Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI KEPEMIMPINAN MUSA BAGI GENERASI PEMIMPIN

MILLENIAL DIDALAM GEREJA

____________________

Makalah ini

Diserahkan kepada Dosen

Elim Simamora, D.Min., D.Th

Sebagai Bagian dari Tugas dalam Matakuliah

Manajemen Kepemimpinan

____________________

Oleh:

Frengky Sihaloho

NIM: 2016693 TH

Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia

Medan

September 2019

1
DAFTAR ISI

BAB

I. PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3

II. STRATEGI KEPEMIMPINAN MUSA BAGI GENERASI PEMIMPIN

MILLENIAL DIDALAM GEREJA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4

Karakteristik Kepribadian Musa oleh Collons dan Dale Tempe

Musa Melakukan Pembagian Tugas dan Bersinergi

Teori Perilaku

Musa Melakukan Pengidentifikasian/Perencanaan


Lima Dimensi dari Kompetensi
Musa Melaksanakan Tugasnya
Musa Membagi Tugas
Musa Berdiskusi dengan Yitro

III. KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9

KEPUSTAKAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..10

2
BAB I

PENDAHULUAN

Sebelumnya saya berterimakasih kepada pengampu tugas mata kuliah ini Bp. Elim

Simamora.,D.Min,D.Th. dimana setelah mengikuti pembelajaran matakuliah ini, saya merasa

tertolong dan ingin sekali rasanya untuk langsung terjun kelapangan dalam mempraktekkannya.

Dan didalam makalah saya ini, saya menyinggung satu tokoh Alkitab bernama Musa,

karena saya merasa tertarik dan menyukai pribadi dari Musa ini bagaimana cara dia memimpin

bangsa Israel.

Dan tentunya dalam pembahasan ini, saya akan terkonsep oleh suatu bahan ajar yang

telah diajarkan pak Elim dalam membuat suatu makalah ini.

Pada pembahasan ini juga, saya akan merelevansikan bagaiamana kepemimpinan Musa

dalam zaman sekarang ini, apa saja yang perlu dicontoh didalam kepemimpinannya. Akhir kata saya

ucapkan terimakasih.

3
BAB II

STRATEGI KEPEMIMPINAN MUSA BAGI GENERASI PEMIMPIN

MILLENIAL DIDALAM GEREJA

1. Karakteristik Kepribadian Musa oleh Collons dan Dale Tempe

Ketika bangsa israel mengerang dan mengeluh seta berteriak minta tolong karena

perbudakan, dan sampai kepada Allah. Maka Allah memanggil Musa melalui api yang keluar

dari semak duri yang menyala-nyala, maka Musa meresponi panggilan Allah. Musa

melakukan apa yang diperintahkan Allah kepadanya, dan dengan tegas ia melakukan

tanggungjawabnya sebagai seorang pemimpin. Dan disini Musa tidak melakukan tugas itu

sendiri, melainkan ia memerlukan orang lain (keluaran 4:13-17).

Didalam buku manajemen kepemimpinan gereja oleh Jahenos berkata bahwa

pemimpin yang menghidupi hakikat dan tanggungjawab dan memperhatikan karakter yang

baik untuk mengabdi sebagai pemimpin, memiliki pengetahuan yang luas, memiliki keahlian

sosial dan teknis1. Menurut saya bahwa Musa ini sangat tanggap terhadap situasi dan

hubungan sosial dan dia merasa punya tanggungjawab sebagai orang Israel untuk membela

bangsanya dari tanah perbudakan.

Musa Melakukan Pembagian Tugas dan Bersinergi

1
Jahenos Saragih, Manajemen Kepemimpinan Gereja (Jakarta: GKYE, 2009) 124

4
Musa menyadari akan kelemahannya dalam hal berbicara ia berat mulut dan berat

lidah (keluaran 4:10). Kebertan Musa yang pertama ini disebabkan oleh ketidakselarasan

antara pekerjaannya dengan besarnya misi yang harus dilaksanakannya. Tetapi Allah

menjanjikan tanpa syarat bahwa Ia sendiri akan menyertai Musa. Hingga ia membutuhkan

orang lain untuk membantunya dalam hal menjalanlan tugasnya. Tuhan mengutus Harun

untuk membantu Musa berbicara kepada bangsa Israel. Karena Harun mempunyai keahlian

dalam hal berbicara, dalam hal inilah Musa menerpkan manajemen (pembagian kerja).

Dalam buku Stevri berkata bahwa pemimpin itu harus menganggap orang-orang

yang disampingnya adalah teman sekerja dan bukan pengikut dan dia berkata juga bahwa

fungsi lain dari pemimpin Kristen adalah mendorong atau memotivasi orang-orang yang

dipimpin untuk melakukan kehendak Tuhan dengan penuh ketaatan dan kesetiaan.2

2. Teori Perilaku
Musa Melakukan Pengidentifikasian/Perencanaan
Ketika semua keberatannya dijawab dengan janji-ianji penyertaan dan kuasa Allah

yang penuh kemurahan, Musa harus mengambil keputusan. Ia menyatakan penolakannya dan

meohon agar Allah mengutus orang lain saja. Musa bertemu dengan Harun di gunung Allah

Harrun akan ditugaskan sebagai juru bicara Musa dan Musa akan berperan seperti Allah,

memberi tugas dan pesan kepada Harun untuk disampaikan(keluaran4:15-16). Disitulah

Musa memberitahukan kepada Harun segala firman Tuhan yang harus disampaikan dan

segala tanda mijizat yang diperintahkan-Nya untuk dibuat (keluaran 4:28-29), lalu Musa dan

Harun mengumpulkan tua-tua israel . disinilah jelas bahwa Musa dan Harun melakukan

perencanaan terlebih dahulu.

3. Lima Dimensi dari Kompetensi

2
Stevri Indra Lumintang Theologia Kepemimpinan Kristen (Jakarta: GII, 2017) 287-288

5
Musa Melaksanakan Tugasnya

Musa dan Harun mengatakan firman yang disampaikan Tuhan, beginilah firman

Tuhan, Allah Israel biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku dipadang

gurun”. Disitu Musa dan Harun mengatakan dan menjelaskan semua yang diperintahkan

Tuhan kepada Firaun.

Musa Melakukan Pengorganisasian Kepemimpinan


Dalam peristiwa keluaran ada tuntutan yang berulang-ulang dan mendasar agar

umat israel pergi,dan seusai kematian anak sulungnya, firaun akhirnya mengabulkan tuntutan

itu. Akhirnya orang israel berangkat dari tanah Mesir, kendati rute perjalanan mereka yang

tepat tidak diketahui mereka akhirnya tiba ditepi “Laut Teberau” yang menghambat

perjalanan lebih lenjut ke arah Sinai. Tetapi saat Firaun berubah fikiran dan mengejar orangb

israel yang telah pergi, Musa melakukan tugasnya sebagai seorang pemimpin, ia mlakukan

kerjasama yang baik dengan Tuhan. Saat ia memberikan tanda Allah mengirimkan angin

timur yang kuat sepanjang malam, yang menyibakkan air laut (keluaran 14:21) agar umat

israel dapat menyebrang,tetapi tentara Mesir tenggelam dalam gulungan air laut tersebut.

Seandainya pada saat tentara Mesir datang dan Musa bertindak gegabah serta tidak mau

bekerjasama, mungkin bangsa israel tidak akan selamat.

Didalam buku kepemimpinan Kristen oleh Eka, berkata bahwa kepemimpinan

mampu memberikan kepedulian, apresiasi, keteladanan, inspirasi, pengaruh positif.3

Saat umat Israel berada di Mara, mereka tidak dapat minum air yang di Mara itu karena pahit,

akhirnya bangsa israel mengeluh. Disini Musa kembali meminta bantuan kepada Tuhan,

karena Musa tidak mempunyai keahlian disitu. Musa juga melakukan pembagian tugas

3
Eka Darmaputera, Kepemimpinan Kristen (Jakarta: UPI, 2003) 52

6
dengan Harun saat mereka berada di padang gurun Sin yeng terletak diantara Elim gunung

sinai, Musa meminta Harun untuk mengatakan kepada bangsa israel bahwa Tuhan telah

mendengar sungutan mereka.

Musa Membagi Tugas


pada saat orang israel berada di Rafidim, datanglah orang Amalek dan berperang

melawan orang Israel. Disitu Musa berkata kepada Yosua, agar memilih orang-orang israel

dan melawan orang Amalek. Keesokan harinya Muasa, Harun,dan Hur naik kepuncak

bukitdengan memegang tongkat Allah, dan apabilla Musa mengangkat tongkatnya lebih

kuatlah Israel,tetapi apabila turun tangannya lebih kuatlah Amalek. Lalu Musa membagi

tugas dengan teman-temannya, Harun dan Hur menopang keduabelah tangannya, seorang

disisi yang satu, dan seorang disisi yang lain, hingga tangannya tidak bergerak sampai

matahari terbenam.

Didalam sebuah buku kepemimpinan oleh Maxwell, saya merasa terberkati

bagaimana harus menyelesaikan masalah dengan memegang suatu kunci, beliau berkata

“berpikir sesuai urutan kepentingan, dan melakukan sesuatu sesuai yang terpenting4, artinya

bahwa dahulukan lah yang terpenting dibalik yang penting, jadi didalam konteks

kepemimpinan Musa ini, bahwa Musa pasti memiliki banyak kepentingan, namun dia bisa

mendahulukan hal-hal yang lebih penting, dan banyak tuigas-tugas yang diemban oleh Musa,

namun ia bisa membagi tugas tersebut dan mementingkan tugas mana yang paling

didahulukan.

Musa Berdiskusi dengan Yitro


Yitro mengatakan kepada Musa, tidak baik memimpin seorang diri saja,melainkan

kita membutuhkan orang lain untuk membantu setiap tugas yang ada.karna akan menjadi

4
John Maxwell, Semua Orang Bisa Memimpin (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014) 94

7
sangat lelah,tidak akan sanggup kita melakukannya seorang diri saja. Sebagai seorang

pemimpin yang baik Musa mendengarkan nasehat Yitro, Musa harus melaakukan pembagian

tugas kerja, dan Musa harus menggajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan

keputusan-keputusan,jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dikerjakan. Intinya

harus mencari orang yang cakap dan takut akan Allah, orang yang dapat dipercaya dan benci

kepada suap, karena suatu waktu mereka inilah yang akan mengadili perkara-perkara yang

kecil. Merupakan hal yang yang sangat hebat sekali kalau orang percaya kepada pemimpin,

dan lebih hebat lagi kalau pemimpin itu percaya kepada pengikutnya. Jikalau keduanya

merupakan realitas, maka kepercayaan akan menjadi hasilnya. Sebab semangkin besar

kepercayaan kepada seorang pemimpin, semakin bersedia pula mereka menerima perubahan

yang diusulkan oleh pemimpin.

8
BAB III

KESIMPULAN

Untuk menyimpulkan semuanya ini, saya mengutip kata-kata dari Robert Clinton,

bahwa “Tugas utama pemimpin adalah mempengaruhi umat Allah untuk melaksanakan

rencana Allah”.5 Artinya adalah bahwa semua kita para pemimpin kristiani harus

mempengaruhi jemaat-jemaat kita dan mendorong mereka untuk ikut serta untuk menggenapi

visi misi kita yang sesuai dengan rencana Allah. Dan mungkin melalui gereja salah satunya,

bahwa Gereja sebagai sebuah sistem tentulah kinerjanya perlu diolah dan dimanajemen

sebagaimana mestinya agar visi, misi, tujuan, dan sasarannya dapat tercapai.selain itu gereja

sebagai lembaga yang berorientasi pada moral dan iman harus menjadi contoh dalam

pengelolaan, transparasi dan pelaksanaan tanggung jawab. Setelah penulis membahas

bagaiamana kepemimpinan Musa dizamannya yang akan direlevansikan untuk zaman

sekarang, sangat bagus bahwa pemimpin dizaman sekarang harus mengikuti pola Musa, perlu

adanya perencananaan hang matang, langkah yang taktis, memiliki visi misi, dan relasi antar

pemimpin.

Untuk itu, penulis menghimbau agar kita para pemimpin generasi millenial untuk

tetap bersinergi didalam mencapai visi misi masing-masing yang mengutamakan kepentingan

umum dan terlebih lagi kesatuan tubuh Kristus semakin erat dan kerajaan Allah semakin

tersiar dan Tuhan dimuliakan lewat kita para pemimpin yang dipilihNya.

5
Richsonblogs.blogspot.com/2013/11/kepemimpinan-kristiani.html?m=1 (5 November 2013, internet)

9
KEPUSTAKAAN

Darmaputera Eka, Kepemimpinan Kristen. Jakarta: UPI, 2003

Lumintang Stevri Indra, Theologia Kepemimpinan Kristen. Jakarta: GII, 2017

Maxwell John, Semua Orang Bisa Memimpin. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014

Richsonblogs.blogspot.com/2013/11/kepemimpinan-kristiani.html?m=1, 5 November 2013,

internetSaragih Jahenos, Manajemen Kepemimpinan Gereja. Jakarta: GKYE, 2009

10

Anda mungkin juga menyukai