Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang masalah

Isu kepemimpinan sangat menarik sepanjang zaman. Toko buku

dipenuhi dengan beragam buku tentang kepemimpinan, hal ini

menunjukkan kehausan orang untuk menemukan dan menggali rahasia

kepemimpinan yang berhasil. Penelitian George Barna menunjukkan

selama dalam 3 dekade terakhir pertumbuhan minat orang terhadap

kepemimpinan meningkat. ketika peneliti mencari judul tentang

kepemimpinan (leadhership) melalui google muncul hasil sebanyak

4.330.000.000 (4,33 Milar) artikel atau tulisan tentang kepemimpinan

umum dan 730.000.000 (730Juta) tentang kepemimpinan Kristen.1 ini

menunjukkan adanya kebutuhan yang urgen untuk memahami,

mengembangkan, memperbaiki atau membina para pemimpin. Namun

ironi sekali melimpahnya materi kepemimpinan dan memuncaknya

perhatian pada kepemimpinan justru tidak menghasilkan para pemimpin

gereja (sekolah Kristen) yang berdampak luas.

Topik tentang kepemimpinan memang menarik untuk dipelajari

dan diteliti sepanjang zaman. Demikian juga dengan kepemimpinan

Musa, seorang tokoh legendaris yang namanya masih membahana

1
www.google.com. diakses tgl 6 April 2020

1
2

sampai sekarang di seantero dunia. Para pemimpin Kristen dewasa ini

dapat mempelajari kepemimpinan nabi Musa.2

Musa seorang pemimpin yang mengandalkan Tuhan. Musa

seorang Ibrani Mesir tentu memiliki hak hak sejajar dengan orang Mesir

dan status anak angkat Putri Firaun menempatkannya memiliki status

sosial lebih tinggi dari orang Mesir pada umumnya. Musa punya

kehidupan yang nyaman di Mesir, punya masa depan yang jelas, dapat

mengikuti pendidikan kelas bangsawan, tetapi ia mau dan berani keluar

dari zona nyamannya itu demi mengikuti panggilan Tuhan atas dirinya.

Musa, seorang nabi terbesar sepanjang masa. Pemimpin yang

berani keluar dari zona nyaman (Comfort Zone). Musa harus

meninggalkan kenyamanan dan kenikmatan di Mesir dan bergelut dengan

domba-domba di padang belantara sebagai gembala (Kel 3:1). Kata

meninggalkan punya pengertian berangkat, berangkat3 ( ) dari kata

‫ כל‬nä·sah' (Kel 17 : 1) Arti dasarnya adalah “membongkar” (umumnya

membongkar tenda). Berangkat artinya Musa harus siap membongkar

kenyamanan hidupmya.

Menurut Gerhard von Rad, Musa adalah representasi umat yang

menerima perkataan dan perbuatan Yahweh. Panggilan Musa menjadi

pemimpin bertujuan untuk memberitahukan kehendak Allah kepada umat

Israel di Mesir. Dengan perkataan lain, hal paling utama dalam hidup dan

2
George W, Coast, The Moses Tradition, JSOT Suplemen Series 161 Sheffield
1993: JSOT Press: 114
3
Gleason L Archer Jr, Bruce K. Waltke, Theological WordBook of the Old
Testament {TWOT} 15265 [Leksikon Ibrani] (1/26).
3

pelayanan Musa adalah menyampaikan firman Allah kepada umat. Jadi

tidak berlebihan jika dikatakan bahwa peran utama Musa sebagai

pemimpin adalah pengajar firman Allah.4

Musa dipanggil untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.

Keluarnya bangsa Israel dari Mesir di tandai dengan Perang. Perjalanan

yang tidak mudah menuntut seorang pemimpin yang siap menghadapi

segala kesulitan baik dari alam, maupun dari umat yang dipimpinnya.

Ketaatan lebih baik dari pada korban sembelihan ungkapan ini muncul

dalam kisah kepahlawanan raja Saul dalam mengalahkah bangsa Amalek,

tetapi saul tidak taat atas perintah Tuhan yakni menumpas seluruh bangsa

itu, baik manusia, ternak dan barang-barang berharganya. Tuhan ingin

umatNya meneladani Tuhan Yesus yang taat bahkan sampai mati di kayu

salib. Ketaatan dan ketergantungan kepada titah Tuhan akan diuji terus

sepanjang perjalanan menuju ke Tanah Kanaan. Setiap langkah

menuntut harga yang harus dibayar. Setiap jejak meninggalkan memori

memori tak terlupakan baik memori kehidupan di Mesir maupun jejak

kenangan di padang gurun yang tandus dan gersang.

Menuju ke Tanah Kanaan umat Israel melewati padang gurun Sin 5

yang luas, gersang dan tandus. Sinai dan Horeb merupakan satu

hamparan padang gurun yang menyatu. Dalam penyebutannya kadang

menggunakan Sinai, ada juga menyebutnya Horeb. brx (Choreb). Kata

4
Armand Barus, Kepemimpinan Biblika: Musa dan Ezra sebagai Pelayan Firman, STT
SAAT, veritas 5/2 (Oktober 2004). 246
5
Horeb (TB, TL, FAYH); Sinai (BIS), ACV, ASV, LITV,WEB, UKJV, NHEB, BB :
Waste (sampah, limbah)
4

Horeb masih serumpun dengan harabu dalam bahasa Akkadia yang

berarti "menjadi sunyi sepi"; dalam bahasa ugaritik Hrb "menjadi kering"

dan dalam bahasa Arab, hariba "menjadi kosong dari air dan tumbuh-

tumbuhan." Dalam kitab Hagai 1:4, 9 Horeb diterjemahkan reruntuhan dan

kehancuran.

Umat yang besar memerlukan konsentrasi yang besar dan

mendorong Musa untuk sungguh-sungguh taat kepada Tuhan. Ketaatan

Musa kepada Tuhan tampak ketika ia terus berjalan sesuai perintah

Tuhan, Kel 17:5 serta melakukan perintah Tuhan Kel 17:6. Berbicara

tentang ketaatan adalah hal yang mudah, tetapi melakukan ketaatan

adalah perkara yang sulit, apalagi ketika berada di situasi yang sulitatau

tidak mendukung. Firrman Tuhan menjanjikan sesungguhnya setiap

ketaatan selalu mendatangkan berkat, sebab Tuhan akan membalas

setiap orang sesuai dengan perbuatannya (Mzm 18:26-27).

Ada musuh menghadang mengiringi perjalanan ke tanah Kanaan

karena itu, Musa memerlukan bantuan pemimpin lainnya untuk

membantu dia mengatur barisan tempur. Musa membangun Team Work

untuk melawan Amalek (Kel 17: 8-13). Lalu Musa memilih ( bachar)

regu tugas. Kata memilih (akar kata ‫ בחר‬: Bachar) gagasan dasarnya

jelas yakni "untuk melihat dengan tajam/mengamati dengan seksama",

dengan memperhitungkan konotasi "pengujian atau pemeriksaan" yang

ditemukan dalam Yes 48: 10 dan dalam penggunaan batang Niphal dalam
5

Amsal (Ams 10: 20 "perak pilihan")6. Jadi Musa memilih dengan menguji,

memeriksa kualitas pemimpin yang akan dipilihnya. Seperti memilih perak

terbaik (Silver Choise).

Musa melibatkan pemimpin lain (Kel 17:10). Firman Tuhan

tertulis tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. HUR,

asisten Musa dan Harun. Arti namanya adalah bebas, bangsawan. Ia

tergabung dalam tim pemimpin utama yang naik ke puncak bukit ketika

Yosua memimpin perang melawan Amalek. Dialah yang membantu

Harun menopang tangan Musa ketika Musa berdoa di atas puncak bukit.

Hur ini juga disebutkan sebagai kakek dari Bezaleel, yang ditunjuk oleh

Allah untuk menjadi kepala pembuatan Kemah Suci dan Tabut Perjanjian

( Kel 31:2, 35:30, 38:22).

Hal penting lainnya bagi Musa dalam Membangun tim work yaitu

berkolaborasi. Keberhasilan Musa membawakan kemenangan bagi

orang Israel ini terjadi bukan semata-mata karena kekuatan Musa sendiri,

melainkan hasil kerja sama dengan seluruh orang Israel yang bersatu

bahu-membahu mengambil peran masing-masing. Yosua memimpin

pertempuran bersama orang-orang pilihan. Harun dan Hur, mencari batu

buat Musa duduk. Musa mengangkat tangan kepada Tuhan. Harun dan

Hur menopang tangan Musa sehingga tangan Musa sanggup terangkat

sampai matahari terbenam. Sehingga Yosua berhasil mengalahkan

Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.

6
TWOT 00977 (Lexikon Ibarani) 8/20, SABDA 5
6

Seorang pemimpin besar sekelas Musa tak luput dari kekurangan

karena itu seorang pemimpin besar harus rendah hati (Kel 18:13-23).

