Anda di halaman 1dari 18

Musa [haag]

Musa.
(Secara etimologis nama itu masih dipertentangkan. Barangkali berasal dari bahasa Mesir msy = melahirkan.
Bdk.: Thutmosis, Ramses dll.). Satu-satunya sumber informasi soal ~M adalah Alkitab, tetapi laporanlaporannya juga tidak memberikan gambaran yang satu.
1. (1) Di --> Mesir. Kehadiran orang-orang Semit di dalam kerajaan-baru di Mesir mempunyai bukti-bukti
sejarah yang benar. Kebanyakan dari mereka adalah para tawanan perang yang dipekerjakan pada karya
pertambangan dan bangunan. Sebaliknya mereka juga muncul sebagai pejabat pemerintah dan tentara.
Nampaknya ~M sudah ditentukan menjadi penulis Mesir (bdk.: Kis 7:22). Menurut tradisi (terutama Kel
2:10 - Yos 24:5) ~M dilahirkan di Mesir dari orang-tua Ibr. Pendidikan ala Mesir yang diperolehnya
nampak tidak merusak ikatan-ikatan dengan bangsanya. Sudah hampir dapat dipastikan, bahwa adatistiadat yang diwariskan dan Allah Abraham itu diketahuinya di Mesir. Suatu titik perubahan di dalam
hidupnya terjadi pada pengungsiannya ke tempat bangsa Midian (dari suku Kusy). Di situ ditemukannya
kembali tradisi nenek-moyang yang tetap dan tidak berubah oleh pengaruh-pengaruh Mesir (bdk.: Kel
4:24-26). Alkitab menghubungkan saat pengungsian ini dengan pewahyuan akan nama Yahwe. Peristiwa
yang menentukan di dalam perkembangan religius ~M, yang oleh tradisi Alkitab ditaruhkan pada
pertemuannya dengan Tuhan pada gunung-suci (Kel 13:1-22).
2. (2) Keluaran dari Mesir dan pengembaraan di padang gurun. Boleh jadi ~M pulang kembali ke Mesir
pada saat pergantian mahkota. Dari "Firaun yang baru" (tentang "Firaun pemeras" --> Keluaran) ia
tuntut ijin untuk diperbolehkan pergi bersama bangsanya ke padang gurun sejauh tiga hari perjalanan,
untuk mempersembahkan kurban (perayaan musim semi bangsa pengembara; --> Paska). Kejadiankejadian pada saat keluaran membuat bangsa Isr. melihat perlindungan Allah secara nyata dan membuat
mereka memperingati hari kurban musim semi itu menjadi hari-hari kenangan atas pembebasan mereka
dari Mesir. ~M bukan seorang panglima perang dalam perjalanan di padang gurun. Ia adalah seorang
pendoa dan pembuat mukjijat (Kel 15:22-23). Yang paling menonjol di antara tempat-tempat kediaman
mereka di padang gurun, terutama adalah Sinai dan Kadesy. Gurun --> Sinai (di dalam Ul dan di dalam
tradisi E adalah Horeb) ditandai oleh kehadiran Yahwe, yang mewahyukan Diri di situ dalam cara Dewa
Petir bangsa Semit (Kel 19:1-25). Di dalam perwahyuan itulah Yahwe membuat perjanjian dengan
bangsa Isr. ~M memaklumkan --> Hukum Yahwe (--> Dekalog) kepada mereka dan menulisnya untuk
mereka. --> Kadesy (1) adalah tempat, di mana ~M bertindak sebagai hakim di dalam perselisihan
antara keluarga dan suku. Dari tempat itu mereka mencoba memasuki Kanaan lewat daerah selatan.
Sebelum ~M meninggal, nampaknya ia masih sibuk mengorganisir suku-suku dan menurut sebuah
sumber tradisi yang tetap, maka ~M meninggal di --> Nebo (1) (Ul 32:49). (--> Berkat Musa).
3. (3) Bagi Yudaisme, ~M memegang peran paling utama di dalam sejarah keselamatan PL, meskipun ia
jarang disebut-sebut lagi di dalam Kitab-kitab para nabi maupun di dalam Mazm. Berbagai legenda
mengitari pribadinya. Ia dimulyakan sebagai penghubung wahyu dan sebagai guru terbesar milik Isr. Ia
dimasukkan ke dalam eskatologi dan menjadi pra-lambang Mesias. Pembebasan dari Mesir dipandang
sebagai perlambang pendahuluan penyelamatan oleh Mesias. (4) Di dalam PB dapat dinyatakan, bahwa
~M itu pertama adalah abdi Allah, penghubung hukum dan nabi, yang menubuatkan Kristus. Kritik yang
dilakukan Yesus pada ~M merupakan sesuatu yang baru. ~M dipandang sebagai pembuat --> Pentateukh

dan tulisan-tulisan apokrif "Wahyu ~M" dan "pengangkatan ~M" (Kedua-duanya berasal dari abad
pertama sesudah Mas.).
Musa [tokoh]
Musa
Orang Lewi; lahir (Kel 2:1-4).
Saudara Harun (Kel 6:20; 1Taw 6:3).
Dimasukkan ke dalam peti padan; ditemukan dan diangkat oleh puteri Firaun (Kel 2:5-10).
Membunuh seorang Mesir dan lari ke tanah Midian (Kel 2:11-15).
Kawin dengan Zipora; dapat anak Gersom (Kel 2:16-22).
Dipanggil Tuhan untuk melepaskan Israel (Kel 3:1-4:17).
Kembali ke Mesir (Kel 4:18-31).
Menghadap Firaun (dalam Kel 5:1-11:10).
Sepuluh wabah (dalam Kel 7:1-11:10).
Paskah dan Keluaran (dalam Kel 12:1-13:22).
Memimpin umat Israel menyeberang Laut Teberau (dalam Kel 14:1-31).
Nyanian pelepasan (Kel 15:1-21).
Air keluar dari batu (Kel 17:1-7).
Tangan diangkat untuk mengalahkan orang Amalek (Kel 17:8-16).
Mengangkat hakim-hakim (dalam Kel 18:1-27; Ul 1:9-18).
Menerima hukum Taurat di Sinai (dalam Kel 19:1-23:33; 25:1-31:18; Yoh 1:17).
Marah karena anak lembu emas (dalam Kel 32:1-35; Ul 9:1-29).
Berbicara dengan Tuhan; melihat kemuliaan Tuhan (dalam Kel 33:1-34:35).
Mendirikan Kemah Suci (Kel 35:4-40:33).
Harun dan imam-imam ditabhiskan (dalam Im 8:1-9:24).
Menghitung umat Israel (dalam Bil 13:1-33).
Miryam dan Harun memberontak (dalam Bil 12:1-16).
Mengutus 12 pengintai masuk Kanaan (Bil 13:1-20).
Memberitahukan tentang 40 tahun mengembara karena tidak masuki negeri perjanjian (dalam Bil 14:1-45).
Pemberontakan Korah (dalam Bil 16:1-50).
Tidak diperkenankan memasuki tanah Kanaan (Bil 20:1-13; Ul 1:37).
Mengangkat tiang ular tedung untuk kesembuhan (Bil 21:4-9; Yoh 3:14).
Pesan dan nasihat terakhir (dalam Ul 1:1-33:29).
Diganti oleh Yosua (dalam Bil 27:12-23; Ul 34:1-12).
Mati dan dikuburkan di tanah Moab (Ul 34:5-12).
"Hukum Musa" (1Raj 2:3; Ezr 3:2; Mr 12:36; Luk 24:44).
"Kitab Musa" (2Taw 25:12; Neh 13:1).
"Nyanyian Musa" (Kel 15:1-21; Wahy 15:3).
"Doa Musa" (dalam Mazm 90:1-17).
MUSA [biotokoh pl]
Arti nama
Ayah
Ibu

: ORANG YANG DIAMBIL DARI AIR


: Amram - Keluaran 6:20
: Yokhebed - Keluaran 6:20

Istri
: Rehuellah Ziporo - Keluaran 2:21
Anak laki- :
Gerson dan Eliezer - Keluaran 18:2-4
laki
Saudara laki- :
Harun - Keluaran 6:20
laki
Saudara
:
Miryam - Keluaran 26:59
perempuan
Disebut
:
Keluaran 2:10
pertama
Namanya
:
804 kali
disebut
Kitab yang : 31 buku : Keluaran, Bilangan, Imamat, Ulangan, Yosua, Hakim-hakim, 1 Samuel, 1 Raja-raja, 2
menyebut
Raja-raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, Mazmur, Yesaya, Yeremia, Daniel, Mikha,
Maleakhi, Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, 2
Timotius, Ibrani, Yudas dan Wahyu.
Pekerjaan
: Pengantara, Pemberi Humum, Nabi, Pemimpin Bangsa - Ulangan 34:10-12
Tempat
:
Mesir - Keluaran 1:15, 2:2
kelahiran
Tempat
:
Gunung Nebo - Ulangan 34:1-5
kematian
Terakhir
:
Wahyu 15:3
disebut
Umur
: 120 tahun - Ulangan 34:7
Fakta
: IA PENGANTARA YANG MENYAMPAIKAN HUKUM TAURAT DAN PENULIS
penting
PENTATEVEH (LIMA KITAB TAURAT) (KELUARAN 17:14, 24:5-7, BILANGAN
33:2,ULANGAN 31:9, YOSUA 23:6, LUKAS 24:27, 44 Dan YEHEZKIEL 1:17, 5:46).
MUSA [browning]
Pemimpin orang Israel. Dalam arti tertentu dapat dibandingkan dengan legenda-legenda bangsa-bangsa lain,
cerita Musa itu dimulai (Kel. 2) dengan disembunyikannya si bayi Musa itu untuk menghindari suatu
pembunuhan besar-besaran, tetapi dengan tak terduga diselamatkan oleh putri *Firaun, dan atas permintaannya
diasuh oleh seorang pengasuh Ibrani, yang ternyata adalah ibu kandungnya. Dengan demikian, Musa dibesarkan
di lingkungan kerajaan Mesir. Dalam lanjutan ceritanya Musa, sehabis masa kanak-kanaknya, ia bertengkar
dengan sesama orang Israel dan lari meninggalkan Mesir. Lalu Musa hidup di *Midian, menikah di sana dan
dalam peristiwa 'semak yang menyala' (Kel. 3:1-6) Musa menerima panggilan menjadi pemimpin bangsanya.
Musa dilengkapi dengan persenjataan ampuh melawan Firaun, raja Mesir, yang bertanggung jawab atas
direndahkannya orang Israel menjadi budak-budak. Musa memiliki karunia mengerjakan *mukjizat. Dan
saudaranya *Harun, membantunya sebagai juru bicaranya (Kel. 4:14). Kemampuan pertamanya ialah
mendatangkan tulah-tulah yang terus meningkat atas orang Mesir yang bandel, yang akhirnya memuncak pada
kematian semua *anak sulung orang Mesir (Kel. 12:13), dan yang memaksa Firaun membebaskan orang Israel
yang diperbudaknya. Orang Israel lalu keluar ke gurun di bawah pimpinan Musa. Di sana Musa membelah laut
(Kel. 14:21-15:21); menjernihkan air (Kel. 15:22-25) dan dengan mengangkat tangannya, menjamin suatu
kemenangan orang Israel atas bangsa *Amalek (Kel. 17:11-12). Musa adalah perantara umat dengan Allah dan
*nabi Allah terhadap umat-Nya. Musa memberikan *Taurat dan ia sendiri bertindak sebagai hakim dan juru
pengadil (Kel. 18). Dengan demikian, Musa memberi kepada bangsanya suatu identitas nasional dan ia nyaris
mengantar bangsanya masuk ke *tanah yang dijanjikan (*Kanaan) pada saat ia mendaki Gunung *Nebo di

