Anda di halaman 1dari 12

PERAN KOMUNIKASI DALAM GEREJA

Teologi dan Komunikasi

Disusun Oleh :
Alfian Hutauruk

PROGRAM STUDI TEOLOGI


Kelas Eksekutikif STT PAULUS MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur dipersembahkan kepada Tuhan yang Maha Kasih, karena hanya oleh
kuasa-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Teologi dan
Komunikasi, khususnya tentang Peran Komunikasi dalam Gereja . Penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah ini, Pdt. Feybe
Lumanaw, teman-teman serta sumber yang membantu penulis membuat tugas ini
sesuai dengan standar akademik yang berlaku di IAKN Manado, khususnya Teologi
dan Komunikasi.

Dalam penulisan ini, saya menyadari bahwa tugas tidak lepas dari kekurangan dan
kesalahan, sehingga setiap kritik dan saran tersebut sangan diperlukan penulis untuk
diperbaiki dikemudian hari. saya berharap semoga makalah Teologi dan Komunikasi,
khususnya tentang Peran Komunikasi dalam Gereja ini dapat bermanfaat bagi saudara
sekalian.

TUHAN MEMBERKATI

Disusun oleh,
Alfian H
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................
BAB 1 Pendahuluan........................................................................
BAB 2 Isi ........................................................................................
BAB 3 Penutup ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................….
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN
Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal (Hobben,1954).
Pengertian atau pemahaman komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa
memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang
dinamis dan secara konstan sesuai dengan situasi yang berlaku (Andersoon,1959).
Interaksi atau hubungan atau proses social, interaksi juga dalam tingkatan biologis
adalah suatu perwujudan komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan
kebersamaan tidak akan terjadi (Mead,1963)

Komunikasi dapat membuat orang lain mengambil bagian untuk memberi dan
mengalihkan informasi sebagai berita atau gagasan, dapat berarti kegiatan untuk
bermenyebarkankan informasi, mengatur kebersamaan, membuat dan menangani
komunikasi, menghubungkan, berarti ruang, mengambil bagian dalam kebersamaan.
Deifinisi-deifinisi ini membantu kita memahami dan mendiskusikan beberapa model
dasar komunikasi bagi sebuah pertukaran informasi. Bahkan komunikasi merupakan
langkah untuk memahami dan menganalisis keterlibatan kita dalam manusia.
Berdasarkan konteks atau tingkat analisisnya, teori komunikasi secara umum dapat
dibagi dalam lima, yaitu :

1. Intrapersonal communication, proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang


2. Interpersonal communication, komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi,
baik yang terjadi secara langsung ataupun tidak langsung
3. Komunikasi Kelompok, memfokuskan pembahasannya pada interaksi di antara
orang-orang dalam kelompok kecil
4. Komunikasi organisasi (organizational communication) menunjuk pada pola dan
bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi.
5. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media
massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak besar

Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya yang ingin beribadah kepada Allah.
Gereja tidak hanya tempat dimana manusia menjawab dan menerima, tetapi juga
tempat di mana manusia menjawab dan memberi. Demikianlah gereja adalah juga
ungkapan iman orang-orang percaya, suatu persekutuan yang dibentuk manusia untuk
bersama-sama bertumbuh dalam iman dan untuk menyebarkan Injil Yesus Kristus di
mana-mana, supaya bangsa Allah di dunia ini semakin besar.

Gereja dilihat sebagai tempat dimana manusia bertemu dengan keselamatan yang
diberikan Allah kepadanya dalam Yesus Kristus. Gereja adalah suatu lembaga atau
institusi yang mengantar keselamatan ini kepada manusia. Orang-orang percaya
menjadi anggota gereka untuk mendengar mengenai keselamatan Allah dan menerima
bagian di dalamnya. Orang percaya dating ke gereja untuk mendengarkan Firman
yang disampaikan dalam khotbah atau ajaran dan untuk menerima
sakramen-sakramen yang dilayankan
Hal ini berarti bahwa ketika berbicara komunikasi dalam gereja, maka kita akan
membahas tentang proses pertukaran informasi dalam hubungan dan interaksi social,
dimana kita akan saling menerima, memberi dan saling memahami dalam persekutuan
orang percaya, yaitu kepada jemaat umat Tuhan dengan tujuan mendapat keselamatan
yang diberikan Allah.

Dasar alkitabiah kita untuk saling berkomunikasi antara lain:

A. 2 Korintus 13 : 11 “Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera”

B. Roma 12 : 18 “sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam


perdamaian dengan semua orang”

Dari hal ini kita mengetahui bahwa manusia sebagai makhluk social memang harus
berkomunikasi untuk membangun kehidupan yang baik. Berkomunikasi bukan hanya
saling memberi informasi, tetapi komunikasi yang baik dimana kita harus saling
mengerti dan memahami. Di dalam pelayanan gereja kita harus berkomunikasi
dengan baik, agar pelayanan berjalan lancar, jika tidak maka akan tercipta
perpecahan.

Cara yang sangat efektif untuk menyelesaikan konflik–konflik dalam hubungan kerja
dan pelayanan kita adalah melalui berkomunikasi. Agar komunikasi menjadi efektif.
Kedua pihak harus terus menerus memberi dan menerima informasi baik lisan
maupun tulisan. Didalam berkomunikasi dengan orang lain, termasuk rekan
pelayanan digereja, terdapat aspek penting yang harus diperhatikan, yaitu aspek
mendengarkan. Mendengarkan berarti bahwa kita sedang berusaha untuk memahami
perasaan orang lain dan mendengarkan demi dia. Jadi mendengarkan memerlukan
perhatian dan sikap empati terhadap orang yang sedang berbicara.
BAB 2
ISI
2.1 MANFAAT KOMUNIKASI DALAM GEREJA

Adanya komunikasi yang sehat didalam gereja akan membuat jemaat dapat
melakukan dan mengerjakan banyak hal dan jemaat akan merasa nyaman dan senang
(have fun) berada didalam gereja. Dengan terciptanya komunikasi didalam gereja
maka gereja akan menjadi produktif karena semua jemaat fokus kepada visi dan misi
gereja. Selain daripada itu setiap anggota gereja merasa senang dan nyaman untuk
diam dirumah Tuhan.

Hal ini terjadi didalam kehidupan gereja yang mula-mula dimana semua jemaat
merasakan sukacita dan damai ketika mereka bersekutu didalam rumah Tuhan. Ketika
didalam gereja tidak ada komunikasi yang sehat maka yang muncul adalah
pertengkaran dan perselisihan.

Pertengkaran dan perselisihan akan menguras banyak perhatian dan energi. Akibatnya
banyak urusan-urusan dalam gereja yang lebih penting untuk dikerjakan menjadi
terbengkalai. Kalau hal ini terjadi maka gereja tidak akan dapat bertumbuh dan
berkembang karena jemaat tidak mengurusi apa yang seharusnya diurusi untuk
pertumbuhan dan perkembangan gereja. Tetapi justru sebaliknya sibuk dengan hal-hal
yang seharusnya tidak perlu diurusi.

Selain daripada itu apabila didalam gereja penuh dengan pertengkaran maka jemaat
tidak akan merasakan adanya sukacita dan damai (have no fun). Akibatnya jemaat
merasa tidak betah untuk terus tinggal dalam situasi yang seperti itu. Sebagai
konsekwensi logis maka banyak jemaaat yang akan keluardari gereja tersebut.

Tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi didalam gereja kita.Kita semua berharap agar
jemaat akan merasakan home sweet home didalam gereja. Hal ini hanya akan dapat
terwujud apabila didalam gereja kita ada komunikasi yang sehat.

Komunikasi yang sehat juga akan menciptakan kedekatan antar pribadi didalam
sebuah gereja.Kedekatan antar pribadi didalam sebuah gereja sangat dibutuhkan bagi
pertumbuhan dan perkembangan gereja. Keakraban antara hamba Tuhan dengan
jemaat dan antarajemaat dengan jemaat akan sangat besar dampaknya bagi
pertumbuhan dan perkembangan gereja seperti yang dialami oleh gereja mula-mula.
2.2. MODEL KOMUNIKASI OLEH DULLES
Dalam Gereja terdapat model-model berkomunikasi yang diungkapkan oleh Dulles,
bahwa ada model institusional, model kerugmatis, model sacramental, model
persekutuan Gereja, dan model dialog. Kelima model ini mempunyai peran dalam
berteologi dan berkomunikasi. Berikut penjelasan dari kelima model ini sebagai
berikut :

1. Model Institusional ini adalah model ini melihat komunikasi dalam arti teologis,
sebagai proses penurunan yang bermula dari Allah. Pada model inilah yang
memusatkan perhatian secara sempit pada otoritas jabatan serta corak wajib dari
doktrin itu sendiri. Terjadi suatu hubungan di dalam Gereja antara orang-orang yang
melayani firman begitu juga orang-orang yang mereka layani.

2. Model kerugmatis yang biasa disebut dengan model kesaksian. Model ini dikaitkan
dengan teologi yang alkitabiah dan teologi firman Karl Barth. Model ini melakukan
kegiatan missioner yang dilakukan oleh Gereja, yang dimana hal tersebut mengikuti
perintah dari Kristus. Terus menerus dan tanpa henti Gereja mengirim para saksi
untuk mewartakan Injil. Maka terlihatlah suatu pelayanan komunikasi Gereja dengan
pihak luar.

3. Model sakramental memperkenalkan bahwa dalam komunikasi religious terjadi


tidak hanya melalui kata-kata tetapi sama banyaknya melalui berbagai pribadi dan
peristiwa. Dimana Kristus dilhat sebagai pewahyuan tertinggi. Dalam model ini
Gereja dilihat sebagai tanda atau sakramen yang ampuh dimana Kristus itu sennatiasa
hadir dan bergiat. Karena Kristus tidak saja berkomunikasinmelalui apa yang Ia
katakana tetapi lebih karena siapa diriNya dan apa yang Ia lakukan.

4. Model persekutuan Gereja yang berkomunikasi ini juga disebut dengan koinonia.
Persekutuan dilakukan dengan hidup, cinta kasih dan kebenaran yang dijiwai oleh
Roh Kudus. Maka model persekutuan ini mendukung kesaksian dan dialog yang luar
biasa dengan sesama orang-orang Kristen.

5. Model dialogis-sekuler ini seakan-akan dunia yang bukan Kristen tidak


semata-mata dilihat sebagai bahan mentah bagi Gereja untuk diolah sesuai dengan
tujuan-tujuannya. Diolah untuk menjadikan ranah di mana Kehendak Allah yang
sangat kreatif dan penuh penebusan bekerja dengan sangat ajaib. Di sinilah dialog
Gereja dengan kebudayaan-kebudayaan dan agama-agama dunia mendapatkan
tempatnya dan sekaligus juga dialog dengan dunia komunikasi yang terus
berkembang.

Dari kelima model diatas itu yang membantu suatu komunikasi dalam Gereja dapat
berjalan lancar ataupun dapat membuat Gereja semakin bertumbuh dengan melakukan
komunikasi-komunikasi dengan berbagai macam model.
2.3. MEDIA MASSA
Media massa, kini dan masa yang akan datang akan menjadi salah satu faktor yang
menentukan untuk membentuk kepribadian manusia baik secara negatif dan positif.
Oleh sebab itu bagi gereja media massa menjadi peluang dan tantangan dalam
pelayanan. Sehubungan dengan pemaparan di atas maka ada beberapa yang menjadi
peran penting media massa yang perlu disikapi dalam meningkatkan pelayanan gereja
yakni:

A. . Media massa sebagai sarana untuk berkoinonia

A. Media massa sebagai sarana untuk membangun antusias jemaat beribadah


B. Melalui Hand Phone gereja dapat membangun hubungan komunikasi
persaudaraan di dalam kasih Kristus terhadap jemaat baik secara personal, komunal,
regional, maupun global
C. Melakukan upaya-upaya kemitraan bersama gereja-gereja dan
lembaga-lembaga Kristen lainnya untuk mencapai misi gereja
D. Membangun kemitraan antar jemaat Kristen dalam wadah oikumenis
E. Membangun komunikasi secara internsif dan berkelanjutan terhadap jemaat
baik dalam hal ucapan ulang tahun kelahiran, ulang tahun pernikahan, dukungan
moral.
F. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat memupuk dan meningkatkan kerja
sama antar gereja.

B. Media massa sebagai sarana bermarturia

 Sebagai sarana untuk menyuarakan suara kenabian baik bagi warga jemaat,
masyarakat dan juga pemerintah
 Mengadakan kursus-kursus dan seminar-seminar tentang pelayanan media massa,
terutama pelayanan Kristiani melalui media cetak dan elektronik
 Menggunakan dan memanfaatkan media komunikasi massa, khususnya media
cetak dan media elektronik sebagai sarana untuk memberitakan kabar baik bagi
masyarakat.
 Media massa (HP, TV, Radio) dapat sebagai alat untuk mengkomunikasikan Injil
dan sebagai sarana penginjilan yang praktis
 Media massa sebagai sarana untuk melakukan sharing, diskusi maupun dialog
secara personal
 Membuat program-program siaran rohani bagi radio dan televisi yang berisi
penerangan, pendidikan, kebudayaan dan penghiburan yang berlandaskan pada
etika Kristiani.
 Sebagai sarana informasi cepat dan praktis sehingga dengan mudah jemaat
mengetahui dan terpanggil untuk menjadi bagian dari misi gereja
 Sebagai sarana untuk memberikan pendidikan sosial politik, sosial ekonomi,
sosial budaya, IPTEK
 Memberikan pemahaman dan panggilan orang Kristen dalam konteks
masyarakat majemuk
 Media massa sebagai sarana memberikan pengajaran moral, spiritual, melalui
TV, Radio, HP, Internet, media cetak, majalah gereja, dll.
C. Media sebagai sarana berdiakonia

 Media massa sebagai sarana untuk sosialiasi progam pelayanan dalam bidang
sosial gereja
 Membuka peluang-peluang bagi orang-orang Kristen untuk mengekspresikan
imannya dengan berdiakonia
 Sebagai sarana sosial untuk solidaritas
 Media massa sebagai sarana pelayanan pastoral; Menghibur orang yang sakit,
Menguatkan yang berduka, Meneguhkan yang bergumul dengan masalahnya, dan
sebagainya.
2.4. MEDIA KOMUNIKASI

1. Warta Jemaat
Komunikasi gereja melalui media tulisan Warta Jemaat atau ada nama lain untuk
sebutan itu tergantung pada gereja masing-masing. Bahkan sebuah gereja kadang juga
memiliki majalah bulanan untk mempromosikan kegiatan-kegiatan gereja. Semua
gereja menggunakannya untuk menyampaikan kegiatan-kegiatan gereja dan pelaporan
tanggung jawab pengurus gereja kepada jemaat.

2. Media Elektronik
Media elektonik yang digunakan adalah sound system, LCD proyektor, computer atau
laptop, alat-alat musik dan perlengkapan lightening. Semua ini memberikan dukungan
pada suasana peribadatan.

3. Media Sosial
Media sosial adalah jejaring sosial yang dihubungan dengan dunia internet dimana
ada facebook, twitter, blogger dan website. Melalui media ini, gereja
mengkomunikasikan artikel, kotbah, laporan pelayanan dan dokumentasi pelayanan
dan dinikmati dan diketahui oleh banyak orang dan orang percaya di seluruh dunia.

4. Persekutuan-persekutuan
Ibadah-ibadah di luar gereja adalah pemuridan sebagai media komunikasi yang
efektik untuk pertumbuhan iman dan pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus
Kristus.

5. Kegiatan Sosial
Kegiatan sosial atau kemanusiaan menajdi media komunikasi kea rah luar untuk
menyatakan kasih dan kebenaran Kristus kepada masyarakat di luar gereja yaitu
masyarakat sosial.

6. Penginjilan
Sarana penginjilan merupakan media komunikasi yang efektif untuk mengjangkau
orang-orang di luar yang belum bergereja dan memultifikasi penyampaian Firman
Allah dan penyampaian informasi gereja.

7. Seminar dan Pelatihan


Seminar dan pelatihan bertujuan untuk memberdayakan potensi dan karunia jemaat
dan akhirnya berguna dalam pelayanan Kristus. Seminar dan pelatihan adalah salah
satu cara mengkomunikasikan Injil kepada masyarakat luar.

8. Liturgis
Bagi umat Katolik pelayanan liturgis mengkomunikasi sakramen-sakramen termasuk
sakramen ekaristi atau perjamuan kudus (sebutan protestan dan pantekosta) untuk
mengalami tubuh dan darah Yesus secara realitas dan bukan simbolis. Sementara
untuk kalangan pantekosta, liturgis dapat membawa realitas pengalaman kehadiran
Tuhan dalam jemaat. Bahkan pujian dan penyembahan membawa realitas kehadiran
Tuhan dan keintiman selam proses ibadah
BAB 3
PENUTUP

Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal (Hobben,1954).

Pengertian atau pemahaman komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa
memahami dan dipahami oleh orang lain.

Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan sesuai dengan
situasi yang berlaku (Andersoon,1959).

Interaksi atau hubungan atau proses social, interaksi juga dalam tingkatan biologis
adalah suatu perwujudan komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan
kebersamaan tidak akan terjadi (Mead,1963)

Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya yang ingin beribadah kepada Allah.
Gereja tidak hanya tempat dimana manusia menjawab dan menerima, tetapi juga
tempat di mana manusia menjawab dan memberi.

Demikianlah gereja adalah juga ungkapan iman orang-orang percaya, suatu


persekutuan yang dibentuk manusia untuk bersama-sama bertumbuh dalam iman dan
untuk menyebarkan Injil Yesus Kristus di mana-mana, supaya bangsa Allah di dunia
ini semakin besar.

Adanya komunikasi yang sehat didalam gereja akan membuat jemaat dapat
melakukan dan mengerjakan banyak hal dan jemaat akan merasa nyaman dan senang
(have fun) berada didalam gereja.

Dengan terciptanya komunikasi didalam gereja maka gereja akan menjadi produktif
karena semua jemaat fokus kepada visi dan misi gereja. Selain daripada itu setiap
anggota gereja merasa senang dan nyaman untuk diam dirumah Tuhan.

Dalam Gereja terdapat model-model berkomunikasi yang diungkapkan oleh Dulles,


bahwa ada model institusional, model kerugmatis, model sacramental, model
persekutuan Gereja, dan model dialog.

Kelima model ini mempunyai peran dalam berteologi dan berkomunikasi. Media
massa, kini dan masa yang akan datang akan menjadi salah satu faktor yang
menentukan untuk membentuk kepribadian manusia baik secara negatif dan positif.
Oleh sebab itu bagi gereja media massa menjadi peluang dan tantangan dalam
pelayanan.

Gereja juga menggunakan media komunikasi sebagai alat bantu dalam pelayanan,
antara lain dengan menggunakan warta jenaat, media elektronik, media sosial,
persekutuan, kegiatan sosial, penginjilan, seminar, pelatihan dan liturgis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dartanto Teori Komunikasi (Gunung Samudera: Malang, 2014)
2. J.S.Aritonang & Chr.D.Jonge Apa dan Bagaimana Gereja? (BPK Gunung Mulia:
Jakarta,2009)
3. Liliweri.A Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya (LKiS Yogyakarta:
Yogyakarta,2002)
4. Institut Theologia Aletheia Peran Komunikasi Bagi Pertumbuhan Gereja, 2008

PDF
1. http://estuningdiahmp.blogspot.co.id/…/berkomunikasi-dalam-… 15/5/18
2. http://estuningdiahmp.blogspot.co.id/…/berkomunikasi-dalam-… 15/5/18

Anda mungkin juga menyukai