Anda di halaman 1dari 10

Martin Luther

Makalah
Bible+ Eagle School
Teacher : Sr Robin

Kelompok 1:

Ruben
Abraham
Funnesa
Axel

Eagle School 2020/2021

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan penulisan makalah
dengan judul "MARTIN LUTHER". Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas Eagle School.

Kita juga mengucapkan terima kasih kepada Sir Robin, selaku guru Bible +
kita, kita menyadari bahwa makalah ini masih terbatas dan jauh dari sempurna,
karena pengetahuan, pengalaman dan waktu yang saya miliki sangat terbatas.
Namun, saya telah berusaha dan bekerja keras supaya makalah ini bermanfaat
bagi pembaca sekalian. Dan kiranya kita semua menjadi orang Kristen yang taat
kepada Allah dan Firman Tuhan.

Lembang,5 December 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
BAB I
COVER …………………………………………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………… iii

BAB II ISI …………………………………………………………………………………………… iv


MARTIN LUTHER ………………………………………………………………………………… iv
(a) Sejarah Martin Luther
(b) Permulaan Reformasi Protestan
(c) Kematian Martin Luther

BAB III PENUTUP


SARANA MASING-MASING
● Funnesa
● Abraham
● Axel
● Ruben
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB II
MARTIN LUTHER

(a) Sejarah Martin Luther

Gambar 1: Martin Luther

Martin Luther lahir pada 10 November 1483 di Eisleben, Mansfeld County,


(saxony) bagian dari Kekaisaran Roma Suci. Putra dari pasangan Hans Luther dan
Margarethe Lindemann. Orang tuanya merupakan petani, meski Hans juga menuai
kesuksesan dalam bidang pertambangan. Hans yang ambisius ingin Luther menjadi
pengacara Karena itu di usia tujuh tahun ayahnya mengirim Luther ke sekolah bahasa
Latin di Mansfeld, kemudian ke Magdeburg di 1497. Setahun kemudian, dia kembali ke
Eisleben dan mempelajari tata bahasa, retorika, dan logika. Pelajaran yang disebutnya
“pembersihan dan neraka”. Pada 1501 saat dia berusia 17 tahun, dia masuk Universitas
Erfurt, yang kemudian ia deskripsikan sebagai “rumah bir” dan “tempat pelacuran”.
Martin Luther harus bangun setiap pukul 4 pagi untuk apa yang digambarkannya
sebagai “hari belajar hafalan dan acap kali latihan-latihan rohani yang melelahkan”.
Martin Luther memperoleh gelar Master of Art di bidang tata bahasa, logika, retorika,
dan metafisika.

iv
Gambar 2: Eisleben Mansfeld County, (saxony)

Selaras dengan keinginan ayahnya, Luther mendaftarkan diri pada sekolah


hukum di universitas yang sama, namun tidak lama kemudian ia putus kuliah, dengan
keyakinan bahwa hukum mempresentasikan ketidakpastian. Luther mencari jaminan
akan kehidupan dan dia merasa tertarik akan teologi dan filsafat, mengekspresikan
ketertarikannya kepada Aristoteles, William dari Ockham, dan Gabriel Biel. ia mendapat
banyak pengaruh dari dua pengajarnya, yang mengajarkannya untuk bersikap curiga,
bahkan terhadap para pemikir terbesar dan untuk menguji sendiri segala sesuatu
berdasarkan pengalaman.

Menurut Martin Luther menawarkan jaminan seputar penggunaan akal tanpa


menyinggung tentang mencintai Allah, yang bagi Luther sangatlah penting. Luther
merasa bahwa akal tidak dapat menuntun manusia kepada Allah, kemudian Luther
menaruh suatu hubungan cinta dan benci secara simultan dengan Aristoteles karena
penekanannya pada akal. Bagi dia, akal tidak dapat digunakan untuk mempertanyakan
Allah.

Salah satu momen terpenting dalam hidup Luther terjadi pada 2 Juli 1505. Saat
itu, dia sedang berada dalam perjalanan kembali ke kampus. Di saat hujan badai, petir
menyambar dekat Luther. Kepada ayahnya, dia berujar begitu takut akan kematian dan
penghakiman abadi. “Tolong! Santa Anna, aku ingin menjadi biarawan!” kata Luther
dalam tarikannya. Kemudian dia memutuskan untuk berhenti dari sekolah hukum. Dia
menjual bukunya, dan memasuki Biara St Augustine di Erfurt pada 17 Juli 1505.
Sebuah keputusan yang mendapat respon negatif baik dari keluarga maupun
teman-temannya. Luther mendedikasikan hidupnya bagi Ordo Augustine. Diantaranya
berpuasa, berziarah, berdoa, dan melaksanakan pengakuan dosa.
(b) Permulaan Reformasi Protestan

Gambar 3: Yohanes Calvin Gambar 4: Ulrich Zwingli

Reformasi Protestan adalah suatu skisma dari gereja Katolik yang diprakarsai
oleh Martin Luther dan dilanjutkan oleh Yohanes Calvin, Ulrich Zwingli, serta para
Reformis Protestan awal lainnya di Eropa pada abad ke-16.

Meskipun sebelum Luther telah ada upaya-upaya awal yang signifikan untuk
melakukan reformasi Gereja Katolik – seperti yang dilakukan oleh Jan Hus, Peter
Waldo, dan John Wycliffe – Martin Luther secara luas diakui telah memulai Reformasi
Protestan dengan 95 Tesis. Luther mengawali dengan mengkritik penjualan indulgensi,
bersikeras bahwa Sri Paus tidak memiliki otoritas atas purgatorium dan bahwa ajaran
Katolik mengenai jasa orang-orang kudus tidak memiliki landasan di dalam Alkitab.
Bagaimanapun, posisi Protestan kelak memadukan perubahan-perubahan doktrin
seperti ketergantungan sepenuhnya pada Alkitab sebagai satu sumber keyakinan yang
benar (sola scriptura) serta keyakinan bahwa iman dalam Yesus, dan bukan
perbuatan-perbuatan baik, adalah satu-satunya jalan untuk memperoleh pengampunan
Allah atas dosa (sola fide). Motivasi utama di balik perubahan-perubahan tersebut
bersifat teologis, kendati banyak faktor lain yang berperan, termasuk bangkitnya
nasionalisme, Skisma Barat yang mengikis kepercayaan pada Kepausan, dugaan
korupsi Kuria Roma, dampak dari humanisme, dan pembelajaran baru Renaisans yang
mempertanyakan banyak pemikiran dalam tradisi.
vi
Gerakan awal di dalam wilayah Jerman beragam rupa, dan impuls-impuls
reformasi lainnya timbul secara tersendiri di luar kepemimpinan Luther. Tersebar
Luasnya mesin cetak Gutenberg menjadi sarana penyebaran materi-materi keagamaan
secara cepat dalam bahasa vernakular (lingua franca).

Kelompok-kelompok terbesar gerakan ini yaitu Lutheran dan Calvinis.


Gereja-gereja Lutheran kebanyakan didirikan di Jerman, Baltik, dan Skandinavia,
sedangan gereja-gereja Reformed didirikan di Swiss, Hongaria, Prancis, Belanda, dan
Skotlandia. Gerakan baru ini memberikan pengaruh definitif pada Gereja Inggris setelah
tahun 1547 di bawah pemerintahan Edward VI and Elizabeth I, kendati Gereja Inggris
telah berdiri sendiri di bawah pemerintahan Henry VIII pada tahun 1530-an awal.

Terdapat juga gerakan-gerakan reformasi di seluruh Eropa daratan yang dikenal


sebagai Reformasi Radikal, yang menimbulkan gerakan-gerakan Anabaptis, Moravia,
dan Pietistik lainnya. Selain membentuk komunitas-komunitas di luar otorisasi negara,
para Reformis Radikal sering kali menerapkan perubahan doktrin yang lebih ekstrem,
misalnya penolakan terhadap prinsip-prinsip hasil Konsili Nicea dan Konsili Kalsedon
yang berlangsung pada Abad Kuno Akhir.

Gereja Katolik menanggapi dengan suatu gerakan yang disebut


Kontra-Reformasi, diprakarsai oleh Konsili Trente. Banyak upaya dalam menghadapi
Protestanisme dilakukan oleh kalangan Yesuit, suatu tarekat baru kala itu yang
terorganisasi dengan baik. Secara umum, Eropa Utara, dengan pengecualian sebagian
besar wilayah Irlandia, berada di bawah pengaruh Protestanisme. Eropa Selatan tetap
Katolik, sedangkan Eropa Tengah merupakan lokasi konflik yang sengit, imbas dari
serangkaian perang agama di Eropa yang berpuncak pada Perang Tiga Puluh Tahun,
sehingga mengakibatkan daerah ini hancur.
Di 1516, seorang Imam Ordo Dominikan bernama Johann Tetzel dikirim ke
Jerman oleh Kekaisaran Roma Suci untuk menjual surat pengampunan.

Pengalamannya sebagai imam pengampunan antara 1503-1510 membuatnya


dilantik menjadi Komisioner Jenderal oleh Uskup Agung Mainz Albrech von
Brandenburg.31 Oktober 1517, Luther menulis surat kepada Von Brandenburg
memprotes penjualan surat pengampunan demi mendapat dana membangun Basilika
Santo Petrus di Roma Di umur 27 tahun, Luther berkesempatan menjadi delegasi
konferensi Gereja Katolik di Roma. Di sana, dia merasa sedih dengan korupsi dan
perbuatan amoral di antara imam. Vii
Di tengah studinya tentang Kitab Suci, dia mengalami pencerahan tatkala
membaca Mazmur 22 saat mempersiapkan bahan kuliah. Di sana tertulis tentang
ratapan dan penderitaan Yesus ketika menghadapi penyaliban. Sebuah ratapan yang
mirip dengan kekecewaan Luther kepada agama dan Tuhan.Dua tahun kemudian ketika
mempersiapkan bahan kuliah tentang surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, dia
membaca "orang benar bakal
hidup oleh iman".

Dia sempat merenungkan kalimat tersebut sebelum dia paham bahwa kunci
keselamatan rohani bukan diperbudak dogma agama, tetapi percaya bahwa iman itu
sendiri yang membawa keselamatan.Pada periode inilah, dia mengalami perubahan
besar dalam hidupnya sekaligus menandai terjadinya Reformasi Protestan.Surat protes
kepada Uskup Agung Von Brandenburg kemudian dikenal sebagai Ninety-five Theses
yang dalam dua pekan, salinannya menyebar ke seluruh Jerman.

Kemudian tulisan tersebut menyebar hingga ke Perancis, Inggris, maupun Italia


pada 1519. Para cendekiawan menuju Wittenberg untuk mendengarkan kuliah Luther.

(c) Kematian Martin Luther

Antara 1533 hingga 1546, Luther mengabdi sebagai Dekan Teologi di Universitas
Wittenberg. Saat itu, kesehatannya mulai menurun.Dia menderita Penyakit Meniere,
vertigo, masalah pencernaan, dan katarak di salah satu matanya. Sakit dan masalah
emosional mempengaruhi tulisannya.
Beberapa karyanya berisi bahasa yang menyinggung dan kasar terhadap beberapa
elemen masyarakat. Antara lain kalangan Yahudi.

Pada 18 Februari 1546 pukul 02.45, Luther meninggal dunia dalam usia 62 tahun
di Eisleben setelah terserang stroke. Jenazahnya dimakamkan di Wittenberg, tepatnya
di bawah mimbar.
viii
BAB III
Penutup

Pendapat Ruben:
Martin luther merupakan seorang profesor di bidang teknologi
sekaligus pastor katolik yang berasal dari jerman Luther menjadi dikenal
karena menggagas Reformasi Protestan yang memberikan perubahan
dalam sejarah Kekristenan dunia.King berperan besar dalam mengakhiri
undang-undang Amerika serikat yang mengatur pemisahan rasial antara
keturunan Afrika-Amerika dengan orang kulit putih.
King mulai terkenal saat memimpin Southern Christian Leadership
Conference (SCLC), sebuah konfrensi yang menyuarakan hak-hak sipil
orang kulit hitam di Amerika.

Pendapat Funnesa:
Martin Luther merupakan seseorang yang sangat mencintai Tuhan, dia
sangat marah ketika gereja katolik ini menjual pengampunan dosa. Martin
Luther sangat taat pada Tuhan,dan pada akhirnya dia mati karena
menderita penyakit.

Pendapat Abraham:
Martin Luther adalah orang yang menentang gereja katolik untuk
memperbaikinya, jadi dia juga membantu mereformasi gereja di saat orang
dieksekusi karena menerjemahkan Alkitab. Keberaniannya akan dikenang
sebagai salah satu reformis terbesar dalam sejarah gereja, orang yang
mengembalikan gereja katolik kepada jalan Tuhan

Pendapat Axel:
Martin Luther adalah orang yang terus berjuang sampai pada
akhirnya. Ia berani melawan surat pengampunan dosa yang sesat saat itu
walau dia hanya sendiri pada saat itu. Martin Luther juga adalah orang
yang sangat sangat setia akan Tuhan sehingga Ia dapat berjuang bagi
Tuhan.

Kesimpulan:
Martin Luther merupakan seseorang yang setia, ia tetap setia walaupun
jiwanya terancam. Kita bisa belajar dari Martin Luther untuk tetap setia
kepada Tuhan walaupun jiwa kita terancam dan kita bisa belajar untuk
berani

DAFTAR PUSTAKA
BUKU "100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen"

https://id.wikipedia.org/wiki/Martin_Luther

https://internasional.kompas.com/read/2018/11/07/21355921/biografi-tokoh-dunia
-martin-luther-tokoh-reformasi-protestan?page=all

https://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi_Protestan#:~:text=Reformasi%20Protesta
n%20adalah%20suatu%20skisma,oleh%20Luther%20pada%201517%2C%20da
n

ix

Anda mungkin juga menyukai