Y Y Y Y Y
paranoid Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
20 019692 L 28 Skizofrenia 3 34 SP Klozapin PO 50 2 Y Y Y Y Y
YTT Haloperidol PO 5 3 Y Y Y
21 019692 L 27 Skizofrenia 1,2,6 13 SP Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y Y Y
paranoid Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
22 023556 L 19 Skizofrenia 2,3,4 67 SP Klozapin PO 100 2 Y Y Y Y Y
paranoid Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
23 000210 L 34 Skizofrenia 1,2 31 SP Klozapin PO 100 2 Y Y Y Y Y
tak terinci Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
24 029672 L 48 Skizofrenia 2 12 SP Klorpromazin PO 100 1 Y Y Y T Y
YTT Haloperidol PO 5 2 Y T Y
RM : Rekem medik, PB; Pasien Baru, JK : Jenis Kelamin, L : Laki-laki, P : Perempuan, U : Umur, th : tahun, YTT: Yang Tak Tergolongkan,
G: Gejala (1 : waham, 2 : halusinasi, 3 : inkoherensi , 4: afek tumpul , 5 : alogia, 6 : isolasi sosial), LRI : Lama Rawat Inap, H : hari, KP : Keadaan Pulang,
SP :Sembuh Parsial, BP : Belum Pulang, PO: Per Oral, Ds : dosis, mg : miligram, F : Frekuensi, TI:Tepat Indikasi, TO:Tepat Obat; TP: Tepat Pasien, TD: Tepat
Dosis, TF:Tepat Frekuensi, Y:Ya, T:Tidak.
87
U G LRI KP Terapi Rute Ds F (x dd) Rasionalitas
No no RM JK Diagnosis
(th) (H) (mg) TI TO TP TD TF
25 Skizofrenia 2 9 SP Klorpromazin PO 100 1 Y Y Y Y Y
021450 L 24 YTT Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
26 Skizofrenia 2,3 18 SP Klorpromazin PO 5 3 Y Y Y Y Y
029642 L 28 YTT Haloperidol PO 100 2 Y Y Y
27 Skizofrenia 2,5 19 SP Risperidon PO 2 2 Y Y Y Y Y
000290 L 39 paranoid Klozapin PO 25 2 Y Y Y
28 Skizofreni 1,3 12 SP Haloperidol PO 5 2 Y Y Y Y Y
029785 L 25 paranoid Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
29 030620 Skizofrenia 1 7 SP Haloperidol PO 5 2 Y T T T T
L 42
(PB) paranoid Klorpromazin PO 100 2 T T T
30 028521 Skizofrenia 4 95 SP Haloperidol PO 2.5 2 Y T T T T
L 26
(PB) tak terinci
31 Skizofrenia 2,3,5 7 SP Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y Y Y
026810 L 29 tak terinci Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
2 19 SP Klozapin PO 50 2 Y Y T Y Y
32 Skizofrenia
022747 L 18 Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
YTT
33 2 127 SP Haloperidol PO 2.5 2 Y Y Y Y Y
Skizofrenia
027748 L 27 tak terinci
2 101 SP Haloperidol PO 5 2 Y Y Y Y Y
34 Skizofrenia
028430 L 33 paranoid 2 35 SP Klozapin PO 25 1 Y Y Y Y Y
35 Skizofrenia
010035 L 52 Haloperidol PO 5 3 Y Y Y
paranoid
2 27 SP Haloperidol PO 5 2 Y Y Y Y Y
36 Skizofrenia
006168 L 27 Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
paranoid
RM : Rekem medik, PB; Pasien Baru, JK : Jenis Kelamin, L : Laki-laki, P : Perempuan, U : Umur, th : tahun, YTT: Yang Tak Tergolongkan,
G: Gejala (1 : waham, 2 : halusinasi, 3 : inkoherensi , 4: afek tumpul , 5 : alogia, 6 : isolasi sosial), LRI : Lama Rawat Inap, H : hari, KP : Keadaan Pulang,
SP :Sembuh Parsial, BP : Belum Pulang, PO: Per Oral, Ds : dosis, mg : miligram, F : Frekuensi, TI:Tepat Indikasi, TO:Tepat Obat; TP: Tepat Pasien, TD: Tepat
Dosis, TF:Tepat Frekuensi, Y:Ya, T:Tidak.
88
U G LRI KP Terapi Rute Ds F (x dd) Rasionalitas
No no RM JK Diagnosis
(th) (H) (mg) TI TO TP TD TF
37 Skizofrenia 6 106 SP Risperidon PO 2 2 Y Y Y Y Y
018191 L 20 tak terinci
38 Skizofrenia 3 44 SP Klorpromazin PO 100 1 Y T T T T
000476 L 40 residual Trifluoperazin PO 5 2 T T T
39 Skizofrenia 2,5 19 SP Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y Y Y
019160 L 34 paranoid Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
40 Skizofrenia 2 43 SP Klozapin PO 25 2 Y Y Y Y Y
029779 L 56 YTT Haloperidol PO 5 2 Y T Y
41 Skizofrenia 4 23 SP Haloperidol PO 5 1 Y Y Y T Y
010100 L 63 YTT Klozapin PO 50 2 Y T Y
42 Skizofrenia 2 60 SP Trifluoperazin PO 5 3 Y Y Y T Y
005229 P 49 tak terinci Klozapin PO 25 2 Y Y Y
43 Skizofrenia
1,2,3 29 SP Trifluoperazin PO 5 3 Y Y Y Y Y
030386 P 45 tak terinci Klozapin PO 25 2 Y Y Y
2,5 - BP Klorpromazin PO 100 1 Y T T T T
44 Skizofrenia
007770 P 28 trifluoperazin PO 5 2 T T T
tak terinci
2,4 - BP Haloperidol PO 5 3 Y Y Y Y Y
45 Skizofrenia
000177 P 37 residual Klozapin PO 50 2 Y Y Y
46 028440 2,4 - BP Risperidon PO 2 2 Y Y Y Y Y
P 25
Skizofrenia
(PB) tak terinci
1,2 13 SP Klorpromazin PO 100 1 Y Y Y T Y
47 Skizofrenia
020100 L 49 Haloperidol PO 5 2 Y T Y
paranoid
4 - BP Haloperidol PO 2.5 3 Y Y Y Y Y
48 Skizofrenia
000503 L 23 Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
tak terinci
RM : Rekem medik, PB; Pasien Baru, JK : Jenis Kelamin, L : Laki-laki, P : Perempuan, U : Umur, th : tahun, YTT: Yang Tak Tergolongkan,
G: Gejala (1 : waham, 2 : halusinasi, 3 : inkoherensi , 4: afek tumpul , 5 : alogia, 6 : isolasi sosial), LRI : Lama Rawat Inap, H : hari, KP : Keadaan Pulang,
SP :Sembuh Parsial, BP : Belum Pulang, PO: Per Oral, Ds : dosis, mg : miligram, F : Frekuensi, TI:Tepat Indikasi, TO:Tepat Obat; TP: Tepat Pasien, TD: Tepat
Dosis, TF:Tepat Frekuensi, Y:Ya, T:Tidak.
89
U G LRI KP Terapi Rute Ds F (x dd) Rasionalitas
No no RM JK Diagnosis
(th) (H) (mg) TI TO TP TD TF
49 030658 Skizofrenia 1,2,4,6 - BP Haloperidol PO 5 2 Y Y Y Y Y
L 41
(PB) paranoid Klozapin PO 50 1 Y Y Y
50 Skizofrenia 2 - BP Haloperidol PO 5 3 Y Y Y Y Y
030383 L 34 residual Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
51 Skizofrenia 4 - BP Klozapin PO 50 2 Y Y Y Y Y
019160 L 26 tak terinci
52 Skizofrenia 2 19 SP Klozapin PO 50 1 Y Y Y Y Y
023678 L 28 YTT Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
53 Skizofrenia 1,2 11 SP Klozapin PO 50 2 Y Y Y Y Y
024154 L 19 paranoid Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
54 Skizofrenia 2,4 11 SP Klorpromazin PO 100 3 Y T T T T
027189 L 34 YTT Trifuoperazin PO 5 2 T T T
55 Skizofrenia 2,4 - BP Haloperidol PO 5 3 Y Y Y Y Y
000402 L 26 paranoid Klozapin PO 50 1 Y Y Y
56 Skizofrenia 2,4 136 SP Haloperidol PO 2.5 2 Y Y Y Y Y
025785 L 28 residual klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
57 1,5 - BP Haloperidol PO 2 3 Y Y Y Y Y
Skizofrenia
003916 L 35 paranoid Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
2 - BP Haloperidol PO 5 1 Y Y Y Y Y
58 Skizofrenia
001397 L 41 YTT Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
2 - BP Klorpromazin PO 100 1 Y Y Y Y Y
59 Skizofrenia
012019 L 29 tak terinci Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
2 - BP Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y Y Y
60 Skizofrenia
001157 L 28 Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
tak terinci
RM : Rekem medik, PB; Pasien Baru, JK : Jenis Kelamin, L : Laki-laki, P : Perempuan, U : Umur, th : tahun, YTT: Yang Tak Tergolongkan,
G: Gejala (1 : waham, 2 : halusinasi, 3 : inkoherensi , 4: afek tumpul , 5 : alogia, 6 : isolasi sosial), LRI : Lama Rawat Inap, H : hari, KP : Keadaan Pulang,
SP :Sembuh Parsial, BP : Belum Pulang, PO: Per Oral, Ds : dosis, mg : miligram, F : Frekuensi, TI:Tepat Indikasi, TO:Tepat Obat; TP: Tepat Pasien, TD: Tepat
Dosis, TF:Tepat Frekuensi, Y:Ya, T:Tidak.
90
U G LRI KP Terapi Rute Ds F (x dd) Rasionalitas
No no RM JK Diagnosis
(th) (H) (mg) TI TO TP TD TF
61 030384 Skizofrenia 2,5 - BP Trifluoperazin PO 5 2 Y T T T T
L 24
(PB) YTT
62 Skizofrenia 1,3 - BP Klorpromazin PO 100 1 Y Y Y Y Y
028395 L 32 paranoid Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
63 Skizofrenia 2,5 - BP Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y Y Y
028100 L 31 tak terinci Haloperidol PO 5 2 Y Y Y
64 Skizofrenia 2 181 SP Haloperidol PO 5 2 Y Y Y Y Y
015961 L 20 paranoid Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
65 Skizofrenia 1,3 - BP Haloperidol PO 2.5 3 Y Y Y Y Y
028844 L 32 tak terinci Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
66 Skizofrenia 2,3 - BP Haloperidol PO 5 2 Y Y Y Y Y
001233 L 39 hebefrenik Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
67 Skizofrenia 2 - BP Haloperidol PO 5 2 Y Y Y Y Y
000184 L 37 paranoid Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
68 Skizofrenia
2,4 23 SP Trifluoperazin PO 5 3 Y Y Y Y Y
020233 L 23 tak terinci
1,2,4 - BP Klozapin PO 25 2 Y Y Y Y Y
69 030263 Skizofrenia
L 19
(PB) paranoid
1,2,3 - BP Haloperidol PO 5 3 Y Y Y Y Y
70 Skizofrenia
020932 L 30 Klorpromazin PO 100 2 Y Y Y
YTT
2 - BP Klozapin PO 50 2 Y Y Y Y Y
71 Skizofrenia
030406 L 28 Haloperidol PO 5 1 Y Y Y
paranoid
1 12 BP Olanzapin PO 10 1 Y Y Y T Y
72 Skizofrenia
014301 L 54 Haloperidol PO 5 1 Y T Y
paranoid
RM : Rekem medik, PB; Pasien Baru, JK : Jenis Kelamin, L : Laki-laki, P : Perempuan, U : Umur, th : tahun, YTT: Yang Tak Tergolongkan,
G: Gejala (1 : waham, 2 : halusinasi, 3 : inkoherensi , 4: afek tumpul , 5 : alogia, 6 : isolasi sosial), LRI : Lama Rawat Inap, H : hari, KP : Keadaan Pulang,
SP :Sembuh Parsial, BP : Belum Pulang, PO: Per Oral, Ds : dosis, mg : miligram, F : Frekuensi, TI:Tepat Indikasi, TO:Tepat Obat; TP: Tepat Pasien, TD: Tepat
Dosis, TF:Tepat Frekuensi, Y:Ya, T:Tidak.
91
No no RM JK U Diagnosis G LRI KP Terapi Rute Ds F (x dd) Rasionalitas
(th) (H) (mg) TI TO TP TD TF
73 014386 L 18 Skizofrenia 1,4,5 48 BP Haloperidol PO 5 2 Y Y Y Y Y
YTT Klozapin PO 50 1 Y Y Y
74 029164 L 21 Skizofrenia 2,5 36 BP Haloperidol PO 5 2 Y Y Y Y Y
paranoid Klozapin PO 100 1 Y Y Y
RM : Rekem medik, PB; Pasien Baru, JK : Jenis Kelamin, L : Laki-laki, P : Perempuan, U : Umur, th : tahun, YTT: Yang Tak Tergolongkan,
G: Gejala (1 : waham, 2 : halusinasi, 3 : inkoherensi , 4: afek tumpul , 5 : alogia, 6 : isolasi sosial), LRI : Lama Rawat Inap, H : hari, KP : Keadaan Pulang,
SP :Sembuh Parsial, BP : Belum Pulang, PO: Per Oral, Ds : dosis, mg : miligram, F : Frekuensi, TI:Tepat Indikasi, TO:Tepat Obat; TP: Tepat Pasien, TD:
Tepat Dosis, TF:Tepat Frekuensi, Y:Ya, T:Tidak.
92
LAMPIRAN 2
93
94
LAMPIRAN 3
Catatan : Antipsikotik sering diberikan dalam dosis harian yang terbagi dan titrasi hingga
mencapai dosis efektif. Sehingga dosis sekali sehari dapat diberikan jika dosis
tersebut sudah efektif bagi pasien.
Sumber: Anonim, 2007; Dipiro et al, 2011; Katzung, 2012
95
LAMPIRAN 4
Tahap 1
Episode pertama atau belum Pemberian AGK tunggal
(ARIPIPRAZOLE, OLANZAPINE, QUETIAPINE,
pernah mendapat terapi AGP
RISPERIDONE, atau ZIPRASIDONE)
sebelumnya
Tahap 2
Pemberian AGK tunggal
(selain AGK yang diberikan pada tahap 1)
Tahap 2A Tahap 3
Pemberian AGP tunggal CLOZAPINE
(selain AGK yang diberikan pada tahap 1)
Tahap 5
Nilai dari kegagalan
Coba terapa dengan agen tunggal
terapi clozapine tidak
ditentukan AGP atau AGK (selain AGK yang
diberikan pada tahap 1,2 atau 2A)
96
LAMPIRAN 5
Tidak ada
KLOZAPIN
Respon parsial
Klozapin + obat pendukung (AP tipikal/atipikal, Tidak ada
mood stabilizer, ECT, antidepresan respon atau
menolak
klozapin
Tidak ada
97
LAMPIRAN 6
a. Jenis Kelamin
Statistics
jenis kelamin
N Valid 74
Missing 0
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
98
b. Umur
Statistics
klasifikasi umur
N Valid 74
Missing 0
klasifikasi umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
99
c. Suku/etnis
Statistics
Suku/Etnis
N Valid 74
Missing 0
Suku/Etnis
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
100
d. Status perkawinan
Statistics
Status Perkawinan
N Valid 74
Missing 0
Status Perkawinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
e.
f.
g.
101
e. Jenjang pendidikan
Statistics
Jenjang Pendidikan
N Valid 74
Missing 0
Jenjang Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
102
f. Pekerjaan
Statistics
Pekerjaan
N Valid 74
Missing 0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
103
g. Tipe-tipe skizofrenia
Statistics
tipe skizofrenia
N Valid 74
Missing 0
tipe skizofrenia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
104
h. Lama Rawat Inap
Statistics
Lama Rawat Inap
N Valid 52
Missing 22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
105
i. Tepat Indikasi
Statistics
Tepat Indikasi
N Valid 74
Missing 0
Tepat Indikasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
106
j. Tepat Obat
Statistics
Tepat Obat
N Valid 136
Missing 0
TepatObat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
107
k. Tepat Pasien
Statistics
Tepat Pasien
N Valid 74
Missing 0
Tepat Pasien
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
108
l. Tepat Dosis
Statistics
Tepat Dosis
N Valid 136
Missing 0
Tepat Dosis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
109
m. Tepat Frekuensi
Statistics
Tepat Frekuensi
N Valid 136
Missing 0
Tepat Frekuensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
110
LAMPIRAN 7
111
LAMPIRAN 8
112
LAMPIRAN 9
Dokumentasi
Gambar pengambilan data primer (wawancara) pada tenaga medis rawat inap jiwa
113
RIWAYAT HIDUP
114