*Moab dan mati di situ. Kebenaran sejarah Musa banyak diperdebatkan oleh para ahli PL. Pada umumnya
diterima adanya tiga sumber cerita yang ditandai dengan simbol huruf *Y, *E dan *P Y dan E lebih tua dan
dianggap mengandung sejarah yang dapat dipercaya. Tetapi, tidak ada pengesahan tentang adanya Musa dari
pihak ilmu purbakala atau dari naskah-naskah tua Timur Tengah. Kita hanya dihadapkan pada pandangan dari
bukti-bukti dalam *Pentateukh itu sendiri, yang mengandung berbagai ketidakpastian dan keraguan. Kalaupun
sekarang hampir tidak ada orang yang man mempertahankan pandangan bahwa Musa sendiri menuliskan
kelima kitab Pentateukh itu, tetapi pasti, ada yang beranggapan bahwa kepemimpinan Musa itu terlalu berakar
dalam ingatan bersama bangsa Israel untuk dinyatakan sebagai sekadar khayalan saleh belaka. Dalam PB Musa
disebut sebagai pemberi hukum Taurat (Mrk. 7:10; Rm. 9:15; 2Kor. 3:13), kemudian juga sebagai seorang yang
*imannya kepada Allah menjadi teladan bagi Gereja (Ibr. 3:2; 11:24), sebagai nabi dari *Mesias (Kis. 3:22).
Dalam Injil Matius Yesus digambarkan sebagai Musa Kedua, yang memberitakan Taurat yang baru (Mat. 5-7).
Pada saat Yesus *dimuliakan di gunung, dikatakan bahwa Musa hadir dan dengan demikian mengesahkan
pernyataan suara dari surga bahwa Yesus adalah *Anak yang dikasihi Allah untuk didengarkan (Mrk. 9:7).
MUSA [ensiklopedia]
Pemimpin ulung, pemberi hukum, perantaraan siapa Allah membawa orang Israel keluar dari Mesir. Ia
membina mereka menjadi suatu umat untuk mengabdi kepada Allah, dan membawa mereka sampai ke
perbatasan negeri yg dijanjikan Allah kepada nenek moyang mereka.
I. Nama
Kel 2:10 mencatat dan menamainya Mosyeh, sebab katanya, 'Karena aku telah menariknya (mesyitihu) dari air'.
Jika pembicara adalah putri Firaun -- justru banyak ahli menerima itu -- maka nama Mosyeh berasal dari bh
Mesir, dan -- sangat mungkin artinya ialah 'anak' atau 'yg dilahirkan'. Tapi, orang 'yg menamainya' dapat
ditafsirkan adalah ibu kandung Musa yg juga inang pengasuhnya, 'yg sudah menamainya...' (demikian W. J
Martin). Kel 2:10 jelas menghubungkan nama Mosyeh dengan hal diambil atau ditariknya dia dari air (masya,
mengambil atau menarik dari air). Nama sindiran ini tentu wajar bagi orang Israel tapi tidak bagi orang Mesir;
dan kenyataan ini memperkokoh pandangan bahwa ibu Musa sendirilah yg lebih dulu menamainya Musa
daripada putri Firaun.
Mosyeh seperti adanya di sini adalah partisipium aktif. Artinya, 'seorang yg menarik (sesuatu) dari...', dan
mungkin merupakan ungkapan singkat (elipsis) untuk suatu kalimat panjang. Pada abad 14-13 sM kata Mesir
ms, artinya 'anak' (dan bentuk tata bh yg sehubungan dgn itu dlm nama-nama seperti Ramose, 'Re sudah lahir')
diucapkan seperti mase, dan sama sekali tidak ada alasan filologi atau alasan lain bagi ibu angkat Musa supaya
jangan membaurkan kata Semit masyi atau Mosyeh dengan nama biasa Mase, Mosyeh, dalam bahasanya
sendiri. Jadi nama Musa bisa saja berasal dari bh Semit yg dibaurkan dengan bh Mesir, waktu berada di Mesir.
Tapi pandangan kebanyakan ahli ialah, putri Firaun menyebut dia Mosyeh, yg artinya 'anak' (atau -- walaupun
kurang cocok -- nama yg mengandung nama allah dlm -mose), yg dalam bh Ibrani menjadi Mosyeh. Tapi
pandangan ini tidak dapat secara wajar menerangkan kata sindiran Semit itu; padahal tidak ada alasan obyektif
untuk mengatakannya tidak benar atau tidak bersejarah, sebab hal ini biasa di Mesir dan di tempat-tempat lain
(termasuk PL) lama sebelum Musa. Lagipula, pandangan seperti itu menghadapi kesukaran-kesukaran fonetika
dalam hal s bh Mesir yg kelihatannya menjadi sy dalam Mosyeh, tapi sebagai s dalam Ra'amses dan Pinehas,
dalam Ibrani, seperti sudah dijelaskan oleh A. H Gardiner (JAGS, 56, 1936, hlm 192-194); dan ini merupakan
masalah yg sama sekali tak diselesaikan oleh LG Griffiths, (JNES, 12, 1953, hlm 225-231), walaupun
tulisannya termasuk yg terbaik mengenai pandangan ini.
II. Hidup Musa dan latar belakangnya
a. Bapak leluhurnya

Musa dari suku Lewi, puak Kehat dan kaum atau keluarga Amram (Kel 6:16 dab). Bahwa dia keturunan yg
agak jauh, bukan anak langsung, dari Amram dan Yokhebed teracu dalam hal orang tuanya tidak disebut pada
catatan terperinci mengenai masa kanak-kanaknya (Kel 2). Hal ini hampir pasti berdasarkan kenyataan, bahwa
Amram dengan ketiga adiknya mempunyai banyak keturunan dalam satu tahun sesudah Keluaran (Bil 3:27-28);
*KRONOLOGI PL, IIIb tentang keterangan-keterangan yg lebih lanjut.
b. Musa dibesarkan di Mesir
Untuk menyelamatkan putranya yg baru lahir dari maklumat Firaun -- yg memerintahkan untuk membunuh
semua bayi laki-laki Ibrani -- sang ibu memasukkan bayinya -- Musa -- ke dalam satu peti pandan, yg
dipakalnya dengan gala-gala dan ter. Peti itu disembunyikan di tengah-tengah teberau di tepian sungai, dan
disuruh dijagai oleh putrinya, yaitu Miryam. Tidak lama kemudian datang putri Firaun dan dayang-dayangnya
hendak mandi di sungai. Putri Firaun melihat anak itu, kasihan dan mengambilnya.
Dengan hati-hati Miryam muncul dan mengusulkan untuk mencari inang penyusu bagi bayi itu (yg sebenarnya
adalah ibu bayi itu), dan dengan demikian selamatlah jiwa Musa. Sesudah disapih, Musa diserahkan kepada
'ibu' angkatnya, yaitu Putri Mesir itu (Kel 2:1-10). Mengenai pertumbuhan Musa berjenjang dewasa di istana
Mesir, tidak disajikan keterangan terperinci. Tapi seorang anak seperti Musa di istana pada zaman Kerajaan
Mesir Baru, pasti mendapat pendidikan dasar yg hakiki dalam 'segala hikmat orang Mesir', demikian Stefanus
(Kis 7:22).
Pengetahuan modern mengenai Mesir Kuno memberikan latar belakang yg lengkap bagi kehidupan Musa di
Mesir. Para Firaun dari zaman Kerajaan Mesir Baru (kr thn 1550-1070 sM) membangun puri dan harim (tempat
selir-selir) tidak hanya di ibukota yg besar seperti Tebes, Memfis dan Pi-Ramese (Ra'amses), tapi juga di
daerah-daerah Mesir lainnya, terutama di wilayah-wilayah peristirahatan. Salah satu yg bertahan lama ialah
harim di Fayum, yg pada waktu itu berupa daerah rawa-rawa, sangat disukai oleh para Firaun untuk menangkap
ikan dan menembak burung. Dokumen-dokumen papirus menjelaskan, bahwa harim bukanlah penjara tempat
berpangku tangan bagi penghuninya waktu Firaun alpa; para 'nyonya' dari petinggi kerajaan mengawasi
kegiatan 'industri rumah', pemintalan dan pertenunan yg dilakukan oleh para pelayan (Gardiner, JNES, 12,
1953, hlm 145-149, khususnya hlm 149). 'Nyonya-nyonya terhormat' bisa saja berada di suatu harim, seperti
Maa-Hor-neferu-Re, yaitu ratu bangsa Het yg kawin dengan Rameses II, yg disebut dalam risalah-risalah
Fayum (Gardiner, buku tsb).
Tapi penghuni utama harim biasanya ialah selir-selir dan para perempuan 'kegemaran' Firaun, dari golongan
rendah lagi totok, dan 'putri Firaun' yg menjadi ibu angkat Musa mungkin adalah 'anak' dari salah seorang selir
ini, jadi bukan anak dari salah seorang permaisuri utama dan bukan berdarah asli keturunan raja sebagai pewaris
kerajaan, yg lukisannya lebih mulia dalam risalah-risalah yg tersedia ketimbang saudara-saudaranya yg
perempuan. Tapi hiburan menangkap ikan dan menembak burung bersama harim dalam perburuan ini tidak
hanya di Fayum. Suatu dokumen paling dini memasukkannya dalam daftarnya sebagai lapangan-lapangan
olahraga yg baik, beberapa tempat di wilayah Delta Timur (R. A Caminos, Literary Fragments in the Hieratic
Script, 1956, hlm 19-20); Sht-D' (Lapangan Zoan, Avaris, dll) dekat Gosyen. Harim yg baik tentulah ada di
sekitar tempat itu (bnd kesimpulan H Kees, Ancient Egypt: A Cultural Topography, 1961, hlm 201, dlm
hubungan yg lain), dan salah satu dari tempat-tempat seperti itu pasti menjadi tempat tinggal Musa dahulu di
Mesir.
Pada zaman itu dan sebelumnya anak-anak dari selir-selir penghuni harim, dididik oleh pengawas harim ('guru
dari anak-anak raja', F. L. I Griffith dan RE Newberry, El Bersheh, 2, 1894, hlm 40). Bila tiba waktunya, bagi
anak-anak raja ditugaskan seorang pengajar, biasanya petinggi istana atau pensiunan perwira militer, yg dekat
kepada raja (H Brunner, Altagyptische Erziehung, 1957, hlm 32-33). Pasti Musa diperlakukan demikian.
Kurikulum pendidikan Mesir meliputi membaca dan menulis tulisan hieroglif dan tulisan kudus (*TULIS
MENULIS), menyalin naskah-naskah (khususnya sastra kuno), kaidah menulis surat dan tata administrasi.

Anak-anak Firaun juga dilatih memanah dan keterampilan jasmani lainnya. Tentang pendidikan di Mesir,
telitilah karya Brunner yg tsb di atas. Anak-anak Firaun mendapat bermacam-macam pekerjaan: di angkatan
bersenjata, mengawasi proyek-proyek raksasa, melaksanakan jabatan imam besar di kuil-kuil utama propinsi (H
Kees, Das Priestertum Em Agyptischen Staat, 1953, hlm 66-67, 93-96), atau bahkan sebagai pengurus tanah
milik istana atau milik kuil (Gardiner, JEA, 5, 1918, hlm 133:J).
Lagipula, sebagai keturunan Sem yg tinggal di Mesir, tak mungkin Musa menghadapi kesukaran dalam
mempelajari dan menggunakan ke-20 huruf (atau lebih) abjad linear Kanaan (bukan berupa gambar seperti
hieroglif), mengingat ia tentu sudah lebih dahulu menjalani pendidikan dalam jurusan yg jauh lebih ketat, yakni
mempelajari tumpukan huruf dan kelompok tanda-tanda dari tulisan Mesir (walaupun hal ini hanya menuntut
latihan, bukan kejeniusan, untuk mempelajarinya). Kenyataan bahwa tempat tinggal Musa adalah Mesir, bukan
Palestina, tidak menjadi penghalang baginya untuk menguasai tulisan linear yg begitu sederhana. Tulisan ukiran
'asli Sinai' bertarikh awal abad 15 sM pasti hanya merupakan peringatan khusus, catatan kerja dan tulisan
singkat pada batu-batu nisan (untuk persembahan) oleh orang-orang Sem yg ditawan di Delta Timur Mesir (atau
pendudukan-pendudukan di Memfis), yg dipekerjakan di tambang-tambang batu pirus (bnd W. F Albright,
BASOR, 110, 1948, hlm 12-13, 22), dan menggambarkan pemakaian bebas tulisan itu oleh orang Sem di bawah
pemerintahan Mesir, hampir dua abad sebelum Musa. Keterangan yg lebih jelas tentang pemakaian tulisan
linear oleh bangsa Sem di Mesir terdapat pada satu tembikar, yg ditemukan di Lembah Ratu di Tebes, kr 560 km
sebelah selatan Palestina, Sinai, atau Delta (J Leibovitch. Annales du Service des Antiguites de l 'Egypte, 40,
1940, hlm 119, gbr 26, dan gbr 16, 19:50). Satu-satunya kata yg masih lengkap terpelihara, dan dapat dibaca
dengan agak mullah ialah: 'mht, artinya 'pelayan Perempuan' (Albright, BASOR 110, 1948, hlm 12, no. 33).
Jika buruh biasa (atau mandor-mandor mereka) di tempat-tempat pemakaman di Tebes dan juga di tambangtambang Sinai, tidak mendapat kesulitan memakai tulisan ini untuk mendaftarkan kegiatan biasa dan peringatan
keagamaan, maka tidak benar dan tidak realistis menganggap bahwa seorang calon pemimpin suatu bangsa yg
sedang bertumbuh, apalagi yg dididik dalam disiplin orang Mesir terhadap karya tulis akan mengalami
kesulitan. Teori demikian, yg dijadikan alasan menduga bahwa Pentateukh tidak mungkin ditulis pada zaman
Musa, jelas bertentangan dengan bukti gamblang dari Asia Barat Kuno. Dan jika ada orang yg membatasi
pemakaian aksara itu hanya di kalangan 'ahli-ahli khusus' saja, hal itu sangat menggelikan (demikian E Nielsen,
Oral Tradition, 1954, hIm 24 dst, mengikuti H. S Nyberg, dgn menggunakan data-data Asia Barat secara amat
salah).
c. Orang-orang asing di istana Mesir
Orang Sem dan orang Asia lainnya terdapat pada setiap lapisan masyarakat Mesir zaman Kerajaan Baru.
Disamping ribuan tahanan yg dibawa dari Kanaan untuk menjadi budak (bnd ANET, hlm 246b, 247b), ada para
pengrajin bangsa asing, orang-orang Siria yg berdinas sebagai tentara Mesir (ump ANEP, gbr 157), pemudapemuda Asia sebagai pesuruh, juru kipas, dll (Caminos, Late-Egyptian Miscellanies, 1954, hlm 117, 200-201).
Orang Sem di Mesir bisa mencapai kedudukan sampai tingkat tertinggi dalam piramida social. Mereka menjadi
pesuruh kilat antara Mesir dan Siria (ANET, hlm 258b), kusir kereta perang, yg mempunyai pelayan sendiri (J
Cerny, TEA, 23, 1937, hlm 186) dan pedagang. Putri dari seorang kapten laut Siria, Ben-`Anat, bisa kawin
dengan anak raja (W Spiegelberg, Recueil de Travaux, 16, 1894, hlm 64).
Tapi yg paling beruntung, beberapa yg mencapai kedudukan berpengaruh dan tanggung jawab tinggi dalam
negara dan pemerintahan Mesir. Seorang di antaranya ialah arsitek Bunaia (kr thn 1440 sM), anak Ariteni, orang
Hori. Dia berulang-ulang menyebut dirinya hrd-n-k'p, 'anak (istana) harim', yaitu yg dibesarkan di istana.
Kemudian pelayan kepada Hekaresyu dan Heka-er-neheh, orang asing yg memakai nama Mesir, menjadi guru
bagi anak-anak raja (W Heck, Zur Verwaltung des Mittleren and Neuen Reichs, 1958, hlm 273). Pada zaman
Surat-surat Amarna (kr thn 1360 sM), Yanhamu, orang Sem, menjadi gubernur propinsi Kanaan wilayah
kerajaan Mesir (Helck, Mitteilungen der Deutschen Orient-Gesellschaft, no. 92, 1960, hlm 7 dan catatan 38),

dan Dudu atau Tutu dalam surat-surat ini (sebenarnya Menteri Luar Negeri) mungkin adalah juga orang Sem.
Pada zaman raja-raja Ramesida orang Asia lebih terhormat lagi. Seorang dari juru minuman kepercayaan Raja
Merenpetah adalah orang Siria, bernama Ben-'Ozen dari Tsur-Basan ('Gunung Batu Basan'), yg menemani
menteri mengawasi pekerjaan di kuburan Firaun di Lembah Raja (JEA, 34, 1948, hlm 74). Lalu, pada akhir
Dinasti XIX. seorang Siria untuk kurun waktu singkat mengambil alih kekuasaan di Mesir: sangat mungkin
dialah Menteri Bay yg sangat berkuasa (Cerny dlm Gardiner, JEA, 44, 1958, hlm 21-22). Informasi lebih lanjut
mengenai orang-orang Sem yg berkedudukan tinggi pada zaman Kerajaan Mesir Baru, silahkan membaca
*MESIR: Sejarahnya pada pemerintahan Dinasti XIX.
Pada zaman Kerajaan Mesir Baru, dewa-dewa Kanaan dan dewa-dewa Asia disembah juga di Mesir (Baal,
Resyef. Astarot, Anat, dst; bnd ANET, hlm 249-250); demikian juga tak terkira kata-kata pinjaman, dan pokokpokok sastra Kanaan banyak beredar, dipinjam atau dibaurkan dengan tema-tema Mesir (W. F Albright,
Archaeology and the Religion of Israel, 1953, hlm 197-198 (pemerkosaan Anat): T. H Gaster, BO, 9, 1952, hlm
82-85, 232; dan G Posener, Melanges Isidore Levy, 1955, hlm 461-478 (Ketamakan Laut); dan acuan kepada
cerita Kazardi (ANET, hlm 477b). Beberapa pegawai Mesir bangga karena bisa berbicara bh Kanaan dan
mengetahui geografisnya (ANET, hlm 477b)). dan belum disebut lagi mereka yg harus mempelajari tulisan
paku Babel demi tujuan-tujuan diplomatik (bnd Albright. Vocalization of the Egyptian Syllabic orthography,
1934, hlm 13, catatan 50, dan JEA, 23, 1937, hlm 191, 196-202).
Gambaran di ataslah yg melatarbelakangi awal kehidupan Musa. Gambaran itu tidak dapat dijadikan bukti, juga
tidak dengan sendirinya memastikan bahwa tokoh Musa yg diceritakan dalam Alkitab mendapat pendidikan,
sastra dan administrasi Mesir. Tapi acuan-acuan berikut memaksa kita mempertimbangkan dua hal. Pertama,
dibesarkan dan pelatihan orang-orang asing, khususnya orang-orang Sem, di harim dan di istana, dan penugasan
mereka melakukan tugas-tugas terpercaya (ump menjadi guru keluarga kerajaan) atau memangkujabatan penuh
tanggungjawab yg besar (ump gubernur propinsi terbesar) menunjukkan bahwa perihal Musa dibesarkan di
istana kerajaan seperti diceritakan dalam Kel 2:10a, 11, bukanlah sesuatu yg luar biasa, karena memang
merupakan ciri khas Kerajaan Mesir Baru. Kedua, menerima bahwa Kel 2:10a, 11 adalah benar, yakni bahwa
Musa dibesarkan di istana (hal yg lumrah dan khas di Mesir), maka harus diterima bahwa Musa diwajibkan
mengikuti pendidikan intelektual seperti dikemukakan di atas meliputi tulisan, sastra dan tata administrasi
Mesir. 'Tapi disamping itu ia bebas memakai bahasa ibunya dan tulisan aksara bangsa Sem barat laut, sambil
menghirup iklim sosial di mana cara-cara, ungkapan-ungkapan dan sastra 'Asia' menjadi mode.
d. Musa di Midian dan di Sinai
Musa sangat prihatin dengan nasib saudara-saudaranya sebangsa yg kerja paksa (bnd Kis 7:24). Ia membunuh
seorang mandor Mesir yg dia lihat memukuli seorang Ibrani (Kel 2:11-12). Tindakannya itu sampai kepada
Firaun. Karena itu Musa lari ke arah timur menyeberangi perbatasan menuju Midian demi keselamatannya (Kel
2:15 dab). Lari menyeberangi perbatasan timur adalah pilihan yg ditempuh Sinuhe 600 thn sebelumnya (ANET,
hlm 19) demikian juga hamba-hamba yg lari sesudahnya pada abad 13 sM (ANET, hlm 259b). Di sana Musa
menolong gadis-gadis gembala putri dari seorang Midian, imam, bernama Rehuel atau Yitro. Musa memberi
minum kambing domba mereka. Kemudian Musa kawin dengan seorang gadis gembala itu, yakni Zipora, yg
melahirkan baginya seorang putra, Gersom (Kel 2:16-22). Sementara Musa menggembalakan domba-domba
Yitro -- yg memberikan kepadanya pengetahuan tentang daerah Sinai dan Midian, yg di kemudian hari tak
ternilai harganya baginya -- Firaun silih berganti naik takhta. 'Tapi orang Israel terus diharuskan kerja paksa.
Allah telah mempersiapkan bentara-Nya, yg telah terlatih dalam keterampilan Mesir, dan sekarang jiwanya
sudah ditempa selama bertahun-tahun hidup dalam keangkeran padang gurun sunyi (Kis 7:29-30). Melalui
mujizat semak duri yg bernyala-nyala tapi tidak habis dilalap api, Allah memanggilnya, yaitu Allah dari nenek
moyangnya Abraham, Ishak dan Yakub (Kel 3:6), bukan Allah dari keluarganya orang Midian atau Keni,
kecuali dalam arti bahwa mereka juga keturunan Abraham (bnd Kej 25:1-6) sehingga mungkin masih

memelihara kebaktian kepada Allah Abraham. Sesudah tertunda sejenak, Musa mematuhi panggilannya (Kel 34). Nampaknya Musa alga menyunatkan salah seorang anaknya, mungkin karena pengaruh Zipora. 'Tapi
kemudian, untuk menghindari Musa mati dibunuh oleh suruhan Allah, Zipora menyunat anaknya itu, dan
menyebut suaminya 'pengantin darah' (Kel 4:24-26) sebab sunat bersifat mengikat bagi Musa dan bangsanya
(tapi barangkali tidak bagi bangsa Zipora?). Agaknya dari tempat ini Musa melanjutkan perjalanannya
sendirian, karena di kemudian hari Zipora kembali kepada Musa dari asuhan Yitro (Kel 18:1-6).
e. Menjelang Keluaran
Setelah berjumpa dengan kakaknya, Harun, juga dengan tua-tua Israel (Kel 4:27-31), Musa dan Harun
menghadap Firaun. Dalam Nama Allah Israel, mereka memohon supaya Firaun membebaskan orang Israel
untuk beribadat kepada Yahweh di padang gurun. Tapi dengan keji Firaun menghina Allah, sebagai satu lagi ilah
bangsa Sem yg belum dikenal -- sebab sudah demikian banyaknya hari besar agamawi yg untuk merayakannya
orang Israel tidak bekerja. Jadi bagi Firaun permohonan ini hanyalah dalih untuk tidak bekerja (Kel 5:8, 17).
Maka untuk membuat mereka kapok bermalas-malasan', Firaun memerintahkan mulai dari saat itu orang Israel
harus mencari sendiri jerami untuk membuat batu bata dengan jumlah yg tetap sama (Kel 5:7-14). Gagal
memenuhi kuota yg ditentukan, maka mandor Israel bersangkutan diganjar cambukan oleh pemberi tugas, dan
nampaknya keadaan umat Israel menjadi lebih parah dari sebelumnya. Peristiwa-peristiwa ini jelas dicatat
dalam monumen-monumen dan naskah-naskah Mesir.
Bahwa Musa bisa menghadap Firaun, bukanlah hal luar biasa, apalagi bile Firaun zaman Keluaran itu ialah
Rameses II. P Montet (L'Egypte et la Bible, 1959, hlm 71) tepat sekali menunjuk kepada Papirus Anastasi III,
yg menerangkan bagaimana 'orang-orang muda (Pi-Ramesse) pahlawan Kemenangan-kemenangan Akbar...
berdiri di muka pintu-pintu mereka... waktu Wosermaetre`-Setepenre datang (yaitu Rameses II)... tiap orang
turut mengucapkan permohonannya' (artinya, kepada raja); bnd ANET, hlm 471 b. Mengenai pembuatan batu
bata oleh orang Israel dengan menggunakan jerami, dan mengenai pemberi tugas (pengawas, orang Mesir)
beserta tongkatnya saat mengawasi pekerja-pekerja orang Sem, Libia dan pekerja-pekerja lain membuat batu
beta, *BATA. Pengorganisasian pekerja dalam kelompok-kelompok kerja yg dipimpin oleh seorang mandor yg
bertanggung jawab kepada pemberi tugas adalah asli dan lumrah.
Mengenai bolos kerja, tembikar-tembikar Mesir (*PAPIRUS DAN TEMBIKAR) memuat catatan kerja,
mencakup catatan harian yg bolos, nama-nama yg bolos dan alasan-alasannya. Sebuah tembikar mencatat
bahwa pembuat makam raja istirahat 30 hari dari satu kurun waktu kerja yg lamanya 48 hari. Suatu daftar bolos
mencatat beberapa pekerja yg 'membawa korban persembahan kepada allahnya' (A Erman, Life in Ancient
Egypt, 1894, hlm 1, 124-125), dan catatan pendek wsf, 'berpangku tangan', tidaklah jarang dalam catatancatatan harian seperti itu. Bahwa orang Ibrani hendak pergi tiga hari perjalanan ke padang gurun untuk
beribadat dan tidak menimbulkan pertentangan agama dengan pihak Mesir (Kel 8:26-27; 10:9, 25-26) sekali
lagi sungguh-sungguh cocok dengan keadaan, seperti diterangkan oleh Montet, dengan keterangan tentang
binatang-binatang suci, terutama pendewaan lembu jantan di propinsi-propinsi Delta di Mesir (*LEMBU,
ANAK LEMBU EMAS).
Sesudah Firaun menolak, hati Musa diteguhkan oleh Allah. Allah telah memberikan janji-Nya kepada nenek
moyang mereka, dan akan menggenapinya kepada keturunannya, yakni membawa mereka keluar dari Mesir ke
Palestina (Kel 6:2-9). Perlu kita perhatikan bahwa Kel 6:3 tidak menyangkal pengetahuan akan nama YHWH
pada nenek moyang mereka, walaupun mungkin disangkal pengertian yg sungguh akan makna Nama itu:
mengenai hal ini lih W. J Martin, Stylistic Criteria and the Analysis of the Pentateuch, 1955, hlm 16-19, dan J. A
Motyer, The Revelation of the Divine Name, 1959, hlm 11-17. Karya Allah menyelamatkan umat-Nya akan
dilakukan melalui hukuman-hukuman berat atas tanah Mesir, rajanya, allah-allahnya dan bangsanya. Mengenai
tulah yg berturut-turut, yg membuktikan kekuasaan Allah Israel dalam hukuman-Nya atas Firaun, dan memaksa
raja itu membiarkan Israel pergi (Kel 7:14-12:26), *TULAH-TULAH MESIR. Pada malam tulah terakhir, yaitu

pembunuhan anak sulung, keluarga-keluarga Israel harus memotong seekor domba yg tak bercacat, dan
menandai ambang atas dan tiang pintu rumah mereka dengan darah domba itu, sehingga Allah tidak
memusnahkan juga anak sulung mereka: 'korban Paskah bagi YHWH' (Kel 12:27). B Couroyer (RB 62, 1955,
hlm 481-496) mengemukakan bahwa bh Ibrani psh diturunkan dari kata Mesir p(')-sh, artinya 'pukulan,
hantaman' (yaitu dari pihak Allah). Tapi arti ini tidak cocok dengan semua bukti Ibrani, maka masih tetap
diragukan.
f. Dari Sukot sampai ke Sinai
Mengenai hari Keluaran *KRONOLOGI PL, juga J. J Bimson, Redating the Exodus and Conquest, 1978;
tentang perjalanan dari Ramses dan Sukot, yaitu keluar dari Mesir, *KEMAH, PERKEMAHAN DI TEPI
LAUT; *PITOM; tentang perjalanan di Sinai, *ISRAEL, PENGEMBARAAN ISRAEL. Tatkala Israel
berkemah dekat yam suf, 'laut teberau', Firaun dan tentaranya menyangka orang Israel sudah terperangkap oleh
kendala-kendala alami, maka ia memimpin pasukan kereta perang andalannya untuk menyergap mereka (Kel
14:1-9). Mengenai bilangan 600 kereta (Kel 14:7), bnd bilangan 730 dan 1.092 (yaitu 60 + 1.032) kereta perang
Siria yg ditawan dalam dua pertempuran di Kanaan oleh Amenofis II (ANET, hlm 246-247); mengenai peranan
kereta perang dalam tentara Mesir, bnd R. O Faulkner, JEA 39, 1953, hlm 43. Tapi Allah membelah air laut
terbagi dua, memimpin umat-Nya kepada keselamatan, kemudian menumpahkan air itu menenggelamkan
tentara Mesir. Lalu Musa dan seluruh umat Israel menyanyikan kemenangan yg diberikan Allah (Kel 15),
dipimpin oleh Miryam dan kaum perempuan. Dalam tiga bulan berikutnya Israel belajar hidup dari manna (Kel
16), mengalahkan orang Amalek (Kel 17), berjumpa kembali dengan Yitro, yg mengembalikan Zipora kepada
Musa, dan sampai di Sinai (Kel 19:1). Mengenai perjalanan hingga sejauh itu dan sesudah meninggalkan Sinai,
dan mengenai bilangan-bilangan bangsa Israel, bnd *ISRAEL, PENGEMBARAAN ISRAEL.
Umat Israel berkemah di kaki G Sinai, dan Musa naik ke puncak gunung menemui Allah dan menerima syaratsyarat perjanjian (yaitu 'Sepuluh Hukum' yg tertulis dlm Kel 20), yg menjadi asas peranan Israel di kemudian
hari sebagai umat Allah (dan Dia menjadi Raja Agung mereka), dan demikian juga sejumlah peraturan yg
berkaitan dengan penerapan Sepuluh Hukum itu dalam hidup sehari-hari (Kel 21-23). Kemudian diadakan
upacara dan pesta khidmat untuk memeteraikan perjanjian Allah dengan umat-Nya (Kel 24). Sesudah itu
kembalilah Musa ke puncak gunung itu dan tinggal di sana selama 40 hari 40 malam (Kel 24:12-18) untuk
menerima (kedua) loh batu tempat Sepuluh Hukum dituliskan, yaitu bukti Israel memiliki perjanjian itu. Dan
Allah menyuruh Musa mengumpulkan bahan-bahan dari umat Israel untuk membuat suatu tempat suci yg dapat
dibawa-bawa, yaitu Kemah Suci, alat-alatnya, dan tabut perjanjian, semua menurut pola yg digambarkan Allah
kepadanya (Kel 25-31).
Sesudah umat itu jatuh menyembah berhala anak lembu emas, dan pemulihan perjanjian yg begitu segera
dilanggar, maka. sambil mengukuhkan kembali hukum-hukum terkait (Kel 32:1-35:3) dibuatlah Kemah Suci,
tabut perjanjian dan semua peralatannya, dan ditahbiskan untuk dipakai dalam ibadah kepada Allah (Kel 35:440:33). Perincian ibadah itu diuraikan dalam Kitab Im. Seni teknik yg dipedomani membuat Kemah Suci yg
dapat dibawa-bawa itu (kerangkanya yg terdiri dari batang-batang kayu dan papan-papan dibaut, dilapisi dgn
emas, mudah dibongkar pasang, dan ditutupi dgn tenda-tenda), menyingkapkan pendidikan Musa di Mesir,
seberapa jauh teknik pertukangan seperti itu sudah dipraktikkan di sana untuk membuat barang-barang yg dapat
diangkut (alat-alat untuk upacara keagamaan ataupun yg lain), lebih 1.000 thn sebelum zaman Musa (bnd
Kitchen, Tyndale House Bulletin, 5/6, 1960, hlm 7-13). Namun demikian sifat representatif dan didaktik
persembahan-persembahan yg dipersembahkan di Kemah Suci sangat bertentangan dengan upacara-upacara
Mesir. Korban-korban persembahan Israel menggunakan bahasa gambar untuk menunjukkan betapa
menjijikkan dosa di hadapan Allah, dan betapa perlunya pendamaian untuk menghapuskannya. Korban-korban
persembahan itu bukanlah melulu tindakan gaib berupa suatu kegiatan harian untuk pengadaan pangan supaya
sang ilah dapat hidup subur, seperti tersirat dalam upacara-upacara Mesir.

Di Sinai diadakan sensus, ditentukan cara Israel berkemah dan tertib berjalan. Kepada orang Lewi dipercayakan
aturan pemeliharaan Kemah Suci dengan segala isinya (Bil 1-4), antara lain pada malam keberangkatan dari
Sinai (Bil 5:1-10:10). Tempat suku-suku Israel diatur mengelilingi Kemah Suci menurut panji-panji mereka
dalam bentuk persegi empat yg di tengah-tengahnya kosong, dan hal ini bisa menjadi pertanda bahwa Allah
menggunakan pendidikan Musa di Mesir (bnd Kitchen, buku tsb, hlm 11). Nafiri perak yg panjang dan yg
gunanya menghimpun umat Israel untuk urusan sipil, militer dan agama (Bil 10:1-10), adalah sama dengan
nafiri yg digunakan oleh orang Mesir pada zaman itu untuk maksud yg sama (bnd Hickmann, La Trompette
dans l'Egypte Ancienne, 1946, terutama hlm 46-50); nafiri perak ditemukan dalam kuburan Tutankhamun (kr
thn 1350 sM). Keenam kereta lembu untuk pengangkutan Kemah Suci memang adalah angkutan utama zaman
itu. Kereta-kereta lembu biasa dipakai dalam pertempuran di Siria oleh para Firaun, sejak Tutmosis III (kr thn
1470 sM) dan seterusnya (ANET, hlm 240a, 'kereta perang'), ump oleh Rameses II, kr thn 1270 sM, di Kadesy
(C Kuentz, La Bataille de Qadech, 1928/1934, gbr 39, kini pusat). Bnd kereta-kereta Musa yg ditarik oleh (dua)
lembu di Sinai, dengan sepuluh kereta (bh Mesir, 'grt dari bh Ibrani 'glt, Bil 7:3, 6-7), yg masing-masing ditarik
oleh 6 pasang lembu, yg mengangkut persediaan untuk 8.000 orang penggali batu yg dikerahkan oleh raja
Remeses IV (kr thn 1160 sM) di lembah Nil dan mengangkutnya ke gurun pasir Wadi Hamamat antara S Nil
dan Laut Merah, yg keadaannya mirip sekali dengan Sinai (ARE 4, 467).
g. Dari G Sinai ke S Yordan
Tahun kedua sesudah keluar dari Mesir (Bil 10:11), Israel meninggalkan Sinai dan sampai di Kadesy-Barnes di
daerah Paran, tidak jauh dari tanah yg dijanjikan, Kanaan. Pada waktu itu Miryam dan Harun mengkritik Musa
karena menikah dengan perempuan Kusy (Bil 12:1, *KUSY, PEREMPUAN KUSY). Dari daerah Kadesy tentu
Israel lebih suka terus memasuki Kanaan, maka Musa mengutus penyelidik ke Kanaan. Negeri itu baik sekali,
tapi penduduknya sangat kuat (Bil 13:17-33). Mendengar berita ini, umat Israel yg tak setia memberontak
terhadap Musa dan Harun, memutuskan kembali ke Mesir, dan mereka pasti telah melempari kedua
pemimpinnya itu dengan batu seandainya Allah tidak campur tangan. Di tengah-tengah semua kemelut itu
dengan kelapangan hati yg luhur, Musa masih memohonkan pengasihan bagi Israel di hadapan Allah, kiranya
Allah melindungi Israel demi nama-Nya yg kudus, bukan membinasakan mereka dengan hukuman (Bil 14:519). Karena doa syafaat Musa ini, Yahweh mengganti hukuman kemusnahan dengan mengharuskan Israel
mengembara selama 40 thn di padang gurun, sampai seluruh umat dewasa yg memberontak itu mati dan diganti
oleh generasi baru (Bil 14:20-35).
Mudah sekali terlupakan, bahwa sebelum peristiwa tragis ini, orang Israel setelah meninggalkan Mesir -- via
Sinai -- berharap tidak berapa tahun kemudian akan dapat langsung memasuki tanah yg dijanjikan; mengembara
selama 40 thn di padang gurun adalah murni hukuman yg diperingan (Bil 14:12,20-30), bukan merupakan
bagian dari rencana 'awal dan yg terbaik' bagi Israel seperti telah direncanakan Allah. Hal ini akan teringat bila
membaca hukum-hukum dalam Kel 22-23, berkaitan dengan pertanian, kebun anggur, dll. Umat Israel yg
berkumpul di Sinai itu adalah keturunan dari generasi Israel yg sudah tinggal 4 abad di Mesir, di tengah-tengah
lingkungan bangsa penggembala dan petani (bnd Ul 11:10). Baik mereka maupun nenek moyang mereka tidak
pernah hidup sebagai pengembara asli yg menghuni padang gurun (bnd Kej 26:12 dan 37:6-8), dan di Sinai
sangat mungkin mereka menganggap sudah dekat sekali ke Kanaan, dimana hukum pola hidup lama dapat
dipraktikkan dengan segera. Umat Israel tidak harus menduduki dulu tanah Kanaan, sebelum hukum-hukum
seperti itu dapat diberikan, demikian sering diungkapkan oleh ahli kritikus (bnd Kitchen, buku tsb, hlm 13-14).
Masa pengembaraan yg begitu lama dan menyeramkan ditandai dengan kesukaran-kesukaran yg menyusul;
pemberontakan ganda yg dilakukan Korah terhadap peranan Musa dan Harun dalam jemaat (Bil 16:3),
pemberontakan Datan dan Abiram terhadap kekuasaan sipil Musa dan Harun (Bil 16:13); selanjutnya *ISRAEL,
PENGEMBARAAN ISRAEL. Pemberontakan ganda ini disusuli ancaman pemberontakan umum. Lagi-lagi

Musa dan Harun memohon pengasihan bagi umat itu, kendati banyak yg sudah terbunuh karena tulah, sebagai
hukuman yg ditimpakan Allah (Bil 16:41-50).
Kembali ke Kadesy-Barnes, dimana Miryam meninggal, Musa dan Harun terang-terangan melakukan dosa di
hadapan Allah; Allah menjanjikan air akan keluar dari gunung batu, tapi Musa dan Harun secara menghina
menempatkan dini mereka di tempat Allah, 'Hai orang-orang durhaka, apakah kami (bukan Allah) harus
mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?' (Bil 20:10). Hukuman mereka ialah, mereka berdua tidak boleh
masuk ke tanah yg dijanjikan, dan di kemudian hari Musa merasa hukuman ini sangat berat (Ul 3:24-27).
Orang Edom (Bil 20:14-21; juga orang Moab, bnd Hak 11:17) menolak Israel melewati wilayah mereka,
sehingga Israel harus mengelilingi perbatasan kedua negeri itu. Pada waktu inilah Harun meninggal dan
dikuburkan di G Hor (Bil 20:22-29). Tapi Israel kembali memberontak, dan Allah menghukum mereka dengan
tulah ular tedung. Sekali lagi Musa mensyafaati mereka. Allah menyuruh Musa membuat ular tembaga
menyerupai ular tedung, meletakkannya pada sebatang tiang dan menancapkannya di tanah (Bil 21:4-9). Siapa
dipagut ular memandang kepada ular tembaga itu akan hidup, karena iman kepada Sang Penyembuh itu
(*ULAR; *ULAR TEMBAGA). Begitu melewati daerah Edom dan Moab, umat Israel menghadapi Sihon, raja
orang Amori. Orang Israel mohon izin untuk lewat. Tapi Sihon tidak hanya menolak, bahkan bangkit -- walau
tanpa penentangan pihak Israel -- menyerang Israel. Akhirnya Allah menyerahkan dia dan tanahnya ke tangan
Israel; demikian juga raja Og dari Basan, yg bersifat bermusuhan, mengalami nasib yg sama (Bil 21:21-35).
Akhirnya umat Israel berkemah di dataran Moab dekat Yordan yg berseberangan dengan Yerikho (Bil 22:1;
25:1). Di sini orang Israel bergumul melawan ancaman penyembahan berhala dan percabulan dari bangsa Moab
dan Midian. Sensus kedua dilaksanakan, dan mulailah dipersiapkan pembagian tanah yg dijanjikan. Israel
berperang menghajar dan menghukum orang Midian. Suku Ruben, Gad dan setengah suku Manasye diizinkan
mendiami Transyordan sebagai bagian mereka, dengan syarat supaya mereka menolong saudara-saudaranya di
seberang Yordan sesudah Musa mati.
Kitab Ul menceritakan kata perpisahan Musa kepada umatnya, dengan menekankan kembali memperbaiki dan
memperluas beberapa peraturan yg diberikan Allah di Sinai beberapa tahun sebelumnya. Di atas semuanya
diperbaharui lagi perjanjian Allah dengan Israel, yaitu sumber dari semua peraturan sebagai persyaratan
pertama, dan perjanjian itu disertai janji berkat atau kutuk. Hal itu biasa dan diketahui secara luas pada abad 1413 sM (seperti terlihat dari perjanjian atau persetujuan pada arsip kerajaan Het zaman itu, bnd G. E Mendenhall,
BA 17, 1954, hlm 53-60). Akhirnya Musa bekerja supaya Israel mempunyai hukum perjanjian itu dalam bentuk
tertulis, yg ditempatkan dengan tepat di dalam tabut perjanjian (Ul 31:24), lalu meninggalkan sebuah nyanyian
untuk mengukirkan dalam hati mereka ketaatan kepada hukum itu (Ul 32, terutama Ul 32:44-47), dan
mengucapkan kepada mereka berkat-berkatnya sebelum ia mati (Ul 33). Kemudian ia mendaki G Nebo untuk
menatap negeri yg tidak boleh dimasukinya, dan Yahweh menentukan peristirahatannya yg terakhir di negeri
Moab (Ul 32:48-52; 34:1-8).
III. Tugas Musa
a. Sebagai pemimpin
Sebagai pemimpin umatnya, Musa tidak hanya diperlengkapi secara teknis dengan pertumbuhannya dan
pendidikannya di Mesir (Kis 7:22). Tapi dalam hal yg jauh lebih asasi, ia juga dibina menjadi pemimpin ulung
berkat kesetiaannya mengikuti Allah oleh iman (Ibr 11:23-29; bnd Kis 7:23-37). Orang seperti itulah yg
dibangkitkan Allah untuk memimpin umat-Nya dari perhambaan ke kelepasan. Berulangkali, mulai dari
pembicaraan Musa yg pertama dengan Firaun (Kel 5:19-21) sampai ke peperangan melawan Midian menjelang
kematian Musa (Bil 31:14-16), Israel tidak percaya kepada kuasa penyelamatan Allah dalam segala hal,
melanggar perjanjian-perjanjian, menolak Allah sebagai pemimpin mereka melalui pemberontakan melawan
Musa (kadang-kadang Musa dan Harun) melalui siapa kepemimpinan itu dimanifestasikan (ump Bil 14:4, 10;
16:41-42).

Keluarga Musa sendiri tidak setia, terbukti dari kemurtadan Harun dalam hal anak lembu emas (Kel 32:1 dab;
21), kecemburuan Miryam dan Harun akan kedudukan Musa dan kecaman mereka terhadap perkawinannya (Bil
12:1-2). Betapa luhur kelembutan hati dan panjang sabarnya menghadapi semuanya ini (Bil 12:3); ia terusmenerus mensyafaati Israel yg berdosa itu di hadapan Allah (ump Bil 14:5-9). Yg mengherankan bukanlah,
bahwa Musa pernah berbuat dosa di hadapan umum (walaupun itu sangat menyedihkan, Bil 20:10 dab), tapi
bahwa dia tidak serta-merta putus asa menghadapi bangsa 'yg tegar tengkuk dan pemberontak' itu, dan, sebagai
akibatnya, menganggap tugasnya terlalu berat dan bahwa dalam banyak hal dia tidak gagal. Bahwa dia
mempunyai iman baja kepada Allah yg tak kelihatan (Ibr 11:27b) dan sangat bergiat bekerja bagi Nama Allah
(bnd Bil 14:13 dab), hanya itulah yg dapat menerangkan betapa besarnya apa yg sudah dicapainya (bnd Flp
4:13).
b. Sebagai nabi dan pemberi hukum
Sebagai yg paling unggul menerangkan dan mengajarkan kehendak Allah, perintah-perintah-Nya dan kodratNya dan dengan sifat-sifat yg demikian Musa-lah yg secara khas merupakan teladan dari semua nabi sejati di
kemudian hari, sampai datang Seorang itu, yg bagi-Nya Musa merupakan perintis (Ul 18:18; Kis 3:22) dan yg
tentang Dia semua nabi bersaksi (Kis 10:43). Musa dipanggil oleh Allah (Kel 3:14, 17) bukan hanya untuk
membawa umat Israel keluar dari perbudakan, tapi juga untuk menyatakan kehendak Allah. Dan itulah yg
dilakukannya dalam memberitahukan kelepasan yg akan datang (Kel 4:30-31; 6:8-9), dalam mengumumkan
perintah-perintah Allah kepada Israel pada malam penyelamatan, khususnya mengenai Paskah (Kel 11:1-3;
12:21, 28, 35-36; 13:3 dab; 14:1), dan dalam memberitakan dengan kata dan perbuatan penyelamatan Allah
menyeberangi Laut Merah (Kel 14:13, 21-28). Khas mencolok ialahKel 19:3, 7: Allah berbicara kepada Musa,
dan Musa kepada bangsa itu.
Musa bercakap-cakap lama dengan Allah (Kel 24:18) dan sering (ump Kel 33:7-11), seperti para nabi di
kemudian hari (bnd hidup doa Samuel, 1 Sam 7:5; 8:6; 12:23; 15:11). Kepada Musa diberikan keistimewaan yg
luar biasa, yaitu menyatakan perjanjian Allah melalui mana Israel menaati Yahweh, Allah mereka, Dasa Firman
dan pengenaannya (Kel 20; 21-23; bnd juga Ul 5:2-5). Tepat seperti perjanjian itu dinyatakan dan diulangi (Ul
29:1) melalui Musa, demikianlah di kemudian hari nabi-nabi berulang-ulang menempelak Israel karena
melanggar perjanjian dengan syarat-syaratnya (ump 1 Raj 18:18; 2 Raj 17:15, 35-40; 2 Taw 15:1-2,12;
Yen 6:16, 19; 8:7-8; 11:1-10; Hos 6:7; Am 2:4; Hag 2:5; Mal 2:4 dab), walaupun Yeremia (Yer 31:31-34) bisa
juga memandang ke suatu perjanjian baru.
Istilah 'kode' atau 'kitab undang-undang', yaitu nama yg sering dipakai untuk bagian-bagian Pentateukh yg
berbeda-beda itu sebetulnya kurang tepat: Musa bukanlah melulu mengumumkan semacam kitab undangundang sipil yg dicita-citakan seperti 'kode Napoleon' bagi Israel. Dokumen-dokumen perjanjian di Asia Barat
dari abad 13 sM menunjukkan, bahwa Musa digerakkan oleh Allah untuk mengungkapkan hubungan Israel
dengan Allah dalam bentuk persetujuan atau perjanjian 'suzeranitas' (kekuasaan dan kedaulatan tertinggi pada
Allah). Dalam perjanjian suzeranitas ini raja agung (dim hal ini, Allah segala raja) mengikat bagi diriNya
sendiri suatu bangsa taklukan (di sini, Israel), dan bentuk ini sudah diterapkan secara khas sekali dalam agama
dan kerohanian. Hal ini merupakan rumusan yg dipahami di seluruh dunia pada waktu itu. Perjanjian demikian
berakar pada 'kasih karunia yg lebih dulu' datang dari Raja Agung (di sini, dilepaskannya Israel oleh Allah dari
perhambaan, Kel 20:1) dan menempatkan rakyat-Nya dalam ikatan hutang budi dan berterima kasih; dan hal ini
harus ditunjukkan dalam hidup sehari-hari dengan menaati persyaratan-persyaratan yg mengikat dan peraturanperaturan terperinci, yg dikenakan kepada mereka dan para pemimpinnya oleh Raja Agung itu.
Bagi Israel, persyaratan dasar dari perjanjian itu ialah Dasa Firman, yg pada hakikatnya merupakan hukum
moral, sebagai pengungkapan kehendak Allah. Perincian dari kewajiban-kewajiban perjanjian ini mempunyai
bentuk ketetapan-ketetapan 'sipil', yg berakar pada hukum susila yg tertuang dalam Dasa Firman (yaitu Kel 2123; Ul 12-26, dll), peraturan-peraturan pelaksanaan yg diperbolehkan dan dikuatkan yg berkaitan dengan agama

juga terdapat di situ (ump Kel 25:1 dab; 35:10 dab; Im). Pendeknya, kehidupan Israel dalam setiap bentuknya
harus mencerminkan kebenaran dan kekudusan, yg terpancar dari ketaatan kepada perjanjian itu, atau, dengan
kalimat lain, menggenapi hukum itu. Tapi apakah itu akan tercapai, masih menunggu apa yg disediakan Allah,
bnd Gal 3:23 dab (ay 15-22 juga, terutama ay 21-22).
Karena perjanjian Israel dengan Allah bukanlah mutlak persetujuan kewajiban politik, tapi juga mengatur
kehidupan mereka sehari-hari di hadapan Allah, maka peraturannya pun berlaku sebagai dasar minimum
undang-undang 'sipil' bagi bangsa itu. Sebab dalam bentuk biasa kehidupan masyarakat, sumber-sumber
ekonomi, keadaan geografis, macam-macam kejahatan dll, kehidupan sehari-hari Israel banyak persamaannya
dengan bangsa-bangsa lain yg ada di dunia kuno zaman Alkitab. Karena itu baik Israel maupun tetangganya
sampai batas tertentu, adalah sama-sama memiliki warisan zaman kuno dalam hal hukum dan kebiasaankebiasaan yg berkaitan dengan soal-soal itu. Maka tidaklah mengejutkan menjumpai persamaan-persamaan
mengenai berbagai hal dalam persyaratan-persyaratan Musa dengan hukum Hammurabi (5 abad lebih dini) dan
raja-raja Mesopotamia yg lain, yg masih jauh lebih dini (bnd W. J Martin, DOLT, hlm 28, 36, 37). Adapun
deretan hukum yg panjang, yg dikembangkan oleh beberapa kepala negara mulai dari akhir milenium 3 sM dan
sesudahnya, menghambat kita untuk menentukan saat pemberian hukum Pentateukh sesudah zaman Musa
(yaitu abad 13 sM). Perlu diingat, bahwa Israel yg terkuno agak lambat terhisab dalam sejarah Asia Barat Kuno
yg panjang dan jalin-berjalin yg lamanya beberapa milenium, sehingga tidak ada kesempatan bagi Israel untuk
memulai sejarahnya sendiri dari tahapan yg sungguh-sungguh primitif. Ini terlalu sering dilupakan atau secara
praktis disangkal dalam penelitian PL modern.
Jumlah atau kuantita hukum 'sipil' yg ada dalam Pentateukh sama sekali tidak luar biasa juga bukan
kekecualian, jika dibandingkan dengan kumpulan hukum yg diundangkan di tempat-tempat lain. Dalam Kel 2123 mungkin terdapat kr 40 'pasal', dalam Im 18-20 lebih dari 20 'pasal', dan dalam Ul 12-26 hampir 90 'pasal',
yg panjangnya bervariasi dari satu bab atau setengah bab dalam ukuran pembagian naskah zaman sekarang
sampai kepada hanya satu kalimat pendek; katakanlah kr 150 'pasal' yg ada seluruhnya, dengan
mengesampingkan peraturan-peraturan yg kelihatannya lebih bersifat agama. Jika angka ini dibandingkan
dengan hukum Hammurabi yg 282 pasal, dengan hukum Asyur Zaman Pertengahan yg masih ada 115 pasal
(banyak yg sudah hilang), atau hukum bangsa Het yg 200 pasal, perbandingannya masih lumayan.
c. Sebagai penulis
Pada zaman modern ini penilaian akan peranan Musa sebagai penulis adalah bermacam-macam dalam semua
bentuk pendapat yg pernah dikemukakan. Penilaian itu berada antara dua pendapat yg sangat berbeda, yakni
pendapat yg mengatakan bahwa setiap kata dari Kitab Pentateukh yg ada sekarang berasal dari Musa, atau sama
sekali menolak Musa sebagai penulisnya. Data-data dalam Pentateukh patut dinalar secara sungguh-sungguh
dan tanpa prasangka dalam kaitannya dengan naskah-naskah dari Asia Barat Kuno, dan pertentangan lama
maupun metode kecaman subyektif dapat dilupakan. *PENTATEUKH; *ALKITAB, ILMU SASTRA; dan
*MESIR.
Bahwa nama Musa dihubungkan dengan bagian-bagian tertentu Pentateukh sejak dari awal jelas kelihatan pada
naskah Alkitab sendiri. Jadi, seminim-minimnya, Musa tidak dapat disangkal sebagai penulis dari bagian-bagian
berikut: dokumen ringkas tentang hukuman Allah atas bangsa Amalek (Kel 17:14); 'kitab perjanjian' (Kel 24:48; dgn memperhatikan ay-ay sejajar, 'kitab perjanjian' ini harus mencakup Kel 20 dan 21-23, yaitu perintahperintah dan hukum-hukum yg menyertainya), pemulihan perjanjian (Kel 34:27, yg menunjuk ke 34:10-26);
risalah perjalanan di padang gurun (Bil 33:1-2, yg menunjuk kepada dokumen yg menghasilkan 33:3-40);
bagian terbesar Ul sampai ps 31 (Ul 31:9-13, 24 dab, yg menunjuk kepada pembaharuan perjanjian dan
diperkuatnya hukum-hukumnya, yg mendahului ps 31); dan dua syair (Ul 32, bnd 31:22; dan yg berjudul Mzm
90; ttg ini tidak ada bukti yg obyektif untuk meragukannya). Ay-ay selanjutnya dari PL dan PB yg menunjuk

kepada Musa dalam hubungan ini telah dikumpulkan oleh berbagai ahli, ump oleh E. J Young, An Introduction
to the Old Testament, 1949, hlm 50-51.
Kemampuan menuliskan berita-berita sejarah, mencatat undang-undang, dan membuat syair dalam dini satu
orang bukanlah hal yg ganjil. Suatu contoh dari Mesir tentang kemampuan sejenis pada 7 abad sebelum Musa,
agaknya dimiliki oleh Kheti (atau Akhtoi), anak Duauf penulis pada pemerintahan Amenemhat I (kr thn 19911962 sM); jelas dia ahli pendidik, propagandis politik dan penyair. Ia menulis Satire of the Trades untuk dipakai
di sekolah-sekolah pengarang, dan agaknya dia ditugaskan untuk memberi bagian bentuk sastra kepada
'Teaching of Amenemhat I', sebuah pamflet politik, dan mungkin dialah penulis nyanyian terkenal mengenai S
Nil, yg biasanya disalin oleh para penulis bersama kedua karyanya yg lain (bnd Gardiner, Hieratic Papyri in the
British Museum, Third Series, 1935, 1, hlm 40, 43-44, dan Posener, Litterature et Politique dans l'Egypte de la
XIIe Dynastie, 1956, hlm 4-7, n. 7, 72-73).
Tapi 'yg paling seminim-minimnya' seperti disebutkan di atas, tak ada alasan obyektif kenapa bukan Musa yg
menulis, atau yg menyuruh menuliskan (dlm bentuk imla dari situlah kata ganti diri 3), bagian terbanyak isi
Pentateukh yg ada sekarang, walaupun persis betapa banyak dari situ harus tetap tinggal hanya soal pendapat.
Hampir seluruh batang tubuh Pentateukh yg sekarang sudah bisa diatur pada zaman sedini zaman Yosua,
dengan perbaikan yg minim di kemudian hari mengenai ejaan bahasa. Seperti sudah diterangkan dan dilukiskan
di atas dalam bagian IIb dan c (terutama akhirnya), -- jika kebenaran berita Kel 2 tentang awal kehidupan Musa
di Mesir masih dapat dipercayai -- pengetahuan modern tentang suasana Kerajaan Mesir Baru membuat
anggapan bahwa Musa mendapat pendidikan sastra dan lain-lain di Mesir hampir tidak dapat dielakkan, atau
paling sedikit pandangan satu-satunya yg masuk akal. Kewajiban untuk membuktikan kebalikannya terletak di
atas pundak orang-orang yg mendukung kebalikan itu. Pada dewasa ini, keberatan terhadap Musa sebagai
penulis, seringkali bukanlah, bahwa dia tidak dapat menulis, tapi bahwa dia tidak hendak menulis, dan orang
berbicara tentang 'tradisi lisan' dan penulisan beserta pengaturan dokumen di kemudian hari. Seluruh kenyataan
dari Asia Barat Kuno bertentangan dengan jalan pikiran ini. Bahan-bahan yg dianggap penting atau yg harus
disimpan dalam risalah yg menetap untuk keturunan (di kemudian hari), ditulis, bahkan diukirkan pada saat itu
di negeri-negeri Asia Barat, dan tidak diserahkan kepada asuhan penyanyi-penyanyi atau pendongengpendongeng (bnd *TULIS-MENULIS).
d. Kemasyhuran kemudian
Sejak Yosua (8:31; bnd 1 Raj 2:3; 2 Raj 14:6;Ezr 6:18, dll) sampai zaman PB (Mrk 12:26; Luk 2:22; Yoh 7:23),
nama Musa selalu dihubungkan dengan PL terutama Kitab-kitab Pentateukh; perhatikan 2 Kor 3:15; di situ
'Musa' berarti seluruh PL. Dan Musa beserta Elia, sebagai mewakili Taurat dan nabi-nabi PL, yg mendampingi
Kristus di atas Bukit Pemuliaan (Mat 17:3-4). Karena terbatasnya tempat maka tak bisa dicantumkan di sini
nilai pengaruh dari tokoh Musa terhadap penulis-penulis dan pemimpin-pemimpin dalam sejarah zaman terakhir
ini, terutama dalam zaman kita ini.
KEPUSTAKAAN. O. T Allis, God Spake by Moses, 1951; G von Rad, Moses, 1960; H. H Rowley, Men of
God, 1963, hlm 1-36; id. From Moses to Qumran, 1963, hlm 35-63; R Smend, Das Mosebild von Heinrich
Ewald bis Martin Noth, 1959; H Schmid, Mose, Uberlieferung and Geschicte, 1968. KAK/MHS/HAO

KELUARGA
Ayahnya : Amram (Kel.6:2)
Ibunya : Perempuan Lewi ( Kel. 2 : 1 )
Sukunya : Suku Lewi ( Kel. 2:1)
Kakaknya laki-lakinya : Harun ( Kel.4 : 14 )
Kakak Perempuannya : Meriam ( Kel. 15 : 20 )
MASA KECILNYA
Kelahirannya ( Kel.2 : 2 )
Sebagai Bayi yang cantik ( Kis 7 : 20 )
Selagi bayi disembunyikan selama tiga bulan ( Kel 2: 3 )
Diadopsi oleh putri Raja ( Kel. 2 : 4 10 )
Dinamai Musa ( Kel 2 : 10 )
MASA MUDANYA
Seorang yang berpendidikan ( Kis. 7 : 22 )
Mengidentifikasi dirinya sebagai bangsa Israel. ( Ibr. 11: 25 )
Membunuh seorang Mesir ( Kel 2 : 11-12 )
Usahanya menolong bangsanya tidak ditanggapi/ ditolak (Kis 7 :22 28)
Pelariannya ke Midian ( Kis 2 : 15 )
EMPAT PULUH TAHUN DI MIDIAN
Ketika dia berusia 40 tahun ingin mengunjungi bangsanya ( Kis 7:23)
Menikah dengan Rehuellah Zipora, putri imam Midian yang bernama Yitro ( Kel 2 : 21; 3: 1)
Tinggal di Midian sebagai pendatang, dalam ketidakjelasan selama 40 tahun (Kel. 2:22; Kis 7 : 29-30)
Panggilan Tuhan Pada Musa Di Gunung Sinai ( Horeb )
Musa Seorang gembala. ( Kel. 3 : 1 )
Dia menggembalakan ternaknya sampai ke gunung Horeb. ( Kel 3 : 1 )
Malaikat menampakkan diri padanya. ( Kel 3: 2 )
Tuhan memanggil Musa untuk melepaskan bangsa Israel keluar dari Mesir ( Kel 3 : 3 10 )
Empat Alasan Musa Menolak Atas Panggilan Tuhan
Merasa diri tidak sempurna ( Kel 3 : 11 )
Rasa ketakutan ketidak percayaan umat Israel. ( Kel 4 : 1 )
Merasa tidak fasih bicara. ( Kel. 4 : 10 )
Mohon agar orang lain saja yang diutus. ( Kel. 4 : 13 )
Allah Berjanji Memberikan Pertolongan.
Kehadiran Tuhan ( Kel. 3 : 12 )
Diberikan kuasa/otoritas dari Tuhan ( Kel. 3 : 13-14 )
Dijanjikan Kemampuan dari Tuhan ( Kel. 4 : 2 8 )
Dijanjikan adanya saling kerjasama. ( Kel 4 : 14 16 )
DARI MIDIAN KEMBALI KE MESIR
Pengumuman tentang pembebasan bangsa Israel ( Kel. 4 : 29 31 )
Sikap Raja Firaon terhadap pemberitaan pembebasan ( Kel. 5 : 2 )

Beban tugas pekerjaan bangsa Israel diperberat. ( Kel. 5 : 7 8 )


Sepuluh Tulah Yang Dikirim Pada Bangsa Mesir
Air berubah menjadi darah ( Kel 7 : 14 25 )
Katak-katak ( Kel. 8 : 1 15 )
Nyamuk / kutu ( Kel 8 : 16 18 )
Lalat ( Kel 8 : 20 32 )
Penyakit sampar terhadap binatang. ( ( Kel.9: 1-7 )
Barah / Bisul ( Kel. 9 : 9 : 8-12 )
Hujan es ( Kel. 9 : 13 25 )
Belalang ( Kel. 10 : 1-20 )
Kegelapan ( Kel. 10 : 21 29 )
Kematian anak sulung. ( Kel. 12 : 20 )
Hari Raya Paskah ( Kel 12 : 14 28 )
Keterangan : Ini sebagai perintah Tuhan agar dilakukan oleh bangsa Israel.
KELUARNYA BANGSA ISRAEL
Pemberangkatan meninggalkan Mesir ( Kel. 12 : 31 38 )
Tiang Awan ( Kel. 13 : 21 )
Pengejaran oleh Fiaroan dan tentaranya ( Kel. 14 : 1 9 )
Pembebasan ( Kel. 14 : 13 31 )
Nyanyian Musa ( Kel. 15 : 1 19 )
Marah dan Elim ( Kel. 15 : 23 27 )
Burung puyuh dan Manna dikirim Tuhan ( Kel. 16 : 13 15 )
Air keluar dari batu karang ( Kel. 17 : 1 7 )
Kemenangan melalui kerja-sama ( Kel. 17 : 8 13 )
Nasehat Jetro, mertua Musa ( Kel. 18 : 13 23 )
Tiba di gunung Sinai ( Kel. 19 : 1 2 )
DI GUNUNG SINAI
Musa Naik ke gunung Sinai yang pertama ( Kel. 19 : 3 6 )
Perjanjian umat Israel dengan Yuhan mengenai Firman Tuhan. ( Kel. 19 : 7 8 )
Penampakkan Tuhan di gunung Sinai ( Kel 19 : 18 20 )
Sepuluh Firman Tuhan diberikan. ( Kel. 20 : 1 17 )
Janji Kemenangan ( Kel. 23 : 20 31 )
Pemercikkan Darah ( Kel. 24 : 6 8 )
Penglihatan para tua-tua ( Kel. 24 : 9 11 )
Musa naik ke gunung Sinai yang kedua kali, tinggal di sana 40 hari.(Kel. 24 : 18 )
Anak lembu emas ( Kel. 32 : 1 6 )
Murka Tuhan ( Kel. 32 : 7 10 )
Doa Syafaat Musa ( Kel. 32 : 11 14 )
Hukuman atas penyembahan berhala ( Kel. 32 : 15 28 )
Musa naik ke gunung Sinai yang ketiga kali ( Kel. 32 : 30 31 )
Doa syafaat Musa yang kedua kali ( Kel. 32 : 31 32 )
Hapusnya hadirat Tuhan ( Kel 33 : 1 6 )
Persekutuan Tuhan yang intim dengan Musa ( Kel 33 : 11 )
Hadirat Allah dinyatakan kembali ( Kel. Kel. 33 : 12 17 )
Musa mencari visi baru ( Kel. 33 : 18 23 )

Tabel batu hukum Tuhan yang kedua diberikan ( Kel. 34 : 1 10 )


Musa di gunung Sinai selama 40 hari untuk yang kedua kalinya (Kel. 34 :27-28 )
Muka Musa bercahaya ( Kel. 34 : 30 35 )
Kemah tabernakel dibuat ( Kel. 40 : 1 38 )
DARI SINAI KE KADESH-BARNEA
Tiang Awan memimpin kebarangkatan umat ( Bil. 10 : 11 12 )
Doa Musa atas hukuman berupa api yang menimpa umat karena bersungut-sungut. ( Bill. 11 : 1 3 )
Musa marah dan sedih melihat umat mengomel tentang makanan ( Bil.11 : 4 -6, 10 )
Keluhan Musa pada Tuhan ( Bil. 10 : 11 15 )
Tujuh puluh tua-tua umat Israel ditujnjuk Tuhan untuk membantu Musa ( Bil. 11 : 16 17 )
Burung puyuh dikirim Tuhan ( Bil. 11 : 31 35 )
Musa menghadapi Miryam dan Harun yang berambisi dan berprasangka buruk padanya. ( Bil. 12 : 1 15 )
PADA SAAT DI KADESH-BARNEA
Musa diperintahkan Tuhan menentukan orang-orang sebagai pengintai dan pengintaianpun dilakukan. ( Bil 13 :
1 33 )
Pemberotakan umat Israel terhadap Musa ( Bil. 14 : 1 10 )
Murka Tuhan ( Bil. 14 : 11 12 )
Musa menjadi perantara ( Bil 14 : 13 20 )
Umat binasa di padang gurun. ( Bil. 14 : 28 33 ; Ibr. 3 : 17 19 )
Umat Israel dikalahkan bangsa Amalek ( Bil. 14 : 40 45 )
EMPAT PULUH TAHUN BERPUTAR-PUTAR DI PADANG BELANTARA
Tuhan memprediksi pengembaraan umat Israel di Padang belantara.(Bil. 14 : 33 )
Musa menghadapi orang yang melanggar Sabbat. ( Bil. 15 : 32 36 )
Pemberontakan Korah, Dathan dan Abiram terhadap Musa (Bil. 16 : 1 - 40)
Pemberontakan umat Israel ( Bil. 16 : 41 42 )
Musa menyuruh Harun mengadakan penebusan dosa umat ( Bil. 16 : 45 50 )
DI KADESH UNTUK KEDUA KALINYA
Kematian Miryam ( Bil. 20 : 1 )
Umat Israel bersungut-sungut karena kehausan. ( Bil. 20 : 2 6 )
Dosa Musa ( Bil. 20 : 7 13 )
PERJALANAN KE YORDAN
Musa menghadapi bangsa Edom yang tidak bersahabat. ( Bil. 20 : 14 22 )
Harun Meninggal ( Bil. 20 : 23 29 )
Ular tedung dan ular tembaga ( Bil. 21 : 5 9 )
Balaam, nabi mata duitan. ( Bil. 22 Bil. 24 )
Ringkasan perjalanan ke Jordan ( Bil. 33 : 1 49 )
HARI HARI TERAKHIR MUSA
Nyanyian Musa, Nasehat Musa, keadaannya menjelang kematiannya. ( Ul.32 Ul. 33)
Musa naik ke gunung Nebo. ( Ul. 34 : 1 )
Penglihatan atas Tanah Perjanjian dan kematian Musa. ( Ul. 34 : 1 5 )

Penguburan Musa ( Ul. 34 : 5 8 )


MUSA BERSAMA YESUS DALAM KEMULIAAN
Musa muncul dalam kemuliaan bersama Yesus ( Mat. 17 : 3 )

Anda mungkin juga menyukai