Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TENTANG
PERTOBATAN MARTIN LUTHER
DISUSUN:
O
L
E
H

NAMA: SIPORA AGUSTIN SEREH


KELAS: X 1PA 3
TUGAS:AGAMA KRISTEN PROTESTAN

SMANSA 1 KOMODO
TAHUN AJARAN 2019/2020

BAB 1
RIWAYAT HIDUP
Tokoh Reformasi : Martin Luther (Jerman)
Martin Luther (1483-1546), adalah seorang pastur Jerman, professor teologi, dan figur
penting dalam reformasi. Ia merupakan salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam
sejarah Kekristenan ketika ia memulai Reformasi Protestan di abad 16. Dia mempertanyakan
beberapa dasar doktrin Katholik Roma, dan pengikutnya dengan cepat memisahkan diri dari
Gereja Katholik Roma untuk memulai tradisi Protestan.
Lahir pada 10 November 1483 di Eisleben, Saxony (sekarang Jerman bagian
tenggara), bagian dari Kekaisaran Romawi Suci, anak dari  Hans and Margarette Luther dari
kalangan buruh tani yang berhasil dalam pertambangan tembaga. Martin adalah nama
baptisan yang diperolehnya karena hari pembaptisannya bertepatan dengan hari Santo Martin,
pelindung kaum pengemis. Pada tahun 1484, keluarga Luther pindah ke Mansfeld. Ayahnya
bertekad bahwa anaknya harus menjadi pegawai negeri dan memberikan kehormatan kepada
keluarganya. Dengan harapan itulah Hans mengirimkan Martin yang masih berusia 7 tahun
untuk belajar di Mansfeld, lalu melanjutkan sekolahnya di Magdeburg pada usia 14 tahun.
Namun, Hans Luther memiliki rencana lain bagi Martin, ia ingin anaknya agar menjadi
pengacara sehingga ia menarik Martin dari sekolah di Magdeburg dan mengirimnya ke
sekolah baru di Eisenach. Pada tahun 1498, Martin Luther kembali ke Eisleben dan
mendaftar ke sekolah, mempelajari tata bahasa, retorika, dan logika. Ia lalu membandingkan
pengalaman ini terhadap penyucian dosa dan neraka. 
Pada usia 17 tahun, di tahun 1501, Luther masuk ke Universitas Erfurt, dan
mendapatkan gelar sarjananya pada 1502, dan gelar magisternya (tata bahasa, logika,
retorika, dan metafisika) pada 1505. Menuruti keinginan ayahnya, Luther mendaftar di
sekolah hukum pada universitas yang sama tahun itu, tetapi dengan cepat ia keluar, karena
percaya bahwa hukum melambangkan ketidakpastian. Luther mencari kepastian tentang
kehidupan dan tertarik pada teologi dan filosofi, menampilkan ketertarikan khusus pada
Aristotle, Wlliam of Ockham, dan Gabriel Biel.
Lahirnya Reformasi :
Pada tahun 1514, Martin Luther mulai melayani dengan menjadi pastor di gereja
kastil Wittenburg. Ia berkotbah tentang Firman Tuhan kepada orang-orang berbeda dari
sebelum-sebelumnya. Pada masa ini, gereja Katholik melakukan kegiatan yang berlawanan
dengan Alkitab dengan menjual Indulgensia.
Sementara itu, Paus Leo X membutuhkan dana untuk merenovasi Basilika St. Petrus.
Kebetulan baginya, gereja memiliki sumber pemasukan yang besar atas penjualan
indulgensia. Pada tahun 1516, Johann Tetzel, seorang imam Dominika ditugaskan oleh
Gereja Katholik Roma untuk menjual indulgensia guna merenovasi Basilika St. Petrus di
Roma. Dengan berkeliling ke kota-kota di Jerman, Tetzel dengan persuasif berusaha
meyakinkan jemaat untuk membeli surat indulgensia. Kalimatnya yang terkenal dan sering
diucapkannya, "Saat uang logam bergemerincing masuk kotak uang, maka jiwa dari api
penyucian akan terbebaskan."
  Mereka yang membeli surat indulgensia dijanjikan akan mendapatkan pengurangan
hukuman atas dosa mereka, pengampunan dosa bagi sanak saudara yang berada di api
penyucian, dan bisa juga untuk pengampunan penuh dari segala dosa. Luther menganggap
penjualan indulgensia ini sebagai penyelewengan yang dapat menyesatkan umat sehingga
mereka hanya mengandalkan indulgensia itu saja dan mengabaikan pengakuan dosa dan
pertobatan sejati.
Pada 31 Oktober 1517, Luther memaku 95 dalil Luther dipakukan pada pintu Gereja
Kastil sebagai undangan terbuka bagi pemuka-pemuka gereja untuk memperdebatkan praktik
penjualan indulgensia dan menggarisbesarkan doktrin Alkitab pembenaran oleh iman saja.