Rendah hatinya Musa dinyatakan dalam sikap yang bersedia menerima

saran dari mertuanya Yitro, v.13-14. Kedengaranlah kepada Yitro, Imam

di Midian segala yang dilakukan Allah kepada Musa (18 : 1). TB

menerjemahkan Iman di Midian bagi Yitro. Imam ‫ כה ן‬dari akar kata: ‫כה ן‬

kohen pengucapan: ko-hane’ Arti dalam Av: priest (imam) 744, own

(memiliki) 2, chief ruler (kepala penguasa) 2, officer (perwira,kepala

kantor) 1, princes (pangeran) 1.

Berdasarkan arti kata tersebut Yitro dapat digolongkan sebagai

seorang kepala penguasa (Bupati, gubernur, kepala kantor).

Diterjemahkan imam sebab sejak zaman Nuh kepala keluarga juga

menjalankan fungsi imam bagi keluarganya dalam hal memberikan korban

kepada Tuhan. Jadi Yitro lebih tepat di pahami sebagai seorang kepala

penguasa bukan seorang Imam dalam pengertian seorang pelayan

khusus dihadapan TUHAN; seperti Imam Harun dan keturunannya dari

suku lewi (Im 8-9, Kel 28: 1;40: 12-15; Bil 16:17;17:8)7.

7
Kohen Pemimpin penguasa, Imam. Mengingat penggunaan sekuler awal,
gagasan khn mungkin dari "melayani sebagai pelayan. Empat rangkuman, yang
berkaitan dengan zaman Kerajaan Israel, menyebutkan imam besar Lewi dan, secara
bersamaan, orang lain yang menempati kantor kohen yang ditunjuk dengan cara yang
sama (1Raj 4: 5; 2Sam 8:18; 20:26; 1Taw 18:16-17). Zabud putra Natan adalah "perwira
utama" di bawah Salomo (1Raj 4: 5, KJV). Selama selang antara daftar sebelumnya dan
kemudian di bawah Daud, hunian kantor kohen tipe kedua ini bergeser dari putra-putra
Daud sendiri (2Sam 8:18) ke Ira orang Yair (2Sam 20:26). Ini sangat penting, karena
yang pertama tentu saja tidak bersifat agama, dan penggantian mereka dengan yang
terakhir menunjukkan tanggung jawab yang sangat dipengaruhi oleh kegagalan campur
tangan putra-putra raja. Karena itu, Kohen tampaknya berkonotasi "penasihat rahasia"
(KD, Samuel hal. 369); lih. deskripsi lebih lanjut tentang Zabud sebagai "teman raja" dan
putra-putra Daud sebagai, secara harfiah, "yang pertama di tangan raja" dalam bagian
paralel ( 1Taw 18:17). TWOT 03548 (Lexikon Ibarani) 8 /23, SABDA 5
7

Musa mengenal mertuanya, sebagai seorang kepala penguasa

yang berpengalaman dan tentunya sudah mengerti tentang tata kelola

pemerintahan di zamannya karena itu ia berani berbagi beban atau

menceritkan persoalannya kepada Yitro, mertuanya itu. Ia terbuka

dengan jujur menjelaskan persoalan yang ada (v.15-16) dan mencari

pemimpin untuk membantunya. Musa yang rendah hati mendengarkan

semua saran dari mertuanya itu seperti nasihat dalam Amsal 19 : 20-21

Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi


bijak di masa depan. Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi
keputusan TUHANlah yang terlaksana.

Mengatur umat yang sedemikian besar Musa tidak bisa hanya

mengandalkan kepemimpinan tunggal saja. Musa, seorang pemimpin

yang ditentukan sejak lahir ditambah juga ia belajar teknik memimpin di

Mesir (Kel 2:1-10). Model kepemimpinannya adalah otoritatif atau singel

fighter yang tampak ketika ia mengadili umat Tuhan seorang diri,

sedangkan umat harus menunggu dari pagi sampai petang. Hal ini dilihat

tidak baik oleh Yitro, mertuanya (Kel 18:1).

