Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Kerajaan ternate

Di susun oleh :

IQZANUL KHAUL 006460

NUR ALFIANI RIAH 006456

X.MIA.1

SMA 3 Soppeng
Tahun Ajaran 2017/2018
Kata pengantar
Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang masih di beri
kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar tidak ada halangan
apapun. Penyusunan buku ini adalah sebagai pengetahuan tentang Kerajaan Ternate Tidore
yang berada di Maluku Utara.
Suatu kebahagiaan buat kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan dapat
menambanh pengetahuan buat kami untuk mendalami sejarah bangsa indonesia yang
tercinta ini.
Di sisi lain kami juga berfikir keras untuk menyelesaikan makalah ini dengan senang
hati dan punuh dengan kesabaran kami kerjakan makalan ini dengan sebaik mungkin sesuai
dengan kemampuan kami bersama. Kami berharap dengan membuat makalah ini bisa
bermanfaat untuk teman-teman kami untuk membantu dalam proses belajarnya dan agar
dapat mengetahui sejarah-sejarah dari Kerajaan Ternate Tidore.

Dare Ajue, 15 mei 2018

i
Daftar isi
Kata pengantar....................................................................................................................i
Daftar isi..............................................................................................................................ii
Pendahuluan ………………………………………………………………………………………………………………….iii
BAB I
Latar belakang...........................................................................................................1
. Tujuan…..........................................................................................................................1
BAB II Isi :
a. Sejarah kerajaan ternate ………........................................................................................
b. Letak kerajaan...............................................................................................................
c. Kehidupan politik............................................................................................................
d. Kehidupan ekonomi........................................................................................................
e. Kehidupan sosial.............................................................................................................
f. Kehidupan budaya..........................................................................................................
Bangunan kerajaan
ternate.................................................................................................................................
Perkembangan dan kemunduran kerajaan ternate..........................................................
BAB III Penutup :
Kesimpulan ......................................................................................................................
Daftar
pustaka..............................................................................................................................

Ghh
Pendahuluan
a. Latar belakang
Makalah ini kami buat untuk memenuhi kegiatan pembelajaran sejarah indonesia.
Kami mendapatkan bagian kelompok 7 yang bertemakan Kerajaan Ternate Tidore. Makalah
ini di buat untuk membantu kelancaran dalam pembelajaran kurikulum 2013 untuk
mempermudah para siswa-siswi untuk belajar. Dan makalah ini di buat untuk melatih para
siswa untuk membuat suatu makalah yang sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
b. Tujuan
1. Menjalankan tugas sejarah indonesia
2. Menambah pengetahuan tentang kerajaan Ternate Tidore di Maluku Utara
3. Menambah nilai
4. Mengetahui sejarah kerajaan

i
BAB II

Isi
Kerajaan Ternate di Maluku Utara

A. Sejarah kerajaan ternate


Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan Pada abad
ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan jawa menyebarkan Islam ke sana. Dari
sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat
Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan
Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan
Sarajati dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko Pada masa kesultanan
itu berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda,
Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di
sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang
menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku
Dalam perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini bersaing memperebutkan hegemoni
politik di kawasan Maluku Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan daerah penghasil
rempah-rempah, seperti pala dan cengkeh, sehingga daerah ini menjadi pusat perdagangan
rempah-rempah.
Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasai oleh Kesultanan
Tidore, sedangkan sebagian.besar wilayah Maluku, Gorontalo, dan Banggai di Sulawesi, dan
sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh. Kesultanan Ternate Kerajaan Ternat
.mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Baabullah, sedangkan Kerajaan Tidore
mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Nuku Persaingan di antara kerajaan
Ternate dan Tidore adalah dalam perdagangan. Dari persaingan ini menimbulkan dua
persekutuan dagang masing-masing menjadi pemimpin dalam persekutuan tersebut, yaitu:
a. Uli-Lima (persekutuan lima bersaudara) dipimpin oleh Ternate meliputi Bacan, Seram, Obi
dan Ambon. Pada masa Sultan Baabulah, Kerajaan Ternate mencapai aman keemasan dan
disebutkan daerah kekuasaannya meluas ke Filipina.

