DI SUSUN OLEH :
ALUNA PUTRI SAGITA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
berkat karunia-Nya penyusun dapat menulis Makalah ini dengan baik. Dalam
makalah ini penulis menyampaikan pokok pikiran mengenaisistematika penulisan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh darikesempurnaan, baik dari segi isi
maupun penyusunannya.Oleh karena itukritik dan saran sangat diharapkan untuk
penyempurnaan makalah ini kej e n j a n g y a n g l e b i h b a i k d a n s e m p u r n a .
S e m o g a m a k a l a h i n i d a p a t bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN ..................................................................................
B. SARAN ..............................................................................................
A. Latar belakang
Pada zaman fir’aun dan kejayaanya dimesir lahir seorang bayi yang bernama musa,
fir’aun sebagai raja yang menganggap dirinya tuhan suatu ketika bermimpi , dan oleh dukun
peramalnya mimpi itu diartikan sebagai dan dengan akan lahirnya seorang bocah laki-laki dari
kalangan bani isra’il yang akan merampas kekuasaan raja. Seketika itu fir’aun langsung
mengintruksikan seluruh pasukannya untuk membunuh setiap bocah laki-laki yang lahir
disetiap kalangan bani isra’il.
Ibu musa, Yukabad, istri Imron bin Qohat bin Lawi bin Ya’kub merasa sangat gelisah
karena begitu ketetnya penyelidikan para petugas. Suatu ketika ibu musa mendapatkan
petunjuk didalam mimpinya agar anaknya yang baru berusia tiga bulan dihanyutkan disungai
nil, Allah SWT menjamin bahwa bayinya akan selamat, bahkan yukabad kelak akan tetap
dapat merawatnya. Isyarat itu dilaksanakan dengan penuh ketabahan dan tawakal.
Setelah dihanyutkan, kotak yang berisi musa tersebut berhenti dibelakang istana fir’aun
yang kebetulan istri fir’aun sedang mandi, kemudian diambilah kotak yang berisi musa
tersebut lalu dipeliharal musa didalam istana fir’aun sendiri. Dan ketika didatangkan sejumlah
ibu penyusu musa hanya mau menyusu kepada ibu penyusu yukabad, yang artinya ibunya
sendiri, itulah janji Allah, kisah yang dituturkan dalam surat Al-Qoshos Ayat 4-13.
B. Rumusan Masalah
1. Apa keistimewaan nabi Musa AS?
2. Bagaimana sejarah nabi Musa AS?
3. Bagaimana keadaan ummat nabi Musa AS?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui keistimewaan nabi Musa AS.
2. Mengetahui sejarah nabi Musa AS.
3. Mengetahui keadaan ummatnya nabi Musa AS pada zamannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nabi Musa A.S
Nama beliau adalah Musa bin Imron bin Qohits bin ‘Azir bin Lawiy bin Ya’kub A.S bin
Ishaq AS bin Ibrahim AS. nabi musa adalah satu dari lima nabi yang diberi julukan Ulul
‘Azmi, sebutan ini adalah suatu julukan bagi para nabi yang memiliki kedudukan khusus
karena ketabahan dan kesabaran mereka yang luar biasa dalam berdakwah. Mereka adalah
Nuh AS, Ibrohim AS, Musa AS, Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW.
Nabi musa memiliki julukan spesial yaitu “Kalimulloh” artinya orang yang berbicara
langsung dengan Allah SWT. diberi julukan karena beliau kepada Allah SWT berbicara
langsung tanpa perantara, ini juga merupakan keutamaan tersendiri bagi nabi Musa AS
dimana para nabi lainnya meneriman wahyu melalui perantara malaikat jibril, kecuali nabi
Muhammad SAW pada peristiwa Isro’ mi’roj “.... dan Alloh telah berbicara kepada musa
dengan langsung.” (QS, An-Nisa : 164). Apabila membaca Al-Qur’an dari awal sampai akhir,
kita akan banyak menemui kata Musa dalam Al-Qur’an, nabi Musa memang memiliki
keistimewaan tersendiri dalam Al-Qur’an, nama beliau adalah nabi terbanyak yang disebutkan
didalam Al-Qur’an dibanding dengan nabi-nabi yang lainnya. “sudah sampaikah kepadamu
(ya Muhammad) kisah musa, tatkala tuhannya memanggilnya kelembah suci ialah lembah
‘thuwa’ ‘pergilah kamu kepada fir’aun, sesungguh dia telah melampaui batas, dan katakanlah
(kepada fir’aun) adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)’, dan
kamu akan aku pimpin kejalan tuhanmu agar supaya kamu takut kepadanya?” (QS, An-
Nazi’at : 15-19).
Allah SWT memanggil nabi Musa AS tatkala beliau melewati suatu lembah suci
dimesir yang bernama ‘Thuwa’ disitulah nabi Musa AS mendapatkan perintah untuk pergi
menuju fir’aun dan mengajaknya beriman kepada Allah SWT, menyadari bahwa mendapat
perintah yang tidak mudah ditambah dengan lisan beliau yang tidak fasih nabi Musa
memohon untuk mengutus seseorang untuk menemaninya menemui fir’aun.
Namun, sebelum berpisah Nabi Khidhir menjelaskan apa yang telah dilakukan itu.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a) Perbuatan pertama aku lakukan, karena di negeri itu ada seorang raja yang suka
merampas kapal milik rakyat yang masih baik. Kapal yang aku lubangi itu adalah milik orang
yang sangat miskin dan merupakan kapal satu-satunya yang bisa dijadikan sumber penghasilan
bagi keluarganya. Oleh sebab itu kapal tersebut aku lubangi agar tidak ikut dirampas oleh raja
yang zalim itu.
b) Perbuatan kedua aku lakukan, karena anak kecil itu kelak akan membuat fitnah
bagi kedua orang tuanya apabila dia sudah dewasa.
c) Perbuatan ketiga, aku perbaiki bangunan dan dinding rumah itu, karena bangunan
milik anak yatim. Di bawah rumah tersebut tersimpan harta pusaka yang sangat banyak agar
kelak ia mengambil harta pusakanya di bawah tembok yang aku perbaiki. “Wahai Musa, apa
yang aku lakukan bukan atas kemauan dan kehendak pribadi, tetapi atas tuntunan wahyu Allah
swt. Aku berharap agar semua yang terjadi di hadapanmu ini akan menjadi pelajaran yang
mendatangkan manfaat bagi umatmu demikian pesan Nabi Khidir yang mengakhiri kisah Nabi
Musa dan Nabi Khidir. Untuk kesempurnaan tugasnya sebagai seorang rasul, kisah Nabi Musa
as. Dilanjutkan dengan melakukan perjalanan ke Bukit Sina. Di sana ia menerima kitab suci
Taurat, setelah 40 malam menetap di bukit tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian sejarah singkat perjuangan dakeah nabi Musa AS sekalipun dikhianati dan
disakiti berkali-kali oleh kaumnya nabi Musa AS tetap tabah, ikhlas, dan berserah diri kepada
Allah SWT, demikian kesimpulan yang dapat saya tarik adalah :
a. Nabi Musa AS adalah seorang nabi yang dipilih oleh tuhan untuk menyampaikan
risalahnya dengan mengangkatnya menjadi nabi dan rasul karena beliau seseorang yang yang
tabah, ikhlas, dan berserah diri kepada Allah SWT, dan risalahnya adalah untuk
menyampaikan bahwa tiada tuhan selain Allah SWT dan menyuruh fir’aun bertaubat dan
mengimani Allah SWT dan harus mengakui kembali bahwa dia (fir’aun) bukanlah tuhan dan
hanya Allah SWT saja yang patut disembah.
b. Diantara rahmad dan karunia Allah SWT yang diberikan kepada nabu Musa AS adalah
beliau dapat berbicara langsung dengan Allah SWT tanpa perantara, ketika semua nabi dan
rosul ketika mendapat wahyu dari Allah SWT melalui perantara malaikat jibril, dan hanya
nabi Muhammad SAW saja yang dapat menyandingi nabi Musa AS yaitu pada kejadian Isro’
mi’roj dan nabi tengah di sidrotul muntaha.
c. Hal yang harus disyukuri adalah kita mendapat nikmat dari Allah SWT adalah jangan kita
lupakan ketika kita hanya ingat kepada Allah SWT dikala susah, melainkan juga dikala
senang ataupun ketika mendapat rezeki lebih dari Allah SWT karena rezeki tersebut juga
adalah rezeki Allah SWT yang satu-satunya mempunyai kekuasaan diatas segalanya.
B. Saran
Kita sebagai umat muslim di dunia, harusnya mengetahui kisah – kisah nabi yang
terdahulu karena dengan mengetahui kisah nabi – nabi kita dapat mengambil pelajaran
mengenai tanda – tanda kekuasaan Allah dan pelajaran yang terdapat dalam peristiwa yang
menimpa umat – umat terdahulu. Seperti firman Allah sebagai berikut :
“Kami bacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk
orang-orang yang beriman.” (Al-Qashash: 3).
DAFTAR PUSTAKA