Pemahaman Konsep Harta Dalam Teologi Yohanes Calvin Untuk Menolong Orang Kristen Memahami Konsep Harta Secara Alkitabiah
Pemahaman Konsep Harta Dalam Teologi Yohanes Calvin Untuk Menolong Orang Kristen Memahami Konsep Harta Secara Alkitabiah
Memasuki era pasca modern ini banyak perubahan sikap dan kecenderungan dalam
hidup bermasyarakat. Tingkat kemajuan informasi yang begitu cepat membawa arah
kehidupan yang lebih maju baik dalam berpikir maupun dalam bertindak. Informasi yang
cepat dan terbuka lebar, membuat orang sangat mudah memasarkan, berjual beli, mencari
barang yang dibutuhkan, belajar mendapatkan penghasilan tambahan, atau bahkan hanya
dengan membuat film pribadi sudah dapat mendatangkan penghasilan yang sangat banyak.
Begitu pula dengan kehidupan orang percaya, yang pasti juga terdampak dengan
kemajuan zaman ini. Sedikit banyak akan terpengaruh dengan hal-hal seperti ini.
Mendapatkan harta untuk menambah penghasilan atau bahkan sebagai mata pencaharian
utama dengan hasil yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Tentu menggoda siapapun
untuk mendapat lebih dan lebih lagi kekayaan harta yang dimiliki.
Dalam skripsinya, Yoniarti menyoroti anggota jemaat yang seringkali tidak datang
beribadah pada hari minggu oleh karena jemaat tersebut lebih suka bekerja atau membuka
usaha yang mereka miliki. 1 Ada sikap orang Kristen yang tidak benar terhadap harta benda
penulisan, beliau mengutip data statistik yang menyebutkan diantara kemiskinan di dunia ini
1
Riescha Yoniarti, Sikap Orang Kristen yang Benar terhadap Harta Benda dan Allah menurut Injil Matius 6:19-
24,(Lawang: STT Alethia, 2006), hal 2
Januar Hadi / Metodologi Penelitian 2
yang diperkirakan mencapai 25% penduduk dunia disebabkan salah satunya adalah
pemahaman agamawi yang keliru.2 Pemahaman tersebut tentu saja pemahaman mengenai
bagaimana memahami dan menyikapi harta benda yang baik serta bagaimana mereka hidup.
Kemudian juga kerancuan pemahaman bahwa kekayaan materi yang dimiliki oleh
seseorang adalah bukti Allah memberkati mereka yang dianut dalam teologi kemakmuran
Hal-hal ini diangkat oleh penulis karena apabila orang Kristen jatuh ke dalam falsafah
Harta benda memang menggoda siapa saja untuk memilikinya, tidak terkecuali
orang-orang percaya. Namun jangan sampai harta benda menjadi lebih utama
daripada hal lainnya. Banyak orang percaya tidak mengutamakan hal-hal yang
seharusnya lebih utama dari pada mencari uang dan menimbun harta. Mereka
berkumpul bersama keluarga dan yang lebih berat lagi adalah karena demi
c.
2
Craig L. Blomberg, Tidak Miskin Tidak Kaya, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2011) hal. xiii
3
S Christian Robirosa Simanjuntak, Teologi Kemakmuran, (Malang: Gandum Mas, 2009) hal. 81
4
Riescha Yoniarti, Sikap Orang Kristen yang Benar terhadap Harta Benda dan Allah menurut Injil Matius 6:19-
24,(Lawang: STT Alethia, 2006), hal 2
Januar Hadi / Metodologi Penelitian 3
bahwa ada jemaat Tuhan yang lebih mengutamakan mencari harta benda dari pada
dapat menjadikan orang tersebut berpaling dari Tuhan inilah salah satu dampak
Harta benda yang ada pada kita yang untuk mendapatkannya melalui usaha dan
bekerja dengan penuh perjuangan adalah tidak lepas karena peran serta Tuhan
yang memberkati setiap umat manusia yang rajin dan tidak malas. Setiap orang
bekerja untuk dapat penghasilan dan menghidupi kehidupannya dan juga mungkin
setiap orang bisa saja berbeda satu dengan yang lainnya. Ada yang mendapat
banyak dan ada juga yang mendapat sedikit atau bahkan berkekurangan. Hal ini
kemakmuran yang salah satu pokok pemikirannya adalah jika orang kaya adalah
bukti dia diberkati Tuhan sedangkan jika orang miskin adalah bukti dia tidak
diberkati atau bahkan mendapat kutukan Allah. Dan juga sebaliknya jika orang
hidup dalam penderitaan maka Allah lebih berkenan kepadanya ketimbang orang
kaya yang tidak merasa cukup, tetapi ada banyak juga orang miskin yang
merasa cukup.5
b. Sia Kok Sin dalam referensi buku Tidak Kaya Tidak Miskin
selalu dipahami sebagai pahala bagi orang yang taat atau sebaliknya
adalah hukuman Tuhan dan tidak dapat menikmati berkat yang Tuhan sediakan
