Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN BUKU

Filsafat barat Abad XX Inggris-Jerman


Oleh K. Bertens

OLEH
ASDAR BASTA
F081201034
SASTRA JEPANG

MATA KULIAH DASAR-DASAR FILSAFAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
KATA PENGANTAR
Terima kasih kepada tuhan yang maha esa atas berkahnya sehingga laporan ini
dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya. Tidak lupa saya ucapkan
terimakasih kepada teman teman atas referensi dan bantuanya juga dalam
penyelesaian laporan ini.
Saya tahu bahwa laporan ini terdapat beberapa kata taupun kalimat yang salah ketik
karna saya hanya lah manusia biasa dan tak luput dari kesalahan penulisan maupun
penggunaan Bahasa yang baik, sekian terimakasih.

SOPPENG, DESEMBER 2020


LATAR BELAKANG
Laporan Ini dibuat atas amanah yang diberikan oleh Bapak Pengajar Mata Kuliah
Dasar-Dasar Filsafat yakni DR. H. Andi Basrah Gising, M.Si dimana beliau
memberikan tugas untuk merefiew Buku yang berjudul “Filsafat barat Abad XX
Inggris-Jerman ” dimana buku tersebut merupakan Karya beliau sendiri, untuk itu
saya akan memberikan semua yang menurut saya kurang dalam buku tersebut dan
tentu saja berdasarkan tingkat kemampuan saya.
IDENTITAS BUKU
 Judul Buku : Filsafat barat Abad xx Inggris- Jerman
 Pengarang Buku : K. Bertens
 Nama Penerbit : Gramedia
 Edisi/Cetakan : Ke 1 / 1990
 Tebal Halaman : 247 halaman

SAMPUL DARI BUKU Filsafat barat Abad xx Inggris- Jerman


Apa Yang dibahas pada buku tersebut

Secara umum, sejarah filsafat barat terbagi menjadi 3 periode:


1) Filsafat ZamanYunani dan Romawi;
2) Filsafat Abad Pertengahan;
3) Filsafat Modern.
Periode ketiga inibiasanya dianggap berakhir dengan pembahasan pemikiran filsuf
Jerman Friederich Nietzsche (1844-1900). Namun hari ini ada
yang mengembangkan sejarah periodisasi filsafat barat yaitu periode dimana kita
hidup saat atau periode.
4) Filsafat Kontemporer.
Filsafat kontemporer muncul dan berkembang pesat di berbagai belahan dunia pada
abad 20. Istilah kontemporer memiliki makna sekarang, saat ini, atau zaman yang
kita saat penutur/pembicara/pendengar alami. Filsafat kontemporer adalah
cara pandang dan berpikir mendalam menyangkut kehidupan pada masa kini. Ciri
filsafat kontemporer adalah memilik isifat yang heterogen.Sebagian besar peneliti
sepakat cikal bakal filsafat kontemporer dimulai setelah era pemikiran filsafat
Nietzsche.
 Pandangan Filsafat Inggris Kontemporer
Filsafat inggris kontemporer memiliki 7 pandangan utama:
1. Idealisme
Pada awal abad 20, aliran filosofis yang dominan di inggris adalah idealisme.
Kadang juga disebut sebagai neohegelianisme karena filsafat Hegel sebagai sumber
inspirasiutama bagi para penganut filsafat idealisme. Filsafat idealisme di Inggris
berkembangsebagai reaksi atas materialisme dan positivisme.
2. George Moore dan Bertrand Russell
George Moore (1873-1958), filsuf yang tidak menolak metafisika namun
tidakmempraktikkan cabang filsafat tersebut. Ia seorang tokoh yang skeptis terhadap
metafisika. Moore menulis artikel berjudul “The Refutation of Idealism” pada tahun
1903 yang mengkritik habis tentang idealisme, seperti pendapat kaum idealis
yangmenganggap segala sesuatu bersfat spiritual, tidak ada dunia material di sekitar
kita,dan waktu tidaklah nyata.
3. Alfred Ayer dan Positivisme Logis
Ayer merupakan filsuf setuju dengan usaha Moore dan Russell dalammenciptakan
penjelasan dan ketelitian di bidang filsafat. Ayer dikenal melalui
pandanganneopositivisme atau positivisme logis. Dia menjelaskan mengenai prinsip
verifikasi, yangcenderung untuk menentukan makna suatu ucapan, bukan
kebenarannya. Semuaucapan yang memiliki makna dapat diverifikasi. Sebaliknya,
ucapan-ucapan metafisika,teologi, etika dan estetika dianggap tidak memiliki makna
yang dapat diverifikasi.
4. Ludwig Wittgeinstein
Wittgeinsten memiliki pandangan yang mirip dengan Russell mengenai teori
atomismelogis. Teori pertama Wittgeinsten disebut Tractatus Logico-philosophicus,
yaitu suatuproposisi elementer menunjuk pada suatustate of affairs dalam realitas.
Suatu proposisielementer terdiri dari nama-nama. Suatu nama menunjuk kepada
suatu objek dalamrealitas. Tetapi nama-nama tersendiri tidak memiliki
makna. Nama-nama tersendiri tidak mengatakan sesuatu dan akibatnya tidak
mungkin bersifat benar atau tidak benar. Hanyaproposisilah yang memiliki
makna.Teori kedua adalah Philosophical Investigations, Teori ini sedikit banyak
mengkiritikteorinya yang pertama yaitu tractacus.
5. Beberapa Filsuf lain Cambridge
Pembaruan utama filsafat Inggris dijalankan oleh Moore, Russell dan
Wittgenstein.Ketiganya dianggap sebagai peletak dasar aliran filsafat analitis di
Inggris. Semuanya bekerja di Universitas Cambrigde. Selain ketiga filsuf utama itu,
masih ada nama-nama seperti Charles Dunbar Broad (1887-1971) yang mula-mula
menganut idealism kemudian mulai mempraktikkan filsafat mirip seperti Moore dan
Russell; Franky Ramsey(1903-1930); dan John Wisdom (1904-1993) yang termasuk
penganut dan penyebar teori-teori dari Wittgenstein. Inggris memiliki dua universitas
termashur yaitu Universitas Cambridge yang mementingkan hubungan antara filsafat
dan ilmu pengetahuan, dan Universitas Oxford yang mementingkan hubungan
filsafat dan sastra, khususnya sastra klasik.
6. Beberapa Filsuf Oxford
Sesudah PD II Oxford menjadi pusat baru dalam gerakan filsafat analitis. Sebagai
subjek analisis mereka, bahasa menadapat perhatian khusus. Karena itu filsafat di
Oxfordselama periode itu terutama dipraktikkan sebagai ordinary language
philosophy. Mereka sangat dipengaruhi oleh Wittgeinstein II. Diantara tokoh-
tokohnya adalah Gilbert Ryle(1900-1976); John Austin (1911-1960) yang memiliki
kajian utama mengenai bahasa gaul sehari-hari; dan Peter Strawson (1919-2006).
7. Karl Popper dan Rasionalisme Kritis
Karl Popper (1902-1994) membicarakan filsafat secara umum menjadi dua hal,
Filsafatilmu pengetahuan dan filsafat politik dan sosial. Dalam filsafat ilmu
pengetahuan, Poppermencetuskan mengenai metode induktif dalam ilmu alam.
Kemudian Popper fokus padamasalah demarkasi dengan apa yang disebut sebagai
The Principle of Verification, yaitu prinsip yang memungkinkan untuk membedakan
antara ilmu pengetahuan empiris dan meafisika.
 Filsafat Jerman Kontemporer
1. Neokantianisme
Salah satu aliran penting di Jerman pada paruh kedua abad ke- 19 yang memberi
perhatian baru pada filsafat Immanuel Kant (1724-1804) yaitu neokantianisme. Ada
2madzhab utama: Madzhab Marburg. Madzhab ini dirintis oleh Herman Cohen
(1842-1918). Ia menganggap filsafat sebagai analisis logis tentang pemikiran
manusia.Pengetuan yang paling ideal adalah pengetahuan eksakta yang dihasilkan
oleh ilmu pengetahuan alam. Ernest Cassier (1874-1945), sempat diusulkan oleh
Cohen sebagai penerus di Marburg, namun tidak disetujui oleh Universitas.
Makhluk yang mengerti serta membentuk simbol. Tanda menunjuk pada satu hal
saja, sedangkan simbol bersifa universal dan karena itu relatif. Karena adanya
simbol, manusia dapat menciptakan suatu dunia kultural, dimana terdapat bahasa,
mitos dan agama, kesenian, ilmu pengetahuan.
2. Wihelm Dilthey dan Filsafat Kehidupan
Wihelm Dithney (1833-1911) menaruh perhatian pada filsafat kehidupan.
(Philosophiedes Lebens). Dia mengembangkan pendapat Windelband mengenai
pembagian ilmu pengetahuan menajdi dua yaitu Naturswissenschaften yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam dan Geitseswissenschaften yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan budaya. Ia lebih terperinci dalam mempelajari
ilmu budaya yang digolongkan seperti ilmu sejarah, ekonomi, ilmu hukum dan politik,
ilmu agama, ilmu kesusastraan, psikologi, dan sebagainya.
3. Neothomisme
Sekitar pertengahan abad ke- 19, kalangan katolik di Jerman dan Italia terdapat
sejumlah filsuf yang mencari inspirasi dari Filsufa abad ke- 13 yaitu Thomas
Aquinas. Hal yang memperkuat bertahannya pemikiran Aquinas karena pada tahun
1879 Paus Leo XII mengeluarkan suatu ensilik (edaran) yang menganjurkan seluruh
umat katolik mengikuti pemikiran filsafat Thomas Aquinas. Para pemimpin katolik
pada abad pertengahan memang menaruh perhatian khusus pada perkembangan
pemikiran filsafat, terutama postifisme dan materialisme yang dianggap kurang
cocok untuk kaum katolik.
4. Edmund Husserl dan Fenomenologi
Edmund Husserl (1859-1938) adalah filsuf pendiri aliran fenomenologi.
Fenomenologi meletakkan kesadaran dan pengalaman secara langsung sebagai
dasar filsafat.ia mengembangkan pemikiran Immanuel Kant. Ia mementingkan
dimensi historis dalam kesadaran dan dalam realitas.
5. Max Scheler
Max Scheler (1878-1928), merupakan filsuf yang mendapat insipirasi dari banyak
filsuf lain seperti Rudolf Eucken, Nietzsche, Dilthey, dan Bergson. Dia
menyumbangkan pemkiran filsafat fenomenologi, membagi menjadi 3 unsur yaitu
penghayatan (Erleben),perhatian kepada washeit , dan perhatian kepada hubungan
satu sama lain (Wesenzusammenhang). Selain fenomenologi, Scheler juga
mengajarkan tentang etikapada tingkat agama. Nilai-nilai terbagi menjadi 4 yaitu;
(1) nilai-nilai yang menyangkutkesenangan;
(2) nilai-nilai berkaitan dengan vitalitas;
(3) nilai-nilai rohani tidak tergantung dari hubungan timbal balik antara organisme
dengan dunia di sekitarnya.
6. Nikolai Hartmann
Nikolai Hartman (1882) menciptakan suatu ontologi baru, suatu ajaran tentang “ada”.
Dia menulis buku mengenai Metafisika Pengenalan menurut Garis Besarnya (1921).
Dalam buku itu dia mengkritik neokantianisme yang mengatakan bahwa objek
pengenaan tergantung pada subjek. Menurut Hartman, pengenalan hanya mungkin,
jika objek tersebut tidak tergantung pada subjek.
7. Karl Jaspers dan Filsafat Eksistensi
Pemikiran Karl Jaspers (1883-1969) dikenal sebagai filsafat eksistensi. Dibagian
pertamabukunya dia berbicara mengenai Orientasi dalam dunia yang membedakan
anatara ilmupengetahuan dan filsafat. Ilmu pengetahuan menyelidiki realitas
menurut beberapa aspektertentu, namun tidak dapat menghasilkan pengetahuan
yang definitif. Ilmu pengetahuanakhirnya menjumpai pertanyaan-pertanyaan yang
tidak dapat dijawab oleh ilmupengetahuan itu sendiri. Bukan berarti ilmu
pengetahuan tidak penting, namun harus dibedakan dengan filsafat. Fislafat bertolak
dari pengalaman “aku” yang sangat unik. Tugasnya adalah menyelami, melukiskan
dan menganalisis pengalaman sebagai aku.
8. Martin Heidegger
Pemikiran Martin Heidegger (1889) terbagi ke dalam dua periode. Peridoe
pertamaHeidegger membahas tentang Ada dan Waktu. Menurut Heidegger, untuk
membeberkan pertanyaan tentang Ada, lebih dahulu kita harus bertanya akan Ada-
nya makhluk satu-satunya yang mengajukan pertanyaan itu, yaitu manusia. Manusia
ditunjuk Heideger dengan nama Dasein , yang dimaksud bahwa manusia adalah
“ada” (sein) yang berada“disitu” (da). Manusia tidak ada begitu saja, tetapi seacara
erat berpautan dengan Ada-nyasendiri. Berbeda dengan benda-benda dan binatang-
binatang, manusia terlibat dalam Ada-nya. Dasein diterjemahkan sebagai
“eksistensi” dan “berada dalam dunia”. Periode Kedua Heidegger mengalami
perubahan penting dalam konsep Ada dan Waktu. Terdapat pembalikan (kahre)
pemikiran Heidegger di periode kedua dibaningkan periode pertama.Di periode
kedua, Dasein tidak lagi menjadi titik pangkal untuk membeberkan pertanyaan-akan-
Ada, karena analisis tersebut hanyalah mungkim bila Ada itu sendiri tampak sebagai
“tidak–tersembunyi”. “Tidak tersembunyi” merupakan kata yang dipakaiHeidegger
untuk menunjukkan konsep “benar”. Heidegger dalam periode kedua menginsafi
bahwa ketidak sembunyiannya Ada merupakan kejadian paling asalmi yang
memungkinkan analisis tentang Dasein dan tidak sebaliknya.
9. Filsuf Yahudia. Franz Rosenweig
Franz Rosenzweig (1886) merupakan seorang filsuf yahudi dengan
memilikipemikiran kaitan filsafat dengan agama. Ia disebut sebagai the father of
Jewishexistentialism, meskipun dia sendiri tidak pernah menggunakan kalimat
eksistensi.
 
