Anda di halaman 1dari 3

NAMA: 1.

ICA OKBER PERMATA SARI SARAGIH


2. JEHANI PRINCES PURBA

NAMA – NAMA TOKOH ALKITAB YANG BERIMAN


KEPADA TUHAN YESUS
1. Zakheus (Lukas pasal 19)
Zakheus merupakan salah satu tokoh yang diceritakan dalam Alkitab. Nama Zakheus lekat
dengan pohon ara dan kisah pertobatannya setelah bertemu Yesus. Kisah tersebut dimuat dalam injil
Lukas pasal 19. Zakheus adalah kepala pemungut cukai yang kaya dan bertubuh pendek. Ia dibenci oleh
orang Yahudi lantaran dia menarik uang lebih daripada yang seharusnya. Selain itu, dia juga bekerja
pada pemerintah Roma yang menjajah bangsa Yahudi kala itu. Suatu ketika, Zakheus hendak melihat
Yesus yang memasuki kota Yerikho. Namun, ia kesulitan melihat di tengah kerumunan karena
tubuhnya yang kecil dan pendek. Zakheus pun mencari cara, ia akhirnya berlari mendahului orang
banyak dan memanjat pohon ara untuk melihat Yesus. Ketika Yesus sampai di tempat itu, Dia melihat
ke atas dan meminta Zakheus untuk turun.
Yesus juga berkata bahwa Ia harus menumpang di rumah Zakheus. Mendengar hal tersebut, dia
langsung turun dan menyambut Yesus dengan sukacita. Yesus Memanggil Zakheus, Semua orang yang
melihat hal itu bersungut-sungut, sebab Yesus mau menumpang di rumah orang berdosa. Akan tetapi,
Zakheus langsung berdiri dan berkata kepada Tuhan bahwa dia akan memberikan setengah dari
miliknya untuk orang miskin dan mengembalikan seuatu yang dia peras dari orang lain sebanyak empat
kali lipat. Hal ini dimuat dalam Lukas 19:8 yang berbunyi:
“Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: ‘Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan
kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat
kali lipat.” Yesus menerima pertobatan Zakheus. Dia menyelamatkan Zakheus dari dosa seperti dimuat
dalam Lukas 19:9-10 :
“Kata Yesus kepadanya: ‘Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun
anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Kisah ini menjelaskan sikap Yesus yang penuh kasih dan pengampunan. Tindakan Yesus juga
memperjelas tujuan-Nya di dunia, yakni mencari dan menyelamatkan umat yang hilang.
Yesus tidak memandang siapa Zakheus, Ia datang untuk menyelamatkannya. Sebab, Yesus mengetahui
kerinduan hati Zakheus untuk bertemu dirinya. Yesus pun mengampuni dosa Zakheus dan menjanjikan
keselamatan. Pada masa itu, Zakheus dianggap sebagai orang yang hina dan berdosa oleh Bangsa
Yahudi. Ia bekerja sebagai pemungut cukai alias pajak. Jumlah yanh ditariknya dari bangsa Yahudi
melebihi yang seharusnya dibayarkan. Ia dianggap sebagai seorang rentenir. Zakheus memiliki bentuk
tubuh yang pendek dan kecil. Ketika Zakheus melihat Tuhan datang, ia rela naik ke atas pohon demi
melihat Tuhan. Karakter dalam diri Zakheus, yaitu: Pemberani, dibuktikan dari keinginannya untuk
menaiki pohon yang tinggi padahal tubuhnya kecil. Ia termasuk murah hati. Setelah bertobat, ia
membagikan hartanya kepada orang banyak.
2. Lazarus (Lukas 16:19-31)
Masih ingatkah kamu sosok Lazarus yang penyakit kusta? Ia dikenal sebagai orang yang
penyakitan dan miskin. Ketika ia berada di rumah orang kaya, ia diperlakukan layaknya anjing. Bahkan
selama hidupnya, ia juga dijauhi oleh masyarakat. Hingga akhirnya Tuhan datang melihatnya. Ketika
Lazarus meninggal dunia, Tuhan datang membangkitkannya. Karakter seorang Lazarus, yaitu: Orang
yang memiliki iman yang teguh terhadap Tuhan. Iman yang ia miliki berhasil mengantarkannya masuk
kerajaan Tuhan (Baca juga: Arti Bersyukur Dalam Alkitab).
Lazarus adalah tokoh dalam kisah yang diceritakan Yesus (Lukas 16:19-31). Lazarus sangat
miskin, kemungkinan besar tuna wisma, dan sudah pasti pengemis (Lukas 16:20). Ia sering berada di
gerbang rumah seorang yang kaya dengan harapan memperoleh sisa-sisa makanan yang dibuang. Kedua
orang dalam kisah itu meninggal, dan Yesus menceritakan bagaimana Lazarus dibawa ke "pangkuan
Abraham," sebuah tempat penghiburan dan peristirahatan, sedangkan orang kaya pergi ke "alam maut,"
sebuah tempat penyiksaan (Lukas 16:22-23). Beberapa sarjana Alkitab meyakini bahwa Yesus sedang
menceritakan perumpamaan, atau sebuah kisah fiksi yang bukan dimaksud sebagai kisah harafiah. Akan
tetapi, Yesus menggunakan nama orang di dalam cerita itu, Ia tidak menafsirkan cerita itu, dan Ia tak
menawarkan saran moralitas pada akhirnya. Ia membiarkan kisah itu bercerita sendiri. Menimbang
fakta itu, kisah Lazarus dan orang kaya sangat mungkin kisah nyata, yang menyampaikan nasib nyata
Lazarus dan orang kaya yang tak percaya. Apapun kasusnya, ajaran Yesus tentang realita surga dan
neraka sangatlah jelas. Cerita Yesus tentang Yesus tidak diulangi di tempat lain dalam Alkitab, dan kita
juga tak mengetahui kapan zaman orang itu hidup, jika tokoh ini benar-benar nyata.
Kisah dalam Lukas 16:19-31 tidak menyebut nama orang kaya itu. Ia tidak memperhatikan
Lazarus, si pengemis di pintu gerbangnya. Setelah mereka meninggal, Lazarus dibawa ke pangkuan
Abraham, dan orang kaya itu ke Hades. Hubungan apa pun tidak mungkin diadakan antara mereka.
Tidak juga ada alasan bagi Abraham untuk mengutus Lazarus kepada saudara-saudara orang kaya itu,
karena mereka telah mempunyai cukup sarana dalam Kitab-kitab Musa dan Kitab Nabi-nabi supaya
bertobat.
Kisah ini mengajarkan ihwal kekayaan yg dapat membutakan orang terhadap kebutuhan
sesamanya, dan bahwa keputusan yg tak dapat diubah tentang nasib kita pada zaman kekekalan yg
ditetapkan atas dasar hidup kita di dunia ini. Kisah ini tidak mengajarkan bahwa kemiskinan ada1ah
berbahagia, dan kekayaan adalah salah, karena Abraham adalah orang yg kaya raya. Orang kaya dalam
kisah ini gagal mempelajari perumpamaan bendahara yg tidak jujur (Lukas 16:9). Hunjukan pada
kebangkitan dari antara orang mati dalam Lukas 16:31 lebih tepat dikaitkan dengan kebangkitan Kristus
ketimbang
3. Paulus
Ia banyak dibahas dalam Alkitab karena sifat dan karakternya yang sangat kontroversi. Pada
awalnya, ia tidak percaya kepada Tuhan. Bahkan ia sangat membenci semua pengikut Tuhan Yesus. Ia
melakukan pembantaian kepada umat yang ketahuan mengikut Yesus. Hingga pada suatu saat, ketika
dalam perjalanan ke Damaskus. Tiba-tiba Yesus menampakkan diri kepadanya melalui sebuah sinar.
Sinar tersebut sangat terang, hingga membuat Saulus buta pada saat itu. Setelah kejadian tersebut,
akhirnya ia bertobat. Malah ia menjadi orang yang memberitakan Injil ke penghujung dunia, dan
berganti nama menjadi Paulus.
Data sejarah mengenai riwayat hidup Paulus dapat ditelusuri dari tiga sumber yakni catatan-
catatan Paulus sendiri dalam beberapa suratnya yang asli, cerita Lukas dalam Kisah Para Rasul, dan
catatan tentang masa tuanya dalam surat-surat Deutero-Paulinis. Namun, dari ketiga sumber itu, sumber
yang paling berbobot adalah catatan-catatan Paulus sendiri sebab kedua sumber yang lain kemungkinan
besar sudah dibumbui oleh minat teologis dan literer para pengarangnya. Paulus ini merupakan seorang
Yahudi kelahiran Tarsus. Diperkirakan ia lahir pada dekade pertama abad I, yakni 5-10 tahun setelah
Yesus lahir. Seperti halnya orang-orang Yahudi pada masa itu, Paulus sejak lahir telah memiliki dua
nama yakni satu nama Ibrani (Sya'ul, yang kemudian ditransliterasikan menjadi Saulus) dan satu lagi
nama Yunani atau Romawi (Paulus). Penggunaan kedua nama ini sebagai pembeda antara Saulus yang
belum 'bertobat' (bergerak di kalangan Yahudi) dan Paulus yang sudah 'bertobat' (bermisi di kalangan
bukan Yahudi) merupakan strategi literer dari pengarang Kisah Para Rasul. Paulus tumbuh besar dalam
lingkungan helenis dan juga memelihara secara sungguh tradisi Yahudi yang mengalir dalam dirinya.
Ia merupakan orang yang terpelajar dan pintar dalam retorika. Bagi Paulus, titik balik yang mengubah
seluruh hidupnya adalah pengalaman akan Kristus yang bangkit di dekat Damsyik. Perjumpaannya
dengan Tuhan (kyrios) itulah yang menjadi motivasi dasar dari panggilan hidupnya sebagai seorang
rasul (Gal. 1:16).

Akhir riwayat

Datangnya Paulus ke Yerusalem (th.58) memicu kemarahan orang-orang Kristen Yahudi. Mereka
berusaha membunuh Paulus, namun untunglah ia diamankan oleh pasukan Romawi dan dipenjarakan
oleh Antonius Feliks, prokurator Yudea, selama dua tahun (Kis. 23:23-33). Tahun 60, Paulus
mengajukan permohonan naik banding ke Kaisar agar ia diadili di Roma (Kis. 25:11) dan ia pun tiba di
Roma tahun 61. Selama 2 tahun, ia menjadi tahanan rumah dan menurut tafsiran tradisional, pada
periode ini, ia menulis surat Paulus kepada Filemon, Kolose, dan Efesus. Sementara itu, Surat-Surat
Pastoral (Titus, 1-2 Timotius) diperkirakan ditulis setelah ia dibebaskan dari tahanan rumah. Tahun
kematian Paulus tidak begitu jelas. Eusebius memberi kesaksian bahwa Paulus ditahan untuk kedua
kalinya di Roma dan kemudian menjadi martir pada masa kaisar Nero, yakni sekitar tahun 67.

Anda mungkin juga menyukai