b. Uli Siwa (persekutuan sembilan bersaudara) dipimpin oleh Tidore meliputi Halmahera
Jailalo sampai ke Papua Kerajaan Tidore mencapai jaman keemasan di bawah pemerintahan
Sultan Nuku Kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang berkembang adalah Kesultanan
Palembang yang didirikan oleh Ki Gedeng Suro, Kerajaan Bima di daerah bagia timur
Sumbawa, dengan rajanya La Ka’i,Siak Sri Indrapura yang didirikan oleh sultan Abdul Jalil
Rahmat Syah, dan masih banyak lagi Kerajaan Islam kecil lainnya di Indonesia.

B. Letak Kerajaan

Ghh
Secara geografis Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang sangat penting
dalam dunia perdagangan pada masa itu. Kedua kerajaan ini terletak di daerah Kepulauan
Maluku. Pada masa itu, Kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar,
sehingga dijuluki sebagai "the Spice Island". Rempah-rempah menjadi komoditi utama
dalam dunia pelayaran perdagangan saat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-
bangsa yang datang ke daerah Timur bertujuan untuk menemukan sumber rempah-rempah.

Oleh karena itu/ muncullah hasrat untuk menguasai rempah-rempah


tersebut.Keadaan seperti ini, telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya,
baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

C. Kehidupan Politik
Di Kepulauan Maluku banyak terdapat kerajaan kecil, di antaranya Kerajaan Ternate
sebagai pemimpin Uli Lima, yaitu persekutuan lima bersaudara dengan wilayahnya
mencakup pulau-pulau Ternate, Obi, Bacan, Seram, dan Ambon.
Sementera itu, Kerajaan Tidore memimpin Uli Siwa, yang berarti persekutuan
sembilan bersaudara dengan wilayahnya mencakup pulau-pulau Makayan, Jahilolo atau
Halmahera, dan pulau-pulau di antara daerah itu sampai dengan Irian Barat.
Ketika bangsa Portugis masuk ke Maluku, Portugis langsung memihak dan
membantu Ternate pada tahun 1521. Hal ini dikarenakan Portugis mengira Ternate lebih
kuat. Begitu pula bangsa Spanyol yang ketika datang di Maluku langsung membantu Tidore.
Terjadilah perselisihan antara kedua bangsa kulit putih tersebut di daerah Maluku. Untuk
menyelesaian perselisihan kedua bangsa itu, Paus turun tangan dan menen-tukan garis
batas wilayah timur melalui Perjanjian Saragosa. Dalam Perjanjian Saragosa dinyatakan
bahwa bangsa Spanyol harus meninggalkan Maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan
Portugis tetap menguasai daerah-daerah di Maluku. Sultan Hairun Untuk dapat
memperkuat kedudukannya di Maluku, Portugis mendirikan benteng yang diberi nama
Benteng Santo Paulo. Namun semakin lama tindakan Portugis semakin dibenci oleh rakyat
dan bahkan oleh para pejabat Kerajaan Temate. Sultan Hairun, penguasa Ternate, semakin
bertambah bend (anti) melihat tindakan-tindakan dan gerak-gerik bangsa Portugis. Oleh
karena itu. Sultan Hairun secara terang-terangan menentang politik monopoli dari bangsa
Portugis.
Sultan Baabullah Dengan kematian Sultan Hairun, rakyat Maluku di bawah pimpinan
Sultan Baabullah (putra Sultan Hairun), bangkit menentang Portugis. Tahun 1575 M,
Portugis dapat dikalahkan dan diberi kesempatan untuk meninggalkan benteng.
Pada tahun 1578 M, bangsa Portugis juga ingin mendirikan benteng di Ambon, tetapi tidak
lama kemudian bangsa Portugis pindah ke daerah Timor Timur dan berkuasa di sana sampai
tahun 1976. Sesudah tahun 1976 wilayah Timor Timur berintegrasi ke dalam wilayah

i
Republik Indonesia hingga tahun 1999. Akan tetapi, setelah melalui jejak pendapat 1999,
rakyat Timor-Timur memilih merdeka.

D. Kehidupan Ekonomi
Tanah di Kepulauan maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak
memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak menghasilkan pala.
Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan
komoditi yang penting. Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku
mengakibatkan terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut
mendukung perekonomian masyarakat.
E. KehidupanSosial
Kedatangan bangsa portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk menjalin
perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa Portugis juga ingin
mengembangkan agama katholik. Dalam 1534 M, agama Katholik telah mempunyai pijakan
yang kuat di Halmahera, Ternate, dan Ambon, berkat kegiatan Fransiskus Xaverius.Seperti
sudah diketahui, bahwa sebagian dari daerah maluku terutama Ternate sebagai pusatnya,
sudah masuk agama islam. Oleh karena itu, tidak jarang perbedaan agama ini dimanfaatkan
oleh orang-orang Portugis untuk memancing pertentangan antara para pemeluk agama itu.
Dan bila pertentangan sudah terjadi maka pertentangan akan diperuncing lagi dengan
campur tangannya orang-orang Portugis dalam bidang pemerintahan, sehingga seakan-akan
merekalah yang berkuasa.
Setelah masuknya kompeni Belanda di Maluku, semua orang yang sudah memeluk
agama Katholik harus berganti agama menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-
masalah sosial yang sangat besar dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya
kehidupan rakyat.
Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar biasa dari rakyat Maluku kepada
kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan Ternate, perang umum berkobar, namun
perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh kompeni Belanda. Kehidupan rakyat Maluku
pada zaman kompeni Belanda sangat memprihatinkan sehingga muncul gerakan menentang
Kompeni Belanda.

F. KehidupanBudaya
Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian tampaknya tidak begitu
banyak mempunyai kesempatan untuk menghasilkan karya-karya dalam bentuk
kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat Maluku tidak begitu banyak kita ketahui sejak
dari zaman berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore.

Ghh
Kerajaan Ternate
Pada abad ke-14 M di kawasan Maluku Utara telah berdiri empat kerajaan terkenal,
yaitu Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan. Masing-masing kerajaan dikepalai oleh seorang
kolano. Menurut cerita rakyat Maluku, keempat kerajaan tersebut berasal dari satu
keturunan, yaitu Jafar Sadik. Dalam perkembangan selanjutnya, Kerajaan Ternate
peranannya lebih menonjol karena penduduknya bertambah banyak dan berhasil
mengembangkan perdagangan rempah-rempah. Rempah-rempah adalah tanaman yang
memiliki zat yang dapat digunakan untuk member bau atau rasa khusus kepada makanan
(menjadi bumbu masak) dan dimanfaatkan untuk pengobatan serta dapat juga
menghangatkan tubuh. Contoh rempah-rempah, yaitu cengkih dan lada. Pada saat itu,
rempah-rempah umumnya diperlukan bangsa-bangsa Eropa sehingga harganya cukup tinggi
dan telah membuat makmur rakyat di Maluku.
Kemajuan Kesultanan Ternate ternyata membuat cemburu kerajaan-kerajaan lain di
Maluku. Beberapa kali Ternate dan Tidore, Bacan, dan Jailolo terlibat dalam peperangan
memperebutkan hegemoni rempah-rempah. Akan tetapi, mereka mampu mengakhirinya di
dalam perundingan di Pulau Motir. Dalam Persetujuan Motir ditetapkan Ternate menjadi
kerajaan pertama, Jailolo kedua, Tidore ketiga, dan Bacan yang keempat.