Pemimpin harus mau dan bisa mendelegasikan tugas-tugas

kepemimpinannya (18 : 20 – 26 ) kepada mereka yang dinilai layak

memimpin. Mereka yang terpilih perlu diberi penjelasan wewenang dan

fungsinya (20) sebelum menjalankan tugasnya. Tugas Musa adalah

menerima pesan dari Tuhan YHWH, berkomunikasi dengan YHWH (Kel

4:10, 33:1) lalu mendeskripsikan perintah TUHAN kepada umat-Nya.

selanjutnya memilih orang-orang sebagai pengawas dilapangan untuk


8

memastikan agar umat itu melakukan perintah-perintah TUHAN. Tugas

musa bersama Yosua mencari orang-orang sebagai wakil Musa dalam

mengadili umar Allah yang besar itu sehingga tidak semua perkara umat

itu dibawa kepada Musa untuk memperoleh amanat.

Tugas para pemimpin yang ditunjuk itu adalah untuk mengadili

mereka yang bertikai sekaligus memperingatkan agar memperhatikan

hukum-hukum yang ada diantara mereka. Untuk menjalankkan fungsi

mengadili, mengingatkan dan pengawasan Musa perlu bantuan para

pemimpin lain untuk membantunya memastikan semua pekerjaannya

berjalan efektif. Kata pekerjaan: (Kel 18 : 18)8 dari akar kata: ‫דבר‬

dabar pengucapan: daw-baw’ ; diartikan : things (hal) 231, matter

(masalah) 63, acts (tindakan) 51, chronicles (kronik) 38, saying (berkata)

25, commandment (perintah) 20. Terjemahan Baru menerjahkan kata

dabar dengan pekerjaan mengikuti kata kerja Piel “untuk berbicara”,

sebab berbicara (dabar) dalam kontek Musa sedang menghakimi umat di

golongkan ke dalam suatu pekerjaan sebagai hakim, menghakimi (adalah

pekerjaan). Jadi menghakimi, mengadili adalah pekerjaan yang berat

karena itu Musa harus mendelegasikan tugasnya kepada para pemimpin

lainnya.

Mereka telah terpilih dan mendapat pendelegasian tugas tentunya

sudah sesuai memenuhi kriteria yakni layak memimpin menurut firman

Tuhan yakni orang-orang yang cakap (kuat) memimpin, kuat secara

8
TWOT 01697 (Lexikon Ibarani) 86/262, SABDA 5
9

karakter, kemampuan dan spiritual [takut akan Tuhan] (v.21). Kata

Petunjuk (Kel 18 : 15)9 dari akar kata: ‫ רדשׁ‬darash pengucapan:

daw-rash’. yang berarti dalam Av: seek (mencari) 84, enquire

(menanyakan) 43, require (membutuhkan) 12, search (mencari) 7.

Penggunaannya dalam banyak hal berarti. "mencari dengan hati-

hati" (1Sam 28:7), 1Sam 28: 2). Kata darash muncul dalam Im 10:16, di

mana Musa berupaya untuk mencari tahu secara terperinci apa yang

terjadi dengan korban penghapus dosa, dan dalam 2Sam 11: 3 di mana

Daud berupaya mencari tahu siapa Batsyeba (Ul 23: 6, Yer 29:7). Israel

diperintahkan untuk mencari dengan hati-hati tempat yang Tuhan pilih (Ul

12: 5).

Mereka yang sudah terpilih, seorang pemimpin harus membuat

seremonial untuk meneguhkan mereka yang terpilih itu dengan

melantiknya sebagai tanda legal dari diterimanya wewenang dalam

menjalankan mandat untuk memimpin. (v.25). Melantik dalam KBBI

mengangkat, biasanya dengan mengucapkan janji dalam upacara.

Melantik dalam bahasa Ibrani ‫ נת ן‬nathan pengucapan naw-than’ jenis

kata kerja. Tiga area makna kata kerja natan secara luas adalah 1)

memberi, 2) menempatkan atau mengatur, dan 3) membuat atau

menyusun10. Dari analisa kata ini artinya Musa memberi wewenang

kepada orang-orang terpilih lalu menempatkan orang-orang terpilih serta

menyusun formasi pemerintahan dari orang-orang terpilih itu. Formasi

9
TWOT 01875 (Lexikon Ibarani) 36/61, SABDA 5
10
TWOT 05414 (Lexikon Ibarani) 45/107, @SABDA 5
10

pemerintahannya terdiri dari Musa berada di puncak kepemimpinan

dibantu Harun dan Hur serta Yosua.

Sekolah Kalam Kudus memilih setiap guru dan dilatih, disiapkan

untuk menjadi seorang pemimpin. Setiap guru ditekankan untuk punya

relasi yang dekat dengan Tuhan, ketika menghadapi kesulitan orang

pertama yang di datangi adalah Tuhan. Setiap guru dilatih untuk dapat

bekerjasama dalam tim melalui kegiatan-kegiatan sekolah seperti

perayaan paskah, natal, baksos, camp, anniversary. Di dalam setiap

kegiatan itu guru-guru dilatih untuk mengandalkan Tuhan, saling

bekerjasama, rendah hati serta belajar mendelegasikan tugas kepada

rekan-rekan sekelompok dengannya.

