Anda di halaman 1dari 7

BAB. VI.

KARAKTER
“Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar (karakter) wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman- Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai
mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang
tinggi.” (Ibrani 1:3)

1. ARTI DARI KARAKTER


Karakter (kata benda), diambil dari kata “charasso,” (KJV - image) yang berarti: torehan,
lekukan, suatu pengasahan, menggores atau menulis di atas batu, kayu atau besi. Dari kata ini
muncul sebuah arti seperti cetak timbul pada uang logam. Pengertian ini memunculkan arti cap
yang timbul yang terdapat pada uang logam, atau sebuah bentuk tulisan. Kata karakter hanya
muncul pada Ibrani 1:3.
Dalam Bahasa Latin karakter berasal dari akar kata yang berarti “dipahat.” Sebuah
kehidupan, seperti sebuah balok granit yang dengan hati-hati dipahat sehingga menjadi sebuah
maha karya yang luar biasa. Jadi karakter adalah tindakan yang dilakukan seseorang tanpa
dipikirkan terlebih dahulu.
Karakter merupakan kombinasi sifat-sifat dalam diri seseorang yang menjadikannya unik,
berdasarkan apa yang ia sudah miliki sejak lahir (genetik) maupun apa yang ia pelajari dalam
hidupnya (lingkungan). Jadi, karakter dapat juga disebut sebagai learned behavior.
Dasar dari sebuah Karakter dimulai dari:
 Nilai-nilai yang diterima seseorang baik dari Pendidikan (Agama maupun lingkungan) yang
kemudian membentuk pola pikir
 Pola pikir membentuk mentalitas
 Mentalitas membentuk tindakan
 Tindakan-tindakan yang sering dilakukan akan menjadi kebiasaan-kebiasaan.
 Kebiasaan-kebiasaan ini menjadi karakter
Karena itu dikatakan “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada
masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Amsal 22:6 dan lagi “Dengan apakah
seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan
firman-Mu.” (Mazmur 119:9)
“Jadilah pengikutku, sama seperti akujugamenjadipengikut Kristus.” 1 Kor. 11:1

2. PENTINGNYA KARAKTER
Karakter adalah bagian dalam diri kita yang sangat penting dan memiliki pengaruh sangat
penting dalam hidup kita. Kutipan berikut memberikan gambaran betapa pentingnya karakter
dalam hidup kita:
John C. Maxwell dalam “Maxwell Leadership Bible” mengatakan:
 Karakter kita menentukan siapa kita dan apa yang kita lakukan.
1
 Talenta adalah pemberian Tuhan, tetapi karakter adalah sebuah pilihan. Kita
melakukannya setiap kali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan.
 Pemimpin tidak akan naik melebihi karakter mereka. Karakter akan membatasi atau
mendukung kita, tergantung dari kekuatannya.
Karakter itu penting dan sangat diperlukan sehingga ada konsekuensi (akibat-akibat) yang
bisa terjadi dalam hidup kita pada saat kita memperhatikan atau mengabaikannya.
a. Kebutuhan untuk memiliki Karakter (Ilahi)
Ada dua alasan utama mengapa kita memerlukan karakter yang Ilahi (Karakter
Kerajaan) dalam hidup kita.
 Karakter merupakan dasar (foundation). Bakat, kepandaian serta keahlian
bisa membawa kita ke atas tetapi karakterlah yang membuat kita tetap ada di
sana. Semakin tinggi dan besar sebuah bangunan, maka semakin dalam dan
kokoh fondasi harus dipancang untuk mampu menyangga bangunan
tersebut.
 Kita hidup di akhir jaman di mana karakter manusia merosot begitu jauh.
Beberapa ayat firman Tuhan di atas, memberikan gambaran karakter
manusia saat ini. Di tengah-tengah kemerosotan yang ada, Tuhan
menginginkan Putra-putriNya tetap hidup dengan karakter yang kuat. Dalam
keadaan seperti inilah kerajaanNya datang dan kehendakNya terjadi.

Ketiadaan karakter seringkali lebih terlihat nyata daripada ketika karakter itu ada. Anonym

b. Konsekuensi dari Karakter.


Karena karakter adalah apa yang mendasari kehidupan kita, maka akan ada akibat-akibat
yang terjadi saat kita mengerjakannya dengan baik atau tidak.
Dua akibat utama yang terjadi adalah:
 Akibat Negatif/Buruk
Ada banyak contoh dalam Alkitab bagaimana karakter yang buruk membawa akibat
yang buruk pula bagi orang yang bersangkutan. Yang lebih parah seringkali orang
lain juga harus ikut menanggung akibatnya. Beberapa contoh yang ada:
 Lot -- akibat keserakahan tinggal di Sodom, kedua anak perempuannya
melahirkan dua bangsa yang menjadi musuh Israel -- incest.
 Esau -- nafsunya membuat dia menjual hak kesulungannya, keturunannya
yaitu bangsa Edom menjadi musuh Israel.
 Akhan -- akibat keserakahan akan harta yang seharusnya dikhususkan, dia dan
seluruh keluarganya dibinasakan.
 Saul -- tidak mau mengakui kesalahan dan tidak dengar-dengaran akan firman
2
Tuhan, seluruh keluarganya mati, hanya tertinggal cucunya Mefiboset yang
dirawat raja Daud.
 Ananias dan Safira: berbohong tentang persembahan yang mereka berikan,
akibatnya mengalami kematian mendadak.

“setiap kegagalan yang terjadi dalam kehidupan adalah akibat kegagalan dari karakter.”
Robb Thompson dalam buku “Excellence in Character”

Baca dirumah:
 2 Timotius 3:1-4
 1 Timotius 3:1-12
 1 Timotius 4:1-7

 Akibat Positif/Baik
Akibat positif terjadi bukan hanya pada orang yangmelakukannya, juga berdampak
pada orang lain. Orang yang memiliki karakter menyadari bahwa keputusan hari ini
akan menentukan keadaan di masa depan.
Beberapa contoh dari firman Tuhan dampak positif karakter yang baik:
 Yusuf -- dibuang oleh saudara-saudaranya, hidup dengan integritas di Mesir
dan dapat menyelamatkan satu generasi.
 Yosua -- menjadi abdi Musa, mendapat promosi melanjutkan kepemimpinan
dan membawa orang Israel masuk tanah perjanjian.
 Rut -- janda keturunan Moab yang menga m b i l keputusan untuk mengikuti
mertuanya, menikah dengan Boas dan menjadi “leluhur” Yesus.
 Ester -- seorang anak yatim piatu yang rendah hati, terpilih untuk menjadi
ratu kerajaan Persia dan menyelamatkan bangsanya dari ancaman
kepunahan.
 Daniel -- pemuda keturunan bangsawan Yehuda yang diangkut ke
pembuangan, hidup dengan integritas -- menjadi penasehat tiga raja dan
memberi dampak lewat hidupnya.

“Orang yang b e r k a r a k t e r menyadari bahwa keputusan hari ini menentukan keadaan hari
esok.” Robb Thompson dalam

3
3. PROSES DARI KARAKTER
Proses pembentukan karakter dimulai sejak kecil. Seseorang bisa menjadi dewasa
walaupun usianya masih relatif muda.
Pembentukan karakter dimulai dengan:
a. Mendapatkan nilai-nilai yang benar dari Firman Tuhan. Jika nilai-nilai kebenaran
Firman Tuhan ini diterima dan dihidupi setiap hari, maka akan membentuk pola pikir
yang berubah (metanoia).
b. Melihat keteladanan dari seseorang. Menjadi tua itu pasti tetapi menjadi dewasa itu
pilihan.
Karakter selalu dihasilkan lewat pembentukan sebab itu karakter tidak akan dibangun tanpa
sebuah proses. Proses itu pada umumnya terjadi pada beberapa area dalam aspek-aspek hidup
kita. Ada dua proses yang selalu Tuhan pakai untuk membentuk karakter kita. Proses yang pertama
adalah pembentukan lewat kesukaran, yang kedua adalah pembentukan lewat kelimpahan.
i. Area Pengembangan Karakter.
Frank Damazio dalam “The Making of A Leader” menyatakan ada 8 area utama dalam hidup
kita yang terkait dalam proses pengembangan karakter, area-area tersebut adalah:
 Kehidupan Rohani
 Kehidupan Pribadi
 Kehidupan Rumah Tangga
 Kehidupan Sosial
 Kehidupan Pendidikan
 Kehidupan Pelayanan
 Kehidupan Pernikahan
 Kehidupan Finansial
ii. Proses melalui kesulitan-kesulitan
Kesukaran yang kita alami dalam kehidupan seringkali dipakai Tuhan untuk membentuk
karakter kita. Lewat Firman Tuhan kita bisa melihat beberapa contoh kebenaran ini. Kesukaran
dalam hal ini bisa terjadi lewat apa saja, kadang-kadang Tuhan memakai manusia atau keadaan
atau lingkungan di mana kita berada. Beberapa contoh dalam firman Tuhan adalah:
 Orang Israel. Kesukaran selama 40 tahun di padang gurun untuk menghilangkan tabiat
Mesir dari dalam hati mereka (Ulangan 8:2).
 Musa. Lewat Alkitab kita bisa belajar kehidupan Musa dibagi dalam 3 periode: 40 tahun
pertama, kedua dan ketiga (total 120 tahun). 40 tahun pertama Musa di istana Firaun,
40 tahun kedua dia di padang gurun menggembalakan kambing domba mertuanya
(Keluaran 3:1). Ini adalah masa persiapan Musa untuk membawa Israel keluar dari Mesir
dan menuntun mereka ke tanah perjanjian. 40 tahun ketiga di padang gurun bersama

4
Israel. Musa yang sebelumnya adalah pribadi yang sangat keras (Keluaran 2:11,12)
diubahkan menjadi pribadi yang sangat lembut (Bilangan 12:3).
 Daud. Alkitab mencatat 3 periode dalam kehidupan Daud: periode I Daud sebagai
gembala (I Samuel 16:13 – I Samuel 20:42), periode II Daud sebagai pelarian (I Samuel
21 – II Samuel1), periode III Daud sebagai raja (II Samuel 2 – I Raja-raja 1). Pada 2 periode
pertama dalam kehidupan Daud dipakai Tuhan untuk membentuk karakternya.
 Paulus. Sebagaimana Musa dan Daud, Paulus dalam pelayanannya mengalami begitu
banyak masalah yang berat (2 Korintus 11:23-28).
Dalam kebanyakan peristiwa, mereka yang diproses lewat pembentukan padang gurun
atau kesukaran berhasil melewatinya dengan baik. Sekalipun ada beberapa yang mengalami
kegagalan, sebagai contoh Israel generasi pertama hanya 2 orang yang berhasil masuk dalam
tanah perjanjian.

iii. Proses melalui Kemakmuran


Kelimpahan adalah merupakan proses pembentukan berikutnya yang juga dipakai Tuhan
untuk menguji karakter kita. Masalahnya, ada banyak orang yang merasa bahwa proses ini akan
dengan mudah dilalui. Karena itu mereka tidak secara serius mempersiapkan diri dan meresponi
dengan baik saat ujian ini datang. Itu sebabnya justru ada lebih banyak orang yang gagal
melewati proses ini dibanding mereka yang melewati kesukaran.
 Simson (Hakim-hakim 13-16). Dilimpahi dengan anugerah dan urapan yang khusus dalam
hidupnya. Simson bertumbuh menjadi pemuda yang “tanpa lawan” secara fisik. Tidak
ada seorangpun yang dapat bertahan melawan Simson, bahkan dia menjadi pahlawan
yang diandalkan bangsanya. Kelimpahan yang dia alami, menguji karakternya yang
ternyata begitu rapuh. Kehebatannya tidak membuat dia menjadi “rohani” malah
sebaliknya membuat dia menjadi sombong dan kekanak-kanakan.
 Yusuf (Kejadian 37-50). Hidup dengan karakter (integritas) yang luar biasa sehingga
mendapat promosi menjadi orang paling berpengaruh setelah Firaun sendiri. Saat “di
puncak” dia bertemu dengan saudara-saudaranya yang telah membuang dia. Yusuf diuji
karakternya dalam keadaan itu. Dia berhasil karena kebesarannya tidak membuat dia
sombong dan menjadi jahat.
 Abraham (Kejadian 13:6-12). Ke t i k a t e r j a d i p e r s e l i s i h a n d e n g a n keponakannya Lot,
Abraham tidak memen- tingkan dirinya sendiri dan menyerahkan kesempatan memilih
wilayah kepada Lot terlebih dahulu.
 Salomo (I Raja-raja 1:28 – 11:43). Menerima anugerah dan kelimpahan yang tidak pernah
dimiliki oleh manusia manapun juga. Kelimpahan yang dia miliki menguji karakter yang
dimilikinya. Pada awalnya Salomo bertindak bijaksana, tetapi setelah dia makin besar,
semua yang dilakukannya bertentangan dengan firman Tuhan. Dalam puncak kelimpahan
yang diterimanya Salomo tidak lebih mendekat kepada Tuhan tetapi yang dia lakukan

5
adalah yang sebaliknya.

“Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di
padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan
mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau
berpegang pada perintah-Nya atau tidak.” (Ul 8:2)

Hampir semua orang bisa bertahan terhadap kesulitan, tetapi jika Anda ingin menguji
karakter seseorang, beri dia kekuasaan. Abraham Lincoln

4. KARAKTER KERAJAAN
Karakter Kerajaan dapat dilihat dalam Galatia 5:22-23 “Tetapi buah Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, k e b a i k a n , k e s e t i a a n , k e l e m a h l e m b u t
a n , penguasaan diri.”
Karakter ini dihasilkan dari sebuah proses yang membutuhkan waktu untuk bertumbuh
terlebih dahulu. Proses ini dimulai dari:
a. Adanya benih Ilahi yang karena iman kepada Tuhan Yesus (1 Yohanes 3:9 - BIS).
b. Karakter manusia lama kita sudah mati (Roma 6:11-12).
c. Benih Ilahi itu harus bertumbuh menghasilkan karakter manusia baru (Roma 12:2,
Kolose 3:10).
d. Akhirnya, karakter kita menjadi sempurna seperti Kristus (2 Korintus 3:18).

5. HASIL DARI KARAKTER (KERAJAAN)


Karakter menghasilkan sesuatu yang dahsyat dalam hidup kita, bahkan karakter
berdampak lebih dari apa yang bisa kita bayangkan. Dalam hal ini ada dua hal yang dihasilkan
karakter kita:
a. Kedewasaan. Karakter yang terbentuk dalam kehidupan seseorang akan membuat dia
memiliki kedewasaan secara rohani. Karakter yang kuat di dalam dirinya sebagai hasil
bentukan, juga akan menjadi dasar yang teguh dalam setiap aspek kehidupannya. Antara
karakter seseorang dengan kedewasaannya berhubungan secara langsung. Tentu saja
tujuan akhir dari pembentukan karakter bagi setiap umat Kerajaan adalah keserupaan
dengan Sang Raja itu sendiri.
b. Dampak kekekalan. Yang seringkali tidak banyak disadari oleh orang percaya adalah adanya
dampak kekal dari sebuah karakter yang dewasa. Karakter memberikan dampak dari
generasi ke generasi selanjutnya. Banyak warisan rohani kita hari ini diwariskan oleh

6
adanya hamba-hamba Tuhan berkarakter dewasa yang dipakai Tuhan di masa lalu.
Pdt. Leonardo Sjiamsuri dalam “Karisma versus Karakter” mengatakan: “Karakter adalah
sesuatu yang kekal.” Hidup kita saat ini menjadi jauh lebih baik karena “karakter-karakter
dewasa” yang menjadi padanan dalam hidup kita.
Contoh Watchman Nee. Pengalaman dan pembentukan karakter masa lalu, diwariskan
kepada generasi jaman ini dalam gereja bawah tanah di R R C. Cerita - cerita hebat
mengenai gereja bawah tanah di RRC tidak dapat dilepaskan dari peranan Watchman Nee di
masa lalu.
Pertanyaan:
1. Bagaimana Anda memandang Karakter Anda saat ini?
2. Bagaimana Anda memperlengkapi Karakter Kristus di dalam diri Anda?
3. Dan bagaimana caranya merubah karakter itu?

Disadur dari Buku Kingdom Training ROCK Modul 1 “CHARACTER”.


Bahan Pustaka:
1. Leonardo A. Sjiamsuri, Karisma versus Karakter -- Nafiri Gabriel, Jakarta, cetakan kelima,
Oktober 2005
2. John Bevere, Kemenangan di Padang Belantara – Yayasan Keluarga Sangkakala Semarang
3. Dr. Robb Thompson, Excellence in Character – Family Harvest Church, Iiiinois USA, 2004
4. Frank Damazio, The Making of A Leader – Bible Temple Publishing, Portland OR USA, 1988
5. John C. Maxwell, The Maxwell Leadership Bible NKJV – Thomas Nelson Bible Nashville USA,
2002
6. Mark Rutland, Karakter Itu Penting – Light Publishing, April 2009

Anda mungkin juga menyukai