Anda di halaman 1dari 17

KARAKTER

“Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar (karakter) wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman- Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai
mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang
tinggi.” (Ibrani 1:3)

1. ARTI DARI KARAKTER


Karakter (kata benda), diambil dari kata “charasso,” (KJV - image) yang berarti:
torehan, lekukan, suatu pengasahan, menggores atau menulis di atas batu, kayu atau besi. Dari
kata ini muncul sebuah arti seperti cetak timbul pada uang logam. Pengertian ini memuncul-
kan arti cap yang timbul yang terdapat pada uang logam, atau sebuah bentuk tulisan. Kata ini
hanya muncul pada Ibrani 1:3.
Kata Latin: karakter berasal dari akar kata yang berarti “dipahat.” Sebuah kehidupan,
seperti sebuah balok granit yang dengan hati-hati dipahat sehingga menjadi sebuah maha karya
yang luar biasa. Jadi karakter adalah tindakan yang dilakukan seseorang tanpa dipikirkan
terlebih dahulu.
Dasarnya dimulai dari:
 Nilai-nilai yang diterima seseorang baik dari Pendidikan. Agama maupun lingkungan yang
kemudian membentuk pola pikir
 Pola pikir membentuk mentalitas
 Mentalitas membentuk tindakan
 Tindakan-tindakan yang sering dilakukan akan menjadi kebiasaan-kebiasaan.
 Kebiasaan-kebiasaan ini menjadi karakter
Karakter akan terlihat ketika seseorang berada dalam tekanan. “Didiklah orang muda
menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari
pada jalan itu.” Amsal 22:6
“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya
sesuai dengan firman-Mu.” (Mazmur 119:9)
“Jadilah pengikutku, sama seperti akujugamenjadipengikut Kristus.” 1 Kor. 11:1

2. PENTINGNYA KARAKTER
Karakter adalah bagian dalam diri kita yang sangat penting dan memiliki pengaruh
sangat penting dalam hidup kita. Kutipan berikut memberikan gambaran betapa pentingnya
karakter dalam hidup kita:
John C. Maxwell dalam “Maxwell Leadership Bible” mengatakan:

 Karakter kita menentukan siapa kita dan apa yang kita lakukan.
 Talenta adalah pemberian Tuhan, tetapi karakter adalah sebuah pilihan.Kita
melakukannya setiap kali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan.
 Karakter menghasilkan keberhasilan yang tetap. Orang-orang percaya karena mereka
melihat karakter kita.
 Pemimpin tidak akan naik melebihi karakter mereka. Karakter akan membatasi atau
mendukung kita, tergantung dari kekuatannya.
Karakter itu penting dan sangat diperlukan sehingga ada konsekuensi (akibat-akibat) yang
bisa terjadi dalam hidup kita pada saat kita memperhatikan atau mengabaikannya.
a. Kebutuhan untuk memiliki Karakter (Ilahi)
Ada dua alasan utama mengapa kita memerlukan karakter yang Ilahi (Karakter Kerajaan)
dalam hidup kita.
 Karakter merupakan dasar (foundation) Bakat, kepandaian serta keahlian bisa
membawa kita ke atas tetapi karakterlah yang membuat kita tetap ada di sana.
Semakin tinggi dan besar sebuah bangunan, maka semakin dalam dan kokoh fondasi
harus dipancang untuk mampu menyangga bangunan tersebut.
 Kita hidup di akhir jaman di mana karakter manusia merosot begitu jauh. Beberapa
ayat firman Tuhan di samping, memberikan gambaran karakter manusia saat ini. Di
tengah-tengah kemerosotan yang ada, Tuhan menginginkan Putra-putriNya tetap hidup
dengan karakter yang kuat. Dalam keadaan seperti inilah kerajaanNya datang dan
kehendakNya terjadi.

Ketiadaan karakter seringkali lebih terlihat nyata daripada ketika karakter itu ada. Anonym

b. Konsekuensi dari Karakter


Karena karakter adalah apa yang mendasari kehidupan kita, maka akan ada akibat-akibat
yang terjadi saat kita mengerjakannya dengan baik atau tidak.
Dua akibat utama yang terjadi adalah:
1. Akibat Negatif/Buruk
Ada banyak contoh dalam Alkitab bagaimana karakter yang buruk membawa akibat yang
buruk pula bagi orang yang bersangkutan. Yang lebih parah seringkali orang lain juga
harus ikut menanggung akibatnya.
Beberapa contoh yang ada:
 Lot -- akibat keserakahan tinggal di Sodom, kedua anak perempuannya melahirkan dua
bangsa yang menjadi musuh Israel -- incest.
 Esau -- nafsunya membuat dia menjual hak kesulungannya, keturunannya yaitu bangsa
Edom menjadi musuh Israel.
 Akhan -- akibat keserakahan akan harta yang seharusnya dikhususkan, dia dan seluruh
keluarganya dibinasakan.
 Saul -- tidak mau mengakui kesalahan dan tidak dengar-dengaran akan firman Tuhan,
seluruh keluarganya mati, hanya tertinggal cucunya Mefiboset yang dirawat raja Daud.
 Ananias dan Safira: berbohong tentang persembahan yang mereka berikan, akibatnya
mengalami kematian mendadak.

“setiap kegagalan
Baca dirumah:
yang terjadi dalam
 2 Timotius 3:1-4
kehidupan adalah
 1 Timotius 3:1-12
akibat kegagalan
 1 Timotius 4:1-7
dari karakter.” Robb
Thompson dalam
2. Akibat Positif/Baik
buku “Excellence in
Akibat positif terjadi bukan hanya pada orang
Character”
yangmelakukannya, juga berdampak pada orang lain. Orang yang
memiliki karakter menyadari bahwa keputusan hari ini akan menentukan keadaan di masa
depan.
Beberapa contoh dari firman Tuhan dampak positif karakter yang baik:
 Yusuf -- dibuang oleh saudara-saudaranya, hidup dengan integritas di Mesir dan dapat
menyelamatkan satu generasi.
 Yosua -- menjadi abdi Musa, mendapat promosi melanjutkan kepemimpinan dan
membawa orang Israel masuk tanah perjanjian.
 Rut -- janda keturunan Moab yang menga m b i l keputusan untuk mengikuti
mertuanya, menikah dengan Boas dan menjadi “leluhur” Yesus.
 Ester -- seorang anak yatim piatu yang rendah hati, terpilih untuk menjadi ratu kerajaan
Persia dan menyelamatkan bangsanya dari ancaman kepunahan.
 Daniel -- pemuda keturunan bangsawan Yehuda yang diangkut ke pembuangan, hidup
dengan integritas -- menjadi penasehat tiga raja dan memberi dampak lewat
hidupnya.
“ Orang yang b e r k a r
a k t e r menyadari 3. PROSES DARI KARAKTER

bahwa keputusan hari Proses pembentukan karakter dimulai sejak kecil. Seseorang

ini menentukan bisa menjadi dewasa walaupun usianya masih relatif muda.

keadaan hari esok.” Pembentukan karakter dimulai dengan:

Robb Thompson a. Mendapatkan nilai-nilai yang benar dari Firman Tuhan. Jika

dalam nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan ini diterima dan


dihidupi setiap hari, maka akan membentuk pola pikir yang berubah (metanoia).
b. Melihat keteladanan dari seseorang. Menjadi tua itu pasti tetapi menjadi dewasa itu
pilihan.

Karakter selalu dihasilkan lewat pembentukan sebab itu karakter tidak akan dibangun
tanpa sebuah proses. Proses itu pada umumnya terjadi pada beberapa area dalam aspek-aspek
hidup kita. Ada dua proses yang selalu Tuhan pakai untuk membentuk karakter kita. Proses yang
pertama adalah pembentukan lewat kesukaran, yang kedua adalah pembentukan lewat
kelimpahan.
I. Area Pengembangan Karakter.
Frank Damazio dalam “The Making of A Leader” menyatakan ada 8 area utama dalam
hidup kita yang terkait dalam proses pengembangan karakter, area-area tersebut adalah:
 Kehidupan Rohani

