Anda di halaman 1dari 8

SIMON ORANG ZELOT

Simon, salah seorang dari 12 murid Yesus, disebut orang Zelot dalam Luk 6:15 dan Kis 1:13,
Mat 10:4 dan Mrk 3:18 dalam TBI juga memakai sebutan ‘orang Zelot’, yang aslinya adalah
‘orang Kana’, asal katanya berasal dari bahasa Aram dan artinya adalah orang Zelot.

Partai Zelot, yang menurut Yosefus adalah ‘filsafat keempat’ di tengah-tengah orang Yahudi
didirikan oleh Yudas orang Galilea yang memimpin pemberontakan melawan Roma tahun 6
M. Orang Zelot keras menentang penyerahan upeti oleh Israel kepada kaisar kafir, dengan
alasan hal itu dianggap pengkhianatan terhadap Allah Raja Israel yang sebenarnya. Mereka
disebut orang Zelot karena mereka fanatik meneladani Matatias, anak-anaknya dan
pengikutnya, yang menunjukkan zelos (semangat besar) untuk Allah melawan Anthiokhus IV
(1 Makabe 2:24-27). Juga meneladani Pinehas, yang menunjukkan semangat besar pada suatu
masa kemurtadan (Bil 25:11; Mzm 106:30 dab). Kendati pemberontakan tahun 6 M dibasmi,
orang-orang Zelot tetap mempertahankan semangat zelotisme mereka hingga 60 tahun
kemudian.

Adanya seorang Zelot di antara murid Yesus, menarik perhatian. Mungkin dia bukan anggota
partai politik itu, tapi beroleh sebutan demikian dari Yesus atau dari teman-teman sesama
rasul karena semangatnya.

Kerabat Yudas orang Galilea itu tetap memimpin orang-orang Zelot. Salah seorang anaknya,
Menahem, berusaha memimpin pemberontakan anti-Roma pada tahun 66 Masehi.

Orang-orang Zelot sangat aktif selama perang ini, dan Masada, kubu pertahanan mereka yang
terakhir, baru menyerah pada tahun 73 Masehi.

Orang-orang Yahudi nasionalis, yang tetap dirasuki semangat perang yang sama, pada tahun-
tahun pertengahan abad 1 mempersenjatai diri mereka dengan belati tersembunyi. Dengan
kilat dan di luar dugaan mereka akan menghabisi orang yang dianggap musuh

Mengetahui
Pastor Paroki

P. Yohanis Naihati, SVD


BUKIT ZAITUN

Bukit Zaitun adalah rangkaian dari 4 puncak bukit mini. Puncak tertinggi 830 m, dari mana
dapat memandang ke bawah ke Yerusalem dan Bait Allah bagian sudut timur melalui
lembah Kidron dan kolam Siloam. Yesus mengenal bukit itu sebagai hutan lebat penuh
ditumbuhi pohon Zaitun, dan justru namanya disebut demikian. Tapi bukit itu telah gundul
bersih pada zaman Titus.

Seluruh kawasan bukit itu aman, maka tak dapat disangsikan bahwa Yesus sering ke sana.
Tapi tempat-tempat khusus, yang dicirikan oleh gereja-gereja yang dibangun di lereng-lereng
bukit itu, masih dipertanyakan. Seandainya, sesudah baptisan, Yesus menengadah dari tepian
Yordan yang dibawah permukaan laut, Dia akan melihat puncak Bukit Zaitun di ketinggian
kr 1.200 m di atas, yang menurut tradisi, adalah tempat di mana peristiwa ‘kenaikan’ terjadi.
Memang Palestina adalah negeri mini dengan sosok memanjang.

Rujukan Perjanjian Lama, pada Bukit Zaitun dalam 2 Sam 15:30; Neh 8:16; Yeh 11:23
hanyalah dalam artian geografis. Sedang I Raj 11:7 dan 2 Raj 23:13 dalam artian keterlibatan
Salomo pada keberhalaan dan pembangunan bukit pengorbanan bagi Kamos dan Molokh.
Mungkin karena itulah maka satu dari puncak zaitun disebut Bukit Penghinaan. Pada masa
datang, yakni masa eskatologis, Kristus akan membelah dua bukit itu saat kaki-Nya berjejak
di atasnya (Za 14:4).

Dekat Gereja Segala Bangsa, di kaki Bukit Zaitun, terdapat beberapa pohon zaitun tua yang
mengesankan. Memang tidak dibuktikan tapi diduga pohon-pohon itu dari zaman Yesus dan
itulah taman Getsemani. Kendati tidak tidak dapat dipastikan, tidak jauh dari situ adalah
tempat di mana Yesus bergumul dalam doa, mengalami kengerian sehingga ‘peluh-Nya
menjadi titik-titik darah yang bertetesan ke tanah’.

Pada pertengahan jalan ke bukit berdiri gereja “Dominus Flevit’. Tapi kenapa Yesus
menangis di sana. Menjawabnya dengan mengatakan bahwa Yesus mendekati Yerusalem
melalui Betania, menyusuri punggung selatan Bukit Zaitun, dan Dia menangis begitu kota itu
nampak pada-Nya. Satu Gereja yang dibangun sesudah ‘kenaikan’ di pertapakan kawasan
Bukit Zaitun, diberi bermahkotakan puncak bukit dari mana Yesus dianggap terangkat naik
ke sorga. Gereja yang dibangun menggantikan Gereja itu, demikian juga gereja-gereja
pengganti berikutnya, tetap bermahkotakan puncak bukit yang sama. Dan jejak kaki dianggap
adalah bekas jejak kaki Yesus, dirawat dengan teliti dalam rangka penggenapan Za 14:4. Tapi
Injil Luk menyukai daerah Betania sebagai tempat kenaikan.

Mengetahui
Pastor Paroki

P. Yohanis Naihati, SVD


YUSUF ANAK YAKUB

a. Latar belakang
Yusuf adalah putra ke-11 dari Yakub, atau anak pertamanya dari Rahel (Kej 30:24;
35:24), dan anak yang paling dikasihi Yakub (Kej 37:3; bnd 33:2,7). Cerita tentang
Yusuf adalah cerita paling hidup dan menarik dalam Perjanjian Lama. Dia anak yang
dimanjakan, terjual menjadi budak orang Mesir akibat kecemburuan kakak-kakaknya;
dari terhukum sebagai korban fitnah, ia naik menduduki jabatan tertinggi
pemerintahan. Dengan rencana yang bijaksana ia dapat mengatasi bala kelaparan, dan
dengan demikian menyelamatkan negeri Mesir, Kanaan dan keluarga bapaknya dari
bahaya mati kelaparan. Kemudian menyusul perdamaian dengan kakak-adiknya. Lalu
mereka bersama bapaknya tinggal di padang rumput Gosyen di sebelah timur laut
Delta Nil. Sesudah memakamkan bapaknya, Yakub, di tanah Kanaan, ia berpesan
supaya tulang-tulangnya juga kelak di bawa ke Kanaan. Pesannya itu dilaksanakan
sewaktu orang Israel berangkat dari Mesir menuju Tanah Perjanjian.
b. Tarikh
Tarikh yang paling mungkin untuk Yusuf ialah zaman para firaun ini adalah penguasa
bangsa Sem yang masuk ke Mesir dari tanah Kanaan. Tapi mereka dengan cermat
mengikuti adat-istiadat orang Mesir. Mula-mula mereka mengambil alih
pemerintahan Mesir yang birokratis, lalu secara bertahap menempatkan orang-orang
Sem yang sud.
c. Jubah maha indah serba warna
Bahwa Yusuf adalah anak yang paling dikasihi Yakub, nyata dari pemberian Yakub
kepada Yusuf berupa ‘satu jubah’ yang ‘maha indah’ (Kej 37:7), Ibrani k’tonet
passim. Arti ungkapan ini bisa ‘beraneka warna atau ‘bertangan panjang’. Arti
‘beraneka warna’, passim dapat dibandingkan dengan kata Asyur paspasu, artinya
‘burung yang berwarna menyala’, dan dengan kata Arab fasafisa,artinya ‘suatu
gambaran yang indah di lantai atau dinding yang tersusun dari banyak potongan
kecil’.
d. Yusuf dijual ke Mesir
Alkitab menuturkan bahwa Yusuf disuruh Ayahnya menjumpai kakak-kakaknya yang
menggembalakan kambing domba mereka. Kakak-kakaknya mula-mula bermaksud
membunuh Yusuf. Tapi akhirnya mereka memasukkan dia ke dalam sumur yang
kosong atas usul Ruben, yang kata hatinya keberatan membunuh adiknya itu, dan
berharap dapat melepaskannya secara diam-diam. Saat mereka duduk makan, nampak
datang kafilah pedagang Ismael dari Gilead. Segera mereka putuskan untuk
menyelesaikan soal Yusuf dengan menjualnya sebagai budak. Lalu mereka menjual
Yusuf kepada pedagang paling depan yaitu ‘saudagar-saudagar Midian’ (Kej 37:28).

Mengetahui
Pastor Paroki

P. Yohanis Naihati, SVD


YUDAS ISKARIOT
I. Nama dan asalnya
Dalam daftar nama 12 Murid, yang Yesus pamggil ‘untuk menyertai Dia’, yang
terdapat dalam Injil Sinoptik (Mrk 3:14), nama Yudas selalu yang terakhir
disebut, dan biasanya disertai keterangan dengan kesan buruk (ump ‘yang
mengkhianati Dia’, Mrk 3:19; Mat 10:4; ‘yang kemudian menjadi pengkhianat’,
Luk 6:16; bnd Yoh 18:2, 5). Dia dapat dibandingkan dengan Yerobeam I dalam
Perjanjian Lama, yang dengan jijik disebut sebagai ‘yang mengakibatkan orang
Israel berdosa’ (2 Raj 10:29 dll). ‘Kata ‘Iskariot’ ditambahkan pada namanya
dalam naskah-naskah Sinoptik dan dalam Yoh 12:4. Tapi dalam ayat Yoh lainnya
bermacam-macam bentuk nama itu. Nama Simon disebut sebagai ayah Yudas
(Yoh 6:71; 13:2, 26), dan Iskariot selanjutnya diterangkan dengan tambahan apo
Karuotou (dalam beberapa bacaan tertentu dari 6:71; 12:4; 13:2; 26, 14:22).
Fakta-fakta tambahan karya Yohanes ini mengukuhkan asal kata ‘Iskariot’ dari
kata Ibrani ‘isy q’riyot, artinya ‘orang Keriot’. Keriot terletak di Moab menurut
Yeremia 48:24, 41; Am 2:2. Tapi ada 1 kemungkinan tempat lain, yaitu ‘keriot-
Hezron (Yos 15:25), (Yos 15:25), yang letaknya 18 km sebelah selatan Hebron.
Informasi geografis tentang ‘Iskariot’ ini lebih baik daripada informasi yang
didasarkan pada pelacakan kata itu sampai sikarios, melalui suatu kata yang di-
Aram-kan, yaitu isqariya’a, ‘pembunuh (bnd Kis 21:38).
II. Karier
Dalam kelompok Rasul, Yudas adalah Bendahara (Yoh 13:29), terutama, menurut
dugaan, ia ‘menggelapkan’ uang yang dipercayakan kepadanya. Mengenai arti
ini, yang akar kata kerjanya bastazo (‘mengambil’, 12:6) seperti tertera dalam
papirus. Bagian akhir cerita Injil menjadi buram karena pengkhianatan satu orang
dari 12 murid, seperti berulang-ulang tindakan Maria meminyaki kaki Yesus
dengan minyak yang sangat mahal (Yoh 12:3-5). Sajian Yohanes ini menelanjangi
ketamakan Yudas, yang tidak melihat unsur kristiani dalam perbuatan itu yang
justru dipuji oleh Yesus (Mrk 14:6). Yudas hanya melihat sesuatu yang
menambah dana rasul-rasul, dan dengan demikian menambah isi kantongnya
sendiri. Bahkan kepalsuan hatinya dipoles lagi dengan mengatakan bahwa uang
itu dapat diberikan untuk membantu orang miskin. Jadi sifat tamak ini ditambah
lagi dengan sifat penipuan. Segera sesudah peristiwa Betania Yudas menghadap
imam-imam kepala untuk mengkhianati Tuhan Yesus (Mat 26:14-16; Mrk 14:10-
11; Luk 22:3-6). Injil Mrk menyajikan fakta pengkhianatan itu, dan menambahkan
bahwa imam-imam berjanji akan memberikan uang kepadanya.

Mengetahui
Pastor Paroki

P. Yohanis Naihati, SVD


YUDAISME
I. Definisi
Yudaisme adalah agama Yahudi yang bertentangan dengan agama Perjanjian
Lama. Penelitian menyeluruh mengenai pokok ini haruslah dimulai pada
panggilan Abraham, namun praktisnya Yudaisme harus dianggap mulai pada
pembuangan di Babel. Tapi kurun waktu hingga tahun 70 M istilah ini dipakai
hanyalah untuk unsur-unsur baik yang berupa modifikasi maupun perluasan
konsep-konsep Perjanjian Lama. Dalam karya penulis-penulis Jerman berulang
kali muncul ungkapan menyesatkan ‘Yudaisme yang kemudian’, yang dipakai
untuk agama Yahudi pada zaman Tuhan Yesus. Ungkapan ini didasarkan pada
teori yang mengatakan bahwa naskah P (mengenai imamat) dan sejarah dalam
heksateuk, berasal dari zaman pembuangan atau sesudahnya, dan itulah yang
dianggap benar awal Yudaisme. Adalah lebih baik menganggap Yudaisme
mencapai kedewasaannya sesudah keruntuhan Bait Suci tahun 70 M, dan
memakai istilah ‘Agama Antar Perjanjian’ untuk kurun waktu antara Ezra dan
Tuhan Yesus, kecuali jika yang dibicarakan adalah gejala-gejala yang muncul
sesudah keruntuhan Bait Suci. Atau alasan utama untuk ini ialah, kendati agama
Kristen paling awal tidak menolak atau tidak mengabaikan seluruh perkembangan
sejarah dalam keempat abad pasca Yudaisme, yaitu sikapnya terhadap
hukumTaurat dan penafsirannya, yang memisahkan Yudaisme dari agama Kristen
dan Perjanjian Lama. Yudaisme mencapai puncak pekembangannya sekitar tahun
500 M, agak bersamaan dengan agama Katolik. Kedua-duanya sejak saat itu terus
bertumbuh dan berbenah diri.
II. Timbulnya Yudaisme
Yudaisme tak terelakkan akibat reformasi raja Yosia, yang mencapai puncaknya
tahun 621 sM. Ketentuan bahwa korban yang sah hanyalah yang dipersembahkan
di Bait Suci Yerusalem, mendampakkan arti bahwa hidup keagamaan banyak
orang makin jauh dari tempat kudus dan sepi korban sembelihan. Kecenderungan
demikian makin diperkuat oleh Pembuangan ke Babel. Penelitian modern
mengisyaratkan bahwa pukulan akibat tertimpa hukuman dari Allah, adalah terlalu
membingungkan bagi suatu ibadah resmi tanpa korban sembelihan, untuk
dikembangkan di Pembuangan. Masa Pembuangan adalah kurun waktu
menantikan pemulihan. Dan penolakan untuk kembali ke Palestina pada tahun 538
sM oleh mayoritas Yahudi, mengharuskan adanya perubahan dalam hidup
keagamaan mereka, jika mereka ingin tetap hidup sebagai Yahudi.

Mengetahui
Pastor Paroki

P. Yohanis Naihati, SVD


SURAT-SURAT YOHANES

I. Latar belakang dan keadaan I Yohanes


I Yoh disebut Surat, dalam arti yang sebenarnya (berbeda dari 2 dan 3 Yoh), dan
lebih merupakan traktat yang dialamatkan kepada keadaan khusus.
Surat ini timbul guna menampik kegiatan guru-guru penyesat yang telah
mengundurkan diri dari jemaat (atau jemaat-jemaat), dan yang berusaha
menggoda orang-orang percaya (2:18 dab, 26). Kepada merekalah surat ini
dialamatkan oleh Yohanes. Mereka membentuk kelompok tersendiri dari
pengetahuan orang Kristen biasa (bnd 2:20, 27;2 Yoh 9), dan mereka tidak
mengasihi masyarakat Kristen biasa itu (bnd 4:20).
Mereka perintis dari bidat yang kemudian hari dikenal dengan nama ‘Gnostik’
(Yunani, gnosis artinya ‘pengetahuan’) dan menyatakan bahwa mereka
mempunyai ilmu khusus tentang Allah dan teologi (*GNOSTIK). Berdasarkan
ajaran baru mereka agaknya mereka menyangkal bahwa Yesus adalah Mesias atau
Kristus (2:22), Anak Allah (4:15; 5:5, 10) yang telah ada sejak semula (1:1), yang
sudah datang dalam rupa manusia (4:2; 2 Yoh 7) untuk menyediakan keselamatan
bagi manusia (4:9 dab, 14). Tapi bentuk bidat ini yang setepatnya tidaklah kita
ketahui dengan pasti. Umumnya dianggap ada persamaan pandangan ini dengan
pandangan Kerintus di Asia Kecil pada akhir abad I, kendati tidak seluruhnya
sama dengan apa yang kita tahu mengenai ajaran ini. Menurut Kerintus, Yesus
adalah orang baik yang di dalam-Nya tinggal Kristus sorgawi sejak ia dibaptiskan
sampai menjelang detik-detik penyaliban-Nya.
Pandangan ini dibantah dalam 5:6 dan berbagai ayat lisan, di mana ditekankan
(2:22; 5:1) kepercayaan bahwa Yesus senantiasa adalah (dan bukan hanya dulu)
Kristus Anak Allah. Ajaran mereka boleh jadi erat hubungannay dengan ajaran
gnostik, yang pada umumnya membedakan roh dari benda dan yang menganggap
inkarnasi nyata Kristus tak mungkin, jadi hanya semua saja (seperti dalam ajaran
Doketisme) atau sementara saja (seperti dalam ajaran Kerintus).
Guru-guru palsu ini selanjutnya menyatakan bahwa mereka ‘tidak berdosa’ (1:8,
10), dan nampaknya mereka tidak membutuhkan kelepasan melalui kematian
Yesus Kristus. Padahal nyatanya secara moral mereka acuh tak acuh, mengikuti
pola hidup duniawi (bnd 2:15), menyangkal perintah-perintah Kristus (2:4), dan
seenaknya melakukan apa saja yang menyenangkan hati mereka. Mereka tidak
menyadari bahwa dosa mencakup masalah moral, mis melangar hukum Allah
(3:4, 7 dab), dan karena itulah mereka menganggap diri mereka tanpa doa kendati
mereka bergelimang keakuan dan tanpa belas kasihan.

Mengetahui
Pastor Paroki

P. Yohanis Naihati, SVD


RIWAYAT HIDUP YESUS KRISTUS

a. Kelahiran-Nya yang supra-natural


Para penulis Injil beroleh kesempatan luar biasa untuk menyelidiki kebenaran tentang
kelahiran Yesus. Lepas dari kenyataan bahwa Maria, ibu Yesus, diserahkan ke dalam
pengasuhan kepada murid yang paling akrab kepada Yesus (bnd Yoh 19:26-27),
baiklah diingat bahwa Yakobus, saudara Yesus, beberapa tahun menjadi salah seorang
pemimpin jemaat Yerusalem. Sesudah kebangkitan dan kenaikan Yesus, Maria dan
anak-anaknya tidak lagi meragukan ke-Tuhan-nan Yesus. Mereka hidup dalam
persekutuan yang akrab dengan sesama mereka seiman di Jemaat Yerusalem (bnd Kis
1:14). Ketika Lukas menyertai Paulus ke Yerusalem tahun 56 atau 57 M, salah
seorang yang dia kunjungi ialah Yakobus, saudara Yesus (Kis 21:17-18). Waktu itu –
sesuai pendahuluan Injilnya-Lukas sudah memberi perhatian besar pada fakta-fakta
yang berkaitan dengan Tuhan Yesus. Apakah Lukas bertemu dengan Maria tidaklah
diberitakan, tapi pasti kesempatan terbuka lebar baginya untuk memperoleh informasi
mengenai kelahiran Tuhan Yesus, teristimewa informasi khusus yanh hanya Maria
kita, dan satu-satunya nara sumber yang otoritatif. Justru sudut pandang dan
pengalaman pribadi Maria-lah yang mewarnai dan mendasari laporan Lukas tentang
kesupraalamian Yesus dikandung dan dilahirkan (Luk 1:26-56; 2:1-51). Pada pihak
lain Matius menyusun laporannya berdasarkan sudut pandang dan pengalaman pribadi
Yusuf. Tapi kedua Injil itu bulat-bulat sepakat bahwa keberadaan dan kelahiran
‘jasadi’ Yesus dalam kandungan Maria tidaklah berasal dari atau oleh bapak
manusiawi, melainkan oleh kuasa Roh Kudus dan lahir sebagai Anak dan Firman itu
addalah Allah...Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapak, penuh kasih karunia dan kebenaran’ (Yoh 1:1-14).
b. Masa bayi, kanak-kanak dan berjenjang dewasa
Luk 2:40, 52 melaporkan jelas perkembangan hidup Yesus dari masa kanak-kanak
sampai berjenjang dewasa berjalan seperti biasa tapi sempurna. Setiap segi kehidupan
ideal manusia sempurna seperti yang dikehendaki Allah terwujud nyata dalam hidup
Yesus. Kendati Dia hidup di tengah-tengah keluarga sederhana bersama Maria, Yusuf
dan beberapa adik-Nya lelaki dan perempuan, hidup-Nya seluruhnya selaras dengan
kehendak Allah (Luk 2:52). Dan sejak usia anak-anak (Luk 2:49) nampaknya ia
sudah mempelajari Kitab-Kitab Perjanjian Lama secara mendalam. Dankendati
mungkin Yusus meninggal pada usia yang masih segar, sehingga Yesus bekerja keras
sebagai tukang kayu untuk memenuhi kebutuhan keluarga-Nya (Mat 13:55-56), Ia
menyediakan cukup waktu memahami Kitab Suci dan berdoa.
Mengetahui
Pastor Paroki

P. Yohanis Naihati, SVD

Anda mungkin juga menyukai