Bukunya terdiri dari 3 bagian, buku pertama berkaitan dengan tiga
fenomenafundamental dari pengalaman kita, yaitu Allah, dunia dan manusia.
Rosenzweigmenentang setiap macam monisme dan ia berpendapat bahwa
monisme inimemuncak dalam idealisme Hegel. Ia menekankan bahwa realitas
mendahuluipemikiran dan karena itu tidak mungkin tergantung dari pemikiran,
se.bagaimanadikatakan dalam idelaisme. Buku bagian kedua berbicara tentang
penciptaan,pewahyuan serta penebusan dan menjelaskan bagaimana melalui
penciptaan,pewahyuan dan penebusan diadakan hubungan satu sama lain antara
Allah, duniadan manusia. Dalam Penciptaan Allah memilih dan memanggil dunia
dan manusia.Dengan pewahyuan, yaitu bila Allah menyatakan namanya keadaan
terttutupmanusia dibongkar dan relasi Aku-Engkau diadakan. Jika Manusia
menjawab, iadapat meneruskan dialog. Jika ia tidak mau menjawab, ia
menghambatberlangsungnya dialog. Dalam penebusan yang berasal dari perintah
yangdisampaikan dalam pewahyuan, terlaksanalah keterarahan pada dunia dan
oranglain. Pada bagian ketiga buku, menyoroti hasil hubungan-hubungan yang
dibahasdibagian kedua. Bagian ini diberi semboyan In tyrannos “melawan para
tiran”.Maksudnya dengan “tiran-tiran” ialah kuasa-kuasa yang mepertahankan status
10. Lingkungan Wina
Universitas Wina sudah memberikan mata kuliah “filsafat ilmu pengetahuan induktif”
sejak tahun 1895. Dengan demikian Universitas Wina sudah memndapatkan tradisi
empiristis dalam menyoroti ilmu pengetahuan. Sejak abad ke- 19 pandangan Wina
terhadap logika mengalami suatu pembaharuan radikal. Perbedaan antara logika
modern (disebut logistik) dan logika klasik yaitu;
(1) penggunaan simbol-simbol menurut analogidengan matematika;
(2) bertambahnya wilayah-wilayah pembahasan yang sama sekalibaru.
Pemikiran Wina yang mengatakan bahwa matematika adalah apriori bukanlah
sesuatu yang baru. Hal baru yang dilihat oleh Lingkungan Wina ialah
hubungannyadengan empirisme. Logika dan matematika tidak mengatakan apapun
tentang realita sempiris. Dua ilmu ini hanya memandang relasi-relasi pikiran.
Ucapan-ucapan logika serta
matematika hanya bersifat analitis belaka dan bukan sintetis. Tetapi semua
ucapantentang realitas empiri bersifat sintetis, berarti dilakukan atas dasar
pengalaman. Menurut Wina, tugas filsafat adalah menjalankan analisis logis
terhadap pengetahuan ilmiah.Filsafat tidak diharapkan memecahkan masalah,
melainkan hanya menganalisis masalah-masalah dan dengan itu menjelaskannnya.
Lingkungan Wina membatasi tugas-tugas filsafat pada hal-gal yang menyangkut
fakta-fakta empiris; pengekspresian pengetahuan bahasa; dan masalah-masalah
metafisis.
11. Mazhab Frankfrut
Merupakan madzhab yang dianut oleh sekumpulan sarjana yang bekerja pada
Institut furSozialforschung yang berdiri pada tahun 1923. Filsafat yang terkenal dari
Madzhab Franfrut adalah “teori kritis”.
a. Maz Hoekheimer
Maz Hoekheimer (1895-1973) adalah pencipta istilah teori kritis. Maksud dari teori
iniadlah untuk menganalisis fungsi ilmu pengetahuan dan filsafat dalam
masyarakat,dengan membedakan antara teori tardisional dan teori kritis. Menurut
anggapan ini teori dimaksudkan suatu keseluruhan ucapan-ucapan tentang bidang
keahlian tertentu yang disusun sedemikian rupa sehingga semua ucapan itu dapat
diturunkan dari sejumlah ucapan dasar. Teori kritis mengkritik keras positivisme
yang mementingkan fakta-fakta yang dianggap merupakan produk masyarakat
tertentu.Teori kritis tidak memperoleh hak eksistensisnya dari fakta-fakta objektif,
tetapi dari kemungkinan-kemungkinan bagi suatu tatanan masyarakat yang baru.
b. Theodor W. Adorno
Pemikiran Theodor Wiesengrund Adorno (1903-1969) yang menonjol adalah
penolakannya pada pemikiran sistematis. Pemikirannya tentang rasionalitas yang
mana ingin mempertahankan suatu ide dasar Aufklarung, yaitu emansipasi
melalui jalan menambah rasionalitas.
c. Herbert Marcuse
Herbert Marcuse (1898-1979) dianggap sebagai pemikir yang agak berbeda dengan
filsuf Mazhab Franfrut lain dimana pemikirannya cenderung sistematis. Pemikiran
yang terkenal adalah One-Dimensional Man.
Manusia adalah makhluk yang menurut kodratnya mendambakan kebahagiaan dan
berhak juga atas kebahagiaan. Ciri itu Marcuse dapatkan atas pengamatannya pada
masyarakat industri. Dia menyebut bahwa manusia itu berdimensi satu yang tidak
mengenal oposisi atau alternatif.
d. Jurgen Habermas
Jurgen Habermas (1929) memiliki 3 pemikiran utama yaitu;
(1) Teori perbuatan-tutur, yang mengkritik positivime yang mengabaikan logika
khusus dari proses komunikatif. Habermas mengganggap praksis komunikatif
manusia secara keseluruhan bertujuan untuk mencapai persetujuan dengan orang
lain dalam konteks kemasyrakatan;
(2) Teori argumentasi, menurut Habermas kebenaran adalah ucapan-ucapan yang
diterima berdasarkan konsesu rasional di antara semua pihak bersangkutan;
(3) Teori evolusi sosial, intinya adalah perbedaan antara dua macam proses belajar:
disatu pihak proses-proses belajar teknis yang membawakan penguasaan alam
lebih besar dan peningkatan produktivitas kerja dan di lain pihak proses-proses
belajar komunikatif dari relasi-relasi di antara manusia.
12. Hans-George Gadamer dan Hermeneutika
Hans-George Gadamer (1900) mencetuskan hermeneutika. Hermeneutika berasal
dari bahasa Yunani hermeneu : mengartikan, menginterpretasikan, menafsirkan,
menerjemahkan. Kemudian mulai abad ke- 17 dan abad ke-18 mulai dipakai untuk
menunjukkan ajaran tentang aturan-aturan yang harus diikuti dalam mengerti dan
menafsirkan dengan tepat suatu teks dari masa lampau, khususnya Kitab Suci dan
teks-teks klasik.

Daftar Pustaka
Bertens, K. Filsafat barat Abad xx Iggris- Jerman Jakarta. Penerbit:Gramedia

SEKIAN LAPORAN DARI SAYA


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai