SKRIPSI
AGUSTUS 2019
SKRINING PENGGUNAAN OBAT OFF-LABEL PADA
PASIENGERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP
RSU ANUTAPURA PALU PERIODE
AGUSTUS 2018-OKTOBER2018
SKRIPSI
AGUSTUS 2019
ABSTRAK
Belum adanya jaminan patient safety terhadap penggunaan obat Off-Label di Indonesia
menjadikan penggunaan obat ini masih sedikit terkhusus pada populasi pasien dengan
kondisi khusus yakni pasien geriatri. Observasi awal yang diperoleh dari 3 Rumah Sakit
Umum di Kota Palu, yaitu RSUD Undata Palu, RSU Anutapura Palu, dan RSD Madani
Palu menunjukkan bahwa RSU Anutapura Palu menempati urutan pertama pasien
terbanyak yaitu 2741 pasien di tahun 2016 dan 2688 pasien di tahun 2017. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persentase penggunaan obat Off-Label pada pasien geriatri di
ruang rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018. Jenis penelitian
yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan cara pengambilan data secara
prospektif, dimana sampel diambil dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan jumlah sampel dalam penelitian yaitu 25 pasien, dan terdapat
penggunaan obat Off-Label indikasi sebesar 1 kasus (0,04%) yaitu penggunaan obat
Asam Traneksamat sebagai Antifibrinolitik digunakan sebagai pengobatan pada
Hematemesis (Off-Label) terdapat 1 kasus (4%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat penggunaan obat Off-Label indikasi pada pasien geriatri di ruang rawat Inap
RSU Anutapura Palu Periode Agustus-Oktober 2018.
The lack of patient safety insurance on the Off-Label medicine in Indonesia leads to the little
number of usage regarding the drug, especially for the geriatric patients. Initial observation
from 3 general hospitals in Palu, RSUD Undata Palu, RSU Anutapura Palu, and RSD Madani
Palu indicates that RSU Anutapura Palu ranks first for the highest number of patient of 2741
patients in 2016 and of 2688 patients in 2017. This study aims to determine the percentage of
the Off-Label medicine on geriatric inpatients at RSU Anutapura Palu from August – October
2018. The study is descriptive using prospective data collection of which sample is obtained
using purposive sampling. The result shows that the amount of sample is 25 patients; the
amount of case of Off-Label medicine indication is found in 1 case (0,04%) using
Tranexamic Acid as Antifibrinolytic which is administered for Hematemesis (Off-Label) of 1
case (4%). It can be concluded that the use of Off-Label medicine indication on geriatric
inpatients at RSU Anutapura Palu from August – October 2018.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
skripsi ini kedepannya. Semoga skripsi ini dapat berguna dan dijadikan salah satu
acuan untuk pengembangan dan penelitian yang serupa sehingga dapat memberikan
nilai tambah serta manfaat bagi pembaca khususnya penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL............................................................................................................. i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi
BAB V PENUTUP................................................................................................ 26
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 26
5.2 Saran ....................................................................................................... 26
Halaman
Tabel 4.1 Karakteristik demografi pasien geriatri yang menerima obat atau resep di
Instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018.
.............................................................................................................. 13
Tabel 4.2 Manifestasi klinik pasien rawat inap yang menjalani perawatan di RSU
Anutapura Palu pada periode Agustus-Oktober 2018.
.............................................................................................................. 1
4
Tabel 4.3 Diagnosa penyakit pasien geriatri yang menjalani rawat inap di RSU
Anutapura Palu Periode Agustus–Oktober 2018…………………….. 18
Tabel 4.4 Bentuk sediaan dan rute pemberian obat yang didapatkan oleh pasien di
instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober
2018………………………………………………………...................18
Tabel 4.5 Profil penggunaan obat pada pasien rawat inap RSU Anutapura Palu
periode Agustus-Oktober 2018…………………………..................... 19
Tabel 4.6 Hasil evaluasi penggunaan obat Off-label pasien rawat inap yang
menerima obat Off-label di instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu
periode Agustus-Oktober
2018………………………….............................................................. 22
Tabel 4.7 Jumlah penggunaan obat Off-label Indikasi pada pasien geriatri di instalasi
rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober
2018…………………………………………………….......................23
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Pengumpul Data Obat Off-Label RSU Anutapura Palu Periode
Agustus-Oktober 2018 ............................................................................ 31
Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian .........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Populasi pasien dengan kondisi khusus yaitu geriatri, pediatri, dan wanita hamil
(kehamilan). Populasi pasien dengan kondisi khusus ini memiliki karakteristik
organ yang berbeda dengan pasien dewasa sehat pada umumnya. Pediatri
memiliki kecenderungan organ yang belum sempurna secara fisiologis, geriatri
cenderung mengalami penurunan fungsi organ, dan ibu hamil dan menyusui
memiliki volume distribusi obat yang lebih besar. Penelitian pada pasien pediatri
ini telah dilakukan oleh (Ramadhani, 2017) tentang Skrining Peresepan Obat
Off-Label di Poliklinik Anak di Instalasi Rawat Jalan RSU Anutapura Palu
dengan hasil bahwa terdapat sekitar 5,50 % (51) penggunaan obat yang
dinyatakan off-label terkhusus pada obat off-label kategori usia. Selain itu,
penelitian lain juga dilakukan oleh (Mahardika, 2017) tentang Skrining
Penggunaan Obat Off-Label pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RSU
Anutapura Palu dengan hasil bahwa dari 233 pasien pediatri, tingkat kejadian
penggunaan obat off-label kategori usia sebesar 1,21 %. Sedangkan untuk jumlah
pasien kehamilan di RSU Anutapura Palu sangat sedikit yaitu sejumlah 1926
pasien di tahun 2016 dan sejumlah 1172 pasien di tahun 2017 sehingga penelitian
ini lebih difokuskan pada pasien geriatri karena belum dilakukannya penelitian
pada pasien geriatri di Sulawesi Tengah. Populasi pasien geriatri adalah salah
satu populasi pasien dengan kondisi khusus yang memiliki karakteristik organ
yang berbeda dengan pasien dewasa sehat pada umumnya dimana pasien geriatri
cenderung mengalami penurunan fungsi organ seperti ginjal dan hati.
Populasi tersebut dapat mempengaruhi respon terhadap obat. Oleh karena itu
penggunaan obat pada pasien dengan populasi tersebut harus diperhatikan,
khususnya bagi obat yang digunakan secara off-label yang belum terbukti
indikasi dan keamanannya.
Masalah utama bagi para lanjut usia adalah adanya kondisi multipatologi
sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan yang sepenuhnya. Hal ini
membutuhkan keputusan terapi yang tepat berdasarkan keputusan klinik yang di
desain khusus untuk lansia. Dampak yang timbul dari penggunaan obat-obatan
sebelumnya juga mempengaruhi efek terapi. Kondisi ini mengakibatkan
kemungkinan adanya pemberian obat off-label pada lansia dikarenakan
kurangnya data farmakokinetik, farmakodinamik, dan efek samping obat
(PIONAS, 2015).
Salah satu contoh penggunaan obat off-label pada pasien geriatri menurut
(Jackson, 2012) yakni penggunaan obat golongan antipsikotik untuk penanganan
delirium dan demensia untuk populasi pasien lansia. Penggunaan obat golongan
ini dianggap biasa karena mengingat sulitnya membangun trend global saat ini.
Selain itu, adanya perbedaan legislasi, pengaturan kesehatan (baik di Rumah
Sakit, Lembaga serta Komunitas), pengetahuan serta keputusan dokter dan
ketersediaan obat-obatan di seluruh negara-negara menjadikan obat off-label ini
diresepkan dan dianggap sebagai peresepan yang umum.
Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu adalah rumah sakit umum tipe B
yang memiliki fasilitas dan kemampuan menyelenggarakan hampir semua jenis
pelayanan kedokteran, sehingga layak menjadi pusat rujukan dari berbagai
wilayah daerah. Rumah sakit umum Anutapura Palu sebagai Rumah Sakit Badan
Layanan Umum yang diberi legalitas untuk melakukan pelayanan kesehatan
secara holistik dan komprehensif. Rumah sakit Anutapura Palu memberikan
pelayanan terpadu rawat jalan, rawat inap maupun pelayanan dan tindakan.
Berdasarkan data rekam medik yang didapatkan di ruangan Rekam Medik RSU
Anutapura Palu, ruangan perawatan geriatri berada pada ruangan rajawali atas
dan rajawali bawah. Observasi awal yang telah dilakukan di 3 Rumah sakit yakni
RSU Anutapura Palu, RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah dan RSD Madani
mendapatkan hasil bahwa RSU Anutapura menempati urutan pertama dengan
pasien geriatri terbanyak di 2 tahun terakhir ini yakni sejumlah 2741 pasien di
tahun 2016 dan sejumlah 2688 pasien di tahun 2017 jika dibandingkan RSUD
Undata Palu yaitu sejumlah 1761 pasien pada tahun 2016 dan sejumlah 2114
pasien di tahun 2017 dan RSD Madani sejumlah 435 pasien pada tahun 2016 dan
sejumlah 324 pasien pada tahun 2017. Berdasarkan hal ini, maka peneliti
menganggap perlu perhatian khusus dari praktisi kesehatan, khususnya tenaga
kefarmasian terkait skrining peresepan obat off-label pada pasien geriatri di
rumah sakit yang bersangkutan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana persentase penggunaan obat off-label yang meliputi kategori usia,
indikasi, dosis dan rute pemberian pada pasien geriatri di instalasi rawat inap RSU
Anutapura Palu ?
TINJAUAN PUSTAKA
1. Obat belum dipelajari dan disetujui untuk populasi tertentu (misalnya anak,
geriatri, atau pasien hamil).
2. Kondisi medis yang mengancam jiwa dapat memotivasi tenaga kesehatan
untuk memberikan pengobatan logis dan tersedia apabila disetujui oleh FDA
atau tidak.
3. Jika salah satu obat dari suatu golongan yang memiliki persetujuan FDA,
dokter biasanya menggunakan obat lain di golongan yang sama tanpa
persetujuan FDA khusus untuk digunakan pada indikasi yang ditujukan.
4. Jika fitur patologis atau fisiologis dari 2 kondisi mirip, dokter dapat
menggunakan obat yang disetujui untuk 1 dari kedua kondisi ini (misalnya,
diabetes dan sindrom metabolik, penyakit kejiwaan seperti kecemasan dan
gangguan stres paska trauma).
METODE PENELITIAN
Usia
60-74 tahun 19 76 %
75-90 tahun 6 24 %
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien geriatri berjenis kelamin
laki-laki lebih banyak dari pada perempuan yakni sebesar 88%. Pada
umumnya ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan serta umur
terhadap suatu penyakit karena berbagai faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya derajat kesehatan suatu masyarakat diantaranya faktor genetik,
sistem kesehatan, perilaku dan lingkungan, ukuran epidemiologis, ukuran
kondisi pencapaian berbagai kondisi kesehatan (Ryadi, 2016). Untuk
kategori usia, persentase tertinggi yakni Usia 60-74 Tahun sebesar 76 %.
Rata-rata umur lansia di Indonesia mencapai 70,7 tahun dan menunjukkan
hal yang lebih baik dari tiga atau empat dekade sebelumnya yakni sekitar 60
tahun (Badan Pusat Statistik, 2014).
4.2 Karakteristik Klinis
4.2.1 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik adalah indikator-indikator yang sangat dibutuhkan oleh
dokter untuk menegakkan diagnosa. Berikut adalah manifestasi klinis yang
termuat dalam tabel untuk pasien yang menjalani rawat inap di RSU
Anutapura Palu:
Tabel 4.2 Manifestasi klinik pasien rawat inap yang menjalani perawatan di
RSU Anutapura Palu pada periode Agustus-Oktober 2018.
Jumlah Pasien Persentase
Manifestasi Klinis
(n=25) (%)
Pusing 10 40
Sesak Nafas 8 32
Nyeri Ulu Hati 8 32
Badan Lemas 7 28
Mual 6 24
Kelelahan 6 24
Nyeri Dada 5 20
Demam 4 16
Muntah 4 16
Lemah 4 16
Nyeri Perut 3 12
BAB Encer 3 12
Sakit perut 3 12
Susah BAK 2 8
Kram 2 8
Sakit kepala 2 8
Penurunan nafsu makan 2 8
dada tidak nyaman 2 8
Batuk disertai darah 1 4
Menggigil 1 4
Edema 1 4
Diare 1 4
Perut kembung 1 4
Batuk 1 4
Penurunan kesadaran 1 4
Nyeri lutut 1 4
Nyeri punggung 1 4
Muntaber 1 4
Insomnia 1 4
BAB campur darah 1 4
Muntah darah 1 4
Nyeri alat vital 1 4
Nyeri otot 1 4
Nyeri saat BAB 1 4
Gatal 1 4
BAK disertai darah 1 4
Ket: BAB: Buang Air Besar, BAK: Buang Air Kecil
Berdasarkan tabel, manifestasi klinik tertinggi yang diperoleh yaitu pusing
sebanyak 10 pasien (40%). Pusing merupakan suatu istilah yang digunakan
untuk menggambarkan berbagai sensasi ditandai dengan perasaan
pergerakan relatif terhadap sekelilingnya (Mukherjee, 2003). Pusing dapat
dikaitkan dengan beragam masalah dan khususnya dikaitkan dengan
penyimpangan aliran darah dan masalah kardiovaskular seperti gagal
jantung (Vestibular, 2012). Hal ini berkaitan dengan kondisi fisiologis
pasien geriatri yang mengalami penurunan baik itu organ maupun sistem
tubuh mulai dari daya ingat sel sampai ke semua sistem organ tubuh
khususnya sistem kardiovaskular (Mubarak, 2011).
Hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa diagnosa utama dari total
jumlah pasien sebanyak 25 pasien, kasus penyakit yang paling dominan yaitu
CHF NYHA III sebanyak 6 pasien (24%). Gagal Jantung Kongestif (CHF)
adalah ketidakmampuan (kegagalan) jantung dalam memompa darah secara
optimal. Gagal Jantung Kongestif lebih sering terjadi pada usia lanjut. Hal ini
dikarenakan adanya keadaan multifaktorial yang terjadi pada pasien tersebut
seperti adanya disfungsi diastolik yang terjadi pada kasus pasien gagal jantung
pada lansia (Beers, MH. Dalam Imaligy, 2014) Hal ini sejalan dengan
manifestasi klinik dari gagal jantung itu sendiri bahwa gejala non spesifik
yang terlihat pada gagal jantung yang lanjut yaitu mual, malas, pusing, dan
insomnia yang merupakan gambaran kongestif pada vena yang besar dari usus
dan mengurangi aliran darah otak (Chung,1995). Kemudian diagnosa
selanjutnya yaitu Kolik Abdomen dan Dyspnea masing-masing sebesar 2
pasien (8%). Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal yang ditandai kram dan nyeri. Nyeri kolik ini
biasanya disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi
usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminar). Nyeri ini
timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Biasanya
kontraksi ini berjeda sehingga kolik yang dirasakan hilang timbul
(Sja’bani,2009).
Hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa total penggunaan obat yakni
sebesar 227 obat. Penggunaan obat paling dominan adalah obat dalam bentuk
sediaan tablet yakni sebanyak 104 (45,81%). Obat dengan sediaan tablet ini
sendiri merupakan yang paling banyak beredar. Selain itu tablet adalah bentuk
obat untuk orang dewasa yang paling luas diterima karena berbagai keuntungan.
Keuntungan tersebut seperti kemudahan pemberian dosis yang akurat, bahan yang
digunakan tidak mengandung alkohol, dan komposisi tablet dapat segera
disesuaikan dalam berbagai dosis zat aktif (Nugroho, 2014). Dapat dilihat bahwa
rute pemberian obat secara oral sesuai dengan bentuk sediaan tablet yaitu sebesar
131 (57,45%). Obat yang diberikan kebanyakan diberikan dengan rute oral
karena rute ini memberikan kenyamanan untuk pasien yang menjalani pengobatan
kronis dan relatif stabil (Aungst, 2016). Jika dikatikan dengan kondisi pasien
geriatri yang susah menelan (Disfagia), maka adanya upaya menelan dengan
sedikit lebih keras menggunakan otot-otot mulut dan faring pada umumnya
disarankan oleh ahli terapi untuk membantu pasien disfagia dan juga
meningkatkan tekanan menelan oral untuk mendorong objek yang tertelan
menjadi lebih efektif (Hind, 2001). Disamping itu, pasien juga perlu konsentrasi
dan latihan menelan untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk menelan
sediaan berbentuk padat seperti tablet (Kelly, 2009).
Kelas Jumlah
Golongan Nama Obat (%)
Terapi (n=25)
Derivat Ketorolak 5 20
Asam
Heteroaril Natrium Diklofenak 1 4
Asetat
Derivat Asetosal 1 4
Asam
Sulfasalazine 1 4
Salisilat
Derivat
Methampyrone 4 16
Pirazolon
Analgesik
Tramadol 1 4
Opioid
Methyl Prednisolone 2 8
Kortikosteroid
Dexamethasone 1 4
Antihistami Antagonis reseptor Histamin Cetirizine 1 4
n H-1 Mebidrolin Napadisilat 1 4
Antagonis Reseptor
Ranitidine 15 60
Histamin H2
Obat Omeprazole 11 44
Gangguan Inhibitor Pompa Proton Pantoprazole 4 16
Saluran Lansoprazole 3 12
Cerna Mukoprotektor Sucralfate 5 20
Antimotilitas Loperamid 1 4
Adsorben Bisacodil 1 4
Kolagogum Laktulosa 2 8
Antagonis Reseptor
Domperidone 4 16
Antiemetik Dopamine
Antagonis Serotonin 5-HT3 Ondansetron 3 12
Antiansietas Benzodiazepin Alprazolam 4 16
Cephalospor
in Generasi Cefadroxil 2 8
1
Cephalospor Cefixime 1 4
Antibiotik in Generasi Ceftriaxone 7 28
Antimikroba 3 Cefoperazone 1 4
Floroquinolo
Ciprofloxacin 4 16
n
Sulfonamida Sulfasalazine 1 4
Amebisid-
Antiprotozoa Metronidazole 3 12
kontak
Vitamin Vitamin B12 Mecobalamin 1 4
Antivertigo Betahistin mesilat 1 4
Obat Nootropika dan Piracetam 1 4
Serebrovask Neurotonika/Neurotrofik
ular
Hepatobiliar Antikolelitik Ursodeoxycholic acid 1 4
Hepa-Cl (Lesitin, vit-
B1, vit-B2, vit-B6, vit
Hepatosupport B-12, nikotinamida, 1 4
vit-E, asam folat,
selenium, Zn)
IVFD RL 7 28
Cairan Infus
IVFD NaCl 0,9 % 10 4
Jumlah
Kelas Terapi Golongan Nama Obat (%)
(n=25)
Na⁺ 131 mEq/L, Cl ⁻
109 mEq/L, K⁺ 4
mEq/L, Ca⁻2
2,7mEq/L, asetat 28
mEq/L (Natrium
klorida 0,3 g, kalsium 1 4
klorida 2,25 g, natrium
asetat 3,8 g, air untk
inj 1000 mL),
osmolaritas 273
mOsm/L.
Wida Kn-2 1 4
KCL 1 4
Erdostein 1 4
Mukolitik
Ambroxol 1 4
budesonid, formoterol
fumarat 1 4
Dekongestan
Obat Saluran flutikason propionat
Nafas 1 4
Ipratropium bromide
Anti Asma dan salbutamol 1 4
Alpha-keto isoleucine
67 mg, alpha-keto
leucine 101 mg, alfa-
keto phenylalanine 68
mg, alfa-Hydoroksi
Obat Saluran methionin 59 mg,
Kemih alpha-keto valin 86 3 12
mg, L-tryptophan 23
mg, L-threonin 53 mg,
L-histidin 38 mg, l-
tyrosine 30 mg, L-
lysine acetate 105 mg,
Ca 50 mg
Kelas Jumlah
Golongan Nama Obat (%)
Terapi (n=25)
ekstrak daun
tempuyung setara
dengan bubuk kering
3,0g, ekstrak daun 1 4
keji-beling setara
bubuk kering 0,3g/ml
Hiosin-N-
Antikolinergik 1 4
Butilbromida
Fibrinolitik
Lokal 4 16
(On-Label)
Asam Traneksamat
Hemostatik dan Hematemesi
Obat yang
Antifibrinolitik s 1 4
Mempengar
(Off-Label)
uhi Darah
Karbazokrom Natrium
2 8
Sulfonat
Anti Koagulasi Warfarin 1 4
Anti Platelet Cloipdogrel 6 24
Anti Hemmorhoid Diosmin, Hesperidin 2 8
Antispasmodik Eperisone HCL 1 4
Pyridoxine
Hydrochloride,
1 4
Riboflavin, and
Multivitamin
Thiamine Mononitrate
Thiamin HCL,
1 4
Piridoksin, Kobalamin
Kalium Klorida (KSR) 4 16
Mineral
Kalium L-aspartate 1 4
Asam Amino Ketocid 2 8
Methampyrone-
Analgesik non-opioid-anti ansietas 1 4
Diazepam
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa penggunaan obat terbanyak yang
digunakan pasien yaitu Ranitidin sebanyak 15 obat (60%). Ranitidin adalah obat
golongan antagonis reseptor-H2. Obat ini efektif dalam menekan sekresi asam di
malam hari (nokturnal), yang menggambarkan aktivitas utama sel pariental basal.
Fakta ini memiliki relevansi klinis sebab penentu penyembuhan ulser duodenal yang
paling penting adalah tingkat keasaman nocturnal. Jadi, ulser duodenal dapat
disembuhkan dengan pemberian antagonis reseptor-H2 sekali sehari yang diberikan
diantara waktu makan malam dan tidur (Goodman & Gilman, 2012). Penggunaan
ranitidin untuk mual-muntah pada pasien gagal jantung kongestif diduga sebagai
respon penekanan saluran cerna karena adanya hepatomegali akibat adanya retensi
cairan berlebih terutama pada pasien gagal jantung kanan (Alvarez dan Debabrata,
2011).
Tabel 4.7 Jumlah penggunaan obat Off-label Indikasi pada pasien geriatri di
instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018.
Penggunaan Off-Label Persentase
Obat Jumlah Kasus (n=25)
Indikasi (%)
Asam Hematemesis
1 4,00
Traneksamat (Nutbeam, 2015)
Off-Label Drug Use adalah penggunaan obat dengan indikasi, dosis, atau bentuk
sediaan yang persetujuannya belum melalui proses Food and Drug
Administration (FDA) dan tidak tercantum dalam informasi pelabelan obat yang
diwajibkan FDA. Obat Off-Label ini sendiri digunakan sebab adanya beberapa
faktor pendukung. Pertama, obat mungkin tidak pernah dipelajari dan disetujui
oleh kelompok tertentu (misalnya pada anak, geriatri atau pasien hamil). Kedua,
kondisi terminal yang mengancam jiwa atau mungkin memotivasi ahli kesehatan
untuk memberikan pengobatan yang logis dan tersedia, apakah disetujui oleh
FDA atau tidak. Ketiga, jika salah satu obat dari kelas obat memiliki persetujuan
dari FDA, dokter umum menggunakan obat lain di kelas yang sama tanpa
persetujuan khusus dari FDA untuk itu digunakan untuk indikasi yang sama
(Wittich et al, 2012).
Hasil dari penelitian ini diperoleh yakni, penggunaan obat Off-Label yaitu Off-
Label indikasi sebesar 0,44%, Off-Label dosis 0%, Off-Label usia 0% dan Off-
Label rute pemberian 0%. Obat Off-Label indikasi yang digunakan yakni Asam
Traneksamat yang penggunaannya untuk hematemesis diperoleh sebanyak 1
kasus (4%).
Pada Off-Label dosis tidak menunjukkan adanya dosis diluar dari dosis
penggunaan yang disetujui atau yang terdapat pada brosur. Pada penelitian ini
dokter meresepkan obat dengan rentang dosis yang sesuai dengan dosis lazimnya.
Pada Off-Label usia tidak menunjukkan adanya Off-Label usia diluar dari rentang
usia yang telah disetujui. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa obat
yang diberikan kepada pasien geriatri yang menjalani rawat inap di RSU
Anutapura Palu merupakan ruangan rawat inap bagian interna untuk perawatan
pasien dewasa dan lanjut usia.
Pada Off-Label rute pemberian juga tidak menunjukkan adanya Off-Label diluar
dari penggunaan rute pemberiannya yang disetujui. Adapun data yang diperoleh
dari hasil penelitian yaitu obat-obat yang digunakan umumnya merupakan
sediaan oral, parenteral, subcutan, dan rectal.
Off-Label Asam Traneksamat
Upper Gastrointestinal Bleeding (Pendarahan Gastrointestinal bagian atas) adalah
pendarahan yang berasal dari kerongkongan menuju bagian ligament treitz yang
mempunyai potensi dapat mengancam jiwa. Umumnya manifestasi klinik yang
terjadi pada pendarahan gastrointestinal bagian atas yaitu hematemesis dan
melena (Wilkins T, 2012).
Asam traneksamat merupakan obat turunan sintesis dari asam aminolisin yang
dapat memberikan efek anti fibrinolitik melalui blockade reversibel lysine
bliding-sites pada molekul plasminogen dan penghambat plasmin. Proses
fibrinolisis sendiri diawali dengan perubahan plasminogen menjadi plasmin yang
berfungsi melisis bekuan. Activator endogen yang berperan dalam perubahan ini
yakni tissue-Plasminogen Activator (t-PA) serta urokinase yang dihasilkan oleh
endothelium, granulosit dan monosit. Kedua activator endogen tersebut dapat
dihambat oleh Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAI-1). Plasmin akan
mendegradasi fibrinogen dan fibrin sehingga menghasilkan Fibrinogen/fibrin
Degradation Product (FDP). Plasmin juga dapat mendegradasi cross-linked fibrin
sehingga menghasilkan D-dimer. Kerja pasmin dapat dihambat oleh antiplasmin.
Antiplasmin akan mengikat plasmin secara irreversibel sehingga membentuk
kompleks plasmin-antiplasmin yang stabil dan tidak aktif (Anggi, 2013). Dari
sistem fibrinolitik ini, asam tranekasamat yang merupakan derivate lysine bekerja
dengan cara menghambat lysine-binding sites pada molekul plasminogen
sehingga mengurangi afinitas plasmin untuk mengikat fibrin (Tengborn, 2014).
Obat asam traneksamat ini telah digunakan secara klinis selama 30 tahun untuk
mengatasi pendarahan (Tristianty, 2014). Sama seperti asam traneksamat,
Adrenochrome monosemicarbazone (AMC) atau juga dikenal sebagai
karbazokrom adalah salah satu obat yang cocok digunakan untuk semua jenis
pendarahan. Obat ini menghamabat peningkatan permeabilitas kapiler dan
meningkatkan resistensi kapiler (Japanese Pharmacopoeia, 2006).
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Skrining penggunaan obat Off-Label berdasarkan British National Formulary dan
Medscape untuk pasien geriatri yang menjalani rawat inap RSU Anutapura Palu
periode Agustus-Oktober 2018 diperoleh hasil adanya penggunaan obat Off-Label
indikasi dengan persentase sebesar 0,44% yaitu penggunaan obat asam
traneksamat sebagai antifibrinolitik diresepkan sebagai pengobatan hematemesis
(Off-Label) terdapat 1 kasus (4%) sedangkan penggunaan obat Off-Label dosis,
usia dan rute pemberian yakni 0%.
5.2 Saran
1. Bagi institusi rumah sakit
2. Bagi klinisi
Diharapkan bagi dokter untuk dapat lebih meninjau kembali peresepan obat
terkhusus obat Off-Label dengan meningkatkan pengetahuan terkait obat Off-
Label agar tidak berdampak negatif terhadap pasien dalam hal peningkatan efek
samping khususnya pasien geriatri.
3. Bagi Penelitian
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan yang berbeda dan
dalam waktu yang lama serta subyek penelitian lebih banyak sehingga dapat
menggambarkan keseluruhan penggunaan obat Off-Label yang ada di RSU
Anutapura Palu.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, R., Barliana, I.M. (2015). Penggunaan Obat yang Berpotensi Tidak
Tepat pada Populasi Geriatri di Kota Bandung. Jurnal Farmasi Klinik
Indonesia September 2015. Vol. 4 No. 3 Hal: 226-233.
Alvarez, AM., Mukherjee, D., (2011). Liver Abnormalities in Cardiac Diseases
and Heart Failure. International journal of angiology/volume 20, number 3.
Department of Internal Medicine, Texas Tech University Health Sciences
Center, El Paso, Texas.
Anggi G.P., (2013). Penggunaan Lumbrokinase Sebagai Fibrinolitik dan
Antitrombolitik Oral Vol. 40 No.3. Contonuing Medical Education.
Jakarta.
Atikah, N., Gurmeet, S., dkk. (2015). Tranexamic Acid In The Management Of
Upper Gastrointestinal Bleeding: An Ecidence-Based Case Report. Vol.47.
Acta Medica Indonesiana. Jakarta.
Aungst, B.J. (2016). Optimizing Bioavailability in Drug Discovery: An
Overview of Design and Testing Strategies and Forrmulation Options.
Journal of Pharmaceutical Sciences. Delaware. United State of America.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2014). Diakses pada 1 Maret 2018.
Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014 Hasil Survei
Sosial Ekonomi Nasional. Katalog BPS. Jakarta.
Bazzano, A.T.F. (2012). Putting pediatric Off-label prescribing on the Map: A
Study to Understand which Children. University of California. Los Angles.
British National Formulary (2018). British National Formulary 76 – September
2018 – March 2019 : The Authority on the Selection and use of Medicine
76 th Edition. BMJ Group, London.
Cahyaningsih, I., Rahajeng, B., Utami, P., Mazziyah, N. (2017). Laporan
Kemajuan Penelitian Unggulan Prodi. Kajian Penggunaan Obat Off-Label
pada Populasi Pasien Kondisi Khusus. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Yogyakarta.
Chung, ES., Norton, GR., Woodiwiss, AJ., Gaasch WH., Mela T., Aurigemma
GP., Meyer, TE. (1995). Heart Failure in Pressure Overload Hypertrophy
The Relative Roles of Ventricular Remodeling and Myocardial
Dysfunction. Journal of the American College of Cardiology. Published by
Elsevier Science Inc. Vol. 39 No.4. United State of America.
Darmojo, R.B., Martono, H.H. (1999). Buku Ajar Geriatri. Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Fadila, M.N. (2015). Hematemesis Melena Dikerenakan Gastritis Erosif dengan
Anemia dan Riwayat Gout Atritis. Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Penerbit Erlangga. Jakarta.
FDA (2012). history. US Food and Drug Administration Web
site,http://www.fda.gov/AboutFDA/WhatWeDo/History/default.htm,Access
ed December 5.
Goodman & Gilman. (2012). Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10. EGC. Jakarta.
Hind, J.A., Nicosia, M.A., Roecker, E.B., Carnes, M.L., Robbins, J. (2001).
Comparison of Effortful and Noneffortful Swallows in Healthy Middle-
Aged and Older Adults. Arch Phys Med Rehabil Vol 82;82:1661-5.
Howland, R.H., M.D. (2012). Off-Label Medication Use. Journal of
Psychosocial Nursing Vol. 50 No.9.
Imaligy, E.U. (2014). Gagal Jantung Pada Geriatri. Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Maranatha. CDK-212/ Vol. 41 No. 1. Bandung.
Jackson, S.H.D., Jansen, P.A.F., Mangoni, A.A. (2012). Off-label Prescribing in
Older Patient. Drug Aging Vol: 29 (6): 427-434. United Kingdom.
Japanese Pharmacopoeia. (2006). Society of Japanese Pharmacopoeia 15thed 167.
Shibuya Tokyo. Japan.
Kelly, J., D’Cruz G., Wright, D. (2010) Patients with dysphagia: experiences
of taking medication. Journal of Advanced Nursing 66(1), 82–91. United
Kingdom.
Mahardika, D., (2017). Skrining Penggunaan Obat Off-label pada Pasien Pediatri
di Instalasi Rawat Inap RSU Anutapura Palu Periode Desember 2016-
Februari 2017. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Tadulako.
Palu.
Mubarak, W.I. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Salemba Medika. Jakarta.
Murdiana, H.E. (2016). Penggunaan Obat Off-Label di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Kahyangan. Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 13 No.1 Hal 1-11.
Mutmainnah, D.A.(2016). Skrining Obat-obat Off-Label pada Pasien Obstetri
dan Ginekologi di Rumah Sakit Wijayakusuma Purwekerto. Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwekerto. Semarang.
MedScape. (2018). Medscape Reference. Aplikasi Medscape. Diakses 2019.
Mukherjee, A., Chatterjee, SK., Chakravarty, A. (2003). Vertigo and Dizziness –
A Clinical Approach. JAPI Vol. 51 November 2003. India.
Nugroho, I.A., Shahab, A. (2014). Aplikasi Metode Respon Permukaan dan Goal
Programming untuk Optimasi Sifat Fisik dan Mekanik Tablet Obat.
Jurusan Manajemen Industri. Institut Teknologi Sepuluh November.
Surabaya.
Nutbeam, T. (2015). In adult patients presenting as emergencies with upper
gastrointestinal bleeding, does tranexamic acid decrease mortality?. African
Journal of Emergency Medicine. Doi: 10.1016/j.afjem.2015.01.005.
Purba, A.V. (2007) Penggunaan Obat Off-Label pada Pasien Anak. Buletin.
Peneitian Kesehatan 35 : 90-97.
Pusat Layanan Informasi Obat Nasional (PIONAS). (2015). Diakses pada 1
Maret 2018.
Putra, R.T., (2017). Skrining Penggunaan Obat Off-label Pasien Dewasa di
Poliklinik Penyakit Dalam Rawat Jalan di RSU Anutapura Palu Periode
Desember 2016-Februari 2017. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA
Universitas Tadulako. Palu.
Radley, D.C., Finkelstein, S.N., dan Stafford, R.S. (2006). Off-Label Prescribing
Among Office-Based Physicians. Archives of Internal Medicine 166: 1021-
1026.
Ramadhani, C.N. (2017). Skrining Peresepan Obat Off-label di Poliklinik Anak
Instalasi Rawat Jalan RSU Anutapura Palu Periode Desember 2016-
Februari 2017. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Uniersitas Tadulako. Palu.
Ryadi, A.L.S. (2016). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Satodia, DB., Multani, PJ. (2013). Development and Validation of Methods for
Estimation of Adrenochrome Monosemicarbazone in Injection.
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences Volume 5,
Issue 3 Academic Sciences. Saraswati Institute of Pharmaceutical Sciences,
Dhanap, Gandhinagar, Gujarat. India.
Sja’bani, M. (2009) Batu Saluran Kemih dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Interna Publishing Edisi 5 Hal. 1025-9. Jakarta.
Spinewine A, Schmader KE, Barber N, Hughes C, Lapane KL, Swine C, et al.
(2007) Appropriate prescribing in elderly people: How well can it be
measured and optimised? Lancet. 2007;370(9582):173– 84.
Syahrina, N.A. (2015). Identifikasi Penggunaan Obat Off-Label Dosis pada
Pasien Dewasa Rawat Inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Periode Januari-Desember Tahun 2014. Faculty of Medicine
and Health sciences, Muhammadiyah University.
Tengborn, L., Blomback, M., Berntop, E. (2014). Tranexamic acid – an old drugs
still going strong and making a revival. Clinical Coagulation Research
Unit. Lund University. Malmo, Sweden.
Tristianty, S.(2014). Pemberian Kombinsi Krim Hidrokuinon Dan Asam
Traneksamat Oral Menurunkan Jumlah Melanin Lebih Banyak
Dibandingkan Krim Hidrokuinon Pada Marmot Betina ( Cavia Porcellus)
Yang Dipaparkan Untraviolet B. Universitas Udayana. Denpasar.
Viviane, A., Alan, BN. (2008). Estimates of Costs of Hospital Stay fo Variceal
and Nonvariceal Upper Gastrointestinal Bleeding in the United Stated.
Value in Health Volume II Number I 2008. Division of Gastroenterology,
McGill University, Montreal, QC. Canada.
Vestibular Disorder Association. (2012). Causes of Dizziness. VEDA’s
publications Portal. www.vestibular.org.
Wilkins, T., Khan, N., Nabh, A., Schade, RR. (2012). Diagnosis and
Management of Upper Gastrointestinal Bleeding. American Family
Physician Vol. 85 Number 5 March 1, 2012. Georgia Health Sciences
University, Augusta. Georgia.
Wittich, C.M., Burkle, C.M., Lanier W.L. (2012). Ten common questions (and
Their Answers) about off-label drug uses. Department of internal medicine
and Department of anesthesiology. Mayo clinic. U.S.A.
LAMPIRAN 1
LEMBAR PENGUMPUL DATA OBAT OFF-LABEL RSU ANUTAPURA PALU PERIODE AGUSTUS 2018-OKTOBER 2018
Manifestasi Klinis R/ Off- Label
No. J U Referen
No. Diagnosa kekuatan Bentuk R
RM K (thn) Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U si
Sediaan sediaan P
1 397 L 66 Sesak, Sakit TD : Bronchitis Kronik, 25 mg/ml 25 mg/ml Tukak
589 Perut, BAK HHD, Dysuria e.c. inj. Ranitidine Ampul 12 jam Iv
160/90 (2ml) (2ml) lambung
tdk lancar, BPH, Kolik Abdomen Anti Alergi,
kram e.c. ISK 5 mg/ml
N : 88 dexametason 5 mg/ml Ampul 12 jam Anti Iv
seluruh (1ml)
Inflamasi
badan
(terkhusus S : 36,5 IVFD RL 500 ml 500 ml Infuse 12 jam Rehidrasi Iv
tangan dan Nebulizer
kaki), mual, combivent
batuk R : 28 (ipratropium 2,5 mg 2,5 mg Inhaler 8 jam antiasma Puff
bromide dan
salbutamol)
Terapi
flixotide 0,5 mg/2 ml 0,5 mg/2 ml Inhaler 3x1 Profilaksis Puff
Asma
cefadroxil 500 mg 500 mg Kapsul 2x1 Antibakteri Po
Harnal Ocas Ggn saluran
0,4 mg 0,4 mg Tablet 1x1 Po
(Tamsulosin) kemih
Penanganan
retaphyl SR
300 mg 300 mg Kaplet SR 2x1 serangan Po
(Teofilin)
Asma
OMZ
20 mg 20 mg Tablet 1x1 Dyspepsia Po
(Omeprazole)
2 475 L 65 sesak nafas, TD : CHF NYHA III e.c. IVFD NaCl 0,9
309 cepat lelah, Mitral Stenosis 500 ml 500 ml Infuse 24 jam Dehidrasi Iv
110/80 %
riwayat
jantung Lasix 10 mg/ml 10 mg/ml
N : 72 Ampul 12 jam edema Iv
memberat (Furosemid) (2ml) (2ml)
R : 20
Lansoprazole 30 mg 30 mg Tablet 1x1 Dyspepsia Po
Ggn
Alprazolam 0,5mg 0,5mg Tablet 1x1 Po
ansietas
Analsik
Pengobatan
(diazepam 2 mg,
502 mg 502 mg Kaplet 2x1 nyeri bag. Po
methampyrone
Belakang
500 mg
Symbicort
(Budesonid 80 Anti asma
80/4,5 mcg 80/4,5 mcg Inhaler 2x1 Puff
mcg, formoterol regular
fumarat 4,5 mcg)
Pronalgest
20 mg 20 mg Suppo PRN Nyeri Rc
(Ketoprofen)
Batugin (ekstrak
daun tempuyung
setara dengan
pengobatan
bubuk kering 0,3 g/30 ml
0,3 g/30 ml eliksir 3x1 batu ginjal Po
3,0g, ekstrak (30ml)
dan bsk
daun kejibeling
setara bubuk
kering 0,3g/ml)
Nyeri akut
derajat
inj. Ketorolac 30 mg/ml 30 mg/ml Ampul 8 jam Iv
sedang-
berat
Obat
ciprofloxacin 500 mg 500 mg tablet 2x1 Saluran Po
cerna
Manifestasi Klinis R/ Off- Label
No. J U Referen
No. Diagnosa
RM K (thn) Kekuatan Bentuk R si
Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan Sediaan P
Buscopan ggn. Keram
(Hiosin-N- 10 mg 10 mg Tablet 3x1 gastrointesti Po
butilbromida) num
penurun
Simvastatin 20 mg 20 mg Tablet 1x1 Po
kolestrol
amlodipin 10 mg 10 mg Tablet 1-0-0 HT Po
5 525 L 65 nyeri ulu TD : Koma
lisinopril 5 mg 5 mg Tablet 1x1 HT Po
005 hati, mual, 150/100 Hepatik/Ensefalopati
perut trs Hepatik, Sirosis
penuh, bab Hepatika ISDN (Isosorbit
N : 102 5 mg 5 mg Tablet 3x1 CAD Po
encer 2 ± Deompensata, CHF dinitrate)
imggu lalu, NYHA III, HHD e.c.
riw CAD Tukak
R : 20 Pantoprazole 40 mg 40 mg Vial 24 jam Iv
HT&putus lambung
obat,
muntah S : 36,4 domperidone 10 mg 10 mg Tablet 3x1 dyspepsia Po
digitalisasi
Digoxin 0,25 mg 0,25 mg Tablet 1x1 Po
jantung
Clopidogrel 75 mg 75 mg Tablet 1x1 CAD Po
amlodipin 5 mg 5 mg Tablet 1x1 HT Po
4mg/ml
ondansetron 4 mg/ml Ampul 8 jam Antiemetic Iv
(2ml)
mukoprotek
Sucralfate 500mg/5ml 500mg/5ml suspensi 3x1 c Po
tor
Kaltrofen Suppositor
100 mg 100 mg 1x1 Analgesik Rc
(Ketoprofen) ia
Aspilet
80 mg 80 mg tablet 1x1 anti nyeri Po
(Asetosal)
amlodipin 10 mg 10 mg Tablet 1-0-0 HT Po
Clopidogrel 75 mg 75 mg Tablet 1x1 CAD Po
Adona
(Karbazokrom 5 mg/ml 5 mg/ml Ampul 12 jam Hemostatik Drips
natrium sulfonat)
S : 36
- Harnal
Ggn
(tamsulosin HCL 0,2 mg 0,2 m,g Tablet 1-0-0 Po
sal.kemih
0,4)
Kaltrofen Suppositor
100 mg 100 mg 1x1 Analgesik Rc
(Ketoprofen) ia
- Lodia
2 mg 2 mg Tablet 1x1 Anti diare Po
(Loperamid)
11 525 L 65 nyeri ulu TD : susp. Sepsis, susp ileus
IVFD RL 500 ml 500 ml Infuse 24 jam Rehidrasi Iv
310 hati, 110/70 prolitu, NHS
pusing, 25 mg/ml 25 mg/ml Tukak
mual, R : 28 inj. Ranitidine Ampul 12 jam Iv
(2ml) (2ml) lambung
muntah,
Nyeri akut
susah tidur,
derajat
nafsu N : 101 ketorolac 30 mg/ml 30 mg/ml Ampul 8 jam Iv
sedang-
makan
berat
berkurang,
Infeksi
S : 37,3 cefoperazone 1g 1g Vial 24 jam saluran Iv
kemih
Dulcolax
10 mg 10 mg Suppo 1x1 Lakstif Rc
(Bisacodil)
Nyeri akut
derajat
Ketorolac 30 mg/ml 30 mg/ml Ampul 8 jam Iv
sedang-
berat
Manifestasi Klinis Diagnosa R/ Off- Label
No. J U Referens
No.
RM K (thn) kekuatan Bentuk R i
Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan sediaan P
12 312 L 69 Nyeri perut Kolik Abdomen e.c.
487 bag. Pelvicaliestasis (S) Kaltrofen Suppositor
TD : 100 mg 100 mg 1x1 Analgesik Rc
Bawah, (Ketoprofen) ia
riw. TBC, 30/80
Batu ginjal 50 mg/ml 50 mg/ml Drip
tramadol Ampul 3x1 Analgesik
N : 80 (2ml) (2ml) s
antalgin
500 mg 500 mg tablet 3x1 Analgesik Po
(Methampyrone)
R : 20
Pronalgest
20 mg 20 mg Suppo PRN Nyeri Rc
(Ketoprofen)
ISDN (Isosorbit
5 mg 5 mg Tablet 3x1 CAD Po
dinitrate)
mukoprotek
Sucralfate 500mg/5ml 500mg/5ml suspensi 3x1 c Po
tor
Obat
Atorvastatin 20 mg 20 mg Tablet 1x1 dislipidemi Po
a
Ggn
Alprazolam 0,5mg 0,5mg Tablet 1x1 Po
ansietas
solac Syr 3,335 g/5
3,335 g/5 ml Syrup 3x2 Konstipasi Po
(Laktulosa) ml
16 432 L 81 sakit ulu TD : susp. TB Paru, Susp
633 hati, mual, 70/40 TB Usus, Susp ARF, IVFD NaCl 0,9 % 500 ml 500 ml Infuse 12 jam Rehidrasi Iv
muntah N : 80 Anemia Pro Evaluasi
darah, R : 28
Adona
batuk ± 6 S : 36,8
(Karbazokrom 50 mg 50 mg Ampul 12 jam Hemostatik Iv
bulan natrium sulfonat
disertai
darah, sakit
perut bag. 50 mg/ml 50 mg/ml Hematemes Nutbeam
As. Tranexamat Ampul 3x1 Iv
Tengah, (2ml) (2ml) is , 2015
dan terasa ceftriaxone 1g 1g Ampul 12 jam antibakteri Iv
membengk
ak inj. Omeprazole 40mg/10ml 40mg/10ml Ampul 12 jam Dyspepsia Iv
Pemenuhan
Kaplet
kebutuhan
Ketocid 680 mg 680 mg Salut 3x1 Po
Asam
Selaput
Amino
Drip
Paracetamol 10 mg/ml 10 mg/ml Infuse 3x1 Demam
s
ceftriaxone 1g 1g Ampul 12 jam antibakteri Iv
200mg/20m
Iv . ciprofloxacin 200mg/20ml Ampul 12 jam ISK Iv
l
paracetamol 500 mg 500 mg tablet 3x1 Demam Po
pencegah
warfarin 1 mg 1 mg Tablet 1x1 tromboemb Po
oli
Natrium
50 mg 50 mg Tablet 2x1 Analgesik Po
Diklofenak
Anti
myonal (Eperison spasme
50 mg 50 mg Tablet 2x1 Po
Hidroklorida) muskuloske
letal
Pendarhan
Transamin (As. 100 mg/ml
100 mg/ml Vial 3x1 pd sal. Iv
Traneksamat) (5 ml)
Genital
Ardium (diosmin, Anti
500 mg 500 mg Tablet 3x2 Po
hesperidin) Hemoroid
OMZ Tukak
40mg/10ml 40mg/10ml Vial 1x1 Iv
(Omeprazole) lambung
20 469 L 81 pusing , TD : Dispnea e.c. Susp.
159 nyeri ulu 130/100 PPOK, HT IVFD NaCl 0,9 % 500 ml 500 l Infuse 2x1 Rehidrasi Iv
hati, lelah, N : 90
edema R : 25 OMZ
S : 36,3 20 mg 20 mg Tablet 1x1 Dyspepsia Po
(Omeprazole)
ISDN (Isosorbit
5 mg 5 mg Tablet 1x1 CAD Po
dinitrate)
U Manifestasi Klinis R/
No. J Off- Label Referen
No. (thn Diagnosa
RM K kekuatan Bentuk R si
) Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U
Sediaan sediaan P
10 mg/ml 10 mg/ml
inj. Furosemid Ampul 12 jam HT, udema Iv
(2ml) (2ml)
Cefixime 200 mg 200 mg Tablet 1x1 Antibakteri Po
Neurosanbe
Defisiensi
(Thiamin HCL,
650 mg 650 mg Tablet 1x1 Vit. B Po
Piridoksin,
Complex
Kobalamin)
Interhistin
Antihistami
(Mebidrolin 50 mg 50 mg Tablet 2x1 Po
n
Napadisilat)
Methyl
8 mg 8 mg Tablet 2x1 Antiradang Po
Prednisolon
Tukak
Ranitidine 150 mg 150 mg Tablet 2x1 Po
lambung
digitalisasi
Digoxin 0,25 mg 0,25 mg Tablet 1x1 Po
jantung
Terapi
Candesartan 8 mg 8 mg Tablet 1x1 gagal Po
jantung
Obat
Atorvastatin 20 mg 20 mg Tablet 1x1 dislipidemi Po
a
Suplemen
Aspar K 300mg 300 mg Tablet 3x1 Po
Kalium
solac Syr 3,335 g/5
3,335 g/5 ml Syrup 3x2 Konstipasi Po
(Laktulosa) ml
U Manifestasi Klinis R/ Off- Label
N Refer
No. RM JK (th Diagnosa kekuatan Bentuk R
o. Gejala Tanda Obat Dosis Frekuensi Indikasi RP I D U ensi
n) Sediaan sediaan P
24 401376 L 66 Pusing, TD Essentsial (Primary) Captopril 25 mg 25 mg Tablet 2x1 HT Po
Muntah, :140/90 HT, Chepalgia
perasaan R : 30 Anti
Betahistin 6 mg 6 mg Tablet 3x1 Po
seperti N : 96 Vertigo
berputar, S : 36 mukoprotek
lemas Sucralfate 500mg/5ml 500mg/5ml suspensi 3x1 c Po
tor
Inj. Lasix
10 mg/ml 10 mg/ml Ampul 12 jam Ginjal Iv
(Furosemid)
Tukak
Omeprazole 40 mg 40 mg Tablet 1x2 Po
Lambung
Pronalgest
20 mg 20 mg Suppo 2x1 Nyeri Rc
(Ketoprofen)
Pendarhan
100 mg/ml 100 mg/ml (5
As. Tranexamat Ampul 3x1 pd sal. Iv
(5 ml) ml)
Genital
Abstrak
Belum adanya jaminan patient safety terhadap penggunaan obat Off-Label di Indonesia
menjadikan penggunaan obat ini masih sedikit terkhusus pada populasi pasien dengan
kondisi khusus yakni pasien geriatri. Observasi awal yang diperoleh dari 3 Rumah Sakit
Umum di Kota Palu, yaitu RSUD Undata Palu, RSU Anutapura Palu, dan RSD Madani
Palu menunjukkan bahwa RSU Anutapura Palu menempati urutan pertama pasien
terbanyak yaitu 2741 pasien di tahun 2016 dan 2688 pasien di tahun 2017. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persentase penggunaan obat Off-Label pada pasien geriatri di
ruang rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018. Jenis penelitian
yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan cara pengambilan data secara
prospektif, dimana sampel diambil dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan jumlah sampel dalam penelitian yaitu 25 pasien, dan terdapat
penggunaan obat Off-Label indikasi sebesar 1 kasus (0,04%) yaitu penggunaan obat
Asam Traneksamat sebagai Antifibrinolitik digunakan sebagai pengobatan pada
Hematemesis (Off-Label) terdapat 1 kasus (4%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat penggunaan obat Off-Label indikasi pada pasien geriatri di ruang rawat Inap
RSU Anutapura Palu Periode Agustus-Oktober 2018.
HASIL
Tabel 1. Data karakteristik demografi pasien geriatri yang menerima obat atau
resep di Instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018.
Jumlah Pasien Persentase
Kategori
(n=25) (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 22 88 %
Perempuan 3 12 %
Usia
60-74 tahun 19 76 %
75-90 tahun 6 24 %
Diagnosa penyakit pada pasien geriatri yang menjalani perawatan di ruang rawat
inap di RSU Anutapura Palu Periode Agustus-Oktober 2018 termuat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 3. Diagnosa penyakit pasien geriatri yang menjalani rawat inap di RSU
Anutapura Palu.
Jumlah
Persentase
Diagnosa Utama Diagnosa Penyerta Pasien
(%)
(n=25)
CHF NYHA III e.c.Mitral Stenosis
CAD
Atrial Fibrilise, Myalgia 6 24
CHF NYHA III
HHD, Bronchitis kronis,
Hipokalemia
Diagnosa Utama Diagnosa Penyerta Jumlah Persentase
Pasien (%)
(n=25)
HHD e.c. CAD, Kolik Renal e.c.
Nephrolithiasis, AKI e.c. PNC,
CAP, OA (s)
HHD e.c. CAD, TB Paru
Koma Sirosis Hepatika Decompensata, 1 4
Hepatik/Ensefalop CHF NYHA III, HHD e.c. CAD
ati Hepatik
Bronchitis Kronik HHD, Dysuria e.c. BPH, Kolik 1 4
Abdomen e.c. ISK
Kolik Abdomen e.c. Cystitis, Hepatomegali,
Chepalgia 2 8
e.c. Pelvicaliestasis (s)
HHD GERD, GEA, Hipokalemia 1 4
Dyspnea e.c. CHF 1 4
Dyspnea e.c. HT 1 4
Susp. PPOK
Viral Infection Dyspepsia, Dermatitis Kontak 1 4
Alergi
HT Essentisial Chepalgia 1 4
Diabetik Foot DM Type II, Hipoalbuminuria, 1 4
Kekurangan Elektrolit, Anemia
e.c. Melena
GERD GEA, Hipokalemia 1 4
Atherosclerotic Obs. Dyspnea e.c. CHF, HF 1 4
Heart Disease
Retensi Urine GI, BPH, Kolik Renal e.c. 1 4
Vesicholitiasis, Cystitis
Retensi Urine DD ISK, Susp. Balanistis, Obs. 1 4
Susp. BSK Trombositopenia, HT
GEA Diare, Hemmoroid Grade I-II, 1 4
BPH, ISK
Diagnosa Utama Diagnosa Penyerta Jumlah Persentase
Pasien (%)
(n=25)
Susp. TB Paru Susp. TB Usus, Sup. ARF, 1 4
Anemia Pro Evaluasi
Pneumonia GERD 1 4
komunity (CAP)
Melena e.c. Susp. GA, Shock Hivolemia, CKD, 1 4
Gastritis Erosifa Anemia
Susp. Sepsis Susp. Ileus Prolitu, NHS 1 4
Penggunaan obat pada pasien geriatri yang menjalani rawat inap di RSU
Anutapura Palu berdasarkan bentuk sediaan dan rute pemberiannya termuat pada
tabel berikut:
Tabel 4. Bentuk sediaan dan rute pemberian obat yang didapatkan oleh pasien di
instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018.
Data Jumlah (n=227) Persentase (%)
Solida :
Tablet 104 45,81
Kaplet 9 3,96
Kapsul 10 4,40
Liquid :
Sirup 2 0,88
Eliksir 1 0,44
Suspensi 5 2,20
Oral 131 57,70
Liquid :
Inhaler 3 1,32
Inhalasi 3 1,32
Liquid :
Vial 10 4,40
Ampul 56 24,66
Infus 20 8,81
Injeksi 86 37,88
Solida :
Suppositoria 7 3,08
Rectal 7 3,08
Profil penggunaan obat pada pasien yang menjalani rawat inap di RSU Anutapura
Palu periode Agustus-Oktober 2018dapat dilihat dalam tabel yang terdistribusi
dibawah ini:
Tabel 5. Profil penggunaan obat pada pasien rawat inap RSU Anutapura Palu
periode Agustus-Oktober 2018.
Kelas Jumlah
Golongan Nama Obat (%)
Terapi (n=25)
Analgesik, Analgesik Opioid Tramadol 1 4
Antipiretik,
Derivat
dan
Analgesik Non Opioid Para- Paracetamol 5 20
Antiinflama
aminofenol
si
Derivat Asetosal 1 4
Asam
Sulfasalazine 1 4
Salisilat
Derivat Ketorolak 5 20
Asam
Heteroaril Natrium Diklofenak 1 4
Asetat
Derivat
Asam Ketoprofen 6 24
Propionat
Derivat
Methampyrone 4 16
Pirazolon
Methyl Prednisolone 2 8
Kortikosteroid
Dexamethasone 1 4
Antihistami Antagonis reseptor Histamin Cetirizine 1 4
n H-1 Mebidrolin Napadisilat 1 4
Antagonis Reseptor
Ranitidine 15 60
Histamin H2
Obat Omeprazole 11 44
Gangguan Inhibitor Pompa Proton Lansoprazole 3 12
Saluran Pantoprazole 4 16
Cerna Mukoprotektor Sucralfate 5 2
Antimotilitas Loperamid 1 4
Adsorben Bisacodil 1 4
Kolagogum Laktulosa 2 8
Antagonis Reseptor
Domperidone 4 16
Antiemetik Dopamine
Antagonis Serotonin 5-HT3 Ondansetron 3 12
Antiansietas Benzodiazepin Alprazolam 4 16
Cephalospor
in Generasi Cefadroxil 2 8
1
Cephalospor Cefixime 1 4
Antibiotik in Generasi Ceftriaxone 7 28
Antimikroba 3 Cefoperazone 1 4
Floroquinolo
Ciprofloxacin 4 16
n
Sulfonamida Sulfasalazine 1 4
Amebisid-
Antiprotozoa Metronidazole 3 12
kontak
Vitamin Vitamin B12 Mecobalamin 1 4
Kelas Golongan Nama Obat Jumlah (%)
Terapi (n=25)
Antivertigo Betahistin mesilat 1 4
Obat
Nootropika dan
Serebrovask Piracetam 1 4
Neurotonika/Neurotrofik
ular
Hepatobiliar Antikolelitik Ursodeoxycholic acid 1 4
Hiosin-N-
Antikolinergik 1 4
Butilbromida
Fibrinolitik
Lokal 4 16
(On-Label)
Asam Traneksamat
Hemostatik dan Hematemesi
Obat yang
Antifibrinolitik s 1 4
Mempengar
(Off-Label)
uhi Darah
Karbazokrom Natrium
2 8
Sulfonat
Anti Koagulasi Warfarin 1 4
Anti Platelet Cloipdogrel 6 24
Anti Hemmorhoid Diosmin, Hesperidin 2 8
Antispasmodik Eperisone HCL 1 4
Pyridoxine
Hydrochloride,
1 4
Riboflavin, and
Multivitamin
Thiamine Mononitrate
Thiamin HCL,
1 4
Piridoksin, Kobalamin
Mineral Kalium Klorida (KSR) 4 16
Kalium L-aspartate 1 4
Asam Amino Ketocid 2 8
Methampyrone-
Analgesik non-opioid-anti ansietas 1 4
Diazepam
Hasil evaluasi penggunaan obat Off-label pasien rawat inap yang menerima obat
Off-label di instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober
2018 terdistribusi dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil evaluasi penggunaan obat Off-label pasien rawat inap yang
menerima obat Off-label di instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode
Agustus-Oktober 2018.
Dari jumlah penggunaan obat Off-label Indikasi pada pasien geriatri di instalasi
rawat inap RSU Anutapura Palu periode Agustus-Oktober 2018 pada tabel diatas
didapatkan jumlah kasus yang terdistribusi dalam tabel:
Penggunaan Off-Label Persentase
Obat Jumlah Kasus (n=25)
Indikasi (%)
Hematemesis
Asam Traneksamat 1 4,00
(Nutbeam, 2015)
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan di Oktober 2018. Berdasarkan tabel
ruang Rawat Inap RSU Anutapura dapat dilihat bahwa pasien geriatri
Palu dengan kurun waktu 3 bulan berjenis kelamin laki-laki lebih
(Agustus-Oktober 2018) diperoleh banyak dari pada perempuan yakni
jumlah pasien sebanyak 25 pasien sebesar 88%. Pada umumnya ada
yang memenuhi kriteria inklusi dan perbedaan antara laki-laki dan
eksklusi. perempuan serta umur terhadap
Pada Tabel 1. dapat dilihat data suatu penyakit karena berbagai
karakteristik demografi pasien faktor yang mempengaruhi tinggi
geriatri yang menerima obat atau rendahnya derajat kesehatan suatu
resep di Instalasi rawat inap RSU masyarakat diantaranya faktor
Anutapura Palu periode Agustus- genetik, sistem kesehatan, perilaku
dan lingkungan, ukuran yang mengalami penurunan baik itu
epidemiologis, ukuran kondisi organ maupun sistem tubuh mulai
pencapaian berbagai kondisi dari daya ingat sel sampai ke semua
kesehatan (5). Untuk kategori usia, sistem organ tubuh khususnya sistem
persentase tertinggi yaitu usia 60-74 kardiovaskular (9).
Tahun sebesar 76 %. Rata-rata umur
lansia di Indonesia mencapai 70,7 Pada Tabel 3. mengenai diagnosa
tahun dan menunjukkan hal yang penyakit pasien geriatri yang
lebih baik dari tiga atau empat menjalani rawat inap di RSU
dekade sebelumnya yakni sekitar 60 Anutapura Palu Periode Agustus-
tahun (6). Oktober 2018 didapatkan hasil yaitu
Pada Tabel 2. yakni manifestasi diagnosa utama dari total jumlah
klinik pasien rawat inap yang pasien sebanyak 25 pasien, kasus
menjalani perawatan di RSU penyakit yang paling dominan yaitu
Anutapura Palu pada periode CHF NYHA III sebanyak 6 pasien
Agustus-Oktober 2018 didapatkan (24%). Gagal Jantung Kongestif
hasil yaitu manifestasi klinik (CHF) adalah ketidakmampuan
tertinggi yang diperoleh yaitu pusing (kegagalan) jantung dalam
sebanyak 10 pasien (40%). Pusing memompa darah secara optimal.
merupakan suatu istilah yang Gagal Jantung Kongestif lebih sering
digunakan untuk menggambarkan terjadi pada usia lanjut. Hal ini
berbagai sensasi ditandai dengan dikarenakan adanya keadaan
perasaan pergerakan relatif terhadap multifaktorial yang terjadi pada
sekelilingnya (7). Pusing dapat pasien tersebut seperti adanya
dikaitkan dengan beragam masalah disfungsi diastolik yang terjadi pada
dan khususnya dikaitkan dengan kasus pasien gagal jantung pada
penyimpangan aliran darah dan lansia (10). Hal ini sejalan dengan
masalah kardiovaskular seperti gagal manifestasi klinik dari gagal jantung
jantung (8). Hal ini berkaitan dengan itu sendiri bahwa gejala non spesifik
kondisi fisiologis pasien geriatri yang terlihat pada gagal jantung
yang lanjut yaitu mual, malas, dominan adalah obat dalam bentuk
pusing, dan insomnia yang sediaan tablet yakni sebanyak 104
merupakan gambaran kongestif pada (45,81%). Obat dengan sediaan
vena yang besar dari usus dan tablet ini sendiri merupakan yang
mengurangi aliran darah otak (11). paling banyak beredar. Selain itu
Kemudian diagnosa selanjutnya tablet adalah bentuk obat untuk
yaitu Kolik Abdomen dan Dyspnea orang dewasa yang paling luas
masing-masing sebesar 2 pasien diterima karena berbagai
(8%). Kolik Abdomen adalah keuntungan. Keuntungan tersebut
gangguan pada aliran normal isi usus seperti kemudahan pemberian dosis
sepanjang traktus intestinal yang yang akurat, bahan yang digunakan
ditandai kram dan nyeri. Nyeri kolik tidak mengandung alkohol, dan
ini biasanya disebabkan oleh komposisi tablet dapat segera
hambatan pasase dalam organ disesuaikan dalam berbagai dosis zat
tersebut (obstruksi usus, batu ureter, aktif (13). Dapat dilihat bahwa rute
batu empedu, peningkatan tekanan pemberian obat secara oral sesuai
intraluminar). Nyeri ini timbul dengan bentuk sediaan tablet yaitu
karena hipoksia yang dialami oleh sebesar 131 (57,45%). Obat yang
jaringan dinding saluran. Biasanya diberikan kebanyakan diberikan
kontraksi ini berjeda sehingga kolik dengan rute oral karena rute ini
yang dirasakan hilang timbul (12). memberikan kenyamanan untuk
pasien yang menjalani pengobatan
Pada Tabel 4. yakni bentuk sediaan kronis dan relatif stabil (14). Jika
dan rute pemberian obat yang dikatikan dengan kondisi pasien
didapatkan oleh pasien di instalasi geriatri yang susah menelan
rawat inap RSU Anutapura Palu (Disfagia), maka adanya upaya
periode Agustus-Oktober 2018 menelan dengan sedikit lebih keras
menunjukkan bahwa total menggunakan otot-otot mulut dan
penggunaan obat yakni sebesar 227 faring pada umumnya disarankan
obat. Penggunaan obat paling oleh ahli terapi untuk membantu
pasien disfagia dan juga pemberian antagonis reseptor-H2
meningkatkan tekanan menelan oral sekali sehari yang diberikan diantara
untuk mendorong objek yang waktu makan malam dan tidur (17).
tertelan menjadi lebih efektif (15). Penggunaan ranitidin untuk mual-
Disamping itu, pasien juga perlu muntah pada pasien gagal jantung
konsentrasi dan latihan menelan kongestif diduga sebagai respon
untuk meningkatkan kemampuan penekanan saluran cerna karena
mereka untuk menelan sediaan adanya hepatomegali akibat adanya
berbentuk padat seperti tablet (16). retensi cairan berlebih terutama pada
pasien gagal jantung kanan (18).
Pada Tabel 5. yaitu profil Untuk Tabel 7 dan Tabel 8 mengenai
penggunaan obat, didapatkan hasil hasil evaluasi serta jumlah
yakni profil penggunaan obat pada penggunaan obat Off-label pasien
pasien yang menjalani rawat inap di rawat inap yang menerima obat Off-
RSU Anutapura Palu periode label di instalasi rawat inap RSU
Agustus-Oktober 2018 didapatkan Anutapura Palu periode Agustus-
bahwa penggunaan obat terbanyak Oktober 2018 didapatkan hasil dari
yang digunakan pasien yaitu penelitian ini diperoleh yakni,
Ranitidin sebanyak 15 obat (60%). penggunaan obat Off-Label yaitu
Ranitidin adalah obat golongan Off-Label indikasi sebesar 0,44%,
antagonis reseptor-H2. Obat ini Off-Label dosis 0%, Off-Label usia
efektif dalam menekan sekresi asam 0% dan Off-Label rute pemberian
di malam hari (nokturnal), yang 0%. Obat Off-Label indikasi yang
menggambarkan aktivitas utama sel digunakan yakni Asam Traneksamat
pariental basal. Fakta ini memiliki yang penggunaannya untuk
relevansi klinis sebab penentu hematemesis diperoleh sebanyak 1
penyembuhan ulser duodenal yang kasus (4%). Pada Off-Label dosis
paling penting adalah tingkat tidak menunjukkan adanya dosis
keasaman nocturnal. Jadi, ulser diluar dari dosis penggunaan yang
duodenal dapat disembuhkan dengan disetujui atau yang terdapat pada
brosur. Pada penelitian ini dokter Gastrointestinal bagian atas) dimana
meresepkan obat dengan rentang pendarahan yang berasal dari
dosis yang sesuai dengan dosis kerongkongan menuju bagian
lazimnya. Pada Off-Label usia tidak ligament treitz ini mempunyai
menunjukkan adanya Off-Label usia potensi dapat mengancam jiwa (19).
diluar dari rentang usia yang telah Hematemesis dan melena merupakan
disetujui. Penelitian yang dilakukan suatu keadaan yang diakibatkan oleh
menunjukkan bahwa obat yang pendarahan saluran cerna bagian atas
diberikan kepada pasien geriatri (SCBA). Adapun penyebab dari
yang menjalani rawat inap di RSU pendarahan saluran pencernaan
Anutapura Palu merupakan ruangan bagian atas yakni ulkus peptikum,
rawat inap bagian interna untuk gastritis erosif, varises esophagus,
perawatan pasien dewasa dan lanjut dan ruptur mukosa esofagogastrika.
usia. Pada Off-Label rute pemberian Semua keadaan ini meliputi sampai
juga tidak menunjukkan adanya Off- 90% dari semua kasus pendarahan
Label diluar dari penggunaan rute gastrointestinal atas dengan
pemberiannya yang disetujui. ditemukannya suatu lesi yang pasti.
Adapun data yang diperoleh dari Di negara bagian barat insiden
hasil penelitian yaitu obat-obat yang pendarahan akut SCBA mencapai
digunakan umumnya merupakan 100 per 100.000 penduduk untuk
sediaan oral, parenteral, subcutan, tiap tahunnya, dengan penderita yang
dan rektal. lebih dominan laki-laki dibanding
wanita. Insiden ini meningkat sesuai
Pada penelitian ini, didapatkan dengan bertambahnya usia. Di
bahwa kasus yang terjadi pada Indonesia kejadian sebenarnya
penelitian ini yaitu hematemesis. belum diketahui populasinya (20).
Hematemesis dan melena merupakan Asam traneksamat merupakan obat
manifestasi klinik yang umum terjadi turunan sintesis dari asam aminolisin
padaUpper Gastrointestinal yang dapat memberikan efek anti
Bleeding (Pendarahan fibrinolitik melalui blockade
reversibel lysine bliding-sites pada lysine-binding sites pada molekul
molekul plasminogen dan plasminogen sehingga mengurangi
penghambat plasmin. Proses afinitas plasmin untuk mengikat
fibrinolisis sendiri diawali dengan fibrin (22). Obat asam traneksamat
perubahan plasminogen menjadi ini telah digunakan secara klinis
plasmin yang berfungsi melisis selama 30 tahun untuk mengatasi
bekuan. Activator endogen yang pendarahan (23). Sama seperti asam
berperan dalam perubahan ini yakni traneksamat,
tissue-Plasminogen Activator (t-PA) Adrenochromemonosemicarbazone
serta urokinase yang dihasilkan oleh (AMC) atau juga dikenal sebagai
endothelium, granulosit dan monosit. karbazokrom adalah salah satu obat
Kedua activator endogen tersebut yang cocok digunakan untuk semua
dapat dihambat oleh Plasminogen jenis pendarahan. Obat ini
Activator Inhibitor-1 (PAI-1). menghamabat peningkatan
Plasmin akan mendegradasi permeabilitas kapiler dan
fibrinogen dan fibrin sehingga meningkatkan resistensi kapiler (24).
menghasilkan Fibrinogen/fibrin
Degradation Product (FDP). Asam traneksamat ini digunakan
Plasmin juga dapat mendegradasi sebagai pengobatan pada perdarahan
cross-linked fibrin sehingga gastrointestinal bagian atas
menghasilkan D-dimer. Kerja berdasarkan penelitian yang
pasmin dapat dihambat oleh dilakukan oleh (25) secara meta
antiplasmin. Antiplasmin akan analysis yang membuktikan bahwa
mengikat plasmin secara irreversibel penggunaan asam traneksamat ini
sehingga membentuk kompleks dapat menurunkan mortalitas
plasmin-antiplasmin yang stabil dan terhadap perdarahan gastrointestinal
tidak aktif (21). Dari sistem bagian atas. Beberapa rumah sakit
fibrinolitik ini, asam tranekasamat secara rutin juga menggunakan asam
yang merupakan derivate lysine traneksamat untuk pasien dengan
bekerja dengan cara menghambat pendarahan gastrointestinal bagian
atas meskipun penggunaannya sendiri tidak direkomendasikan (26).
antifibrinolitik diresepkan
KESIMPULAN sebagai pengobatan hematemesis
Hasil penelitian mengenai skrining (Off-Label) terdapat 1 kasus
penggunaan obat Off-Label pada (4%) sedangkan penggunaan
pasien geriatri di instalasi rawat inap obat Off-Label dosis, usia dan
di RSU Anutapura Palu periode rute pemberian yakni 0%
Agustus-Oktober 2018 disimpulkan
sebagai berikut : UCAPAN TERIMA KASIH
1. Skrining penggunaan obat Off- Ucapan terima kasih disampaikan
Label berdasarkan British kepada Direktur Rumah Sakit Umum
National Formulary dan Anutapura Palu, Kepala dan staf
Medscape untuk pasien geriatri bagian ruang Rawat Inap Rumah
yang menjalani rawat inap RSU Sakit Umum Anutapura Palu, dan
Anutapura Palu periode Agustus- semua pihak yang telah memberikan
Oktober 2018 diperoleh hasil bantuan dalam proses perencanaan,
adanya penggunaan obat Off- pelaksanaan dan penyelesaian
Label indikasi dengan persentase penelitian ini.
sebesar 0,44% yaitu penggunaan
obat asam traneksamat sebagai
DAFTAR PUSTAKA 7. Mukherjee, A., Chatterjee, SK.,
1. Wittich, C.M., Burkle, C.M., Chakravarty, A. (2003). Vertigo
Lanier W.L. (2012). Ten and Dizziness – A Clinical
common questions (and Their Approach. JAPI Vol. 51
Answers) about off-label drug November 2003. India.
uses. Department of internal 8. Vestibular Disorder Association.
medicine and Department of (2012). Causes of Dizziness.
anesthesiology. Mayo clinic. VEDA’s publications Portal.
U.S.A. www.vestibular.org.
2. Radley, D.C., Finkelstein, S.N., 9. Mubarak, W.I. (2011). Ilmu
dan Stafford, R.S. (2006). Off- Kesehatan Masyarakat. Salemba
Label Prescribing Among Medika. Jakarta.
Office-Based Physicians. 10. Imaligy, E.U. (2014). Gagal
Archives of Internal Medicine Jantung Pada Geriatri. Rumah
166: 1021-1026. Sakit Gigi dan Mulut
3. Badan Pengawas Obat dan Maranatha. CDK-212/ Vol. 41
Makanan. (2014). Diakses pada No. 1. Bandung.
1 Maret 2018. 11. Chung, ES., Norton, GR.,
4. Pusat Layanan Informasi Obat Woodiwiss, AJ., Gaasch WH.,
Nasional (PIONAS). (2015). Mela T., Aurigemma GP.,
Diakses pada 1 Maret 2018. Meyer, TE. (1995). Heart
5. Ryadi, A.L.S. (2016). Ilmu Failure in Pressure Overload
Kesehatan Masyarakat. Penerbit Hypertrophy The Relative Roles
ANDI. Yogyakarta. of Ventricular Remodeling and
6. Badan Pusat Statistik. (2015). Myocardial Dysfunction.
Statistik Penduduk Lanjut Usia Journal of the American College
2014 Hasil Survei Sosial of Cardiology. Published by
Ekonomi Nasional. Katalog Elsevier Science Inc. Vol. 39
BPS. Jakarta. No.4. United State of America.
92
12. Sja’bani, M. (2009) Batu 16. Kelly, J., D’Cruz G., Wright, D.
Saluran Kemih dalam Buku Ajar (2010) Patients with dysphagia:
Ilmu Penyakit Dalam. Interna experiences of taking
Publishing Edisi 5 Hal. 1025-9. medication. Journal of
Jakarta. Advanced Nursing 66(1), 82–91.
13. Nugroho, I.A., Shahab, A. United Kingdom.
(2014). Aplikasi Metode Respon 17. Goodman & Gilman. (2012).
Permukaan dan Goal Dasar Farmakologi Terapi Edisi
Programming untuk Optimasi 10. EGC. Jakarta.
Sifat Fisik dan Mekanik Tablet 18. Alvarez, AM., Mukherjee, D.,
Obat. Jurusan Manajemen (2011). Liver Abnormalities in
Industri. Institut Teknologi Cardiac Diseases and Heart
Sepuluh November. Surabaya. Failure. International journal of
14. Aungst, B.J. (2016). Optimizing angiology/volume 20, number 3.
Bioavailability in Drug Department of Internal
Discovery: An Overview of Medicine, Texas Tech
Design and Testing Strategies University Health Sciences
and Forrmulation Options. Center, El Paso, Texas.
Journal of Pharmaceutical 19. Wilkins, T., Khan, N., Nabh, A.,
Sciences. Delaware. United Schade, RR. (2012). Diagnosis
State of America. and Management of Upper
15. Hind, J.A., Nicosia, M.A., Gastrointestinal Bleeding.
Roecker, E.B., Carnes, M.L., American Family Physician Vol.
Robbins, J. (2001). Comparison 85 Number 5 March 1, 2012.
of Effortful and Noneffortful Georgia Health Sciences
Swallows in Healthy Middle- University, Augusta. Georgia.
Aged and Older Adults. Arch 20. Viviane, A., Alan, BN. (2008).
Phys Med Rehabil Vol Estimates of Costs of Hospital
82;82:1661-5. Stay fo Variceal and
Nonvariceal Upper
93
Gastrointestinal Bleeding in the Pharmacopoeia 15thed 167.
United Stated. Value in Health Shibuya Tokyo. Japan.
Volume II Number I 2008. 25. Nutbeam, T. (2015). In adult
Division of Gastroenterology, patients presenting as
McGill University, Montreal, emergencies with upper
QC. Canada. gastrointestinal bleeding, does
21. Anggi G.P., (2013). Penggunaan tranexamic acid decrease
Lumbrokinase sebagai mortality?. African Journal of
Fibrinolitik dan Antitrombolitik Emergency Medicine. Doi:
Oral Vol. 40 No.3. Contonuing 10.1016/j.afjem.2015.01.005
Medical Education. Jakarta.
22. Tengborn, L., Blomback, M.,
Berntop, E. (2014). Tranexamic
acid – an old drugs still going
strong and making a revival.
Clinical Coagulation Research
Unit. Lund University. Malmo,
Sweden.
23. Tristianty, S.(2014). Pemberian
Kombinsi Krim Hidrokuinon
Dan Asam Traneksamat Oral
Menurunkan Jumlah Melanin
Lebih Banyak Dibandingkan
Krim Hidrokuinon Pada Marmot
Betina ( Cavia Porcellus) Yang
Dipaparkan Untraviolet B.
Universitas Udayana. Denpasar.
24. Japanese Pharmacopoeia.
(2006). Society of Japanese
94