Menurut Pak Hendik, sekolah merupakan institusi yang dinamis

karena itu memerlukan pemimpin yang dinamis. Seorang pemimpin harus

siap sedia menghadapi berbagai tantangan dan rintangan di sekolah.

Tantangan di sekolah seperti menghadapi peraturan dinas-dinas terkait,

komplain dari orang tua, SDM guru, penyediaan Sarana dan prasarana

penunjang pendidikan.11 Selain itu perlu kerjasama antara satu divisi

dengan divisi lainnya. Demikian juga dengan pemimpin harus mampu

mendelegasikan tugasnya. Pendelegasian tugas dari atasan ke

bawahannya dalam satu komando yang jelas untuk menjalankan visi dan

misi sekolah.

11
Hendik Pujianto adalah Ketua Badan Pengurus YKKI Cabang Pontianak. wawancaara
dilakukan 25 Maret 2020.
11

Berdasarkan Bu Desy Prima, sekolah merupakan tempat untuk

membina iman, karakter sekaligus ladang untuk mengabarkan Injil bagi

mereka yang belum mendengar kabar baik tentang Yesus Kristus. Untuk

mewujudkannya Sekolah Kalam Kudus membentuk tim work. Masing-

masing di divisinya namun tetap terkait satu dengan lainnya di dalam

koridor masing-masing dalam menjalankan sekolah Kalam Kudus.12

Menurut Bu Ribka13, sekolah membutuhkan pemimpin yang

komitmen dan dipanggil khusus untuk mengerjakan pelayanan di bidang

sekolah. Berdasarkan pengalaman saya kesulitan menemukan orang-

orang yang berkomitmen untuk sungguh-sungguh melayani di sekolah.

Mega Purani Nanggolan, dalam memimpin perjalanan sekolah

setiap guru harus mau belajar dari siapa saja agar pengetahuan dan

pengalaman sebagai pemimpin akan terus bertambah. Dibutuhkan

kerendahan hati dalam memimpin di sekolah sebab ada banyak hal yang

harus dikerjakan secara bersama-sama.14

Dari hasil wawancara diatas tampaknya kepemimpinan di Sekolah

Dasar dan Menengah Kalam Kudus sudah menerapkan pola

kepemimpinan yang sesuai dengan kepemimpinan Musa hanya belum

diketahui seberapa tinggi.

12
Desy Prima adalah direktur pelaksana Sekolah Kristen Kalam Kudus Pontianak. 25
Maret 2020.
13
Ribka adalah penhurus Yayasan Abdi Agape Siantan,, Pontianak. wawancara dilakukan
30 Maret 2020
14
Mega Purani Nanggolan adlah kepala Sekolah Dasar Kalam Kudus Pontianak. 26 Maret
2020.
12

Latar belakang guru terdiri dari berbagai suku yakni, Tionghoa,

Batak, Dayak, Timor, Manado, Jawa. Guru-guru Terdiri dari berbagai

lulusan Akademi/ perguruan tinggi yakni Sekolah Tinggi Teologi, IKIP,

UNTAN, Akademi Bahasa, Akademi Komputer, Universitas Pelita

Harapan. Sebagian besar beragama Kristen dan Katolik, beberapa Islam.

Rentang umur dari 21 – 68 tahun. Sebagian besar guru adalah wanita.

Waktu pengabdian guru ada yang baru mulai mengajar, ada sebagian

yang sudah lima sampai sepuluh tahun, beberapa bahkan diatas tiga

puluh tahun.

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah sebuah tahap permulaan dari

penguasaan sebuah masalah terhadap objek tertentu dalam situasi

tertentu yang dapat dikenali sebagai sebuah masalah,15 sementara pokok

masalah penelitian adalah objek atau masalah yang harus dipecahkan

atau diatasi secara ilmiah melalui penelitian.16 Berdasarkan kepada latar

belakang masalah yang telah dikemukakan oleh peneliti, maka peneliti

membuat identifikasi masalah yang ditemukan dalam penelitian Tesis ini

yaitu sebagai berikut:

1. Pengurus yayasan, Direktur pelaksana, kepala sekolah

melangkah keluar dari landasan umumnya sebab berani

mengambil resiko membangun gedung dengan modal iman

15
Husaini Usaman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta 2000: PT.
Bumi Aksara: 1-2
16
Sukamto, Pendekatan Kuantitatif untuk Penelitian, Bandung 2006: Enlightment
Press: 25
13

yakni dengan meminjam kepada orang-orang dekat yang

percaya kepada Sekolah Kalam Kudus. Para pemimpin

percaya bahwa sekolah Kalam Kudus adalah milik Tuhan, maka

Tuhan akan memimpin dan menolong sekolah ini dalam

menyelesaikan pinjaman pembangunan gedung sekolah. .

2. Guru-guru yang berkompoten dan mampu bekerjasama untuk

menjalankan proses belajar mengajar di sekolah/yayasan Kalam

Kudus maupun Abdi Agape.

3. Guru-guru mempunyai kerendahan hati baik saat (maupun

tidak) mengabdi di sekolah Kristen Kalam Kudus dan Abdi

Agape Pontianak.

4. Pendelegasian tugas kepemimpianan terus dilakukan seperti

pergantian pengurus Yayasan per periode (dua tahun),

menyiapkan regenerasi kepala sekolah.

Batasan Masalah

Batasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan-

batasan dari masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Batasan masalah ini

berguna bagi peneliti untuk membuat identifikasi faktor-faktor mana saja

yang termasuk dalam batasan masalah penelitian ini, dan juga faktor-

faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup penelitian. 17

Adapun batasan masalah dalam penelitian tesis ini adalah pada masalah

ke-1, ke-2 dan ke-3 dan dapat dituliskan sebagai berikut:

17
Husaini Usaman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta 2000: PT.
Bumi Aksara: 23
14

1. Pemimpin (Guru-guru) menunjukkan kepemimpinan yang

berani keluar dari zona nyaman berdasarkan Keluaran 17 –

18 saat menjalankan tugas di Sekolah Kristen Kalam Kudus

dan Agape Pontianak.

2. Seorang pemimpin (guru) yang mampu dan cakap mengajar

dan berkompeten memimpin sebagai bagian tak terpisahkan

dalam memecahkan persoalan yang berhubungan dengan

kegiatan belajar mengajar di sekolah/yayasan Kalam Kudus

maupun Agape Pontianak berdasarkan Keluaran 17 - 18.

3. para guru dipanggil rendah hati dalam menjalankan

fungsinya sebagai pengajar dan pemimpin dalam

menjalankan pelayanannya di sekolah Kristen Kalam Kudus

dan Agape Pontianak berdasarkan Keluaran 17–18.

4. Pemimpin (guru) mampu mendelegasikan tugas

kepemimpinan kepada guru – guru lain di Sekolah Kalam

Kudan dan Agape Pontianak berdasarkan Keluaran 17 – 18.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah suatu usaha untuk menyatakan secara

tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian, apa saja yang perlu dijawab

atau dicarikan jalan pemecahannya.18 Setelah peneliti memperhatikan

latar belakang dan mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini, maka

masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

18
ibid, hlm, 26
15

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Berapa besar implementasi kepemimpinan Musa berdasarkan

Keluaran 17 – 18 dikalangan guru SD-SMP Kristen Kalam

Kudus dan Abdi Agape Pontianak.

2. Dimensi mana yang paling dominan menentukan implementasi

kepemimpinan Musa berdasarkan Keluaran 17 -18 di kalangan

guru SD-SMP Kristen Kalam Kudus dan Abdi Agape Pontianak.

3. Latar belakang responden manakah yang dominan menentukan

implementasi kepemimpinan Musa berdasarkan Keluaran 17 –

18 di kalangan guru SD-SMP Kristen Kalam Kudus dan Abdi

Agape Pontianak.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dimaksudkan supaya peneliti maupun para

pembaca yang membaca laporan penelitian ini dapat mengetahui dengan

pasti apa yang menjadi tujuan penelitian yang sesungguhnya. 19 Adapun

yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat implementasi kepemimpinan Musa

berdasarkan Kitab Keluaran pasal 17 – 18 di kalangan guru SD –

SMP Kristen Kalam Kudus dan Agape kota Pontianak.

2. Untuk mengetahui Dimensi yang paling dominan menetukan

implementasi kepemimpinan Musa berdasarkan Kitab Keluaran

19
Husaini Usaman dan Purnomo, Loc. Cit. Hlm, 29
16

pasal 17 – 18 di kalangan guru SD – SMP Kristen Kalam Kudus

dan Agape kota Pontianak.

3. Untuk mengetahui Latar belakang mana yang menentukan

implementasi kepemimpinan Musa berdasarkan Kitab Keluaran

pasal 17 – 18 di kalangan guru SD – SMP Kristen Kalam Kudus

dan Agape kota Pontianak

Manfaat Penelitian

Pada prinsipnya setiap penelitian yang akurat dapat disumbangkan

bagi kepentingan ilmu pengetahuan secara akademik (Manfaat Teoritis)

dan kepentingan praktis dalam pelayanan (Manfaat Praktis). Pertama

manfaat secara teoritis, yaitu sumbangan yang dapat diberikan pada

dunia ilmu pengetahuan. Kedua, manfaat praktis yaitu sumbangan yang

dapat diberikan kepada penerapan ilmu pengetahuan.20

Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kontribusi dari

penelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya

yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut. Ada dua cara untuk menilai

benefit (keuntungan) dari penelitian. Pertama, menggunakan teknik

internal rate of return to investment. Dan kedua dengan menghitung nilai

marginal dari output per rupiah modal yang ditanamkan dalam

penelitian21. Ini artinya penelitian berguna dalam mencari dan sebagai

20
Sumanto, Pembahasan Terpadu Statistika dan Metode Riset 1, Yogyakarta
2002: Yayasan Andi: 11-16
21
https://kutukuliah.blogspot.com/2013/03/fungsi-manfaat-kegunaan-
penelitian.html. diakses 17 Januari 2020
17

salah satu solusi terbaik bagi penyelesaian suatu masalah terutama

menyangkut pembiayaan.

Adapun Manfaat teoritis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para peneliti dapat mengetahui prinsip-prinsip

kepemimpinan dari para tokoh kepemimpinan baik di dunia

sekuler maupun dari tokoh Alkitab.

Sedangkan manfaat secara praktis dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pengambil kebijakan (pengurus yayasan, Kepala

sekolah ) Kalam Kudus dan Agape sebagai masukan mengenai

pentingnya mengoptimalkan kepemimpinan para guru untuk

mendukung tugas yayasan guna memajukan sekolah.

2. Bagi para pengajar sebagai masukan dan alat memotivasi diri

sendiri supaya semakin memahami bahwa kepemimpian

sangat penting dalam mendidik anak anak di sekolah serta

semakin memperlengkapi diri agar adaptif terhadap kualifikasi

seorang pemimpin yang hasil kepemimppinannya seturut

kemauan Tuhan.

3. Bagi peneliti sebagai sarana memperdalam pengetahuan dan

pengalaman dalam penelitian ilmiah sekaligus menjadi

dorongan untuk melakukan penelitian-penelitian ilmiah

selanjutnya.

4. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kepemimpinan

Musa ketika diimplimentasikan dalam pelayanan di Institusi/

yayasan/ sekolah.
18

5. Untuk menambah koleksi pengetahuan di Lembaga Pendidikan

STT Kadesi.

Metode Penelitian

Penelitian dalam tesis ini menggunakan jenis penelitian

kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode metode hermeneutik

eksegesis Alkitab22, teknik pengumpulan data melalui kepustakaan yaitu

Alkitab dalam berbagai versi, kamus-kamus Alkitab, tafsiran-tafsiran,

Ensiklopedia Alkitab, Interlinear, dan berbagai media online maupun

offline, Sumanto mengatakan,

“secara garis besar atau yang paling rasional untuk


menggolongkan penelitian diskriptif adalah berdasarkan
bagaimana mengumpulkan datanya. Data yang dikumpulkan
melalui observasi untuk mendapatkan informasi dari masing-
masing individu dengan menggunakan kuisioner, wawancara
atau skala yang standard”.23
Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru di Sekolah Dasar dan

Sekolah Menengah Kalam Kudus dan Abdi Agape Pontianak yang

berjumlah kurang lebih 80 orang. Menurut Andreas Subagyono, bahwa:

“Populasi adalah semua anggota kelompok unsur tertentu yakni


orang-orang. Dan jika obyeknya manusia atau orang, maka
populasi bisa disebut subjek penelitian atau partisipan. Penelitian
ini ada hubungannya terhadap subjek atau objek, oleh sebab itu
data yang diambil melibatkan manusia.”24

Masri Singaribuan dan Sofyan Efendi memberikan batasan-batasan dalam

menentukan besarnya sample dalam penelitian sebanyak 4 faktor yaitu:

22
Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif: Ilmu Pendidikan Teologi, Makassar
2018: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray: 95.
23
Sumanto, “Pembahasan Terpadu Statistik”, Yogyakarta 2002: Penerbit Andi
Offset: 27
24
Andreas Subagyo, “Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif”, Bandung 2004:
Yayasan Kalam Hidup: 226
19

adanya derajat keseragaman posisi yang dikehendaki dari penelitian,

rencana analitis dan tenaga, biaya maupun waktu. Meskipun demikian

dijelaskan pula bahwa besarnya sample tidak boleh kurang dari 10%.25

Jumlah populasi dalam penelitian ada 80 guru di SD dan SMP Kalam

Kudus dan Abdi Agape Pontianak. Jumlah ini merupakan penggabungan

dari 2 Yayasan Pendidikan Kristen di kota Pontianak yaitu 40 guru di

Kalam Kudus dan 40 guru di Abdi Agape. Jumlah sampel dalam

penelitian ini direncanakan adalah 100% dari jumlah populasi yaitu 80

guru. Sementara itu untuk bahan-bahan yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah berupa: Pertama yaitu Alkitab sebagai bahan

acuan/tolok ukur, buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.

Alat pengumpulan data menggunakan Skala Likert dari tingkat

sangat tidak setuju sampai tingkat sangat setuju. Penelitian terhadap

responden menggunakan angket. Menurut Andreas Subagyo angket

adalah seperangkat daftar pernyataan yang diajukan secara tertulis

kepada sejumlah sampel yang akan diteliti untuk mendapatkan jawaban

dan tanggapan responden.26

Sistematika Penulisan

Dalam penelitian Tesis ini, peneliti membagi menjadi lima (5) Bab,

yang terdiri dari:

25
Singaribun, Mastri dan Effendi, Sofyan dalam Dr. Muneer Daliman, MA.,
M.Pd.K., M.Th., Research Design 2018: 69
26
Andreas Subagyo, ibid, 227
20

Bab I, merupakan Pendahuluan yang berisi Latar Belakang

Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab II, berisi tentang Landasan Teori, kerangka berpikir dan

Hipotesis. Landasan teori membahas mengenai latar belakang kitab

Keluaran, tema utama kitab Keluaran dan tema dalam pasal 17 - 18,

terdapat Dimensi dan empat belas indikator kepemimpinan Musa.

Keempat dimensi beserta indikatornya adalah sebagai berikut. Dimensi

pertama, Mengandalkan Tuhan (Kel 17 : 1-6) terdiri dari empat indikator

yaitu Meninggalkan zona nyaman, Kel 17: 1. I2: Percaya titah Tuhan,

Kel 17: 2. I3: Berseru kepada Tuhan, Kel 17: 4 I4: Taat Kepada Tuhan,

Kel 17 : 5-6. Dimensi kedua, Membangun team work (17: 8 – 13) terdiri

dari tiga indikator yaitu : I5 Memilih regu tugas, Kel 17: 9. I6: Melibatkan

pemimpin lain, Kel 17 : 10. I7: Berkolaborasi Kel 17 : 11-13. Dimensi

ketiga: Rendah Hati (Kel 18 : 13-19) terdiri dari tiga indikator yaitu I8:

Mendengarkan saran, Kel 18:13-14. I9: Responsibilitas tugasnya, Kel 18:

15-16. I10: Mengindahkan nasihat Kel 18: 17-19. Dimensi ke empat,

Mendelegasikan tugas kepemimpinan 18:20-26 terdiri dari empat

indikator I11 : Menjabarkan jabatannya, Kel 18 : 20. I12 : menjelaskan

tugasnya, Kel 18 : 20. I13 : Memilih orang yang cakap, Kel 18 : 21, 25.

I14 : Melantik mereka yang terpilih Kel 18 :25.

Bab III, berisi Metode dan Prosedur Penelitian, didalamnya akan

dibahas tentang Populasi dan Sampel Penelitian, Tempat dan Waktu


21

Penelitian, Rancangan Penelitian, Instrument Penelitian, Prosedur

Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.

Bab IV, berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, Langkah-

langkah penelitian, Persiapan penelitian, Pelaksanaan penelitian,

Pengumpulan data, Hasil Analisis Data Penelitian, Hasil Uji Korelasi, Hasil

Analisis Determinasi (R2), Hasil Analisis Signifikansi Koefisien Korelasi

Parsial (Uji T), Uji Frekuensi.

Bab V, berisi tentang kesimpulan, Implikasi dan Saran.

Daftar pustaka

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai