Anda di halaman 1dari 94

SKRINING PENGGUNAAN OBAT OFF-LABEL PADA PASIEN

GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP


RSU ANUTAPURA PALU PERIODE
AGUSTUS 2018-OKTOBER 2018

SKRIPSI

AGUM GAUTAMA PRAWIRA NEGARA


G 701 14 037

PROGRAM STUDI FARMASI JURUSAN FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

AGUSTUS 2019
SKRINING PENGGUNAAN OBAT OFF-LABEL PADA
PASIENGERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP
RSU ANUTAPURA PALU PERIODE
AGUSTUS 2018-OKTOBER2018

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


Program Sarjana Strata Satu (S1)Program Studi Farmasi pada
Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako

AGUM GAUTAMA PRAWIRA NEGARA


G 701 14 037

PROGRAM STUDI FARMASI JURUSAN FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

AGUSTUS 2019
ABSTRAK

Belum adanya jaminan patient safety terhadap penggunaan obat Off-Label di Indonesia
menjadikan penggunaan obat ini masih sedikit terkhusus pada populasi pasien dengan
kondisi khusus yakni pasien geriatri. Observasi awal yang diperoleh dari 3 Rumah Sakit
Umum di Kota Palu, yaitu RSUD Undata Palu, RSU Anutapura Palu, dan RSD Madani
Palu menunjukkan bahwa RSU Anutapura Palu menempati urutan pertama pasien
terbanyak yaitu 2741 pasien di tahun 2016 dan 2688 pasien di tahun 2017. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persentase penggunaan obat Off-Label pada pasien geriatri di
ruang rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018. Jenis penelitian
yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan cara pengambilan data secara
prospektif, dimana sampel diambil dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan jumlah sampel dalam penelitian yaitu 25 pasien, dan terdapat
penggunaan obat Off-Label indikasi sebesar 1 kasus (0,04%) yaitu penggunaan obat
Asam Traneksamat sebagai Antifibrinolitik digunakan sebagai pengobatan pada
Hematemesis (Off-Label) terdapat 1 kasus (4%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat penggunaan obat Off-Label indikasi pada pasien geriatri di ruang rawat Inap
RSU Anutapura Palu Periode Agustus-Oktober 2018.

Kata Kunci : Off-Label Indikasi, Geriatri rawat inap, Asam Traneksamat,


Hematemesis.
ABSTRACT

The lack of patient safety insurance on the Off-Label medicine in Indonesia leads to the little
number of usage regarding the drug, especially for the geriatric patients. Initial observation
from 3 general hospitals in Palu, RSUD Undata Palu, RSU Anutapura Palu, and RSD Madani
Palu indicates that RSU Anutapura Palu ranks first for the highest number of patient of 2741
patients in 2016 and of 2688 patients in 2017. This study aims to determine the percentage of
the Off-Label medicine on geriatric inpatients at RSU Anutapura Palu from August – October
2018. The study is descriptive using prospective data collection of which sample is obtained
using purposive sampling. The result shows that the amount of sample is 25 patients; the
amount of case of Off-Label medicine indication is found in 1 case (0,04%) using
Tranexamic Acid as Antifibrinolytic which is administered for Hematemesis (Off-Label) of 1
case (4%). It can be concluded that the use of Off-Label medicine indication on geriatric
inpatients at RSU Anutapura Palu from August – October 2018.

Keywords: Off-Label indication, geriatric inpatients, tranexamic acid, hematemesis.


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’Ala


yang telah senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya. Atas Izin-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Skrining Penggunaan Obat Off-
Label pada Pasien Geriatri di Instalasi Rawat Inap RSU Anutapura Palu Periode
Agustus 2018-Oktober 2018” sebagai salah satu persyaratan kelulusan untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi dalam Program Studi Farmasi Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako. Tak lupa
pula Shalawat serta taslim atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah
menjadi pelopor keselamatan bagi umat manusia di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan atas


dorongan dan doa yang ikhlas dari berbagai pihak, dengan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada orang tua penulis Ayahanda
tercinta Dr. Nawawi Natsir, M.Si dan Almarhumah Mama tercinta Juliana Elizabeth
Pontoan, S.H serta Ibunda Kasmawati, S.H., MAP. Untuk Mama dan Bapak yang
telah menjadi orang tua terhebat sejagad raya, yang selalu memberikan nasehat,
motivasi, cinta, perhatian, dan kasih sayang serta do’a yang tentu takkan bisa penulis
balas. Kepada Kakak-Adik penulis Nurul Ulmi Ulva (Gaby), Alya Maharani Puspa
Negara (Neng) dan Yudha Bhakti Adiwisastra (Yudi) my support system terima
kasih atas kasih sayang dan dukungannya selama ini dan juga kepada keluarga besar
penulis yang telah memberikan bantuan baik berupa do’a maupun dukungan demi
terselesainya skripsi ini.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


Ibu Alwiyah Mukaddas, S.Farm., M.Si., Apt. Selaku pembimbing I dan Ibu Ingrid
Faustine, S.Si., M.Sc. Apt. Selaku pembimbing II yang senantiasa memberikan
bimbingan, dukungan, motivasi, pengetahuan, do’a, perhatian dengan penuh
kesabaran mendengarkan keluh kesah penulis sehingga skripsi ini mampu
terlelesaikan. Semoga Allah Subhanahu Wata’Ala senantiasa melindungi keluarga
Bapak serta Ibu dan memberikan balasan kebaikan atas apa yang telah beliau berikan
kepada penulis Aamiin Ya Rabbal Alaamiin.

Terimakasih dan penghargaan yang sama penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP. Rektor Universitas Tadulako.


2. Ibu Darmawati Darwis, S.Si., M.Si., Ph.D. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
3. Bapak/Ibu Wakil Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako.
4. Bapak dr. Muh. Ardi Munir, M.Kes., Sp.OT., FICS., M.H. selaku Wakil Dekan
Bidang Akademik dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas
Tadulako.
5. Bapak Sulaiman Zubair, S.Si., M.Si., Ph.D., Apt. Ketua Jurusan Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
6. Direktur Rumah Sakit Umum Anutapura Palu yang telah memberikan
kesempatan untuk melaksanakan penelitian di Rumah Sakit tersebut.
7. Ibu Alwiyah Mukaddas, S.Farm., M.Si., Apt. yang juga merupakan dosen wali
penulis yang tak pernah berhenti memberikan semangat, do’a, dan motivasi untuk
belajar, tidak bermalas-malasan dan disiplin dalam menjalani proses perkuliahan
hingga akhir studi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih banyak Bu.
8. Ibu Amelia Rumi, S.Farm., M.Sc., Apt. dan Ibu Hesti Trisnianti Burhan, S.Farm.,
M.Farm., Apt. selaku pembahas yang telah memberikan saran dan kritikan yang
bersifat konstruktif dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Muh. Basuki S.Farm., Apt., M.H., Kes. dan Ibu
Khildah Khaerati, S.Si., M.Si., Apt. yang telah meluangkan waktu memandu
seminar proposal dan seminar hasil serta member arahan dan motivasi yang
membangun untuk penulis.
9. Bapak/Ibu dosen Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Tadulako yang telah banyak membantu dan membekali penulis
dengan berbagai ilmu pengetahuan.
10. Seluruh staf akademik di Prodi Farmasi dan Fakultas MIPA UNTAD
11. Seluruh staf Rekam Medik,Bapak/Ibu/Kakak staf ruang rawat inap “Rajawali
Atas dan Bawah” RSU Anutapura Palu
12. Sahabatku sekaligus my 2nd family “TUKANG NGINAP” Dicky Wahyudi, Eka
Putri Wulandari, Rezki Nurul Azizah, Dwi Ramadhana P., Lale Fitriani NI, Indri
Mayangsari, Fadila Ardiyagarini, Mazidatur Rahma, Jusniati, Nawira, Dwi Nur
Handayani, Nurmitasari, Novita Pratiwi L., Nur Fatnila terimakasih selama ini
telah menjadi tempat berbagi suka dan duka, tempat menyampaikan keluh dan
kesah. Thank you for caring of me. Thank you for all the time we spent together
without you guys I can’t imagine how my campuss life to be. I really thankfull for
that :”)
13. To my best partner, Andi Nur Rahmy, Anggun Riani Matoneng, Gaby Nathania
Angela, Dewi Agriani, Nurmitasari, yang mulai dari awal survived bersama dari
mengajukan judul, seminar proposal, melewati suka dan (banyak) duka penelitian,
seminar hasil sampai menyelesaikan studi. Terima kasih telah banyak membantu.
Thanks Tems.
14. Terima Kasih penulis dan penghargaan kepada Keluarga Tangkepadang: Opa
Petrus Tangkepadang, Kakak Jerry Ronald Tangkepadang, Kakak Ryan
Tangkepadang, Kakak Ulhy Yanti yang menjadi keluarga kedua penulis selama
menyelesaikan studi hingga skripsi ini selesai bukan hanya memberi motivasi
tetapi juga kasih sayang dan dorongan serta bantuan yang tak mampu dihitung
selama ini hingga sekarang. Terima kasih Opa, Ka Jerr, Ka Rean, Ka Yanti
15. Teruntuk Zulkifli, Terima kasih telah ikhlas membantu dan mau direpotkan oleh
penulis selama penelitian hingga akhir skripsi ini dan untuk Moh. Fadel Salman
Djafar, Ka Yustiadi Kasuba dan Ka Sepri Suryanto terima kasih untuk bantuan
selama penelitian di Rumah Sakit. Tanpa bantuan dan tawa canda kalian penulis
tidak akan mampu menyelesaikannya.
16. Teman-teman seperjuangan Nurmitasari, Nur Azizah dkk, Fitriani Talapiu,
Ikmanur Khaerunisya, Rahmania Anwar, Nur Rahmi, Raodhatul Janna, Moh.
Risky dan lainnya yang rela membantu untuk mengurus berkas-berkas
penyelesaian studi. Kita semua luar biasa setrong nyaa 
17. Teman-teman kelas A(ku) yang luar biasa kompaknya, tanpa kalian penulis
mungkin tidak begitu menikmati masa perkuliahan, terima kasih atas bantuannya
selama mengerjakan berbagai tugas dari dosen, praktikum, laporan dll. Dan juga
Rekan-rekan Farmakope 2014 terimakasih atas dukungan dan doa kepada penulis.
18. Sahabat-sahabat yang nan jauh disana Nataniel, Fachrul, Idan, Ardi, Mihrahwati,
Nurul Hidayah dan sepupu Bumil Hera Novianti. Sahabat-sahabat yang di Palu :
Zulkifli, Zulfikar Tan, Rezan Agung Pratama, Pricillia Naomi, Jackson
Wehawentouw, Fadel S.Djafar, dan Team Crew MATA ORGANIZER yang tak
henti-hentinya memberikan dukungan, dorongan serta motivasi kepada penulis.
19. Teman-teman Geng Kapak :D lainnya : Ayu Dina, Ayu Agista, Ikram, Yudhis,
Sari, Windy, Egi, Rizka, Jahid, Ghian, Yadi, dan yang lainnya* yang tergabung
dalam Gank tersebut.
20. Rekan-rekan senior angkatan 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan junior 2015,
2016, 2017, 2018 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
memberikan dukungan dan doanya kepada penulis.
21. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
skripsi ini kedepannya. Semoga skripsi ini dapat berguna dan dijadikan salah satu
acuan untuk pengembangan dan penelitian yang serupa sehingga dapat memberikan
nilai tambah serta manfaat bagi pembaca khususnya penulis.

Palu, 15 Agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL............................................................................................................. i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
1.5 Batasan Masalah............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5


2.1 Pasien Geriatri.................................................................................. 5
2.2 Gambaran Penggunaan Obat pada Geriatri ...................................... 5
2.3 Pengertian Off-Label........................................................................ 6
2.4 Kategori Off-Label........................................................................... 6
2.5 Keuntungan dan Kerugian Off-Label............................................... 7
2.6 Alasan Penggunaan Off-Label ......................................................... 7
2.7 Contoh Penggunaan Off-Label ........................................................ 8

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 9


3.1 Desain Penelitian.............................................................................. 9
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 9
3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................................. 9
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................. 9
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel...................... 9
3.3.1 Populasi ................................................................................ 9
3.3.2 Sampel.................................................................................. 9
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel................................................ 10
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ................................ 10
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 12
3.6 Analisis Data................................................................................... 12
........................................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 13


4.1 Karakteristik Pasien........................................................................... 13
4.1.1 Karakteristik Demografi.......................................................... 13
4.2 Karakteristik Klinis ...........................................................................
14
4.2.1 Manifestasi Klinis ................................................................ 14
4.2.2 Diagnosa Penyakit................................................................ 15
4.3 Rute Pemberian dan Bentuk Sediaan .................................................... 18
4.4 Profil Penggunaan Obat ........................................................................ 19
4.5 Evaluasi Penggunaan Obat Off-Label ................................................... 22
 Off-Label Asam Traneksamat........................................................... 24

BAB V PENUTUP................................................................................................ 26
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 26
5.2 Saran ....................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27


LAMPIRAN .......................................................................................................... 31
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................
SURAT KETERANGAN ETHICAL CLEARANCE ...........................................
SURAT KETERANGAN PUBLIKASI JURNAL ................................................
SURAT KEPUTUSAN (SK) PEMBIMBING SKRIPSI.......................................
LAMPIRAN JURNAL ..........................................................................................
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Karakteristik demografi pasien geriatri yang menerima obat atau resep di
Instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018.
.............................................................................................................. 13

Tabel 4.2 Manifestasi klinik pasien rawat inap yang menjalani perawatan di RSU
Anutapura Palu pada periode Agustus-Oktober 2018.
.............................................................................................................. 1
4

Tabel 4.3 Diagnosa penyakit pasien geriatri yang menjalani rawat inap di RSU
Anutapura Palu Periode Agustus–Oktober 2018…………………….. 18

Tabel 4.4 Bentuk sediaan dan rute pemberian obat yang didapatkan oleh pasien di
instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober
2018………………………………………………………...................18

Tabel 4.5 Profil penggunaan obat pada pasien rawat inap RSU Anutapura Palu
periode Agustus-Oktober 2018…………………………..................... 19

Tabel 4.6 Hasil evaluasi penggunaan obat Off-label pasien rawat inap yang
menerima obat Off-label di instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu
periode Agustus-Oktober
2018………………………….............................................................. 22

Tabel 4.7 Jumlah penggunaan obat Off-label Indikasi pada pasien geriatri di instalasi
rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober
2018…………………………………………………….......................23
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Lembar Pengumpul Data Obat Off-Label RSU Anutapura Palu Periode
Agustus-Oktober 2018 ............................................................................ 31
Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian .........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peresepan serta penggunaan obat-obatan secara off-label masih sering terjadi di
berbagai belahan dunia. Salah satu negara misalnya Amerika menjadi negara
dengan peresepan obat off-label yang mencapai 725 juta resep pada tahun 2001.
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa dari data tersebut 21 % adalah resep off-
label dan diketahui sekitar 73 % hampir tidak ada data ilmiah. Hanya sekitar 27
% dari data tersebut memiliki data ilmiah yang cukup kuat (Radley et al, 2006).

Penelitian tentang penggunaan obat off-label di Indonesia masih sangat sedikit


karena tidak adanya jaminan patient safety kepada pasien. Di satu sisi, dokter
yang bertindak selaku membuat resep dan apoteker yang menyerahkan resep
tidak memiliki perlindungan hukum karena belum ada klaim (registrasi) terhadap
indikasi yang digunakan dari pihak yang berwenang (Badan Pengawasan Obat
dan Makanan dan Dinas Kesehatan, 2014).

Populasi pasien dengan kondisi khusus yaitu geriatri, pediatri, dan wanita hamil
(kehamilan). Populasi pasien dengan kondisi khusus ini memiliki karakteristik
organ yang berbeda dengan pasien dewasa sehat pada umumnya. Pediatri
memiliki kecenderungan organ yang belum sempurna secara fisiologis, geriatri
cenderung mengalami penurunan fungsi organ, dan ibu hamil dan menyusui
memiliki volume distribusi obat yang lebih besar. Penelitian pada pasien pediatri
ini telah dilakukan oleh (Ramadhani, 2017) tentang Skrining Peresepan Obat
Off-Label di Poliklinik Anak di Instalasi Rawat Jalan RSU Anutapura Palu
dengan hasil bahwa terdapat sekitar 5,50 % (51) penggunaan obat yang
dinyatakan off-label terkhusus pada obat off-label kategori usia. Selain itu,
penelitian lain juga dilakukan oleh (Mahardika, 2017) tentang Skrining
Penggunaan Obat Off-Label pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RSU
Anutapura Palu dengan hasil bahwa dari 233 pasien pediatri, tingkat kejadian
penggunaan obat off-label kategori usia sebesar 1,21 %. Sedangkan untuk jumlah
pasien kehamilan di RSU Anutapura Palu sangat sedikit yaitu sejumlah 1926
pasien di tahun 2016 dan sejumlah 1172 pasien di tahun 2017 sehingga penelitian
ini lebih difokuskan pada pasien geriatri karena belum dilakukannya penelitian
pada pasien geriatri di Sulawesi Tengah. Populasi pasien geriatri adalah salah
satu populasi pasien dengan kondisi khusus yang memiliki karakteristik organ
yang berbeda dengan pasien dewasa sehat pada umumnya dimana pasien geriatri
cenderung mengalami penurunan fungsi organ seperti ginjal dan hati.
Populasi tersebut dapat mempengaruhi respon terhadap obat. Oleh karena itu
penggunaan obat pada pasien dengan populasi tersebut harus diperhatikan,
khususnya bagi obat yang digunakan secara off-label yang belum terbukti
indikasi dan keamanannya.

Masalah utama bagi para lanjut usia adalah adanya kondisi multipatologi
sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan yang sepenuhnya. Hal ini
membutuhkan keputusan terapi yang tepat berdasarkan keputusan klinik yang di
desain khusus untuk lansia. Dampak yang timbul dari penggunaan obat-obatan
sebelumnya juga mempengaruhi efek terapi. Kondisi ini mengakibatkan
kemungkinan adanya pemberian obat off-label pada lansia dikarenakan
kurangnya data farmakokinetik, farmakodinamik, dan efek samping obat
(PIONAS, 2015).

Salah satu contoh penggunaan obat off-label pada pasien geriatri menurut
(Jackson, 2012) yakni penggunaan obat golongan antipsikotik untuk penanganan
delirium dan demensia untuk populasi pasien lansia. Penggunaan obat golongan
ini dianggap biasa karena mengingat sulitnya membangun trend global saat ini.
Selain itu, adanya perbedaan legislasi, pengaturan kesehatan (baik di Rumah
Sakit, Lembaga serta Komunitas), pengetahuan serta keputusan dokter dan
ketersediaan obat-obatan di seluruh negara-negara menjadikan obat off-label ini
diresepkan dan dianggap sebagai peresepan yang umum.

Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu adalah rumah sakit umum tipe B
yang memiliki fasilitas dan kemampuan menyelenggarakan hampir semua jenis
pelayanan kedokteran, sehingga layak menjadi pusat rujukan dari berbagai
wilayah daerah. Rumah sakit umum Anutapura Palu sebagai Rumah Sakit Badan
Layanan Umum yang diberi legalitas untuk melakukan pelayanan kesehatan
secara holistik dan komprehensif. Rumah sakit Anutapura Palu memberikan
pelayanan terpadu rawat jalan, rawat inap maupun pelayanan dan tindakan.

Berdasarkan data rekam medik yang didapatkan di ruangan Rekam Medik RSU
Anutapura Palu, ruangan perawatan geriatri berada pada ruangan rajawali atas
dan rajawali bawah. Observasi awal yang telah dilakukan di 3 Rumah sakit yakni
RSU Anutapura Palu, RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah dan RSD Madani
mendapatkan hasil bahwa RSU Anutapura menempati urutan pertama dengan
pasien geriatri terbanyak di 2 tahun terakhir ini yakni sejumlah 2741 pasien di
tahun 2016 dan sejumlah 2688 pasien di tahun 2017 jika dibandingkan RSUD
Undata Palu yaitu sejumlah 1761 pasien pada tahun 2016 dan sejumlah 2114
pasien di tahun 2017 dan RSD Madani sejumlah 435 pasien pada tahun 2016 dan
sejumlah 324 pasien pada tahun 2017. Berdasarkan hal ini, maka peneliti
menganggap perlu perhatian khusus dari praktisi kesehatan, khususnya tenaga
kefarmasian terkait skrining peresepan obat off-label pada pasien geriatri di
rumah sakit yang bersangkutan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana persentase penggunaan obat off-label yang meliputi kategori usia,
indikasi, dosis dan rute pemberian pada pasien geriatri di instalasi rawat inap RSU
Anutapura Palu ?

1.3 Tujuan Penelitian


Mengetahui persentase penggunaan obat off-label yang meliputi kategori usia,
indikasi, dosis dan rute pemberian pada pasien geriatri di instalasi rawat inap RSU
Anutapura Palu.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Pendidikan
Dalam pendidikan, khusunya pendidikan kesehatan diharapkan dapat menjadi
data ilmiah tentang ada tidaknya penggunaan obat off-label pada pasien
geriatri di RSU Anutapura Palu, sehingga bisa menjadi acuan untuk penelitian
selanjutya.
2. Pelayanan
Pada bidang pelayanan diharapkan dapat digunakan sebagai data ilmiah bagi
RSU Anutapura Palu untuk mengkaji penggunaaan obat off-label pada pasien
geriatri, sehingga dapat menjadi acuan bagi farmasis dan bisa
lebih memahami keamanan dan efikasi penggunaan obat serta menjamin
adanya patient safety kepada pasien.
3. Penelitian
Penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai bahan acuan
untuk penelitian lain yang berkesinambungan terkait dengan penggunaan obat
off-label di kota Palu.
1.5 Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada skrining penggunaan obat off-label
pada pasien geriatri di instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu yang meliputi
kategori usia, indikasi, dosis dan rute pemberian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasien Geriatri


Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari segala aspek yang berhubungan
dengan masalah lanjut usia atau dapat pula diartikan sebagai suatu pendekatan
ilmiah dari berbagai aspek proses penuaan ditinjau dari segi kesehatan, sosial,
lingkungan dll. Peningkatan jumlah lansia mempengaruhi aspek kehidupan
mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis, sosial, dan
munculnya penyakit degeneratif akibat proses penuaan tersebut (Fatmah, 2010).
Menjadi tua (menua) merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmojo R.B & Martono, 1999). Menurut
World Health Organization (WHO), lansia dikelompokkan menjadi 4 kelompok
yaitu:
a. Usia pertengahan (middle age) : usia 45-59 tahun
b. Lansia (eldery) : usia 60-74 tahun
c. Lansia tua (old) : usia 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) : usia di atas 90 tahun

2.2 Gambaran Penggunaan Obat Pada Geriatri


Pemilihan obat pada populasi geriatri merupakan proses yang kompleks karena
populasi geriatri sangat rentan terhadap peresepan obat yang tidak benar terkait
dengan polifarmasi, adanya penyakit penyerta, perubahan kondisi fisiologis yang
dapat mempengaruhi proses farmakokinetik dan sensitivitas farmakodinamik
terhadap obat-obatan tertentu. (Spinwine,A. dalam Abdullah, 2015). Sehingga
pasien geriatri menjadi salah satu faktor motivasi dalam penggunaan obat off-
label karena belum adanya penelitian untuk pasien khusus ini. Adapun faktor
pemotivasi lainnya yaitu mengancam kehidupan atau kondisi terminal medis,
misalnya pada pilihan terakhir untuk pengobatan khusus yang memotivasi tenaga
kesehatan professional dalam memberikan beberapa terapi yang logis dan tersedia
meskipun disetujui atau tidak disetujui oleh FDA dan jika suatu obat dalam satu
golongan disetujui oleh FDA, dokter biasa menggunakan obat lain dalam
golongan yang sama yang belum disetujui FDA dengan indikasi yang sama
(Murdiana, 2016).

2.3 Pengertian Off-Label


Obat off-label merupakan obat yang diresepkan tetapi tidak sesuai dengan
informasi resmi obat seperti indikasi obat yang tidak sesuai dengan dinyatakan
oleh izin edar serta dosis, umur pasien, dan rute pemberian yang tidak sesuai
(Mutmainnah, 2016). Munculnya obat off-label terjadi setelah dokter dan peneliti
lainnya menemukan indikasi lain dan dokter mempunyai kebebasan (prerogatif)
untuk meresepkan obat untuk indikasi baru tersebut. Apoteker bertanggung jawab
untuk mengawasi resep obat yang digunakan pasien dan memastikan bahwa
semua obat-obatan, termasuk obat off-label yang diresepkan aman, kemudian
diserahkan dengan tepat (Syahrina, 2015).

2.4 Kategori Off-Label


Penyerahan obat off-label kepada pasien diluar ketentuan izin edar dan izin
penjualan dikarenakan beberapa alasan yakni (Purba, 2007):
1. Off-label dosis
Obat yang diberikan kepada pasien dengan dosis yang lain dari label
yang telah mendapat izin edar dan izin penjualan.
2. Off-label indikasi
Obat yang diberikan kepada pasien dengan indikasi lain dari label yang
telah mendapat izin edar dan izin penjualan.
3. Off-label usia
Obat yang diberikan kepada pasien namun tidak sesuai dengan rentan
usia yang disetujui.
4. Off-label rute atau cara pemberian
Obat yang diberikan kepada pasien dengan rute pemberian yang tidak
sesuai dengan label terkait.
5. Off-label kontraindikasi
Kontraindikasi jika obat diberikan namun tidak sesuai dengan
rekomendasi penggunaan obat untuk pasien tersebut.

2.5 Keuntungan dan Kerugian Off-label


a. Keuntungan
(Howland dalam Mahardika, 2017) mengemukakan bahwa hal yang umum
dalam menggunakan resep obat off-label untuk indikasi yang tidak disetujui
yaitu untuk menghindari rekomendasi dosis yang tinggi dan durasi
penggunaan yang lama. Penggunaan off-label bisa juga dijadikan parameter
klinis dalam situasi yang sering terjadi. Resep obat off-label diberikan kepada
pasien yang memiliki kontraindikasi pada obat tertentu.
b. Kerugian
Peresepan obat off-label akan berakibat pada kerugian dan efek samping
terhadap pasien. Selain itu resep obat off-label secara farmakoepidemologi
belum dipelajari secara sistematis (Bazzano dalam Mahardika, 2017).

2.6 Alasan Penggunaan Off-label


Populasi pasien dengan kondisi khusus yakni geriatri merupakan populasi pasien
yang memiliki karakteristik organ yang berbeda dengan pasien dewasa pada
umumnya. Pasien geriatri cenderung mengalami penurunan fungsi organ sehingga
peresepan obat pada populasi pasien ini membutuhkan perhatian khususnya untuk
obat-obat yang diresepkan secara off-label yang belum bisa dijamin keamanannya
(Cahyaningsih, 2017). Ada beberapa faktor dalam penggunaan obat off-label ini
menurut Wittich et.al, 2012 yakni:

1. Obat belum dipelajari dan disetujui untuk populasi tertentu (misalnya anak,
geriatri, atau pasien hamil).
2. Kondisi medis yang mengancam jiwa dapat memotivasi tenaga kesehatan
untuk memberikan pengobatan logis dan tersedia apabila disetujui oleh FDA
atau tidak.
3. Jika salah satu obat dari suatu golongan yang memiliki persetujuan FDA,
dokter biasanya menggunakan obat lain di golongan yang sama tanpa
persetujuan FDA khusus untuk digunakan pada indikasi yang ditujukan.
4. Jika fitur patologis atau fisiologis dari 2 kondisi mirip, dokter dapat
menggunakan obat yang disetujui untuk 1 dari kedua kondisi ini (misalnya,
diabetes dan sindrom metabolik, penyakit kejiwaan seperti kecemasan dan
gangguan stres paska trauma).

2.7 Contoh Penggunaan Obat Off-label


Contoh umum penggunaan obat off-label yaitu: (British National Formulary The
Authority on the Selection and use of Medicine, 2014-2015)
Obat Kategori penggunaan Off-label
Metformin Off-label indikasi: Polycistic Ovary Syndrome.
Klorokuin Off-label indikasi: Rheumatoid Arthritis.
Off-label dosis: 500 mg sekali sehari selama 7 hari
Azithromycin
pada penyait tifoid tidak dilisensikan.
Off-label usia: tidak dilisensikan untuk digunakan
Gabapentin
pada anak di bawah 6 tahun.
Off-label rute pemberian: sifilis awal dengan rute
Ceftriaxone
pemberian intramuscular tidak dilisensikan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif observasional yang dikerjakan secara prospektif dengan cara
mengumpulkan data yang diperoleh dari resep dan rekam medik pasien serta
wawancara langsung dengan dokter pemberi resep sebagai penunjangnya dan
dianalisis menggunakan beberapa referensi dan jurnal-jurnal terkait untuk
mengetahui persentase penggunaan dari obat off-label pada pasien geriatri di
instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


a. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSU Anutapura Palu Sulawesi Tengah.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada periode Agustus-Oktober 2018

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel


a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien geriatri yang
menjalani rawat inap di RSU Anutapura Palu.
b. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah resep off-label pasien geriatri yang
menjalani rawat inap di ruangan/bangsal RSU Anutapura Palu Sulawesi
Tengah periode Agustus-Oktober 2018 yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
i. Kriteria Inklusi
1) Pasien yang menerima resep obat.
2) Pasien yang menjalani rawat inap di ruangan/bangsal RSU
Anutapura Palu.
3) Pasien umum dengan usia ≥ 65 tahun.
ii. Kriteria Ekslusi
1) Pasien yang tidak bersedia mengikuti penelitian.
2) Pasien meninggal dunia.
c. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu dengan
mengumpulkan semua pasien dengan data yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional


a. Pasien geriatri adalah pasien yang berusia ≥ 65 tahun, sesuai rekam medik di
Rumah Sakit.
b. Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dan laki-laki berdasarkan
rekam medik pasien.
Kategori : a. Laki-laki b. Perempuan
Skala : nominal
c. Usia adalah selisih waktu kelahiran dengan waktu pasien masuk rumah sakit.
Sampel penelitian yang digunakan yaitu pasien usia ≥ 65 tahun.
Kategori : a.60-74 tahun b.>75-90 tahun c.>90 tahun
Skala : ordinal
d. Manifestasi klinis adalah gejala klinis yang ditemukan mengenai suatu
penyakit yang diderita pasien.
e. Diagnosa adalah hasil pemeriksaan klinis pasien terhadap semua penyakit
yang tertulis di Rumah Sakit.
f. Resep adalah pesan tertulis yang diberikan kepada pasien di instalasi rawat
inap.
g. Rawat inap adalah rehabilitasi oleh tenaga pelayanan kesehatan pada pasien
yang menderita suatu penyakit tertentu yang diinapkan sesuai usia atau jenis
penyakit yang dialaminya dengan tujuan mendapatkan pelayanan yang
intensif.
h. Skrining penggunaan obat adalah proses pemeriksaan atau evaluasi
penggunaan obat dengan cara membandingkan literatur dan ketentuan yang
telah ditetapakan terhadap label obat untuk mengetahui, menentukan dan
memastikan kesesuaian penggunaan sesuai label obat yang diberikan oleh
dokter kepada pasiennya melalui farmasis.
i. Off-label adalah penggunaan obat di luar ketentuan dari izin penjualan
berkaitan dengan indikasi, dosis, usia dan rute pemberian yang berbeda pada
pasien geriatri.
j. Off-label indikasi adalah pemberian obat dengan indikasi yang tidak tertera
dilabel obat, namun telah diresepkan oleh dokter.
Kategori : a. Ya b. Tidak
Skala : nominal
k. Off-label dosis adalah pemberian obat dengan dosis yang tidak tertera dilabel
obat, namun telah diresepkan oleh dokter.
Kategori : a. Ya b. Tidak
Skala : nominal
l. Off-label usia adalah pemberian obat dengan usia yang tidak tertera dilabel
obat, namun telah diresepkan oleh dokter.
Kategori : a. Ya b. Tidak
Skala : nominal
m. Off-label rute pemberian adalah pemberian obat dengan rute pemberian yang
tidak tertera di label obat, namun telah diresepkan oleh dokter.
Kategori : a. Ya b. Tidak
Skala : nominal
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer berupa
wawancara langsung dengan dokter yang memberikan resep obat pada pasien
geriatri di instalasi rawat inap dan data sekunder berupa resep dan rekam medik
pasien. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mencatat resep
dan isi rekam medik pasien meliputi :
a). Identitas pasien (nomor rekam medis, tanggal lahir, jenis kelamin, dan usia).
b). Data klinik (manifestasi klinis dan diagnosa).
c). Resep obat (nama obat, bentuk sediaan, dosis, dosis sediaan, rute pemberian,
interval/frekuensi, dan indikasi).

3.6 Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini secara deskripsi yang
dilakukan dengan menguraikan data umum yang didapatkan dari rekam
medik antara lain nama obat, indikasi, dosis, dan rute pemberian serta hasil
wawancara langsung dengan dokter yang memberikan resep pada pasien yang
kemudian dianalisa dan dievaluasi dengan menggunakan beberapa referensi
terkait seperti MedScape, British National Formulary, PIONAS dan jurnal-jurnal
penelitian terkait.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Pasien


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi rawat inap RSU
Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018 diperoleh jumlah pasien sebanyak
25 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dapat dijelaskan pada
karakteristik demografi pasien sebagai berikut:
4.1.1 Karakteristik Demografi
Tabel 4.1 Karakteristik demografi pasien geriatri yang menerima obat atau
resep di Instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober
2018.
Jumlah Pasien Persentase
Kategori
(n=25) (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 22 88 %
Perempuan 3 12 %

Usia
60-74 tahun 19 76 %
75-90 tahun 6 24 %

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien geriatri berjenis kelamin
laki-laki lebih banyak dari pada perempuan yakni sebesar 88%. Pada
umumnya ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan serta umur
terhadap suatu penyakit karena berbagai faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya derajat kesehatan suatu masyarakat diantaranya faktor genetik,
sistem kesehatan, perilaku dan lingkungan, ukuran epidemiologis, ukuran
kondisi pencapaian berbagai kondisi kesehatan (Ryadi, 2016). Untuk
kategori usia, persentase tertinggi yakni Usia 60-74 Tahun sebesar 76 %.
Rata-rata umur lansia di Indonesia mencapai 70,7 tahun dan menunjukkan
hal yang lebih baik dari tiga atau empat dekade sebelumnya yakni sekitar 60
tahun (Badan Pusat Statistik, 2014).
4.2 Karakteristik Klinis
4.2.1 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik adalah indikator-indikator yang sangat dibutuhkan oleh
dokter untuk menegakkan diagnosa. Berikut adalah manifestasi klinis yang
termuat dalam tabel untuk pasien yang menjalani rawat inap di RSU
Anutapura Palu:
Tabel 4.2 Manifestasi klinik pasien rawat inap yang menjalani perawatan di
RSU Anutapura Palu pada periode Agustus-Oktober 2018.
Jumlah Pasien Persentase
Manifestasi Klinis
(n=25) (%)
Pusing 10 40
Sesak Nafas 8 32
Nyeri Ulu Hati 8 32
Badan Lemas 7 28
Mual 6 24
Kelelahan 6 24
Nyeri Dada 5 20
Demam 4 16
Muntah 4 16
Lemah 4 16
Nyeri Perut 3 12
BAB Encer 3 12
Sakit perut 3 12
Susah BAK 2 8
Kram 2 8
Sakit kepala 2 8
Penurunan nafsu makan 2 8
dada tidak nyaman 2 8
Batuk disertai darah 1 4
Menggigil 1 4
Edema 1 4
Diare 1 4
Perut kembung 1 4
Batuk 1 4
Penurunan kesadaran 1 4
Nyeri lutut 1 4
Nyeri punggung 1 4
Muntaber 1 4
Insomnia 1 4
BAB campur darah 1 4
Muntah darah 1 4
Nyeri alat vital 1 4
Nyeri otot 1 4
Nyeri saat BAB 1 4
Gatal 1 4
BAK disertai darah 1 4
Ket: BAB: Buang Air Besar, BAK: Buang Air Kecil
Berdasarkan tabel, manifestasi klinik tertinggi yang diperoleh yaitu pusing
sebanyak 10 pasien (40%). Pusing merupakan suatu istilah yang digunakan
untuk menggambarkan berbagai sensasi ditandai dengan perasaan
pergerakan relatif terhadap sekelilingnya (Mukherjee, 2003). Pusing dapat
dikaitkan dengan beragam masalah dan khususnya dikaitkan dengan
penyimpangan aliran darah dan masalah kardiovaskular seperti gagal
jantung (Vestibular, 2012). Hal ini berkaitan dengan kondisi fisiologis
pasien geriatri yang mengalami penurunan baik itu organ maupun sistem
tubuh mulai dari daya ingat sel sampai ke semua sistem organ tubuh
khususnya sistem kardiovaskular (Mubarak, 2011).

4.2.2 Diagnosa Penyakit


Diagnosa penyakit adalah identifikasi kondisi atau membedakan satu
penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Berikut adalah diagnosa penyakit
yang termuat dalam tabel untuk pasien geriatri yang menjalani rawat inap di
RSU Anutapura Palu.
Tabel 4.3 Diagnosa penyakit pasien geriatri yang menjalani rawat inap di
RSU Anutapura Palu.
Jumlah
Persentase
Diagnosa Utama Diagnosa Penyerta Pasien
(n=25) (%)
CHF NYHA III e.c.Mitral Stenosis
CAD
Atrial Fibrilise, Myalgia
HHD, Bronchitis kronis,
Hipokalemia 6 24
CHF NYHA III
HHD e.c. CAD, Kolik Renal e.c.
Nephrolithiasis, AKI e.c. PNC,
CAP, OA (s)
HHD e.c. CAD, TB Paru
Koma
Sirosis Hepatika Decompensata,
Hepatik/Ensefalop 1 4
CHF NYHA III, HHD e.c. CAD
ati Hepatik
HHD, Dysuria e.c. BPH, Kolik
Bronchitis Kronik 1 4
Abdomen e.c. ISK
e.c. Cystitis, Hepatomegali,
Kolik Abdomen Chepalgia 2 8
e.c. Pelvicaliestasis (s)
HHD GERD, GEA, Hipokalemia 1 4
4
Dyspnea e.c. CHF 1
Jumlah
Persentase
Diagnosa Utama Diagnosa Penyerta Pasien
(n=25) (%)
Dyspnea e.c.
HT 1 4
Susp. PPOK
Dyspepsia, Dermatitis Kontak
Viral Infection 1 4
Alergi
HT Essentisial Chepalgia 1 4
DM Type II, Hipoalbuminuria,
Diabetik Foot Kekurangan Elektrolit, Anemia 1 4
e.c. Melena
GERD GEA, Hipokalemia 1 4
Atherosclerotic
Obs. Dyspnea e.c. CHF, HF 1 4
Heart Disease
GI, BPH, Kolik Renal e.c.
Retensi Urine 1 4
Vesicholitiasis, Cystitis
Retensi Urine DD ISK, Susp. Balanistis, Obs.
1 4
Susp. BSK Trombositopenia, HT
Diare, Hemmoroid Grade I-II,
GEA 1 4
BPH, ISK
Susp. TB Usus, Sup. ARF,
Susp. TB Paru 1 4
Anemia Pro Evaluasi
Pneumonia
GERD 1 4
komunity (CAP)
Melena e.c. Susp. GA, Shock Hivolemia, CKD,
1 4
Gastritis Erosifa Anemia
Susp. Sepsis Susp. Ileus Prolitu, NHS 1 4
Ket:
CHF NYHA: Congestive Heart Failure New York Heart Association, HT: Hipertensi, ISK:
Infeksi Saluran Kemih, DM: Diabetes Mellitus, CAD: Coronary Artery Disease, HHD:
Hypertensive Heart Disease, AKI: Acute Kidney Injury, PNC: Pyelonephritis Chronic,
CAP: Community Acquired Pneumonia, OA: Osteoarthritis, BPH: Benign Prostatic
Hyperplasia, ISK: Infeksi Saluran Kemih, GERD: Gastroesophageal Refluks Disease,
GEA: Gastroenteritis Akut, CHF: Congestive Heart Failure, PPOK: Penyakit Paru
Obstruktif Kronik, HF: Heart Failure, GI: Pendarahan Gastrointestinal, ARF: Acute Renal
failure, CKD: Chronic Kidney Disease, DD: Differential Diagnose, Susp: Suspek, Obs:
Obstruktif, e.c. (e causa): Disebabkan Oleh.

Hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa diagnosa utama dari total
jumlah pasien sebanyak 25 pasien, kasus penyakit yang paling dominan yaitu
CHF NYHA III sebanyak 6 pasien (24%). Gagal Jantung Kongestif (CHF)
adalah ketidakmampuan (kegagalan) jantung dalam memompa darah secara
optimal. Gagal Jantung Kongestif lebih sering terjadi pada usia lanjut. Hal ini
dikarenakan adanya keadaan multifaktorial yang terjadi pada pasien tersebut
seperti adanya disfungsi diastolik yang terjadi pada kasus pasien gagal jantung
pada lansia (Beers, MH. Dalam Imaligy, 2014) Hal ini sejalan dengan
manifestasi klinik dari gagal jantung itu sendiri bahwa gejala non spesifik
yang terlihat pada gagal jantung yang lanjut yaitu mual, malas, pusing, dan
insomnia yang merupakan gambaran kongestif pada vena yang besar dari usus
dan mengurangi aliran darah otak (Chung,1995). Kemudian diagnosa
selanjutnya yaitu Kolik Abdomen dan Dyspnea masing-masing sebesar 2
pasien (8%). Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal yang ditandai kram dan nyeri. Nyeri kolik ini
biasanya disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi
usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminar). Nyeri ini
timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Biasanya
kontraksi ini berjeda sehingga kolik yang dirasakan hilang timbul
(Sja’bani,2009).

4.3 Rute Pemberian dan Bentuk Sediaan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di instalasi rawat inap RSU
Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018 penggunaan obat berdasarkan
bentuk sediaan dan rute pemberiannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Bentuk sediaan dan rute pemberian obat yang didapatkan oleh pasien di
instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018.
Data Jumlah (n=227) Persentase (%)
Solida :
Tablet 104 45,81
Kapsul 10 4,40
Kaplet 9 3,96
Liquid :
Suspensi 5 2,20
Sirup 2 0,88
Eliksir 1 0,44
Oral 131 57,70
Liquid :
Ampul 56 24,66
Infus 20 8,81
Vial 10 4,40
Injeksi 86 37,88
Solida :
Suppositoria 7 3,08
Rectal 7 3,08
Liquid :
Inhaler 3 1,32
Inhalasi 3 1,32

Hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa total penggunaan obat yakni
sebesar 227 obat. Penggunaan obat paling dominan adalah obat dalam bentuk
sediaan tablet yakni sebanyak 104 (45,81%). Obat dengan sediaan tablet ini
sendiri merupakan yang paling banyak beredar. Selain itu tablet adalah bentuk
obat untuk orang dewasa yang paling luas diterima karena berbagai keuntungan.
Keuntungan tersebut seperti kemudahan pemberian dosis yang akurat, bahan yang
digunakan tidak mengandung alkohol, dan komposisi tablet dapat segera
disesuaikan dalam berbagai dosis zat aktif (Nugroho, 2014). Dapat dilihat bahwa
rute pemberian obat secara oral sesuai dengan bentuk sediaan tablet yaitu sebesar
131 (57,45%). Obat yang diberikan kebanyakan diberikan dengan rute oral
karena rute ini memberikan kenyamanan untuk pasien yang menjalani pengobatan
kronis dan relatif stabil (Aungst, 2016). Jika dikatikan dengan kondisi pasien
geriatri yang susah menelan (Disfagia), maka adanya upaya menelan dengan
sedikit lebih keras menggunakan otot-otot mulut dan faring pada umumnya
disarankan oleh ahli terapi untuk membantu pasien disfagia dan juga
meningkatkan tekanan menelan oral untuk mendorong objek yang tertelan
menjadi lebih efektif (Hind, 2001). Disamping itu, pasien juga perlu konsentrasi
dan latihan menelan untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk menelan
sediaan berbentuk padat seperti tablet (Kelly, 2009).

4.4 Profil Penggunaan Obat


Berikut adalah profil penggunaan obat pada pasien yang menjalani rawat inap di
RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018 yang terdistribusikan dalam
tabel:
Tabel 4.5 Profil penggunaan obat pada pasien rawat inap RSU Anutapura Palu
periode Agustus-Oktober 2018.
Kelas Jumlah
Golongan Nama Obat (%)
Terapi (n=25)
Derivat
Analgesik,
Asam Ketoprofen 6 24
Antipiretik,
Propionat
dan Analgesik Non Opioid
Derivat
Antiinflama
Para- Paracetamol 5 20
si
aminofenol

Kelas Jumlah
Golongan Nama Obat (%)
Terapi (n=25)
Derivat Ketorolak 5 20
Asam
Heteroaril Natrium Diklofenak 1 4
Asetat
Derivat Asetosal 1 4
Asam
Sulfasalazine 1 4
Salisilat
Derivat
Methampyrone 4 16
Pirazolon
Analgesik
Tramadol 1 4
Opioid
Methyl Prednisolone 2 8
Kortikosteroid
Dexamethasone 1 4
Antihistami Antagonis reseptor Histamin Cetirizine 1 4
n H-1 Mebidrolin Napadisilat 1 4
Antagonis Reseptor
Ranitidine 15 60
Histamin H2
Obat Omeprazole 11 44
Gangguan Inhibitor Pompa Proton Pantoprazole 4 16
Saluran Lansoprazole 3 12
Cerna Mukoprotektor Sucralfate 5 20
Antimotilitas Loperamid 1 4
Adsorben Bisacodil 1 4
Kolagogum Laktulosa 2 8
Antagonis Reseptor
Domperidone 4 16
Antiemetik Dopamine
Antagonis Serotonin 5-HT3 Ondansetron 3 12
Antiansietas Benzodiazepin Alprazolam 4 16
Cephalospor
in Generasi Cefadroxil 2 8
1
Cephalospor Cefixime 1 4
Antibiotik in Generasi Ceftriaxone 7 28
Antimikroba 3 Cefoperazone 1 4
Floroquinolo
Ciprofloxacin 4 16
n
Sulfonamida Sulfasalazine 1 4
Amebisid-
Antiprotozoa Metronidazole 3 12
kontak
Vitamin Vitamin B12 Mecobalamin 1 4
Antivertigo Betahistin mesilat 1 4
Obat Nootropika dan Piracetam 1 4
Serebrovask Neurotonika/Neurotrofik
ular
Hepatobiliar Antikolelitik Ursodeoxycholic acid 1 4
Hepa-Cl (Lesitin, vit-
B1, vit-B2, vit-B6, vit
Hepatosupport B-12, nikotinamida, 1 4
vit-E, asam folat,
selenium, Zn)

IVFD RL 7 28
Cairan Infus
IVFD NaCl 0,9 % 10 4

Jumlah
Kelas Terapi Golongan Nama Obat (%)
(n=25)
Na⁺ 131 mEq/L, Cl ⁻
109 mEq/L, K⁺ 4
mEq/L, Ca⁻2
2,7mEq/L, asetat 28
mEq/L (Natrium
klorida 0,3 g, kalsium 1 4
klorida 2,25 g, natrium
asetat 3,8 g, air untk
inj 1000 mL),
osmolaritas 273
mOsm/L.
Wida Kn-2 1 4
KCL 1 4
Erdostein 1 4
Mukolitik
Ambroxol 1 4
budesonid, formoterol
fumarat 1 4
Dekongestan
Obat Saluran flutikason propionat
Nafas 1 4
Ipratropium bromide
Anti Asma dan salbutamol 1 4

Bronkodilator Metil xantin Teofilin 1 4


Pengganti
Protein Albumin 1 4
Plasma
Isosorbit dinitrate 6 24
Nitrat Glyceryl
2 8
trinitrate/Nitrogliserin
Simvastatin 1 4
Obat Statin
Atorvastatin 2 8
Kardiovasku Glikosida Jantung Digoxin 4 16
ler Captopril 1 4
Angiotensin-Converting
Lisinopril 1 4
Enzyme Inhibitor (ACEI)
Ramipril 2 8
β Blocker Bisoprolol 2 8
Angiotensin Reseptor
Candesartan 5 20
Blocker (ARB)
Calcium Canal Blocker
Amlodipin 8 32
(CCB)
Loop Diuretik Furosemid 11 44

Diuretik Hemat Kalium Spironolakton 3 12

Alpha Blockers Tamsosulin HCl 0,4 5 20

Alpha-keto isoleucine
67 mg, alpha-keto
leucine 101 mg, alfa-
keto phenylalanine 68
mg, alfa-Hydoroksi
Obat Saluran methionin 59 mg,
Kemih alpha-keto valin 86 3 12
mg, L-tryptophan 23
mg, L-threonin 53 mg,
L-histidin 38 mg, l-
tyrosine 30 mg, L-
lysine acetate 105 mg,
Ca 50 mg

Kelas Jumlah
Golongan Nama Obat (%)
Terapi (n=25)
ekstrak daun
tempuyung setara
dengan bubuk kering
3,0g, ekstrak daun 1 4
keji-beling setara
bubuk kering 0,3g/ml

Hiosin-N-
Antikolinergik 1 4
Butilbromida
Fibrinolitik
Lokal 4 16
(On-Label)
Asam Traneksamat
Hemostatik dan Hematemesi
Obat yang
Antifibrinolitik s 1 4
Mempengar
(Off-Label)
uhi Darah
Karbazokrom Natrium
2 8
Sulfonat
Anti Koagulasi Warfarin 1 4
Anti Platelet Cloipdogrel 6 24
Anti Hemmorhoid Diosmin, Hesperidin 2 8
Antispasmodik Eperisone HCL 1 4
Pyridoxine
Hydrochloride,
1 4
Riboflavin, and
Multivitamin
Thiamine Mononitrate
Thiamin HCL,
1 4
Piridoksin, Kobalamin
Kalium Klorida (KSR) 4 16
Mineral
Kalium L-aspartate 1 4
Asam Amino Ketocid 2 8
Methampyrone-
Analgesik non-opioid-anti ansietas 1 4
Diazepam
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa penggunaan obat terbanyak yang
digunakan pasien yaitu Ranitidin sebanyak 15 obat (60%). Ranitidin adalah obat
golongan antagonis reseptor-H2. Obat ini efektif dalam menekan sekresi asam di
malam hari (nokturnal), yang menggambarkan aktivitas utama sel pariental basal.
Fakta ini memiliki relevansi klinis sebab penentu penyembuhan ulser duodenal yang
paling penting adalah tingkat keasaman nocturnal. Jadi, ulser duodenal dapat
disembuhkan dengan pemberian antagonis reseptor-H2 sekali sehari yang diberikan
diantara waktu makan malam dan tidur (Goodman & Gilman, 2012). Penggunaan
ranitidin untuk mual-muntah pada pasien gagal jantung kongestif diduga sebagai
respon penekanan saluran cerna karena adanya hepatomegali akibat adanya retensi
cairan berlebih terutama pada pasien gagal jantung kanan (Alvarez dan Debabrata,
2011).

4.5 Evaluasi Penggunaan Obat Off-Label


Tabel 4.6 Hasil evaluasi penggunaan obat Off-label pasien rawat inap yang
menerima obat Off-label di instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode
Agustus-Oktober 2018
Kategori Off-Label Jumlah (n=227) Persentase(%)
Indikasi 1 0,44
Dosis 0 0
Usia 0 0
Rute Pemberian 0 0

Tabel 4.7 Jumlah penggunaan obat Off-label Indikasi pada pasien geriatri di
instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018.
Penggunaan Off-Label Persentase
Obat Jumlah Kasus (n=25)
Indikasi (%)
Asam Hematemesis
1 4,00
Traneksamat (Nutbeam, 2015)

Off-Label Drug Use adalah penggunaan obat dengan indikasi, dosis, atau bentuk
sediaan yang persetujuannya belum melalui proses Food and Drug
Administration (FDA) dan tidak tercantum dalam informasi pelabelan obat yang
diwajibkan FDA. Obat Off-Label ini sendiri digunakan sebab adanya beberapa
faktor pendukung. Pertama, obat mungkin tidak pernah dipelajari dan disetujui
oleh kelompok tertentu (misalnya pada anak, geriatri atau pasien hamil). Kedua,
kondisi terminal yang mengancam jiwa atau mungkin memotivasi ahli kesehatan
untuk memberikan pengobatan yang logis dan tersedia, apakah disetujui oleh
FDA atau tidak. Ketiga, jika salah satu obat dari kelas obat memiliki persetujuan
dari FDA, dokter umum menggunakan obat lain di kelas yang sama tanpa
persetujuan khusus dari FDA untuk itu digunakan untuk indikasi yang sama
(Wittich et al, 2012).

Hasil dari penelitian ini diperoleh yakni, penggunaan obat Off-Label yaitu Off-
Label indikasi sebesar 0,44%, Off-Label dosis 0%, Off-Label usia 0% dan Off-
Label rute pemberian 0%. Obat Off-Label indikasi yang digunakan yakni Asam
Traneksamat yang penggunaannya untuk hematemesis diperoleh sebanyak 1
kasus (4%).

Pada Off-Label dosis tidak menunjukkan adanya dosis diluar dari dosis
penggunaan yang disetujui atau yang terdapat pada brosur. Pada penelitian ini
dokter meresepkan obat dengan rentang dosis yang sesuai dengan dosis lazimnya.

Pada Off-Label usia tidak menunjukkan adanya Off-Label usia diluar dari rentang
usia yang telah disetujui. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa obat
yang diberikan kepada pasien geriatri yang menjalani rawat inap di RSU
Anutapura Palu merupakan ruangan rawat inap bagian interna untuk perawatan
pasien dewasa dan lanjut usia.

Pada Off-Label rute pemberian juga tidak menunjukkan adanya Off-Label diluar
dari penggunaan rute pemberiannya yang disetujui. Adapun data yang diperoleh
dari hasil penelitian yaitu obat-obat yang digunakan umumnya merupakan
sediaan oral, parenteral, subcutan, dan rectal.
 Off-Label Asam Traneksamat
Upper Gastrointestinal Bleeding (Pendarahan Gastrointestinal bagian atas) adalah
pendarahan yang berasal dari kerongkongan menuju bagian ligament treitz yang
mempunyai potensi dapat mengancam jiwa. Umumnya manifestasi klinik yang
terjadi pada pendarahan gastrointestinal bagian atas yaitu hematemesis dan
melena (Wilkins T, 2012).

Hematemesis dan melena merupakan suatu keadaan yang diakibatkan oleh


pendarahan saluran cerna bagian atas (SCBA). Adapun penyebab dari pendarahan
saluran pencernaan bagian atas yakni ulkus peptikum, gastritis erosif, varises
esophagus, dan ruptur mukosa esofagogastrika. Semua keadaan ini meliputi
sampai 90% dari semua kasus pendarahan gastrointestinal atas dengan
ditemukannya suatu lesi yang pasti. Di Negara bagian barat insiden pendarahan
akut SCBA mencapai 100 per 100.000 penduduk untuk tiap tahunnya, dengan
penderita yang lebih dominan laki-laki dibanding wanita. Insiden ini meningkat
sesuai dengan bertambahnya usia. Di Indonesia kejadian sebenarnya belum
diketahui populasinya (Viviane A, 2008).

Asam traneksamat merupakan obat turunan sintesis dari asam aminolisin yang
dapat memberikan efek anti fibrinolitik melalui blockade reversibel lysine
bliding-sites pada molekul plasminogen dan penghambat plasmin. Proses
fibrinolisis sendiri diawali dengan perubahan plasminogen menjadi plasmin yang
berfungsi melisis bekuan. Activator endogen yang berperan dalam perubahan ini
yakni tissue-Plasminogen Activator (t-PA) serta urokinase yang dihasilkan oleh
endothelium, granulosit dan monosit. Kedua activator endogen tersebut dapat
dihambat oleh Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAI-1). Plasmin akan
mendegradasi fibrinogen dan fibrin sehingga menghasilkan Fibrinogen/fibrin
Degradation Product (FDP). Plasmin juga dapat mendegradasi cross-linked fibrin
sehingga menghasilkan D-dimer. Kerja pasmin dapat dihambat oleh antiplasmin.
Antiplasmin akan mengikat plasmin secara irreversibel sehingga membentuk
kompleks plasmin-antiplasmin yang stabil dan tidak aktif (Anggi, 2013). Dari
sistem fibrinolitik ini, asam tranekasamat yang merupakan derivate lysine bekerja
dengan cara menghambat lysine-binding sites pada molekul plasminogen
sehingga mengurangi afinitas plasmin untuk mengikat fibrin (Tengborn, 2014).
Obat asam traneksamat ini telah digunakan secara klinis selama 30 tahun untuk
mengatasi pendarahan (Tristianty, 2014). Sama seperti asam traneksamat,
Adrenochrome monosemicarbazone (AMC) atau juga dikenal sebagai
karbazokrom adalah salah satu obat yang cocok digunakan untuk semua jenis
pendarahan. Obat ini menghamabat peningkatan permeabilitas kapiler dan
meningkatkan resistensi kapiler (Japanese Pharmacopoeia, 2006).

Asam traneksamat ini digunakan sebagai pengobatan pada perdarahan


gastrointestinal bagian atas berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Nutbeam,
2015) secara meta analysis yang membuktikan bahwa penggunaan asam
traneksamat ini dapat menurunkan mortalitas terhadap perdarahan gastrointestinal
bagian atas.
Beberapa rumah sakit secara rutin juga menggunakan asam traneksamat untuk
pasien dengan pendarahan gastrointestinal bagian atas meskipun penggunaannya
sendiri tidak direkomendasikan (Atikah, 2015).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Skrining penggunaan obat Off-Label berdasarkan British National Formulary dan
Medscape untuk pasien geriatri yang menjalani rawat inap RSU Anutapura Palu
periode Agustus-Oktober 2018 diperoleh hasil adanya penggunaan obat Off-Label
indikasi dengan persentase sebesar 0,44% yaitu penggunaan obat asam
traneksamat sebagai antifibrinolitik diresepkan sebagai pengobatan hematemesis
(Off-Label) terdapat 1 kasus (4%) sedangkan penggunaan obat Off-Label dosis,
usia dan rute pemberian yakni 0%.

5.2 Saran
1. Bagi institusi rumah sakit

Diharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanan medik yang ada salah


satunya dengan meresepkan obat-obat baik dari segi indikasi, dosis, usia,
maupun rute pemberian yang telah mendapat persetujuan sebelumnya oleh
lembaga pengawasan obat dan makanan agar dapat meminimalisir
peningkatan efek samping obat.

2. Bagi klinisi

Diharapkan bagi dokter untuk dapat lebih meninjau kembali peresepan obat
terkhusus obat Off-Label dengan meningkatkan pengetahuan terkait obat Off-
Label agar tidak berdampak negatif terhadap pasien dalam hal peningkatan efek
samping khususnya pasien geriatri.

3. Bagi Penelitian
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan yang berbeda dan
dalam waktu yang lama serta subyek penelitian lebih banyak sehingga dapat
menggambarkan keseluruhan penggunaan obat Off-Label yang ada di RSU
Anutapura Palu.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, R., Barliana, I.M. (2015). Penggunaan Obat yang Berpotensi Tidak
Tepat pada Populasi Geriatri di Kota Bandung. Jurnal Farmasi Klinik
Indonesia September 2015. Vol. 4 No. 3 Hal: 226-233.
Alvarez, AM., Mukherjee, D., (2011). Liver Abnormalities in Cardiac Diseases
and Heart Failure. International journal of angiology/volume 20, number 3.
Department of Internal Medicine, Texas Tech University Health Sciences
Center, El Paso, Texas.
Anggi G.P., (2013). Penggunaan Lumbrokinase Sebagai Fibrinolitik dan
Antitrombolitik Oral Vol. 40 No.3. Contonuing Medical Education.
Jakarta.
Atikah, N., Gurmeet, S., dkk. (2015). Tranexamic Acid In The Management Of
Upper Gastrointestinal Bleeding: An Ecidence-Based Case Report. Vol.47.
Acta Medica Indonesiana. Jakarta.
Aungst, B.J. (2016). Optimizing Bioavailability in Drug Discovery: An
Overview of Design and Testing Strategies and Forrmulation Options.
Journal of Pharmaceutical Sciences. Delaware. United State of America.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2014). Diakses pada 1 Maret 2018.
Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014 Hasil Survei
Sosial Ekonomi Nasional. Katalog BPS. Jakarta.
Bazzano, A.T.F. (2012). Putting pediatric Off-label prescribing on the Map: A
Study to Understand which Children. University of California. Los Angles.
British National Formulary (2018). British National Formulary 76 – September
2018 – March 2019 : The Authority on the Selection and use of Medicine
76 th Edition. BMJ Group, London.
Cahyaningsih, I., Rahajeng, B., Utami, P., Mazziyah, N. (2017). Laporan
Kemajuan Penelitian Unggulan Prodi. Kajian Penggunaan Obat Off-Label
pada Populasi Pasien Kondisi Khusus. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Yogyakarta.
Chung, ES., Norton, GR., Woodiwiss, AJ., Gaasch WH., Mela T., Aurigemma
GP., Meyer, TE. (1995). Heart Failure in Pressure Overload Hypertrophy
The Relative Roles of Ventricular Remodeling and Myocardial
Dysfunction. Journal of the American College of Cardiology. Published by
Elsevier Science Inc. Vol. 39 No.4. United State of America.
Darmojo, R.B., Martono, H.H. (1999). Buku Ajar Geriatri. Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Fadila, M.N. (2015). Hematemesis Melena Dikerenakan Gastritis Erosif dengan
Anemia dan Riwayat Gout Atritis. Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Penerbit Erlangga. Jakarta.
FDA (2012). history. US Food and Drug Administration Web
site,http://www.fda.gov/AboutFDA/WhatWeDo/History/default.htm,Access
ed December 5.
Goodman & Gilman. (2012). Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10. EGC. Jakarta.
Hind, J.A., Nicosia, M.A., Roecker, E.B., Carnes, M.L., Robbins, J. (2001).
Comparison of Effortful and Noneffortful Swallows in Healthy Middle-
Aged and Older Adults. Arch Phys Med Rehabil Vol 82;82:1661-5.
Howland, R.H., M.D. (2012). Off-Label Medication Use. Journal of
Psychosocial Nursing Vol. 50 No.9.
Imaligy, E.U. (2014). Gagal Jantung Pada Geriatri. Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Maranatha. CDK-212/ Vol. 41 No. 1. Bandung.
Jackson, S.H.D., Jansen, P.A.F., Mangoni, A.A. (2012). Off-label Prescribing in
Older Patient. Drug Aging Vol: 29 (6): 427-434. United Kingdom.
Japanese Pharmacopoeia. (2006). Society of Japanese Pharmacopoeia 15thed 167.
Shibuya Tokyo. Japan.
Kelly, J., D’Cruz G., Wright, D. (2010) Patients with dysphagia: experiences
of taking medication. Journal of Advanced Nursing 66(1), 82–91. United
Kingdom.
Mahardika, D., (2017). Skrining Penggunaan Obat Off-label pada Pasien Pediatri
di Instalasi Rawat Inap RSU Anutapura Palu Periode Desember 2016-
Februari 2017. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Tadulako.
Palu.
Mubarak, W.I. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Salemba Medika. Jakarta.
Murdiana, H.E. (2016). Penggunaan Obat Off-Label di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Kahyangan. Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 13 No.1 Hal 1-11.
Mutmainnah, D.A.(2016). Skrining Obat-obat Off-Label pada Pasien Obstetri
dan Ginekologi di Rumah Sakit Wijayakusuma Purwekerto. Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwekerto. Semarang.
MedScape. (2018). Medscape Reference. Aplikasi Medscape. Diakses 2019.
Mukherjee, A., Chatterjee, SK., Chakravarty, A. (2003). Vertigo and Dizziness –
A Clinical Approach. JAPI Vol. 51 November 2003. India.
Nugroho, I.A., Shahab, A. (2014). Aplikasi Metode Respon Permukaan dan Goal
Programming untuk Optimasi Sifat Fisik dan Mekanik Tablet Obat.
Jurusan Manajemen Industri. Institut Teknologi Sepuluh November.
Surabaya.
Nutbeam, T. (2015). In adult patients presenting as emergencies with upper
gastrointestinal bleeding, does tranexamic acid decrease mortality?. African
Journal of Emergency Medicine. Doi: 10.1016/j.afjem.2015.01.005.
Purba, A.V. (2007) Penggunaan Obat Off-Label pada Pasien Anak. Buletin.
Peneitian Kesehatan 35 : 90-97.
Pusat Layanan Informasi Obat Nasional (PIONAS). (2015). Diakses pada 1
Maret 2018.
Putra, R.T., (2017). Skrining Penggunaan Obat Off-label Pasien Dewasa di
Poliklinik Penyakit Dalam Rawat Jalan di RSU Anutapura Palu Periode
Desember 2016-Februari 2017. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA
Universitas Tadulako. Palu.
Radley, D.C., Finkelstein, S.N., dan Stafford, R.S. (2006). Off-Label Prescribing
Among Office-Based Physicians. Archives of Internal Medicine 166: 1021-
1026.
Ramadhani, C.N. (2017). Skrining Peresepan Obat Off-label di Poliklinik Anak
Instalasi Rawat Jalan RSU Anutapura Palu Periode Desember 2016-
Februari 2017. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Uniersitas Tadulako. Palu.
Ryadi, A.L.S. (2016). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Satodia, DB., Multani, PJ. (2013). Development and Validation of Methods for
Estimation of Adrenochrome Monosemicarbazone in Injection.
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences Volume 5,
Issue 3 Academic Sciences. Saraswati Institute of Pharmaceutical Sciences,
Dhanap, Gandhinagar, Gujarat. India.
Sja’bani, M. (2009) Batu Saluran Kemih dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Interna Publishing Edisi 5 Hal. 1025-9. Jakarta.
Spinewine A, Schmader KE, Barber N, Hughes C, Lapane KL, Swine C, et al.
(2007) Appropriate prescribing in elderly people: How well can it be
measured and optimised? Lancet. 2007;370(9582):173– 84.
Syahrina, N.A. (2015). Identifikasi Penggunaan Obat Off-Label Dosis pada
Pasien Dewasa Rawat Inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Periode Januari-Desember Tahun 2014. Faculty of Medicine
and Health sciences, Muhammadiyah University.
Tengborn, L., Blomback, M., Berntop, E. (2014). Tranexamic acid – an old drugs
still going strong and making a revival. Clinical Coagulation Research
Unit. Lund University. Malmo, Sweden.
Tristianty, S.(2014). Pemberian Kombinsi Krim Hidrokuinon Dan Asam
Traneksamat Oral Menurunkan Jumlah Melanin Lebih Banyak
Dibandingkan Krim Hidrokuinon Pada Marmot Betina ( Cavia Porcellus)
Yang Dipaparkan Untraviolet B. Universitas Udayana. Denpasar.
Viviane, A., Alan, BN. (2008). Estimates of Costs of Hospital Stay fo Variceal
and Nonvariceal Upper Gastrointestinal Bleeding in the United Stated.
Value in Health Volume II Number I 2008. Division of Gastroenterology,
McGill University, Montreal, QC. Canada.
Vestibular Disorder Association. (2012). Causes of Dizziness. VEDA’s
publications Portal. www.vestibular.org.
Wilkins, T., Khan, N., Nabh, A., Schade, RR. (2012). Diagnosis and
Management of Upper Gastrointestinal Bleeding. American Family
Physician Vol. 85 Number 5 March 1, 2012. Georgia Health Sciences
University, Augusta. Georgia.
Wittich, C.M., Burkle, C.M., Lanier W.L. (2012). Ten common questions (and
Their Answers) about off-label drug uses. Department of internal medicine
and Department of anesthesiology. Mayo clinic. U.S.A.
LAMPIRAN 1

LEMBAR PENGUMPUL DATA OBAT OFF-LABEL RSU ANUTAPURA PALU PERIODE AGUSTUS 2018-OKTOBER 2018
Manifestasi Klinis R/ Off- Label
No. J U Referen
No. Diagnosa kekuatan Bentuk R
RM K (thn) Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U si
Sediaan sediaan P
1 397 L 66 Sesak, Sakit TD : Bronchitis Kronik, 25 mg/ml 25 mg/ml Tukak
589 Perut, BAK HHD, Dysuria e.c. inj. Ranitidine Ampul 12 jam Iv
160/90 (2ml) (2ml) lambung
tdk lancar, BPH, Kolik Abdomen Anti Alergi,
kram e.c. ISK 5 mg/ml
N : 88 dexametason 5 mg/ml Ampul 12 jam Anti Iv
seluruh (1ml)
Inflamasi
badan
(terkhusus S : 36,5 IVFD RL 500 ml 500 ml Infuse 12 jam Rehidrasi Iv
tangan dan Nebulizer
kaki), mual, combivent
batuk R : 28 (ipratropium 2,5 mg 2,5 mg Inhaler 8 jam antiasma Puff
bromide dan
salbutamol)
Terapi
flixotide 0,5 mg/2 ml 0,5 mg/2 ml Inhaler 3x1 Profilaksis Puff
Asma
cefadroxil 500 mg 500 mg Kapsul 2x1 Antibakteri Po
Harnal Ocas Ggn saluran
0,4 mg 0,4 mg Tablet 1x1 Po
(Tamsulosin) kemih
Penanganan
retaphyl SR
300 mg 300 mg Kaplet SR 2x1 serangan Po
(Teofilin)
Asma
OMZ
20 mg 20 mg Tablet 1x1 Dyspepsia Po
(Omeprazole)
2 475 L 65 sesak nafas, TD : CHF NYHA III e.c. IVFD NaCl 0,9
309 cepat lelah, Mitral Stenosis 500 ml 500 ml Infuse 24 jam Dehidrasi Iv
110/80 %
riwayat
jantung Lasix 10 mg/ml 10 mg/ml
N : 72 Ampul 12 jam edema Iv
memberat (Furosemid) (2ml) (2ml)

S : 36,7 Spironolakton 50 mg 50 mg Tablet 1x1 HT Po

R : 20
Lansoprazole 30 mg 30 mg Tablet 1x1 Dyspepsia Po
Ggn
Alprazolam 0,5mg 0,5mg Tablet 1x1 Po
ansietas

Manifestasi Klinis Diagnosa R/ Off- Label


No. J U Referen
No. Kekuatan Bentuk R
RM K (thn) Gejala Tanda Obat Dosis frekuensi indikasi RP I D U si
sediaan sediaan P
furosemid 40 mg 40 mg Tablet 1x1 HT Po
digitalisasi
Digoxin 0,25 mg 0,25 mg Tablet 1x1 Po
jantung
3 526 L 70 Mual, TD : Kolik Abdomen e.c. 4mg/ml Anti
001 Muntah, Cystitis, ondansetron 4mg/ml Tablet 1x1 Po
120/80 (2ml) muntah
Pusing, Hepatomegali,
Sakit Kepala Cephalgia mukoprotek
R : 26 Sucralfate 500mg/5ml 500mg/5ml suspensi 3x1 c Po
(D), sesak tor
nafas,
demam, N : 60 IVFD RL 500 ml 500 ml Infuse 12 jam Rehidrasi Iv
menggigil,
nyeri bagian
blk badn, 25 mg/ml 25 mg/ml Tukak
S : 36,6 inj. Ranitidine Ampul 8 jam Iv
riw. (2ml) (2ml) lambung
Kencing
berpasir domperidone 10 mg 10 mg Tablet 3x1 dyspepsia Po

paracetamol 500 mg 500 mg Tablet 3x1 Demam Po

ciprofloxacin 500 mg 500 mg Tablet 2x1 ISK Po

Analsik
Pengobatan
(diazepam 2 mg,
502 mg 502 mg Kaplet 2x1 nyeri bag. Po
methampyrone
Belakang
500 mg

Symbicort
(Budesonid 80 Anti asma
80/4,5 mcg 80/4,5 mcg Inhaler 2x1 Puff
mcg, formoterol regular
fumarat 4,5 mcg)

No. No. J U Manifestasi Klinis Diagnosa R/ Off- Label Referen


RM K (thn) kekuatan Bentuk R si
Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan sediaan P
4 525 L 73 sesak nafas, TD : CHF NYHA III, HHD
849 penurunan 130/70 e.c. CAD, Kolik renal ISDN (Isosorbit
5 mg 5 mg Tablet 3x1 CAD Po
kesadaran, e.c. Neprolithiasis (D), dinitrate)
nyeri dada CAP, AKI e.c. PNC,
(S) sebelum R : 28 OA (S) Clopidogrel 75 mg 75 mg Tablet 1x1 CAD Po
sesak, N : 96
keram 4 Candesartan 8 mg 8 mg Tablet 0-0-1 HT Po
ektrimitas, S : 37,4 10 mg/ml 10 mg/ml
lemas, Inj. furosemid Ampul 12 jam HT Iv
(2ml) (2ml)
pusing,
nyeri lutut, IVFD NaCl 0,9
500 ml 500 ml Infuse 24 jam Dehidrasi Iv
HT tak %
terkontrol 25 mg/ml 25 mg/ml Tukak
inj. Ranitidine Ampul 12 jam Iv
(2ml) (2ml) lambung
Ceftriaxone 1g 1g Ampul 12 jam antibakteri Iv

Pronalgest
20 mg 20 mg Suppo PRN Nyeri Rc
(Ketoprofen)

Batugin (ekstrak
daun tempuyung
setara dengan
pengobatan
bubuk kering 0,3 g/30 ml
0,3 g/30 ml eliksir 3x1 batu ginjal Po
3,0g, ekstrak (30ml)
dan bsk
daun kejibeling
setara bubuk
kering 0,3g/ml)

Nyeri akut
derajat
inj. Ketorolac 30 mg/ml 30 mg/ml Ampul 8 jam Iv
sedang-
berat
Obat
ciprofloxacin 500 mg 500 mg tablet 2x1 Saluran Po
cerna
Manifestasi Klinis R/ Off- Label
No. J U Referen
No. Diagnosa
RM K (thn) Kekuatan Bentuk R si
Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan Sediaan P
Buscopan ggn. Keram
(Hiosin-N- 10 mg 10 mg Tablet 3x1 gastrointesti Po
butilbromida) num
penurun
Simvastatin 20 mg 20 mg Tablet 1x1 Po
kolestrol
amlodipin 10 mg 10 mg Tablet 1-0-0 HT Po
5 525 L 65 nyeri ulu TD : Koma
lisinopril 5 mg 5 mg Tablet 1x1 HT Po
005 hati, mual, 150/100 Hepatik/Ensefalopati
perut trs Hepatik, Sirosis
penuh, bab Hepatika ISDN (Isosorbit
N : 102 5 mg 5 mg Tablet 3x1 CAD Po
encer 2 ± Deompensata, CHF dinitrate)
imggu lalu, NYHA III, HHD e.c.
riw CAD Tukak
R : 20 Pantoprazole 40 mg 40 mg Vial 24 jam Iv
HT&putus lambung
obat,
muntah S : 36,4 domperidone 10 mg 10 mg Tablet 3x1 dyspepsia Po

digitalisasi
Digoxin 0,25 mg 0,25 mg Tablet 1x1 Po
jantung
Clopidogrel 75 mg 75 mg Tablet 1x1 CAD Po
amlodipin 5 mg 5 mg Tablet 1x1 HT Po
4mg/ml
ondansetron 4 mg/ml Ampul 8 jam Antiemetic Iv
(2ml)
mukoprotek
Sucralfate 500mg/5ml 500mg/5ml suspensi 3x1 c Po
tor

Lansoprazole 30 mg 30 mg Tablet 2x1 Dyspepsia Po


Hepa-Cl
(Lesitin, vit-B1,
vit-B2, vit-B6,
Hepatosupp
vit B-12, 405 mg 405 mg Kaplet 3x1 Po
ort
nikotinamida,
vit-E, asam folat,
selenium, Zn)

Kaltrofen Suppositor
100 mg 100 mg 1x1 Analgesik Rc
(Ketoprofen) ia

Manifestasi Klinis R/ Off- Label


No. J U Referen
No. Diagnosa
RM K (thn) kekuatan Bentuk R si
Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan sediaan P
New diatab
600 mg 600 mg Tablet 3x2 Anti diare Po
(Attapulgit)
IVFD NaCl 0,9
500 ml 500 ml Infuse 24 jam Dehidrasi Iv
%
6 525 P 65 lemas, TD : - GERD, GEA, 25 mg/ml 25 mg/ml Tukak
795 lemah, Hipokalemia inj. Ranitidine Ampul 12 jam Iv
(2ml) (2ml) lambung
muntaber,
BAB encer, R : 20 IVFD RL 500 ml 500 ml Infuse 12 jam Rehidrasi Iv
nyeri perut,
nafsu N : 90 domperidone 10 mg 10 mg Tablet 3x1 dyspepsia Po
makan
menurun, Pencegahan
KSR (Kalium
pusing S : 36,5 600 mg 600 mg Tablet 3x1 hipokalemi Po
Klorida)
a
7 397 L 65 Sesak TD : CHF NYHA III-IV, IVFD NaCl 0,9
423 Nafas, Riw. 170/100 HHD e.c. CAD, TB 500 ml 500 ml Infuse 12 jam Dehidrasi Iv
%
HT, Riw Paru
R : 30 10 mg/ml 10 mg/ml
OAT 6 bln inj. Furosemid Ampul 12 jam HT Iv
lalu (2ml) (2ml)
N : 100 25 mg/ml 25 mg/ml Tukak
inj. Ranitidine Ampul 12 jam Iv
(2ml) (2ml) lambung
S : 37
ISDN (Isosorbit
5 mg 5 mg Tablet 3x1 CAD Po
dinitrate)
digitalisasi
Digoxin 0,25 mg 0,25 mg Tablet 1x1 Po
jantung
Ceftriaxone 1g 1g Ampul 12 jam antibakteri Iv

Acetylcystein 200 mg 200 mg Kapsul 3x1 Mukolitik Po

Aspilet
80 mg 80 mg tablet 1x1 anti nyeri Po
(Asetosal)
amlodipin 10 mg 10 mg Tablet 1-0-0 HT Po
Clopidogrel 75 mg 75 mg Tablet 1x1 CAD Po

Manifestasi Klinis R/ Off- Label


No. J U Referens
No. Diagnosa Kekuatan Bentuk R
RM K (thn) Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U i
Sediaan Sediaan P
8 478 L 66 nyeri dada, TD : CHF NYHA III, HHD,
amlodipin 10 mg 10 mg Tablet 1-0-0 HT Po
158 sering 160/70 Bronchitis Kronis,
lelah, Hipokalemia Pencegahan
pusing , KSR (Kalium
R : 28 600 mg 600 mg Tablet 3x1 hipokalemi Po
nyeri ulu Klorida)
a
hati, dada
tidak N : 72 Candesartan 8 mg 8 mg Tablet 0-0-1 HT Po
nyaman,
riw. S : 36,2 cefadroxil 500 mg 500 mg Kapsul 2x1 Antibakteri Po
HT&Jantu Tukak
ng, sakit Ranitidine 150 mg 150 mg Tablet 2x1 Po
lambung
kepala,
mual,
pusing bisoprolol 2,5 mg 2,5 mg Tablet 1x1 Anti HT Po
9 522 L 65 BAK Retensi Urin, GI,
678 campur BPH, Kolik Renal e.c. IVFD NaCl 0,9
TD 500 ml 500 ml Infuse 12 jam Dehidrasi Iv
darah, Nephrolithiasis, Kolik %
140/90
nyeri Abdomen e.c.
Abdomen, Vesicholitiasis,
Riw. HT Cystitis 25 mg/ml 25 mg/ml Tukak
inj. Ranitidine Ampul 12 jam Iv
(+) (2ml) (2ml) lambung
R : 20
Nyeri akut
derajat
ketorolac 30 mg/ml 30 mg/ml Ampul 12 jam iv
sedang-
N : 86 berat

Adona
(Karbazokrom 5 mg/ml 5 mg/ml Ampul 12 jam Hemostatik Drips
natrium sulfonat)
S : 36

250 mg/ml 250 mg/ml


As. Tranexamat Ampul 3x1 Hemostatik Iv
(5ml) (5ml)

- Harnal
Ggn
(tamsulosin HCL 0,2 mg 0,2 m,g Tablet 1-0-0 Po
sal.kemih
0,4)

Kaltrofen Suppositor
100 mg 100 mg 1x1 Analgesik Rc
(Ketoprofen) ia

Manifestasi Klinis R/ Off- Label


No. J U Referens
No. Diagnosa
RM K (thn) Kekuatan Bentuk R i
Gejala Tanda Obat Dosis Sediaan Sediaan
Frekuensi Indikasi RP I D U
P
10 331 P 65 pusing HHD, GERD, GEA, 25 mg/ml 25 mg/ml Tukak
TD : inj. Ranitidine Ampul 12 jam Iv
493 berputar, Hipokalemia (2ml) (2ml) lambung
160/90
lemas,
mual Obat
muntah, ciprofloxacin 500 mg 500 mg tablet 2x1 Saluran Po
BAB Cair, R : 24 cerna
Riw.
N : 98 IVFD RL 500 ml 500 ml Infuse 12 jam Rehidrasi Iv
HT,Riw.
Obat New diatab
Amlodipin 600 mg 600 mg Tablet 3x2 Anti diare Po
S : 36,8 (Attapulgit)
10 mg amlodipin 5 mg 5 mg Tablet 1x1 HT Po
(putus
Obat 1bln), - Neurodex
Penambah
sakit perut (Pyridoxine
tenaga
Hydrochloride,
500 mg 500 mg Tablet 2x1 untuk masa Po
Riboflavin, and
penyembuh
Thiamine
an
Mononitrate)

metronidazole 500 mg 500 mg Tablet 3x1 antibakteri Po

- Lodia
2 mg 2 mg Tablet 1x1 Anti diare Po
(Loperamid)
11 525 L 65 nyeri ulu TD : susp. Sepsis, susp ileus
IVFD RL 500 ml 500 ml Infuse 24 jam Rehidrasi Iv
310 hati, 110/70 prolitu, NHS
pusing, 25 mg/ml 25 mg/ml Tukak
mual, R : 28 inj. Ranitidine Ampul 12 jam Iv
(2ml) (2ml) lambung
muntah,
Nyeri akut
susah tidur,
derajat
nafsu N : 101 ketorolac 30 mg/ml 30 mg/ml Ampul 8 jam Iv
sedang-
makan
berat
berkurang,
Infeksi
S : 37,3 cefoperazone 1g 1g Vial 24 jam saluran Iv
kemih

paracetamol 500 mg 500 mg tablet 3x1 Demam Po

Dulcolax
10 mg 10 mg Suppo 1x1 Lakstif Rc
(Bisacodil)

Manifestasi Klinis R/ Off- Label


No. J U Referens
No. Diagnosa Kekuatan Bentuk R
RM K (thn) Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U i
Sediaan Sediaan P
Urdahex
(Ursodeoxycholi 250 mg 250 mg Kapsul 3x1 Kolestatis Po
c acid)
Pencegahan
KSR (Kalium
600 mg 600 mg Tablet 3x1 hipokalemi Po
Klorida)
a
Pengobatan
Piracetam 1 gr 1 gr Ampul 3x1 Infark Iv
Serebri
Neuropati
Mecobalamin 500 mcg/ml 500 mcg/ml Ampul 1x1 Iv
perifer
Amlodipin 5 mg 5 mg Tablet 1x1 HT Po
metronidazole 500 mg 500 mg Tablet 3x1 antibakteri Po
OMZ
20 mg 20 mg Tablet 1x1 Dyspepsia Po
(Omeprazole)
Aminefron
Alpha-keto
isoleucine 67 mg,
alpha-keto
leucine 101 mg,
alfa-keto
phenylalanine 68
mg, alfa-
Hydoroksi Disfungsi
methionin 59 mg, 50 mg 50 mg Kaplet 3x1 ginjal Po
alpha-keto valin kronik
86 mg, L-
tryptophan 23
mg, L-threonin
53 mg, L-histidin
38 mg, l-tyrosine
30 mg, L-lysine
acetate 105 mg,
Ca 50 mg

25 mg/ml 25 mg/ml Tukak


inj. Ranitidine Ampul 12 jam Iv
(2ml) (2ml) lambung

Nyeri akut
derajat
Ketorolac 30 mg/ml 30 mg/ml Ampul 8 jam Iv
sedang-
berat
Manifestasi Klinis Diagnosa R/ Off- Label
No. J U Referens
No.
RM K (thn) kekuatan Bentuk R i
Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan sediaan P
12 312 L 69 Nyeri perut Kolik Abdomen e.c.
487 bag. Pelvicaliestasis (S) Kaltrofen Suppositor
TD : 100 mg 100 mg 1x1 Analgesik Rc
Bawah, (Ketoprofen) ia
riw. TBC, 30/80
Batu ginjal 50 mg/ml 50 mg/ml Drip
tramadol Ampul 3x1 Analgesik
N : 80 (2ml) (2ml) s

antalgin
500 mg 500 mg tablet 3x1 Analgesik Po
(Methampyrone)
R : 20

Harnal Ocas Ggn saluran


0,4 mg 0,4 mg Tablet 1x1 Po
(Tamsulosin) kemih
S 36,6
Ceftriaxone 1g 1g Ampul 12 jam antibakteri Iv

inj. omeprazole 40mg/10ml 40mg/10ml Ampul 24 jam Dyspepsia Iv

Pronalgest
20 mg 20 mg Suppo PRN Nyeri Rc
(Ketoprofen)

ISDN (Isosorbit
5 mg 5 mg Tablet 3x1 CAD Po
dinitrate)

mukoprotek
Sucralfate 500mg/5ml 500mg/5ml suspensi 3x1 c Po
tor

IVFD RL 500 ml 500 ml Infuse 24 jam Rehidrasi Iv

13 522 L 65 nyeri dada TD : Pneumonia Futrolit (Na⁺ 131


818 120/60 komuniti/CAP mEq/L, Cl ⁻ 109
N : 78 (Community-acquired mEq/L, K⁺ 4
R : 21 Pneumonia), GERD mEq/L, Ca⁻2
S : 37,1 2,7mEq/L, asetat
28 mEq/L
(Natrium klorida
250 cc 250 cc Infuse 24 jam Rehidrasi Iv
0,3 g, kalsium
klorida 2,25 g,
natrium asetat
3,8 g, air untk inj
1000 mL),
osmolaritas 273
mOsm/L)
Manifestasi Klinis R/ Off- Label
No. J U Referens
No. Diagnosa
RM K (thn) kekuatan Bentuk R i
Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan sediaan P
inj. Omeprazole 40mg/10ml 40mg/10ml Ampul 24 jam Dyspepsia Iv

Ceftriaxone 1g 1g Ampul 12 jam antibakteri Iv


Penyakit
saluran
Ambroxol 30 mg 30 mg Tablet 3x1 pernapasan Po
akut dan
kronis

Paracetamol 500 mg 500 mg Tablet prn Demam Po

IVFD NaCl 0,9


500 ml 500 ml Infuse 12 jam Rehidrasi Iv
%
Pemenuhan
Kaplet
kebutuhan
Ketocid 680 mg 680 mg Salut 3x1 Po
Asam
Selaput
Amino
Tukak
inj. Pantoprazole 40 mg 40 mg Vial 24 jam Iv
lambung
14 521 L 68 lemas, TD : melena e.c susp Vectrin
601 pusing, 90/60 gastritis erosifa, Shock 300 mg 300 mg Kapsul 3x1 Mukolitik Po
(Erdostein)
BAB hitam R : 22 Hivolemia, CKD,
5 Kali, N :88 Anemia Mucoprotek
Sucralfate 500 mg/5ml 500 mg/5ml suspensi 3xI C Po
tor
BAB S : 36,4 Aminefron
campur (Alpha-keto
darah isoleucine 67 mg,
merah alpha-keto
segar leucine 101 mg,
alfa-keto
phenylalanine 68
mg, alfa-
Hydoroksi Disfungsi
methionin 59 mg, 50 mg 50 mg Kaplet 3x1 ginjal Po
alpha-keto valin kronik
86 mg, L-
tryptophan 23
mg, L-threonin
53 mg, L-histidin
38 mg, l-tyrosine
30 mg, L-lysine
acetate 105 mg,
Ca 50 mg)

Manifestasi Klinis R/ Off- Label


No. J U Referens
No. Diagnosa
RM K (thn) kekuatan Bentuk R i
Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan sediaan P
inj. Lasix
10 mg/ml 10 mg/ml Ampul 12 jam Ginjal Iv
(Furosemid)
25 mg/ml 25 mg/ml Tukak
inj. Ranitidine Ampul 12 jam Iv
(2ml) (2ml) lambung
Beta-One
(Bisoprolol 2,5 mg 5 mg Tablet 1x1 HT Po
Fumarate)
15 521 L 76 ssk nafas, TD : CHF NYHA III, CAD, Ramipril 5 mg 5 mg Tablet 1x1 HT Po
822 nyeri ulu 120/90
hati, R : 26
nitrokaf (glyceryl Kapsul Angina
riwayat HT N : 78 2,5 mg 2,5 mg 2x1 Po
trinitrate) Retard Pektoris
tak S : 36,3
terkontrol
Clopidogrel 75 mg 75 mg Tablet 1x1 CAD Po

Obat
Atorvastatin 20 mg 20 mg Tablet 1x1 dislipidemi Po
a
Ggn
Alprazolam 0,5mg 0,5mg Tablet 1x1 Po
ansietas
solac Syr 3,335 g/5
3,335 g/5 ml Syrup 3x2 Konstipasi Po
(Laktulosa) ml
16 432 L 81 sakit ulu TD : susp. TB Paru, Susp
633 hati, mual, 70/40 TB Usus, Susp ARF, IVFD NaCl 0,9 % 500 ml 500 ml Infuse 12 jam Rehidrasi Iv
muntah N : 80 Anemia Pro Evaluasi
darah, R : 28
Adona
batuk ± 6 S : 36,8
(Karbazokrom 50 mg 50 mg Ampul 12 jam Hemostatik Iv
bulan natrium sulfonat
disertai
darah, sakit
perut bag. 50 mg/ml 50 mg/ml Hematemes Nutbeam
As. Tranexamat Ampul 3x1 Iv
Tengah, (2ml) (2ml) is , 2015
dan terasa ceftriaxone 1g 1g Ampul 12 jam antibakteri Iv
membengk
ak inj. Omeprazole 40mg/10ml 40mg/10ml Ampul 12 jam Dyspepsia Iv

Pemenuhan
Kaplet
kebutuhan
Ketocid 680 mg 680 mg Salut 3x1 Po
Asam
Selaput
Amino

Manifestasi Klinis R/ Off- Label


No. J U Referens
No. Diagnosa
RM K (thn) kekuatan Bentuk R i
Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan sediaan P
Aminefron
(Alpha-keto
isoleucine 67 mg,
alpha-keto
leucine 101 mg,
alfa-keto
phenylalanine 68
mg, alfa-
Hydoroksi Disfungsi
methionin 59 mg, 50 mg 50 mg Kaplet 3x1 ginjal Po
alpha-keto valin kronik
86 mg, L-
tryptophan 23
mg, L-threonin 53
mg, L-histidin 38
mg, l-tyrosine 30
mg, L-lysine
acetate 105 mg,
Ca 50 mg)
17 520 L 75 nyeri pd TD : Retensi Urine Susp
351 kemaluan, 170/90 BSK, D/d ISK, Susp santagesik 500 mg/ml 500 mg/ml (2 Drip
Ampul 3x1 Analgesik
tidak bisa N : 85 Balanistis, Obs (methampyrone) (2 ml) ml) s
BAK, nyeri R : 40 Trombositopenia, HT
terlokasi pd S : 37,2 Tukak
pantoprazole 40 mg 40 mg Vial 24 jam Iv
kemaluan, GDS 85 lambung
demam,
25 mg/ml 25 mg/ml Tukak
riw. Prostat inj. Ranitidine Ampul 12 jam Iv
(2ml) (2ml) lambung
Nyeri akut
derajat
inj. Ketorolac 30 mg/ml 30 mg/ml Ampul 12 jam iv
sedang-
berat

Harnal Ocas Ggn saluran


0,4 mg 0,4 mg Tablet 1x1 Po
(Tamsulosin) kemih

Drip
Paracetamol 10 mg/ml 10 mg/ml Infuse 3x1 Demam
s
ceftriaxone 1g 1g Ampul 12 jam antibakteri Iv

200mg/20m
Iv . ciprofloxacin 200mg/20ml Ampul 12 jam ISK Iv
l
paracetamol 500 mg 500 mg tablet 3x1 Demam Po

Manifestasi Klinis R/ Off- Label


No. J U Referens
No. Diagnosa
RM K (thn) kekuatan Bentuk R i
Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan sediaan P
18 432 L 66 nyeri ulu TD : CHF NYHA III, Atrial
401 hati, nyeri 140/90 Fibrilise, Myalgia Lansoprazole 30 mg 30 mg Tablet 2x1 Dyspepsia Po
otot,kelelah N :95
Ggn
an, lemah R : 28 Alprazolam 0,5mg 0,5mg Tablet 1x1 Po
ansietas
S : 36,5
Ramipril 2,5 mg 2,5 mg Tablet 1x1 HT Po

inj. Lasix (2A/12 20mg/2ml


20 mg/2ml Ampul 2x1 Edema Iv
Jam) (2ml)

Spironolakton 50 mg 50 mg Tablet 1x1 HT Po

pencegah
warfarin 1 mg 1 mg Tablet 1x1 tromboemb Po
oli
Natrium
50 mg 50 mg Tablet 2x1 Analgesik Po
Diklofenak
Anti
myonal (Eperison spasme
50 mg 50 mg Tablet 2x1 Po
Hidroklorida) muskuloske
letal

furosemid 40 mg 40 mg Tablet 1x1 HT Po


19 457 L 74 Diare, TD GEA, Diare, Wida KN2 500 ml 500 ml Infuse 2x1 Rehidrasi Iv
108 Lemas, :120/80 Hemoroid Grade I-II,
Lemah, N : 82 BPH, ISK Infeksi
Nyeri saat R : 20 Cefoperaone 1g 1g Vial 24 jam saluran Iv
BAB S : 36,3 kemih

Pendarhan
Transamin (As. 100 mg/ml
100 mg/ml Vial 3x1 pd sal. Iv
Traneksamat) (5 ml)
Genital
Ardium (diosmin, Anti
500 mg 500 mg Tablet 3x2 Po
hesperidin) Hemoroid

Harnal Ocas Ggn saluran


0,4 mg 0,4 mg Tablet 1x1 Po
(Tamsulosin) kemih

Manifestasi Klinis R/ Off- Label


No. J U Referen
No. Diagnosa
RM K (thn) kekuatan Bentuk R si
Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan sediaan P
Rhodium memperbai
(diosmin, 500 mg 500 mg Tablet 3x1 ki sirkulasi Po
hesperidin) vena
Tukak
Pantoprazole 40 mg 40 mg Vial 24 jam Iv
lambung
New diatab
600 mg 600 mg Tablet 3x2 Anti diare Po
(Attapulgit)
Pencegahan
KSR (Kalium
600 mg 600 mg Tablet 3x1 hipokalemi Po
Klorida)
a
Urdahex
(Ursodeoxycholic 250 mg 250 mg Kapsul 3x1 Kolestatis Po
acid)
Sulcolon pengobatan
(Sulfasalazine- 500 mg 500 mg Kaplet 1x1 kolitis Po
Aspirin) ulseratif
Drip
drips KCl 500 ml 500 ml Infuse 1x1 Rehidrasi
s
Pendarhan
inj. As. 100 mg/ml 100 mg/ml (5
Ampul 3x1 pd sal. Iv
Traneksamat (5 ml) ml)
Genital

OMZ Tukak
40mg/10ml 40mg/10ml Vial 1x1 Iv
(Omeprazole) lambung
20 469 L 81 pusing , TD : Dispnea e.c. Susp.
159 nyeri ulu 130/100 PPOK, HT IVFD NaCl 0,9 % 500 ml 500 l Infuse 2x1 Rehidrasi Iv
hati, lelah, N : 90
edema R : 25 OMZ
S : 36,3 20 mg 20 mg Tablet 1x1 Dyspepsia Po
(Omeprazole)

Amlodipin 10 mg 10 mg Tablet 1x1 HT Po


Candesartan 16 mg 16 mg Tablet 1x1 HT Po

ISDN (Isosorbit
5 mg 5 mg Tablet 1x1 CAD Po
dinitrate)

U Manifestasi Klinis R/
No. J Off- Label Referen
No. (thn Diagnosa
RM K kekuatan Bentuk R si
) Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan sediaan P

Acetylcystein 200 mg 200 mg Kapsul 3x1 Mukolitik Po

10 mg/ml 10 mg/ml
inj. Furosemid Ampul 12 jam HT, udema Iv
(2ml) (2ml)
Cefixime 200 mg 200 mg Tablet 1x1 Antibakteri Po

Metihyl 400 400 mg/10ml Ggn


Ampul 24 jam Iv
Prednisolon mg/10ml (40 mg/ml) pernafasan

Inj. Omeprazole 40mg/10ml 40mg/10ml Ampul 24 jam Dyspepsia Iv

Furosemid 40 mg 40 mg Tablet 1x1 HT Po


Methyl
4 mg 4 mg Tablet 1xII tab Edema Po
Prednisolon
21 5213 L 68 Gatal, TD : Viral Infection, Antihistami
86 Nyeri ulu 120/80 Dyspepsia, Dermatitis Cetirizine 10 mg 10 mg Tablet 1x1 Po
n
hati, R :22 kontak alergi,
demam N :82 Paracetamol 500 mg 500 mg Tablet 3x1 Demam Po
S : 37,4
2ml (50 Tukak
inj. Ranitidine 2ml (50 mg) Ampul 2x1 Iv
mg) Lambung
IVFD RL 500 ml 500 ml Infuse 1x1 Rehidrasi Iv

Neurosanbe
Defisiensi
(Thiamin HCL,
650 mg 650 mg Tablet 1x1 Vit. B Po
Piridoksin,
Complex
Kobalamin)

Interhistin
Antihistami
(Mebidrolin 50 mg 50 mg Tablet 2x1 Po
n
Napadisilat)
Methyl
8 mg 8 mg Tablet 2x1 Antiradang Po
Prednisolon
Tukak
Ranitidine 150 mg 150 mg Tablet 2x1 Po
lambung

U Manifestasi Klinis R/ Off- Label


No. J Referen
No. (thn Diagnosa kekuatan Bentuk R
RM K Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U si
) Sediaan sediaan P
22 3477 L 79 Sesak TD Dyspnea e.c. CHF Clopidogrel 75 mg 75 mg Tablet 1x1 CAD Po
13 Memberat, ;130/90
kelelahan, R :25
ISDN (Isosorbit
mual, N : 94 5 mg 5 mg Tablet 3x1 CAD Po
dinitrate)
perasaan S : 36
tidak
nyaman di Acetylcystein 200 mg 200 mg Kapsul 3x1 Mukolitik Po
dada
Tukak
inj. Ranitidine 50mg/2ml 50 mg/2ml Ampul 2x1 Iv
lambung
10 mg/ml 10 mg/ml
inj. Furosemid Ampul 12 jam HT, udema Iv
(2ml) (2ml)

IVFD NaCl 0,9 % 500 ml 500 ml Infuse 2x1 Rehidrasi Iv

23 5207 L 79 Sesak, TD : Atherosclerotic Heart


32 nyeri dada, 140/90 Disease, Obs. Dyspnea nitrokaf (glyceryl Kapsul Angina
2,5 mg 2,5 mg 2x1 Po
kelelahan, N : 84 e.c. CHF, HF trinitrate) Retard Pektoris
pusing S : 36,5
berputar R : 20 Menangani
Alprazolam 0,5 mg 0,5 mg Tablet 1x1 ggn Po
ansietas
inj. Lasix 10 mg/ml 10 mg/ml
Ampul 12 jam edema Iv
(Furosemid) (2ml) (2ml)

Clopidogrel 75 mg 75 mg Tablet 1x1 CAD Po

Spironolakton 50 mg 50 mg Tablet 1x1 HT Po

digitalisasi
Digoxin 0,25 mg 0,25 mg Tablet 1x1 Po
jantung
Terapi
Candesartan 8 mg 8 mg Tablet 1x1 gagal Po
jantung
Obat
Atorvastatin 20 mg 20 mg Tablet 1x1 dislipidemi Po
a
Suplemen
Aspar K 300mg 300 mg Tablet 3x1 Po
Kalium
solac Syr 3,335 g/5
3,335 g/5 ml Syrup 3x2 Konstipasi Po
(Laktulosa) ml
U Manifestasi Klinis R/ Off- Label
N Refer
No. RM JK (th Diagnosa kekuatan Bentuk R
o. Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U ensi
n) Sediaan sediaan P
24 401376 L 66 Pusing, TD Essentsial (Primary) Captopril 25 mg 25 mg Tablet 2x1 HT Po
Muntah, :140/90 HT, Chepalgia
perasaan R : 30 Anti
Betahistin 6 mg 6 mg Tablet 3x1 Po
seperti N : 96 Vertigo
berputar, S : 36 mukoprotek
lemas Sucralfate 500mg/5ml 500mg/5ml suspensi 3x1 c Po
tor

inj. Omeprazole 40mg/10ml 40mg/10ml Ampul 24 jam Dyspepsia Iv

Ceftriaxone 2g 1g 2Ampul 12 jam antibakteri Iv


Candesartan 8 mg 8 mg Tablet 0-0-1 HT Po
Amlodipin 10 mg 10 mg Tablet 1x1 HT Po
25 525706 P 67 Lemas, ± 1 TD : Diabetik Foot, DM
Minggu 1100/60 Type II, IVFD NaCl 0,9 % 500 ml 500 ml Infuse 2x1 Rehidrasi Iv
lalu, Riw. R : 20 Hipoalbuminuria,
Antibakteri
DM N : 100 Kekurangan Elektrolit, Cefoperasin 1 gr 1 gr Vial 12 jam Iv
ISK
Terontrol S : 36,5 Anemia e.c. melena Uretritis,
Insulin metronidazole 500 mg 500 mg Tablet 3x1 Po
vaginitis
Tukak
Omeprazole 20 mg 20 mg Tablet 2x1 Po
Lambung

Domperidone 10 mg 10 mg Tablet 3x1 Dyspepsia Po

Inj. Lasix
10 mg/ml 10 mg/ml Ampul 12 jam Ginjal Iv
(Furosemid)
Tukak
Omeprazole 40 mg 40 mg Tablet 1x2 Po
Lambung
Pronalgest
20 mg 20 mg Suppo 2x1 Nyeri Rc
(Ketoprofen)
Pendarhan
100 mg/ml 100 mg/ml (5
As. Tranexamat Ampul 3x1 pd sal. Iv
(5 ml) ml)
Genital

ondansetron 4 mg/ml 4mg/ml (2ml) Ampul 12 jam Anti emetic Iv

Santagesik 500 mg/ml 500 mg/ml (2


Ampul 3x1 Analgesik Iv
(methampyrone) (2 ml) ml)
25% (20 25% (20
Terapi
Albuminar gr/100 ml= gr/100 ml= Vial !x1 Iv
Syok
400 ml 400 ml
LAMPIRAN DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP

Agum Gautama Prawira Negara, lahir di Palu, 05


Agustus 1996, adalah Anak Kedua dari dua
bersaudara dari pasangan Bapak Dr. Nawawi
Natsir, M.Si. dan Almh. Ibu Juliana Elizabeth
Pontoan, S.H. Saat ini penulis tinggal di
Perumahan Dosen UNTAD Blok C8 No.25 dan
BTN Palupi Permai Blok K No.14. Pendidikan
Sekolahnya ditempuh di Provinsi Sulawesi Selatan
tepatnya di Kabupaten Sinjai. Pendidikan Sekolah
Dasar ditempuh di SD Negeri 3 Unggulan Sinjai dan lulus pada tahun 2008.
Pendidikan selanjutnya adalah Sekolah Menengah Pertama, ditempuh di SMP Negeri
2 Sinjai dan lulus pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Atas di tempuh di SMA Negeri 2 Sinjai dan lulus pada tahun 2014. Pada
tahun 2014, melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN) dan Mendapatkan Posisi di pendaftar ke 37 di Urutan Mahasiswa
Farmasi Angkatan 2014, Penulis melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Universitas
Tadulako dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA), Jurusan Farmasi. Selama menjalani studi di Universitas
Tadulako sendiri, Alhamdulillah penulis pernah menjadi pengurus Himpunan
Mahasiswa Farmasi (HIMAFAR) yakni Koordinator Bidang Minat dan Bakat
HIMAFAR FMIPA UNTAD di periode pengurusan 2015-2016 dan pernah menjabat
sebagai Wakil Ketua Umum HIMAFAR FMIPA UNTAD di Periode 2016-2017.
Selain itu penulis juga dipercayakan menjadi Wakil Ketua Dewan Perwakilan
Mahasiswa DPM FMIPA UNTAD untuk periode 2017-2018. Penulis juga merupakan
Pengurus Marching Band Tadulako Untad untuk periode 2016.
SKRINING PENGGUNAAN OBAT OFF-LABEL PADA PASIEN
GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ANUTAPURA
PALU PERIODE AGUSTUS-OKTOBER 2018

Alwiyah Mukaddas1, Inggrid Faustine*, Agum Gautama Prawira Negara1


1
Departement of Pharmacy, Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University, Palu
Central Indonesia

Abstrak

Belum adanya jaminan patient safety terhadap penggunaan obat Off-Label di Indonesia
menjadikan penggunaan obat ini masih sedikit terkhusus pada populasi pasien dengan
kondisi khusus yakni pasien geriatri. Observasi awal yang diperoleh dari 3 Rumah Sakit
Umum di Kota Palu, yaitu RSUD Undata Palu, RSU Anutapura Palu, dan RSD Madani
Palu menunjukkan bahwa RSU Anutapura Palu menempati urutan pertama pasien
terbanyak yaitu 2741 pasien di tahun 2016 dan 2688 pasien di tahun 2017. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persentase penggunaan obat Off-Label pada pasien geriatri di
ruang rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018. Jenis penelitian
yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan cara pengambilan data secara
prospektif, dimana sampel diambil dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan jumlah sampel dalam penelitian yaitu 25 pasien, dan terdapat
penggunaan obat Off-Label indikasi sebesar 1 kasus (0,04%) yaitu penggunaan obat
Asam Traneksamat sebagai Antifibrinolitik digunakan sebagai pengobatan pada
Hematemesis (Off-Label) terdapat 1 kasus (4%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat penggunaan obat Off-Label indikasi pada pasien geriatri di ruang rawat Inap
RSU Anutapura Palu Periode Agustus-Oktober 2018.

Kata Kunci : Off-Label Indikasi, Geriatri rawat inap, Asam Traneksamat,


Hematemesis.
Latar Belakang

Off-Label Drug Use adalah masih sering terjadi di berbagai


penggunaan obat dengan indikasi, belahan dunia. Contohnya Amerika
dosis, atau bentuk sediaan yang dengan peresepan obat off-label
persetujuannya belum melalui yang mencapai 725 juta resep di
proses Food and Drug tahun 2001 dan 21 % adalah resep
Administration (FDA) serta tidak off-label dan diketahui sekitar 73
tercantum dalam informasi % hampir tidak ada data ilmiah.
pelabelan obat yang diwajibkan (2). Di Indonesia sendiri penelitian
FDA. Ada beberapa faktor mengenai hal ini masih sangat
pendukung yang menyebabkan sedikit mengingat belum adanya
pengunaan obat off-label ini. jaminan Patient Safety dan belum
Pertama, obat mungkin tidak ada klaim registrasi dari pihak
pernah dipelajari dan disetujui oleh yang berwewenang (3).
kelompok tertentu (misalnya pada
Salah satu populasi pasien dengan
anak, geriatri atau pasien hamil).
kondisi khusus yakni geriatri
Kedua, kondisi terminal yang
adalah populasi pasien yang
mengancam jiwa atau mungkin
memiliki karakteristik organ yang
memotivasi ahli kesehatan untuk
berbeda dengan pasien dewasa
memberikan pengobatan yang
sehat pada umumnya dimana
logis dan tersedia. Ketiga, jika
cenderung mengalami penurunan
salah satu obat dari kelas obat
fungsi organ seperti hati dan ginjal
memiliki persetujuan dari FDA,
sehingga dapat mempengaruhi
Dokter menggunakan obat lain di
respon terhadap obat. Olehnya itu
kelas yang sama tanpa persetujuan
penggunaan obat pada pasien
khusus dari FDA untuk indikasi
dengan populasi ini perlu
yang sama (1).
diperhatikan, khususnya obat yang

Peresepan serta penggunaan obat- digunakan secara off-label yang

obatan secara off-label sendiri


belum terbukti indikasi dan dari obat off-label pada pasien
keamanannya (4). geriatri di instalasi rawat inap RSU
Anutapura Palu. Sampel pada
Data yang didapatkan dari ruang
penelitian ini adalah resep off-label
Rekam Medik RSU Anutapura
pasien geriatri yang menjalani
Palu berdasarkan Observasi awal
rawat inap di ruangan/bangsal RSU
yang telah dilakukan di 3 Rumah
Anutapura Palu Sulawesi Tengah
sakit yakni RSU Anutapura Palu,
periode Agustus-Oktober 2018
RSUD Undata Palu dan RSD
yang memenuhi kriteria, dimana
Madani mendapatkan hasil bahwa
kriteria inklusi ialah pasien geriatri
RSU Anutapura menempati urutan
yang berusia ≥ 65 Tahun yang
pertama dengan pasien geriatri
menerima resep obat dan menjalani
terbanyak di 2 tahun terakhir ini
rawat inap di ruangan/bangsal RSU
yakni sejumlah 2741 pasien di
Anutapura Palu Tahun 2018.
tahun 2016 dan sejumlah 2688
Kriteria ekslusi yaitu pasien yang
pasien di tahun 2017.
tidak bersedia mengikuti penelitian
METODE PENELITIAN serta pasien yang dinyatakan
meninggal dunia setelah
Jenis penelitian ini adalah
mendapatkan perawatan di
penelitian deskriptif observasional
instalasi rawat inap RSU
yang dikerjakan secara prospektif
Anutapura Palu. Data dianalisis
dengan cara mengumpulkan data
secara deskripsi dengan
yang diperoleh dari resep dan
menguraikan data umum yang
rekam medik pasien serta
didapatkan dari rekam medik
wawancara langsung dengan
antara lain nama obat, indikasi,
dokter pemberi resep sebagai
dosis, dan rute pemberian serta
penunjangnya dan dianalisis
hasil wawancara langsung dengan
menggunakan beberapa referensi
dokter yang memberikan resep
dan jurnal-jurnal terkait untuk
pada pasien yang kemudian
mengetahui persentase penggunaan
dianalisa dan dievaluasi dengan
menggunakan beberapa referensi National Formulary, PIONAS dan
terkait seperti MedScape, British jurnal-jurnal penelitian terkait.

HASIL

Tabel 1. Data karakteristik demografi pasien geriatri yang menerima obat atau
resep di Instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018.
Jumlah Pasien Persentase
Kategori
(n=25) (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 22 88 %
Perempuan 3 12 %

Usia
60-74 tahun 19 76 %
75-90 tahun 6 24 %

Manifestasi klinis pada pasien geriatri yang menjalani perawatan di instalasi


rawat inap RSU Anutapura Palu Periode Agustus-Oktober 2018 termuat dalam
tabel berikut:
Tabel 2. Data manifestasi klinik pasien rawat inap yang menjalani perawatan di
RSU Anutapura Palu pada periode Agustus-Oktober 2018.
Jumlah Pasien Persentase
Manifestasi Klinis
(n=25) (%)
Pusing 10 40
Sesak Nafas 8 32
Nyeri Ulu Hati 8 32
Badan Lemas 7 28
Mual 6 24
Kelelahan 6 24
Nyeri Dada 5 20
Demam 4 16
Muntah 4 16
Lemah 4 16
Nyeri Perut 3 12
BAB Encer 3 12
Sakit perut 3 12
Manifestasi Klinis Jumlah Pasien Persentase
(n=25) (%)
Susah BAK 2 8
Kram 2 8
Sakit kepala 2 8
Penurunan nafsu makan 2 8
dada tidak nyaman 2 8
Batuk disertai darah 1 4
Menggigil 1 4
Edema 1 4
Diare 1 4
Perut kembung 1 4
Batuk 1 4
Penurunan kesadaran 1 4
Nyeri lutut 1 4
Nyeri punggung 1 4
Muntaber 1 4
Insomnia 1 4
BAB campur darah 1 4
Muntah darah 1 4
Nyeri alat vital 1 4
Nyeri otot 1 4
Nyeri saat BAB 1 4
Gatal 1 4
BAK disertai darah 1 4
Ket: BAB: Buang Air Besar
BAK: Buang Air Kecil

Diagnosa penyakit pada pasien geriatri yang menjalani perawatan di ruang rawat
inap di RSU Anutapura Palu Periode Agustus-Oktober 2018 termuat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 3. Diagnosa penyakit pasien geriatri yang menjalani rawat inap di RSU
Anutapura Palu.
Jumlah
Persentase
Diagnosa Utama Diagnosa Penyerta Pasien
(%)
(n=25)
CHF NYHA III e.c.Mitral Stenosis
CAD
Atrial Fibrilise, Myalgia 6 24
CHF NYHA III
HHD, Bronchitis kronis,
Hipokalemia
Diagnosa Utama Diagnosa Penyerta Jumlah Persentase
Pasien (%)
(n=25)
HHD e.c. CAD, Kolik Renal e.c.
Nephrolithiasis, AKI e.c. PNC,
CAP, OA (s)
HHD e.c. CAD, TB Paru
Koma Sirosis Hepatika Decompensata, 1 4
Hepatik/Ensefalop CHF NYHA III, HHD e.c. CAD
ati Hepatik
Bronchitis Kronik HHD, Dysuria e.c. BPH, Kolik 1 4
Abdomen e.c. ISK
Kolik Abdomen e.c. Cystitis, Hepatomegali,
Chepalgia 2 8
e.c. Pelvicaliestasis (s)
HHD GERD, GEA, Hipokalemia 1 4
Dyspnea e.c. CHF 1 4
Dyspnea e.c. HT 1 4
Susp. PPOK
Viral Infection Dyspepsia, Dermatitis Kontak 1 4
Alergi
HT Essentisial Chepalgia 1 4
Diabetik Foot DM Type II, Hipoalbuminuria, 1 4
Kekurangan Elektrolit, Anemia
e.c. Melena
GERD GEA, Hipokalemia 1 4
Atherosclerotic Obs. Dyspnea e.c. CHF, HF 1 4
Heart Disease
Retensi Urine GI, BPH, Kolik Renal e.c. 1 4
Vesicholitiasis, Cystitis
Retensi Urine DD ISK, Susp. Balanistis, Obs. 1 4
Susp. BSK Trombositopenia, HT
GEA Diare, Hemmoroid Grade I-II, 1 4
BPH, ISK
Diagnosa Utama Diagnosa Penyerta Jumlah Persentase
Pasien (%)
(n=25)
Susp. TB Paru Susp. TB Usus, Sup. ARF, 1 4
Anemia Pro Evaluasi
Pneumonia GERD 1 4
komunity (CAP)
Melena e.c. Susp. GA, Shock Hivolemia, CKD, 1 4
Gastritis Erosifa Anemia
Susp. Sepsis Susp. Ileus Prolitu, NHS 1 4

Penggunaan obat pada pasien geriatri yang menjalani rawat inap di RSU
Anutapura Palu berdasarkan bentuk sediaan dan rute pemberiannya termuat pada
tabel berikut:
Tabel 4. Bentuk sediaan dan rute pemberian obat yang didapatkan oleh pasien di
instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018.
Data Jumlah (n=227) Persentase (%)
 Solida :
Tablet 104 45,81
Kaplet 9 3,96
Kapsul 10 4,40
 Liquid :
Sirup 2 0,88
Eliksir 1 0,44
Suspensi 5 2,20
 Oral 131 57,70
 Liquid :
Inhaler 3 1,32
 Inhalasi 3 1,32
 Liquid :
Vial 10 4,40
Ampul 56 24,66
Infus 20 8,81
 Injeksi 86 37,88
 Solida :
Suppositoria 7 3,08
 Rectal 7 3,08
Profil penggunaan obat pada pasien yang menjalani rawat inap di RSU Anutapura
Palu periode Agustus-Oktober 2018dapat dilihat dalam tabel yang terdistribusi
dibawah ini:
Tabel 5. Profil penggunaan obat pada pasien rawat inap RSU Anutapura Palu
periode Agustus-Oktober 2018.
Kelas Jumlah
Golongan Nama Obat (%)
Terapi (n=25)
Analgesik, Analgesik Opioid Tramadol 1 4
Antipiretik,
Derivat
dan
Analgesik Non Opioid Para- Paracetamol 5 20
Antiinflama
aminofenol
si
Derivat Asetosal 1 4
Asam
Sulfasalazine 1 4
Salisilat
Derivat Ketorolak 5 20
Asam
Heteroaril Natrium Diklofenak 1 4
Asetat
Derivat
Asam Ketoprofen 6 24
Propionat
Derivat
Methampyrone 4 16
Pirazolon
Methyl Prednisolone 2 8
Kortikosteroid
Dexamethasone 1 4
Antihistami Antagonis reseptor Histamin Cetirizine 1 4
n H-1 Mebidrolin Napadisilat 1 4
Antagonis Reseptor
Ranitidine 15 60
Histamin H2
Obat Omeprazole 11 44
Gangguan Inhibitor Pompa Proton Lansoprazole 3 12
Saluran Pantoprazole 4 16
Cerna Mukoprotektor Sucralfate 5 2
Antimotilitas Loperamid 1 4
Adsorben Bisacodil 1 4
Kolagogum Laktulosa 2 8
Antagonis Reseptor
Domperidone 4 16
Antiemetik Dopamine
Antagonis Serotonin 5-HT3 Ondansetron 3 12
Antiansietas Benzodiazepin Alprazolam 4 16
Cephalospor
in Generasi Cefadroxil 2 8
1
Cephalospor Cefixime 1 4
Antibiotik in Generasi Ceftriaxone 7 28
Antimikroba 3 Cefoperazone 1 4
Floroquinolo
Ciprofloxacin 4 16
n
Sulfonamida Sulfasalazine 1 4
Amebisid-
Antiprotozoa Metronidazole 3 12
kontak
Vitamin Vitamin B12 Mecobalamin 1 4
Kelas Golongan Nama Obat Jumlah (%)
Terapi (n=25)
Antivertigo Betahistin mesilat 1 4
Obat
Nootropika dan
Serebrovask Piracetam 1 4
Neurotonika/Neurotrofik
ular
Hepatobiliar Antikolelitik Ursodeoxycholic acid 1 4

Hepa-Cl (Lesitin, vit-


B1, vit-B2, vit-B6, vit
Hepatosupport B-12, nikotinamida, 1 4
vit-E, asam folat,
selenium, Zn)
IVFD RL 7 28
Cairan Infus
IVFD NaCl 0,9 %
10 4
Na⁺ 131 mEq/L, Cl ⁻
109 mEq/L, K⁺ 4
mEq/L, Ca⁻2
2,7mEq/L, asetat 28
mEq/L (Natrium
klorida 0,3 g, kalsium 1 4
klorida 2,25 g, natrium
asetat 3,8 g, air untk
inj 1000 mL),
osmolaritas 273
mOsm/L.
Wida Kn-2 1 4
KCL 1 4
Erdostein 1 4
Mukolitik
Ambroxol 1 4
budesonid, formoterol
fumarat 1 4
Obat Dekongestan
Saluran flutikason propionat
1 4
Nafas
Ipratropium bromide
Anti Asma dan salbutamol 1 4

Bronkodilator Metil xantin Teofilin 1 4


Pengganti
Protein Albumin 1 4
Plasma
Isosorbit dinitrate 6 24
Nitrat Glyceryl
2 8
trinitrate/Nitrogliserin
Simvastatin 1 4
Statin
Obat Atorvastatin 2 8
Kardiovasku Glikosida Jantung Digoxin 4 16
ler Captopril 1 4
Angiotensin-Converting
Lisinopril 1 4
Enzyme Inhibitor (ACEI)
Ramipril 2 8
β Blocker Bisoprolol 2 8
Kelas Jumlah
Golongan Nama Obat (%)
Terapi (n=25)
Angiotensin Reseptor
Candesartan 5 20
Blocker (ARB)
Calcium Canal Blocker
Amlodipin 8 32
(CCB)
Loop Diuretik Furosemid 11 44
Diuretik Hemat Kalium Spironolakton 3 12
Alpha Blockers Tamsosulin HCl 0,4 5 20
Alpha-keto isoleucine
67 mg, alpha-keto
leucine 101 mg, alfa-
keto phenylalanine 68
mg, alfa-Hydoroksi
Obat methionin 59 mg,
Saluran alpha-keto valin 86 3 12
Kemih mg, L-tryptophan 23
mg, L-threonin 53 mg,
L-histidin 38 mg, l-
tyrosine 30 mg, L-
lysine acetate 105 mg,
Ca 50 mg
ekstrak daun
tempuyung setara
dengan bubuk kering
3,0g, ekstrak daun 1 4
keji-beling setara
bubuk kering 0,3g/ml

Hiosin-N-
Antikolinergik 1 4
Butilbromida
Fibrinolitik
Lokal 4 16
(On-Label)
Asam Traneksamat
Hemostatik dan Hematemesi
Obat yang
Antifibrinolitik s 1 4
Mempengar
(Off-Label)
uhi Darah
Karbazokrom Natrium
2 8
Sulfonat
Anti Koagulasi Warfarin 1 4
Anti Platelet Cloipdogrel 6 24
Anti Hemmorhoid Diosmin, Hesperidin 2 8
Antispasmodik Eperisone HCL 1 4
Pyridoxine
Hydrochloride,
1 4
Riboflavin, and
Multivitamin
Thiamine Mononitrate
Thiamin HCL,
1 4
Piridoksin, Kobalamin
Mineral Kalium Klorida (KSR) 4 16
Kalium L-aspartate 1 4
Asam Amino Ketocid 2 8
Methampyrone-
Analgesik non-opioid-anti ansietas 1 4
Diazepam
Hasil evaluasi penggunaan obat Off-label pasien rawat inap yang menerima obat
Off-label di instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober
2018 terdistribusi dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil evaluasi penggunaan obat Off-label pasien rawat inap yang
menerima obat Off-label di instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode
Agustus-Oktober 2018.

Kategori Off-Label Jumlah (n=227) Persentase (%)


Indikasi 1 0,44
Dosis 0 0
Usia 0 0
Rute Pemberian 0 0

Dari jumlah penggunaan obat Off-label Indikasi pada pasien geriatri di instalasi
rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018 pada tabel diatas
didapatkan jumlah kasus yang terdistribusi dalam tabel:
Penggunaan Off-Label Persentase
Obat Jumlah Kasus (n=25)
Indikasi (%)
Hematemesis
Asam Traneksamat 1 4,00
(Nutbeam, 2015)

PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan di Oktober 2018. Berdasarkan tabel
ruang Rawat Inap RSU Anutapura dapat dilihat bahwa pasien geriatri
Palu dengan kurun waktu 3 bulan berjenis kelamin laki-laki lebih
(Agustus-Oktober 2018) diperoleh banyak dari pada perempuan yakni
jumlah pasien sebanyak 25 pasien sebesar 88%. Pada umumnya ada
yang memenuhi kriteria inklusi dan perbedaan antara laki-laki dan
eksklusi. perempuan serta umur terhadap
Pada Tabel 1. dapat dilihat data suatu penyakit karena berbagai
karakteristik demografi pasien faktor yang mempengaruhi tinggi
geriatri yang menerima obat atau rendahnya derajat kesehatan suatu
resep di Instalasi rawat inap RSU masyarakat diantaranya faktor
Anutapura Palu periode Agustus- genetik, sistem kesehatan, perilaku
dan lingkungan, ukuran yang mengalami penurunan baik itu
epidemiologis, ukuran kondisi organ maupun sistem tubuh mulai
pencapaian berbagai kondisi dari daya ingat sel sampai ke semua
kesehatan (5). Untuk kategori usia, sistem organ tubuh khususnya sistem
persentase tertinggi yaitu usia 60-74 kardiovaskular (9).
Tahun sebesar 76 %. Rata-rata umur
lansia di Indonesia mencapai 70,7 Pada Tabel 3. mengenai diagnosa
tahun dan menunjukkan hal yang penyakit pasien geriatri yang
lebih baik dari tiga atau empat menjalani rawat inap di RSU
dekade sebelumnya yakni sekitar 60 Anutapura Palu Periode Agustus-
tahun (6). Oktober 2018 didapatkan hasil yaitu
Pada Tabel 2. yakni manifestasi diagnosa utama dari total jumlah
klinik pasien rawat inap yang pasien sebanyak 25 pasien, kasus
menjalani perawatan di RSU penyakit yang paling dominan yaitu
Anutapura Palu pada periode CHF NYHA III sebanyak 6 pasien
Agustus-Oktober 2018 didapatkan (24%). Gagal Jantung Kongestif
hasil yaitu manifestasi klinik (CHF) adalah ketidakmampuan
tertinggi yang diperoleh yaitu pusing (kegagalan) jantung dalam
sebanyak 10 pasien (40%). Pusing memompa darah secara optimal.
merupakan suatu istilah yang Gagal Jantung Kongestif lebih sering
digunakan untuk menggambarkan terjadi pada usia lanjut. Hal ini
berbagai sensasi ditandai dengan dikarenakan adanya keadaan
perasaan pergerakan relatif terhadap multifaktorial yang terjadi pada
sekelilingnya (7). Pusing dapat pasien tersebut seperti adanya
dikaitkan dengan beragam masalah disfungsi diastolik yang terjadi pada
dan khususnya dikaitkan dengan kasus pasien gagal jantung pada
penyimpangan aliran darah dan lansia (10). Hal ini sejalan dengan
masalah kardiovaskular seperti gagal manifestasi klinik dari gagal jantung
jantung (8). Hal ini berkaitan dengan itu sendiri bahwa gejala non spesifik
kondisi fisiologis pasien geriatri yang terlihat pada gagal jantung
yang lanjut yaitu mual, malas, dominan adalah obat dalam bentuk
pusing, dan insomnia yang sediaan tablet yakni sebanyak 104
merupakan gambaran kongestif pada (45,81%). Obat dengan sediaan
vena yang besar dari usus dan tablet ini sendiri merupakan yang
mengurangi aliran darah otak (11). paling banyak beredar. Selain itu
Kemudian diagnosa selanjutnya tablet adalah bentuk obat untuk
yaitu Kolik Abdomen dan Dyspnea orang dewasa yang paling luas
masing-masing sebesar 2 pasien diterima karena berbagai
(8%). Kolik Abdomen adalah keuntungan. Keuntungan tersebut
gangguan pada aliran normal isi usus seperti kemudahan pemberian dosis
sepanjang traktus intestinal yang yang akurat, bahan yang digunakan
ditandai kram dan nyeri. Nyeri kolik tidak mengandung alkohol, dan
ini biasanya disebabkan oleh komposisi tablet dapat segera
hambatan pasase dalam organ disesuaikan dalam berbagai dosis zat
tersebut (obstruksi usus, batu ureter, aktif (13). Dapat dilihat bahwa rute
batu empedu, peningkatan tekanan pemberian obat secara oral sesuai
intraluminar). Nyeri ini timbul dengan bentuk sediaan tablet yaitu
karena hipoksia yang dialami oleh sebesar 131 (57,45%). Obat yang
jaringan dinding saluran. Biasanya diberikan kebanyakan diberikan
kontraksi ini berjeda sehingga kolik dengan rute oral karena rute ini
yang dirasakan hilang timbul (12). memberikan kenyamanan untuk
pasien yang menjalani pengobatan
Pada Tabel 4. yakni bentuk sediaan kronis dan relatif stabil (14). Jika
dan rute pemberian obat yang dikatikan dengan kondisi pasien
didapatkan oleh pasien di instalasi geriatri yang susah menelan
rawat inap RSU Anutapura Palu (Disfagia), maka adanya upaya
periode Agustus-Oktober 2018 menelan dengan sedikit lebih keras
menunjukkan bahwa total menggunakan otot-otot mulut dan
penggunaan obat yakni sebesar 227 faring pada umumnya disarankan
obat. Penggunaan obat paling oleh ahli terapi untuk membantu
pasien disfagia dan juga pemberian antagonis reseptor-H2
meningkatkan tekanan menelan oral sekali sehari yang diberikan diantara
untuk mendorong objek yang waktu makan malam dan tidur (17).
tertelan menjadi lebih efektif (15). Penggunaan ranitidin untuk mual-
Disamping itu, pasien juga perlu muntah pada pasien gagal jantung
konsentrasi dan latihan menelan kongestif diduga sebagai respon
untuk meningkatkan kemampuan penekanan saluran cerna karena
mereka untuk menelan sediaan adanya hepatomegali akibat adanya
berbentuk padat seperti tablet (16). retensi cairan berlebih terutama pada
pasien gagal jantung kanan (18).
Pada Tabel 5. yaitu profil Untuk Tabel 7 dan Tabel 8 mengenai
penggunaan obat, didapatkan hasil hasil evaluasi serta jumlah
yakni profil penggunaan obat pada penggunaan obat Off-label pasien
pasien yang menjalani rawat inap di rawat inap yang menerima obat Off-
RSU Anutapura Palu periode label di instalasi rawat inap RSU
Agustus-Oktober 2018 didapatkan Anutapura Palu periode Agustus-
bahwa penggunaan obat terbanyak Oktober 2018 didapatkan hasil dari
yang digunakan pasien yaitu penelitian ini diperoleh yakni,
Ranitidin sebanyak 15 obat (60%). penggunaan obat Off-Label yaitu
Ranitidin adalah obat golongan Off-Label indikasi sebesar 0,44%,
antagonis reseptor-H2. Obat ini Off-Label dosis 0%, Off-Label usia
efektif dalam menekan sekresi asam 0% dan Off-Label rute pemberian
di malam hari (nokturnal), yang 0%. Obat Off-Label indikasi yang
menggambarkan aktivitas utama sel digunakan yakni Asam Traneksamat
pariental basal. Fakta ini memiliki yang penggunaannya untuk
relevansi klinis sebab penentu hematemesis diperoleh sebanyak 1
penyembuhan ulser duodenal yang kasus (4%). Pada Off-Label dosis
paling penting adalah tingkat tidak menunjukkan adanya dosis
keasaman nocturnal. Jadi, ulser diluar dari dosis penggunaan yang
duodenal dapat disembuhkan dengan disetujui atau yang terdapat pada
brosur. Pada penelitian ini dokter Gastrointestinal bagian atas) dimana
meresepkan obat dengan rentang pendarahan yang berasal dari
dosis yang sesuai dengan dosis kerongkongan menuju bagian
lazimnya. Pada Off-Label usia tidak ligament treitz ini mempunyai
menunjukkan adanya Off-Label usia potensi dapat mengancam jiwa (19).
diluar dari rentang usia yang telah Hematemesis dan melena merupakan
disetujui. Penelitian yang dilakukan suatu keadaan yang diakibatkan oleh
menunjukkan bahwa obat yang pendarahan saluran cerna bagian atas
diberikan kepada pasien geriatri (SCBA). Adapun penyebab dari
yang menjalani rawat inap di RSU pendarahan saluran pencernaan
Anutapura Palu merupakan ruangan bagian atas yakni ulkus peptikum,
rawat inap bagian interna untuk gastritis erosif, varises esophagus,
perawatan pasien dewasa dan lanjut dan ruptur mukosa esofagogastrika.
usia. Pada Off-Label rute pemberian Semua keadaan ini meliputi sampai
juga tidak menunjukkan adanya Off- 90% dari semua kasus pendarahan
Label diluar dari penggunaan rute gastrointestinal atas dengan
pemberiannya yang disetujui. ditemukannya suatu lesi yang pasti.
Adapun data yang diperoleh dari Di negara bagian barat insiden
hasil penelitian yaitu obat-obat yang pendarahan akut SCBA mencapai
digunakan umumnya merupakan 100 per 100.000 penduduk untuk
sediaan oral, parenteral, subcutan, tiap tahunnya, dengan penderita yang
dan rektal. lebih dominan laki-laki dibanding
wanita. Insiden ini meningkat sesuai
Pada penelitian ini, didapatkan dengan bertambahnya usia. Di
bahwa kasus yang terjadi pada Indonesia kejadian sebenarnya
penelitian ini yaitu hematemesis. belum diketahui populasinya (20).
Hematemesis dan melena merupakan Asam traneksamat merupakan obat
manifestasi klinik yang umum terjadi turunan sintesis dari asam aminolisin
padaUpper Gastrointestinal yang dapat memberikan efek anti
Bleeding (Pendarahan fibrinolitik melalui blockade
reversibel lysine bliding-sites pada lysine-binding sites pada molekul
molekul plasminogen dan plasminogen sehingga mengurangi
penghambat plasmin. Proses afinitas plasmin untuk mengikat
fibrinolisis sendiri diawali dengan fibrin (22). Obat asam traneksamat
perubahan plasminogen menjadi ini telah digunakan secara klinis
plasmin yang berfungsi melisis selama 30 tahun untuk mengatasi
bekuan. Activator endogen yang pendarahan (23). Sama seperti asam
berperan dalam perubahan ini yakni traneksamat,
tissue-Plasminogen Activator (t-PA) Adrenochromemonosemicarbazone
serta urokinase yang dihasilkan oleh (AMC) atau juga dikenal sebagai
endothelium, granulosit dan monosit. karbazokrom adalah salah satu obat
Kedua activator endogen tersebut yang cocok digunakan untuk semua
dapat dihambat oleh Plasminogen jenis pendarahan. Obat ini
Activator Inhibitor-1 (PAI-1). menghamabat peningkatan
Plasmin akan mendegradasi permeabilitas kapiler dan
fibrinogen dan fibrin sehingga meningkatkan resistensi kapiler (24).
menghasilkan Fibrinogen/fibrin
Degradation Product (FDP). Asam traneksamat ini digunakan
Plasmin juga dapat mendegradasi sebagai pengobatan pada perdarahan
cross-linked fibrin sehingga gastrointestinal bagian atas
menghasilkan D-dimer. Kerja berdasarkan penelitian yang
pasmin dapat dihambat oleh dilakukan oleh (25) secara meta
antiplasmin. Antiplasmin akan analysis yang membuktikan bahwa
mengikat plasmin secara irreversibel penggunaan asam traneksamat ini
sehingga membentuk kompleks dapat menurunkan mortalitas
plasmin-antiplasmin yang stabil dan terhadap perdarahan gastrointestinal
tidak aktif (21). Dari sistem bagian atas. Beberapa rumah sakit
fibrinolitik ini, asam tranekasamat secara rutin juga menggunakan asam
yang merupakan derivate lysine traneksamat untuk pasien dengan
bekerja dengan cara menghambat pendarahan gastrointestinal bagian
atas meskipun penggunaannya sendiri tidak direkomendasikan (26).
antifibrinolitik diresepkan
KESIMPULAN sebagai pengobatan hematemesis
Hasil penelitian mengenai skrining (Off-Label) terdapat 1 kasus
penggunaan obat Off-Label pada (4%) sedangkan penggunaan
pasien geriatri di instalasi rawat inap obat Off-Label dosis, usia dan
di RSU Anutapura Palu periode rute pemberian yakni 0%
Agustus-Oktober 2018 disimpulkan
sebagai berikut : UCAPAN TERIMA KASIH
1. Skrining penggunaan obat Off- Ucapan terima kasih disampaikan
Label berdasarkan British kepada Direktur Rumah Sakit Umum
National Formulary dan Anutapura Palu, Kepala dan staf
Medscape untuk pasien geriatri bagian ruang Rawat Inap Rumah
yang menjalani rawat inap RSU Sakit Umum Anutapura Palu, dan
Anutapura Palu periode Agustus- semua pihak yang telah memberikan
Oktober 2018 diperoleh hasil bantuan dalam proses perencanaan,
adanya penggunaan obat Off- pelaksanaan dan penyelesaian
Label indikasi dengan persentase penelitian ini.
sebesar 0,44% yaitu penggunaan
obat asam traneksamat sebagai
DAFTAR PUSTAKA 7. Mukherjee, A., Chatterjee, SK.,
1. Wittich, C.M., Burkle, C.M., Chakravarty, A. (2003). Vertigo
Lanier W.L. (2012). Ten and Dizziness – A Clinical
common questions (and Their Approach. JAPI Vol. 51
Answers) about off-label drug November 2003. India.
uses. Department of internal 8. Vestibular Disorder Association.
medicine and Department of (2012). Causes of Dizziness.
anesthesiology. Mayo clinic. VEDA’s publications Portal.
U.S.A. www.vestibular.org.
2. Radley, D.C., Finkelstein, S.N., 9. Mubarak, W.I. (2011). Ilmu
dan Stafford, R.S. (2006). Off- Kesehatan Masyarakat. Salemba
Label Prescribing Among Medika. Jakarta.
Office-Based Physicians. 10. Imaligy, E.U. (2014). Gagal
Archives of Internal Medicine Jantung Pada Geriatri. Rumah
166: 1021-1026. Sakit Gigi dan Mulut
3. Badan Pengawas Obat dan Maranatha. CDK-212/ Vol. 41
Makanan. (2014). Diakses pada No. 1. Bandung.
1 Maret 2018. 11. Chung, ES., Norton, GR.,
4. Pusat Layanan Informasi Obat Woodiwiss, AJ., Gaasch WH.,
Nasional (PIONAS). (2015). Mela T., Aurigemma GP.,
Diakses pada 1 Maret 2018. Meyer, TE. (1995). Heart
5. Ryadi, A.L.S. (2016). Ilmu Failure in Pressure Overload
Kesehatan Masyarakat. Penerbit Hypertrophy The Relative Roles
ANDI. Yogyakarta. of Ventricular Remodeling and
6. Badan Pusat Statistik. (2015). Myocardial Dysfunction.
Statistik Penduduk Lanjut Usia Journal of the American College
2014 Hasil Survei Sosial of Cardiology. Published by
Ekonomi Nasional. Katalog Elsevier Science Inc. Vol. 39
BPS. Jakarta. No.4. United State of America.

92
12. Sja’bani, M. (2009) Batu 16. Kelly, J., D’Cruz G., Wright, D.
Saluran Kemih dalam Buku Ajar (2010) Patients with dysphagia:
Ilmu Penyakit Dalam. Interna experiences of taking
Publishing Edisi 5 Hal. 1025-9. medication. Journal of
Jakarta. Advanced Nursing 66(1), 82–91.
13. Nugroho, I.A., Shahab, A. United Kingdom.
(2014). Aplikasi Metode Respon 17. Goodman & Gilman. (2012).
Permukaan dan Goal Dasar Farmakologi Terapi Edisi
Programming untuk Optimasi 10. EGC. Jakarta.
Sifat Fisik dan Mekanik Tablet 18. Alvarez, AM., Mukherjee, D.,
Obat. Jurusan Manajemen (2011). Liver Abnormalities in
Industri. Institut Teknologi Cardiac Diseases and Heart
Sepuluh November. Surabaya. Failure. International journal of
14. Aungst, B.J. (2016). Optimizing angiology/volume 20, number 3.
Bioavailability in Drug Department of Internal
Discovery: An Overview of Medicine, Texas Tech
Design and Testing Strategies University Health Sciences
and Forrmulation Options. Center, El Paso, Texas.
Journal of Pharmaceutical 19. Wilkins, T., Khan, N., Nabh, A.,
Sciences. Delaware. United Schade, RR. (2012). Diagnosis
State of America. and Management of Upper
15. Hind, J.A., Nicosia, M.A., Gastrointestinal Bleeding.
Roecker, E.B., Carnes, M.L., American Family Physician Vol.
Robbins, J. (2001). Comparison 85 Number 5 March 1, 2012.
of Effortful and Noneffortful Georgia Health Sciences
Swallows in Healthy Middle- University, Augusta. Georgia.
Aged and Older Adults. Arch 20. Viviane, A., Alan, BN. (2008).
Phys Med Rehabil Vol Estimates of Costs of Hospital
82;82:1661-5. Stay fo Variceal and
Nonvariceal Upper

93
Gastrointestinal Bleeding in the Pharmacopoeia 15thed 167.
United Stated. Value in Health Shibuya Tokyo. Japan.
Volume II Number I 2008. 25. Nutbeam, T. (2015). In adult
Division of Gastroenterology, patients presenting as
McGill University, Montreal, emergencies with upper
QC. Canada. gastrointestinal bleeding, does
21. Anggi G.P., (2013). Penggunaan tranexamic acid decrease
Lumbrokinase sebagai mortality?. African Journal of
Fibrinolitik dan Antitrombolitik Emergency Medicine. Doi:
Oral Vol. 40 No.3. Contonuing 10.1016/j.afjem.2015.01.005
Medical Education. Jakarta.
22. Tengborn, L., Blomback, M.,
Berntop, E. (2014). Tranexamic
acid – an old drugs still going
strong and making a revival.
Clinical Coagulation Research
Unit. Lund University. Malmo,
Sweden.
23. Tristianty, S.(2014). Pemberian
Kombinsi Krim Hidrokuinon
Dan Asam Traneksamat Oral
Menurunkan Jumlah Melanin
Lebih Banyak Dibandingkan
Krim Hidrokuinon Pada Marmot
Betina ( Cavia Porcellus) Yang
Dipaparkan Untraviolet B.
Universitas Udayana. Denpasar.
24. Japanese Pharmacopoeia.
(2006). Society of Japanese

94

Anda mungkin juga menyukai