 Kehidupan Pribadi

 Kehidupan Rumah Tangga

 Kehidupan Sosial

 Kehidupan Pendidikan

 Kehidupan Pelayanan

 Kehidupan Pernikahan
 Kehidupan Finansial
II. Proses melalui kesulitan-kesulitan
Kesukaran yang kita alami dalam kehidupan seringkali dipakai Tuhan untuk membentuk
karakter kita. Lewat Firman Tuhan kita bisa melihat beberapa contoh kebenaran ini. Kesukaran
dalam hal ini bisa terjadi lewat apa saja, kadang-kadang Tuhan memakai manusia atau
keadaan atau lingkungan di mana kita berada. Beberapa contoh dalam firman Tuhan adalah:
 Orang Israel. Kesukaran selama 40 tahun di padang gurun untuk menghilangkan
tabiat Mesir dari dalam hati mereka (Ulangan 8:2).
 Musa. Lewat Alkitab kita bisa belajar kehidupan Musa dibagi dalam 3 periode: 40
tahun perta- ma, kedua dan ketiga (total 120 tahun). 40 tahun pertama Musa di istana
Firaun, 40 tahun kedua dia di padang gurun menggembalakan kambing domba
mertuanya (Keluaran 3:1). Ini adalah masa persiapan Musa untuk membawa Israel
keluar dari Mesir dan menuntun mereka ke tanah perjanjian. 40 tahun ketiga di
padang gurun bersama Israel. Musa yang sebelumnya adalah pribadi yang sangat
keras (Keluaran 2:11,12) diubahkan menjadi pribadi yang sangat lembut (Bilangan
12:3).
 Daud. Alkitab mencatat 3 periode dalam kehidupan Daud: periode I Daud sebagai
gembala (I Samuel 16:13 – I Samuel 20:42), periode II Daud sebagai pelarian (I Samuel
21 – II Samuel1), periode III Daud sebagai raja (II Samuel 2 – I Raja-raja 1). Pada 2
periode pertama dalam kehidupan Daud dipakai Tuhan untuk membentuk
karakternya.
 Paulus. Sebagaimana Musa dan Daud, Paulus dalam pelayanannya mengalami begitu
banyak masalah yang berat (2 Korintus 11:23-28).
Dalam kebanyakan peristiwa, mereka yang diproses lewat pembentukan padang gurun
atau kesukaran berhasil melewatinya dengan baik. Sekalipun ada beberapa yang mengalami
kegagalan, sebagai contoh Israel generasi pertama hanya 2 orang yang berhasil masuk dalam
tanah perjanjian.

III. Proses melalui Kemakmuran


Kelimpahan adalah merupakan proses pembentukan berikutnya yang juga dipakai Tuhan
untuk menguji karakter kita. Masalahnya, ada banyak orang yang merasa bahwa proses ini
akan dengan mudah dilalui. Karena itu mereka tidak secara serius mempersiapkan diri dan
meresponi dengan baik saat ujian ini datang. Itu sebabnya justru ada lebih banyak orang yang
gagal melewati proses ini dibanding mereka yang melewati kesukaran.
 Simson (Hakim-hakim 13-16). Dilimpahi dengan anugerah dan urapan yang khusus
dalam hidupnya. Simson bertumbuh menjadi pemuda yang “tanpa lawan” secara fisik.
Tidak ada seorangpun yang dapat berta- han melawan Simson, bahkan dia menjadi
pahlawan yang diandalkan bangsanya. Kelimpahan yang dia alami, menguji
karakternya yang ternyata begitu rapuh. Kehebatannya tidak membuat dia
menjadi “rohani” malah sebaliknya membuat dia menjadi sombong dan kekanak-
kanakan.
 Yusuf (Kejadian 37-50). Hidup dengan karakter (integritas) yang luar biasa sehingga
mendapat promosi menjadi orang paling berpengaruh setelah Firaun sendiri. Saat “di
puncak” dia bertemu dengan saudara-saudaranya yang telah membuang dia. Yusuf diuji
karakternya dalam keadaan itu. Dia berhasil karena kebesarannya tidak membuat dia
sombong dan menjadi jahat.
 Abraham (Kejadian 13:6-12). Ke t i k a t e r j a d i p e r s e l i s i h a n d e n g a n
keponakannya Lot, Abraham tidak memen- tingkan dirinya sendiri dan menyerahkan
kesempatan memilih wilayah kepada Lot terlebih dahulu.
 Salomo (I Raja-raja 1:28 – 11:43). Menerima anugerah dan kelimpahan yang tidak
pernah dimiliki oleh manusia manapun juga. Kelimpahan yang dia miliki menguji
karakter yang dimilikinya. Pada awalnya Salomo bertindak bijaksana, tetapi setelah dia
makin besar, semua yang dilakukannya bertentangan dengan firman Tuhan. Dalam
puncak kelimpahan yang diterimanya Salomo tidak lebih mendekat kepada Tuhan tetapi
yang dia lakukan adalah yang sebaliknya.

“Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di
padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan
mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau
berpegang pada perintah-Nya atau tidak.” (Ul 8:2)

Hampir semua orang


bisa bertahan 4. KARAKTER KERAJAAN
terhadap kesulitan, Karakter Kerajaan dapat dilihat dalam Galatia 5:22-23
tetapi jika Anda ingin “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
menguji karakter kesabaran, kemurahan, k e b a i k a n , k e s e t i a a n , k e l e m a
seseorang, beri dia h l e m b u t a n , penguasaan diri.”
kekuasaan. Abraham Karakter ini dihasilkan dari sebuah proses yang
Lincoln membutuhkan waktu untuk bertumbuh terlebih dahulu. Proses ini
dimulai dari:
a. Adanya benih Ilahi yang karena iman kepada Tuhan Yesus (1 Yohanes 3:9 - BIS).
b. Karakter manusia lama kita sudah mati (Roma 6:11-12).
c. Benih Ilahi itu harus bertumbuh menghasilkan karakter manusia baru (Roma 12:2,
Kolose 3:10).
d. Akhirnya, karakter kita menjadi sempurna seperti Kristus (2 Korintus 3:18).

5. HASIL DARI KARAKTER (KERAJAAN)


Karakter menghasilkan sesuatu yang dahsyat dalam hidup kita, bahkan karakter
berdampak lebih dari apa yang bisa kita bayangkan. Dalam hal ini ada dua hal yang dihasilkan
karakter kita:
a. Kedewasaan.Karakter yang terbentuk dalam kehidupan seseorang akan membuat dia
memiliki kedewasaan secara rohani. Karakter yang kuat di dalam dirinya sebagai hasil
bentukan, juga akan menjadi dasar yang teguh dalam setiap aspek kehidupannya. Antara
karakter seseorang dengan kedewasaannya berhubungan secara langsung. Tentu saja
tujuan akhir dari pembentukan karakter bagi setiap umat Kerajaan adalah keserupaan
dengan Sang Raja itu sendiri.
b. Dampak kekekalan. Yang seringkali tidak banyak disadari oleh orang percaya adalah
adanya dampak kekal dari sebuah karakter yang dewasa. Karakter memberikan
dampak dari generasi ke generasi selanjutnya. Banyak warisan rohani kita hari ini
diwariskan oleh adanya hamba-hamba Tuhan berkarakter dewasa yang dipakai Tuhan
di masa lalu.
Pdt. Leonardo Sjiamsuri dalam “Karisma versus Karakter” mengatakan: “Karakter adalah
sesuatu yang kekal.” Hidup kita saat ini menjadi jauh lebih baik karena “karakter-karakter
dewasa” yang menjadi padanan dalam hidup kita.
Setiap generasi diberi tugas yang berbeda, dalam Kisah 13:36a Alkitab mengatakan:
“Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya.” Apa yang kita kerjakan
saat ini, akan menjadi warisan rohani dan berkat besar bagi generasi berikutnya. Sehingga
mereka akan menjadi lebih hebat, berhikmat, diberkati, dahsyat daripada generasi kita.
Kegagalan kita akan berakibat fatal dan menyebabkan kemunduran pada penerus-
penerus kita. Dalam hal ini pembentukan karakter kita menjadi kunci utama.
Contoh Watchman Nee. Pengalaman dan pembentukan karakter masa lalu, diwariskan
kepada generasi jaman ini dalam gereja bawah tanah di R R C . C e r i t a - c e r i t a h
e b a t mengenai gereja bawah tanah di RRC tidak dapat dilepaskan dari peranan Watchman
Nee di masa lalu.
Pertanyaan:
1. Dapatkah Anda mengetahui karakter Anda saat ini?
2. Apakah Karakter itu perlu dirubah?
3. Dan bagaimana caranya merubah karakter itu?

Bahan Pustaka:
1. Leonardo A. Sjiamsuri, Karisma versus Karakter -- Nafiri Gabriel, Jakarta, cetakan kelima,
Oktober 2005
2. John Bevere, Kemenangan di Padang Belantara – Yayasan Keluarga Sangkakala Semarang
3. Dr. Robb Thompson, Excellence in Character – Family Harvest Church, Iiiinois USA, 2004
4. Frank Damazio, The Making of A Leader – Bible Temple Publishing, Portland OR USA,
1988
5. John C. Maxwell, The Maxwell Leadership Bible NKJV – Thomas Nelson Bible Nashville
USA, 2002
6. Mark Rutland, Karakter Itu Penting – Light Publishing, April 2009
SIKAP
I. DEFINISI SIKAP
Sikap adalah:
1. Posisi tubuh atau cara membawa diri, contoh: berdiri dalam sikap anggun.
http://www.thefreedictionary.com
2. Posisi atau postur tubuh yang sesuai dengan atau pernyataan dari emosi, tindakan, dll.
contoh: sikap mengancam, sikap santai. http://dictionary.reference.com
3. Perasaan terdalam yang diungkapkan melalui perilaku. John C. Maxwell (The Winning
Attitude)

II. PENGARUH SIKAP


John Maxwell dalam Attitude 101memberikan suatu rumusan:

Kemampuan + Sikap = Hasil


Bakat hebat + Sikap bejat = Tim yang berprestasi buruk
Bakat hebat + Sikap buruk = Tim yang berprestasi biasa-biasa
Bakat hebat + Sikap biasa-biasa = Tim yang berprestasi baik
Bakat hebat + Sikap baik = Tim yang berprestasi hebat

Maxwell dalam The Winning Attitude mengatakan:


Sikap………..
Adalah “sosok maju” diri kita yang sesungguhnya
Akar-akarnya ke dalam tetapi buahnya keluar
Adalah sahabat terbaik kita atau musuh terburuk kita
Adalah lebih jujur dan lebih konsisten daripada perkataan kita Adalah cara pandang
menurut pengalaman-pengalaman masa lalu Adalah hal yang membuat orang tertarik
kepada kita atau menjauhi kita Tidak pernah puas hingga terekspresikan
Adalah juru perpustakaan masa lalu kita
Adalah juru bicara kita saat ini
Adalah nabi masa depan kita
Hasil riset dari Robert Half International sebuah perusahaan konsultan San Fransisco

tentang mengapa perusahaan memecat karyawan:


 Tidak cakap bekerja: 30%
 Tidak sanggup menyesuaikan diri dengan karyawan lain: 17%
 Tidak jujur atau bohong: 12%
 Sikap negatif: 10%
 Kurang motivasi: 7%
 Gagal atau tidak mau mengikuti instruksi: 7%
 Alasan-alasan lainnya: 8%
Meskipun ketidakcakapan bekerja masuk peringkat pertama, lima alasan berikut
merupakan masalah sikap.
Charles R. Swindol melukiskan pengaruh sikap sebagai berikut:
“Saya percaya bahwa satu keputusan terpenting yang dapat saya buat setiap hari
adalah pemilihan terhadap sikap saya. Ini lebih penting dari masa lalu saya, pendidikan
saya, uang yang saya miliki, kesuksesan atau kegagalan, reputasi atau rasa sakit, apa yang
orang lain pikir atau katakan tentang saya, keadaan saya maupun posisi saya. Sikap akan
membuat saya tetap terus atau terhenti. Sikap akan membakar atau memadamkan
harapan saya. Jika sikap saya benar, tidak ada batas untuk menjadi tinggi, tidak ada lembah
terlalu dalam, tidak ada mimpi yang terlalu ekstrim dan tidak ada tantangan yang terlalu
besar bagi saya.” (thinkexist.com)
Sebuah studi di Harvard University menemukan:
“seseorang memperoleh pekerjaan oleh sebab 85% karena “sikap mereka,” dan
hanya 15% karena kepandaian, pengetahuan, dan figur-figur yang mereka tahu.”
William James dari Harvard University mengatakan: “penemuan terbesar di generasi
saya adalah bahwa manusia dapat melakukan suatu perubahan dengan merubah
sikap mereka.”
Sebuah kutipan dari www.1000ventures.com: “sama seperti sebuah bangunan yang
besar berdiri di atas fondasi yang kuat, demikian pula keberhasilan. Dan fondasi dari
kesuksesan adalah sikap.”
Phillip Baker dalam bukunya Attitudes of Amazing Achievers menuliskan apa yang
dilakukan sikap:
1. Sikap menunjukkan sejarah hubungan pribadi. Sikap yang kita munculkan ternyata
berkaitan erat dengan pengalaman masa lalu kita. Bagaimana hubungan kita dengan
orang tua, teman sepermainan, dan orang-orang lain yang dekat dengan kita membawa
dampak yang mendalam dalam hidup kita.
2. Sikap mengungkapkan kepercayaan yang dari dalam. Sikap itu sebenarnya seperti sebuah
aroma. Apakah anda mencium aroma enak atau tidak enak pada saat ini adalah sesuatu
yang sudah diketahui oleh mereka yang dekat dengan anda. Sikap kita juga akan cepat
berhembus melalui udara.
3. Sikap menarik perhatian orang lain. Kita menarik perhatian orang lain atau menolak
mereka bukan dengan penglihatan kita tetapi dengan sikap kita. Para pengumbar gosip
negatif akan menemukan orang lain yang persis seperti mereka.
4. Sikap mempengaruhi kenyataan. Sikap bukan hanya berbicara tentang bagaimana menilai
apa yang terjadi dengan “perasan yang baik.” Sikap mampu mengubah dunia kita. Sikap
juga bukan hanya persiapan dari dalam tetapi juga interaksi dengan masyarakat, respon
emosi dan melatih diri.
III. HAMBATAN SIKAP
1. Tidak melakukan yang terbaik. Sikap melakukan yang secukupnya dan tidak berusaha
untuk memberikan yang terbaik. Musuh dari yang terbaik adalah yang baik, jebakan
sikap ini sangat berbahaya dan seringkali terjadi tanpa kita sadari.
2. Rendah diri. Hal ini membuat kita gagal menjadi maksimal dalam setiap aspek kehidupan.
Ketidak-mampuan untuk menilai diri sendiri dengan sudut pandang yang sehat,
membuat orang menjadi sangat sombong atau sebaliknya.
3. Tidak antusias. Kata antusias (Inggris: enthusiasm), diambil dari istilah Latin: En-Theos
(en: dalam; Theos: Tuhan). En-Theos secara umum berarti “di dalam Tuhan,” tidak heran
orang yang memiliki antusiasme menarik buat kita. Sebaliknya sikap yang tidak antusias
“memancarkan” enerji negatif yang berdampak buruk bagi orang yang bersangkutan,
dan seringkali juga buat orang lain.
4. Hidup tanpa visi. Ada perbedaan besar antara “melihat dengan” dan “melihat melalui.”
Sebagian orang melihat jauh melampaui apa yang terpampang di depan matanya.
Masalahnya sebagian besar dari kita hanya melihat “apa adanya.” Orang-orang besar
yang luar biasa masuk dalam kategori “melihat melalui.”
5. Kesombongan. Adalah kehidupan yang berpusatkan pada diri sendiri dan ketidak-
mampuan untuk belajar membagi/memberi hidup pada orang lain. Kesombongan
menjadi penghalang yang membuat orang tidak mampu mengembangkan apa yang ada
di dalam dirinya dan mereka yang ada di sekitarnya.
6. Selalu mengeluh. Bangsa Israel berputar-putar 40 tahun lamanya di padang gurun, salah
satu penyebab utama adalah karena keluhan yang seringkali keluar dari mulut mereka.
Akhirnya generasi pertama yang terbiasa mengomel ini tidak menikmati tanah
perjanjian.
7. Tidak murah hati. Ada dua hal yang bisa terjadi dalam hidup kita: mendapatkan atau
memberikan. Kebanyakan orang tentu lebih senang mendapat daripada memberi karena
secara logis mendapat berarti “bertambah.” Kita seringkali lupa apa yang Alkitab
katakan: “terlebih berkat memberi daripada menerima.”

Hendaklah kamu dalam hidup- mu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus.Filp 2:5

“dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepa- damu apa yang
diinginkan hatimu” Maz 37:4

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil,
semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut
kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu” Filp 4:8

IV. MEMPERBAIKI SIKAP


1. Evaluasi sikap kita saat ini. Apakah sikap kita menyenangkan Tuhan dan diri saya sendiri?
2. Mengambil keputusan mengubah sikap. Perubahan adalah mungkin jika kita sungguh-
sungguh menginginkannya.
3. Mengubah pola pikir. Apa yang menjadi perhatian buat kita akan m e n e n t u k a n t i n
dak a n k i t a , a p a k a h k i t a memikirkan yang benar?
4. Mengembangkan kebiasaan yang baik. Apakah kita selalu mengulang tindakan kebiasaan-
kebiasaan yang baik untuk mengalahkan kebiasaan yang buruk? “Kasihilah TUHAN,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau
perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam
perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau
mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di
dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu
gerbangmu.” (Ul. 6:5-9)
5. Kesadaran akan kebergantungan pada Tuhan senantiasa. Kemenangan kita yang
sesungguhnya adalah kemenangan yang Yesus kerjakan lewat salib. “Tetapi dalam
semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah
mengasihi kita” (Roma 8:37).

V. AKIBAT SIKAP
1. Penerimaan. Sikap memegang peranan utama apakah orang lain menerima atau
menolak keberadaan kita. Israel ditolak bahkan oleh Tuhan sendiri karena sikap buruk
mereka terhadap Tuhan. Masalahnya kita seringkali lebih fokus kepada penolakan yang
dilakukan orang terhadap kita dan tidak berkaca pada alas an mengapa kita ditolak.
2. Keberhasilan. Daud adalah salah satu hamba Tuhan yang tidak pernah kalah dalam
setiap peperangan. Sikapnya terhadap Tuhan dan orang-orang yang dipimpinnya adalah
kunci penting kemenangannya.
John Maxwell memberikan statistik mengapa usaha franchise ditutup:
 1% karena memang ditutup
 5% karena pengembangan yang lain
 9% karena harga yang dipatok
 14% karena produknya kurang memuaskan
 68% karena para pelanggan berhenti untuk belanja karena sikap pelayan atau
pekerjanya
3. Kehormatan. Sikap yang kita ambil atau tampilkan akan menyatakan bagaimana orang
menilai diri kita. Ada banyak karir atau kedudukan seseorang hancur ukan karena
mereka tidak atau kurang pandai, tetapi karena sikap yang tidak bijaksana. Rasa hormat
bisa muncul pada orang yang sebelumnya tidak dihormati karena sikap bijaksana yang
dinyatakan.
4. Kepemimpinan. “Sikap seorang pemimpin ditangkap oleh para pengikutnya lebih cepat
dari pada tindakannya” John Maxwell
Sikap yang benar dari seorang pemimpin akan membuat kepemimpinan nya
dihormati dan m e m i l i k i d a m p a k m e n d a l a m p a d a s e t i p pengikutnya.
Yosua bertindak dengan keberanian karena pimpinan Tuhan saat merebut tanah
perjanjian. Orang Israel melakukan yang sama, mereka merebut apa yang dijanjikan
Tuhan pada akhirnya.

Sumber:
 Attitudes of Amazing Achievers (Phillip Baker), SangkakalaMedia Publishing 2005,
Surabaya.
 Mengembangkan Kepemimpinan Didalam Diri Anda (John C. Maxwell), EQUIP – Thomas
Nelson Inc Publishers 1993, Indonesia.
 Sikap 101 (John C. Maxwell), Interaksara, P.O. Box 238, Batam Center, 29432 – 2004.
 The Winning Attitude (John C. Maxwell), Thomas Nelson Publishers, Nashville (1994).

Anda mungkin juga menyukai