Pada pertengahan abad ke-15 M kegiatan perdagangan rempah-rempah di Maluku


semakin bertambah ramai. Banyak sekali pedagang Jawa, Melayu, Arab, Cina dan India yang
dating ke Maluku untuk membeli rempah-rempah. Sebaliknya, mereka membawa beras,
tenunan, gading, perak, manic-manik, dan piring mangkuk berwarna biru buatan Cina.
Bangsa-bangsa di Maluku amat membutuhkan barang tersebut, terutama beras karena
areal Maluku lebih banyak digunakan untuk penanaman rempah-rempah daripada
penanaman beras. Kerajaan-kerajaan di Maluku sangat akrab dalam menjalin hubungan
ekonomi dengan para pedagang dari Jawa semenjak zaman Kerajaan Majapahit. Bandar-
bandar seperti Surabaya, Gresik, dan Tuban sering sekali dikunjungi para pedagang Maluku.
Sebaliknya, pedagang-pedagang dari Jawa datang ke Maluku untuk membeli rempah-
rempah. Hubungan kedua belah pihak ini sangat berpengaruh terhadap proses penyebaran
agama Islam ke Maluku.
Di dalam kitab Sejarah Ternate diterangkan bahwa Raja Ternate yang pertama kali
menganut agama Islam adalah Zainal Abidin (1465-1486 M). Sultan Zainal Abidin semasa

i
belum masuk Islam bernama Gapi Buta dan setelah meninggal beliau disebut Sultan
Marhum. Raja Tidore yang pertama kali masuk Islam adalah Cirililiyah yang kemudian
berganti nama menjadi Sultan Jamaluddin.
Ketika Ternate di bawah kekuasaan Sultan Ben Acorala dan Tidore di bawah Sultan
Almancor, keduanya berhasil mengangkat kerajaan menjadi negeri yang sangat makmur dan
sangat kuat. Kedua bangsa ini memiliki ratusan perahu kora-kora yang digunakan untuk
berperang ataupun mengawasi lautan yang menjadi wilayah dagangnya. Di ibukota Ternate,
yaitu Sampalu banyak didirikan rumah-rumah di atas tiang yang tinggi-tinggi dan keratin
yang dikelilingi pagar-pagar. Begitu juga kota di Tidore yang dikelilingi pagar tembok, parit,
benteng, dan lubang perangkap sehingga sukar untuk ditembus musuh. Ternyata, kemajuan
kedua kesultanan tersebut menjurus kepada perebutan pengaruh dan kekuasaan terhadap
daerah di sekitarnya. Oleh karena itu, dalam abad ke-17 M muncullah dua buah
persekutuan yang terkenal dengan sebutan Uli Lima danUli Siwa. Persekutuan Uli Lima
dipimpin oleh Ternate dengan anggota Ambon, Bacan, Obi, dan Seram. Persekutuan Uli Siwa
dipimpin oleh Tidore dengan anggota yang mencakup Makean, Halmahera, Kai, dan pulau-
pulau lain hingga ke Papua bagian barat.Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaan
ketika dipimpin oleh Sultan Baabullah, sedangkan Kesultanan Tidore di bawah pimpinan
Sultan Nuku. Persaingan di antara kedua kesultanan tersebut dimanfaatkan oleh bangsa-
bangsa asing dari Eropa terutama Spanyol dan Portugis dengan cara
mengadudombakannya. Tujuannya tidak lain adalah ingin memonopoli daerah rempah-
rempah tersebut.

Kerajaan Ternate
Awal Perkembangan Kerajaan Ternate
Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Ibu kota Kerajaan Ternate
terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate, di Maluku juga telah berdiri
kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan di Maluku, Kerajaan
Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang, baik dari
Nusantara maupun pedagang asing.
Kemunduran Kerajaan Ternate
Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Tidore
yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang bertujuan untuk
memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Ternate dan Sultan
Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka
kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku.
Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk
menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan
strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.

Ghh
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate memiliki letak yang sangat penting dalam dunia perdagangan pada
masa itu. Kedua kerajaan ini terletak di daerah Kepulauan Maluku.
Pada masa itu, Kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga
dijuluki sebagai "the Spice Island".

DAFTAR PUSTAKA

http://www.e-dukasi.met/mol/mo_full.php?moid=121&fname=sej107_10.htm
http://id.Wikipedia.org/wiki/kesultanan_Gowa
http://blog.unila.ac.id/redha/2009/01/04/kerajaan-islam-nusantara-kerajaan-islam-di-
Sulawesi/

Anda mungkin juga menyukai