Anda di halaman 1dari 13

Tradisi Roti dan Anggur dalam Kisah Abram dengan Melkisedek

Serta Kaitannya dengan Sakramen Perjamuan Kudus-Kejadian


14:17-20
Andy Budi Kristia

I. PENDAHULUAN
Gereja pada masa-masa sekarang banyak mengalami pergeseran dalam memahami
mengenai makna sakramen-sakramen mereka. Begitu banyak gereja menampilkan suatu sisi
mistis dari melakukan sakramen khususnya Perjamuan Kudus. Anggapan yang demikian
sungguh telah mewarnai dunia kekristenan sekarang ini.
Seperti misalnya dari kalangan Karismatik, mereka sungguh-sungguh memandang
bahwa Perjamuan kudus ini dapat memberikan suatu dampak positif secara jasmani maupun
rohani. Ketika menghadapi sakramen Perjamuan Kudus ini, banyak jemaat yang menyambut
dengan anggapan bahwa ketika memakan roti dan meminum anggur, maka akan
mendapatkan suatu perubahan dalam dirinya secara ajaib. Jika dari antara mereka datang
dengan sakit penyakit, maka harapan dari Perjamuan Kudus ini berubah menjadi suatu obat/
ramuan untuk menyembuhkan penyakitnya. Sehingga jemaat yang sampai-sampai membawa
pulang “roti dan anggur” sisa dari Perjamuan Kudus ini untuk keperluannya sewaktu-waktu.
Sedangkan dari pihak Protestan, mereka selalu melulu menganggap bahwa sakramen
Perjamuan Kudus ini merupakan tindakan mengenang kesengsaraan Tuhan Yesus di kayu
salib. Sehingga jemaat yang menghadiri sakramen Perjamuan Kudus ini berasumsi bahwa
saat menerima “roti dan anggur” perjamuan harus dengan sikap hati yang yang sedih. Turut
mengenang penderitaan inilah yang selalu menjadi gambaran umat Kristen ketika mengikuti
Perjamuan Kudus.
Adakah makna lain dari Perjamuan Kudus selain dari mengenang penderitaan dan
kematian Tuhan Yesus? Mengapa Tuhan Yesus memakai simbol Roti sebagai tubuh dan
Anggur sebagai simbol darah-Nya? Mungkinkah Tuhan Yesus sengaja mengambil kedua
simbol yang sering dipakai dalam Perjanjian Lama ini untuk memberi makna lain dalam
kisah perjamuan malam-Nya dengan murid-murid-Nya (Mar 14:22-25)?
Melalui beberapa pertanyaan dan problematika di atas, saya mencoba menarik jauh
kepada kisah pertemuan Abram dengan Melkisedek. Pada cerita ini ditampilkan bahwa
Melkisedek membawa“roti dan anggur” kepada Abram pasca kemenangannya. Jika memang
Melkisedek ini disimbolkan sebagai pribadi Yesus sesuai apa yang dimaksudkan dalam surat

~1~
Ibrani 7, maka dapat dimungkinkan apa yang dilakukan Yesus dalam kisah Markus 14:22-25
ini ada kaitannya dengan kisah Melkisedek pada waktu ia menjamu Abram(Kejadian 14:17-
20).
Melalui artikel ini saya mau mencoba menemukan apakah ada hubungan/ benang
merah dari simbol “roti dan anggur” dalam Perjanjian Lama dengan simbol “roti dan
anggur” dalam Perjanjian Baru. Jika memang kemungkinan itu ada, saya yakin bahwa
maksud dari kisah perjamuan malam yang dilakukan oleh Yesus yang sekarang dikenang
dalam Perjamuan kudus ini dapat mempunyai arti/ makna baru yang lebih mendalam.
II. KRITIK HISTORIS KEJADIAN 14:17-20
Pada kisah perjumpaan Abram dengan Melkisedek sebagaimana yang tercatat dalam
Kej 14:17-20, adalah suatu cerita yang tidak mempunyai sebab-sebab yang jelas. Bagaimana
mungkin nama Melkisedek yang tidak dijelaskan sebelumnya ini tiba-tiba menyambut Abram
dengan “roti dan anggur”? Dari mana Melkisedek berasal dan siapa dia? Bagaimana bisa
Abram tiba-tiba menjadi ahli perang dan mengetahui strategi perang, dan bagaimana
hubungan teks tersebut dengan teks sebelumnya? Untuk mendapatkan jawaban dari
pertanyaan ini, paling tidak ada 2 (dua) langkah yang harus di tempuh, yaitu:
II.1. Analisa Sejarah dalam Teks
II.1.1. Analisa Tokoh
 Melkisedek

Nama Melkisedek dalam bahasa Ibrani ‘qd,c,-yKil.m; yang berarti


Raja Keadilan. Di dalam ayat 18 ia disebut sebagai raja Salem, dan ia seorang
imam Allah Yang Mahatinggi. Kata Salem juga dapat ditemukan dalam kitab
Mazmur 76:3 “Di Salem sudah ada pondok-Nya, dan kediaman-Nya di Sion!”.
Para teolog menyangkutkan nama Salem ini dengan Yerusalem, karena
mempunyai kesamaan arti yaitu kota selamat/ kota damai 1. Jadi kemungkinan
besar Melkisedek merupakan raja yang memerintah di wilayah Yerusalem, yang
pada waktu itu daerah tersebut masih bernama Kanaan.
Ia juga disebut sebagai seorang Imam Allah Yang Mahatinggi. Disebut

sebagai Imam Allah yang Mahatinggi, dalam bahasa asli !Ay*l.[, laeîl. !

1
Hal itu akan menjadi terang, kalau kita memandang dan mempertimbangkan nama raja itu dan negerinya.
(sedikit-dikitnya dalam tafsiran Midarsy para Rabi Yahudi) nama raja negeri Sodom “Bera” (lih.Kej 14:2)
disamakan dengan “penjahat” (bhs. Ibr. “ra”), tetapi nama raja Salem berarti “Raja keadilan”
(Lempp,41994:103).

~2~
hEßko yang berarti seorang Imam dari El-Elyon. Sedangkan dalam konsep
para Imam bangsa Israel, mereka mengenal Allah dengan sebutan YHWH.
Dapatkah keimaman Melkisedek ini diragukan karena ia dari bangsa kanaan?
Di dalam agama Kanaan disebutkan bahwa orang-orang Kanaan mempunyai suatu
panteon2 yang luas yang dikepalai oleh El (Allah). Sedangkan nama-nama dibawahnya
ialah Baal ('tuhan'), yakni Hadad, dewa angin taufan dan Dagon dengan kuil-kuil di Ugarit
dan di tempat lain. Dewi-dewi Asyera, Astarte dan Anat - seperti Baal - mempunyai
kepribadian yg banyak macamnya dan watak-watak yang garang, Mereka merupakan
dewi-dewi seks dan perang. Kotar dan - Hasis ialah dewa kecerdasan. dan dewa-dewa lain
yang lebih rendah ada berlimpah-limpah (http://www.sarapanpagi.org/kanaan-orang-
kanaan-vt3695.html).
Dalam agama Kanaan juga mengenal suatu gelar keimaman yang disebut
sebagai Imam Besar. Sedangkan dalam naskah yang ditemui di Ugarit
memberikan kesan dari dunia Kanaan bahwa di sana memuja bermacam-macam
ilah dan kemerosotan moral karena adanya pelacuran bakti. Di tengah-tengah
dunia kafir bangsa Kanaan ini, ternyata mereka juga mempercayai Allah(El)
Yang mahatinggi yang mengatasi segalanya. Kepercayaan yang demikian juga
ada dalam diri Abraham/Abram, dan imam Yitro yang merupakan imam dari
negeri Midian(lih. Kel 18).
Dengan demikian menunjukan bahwa Allah Yang Mahatinggi khalik
langit dan bumi, merupakan Allah yang universal dan Allah bagi semua bangsa.
Jadi keimaman yang dijabat oleh Melkisedek menjadi sah dan tak diragukan. Di
teks ini juga ditunjukkan bahwa Melkisedek memiliki dua gelar yaitu raja
sekaligus imam. Sesuai beberapa pernyataan diatas boleh dikatakan bahwa ia
mungkin tidak menyembah berhala, namun Allah Yang Mahatinggi seperti yang
disembah oleh Abram.
 Abram
Melihat dari cerita mengenai Abram dalam teks sebelum pasal 14 ini
diketahui bahwa Abram hanyalah seorang kepala penggembala yang berkeliling
di tanah Kanaan. Tiba-tiba dalam teks pasal 14 ini cerita mengenai Abram yang
sederhana berubah drastis menjadi seorang yang ahli dalam strategi perang dan
terlibat dengan para raja bangsa-bangsa.
Abram awal mulanya tidak ikut campur dalam dunia politik raja-raja di
sekitar tanah Kanaan. Ia juga tidak menaruh perhatian terhadap peristiwa-
2
Sebutan bagi kuil tempat para dewa-dewa atau kumpulan para dewa.

~3~
peristiwa politik raja-raja. Baru ketika saudaranya yang bernama Lot itu
tertawan oleh raja Kadorlaomer, maka barulah ia turun untuk menyelamatkan
saudaranya dengan mengambil langkah militer untuk menyelamatkan Lot,
saudaranya itu.
II.1.2. Analisa Peristiwa
 Abram menjadi Pemenang
Selum perjumpaannya dengan Melkisedek, Abram berada pada situasi di
mana Ia sebagai saudara Lot bertanggung jawab untuk menolong dan
membebaskan saudaranya tersebut. Pada ayat 20 dikatakan “...yang telah
menyerahkan musuhmu ke tanganmu.” bahwa kemenangan Abram ini oleh
karena penyertaan dan seizin dari Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan
bumi. Menurut Hermann Gunkel di dalam bukunya Lempp, dikatakan bahwa
gambaran seorang tokoh Alkitab sebagai sang pahlawan atau tokoh-tokoh
nasional Yahudi, sesungguhnya mempunyai kesamaan dari sifat pengarang kitab
Ester atau kitab Yudit (apokrif). Jika kemungkinan ini benar, berarti kisah
kepahlawanan Abram dalam Kejadian 14 ini ditulis kisaran abad ke-5 sM
sampai abad ke-2 sM.
 Melkisedek Mempersembahkan “roti dan anggur”
Melkisedek mendatangi Abram ketika usai memenangkan peperangan
dengan raja-raja Mesopotamia. Sikap raja yang demikian menurut tradisi zaman
dahulu disebut dengan raja kafir. Ia tidak menunggu penghormatan di dalam
istananya, namun ia menjemput dan memberikan hadiah/ pesta-pesta untuk
merayakan kemenangannya. Inilah yang dilakukan oleh Melkisedek dengan
menyambut Abram usai kemenangannya dan memberikan “roti dan anggur”.
 Melkisedek Memberkati Abram
Dikatakan bahwa Melkisedek menjabat sebagai raja dan sekaligus imam
Allah Yang Mahatinggi dan ia memberkati Abram. Melihat kenyataan bahwa
tugas keimaman dalam PL lebih kepada tugas dalam keperluan bait/kuil, maka
kemungkinan pemberkatan yang dilakukan oleh Melkisedek ini tidak seperti ada
pada bayangan kita yaitu melalui penumpangan tangan. Bisa jadi ucapan berkat
ini dalam bentuk “sapaan” seperti yang biasa kita ucapkan dengan kata

“syalom”. Karena kata “berkat” di dalam ayat 19 berarti %r;B' = Barakh,


yang berarti “memuji-muji, menyanjung, memberi salam, bahkan memberi

~4~
hormat. Karena Melkisedek ini seorang raja sekaligus imam El-elyon, maka
kemungkinan ucapan “Barakh” untuk Abram ini mengandung bentuk
pemberkatan atau pentahbisan.
Paling tidak ada dua pertanyaan yang menjadi sorotan dalam pemberkatan
yang dilakukan oleh Melkisedek. Dengan otoritas manakah Melkisedek ini
memberkati Abram, dengan keimamannya ataukah dengan otoritas sebagai raja?
Jika dengan otoritas sebagai raja, maka pemberkatan itu berhubungan dengan
pemindah-alih kekuasaan jabatan raja. Namun jika berhubungan dengan jabatan
keimamannya, ini biasanya berhubungan dengan kesejahteraan, kedamaian,
penebusaan dosa, dan juga penerusan tugas keimaman.
 Abram Memberikan Persepuluhan kepada Melkisedek
Bisa dikatakan bahwa tindakan Abram memberikan sepersepuluh dari
hasil jarahannya ini sebagai permulaan dari tradisi persepuluhan oleh bangsa
Israel. Tindakan Abram ini merupakan bentuk penghormatan kepada
Melkisedek yang berperan sebagai raja dan imam. Ada kemungkinan bentuk
perpuluhan dari Abram ini dilakukannya sebagai bentuk ucapan terimakasih
kepada Melkisedek karena telah disambut dengan persembahan “roti dan
anggur”.
II.2. Analisa Sejarah dari Teks
 Latarbelakang Teks
Teks yang berbicara mengenai pertemuan Abram dengan Melkisedek
terdapat di dalam pasal 14 dan di antara situasi gejolak politik bangsa-bangsa
sekitar Kanaan. Cerita Abram dan Melkisedek tiba-tiba muncul ditengah-tengah
situasi tersebut di mana Abram yang sebelumnya seorang kepala gembala
menjadi kepala pimpinan perang. Melkisedek tiba-tiba muncul usai peperangan
yang dimenangkan oleh Abram dan mereka saling memberikan hadiah.
Tidak bisa dikatakan bahwa cerita mengenai Abram dalam peperangannya
dengan raja-raja sekitar Kanaan ini merupakan keadaan sejarah umum di Asia-
Barat sebagaimana yang dilukiskan dalam Kejadian 14 ini. Berikut tabel dari
nama-nama raja yang maju berperang sesuai Kej pasal 14.
Keempat raja yang menyerang raja-raja sekitar Kanaan

Nama Amrafel Ariokh Kedorlaomer Tideal


Raja
Wilayah Raja negeri Sinear Raja negeri Raja negeri Raja Goyim

~5~
Elasar Elam

Tafsiran Ditafsirkan sebagai Ditasirkan Ditafsirkan Ditafsirkan


raja Babylon: raja sebagai Eri-aku, letaknya di sebagai Raja
Hamurabi(2000- raja dari Larsa, sebelah timur Tidhal/Tudhal
1900sM) sebuah kota Babel, di daerah dari bangsa het.
dekat Ur. muara sungai Ia menyebut
Tigris dan Teluk dirinya sebagia
Persia. raja bangsa-
Nama bangsa,
Kadorlaomer dimungkinkan
dalam bahasa karena bangsa
Elam berarti Het terdiri dari
Kudur- berbagai suku.
Lagamar=
Hamba
Lagamar, nama
Dewi bangsa
Elam.

VS
Nama Raja Wilayah
Bera Negeri Sodom
Birsya Negeri Gomora
Syinab Negeri Adma
Syemeber Negeri Zeboim
raja negeri Bela Negeri Zoar
Kesembilan raja-raja ini tersebar dan mengelilingi wilayah kanaan.
Perikop kecil mengenai Abram dan Melkisedek ini dimunculkan ditengah-
tengah raja-raja yang sedang berperang mempertahankan dan memperebutkan
kekuasaan. Ada sembilan raja yang dimunculkan dalam pertempuran ini, namun
yang menarik, raja Melkisedek yang dimungkinkan berada di tengah-tengah
wilayah kesembilan raja tersebut tidak ikut berperang. Bisa jadi penulis sengaja
untuk memperkuat arti dari nama Melkisedek itu yang berarti raja keadilan dan
raja salem pembawa damai sejahtera.

~6~
 Makna Teks pada Cerita Abram
Ada dua kemungkinan maksud dari cerita Abram dalam pasal 14 ini dikemas
dalam bentuk seorang tokoh pahlawan yang kemudian bertemu dengan sesosok
orang misterius. Pertama, jika dugaan saya benar seperti yang telah saya
ungkapkan di atas bahwa penulis perikop ini selaras dengan penulis kitab Ester
dan Kitab Yudit, maka perikop pasal 14 ini diletakkan untuk mengangkat nama
Abram sebagai tokoh pahlawan. Kedua, hadirnya tokoh misterius yang
memberkati Abram ini dimungkinkan sangat bersangkutan dengan perikop
setelahnya. Pemberkatan Melkisedek yang seorang raja dan imam jika kedua
otoritasnya dipakai bersama-sama, maka ada dua janji yang akan diterima oleh
Abram, yaitu: penyerahan kuasa atas tanah Kanaan(jika memakai otoritas raja)
dan memberikan berkat serta kedamaian dan bisa juga penyerahan tugas
keimaman atas tanah Kanaan(jika memakai otoritas imam).
Jadi perikop ini diletakkan sebelum pengingatan akan janji Allah ialah
bahwa pemberkatan dan janji Allah yang diberikan-Nya kepada Abram ini
sangat beralasan. Lihat Kejadian 15:1 Kemudian datanglah firman TUHAN
kepada Abram dalam suatu penglihatan: “Janganlah takut, Abram, Akulah
perisaimu; upahmu akan sangat besar.” Secara teologis sangat terlihat
kaitannya, bahwa peran kepahlawanan Abram hingga bertemunya dengan
Melkisedek ini dapat menjawab rahasia dalam teks Kej 15:1 ini. Kata “jangan
takut” jika tanpa kisah dalam pasal 14 ini maka pertanyaan “mengapa jangan
takut?” ini tidak mudah dijawab. Meskipun kata “Akulah perisaimu”
diperlihatkan, namun bukti belum terlihat. Oleh sebab itu cerita dalam pasal 14
ini untuk menjawab kegelisahan dari teks selanjutnya. Kemudian kata “upahmu
akan sangat besar” dijawab dengan bukti sebelumnya bahwa Abram sebagai
pahlawan yang menghentikan kerusuhan, kemudian menolong saudaranya, dan
diberkati oleh Melkisedek. Dengan demikian cukup beralasan bahwa memang
Abram mendapat berkat hingga upahnya menjadi bertambah-tambah. Sekaligus
ia juga mendapatkan penghormatan yang disetarakan dengan seorang raja
dengan tanda jamuan Melkisedek oleh “roti dan anggur”nya3.
III. MENGHUBUNGKAN TRADISI “ROTI DAN ANGGUR” DARI PL DAN PB

3
Menurut tradisi kuno, “roti dan anggur” merupakan makanan para raja dan juga sering dipakai sebagai
persembahan para dewa.

~7~
Sebelum masuk pada pembahasan yang lebih mendalam, ada baiknya kita ketahui dulu
mengenai seluk-beluk roti dan anggur dalam kehidupan komoditas Asia Barat Kuno. Dengan
demikian kita akan mendapatkan fungsi dan kegunaan secara umum maupun secara budaya
dan tradisi kuno dalam pemakaian roti dan anggur ini.
 Roti.
Roti dalam zaman Asia Barat kuno ini merupakan suatu komoditas yang
cukup penting. Bagaimana terlihat juga harga gandum pada waktu itu menjadi
acuan resmi terhadap keadaan perekonomian secara umum. Dahulu pada zaman
babel kuno, masyarakatnya memakai butir gandum sebagai dasar timbangan,
dan berperan sebagai uang dalam perdagangan. Sampai pada kehidupan orang-
orang Yahudi kemudian, mereka membuat roti dengan jelai4 untuk kebutuhan
makan sehari-hari. Itu berarti roti merupakan makanan pokok masyarakat pada
waktu itu, meskipun bahan yang digunakan tidak dengan gandum.
Ada beberapa istilah dan fungsi dalam Perjanjian lama hingga Perjanjian
Baru yang menggunakan kata “roti”, seperti pada Im 21:6 yang memakai roti
sebagai kurban dan diletakkan di tempat suci, juga pada Maz 105:40 disebut roti
sorgawai. Juga dalam Kel 25:30 disebut sebagai “Roti sajian” yang terdiri dari
dua belas ketul diletakkan dua baris di atas meja sajian di ruang mahakudus
pada Tabernakel. Kemudian dalam Yoh 6:33,35 ini Tuhan Yesus menyebut
diriNya sebagai “roti dari Allah atau “roti kehidupan” dan juga Ia memilih roti
Paskah untuk melambangkan tubuhnya yang dipecah-pecahkan. Dengan
demikian paling tidak dapat disimpulkan bahwa “roti” memiliki arti vital baik
bagi kehidupan, maupun bagi agama.”
 Anggur.
Di dalam kehidupan di Palestina kuno, “anggur” mempunyai arti
ekonomis, sosial, dan religius. Ketika orang-orang Israel memasuki Kanaan dan
menanam “anggur” di sana, mereka harus menetap di sana karena “anggur”
memerlukan pemeliharaan dalam jangka yang panjang dan intensif.
Di dalam Perjanjian Lama, 2 Taw 2:10, “anggur” dipakai untuk
perdagangan tukar-menukar/barter. Dalam Dan 1:5,8,16 ini, “anggur” dipakai
untuk kegiatan perayaan, juga dalam Yes 51:7, Yes 28:7-8 dan Kis 2:13, “anggur”

4
Tanaman padi-padian, sebangsa gandum; di Palestina zaman dahulu jelai lebih murah dari gandum sehingga
merupakan makanan untuk ternak dan rakyat miskin.

~8~
dipakai untuk peribadatan. Selain itu “anggur” sering dihubungkan dengan suatu
pesta-pesta dan acara-acara gembira, dan juga dipakai dalam acara perjanjian.
Di dalam alkitab, misalnya di Yer 63:2, “anggur” dilambangkan sebagai darah,
karena warna merahnya perasan anggur itu. Kemudian di dalam Perjanjian
Baru, seperti di Mat 9:17 memakai sebutan “anggur baru” sebagai suatu
perjanjian baru atau suatu iman baru yang tidak dapat ditempatkan dalam
tempat yang lama. Selain itu dalam Mar 14:24, “anggur” digunakan dalam
perjamuan Tuhan pada waktu Yesus mengukuhkan suatu perjanjian baru dalam
darah-Nya. Akhirnya dalam 1 Kor 14:25, “anggur” digunakan dalam perjamuan
Kudus oleh orang Kristen.
III.1. “Roti dan anggur” dilihat dari Kejadian 14
Suatu adanya peristiwa pasti dibelakangnya ada suatu sebab yang mengakibatkan
peristiwa itu muncul. Demikan juga peristiwa persembahan “roti dan anggur” yang dibawa
oleh Melkisedek untuk Abram, dipastikan mempunyai makna atau lambang sebagai bentuk
ucapan selamat atau juga mungkin ucapan sambutan. Apapun motivasinya, yang pasti yang
dibawa oleh seorang imam sekaligus raja ini mempunyai arti tersendiri.

Mengenai persembahan yang dibawa Melkisedek kepada Abram ini, Park dan Bakker
sepakat bahwa persembahan “roti dan anggur” yang dibawa oleh Melkisedek ini hanyalah
persembahan/ pemberian kepada prajurit yang kelelahan karena usai berperang dan dari
perjalanan jauh. Oleh karena anak buah Abram itu kelelahan dalam perjalanannya dan habis
bertempur, maka Melkisedek mencoba berbuat baik dengan membantu Abram memberi
makan dan minum bagi anak buahnya. Sejauh inilah penilaian mereka terhadap persembahan
“roti dan anggur” yang dibawa oleh Melkisedek.
Pandangan yang berbeda dari yang di atas ini di ungkapkan oleh Lempp, Walter. Ia
berpendapat mengenai “roti dan anggur” yang dibawa Melkisedek bagi Abram ini secara
berbeda. Baginya persembahan “roti dan anggur” ini mengandung unsur sosial, budaya dan
politik serta teologis. Menurut Lempp, ““roti dan anggur”” yang dibawa oleh Melkisedek
ini merupakan suatu sambutan kemenangan, makanan dan minuman diberikan merupakan
bentuk sebuah pesta kemenangan, bukan hanya resepsi-teh. Baginya perlu dibedakan dengan
“makan roti dan minum air” (1 Raj 13:8-9; 16-17) yang menandakan makan-minum sebagai
makanan sehari-hari. Tetapi “roti dan anggur” lebih dari itu, “roti dan anggur” merupakan
makanan-pesta atau makanan bagi kalangan raja (lih. 1 Sam 16:20). Perlu dibandingkan juga
dengan makanan-minuman “susu dan madu” yang biasa dianggap makanan-firdaus(lih. Kel

~9~
3:8; Bil 13:27; Ul 6:3; Yer 11:5) yang diharapkan oleh orang Israel di tanah Kanaan. Lain
lagi dengan makan-minum yang dihidangkan oleh Abraham bagi tamunya, yaitu “dadih dan
susu”. Jadi ia mau mengatakan bahwa persembahan yang dibawa oleh Melkisedek ini
merupakan bentuk penghormatan dan ajakan merayakan kemenangan dengan bentuk suatu
perjamuan pesta selayaknya pesta para raja-raja.
III.2. “Roti dan anggur” dilihat dari Perjanjian Baru
Lepas dari tradisi Paskah Israel kuno, “roti dan anggur” dalam Perjanjian baru
digambarkan dalam cerita kesengsaraan Yesus atau menjelang kisah penyaliban. Titik awal
umat Kristiani mendasari sakramen Perjamuan Kudusnya dengan melihat kisah dalam Mar
14: 22-25 “22Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti,
mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata:
“Ambillah, inilah tubuh-Ku.” 23
Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu
memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. 24
Dan Ia
berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak
orang. 25
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok
anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah.”
Di dalam teks ini “roti” disimbolkan dengan tubuh pengorbanan Yesus dan “anggur”
dilambangkan sebagai darah Yesus yang tercurah. Dalam hal ini “roti dan anggur” dibawa
pada situasi perjamuan makan malam oleh Yesus dan para muridnya, yang kemudian Yesus
memakai makanan dan minuman tersebut sebagai lambang pengorbanan-Nya. Sepertinya
Yesus tetap mau memakai simbol dari kedua makanan dan minuman tersebut. Bisa kita lihat
dalam pelayanan Yesus sebelumnya, Ia selalu mengucap syukur dan memberkati setiap
makan ataupun minuman seperti kisah perjamuan di Kanaan dan kisah memberi makan lima
ribu dan empat ribu orang. Ia juga selalu memakai perumpamaan dengan memakai kata roti
dan anggur seperti yang telah saya jelaskan di atas. Demikianlah pada puncak penggunaan
“roti dan anggur” dalam perjamuan malam dengan murid-murid-Nya. Akhirnya “roti dan
anggur” menjadi simbol akan diri-Nya sendiri.
IV. KESIMPULAN
Jika memang benar bahwa Melkisedek ini merupakan tipologi dari Yesus Kristus sesuai
dalam surat Ibrani 7, maka kemungkinan besar ada keterkaitan mengenai “roti dan anggur”
yang dipersembahkan Melkisedek dengan “roti dan anggur” yang dipakai oleh Yesus dalam
perjamuan malam. Jika kita cermati, ada dua pokok yang sama mengenai “liturgi” yang
dilakukan oleh Melkisedek dan Yesus. Melkisedek siap dengan “roti dan anggur”, demikian

~ 10 ~
Yesus, dan selanjutnya Melkisedek mengucapkan berkat dalam bahasa Ibrani %r;B' =
Barakh, sedangkan Yesus dalam bahasa Yunani euvloge,w. Namun yang menarik ialah doa
syukur Agung5 menunjukkan suatu perkembangan berakhot, yaitu sebagai doa-doa syukur
Yahudi atas santapan dan minuman. Sedangkan dalam gereja perdana, barakha6 ini
dimodifikasi menjadi ungkapan syukur “atas Kanaan baru; kelepasan dari belenggu iblis dan
dosa melalui inkarnasi dan sengsara Tuhan; atas Perjanjian Baru itu diterima melalui
Perjamuan Kudus (Sutanto, Ester.A ,12005: 84-85).
Menjadi penting bila kita melihat bagaimana asal mulanya pasangan “roti dan anggur”
ini dibawa keluar. “roti dan anggur” dibawa keluar oleh Melkisedek dari negeri Kanaan untuk
diberikan oleh Abram. Kita ketahui bahawa “roti dan anggur” merupakan makanan dan
minuman yang vital dalam perekonomian saat itu. Keduanya mempunyai fungsi yang sama
sebagai alat ukur harga makanan pokok lainnya/ timbangan barter. Melkisedek membawa
jamuan dengan “roti dan anggur” kepada Abram usai peperangan.
Jamuan itu datang ketika Abram melewati suatu peperangan yang cukup berat. Pasti di
dalam pertempuran itu adanya usaha, pengorbanan, keberanian, dan tidak kalah pentingnya
yaitu luka yang harus ditanggung usai pertempuran. Demikianlah yang dialami oleh Abram
usai menyelamatkan saudaranya. Lalu kemudian kemenangan itu disambut dengan perjamuan
“roti dan anggur” dan pemberkatan.
Demikianlah gereja harus memandang mengenai Perjamun Kudus dalam
penghayatannya. Simbolisme mengenai “roti dan anggur” telah dimulai jauh sejak Israel
belum lahir. Simbolisme itu dibawa oleh seorang yang diakui oleh penulis surat Ibrani
sebagai tipologi dari Yesus Kristus. Berkali-kali Tuhan memakai kedua makanan dan
minuman tersebut sebagai simbol dalam pemberitaannya. Dalam hal ini simbolisme “roti dan
anggur” mengalami puncaknya yaitu sebagai darah dan daging dari tubuh Yesus.
Pengorbanan Yesus bukan sekedar wujud penderitaan, demikian sambutan Melkisedek bukan
sambutan untuk penderitaan melainkan suatu kemenangan. Inilah yang ingin digambarkan
oleh Yesus dengan memakai simbol “roti dan anggur” untuk menerangkan sambutan
kemenangan dan pembebasan akan dosa-dosa. Pemberkatan keluar kepada siapa yang ikut
masuk dalam perjamuan “roti dan anggur” ini, seperti yang dilakukan oleh Melkisedek dan
Yesus.
Jadi Perjamuan Kudus mempunyai makna mengenai suatu sambutan kemenangan akan
segala perjuangan kita berjuang melawan pencobaan dan tantangan hidup ini. Penderitaan
5
Doa rumusan yang sebagaimana diucapkan oleh Yesus ketika perjamuan malam dengan murid-muridnya.
6
Dalam bahasa Yunani, berakha dapat diterjemahkan dengan eulogia(berkat) atau eucharistia (ucapan syukur).

~ 11 ~
pasti ada di sana, tetapi tekat dan perjuangan harus ditanamkan kepada siapa yang siap
menerima perjamuan Tuhan. Oleh karena itu Perjamuan Kudus bukan sekadar perayaan
kesengsaraan, melainkan perayaan kemenangan, sebagaimana Paskah dalam Perjanjian Lama
yang memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Di dalam simbolisme “roti dan
anggur” ini juga terdapat makna mengenai pemberian makan kepada yang lapar. Ketika
kelompok Abram selesai berperang, mereka dipastikan mengalami kelelahan dan lapar, dan
mengenai hal ini diketahui oleh Melkisedek. Oleh sebab itulah Melkisedek memberikan
makanan istimewa yaitu makanan kelas raja bagi Abram dan anak buahnya. Panggilan
mengenai Perjamuan juga memiliki suatu panggilan berbagi, ketika Yesus memecah-
mecahkan roti, Ia bermaksud menunjukkan pentingnya berbagi makanan kepada yang lapar.
Dari sini pemahaman mengenai Perjamuan Kudus sangat penting bagi gereja-gereja
sekarang ini. Undangan untuk mengikuti Perjamuan Kudus bukan sekedar undangan untuk
menikmati berkat dan panggilan dalam Kerajaan Allah. Panggilan mengenai Perjamuan
Kudus ialah panggilan berjuang menolong sesama sampai tiba kemenangan. Kemudian
berkat diterima pada waktu perjamuan merupakan panggilan untuk memberkati sesama. “roti
dan anggur” merupakan kebutuhan pokok masyarakat Yahudi kuno. Panggilan Allah dalam
perjamuan ialah panggilan kepada “pengemis, yang pincang, yang lumpuh dan yang
buta”(Lih. Luk 14:12-14). Karena panggilan Allah dalam perjamuan ialah panggilan besar
mengenai Kerajaan Allah(Lih. Luk 14:17-24). Jadi tema “roti dan anggur” merupakan tema
untuk membawakan keadilan bersosial. Dalam segala perjuangan tantangan hidup, kita
diundang dalam perjamuan untuk menghadirkan praksis keadilan bersosial. Karena “roti dan
anggur” yang dulu makanan raja, sekarang dibuat sederajat melalui gambaran tubuh dan
darah Yesus, supaya yang miskin dan lemah juga dapat makanan yang sama dengan mereka
yang kaya. Inilah panggilan bagi gereja untuk berbagi, untuk berjuang melawan ketidakadilan
dan ketimpangan sosial.

~ 12 ~
DARTAR PUSTAKA

Bakker, F. L.
9
1990 Sejarah Kerajaan Allah 1: Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Grassi, Joseph. A.
1
1989 Perwujudan Ekaristi: Praksis Keadilan dalam Kehidupan Sosial.
Yogyakarta: Kanisius.
Heyer, C. J. Den.
1
1994 Perjamuan Tuhan: Study Mengenai Paskah dan Perjamuan Kudus Bertolak
Dari Penafsiran dan Teologi Alkitabiah. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Kaiser, Walter. C.
3
2001 Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama. Malang: Literatur SAAT.
Lempp, Walter.
4
1994 Tafsiran Alkitab: Kitab Kejadian 12:4- 25:18. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Park, Yune Sun.
2
2002 Tafsiran Kitab Kejadian. Jawa Timur: Literatur YPPII.
Sutanto, Ester Asri. Ed. Rahmat, Ioanes.
1
2005 Liturgi Meja Tuhan: Dinamika Perayaan-Pelayanan. Jakarta: STT Jakarta.
Vriezen, Th.C.
6
2009 Agama Israel Kuno. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Web:
http://www.sarapanpagi.org/kanaan-orang-kanaan-vt3695.html. Diakses pada 07/06/12. pukul
14:17.
http://www.sarapanpagi.orgmelkisedek-vt262.html. Diakses pada 03/06/12. Pukul 20:41.
http://www.wacriswell-indo.orggenesis%252051%2520-%2520melkisedek.html. Diakses
pada 03/06/12. Pukul 20:40.
Program Software:
Sabda (OLB Versi Indonesia) 4.13.02.
Bible Work 7, Program: Versi 7.0.01.2g.

~ 13 ~

Anda mungkin juga menyukai