dan kasih yang berbeda satu dengan yang lainnya. Maupun bahwa miskin dan
penderitaan lebih baik daripada kekayaan dan kegembiraan juga kurang tepat
5
S Christian Robirosa Simanjuntak, Teologi…, hal 55
6
Sia Kok Sin, Jurnal Teologi Aletheia Vol. 16. No.7 September 2014, (Lawang: STT Aletheia, 2014), hal.99
77
A. A. Yewangoe, Theologia Crucis di Asia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989), hal. 63
8
Ibid,…, hal. 62
Januar Hadi / Metodologi Penelitian 5
Mengelola harta benda merupakan pekerjaan yang tidak gampang. Jika terjadi
kesalahan dalam mengelola harta benda dapat menjadikan hidup manusia tersebut
dapat membuat mereka salah dalam mengelola harta benda mereka. Kekeliruan ini
dengan motivasi yang keliru serta bagaimana mendapatkan harta benda dengan
c. Pdt. Dr. Eddy Paimoen dalam bukunya Kerajaan Allah dan Gereja
menuliskan bahwa manusia sebagai ciptaan Allah yang lebih dari ciptaan
setelah jatuh dalam dosa melakukan segala hal untuk memperkaya dirinya
9
David Handriyanto, Konsep Pengelolahan Harta Benda dalam Kitab Amsal untuk Memberikan Paradigma bagi
Orang Percaya dalam Mengelola Kekayaannya, (Lawang: STT Aletheia, 2018) Hal. 4
10
Joseph Tong, Jurnal Teologi Stulos Volume 9 Nomor 2, (Bandung: STTB, 2010), Hal. 256
Januar Hadi / Metodologi Penelitian 6
Maka sudah seharusnya orang percaya dapat mengelola harta benda miliknya
maupun yang dipercayakan kepadanya dengan baik dan menghindari pengaruh buruk falsafah
materialism. Agar menjadi berkat dan saksi bagi sekelilingnya. Serta dapat mempertahankan
kehidupan yang baik selama mungkin dengan memperhatikan lingkungan sekitar sebagai
milik bersama dengan orang lain, agar dapat dinikmati bersama dan dapat diwariskan ke
generasi berikutnya.
atas dapat dicegah dengan Pemahaman Konsep Harta Benda Menurut Teologi Yohanes
Calvin untuk Menolong Orang Kristen tidak Jatuh dalam Falsafah Materialisme.
B. Rumusan Masalah
yang ditimbulkannya seperti yang disebutkan di atas, maka penulis memberikan pertanyan
Apakah pemahaman konsep harta benda menurut teologi Yohanes Calvin dapat menolong
11
Eddy Paimoen, Kerajaan Allah dan Gereja, (Bandung: Agiamedia, 1999), hal. 167-168
Januar Hadi / Metodologi Penelitian 7
C. Tujuan Masalah
Untuk menjelaskan bahwa pemahaman konsep harta benda menurut teologi Yohanes
Calvin dapat menolong orang Kristen tidak jatuh dalam falsafah materialisme.
D. Hipotesis
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis memiliki hipotesa penelitian bahwa :
Pemahaman konsep harta benda menurut teologi Yohanes Calvin dapat menolong
E. Kajian Pustaka
I. Falsafah Materialisme
Secara garis besar konsep harta benda dimengerti sebagai pemahaman mengenai
kepemilikan sesuatu hal yang bernilai dalam kehidupan. Yang mana darinya biasanya
dianggap sebagai suatu nilai tambah dalam tatanan sosial bermasyarakat. Jika kepemilikan
harta benda itu banyak maka masyarakat sekitar akan mnilai orang tersebut debagai orang
kaya, dan sebaliknya jika tidak meiliki harta benda maka orang tersebut akan dipandag
sebelah mata.
dengan baik. Jadi Allah menciptakan dunia materi ini dengan sangat
baik.
sudah dilarang oleh Allah. Tetapi Hawa dan Adam suaminya yang ada
imago dei.
12
Blomberg, …2
Januar Hadi / Metodologi Penelitian 9
sebesar-besarnya.
karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul Sikap Orang Kristen yang Benar
2. Penelitian serupa juga pernah diangat oleh David Handriyanto sebagai karya
Ilmiah berbentuk tesis dengan judul Konsep Pengelolahan Harta Benda dalam
Mengelola Kekayaannya.
F. Metode Penelitian
Januar Hadi / Metodologi Penelitian 10
Dalam penyajian karya ilmiah ini penulis menggunakan metode studi literature
sebagai metode yang dipakai dalam penelitian ini. Adapun langkah-langkah yang
Penulis menyadari bahwa masih ada keterbatasan dalam penulisan karya ilmiah
ini karena fokus dan ruang lingkupnya, maka perlu penelitian lanjutan untuk
H. Definisi Operasional
Demi memudahkan pembaca dalam memahami judul penelitian ini maka penulis
Falsafah Materialisme
Harta Benda
I. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Januar Hadi / Metodologi Penelitian 11
F. Definisi Operasional
J. Daftar Pustaka