Tindakan memaku 95 dalil ini menjadi saat yang menentukan dalam sejarah Kekristenan,
yaitu simbol lahirnya Reformasi Protestan. Pada masa itu, adalah suatu kebiasaan bila ada
topik yang hendak didiskusikan atau diperdebatkan maka seseorang bisa memakukan
undangannya di pintu gereja Wittenberg. 95 dalil ini mengkritik keras indulgensia karena
menyesatkan iman orang-orang. Luther juga mengirimkan salinan 95 dalil ini kepada Uskup
Agung Albrecht dari Mainz, menghubunginya untuk mengakhiri penjualan indulgensia.
Namun Uskup Agung Albrecht dari Mainz tidak membalas surat Luther yang berisi 95 dalil
ini. Ia telah memeriksa dalil-dalil tersebut dan menyampaikannya ke Roma. Ia memerlukan
pendapatan dari penjualan indulgensia untuk membayar dispensasi kepausan untuk masa
jabatan lebih dari satu keuskupan. Dibantu dengan mesin cetak, salinan 95 dalil tersebar ke
seluruh Jerman dalam dua waktu minggu dan ke seluruh Eropa dalam waktu dua bulan, serta
mencapai Prancis, Inggris, dan Italia pada awal tahun 1519.
BAB 2
PERTOBATAN
Tokoh Reformasi : Martin Luther (Jerman)
Saat sedang dalam perjalanan dari Mansfeld ke Erfurt, Martin Luther terjebak serangan
badai. Di suatu hutan dekat desa Stotternheim, petir menyambar di dekatnya, sehingga ia
terlempar jauh akibat tekanan udara. Dalam ketakutan, ia berseru, "Tolonglah, Santa Anna!
Saya akan menjadi biarawan!". Badai mereda dan karena nyawanya selamat, Luther
meninggalkan sekolah hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt pada 17 Juli 1505
(Banyak sejarahwan percaya bahwa tindakan Martin Luther bukanlah tindakan yang spontan,
tetapi sudah terformula di benak pikirannya). Bisa dibayangkan betapa marah ayahnya
kepada Martin, karena ayahnya menginginkan ia menyelesaikan studi hukumnya. Luther juga
didorong oleh rasa takut akan neraka dan murka Tuhan, dan merasa bahwa hidup di biara
akan menolong dia menemukan keselamatan.
Martin Luther sepenuhnya mengabdikan dirinya pada hidup membiara, dengan
melakukan segala perbuatan untuk menyenangkan Tuhan dengan berpuasa, berdoa selama
berjam-jam, berziarah, dan sering melakukan pengakuan dosa. Awal kehidupan membiara
begitu sulit bagi Martin Luther, karena ia tidak menemukan pencerahan religius yang ia cari.
Johann von Staupitz, atasan Luther, menyuruhnya untuk memfokuskan hidupnya secara
khusus pada Kristus dan kemudian hal ini akan menjadi petunjuk yang ia cari. Dia
mengajarkan bahwa pertobatan tidak meliputi penebusan dosa atas usaha sendiri dan
penghukuman tetapi lebih dari perubahan hati.
Pada 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada 1508 ia mulai mengajar teologi di
Universitas Wittenberg. Pada 9 Maret 1508 ia mendapatkan gelar sarjananya dalam Studi
Alkitab, dan gelar sarjananya dalam "Sentences"  karya Petrus Lombardus (buku ajar teologi
yang terutama pada Zaman Pertengahan) pada 1509. Pada umur 27, Luther berkesempatan
untuk menjadi utusan ke sebuah konferensi gereja di Roma. Ia menjadi lebih kecewa, dan
sangat putus asa oleh kekekalan dan korupsi yang ia saksikan di sana di antara imam-imam
Katholik. Sekembalinya ke Jerman, ia masuk ke Universitas Wittenberg dalam upaya untuk
menekan kekacauan rohaninya. Pada 9 Oktober 1512 ia menerima gelar Doktor Teologi, dan
pada 21 Oktober 1521 ia diterima menjadi anggota senat dosen teologi" dan diangkat menjadi
Doktor dalam Kitab Suci. Luther menghabiskan karirnya di jabatan ini di Universitas
Wittenberg.
Melalui studi kitab suci, Martin Luther akhirnya mendapatkan pencerahan rohani. Awal
1513, saat mempersiapkan bahan kuliah, ia membaca Mazmur 22,  yang menceritakan
tangisan Kristus memohon pengampunan di kayu salib, tangisan yang sama dengan
kekecewaan Luther terhadap Tuhan dan agama.  Luther mulai memahami inti teologi salib.
Dua tahun kemudian, saat mempersiapkan bahan kuliah Surat Paulus kepada Jemaat di
Roma. Konsep Kebenaran Allah sangat dominan dalam kitab Roma. Pertanyaan Luther
dalam hati sanubarinya "Allah dengan kebenaran-Nya yang sempurna akan mengadili setiap
orang. Bagaimana jika orang berdosa sesungguhnya tidak akan pernah memenuhi standard
keadilan Allah supaya dibenarkan, meskipun orang berdosa tulus mencari-Nya?". Pertanyaan
ini memberikan dilema yang luar biasa. Kebenaran Allah hanya akan mendatangkan kutukan
dan hukuman bagi orang berdosa, tanpa terkecuali dirinya sendiri. Bahkan Luther
menuliskan, "Meskipun aku hidup tidak bercela sebagai seorang imam, namun aku yakin
bahwa aku tetap orang yang berdosa dan hati nuraniku sangat gelisah di hadapan Allah. Aku
tidak percaya segala perbuatanku dapat menyenangkan Allah".
Pada suatu malam sekitar akhir tahun 1514, Luther terpaku membaca "... orang benar
akan hidup oleh iman" (Roma1:17). Tulisan Paulus ini menggetarkan hatinya dan Ia
mendalami kalimat ini untuk beberapa waktu. Akhirnya ia menyadari bahwa kunci
keselamatan rohani bukanlah takut akan Tuhan atau diperbudak oleh dogma religius tetapi
adalah percaya bahwa oleh iman itu sendiri akan membawa keselamatan. Luther mengingat
ajaran Agustinus tentang "Anugerah" yang pernah dibacanya. Doktrin "Anugerah" yang
pernah dituliskan Agustinus dalam buku Confessions adalah salah satu ajaran penting yang
telah begitu lama dilupakan gereja. Doktrin ini meyakini bahwa tidak ada satupun manusia
berdosa mampu menyelamatkan dirinya. Hanya Allah yang dapat mengampuni manusia
dalam kedaulatan-Nya. Pengampunan inilah yang disebut anugerah, suatu anugerah yang
sebenarnya tidak layak diberikan kepada kita. Bahkan iman pun adalah pemberian Allah,
bukan usaha dan keputusan manusia. Alkitab dan Agustinus telah "melahirkan" Luther
kembali. Luther menyaksikan seluruh kegelisahan hatinya lenyap, "Seperti ada tertulis bahwa
orang benar hidup oleh imannya. Ini membuat aku seperti dilahirkan kembali. Kini aku
seakan berdiri di depan pintu gerbang surga dalam suatu terang yang baru. Kalau dulu aku
membenci ungkapan 'Kebenaran Allah', maka sekarang aku mulai mencintai dan memujinya
sebagai ungkapan yang paling manis..." Luther pun mulai melihat seluruh isi kitab suci
dengan sudut pandang yang baru. Di periode ini ditandai perubahan besar dalam hidupnya
dan gerakan Reformasi.
BAB 3
KETELADANAN BAGI ORANG PERCAYA
Dari Kisah Martin Luther :
1. Jadilah diri sendiri
Martin percaya bahwa setiap individu spesial. Masing-masing berada disini untuk
suatu tujuan dan tujuan utama bagi kita semua adalah untuk membuat dunia menjadi tempat
yang lebih baik. Tidak peduli apa warnamu, apa agamamu, seperti apa rupamu, seperti apa
suaramu, tidak peduli darimana asalmu. Kamu ada di sini untuk melakukan perubahan.
2. Percaya 
Martin Luther adalah orang yang penuh iman. Dia dihormati oleh pria dan wanita
beriman dari keyakinan yang berbeda daripadanya. Poin utamanya adalah bahwa ia percaya.
Bukan hanya percaya, tapi ia rela mati untuk apa yang ia yakini. “Keyakinan adalah
mengambil langkah pertama ketika Anda tidak bisa melihat seluruh tangganya.”
3. Perhatikan. Berdiri dan lakukanlah sesuatu! 
Jangan hanya diam melihat apa yang tidak benar di hadapan Tuhan. Jadilah dirimu
sendiri, percaya, dan lakukanlah sesuatu untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Seperti
apa yang dilakukan oleh Martin Luther.
PENUTUP
Manusia cenderung hidup dalam dosa karena hidupnya terikat dosa. Oleh karena itu,
manusia membutuhkan keselamatan agar memperoleh kehidupan kekal di surga kelak.
Manusia membutuhkan penolong lain di luar dirinya yang dapat enolongnya mendapatkan
keselamatan.
Iman adalah jalan pembuka bagi proses pengudusan hidup orang Kristen dan
jembatan yang menghubungkan sehingga ada persekutuan antara orang Kristen dan Allah. Di
sini Roh Kudus berperan untuk menguduskan. Manusia tidak dapat menguduskan dirinya
sendiri. Roh Kuduslah yang menguduskannya.
Bagaimana cara Tuhan membawa ke-4 tokoh di atas kembali kepada pertobatan?
Tuhan menggunakan Roh Kudus untuk mengembalikan orang-orang yang sudah berbelok ke
arah jalan yang tidak benar. Hanya oleh Roh Kudus sajalah manusia dapat dipulihkan dan
bertumbuh serupa dengan Kristus. Pertumbuhan rohani orang percaya terjadi karena karya
Roh Kudus yang diam di dalamnya. Pertumbuhan rohani juga terjadi karena Roh Kudus
memberi kekuatan yang mengubahkan mental, karakter, dan kepribadian yang sesuai dengan
pertumbuhan yang mengarah kepada Kristus.
Jadi, Roh Kudus mempunyai peran yang sangat penting, yaitu memberi pertumbuhan
kepada setiap orang percaya, baik dalam hal iman maupun kapasitas hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai