Penanggung jawab:
Pdt. Arliyanus Larosa
Pdt. Mestika Hulu
Redaktur:
Sri Sembiring, S.Th.
Editor:
Samuel S. Saragih
Penulis:
Pdt. Novita Sutanto
Pdt. Rita Dwi Lestari
Artistik:
Victory Valentino J.W.
Alamat:
Graha Arteri Mas, Kav. 19 - 20
Jl. Panjang no. 68
Kedoya-Jakarta 11520
Telepon:
+6221 583 03398
+6221 583 03498
Website:
www.ykb-wasiat.org
E-mail:
tfc@ykb-wasiat.org
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri Jakarta - Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
H ai Teens, salam jumpa di renungan TfC edisi Januari-Februari 2023! Kini
kita sudah memasuki tahun 2023. Dalam keadaan apa pun kita saat ini,
hendaklah kita senantiasa tetap bersyukur berkat penyertaan dan kasih
Tuhan.
Dalam renungan bulan Januari 2023, Pdt. Novita Sutanto (GKI Gading
Indah) mengajak kita untuk mendalami Kitab Mikha. Mikha dalam bahasa
Ibrani berarti: “siapakah seperti Tuhan?”, merupakan sebuah pertanyaan
sekaligus pernyataan bahwa Tuhan tidak ada bandingannya. Dalam kitab
ini, Nabi Mikha hendak menyatakan bahwa tidak ada yang lebih berkuasa
daripada Tuhan Allah. Allah menghukum pemimpin-pemimpin dunia dan
bangsa-bangsa yang menentang-Nya dan mengabaikan kepedulian
terhadap keadilan. Allah berjanji memberkati Israel dengan tanah dan
banyak keturunan, tetapi banyak umat-Nya yang telah mengabaikan
hukum dan ketetapan-Nya serta terancam kehilangan janji-janji-Nya.
Namun, kelak Allah akan menyelamatkan umat-Nya, memimpin pulang
kembali untuk dapat beribadah di Yerusalem.
Selanjutnya, dalam renungan bulan Februari 2023, Pdt. Rita Dwi Lestari
(GKI Purwodadi) mengajak kita mendalami hal “daya tahan”. Daya tahan
adalah kemampuan untuk menghadapi kesulitan, penderitaan dan
tekanan, yang kadang kala mengancam kehidupan. Orang-orang yang
berpikiran terbuka dan mengarahkan diri pada rancangan Tuhan akan
mampu menguasai dirinya menghadapi masalah karena dalam dirinya ada
kuasa Tuhan Yesus. Roh Kudus Tuhan memberi daya tahan, kekuatan,
keberanian untuk menghadapi kesulitan, penderitaan dan tekanan.
Berdoalah dan mohon pimpinan Roh Kudus untuk memiliki daya tahan
dalam menghadapi semua.
Selamat membaca, merenungkan dan melakukan firman Tuhan ya, Teens!
Teens Team
Renungan Teens for Christ menggunakan kertas yang ramah lingkungan guna mendukung upaya pelestarian alam
1
Minggu, 1 Januari 2023
2
Senin, 2 Januari 2023
Hati-Hati pada
Pengaruh Buruk
Mikha 1:2-5
Dengarlah, hai bangsa-
bangsa sekalian!
Perhatikanlah, hai bumi
serta isinya! Hidup kita tidak terlepas dari kehadiran orang lain.
Bahkan, kehadiran orang lain dapat memengaruhi
(Mikha 1:2)
kita, lo, entah itu pengaruh baik atau buruk.
Karena itu, kita perlu bersikap kritis terhadap
apa yang orang lain lakukan supaya kita tidak
ikut-ikutan terpengaruh melakukan hal yang
salah. Seperti halnya dengan yang pernah terjadi
pada Samaria.
Pesan pertama Nabi Mikha adalah tentang
Samaria dalam ayat 2-7. Pada sekitar pertengahan
abad ke-7 SM para pemimpin di Samaria melakukan berbagai penyembahan
berhala karena terpengaruh oleh berbagai agama dari bangsa-bangsa lain. Samaria
ikut-ikutan membangun tempat penyembahan berhala yang biasanya dibangun
di bukit, gunung, atau dataran tinggi. Maka, Nabi Mikha berseru kepada semua
bangsa yang ada pada masa itu serta kepada bumi dan isinya bahwa Tuhan
menjadi saksi; bahwa Tuhan tahu dan melihat apa yang dilakukan oleh Samaria.
Samaria telah menyimpang dari iman kepada Tuhan. Melalui perumpamaan,
Nabi Mikha memberitahukan bahwa Tuhan akan berjejak, yaitu menginjak
gunung-gunung yang berisi penyembahan berhala itu dan menghancurkannya.
Gunung akan luluh, lembah terbelah, dan air tercurah. Sepertinya Nabi Mikha
menggambarkan situasi bencana alam yang akan terjadi sebagai hukuman.
Yang akan dihukum adalah Samaria (dan kemudian Yerusalem), bukan bangsa-
bangsa lainnya.
Teens, orang-orang yang ada di sekitar kita bisa memengaruhi kita, bukan?
Pengaruh itu bisa baik dan bisa buruk. Berhati-hatilah dengan pengaruh buruk dari
orang lain, khususnya pengaruh buruk yang bisa membuat kita jauh dari Tuhan.
Misalnya, ikut-ikutan malas beribadah dan melupakan Tuhan. Jagalah dirimu dari
pengaruh buruk orang lain agar kamu tidak menyimpang dari iman kepada Tuhan.
3
Selasa, 3 Januari 2023
Menjadi Pelajaran
Mikha 1:6-7
4
Rabu, 4 Januari 2023
Menangis Sedih
Mikha 1:8-9
5
Kamis, 5 Januari 2023
Ibu Kota
Mikha 1:10-16
6
Jumat, 6 Januari 2023
Jangan Main
Serobot
Mikha 2:1-3
7
Sabtu, 7 Januari 2023
Told You So
Mikha 2:4-7
8
Minggu, 8 Januari 2023
Stop Mencari
Gara-Gara
Mikha 2:8-11
Tetapi kamulah yang bangkit
sebagai musuh terhadap
umat-Ku. Hampir saja Adi terjatuh. Ia sedang asyik
(Mikha 2:8)
mengerjakan tugas di kelas ketika dari belakang
Badu mendorong kursinya. Adi terkejut. Badu
malah tertawa senang. Suasana kelas pun
menjadi ribut. Ibu guru yang mengetahui
kejadian itu segera bertindak. Ibu guru meminta
Badu meminta maaf kepada Adi. Lalu sebagai
hukuman, ia memberikan tugas sekolah dua
kali lipat lebih banyak kepada Badu. Badu
yang mencari gara-gara pun menanggung
sendiri akibatnya.
Sikap “suka mencari gara-gara” ada di mana-mana, termasuk dalam cerita
Alkitab. Pemimpin Yerusalem dan orang kaya mencari gara-gara dengan rakyat.
Mereka “merebut jubah dari orang yang suka damai”. “Merebut jubah” di sini
berarti merampas dan mempermalukan. Mereka merampas dari rakyat yang suka
hidup damai dan tenteram. Mereka mengambil rumah rakyat sehingga para ibu
harus keluar dari rumah sendiri dan anak-anaknya pun kehilangan tempat tinggal.
Para pemimpin ini hanya mau mendengarkan orang yang datang mereka-reka
atau mengarang-ngarang nubuat palsu. Mereka hanya mau mendengar nubuat
tentang “anggur dan arak”, artinya yang enak-enak dan memabukkan. Mereka
tidak mau mendengar nubuat yang sebenarnya tentang teguran Tuhan atas
perbuatan mereka yang suka mencari gara-gara.
Teens , jangan suka mencari masalah dengan orang lain, ya, apalagi
dengan berbuat jahat. Kalau kita suka mencari gara-gara, kita sendiri yang akan
menanggung akibatnya. Karena itu, berusahalah untuk hidup damai. Saat di
sekolah berusahalah agar kamu berteman dengan baik dengan siapa saja agar
suasana kelas pun tenang dan menyenangkan. Saat suasana kelas tenang, kita
pun dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Berhentilah mencari gara-gara!
9
Senin, 9 Januari 2023
Ketika Tuhan
Berjanji
Mikha 2:12-13
... TUHAN sendiri di kepala
barisan mereka!
Janji bukan sekadar janji. Ketika Tuhan berjanji
(Mikha 2:13) kepada umat-Nya, Tuhan akan menepati janji itu.
Dalam nubuat Nabi Mikha yang berisi teguran
dan hukuman, ada juga harapan. Harapan yang
Tuhan sampaikan bukanlah harapan palsu yang
cuma sebatas kata-kata. Bukan pula harapan
berisi iming-iming tentang hidup pasti baik-baik
saja. Harapan itu adalah harapan yang sungguh-
sungguh Tuhan lakukan (kemudian digenapi lewat
peristiwa kembalinya umat dari pembuangan di
Babel). Tuhan akan mengumpulkan kembali sisa Israel. Sisa Israel ini adalah
umat yang tetap setia dan beriman kepada Tuhan meskipun dalam kesulitan.
Tuhan akan menjadi seperti seorang raja yang berjalan di depan umat, membuka
jalan, dan memastikan keadaan aman. Tuhan menjadi kepala barisan yang siap
menghadapi musuh. Berbeda dengan para pemimpin yang jahat, Tuhan akan
menjadi pemimpin yang baik yang membawa keselamatan bagi umat. Harapan
yang Tuhan berikan ini menjadi semangat bagi umat untuk tetap bertahan dalam
masa-masa sulit serta untuk tetap beriman dan menantikan keselamatan yang
pasti akan datang.
Teens, sejarah telah membuktikan bahwa nubuat Nabi Mikha terlaksana. Pada
tahun 586 SM Yerusalem jatuh dan orang-orangnya dibawa ke pembuangan di
Babel. Kemudian Kerajaan Babilonia ditaklukkan oleh Kerajaan Persia. Pada tahun
538 SM raja Persia, yang bernama Koresh, mengeluarkan surat yang mengizinkan
orang-orang Yahudi untuk pulang kembali ke negaranya dari pembuangan Babel
(lihat Kitab Ezra dan Kitab Nehemia). Pada tahun 520 SM proses pembangunan
kembali Bait Suci dimulai. Orang-orang Yahudi pun mulai kembali pulang ke
tanah perjanjian mereka. Mereka adalah orang-orang yang tetap setia menantikan
keselamatan dan hidup dalam iman mereka.
10
Selasa, 10 Januari 2023
11
Rabu, 11 Januari 2023
Typo
Mikha 3:5-8
Tetapi aku ini penuh dengan
kekuatan, dengan Roh
TUHAN, dengan keadilan dan
keperkasaan .... Typo alias salah ketik bisa terjadi karena kita terburu-
(Mikha 3:8) buru saat hendak mengirim pesan atau karena
pengetik otomatis (auto type) di HP kita menyala.
Akibatnya, pesan yang terkirim pun salah. Kalau
salah, tetapi isi pesannya masih bisa dipahami, itu
tidak menjadi masalah. Yang berbahaya adalah
jika salah ketik itu membuat isi pesan berbeda
jauh dengan apa yang kita maksudkan. Misalnya,
kita mau memesan “bakpia” malah terketik menjadi
“bakpao”, mau mengatakan “makan” malah menjadi
“makam”, dan sebagainya. Bisa repot, kan? Salah menyampaikan pesan sebenarnya
biasa terjadi dan masih bisa diperbaiki supaya komunikasi lancar kembali. Namun,
bagaimana jika salah menyampaikan pesan adalah kesengajaan? Sengaja menyampaikan
pesan yang salah. Ini bahaya.
Nabi Mikha berhadapan dengan para nabi palsu yang menyampaikan pesan
yang salah. Bukannya menyampaikan pesan Tuhan, para nabi palsu itu malah
menyampaikan pesan sesuka mereka. Kalau mereka diberikan uang makan, mereka
menyampaikan nubuat yang baik. Jika mereka tidak diberi uang, mereka menyampaikan
nubuat yang buruk. Nabi palsu hanya menjadi “nabi bayaran”. Nubuat yang mereka
sampaikan tergantung keuntungan materiel saja. Nabi Mikha memperingatkan mereka
bahwa kemampuan mereka untuk bernubuat akan berhenti sama sekali. Mereka akan
mengalami kegelapan; tidak bisa melihat apa yang akan terjadi ke depan. Sebaliknya,
Mikha akan tetap menjadi nabi yang setia kepada Tuhan dengan menyampaikan nubuat
yang benar meskipun nubuat itu berisi teguran dosa bagi Israel. Nabi Mikha akan tetap
menyampaikan nubuat yang sebenarnya karena kekuatan Tuhan ada bersamanya.
Teens, terkadang kita harus menyampaikan pesan ke orang lain. Marilah kita
bertanggung jawab menyampaikan pesan tersebut dengan sebenar-benarnya dan
apa adanya.
12
Kamis, 12 Januari 2023
… padahal mereka
bersandar kepada TUHAN .... Baru saja saya masuk ke parkiran gereja dan saya
langsung mendengar suara orang yang sedang
(Mikha 3:11)
marah-marah. Saya melihat orang yang marah
itu ternyata seorang pemuda. Pemuda itu sedang
memarahi seorang bapak yang sudah cukup tua.
Sepertinya kemarahannya sudah sampai pada
puncaknya sehingga pemuda itu mengucapkan
kata-kata kasar sambil menunjuk wajah bapak
itu dengan jarinya. Mereka rupanya berselisih
paham. Saya merasa tidak nyaman mendengar
makian kasar pemuda itu. Ketika saya masuk ke gedung gereja, saya terkejut.
Pemuda itu ternyata adalah salah seorang yang melayani ibadah di gereja pada
hari itu. Sungguh hal yang miris.
Menurut teks Alkitab hari ini, Nabi Mikha kembali mengingatkan para pemimpin
Israel, para imam, dan para nabi yang telah berbuat jahat. Mereka menganggap
bahwa Tuhan ada di tengah mereka. Memang saat itu mereka ada di Yerusalem,
tempat Bait Suci berada. Bait Suci adalah rumah Tuhan, tanda kehadiran Tuhan
di tengah umat. Jadi, karena Tuhan ada bersama mereka, mereka menganggap
bahwa segalanya akan baik-baik saja. Mereka menganggap bahwa meskipun berbuat
jahat, mereka tidak akan tertimpa malapetaka. Namun, apakah anggapan mereka
ini benar? Nabi Mikha kembali menyampaikan nubuat tentang kejatuhan Yerusalem.
Teens, sungguh menyenangkan ketika kita berada di gereja, bertemu teman,
dan bersekutu bersama, dekat dengan Tuhan. Kedekatan dengan Tuhan itu bukan
hanya saat kita berada di gereja, melainkan juga dalam hidup kita sehari-hari. Jika
di gereja kita memuji Tuhan, janganlah di luar gereja kita memaki atau mengucapkan
kata-kata kasar. Jika di gereja kita ramah dan bersahabat dengan orang lain,
janganlah di luar gereja kita malah berantem. Saat di gereja kita menjadi orang
baik, demikian jugalah ketika kita berada di luar gereja.
13
Jumat, 13 Januari 2023
Tuhan Mengajar
Mikha 4:1-2
“… supaya Ia mengajar
kita tentang jalan-jalan-Nya
dan supaya kita berjalan
menempuhnya; sebab dari Pernahkah kamu mendengar tentang Situs Gunung
Sion akan keluar pengajaran,
dan firman TUHAN dari Padang di Cianjur? Situs ini adalah tempat bersejarah
Yerusalem.” yang terdiri dari susunan batu-batu yang berundak.
Coba deh, kamu browsing. Menarik, lo! Umurnya
(Mikha 4:2)
lebih dari 2.000 tahun, berasal dari zaman batu
besar (megalithikum). Situs ini tergolong baru
karena diekskavasi mulai tahun 2011. Bagi dunia
arkeologi, situs ini menimbulkan pertanyaan besar.
Bagaimana mungkin di Indonesia ada sebuah
undakan batu kuno yang disusun dengan rapi dan
berumur ribuan tahun? Bahkan, konon di bagian bawahnya, ada situs yang lebih tua
berumur sekitar 8.000 tahun, tetapi masih sulit untuk digali. Situs ini diduga dahulunya
adalah tempat pemujaan masyarakat zaman prasejarah kepada yang ilahi. Yang ilahi
itu dapat dijumpai di atas gunung sebagai dataran yang paling dekat dengan langit.
Dalam banyak tradisi dan kepercayaan, ada pemahaman seperti itu. Gunung
atau bukit diyakini sebagai tempat yang sakral, tempat yang ilahi. Pemahaman itu
juga ada dalam Alkitab. Dalam kisah Musa, misalnya, Tuhan ada di atas Gunung
Sinai. Dalam Kitab Mikha, ada ungkapan tentang “gunung rumah Tuhan yang berdiri
tegak”. Nabi Mikha sedang berbicara tentang Gunung Sion, yaitu sebuah bukit,
tempat kota Yerusalem berada. Karena letaknya di bukit, kota Yerusalem dapat
dilihat dari kejauhan, dari kota-kota lain. Di atas Gunung Sion alias di Yerusalem
Tuhan mengajar umat tentang jalan Tuhan supaya umat “berjalan menempuhnya”. Ini
adalah pengharapan mengenai Yehuda yang dapat kembali membangun Yerusalem
dan Bait Suci (bnd. 2Taw. 36:22-23).
Teens, kita tentu tidak perlu sampai pergi ke Yerusalem atau naik ke atas gunung
yang tinggi untuk belajar firman Tuhan. Yang kita perlukan adalah hati yang siap dan
bersedia belajar firman Tuhan untuk kemudian melakukannya dalam kehidupan kita
sehari-hari. Maukah kamu rajin untuk belajar firman Tuhan?
14
Sabtu, 14 Januari 2023
Banyak Agama?
Mikha 4:3-5
15
Minggu, 15 Januari 2023
Menara Kawanan
Domba
Pada hari itu, demikianlah
firman TUHAN, Aku akan Mikha 4:6-8
mengumpulkan mereka
yang pincang, dan akan
menghimpunkan mereka yang Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus mengatakan
terpencar-pencar dan mereka bahwa Ia adalah “Gembala yang baik” (Yoh.
yang telah Kucelakakan.
10:11, 14). Gembala yang baik menjaga kawanan
(Mikha 4:6) domba peliharaannya dari ancaman binatang
buas dan menyelamatkan domba yang tersesat.
Gembala itu mengenal nama setiap dombanya.
Ia memanggil dan mengumpulkan domba-domba
agar mereka tidak terpencar. Dengan tetap
berada dekat dengan Sang Gembala, domba
pun aman dan terlindungi.
Dalam teks Alkitab hari ini, ada ungkapan tentang “orang yang pincang”
dan “yang diusir”. Ungkapan itu menggambarkan status sosial seseorang dalam
masyarakat Israel zaman dahulu, yang mewakili golongan masyarakat yang
dianggap rendah karena kekurangan fisik atau kondisi tertentu. Mereka menjadi
orang yang dipinggirkan. Ketika keselamatan dari Tuhan datang, orang-orang
yang terpinggirkan ini justru akan dikumpulkan oleh Tuhan. Mereka akan dijadikan
sebagai bangsa yang kuat dengan Tuhan sebagai raja yang memerintah. “Menara
Kawanan Domba” akan berfungsi kembali, yaitu menara untuk menjaga domba-
domba dari ancaman binatang buas sehingga domba-domba bisa selamat. Itulah
gambaran tentang sisa-sisa Israel yang dipulihkan. Nubuat itu digenapi dengan
kepulangan bangsa Israel ke tanah perjanjian dan dengan keselamatan yang
kita terima dalam Tuhan Yesus Kristus.
Teens , pada masa kini kita adalah domba-domba Tuhan. Kita telah
dikumpulkan oleh Tuhan menjadi bagian dari kawanan domba-Nya. Siapa pun
kita, bagaimanapun keadaan kita dibandingkan dengan orang lain, kita adalah
domba yang dikasihi Tuhan. Tuhan mengasihi kita masing-masing dengan
segala kekurangan dan kelemahan yang ada pada kita. Bahkan, Tuhan sanggup
memulihkan kita.
16
Senin, 16 Januari 2023
17
Selasa, 17 Januari 2023
Irik
Mikha 4:11-14
Tetapi mereka itu tidak
mengetahui rancangan
TUHAN; mereka tidak mengerti
keputusan-Nya, bahwa Ia
akan menghimpunkan mereka Tahukah kamu arti kata “irik”? Irik adalah cara kuno
seperti berkas gandum ke untuk memisahkan bulir gandum dari batangnya.
tempat pengirikan.
Batang gandum yang sudah ditebang ditaruh
(Mikha 4:12) di tanah datar untuk dijemur di sinar matahari
supaya kering. Lalu, gandum dipukuli oleh para
pekerja supaya bulir gandum terlepas dari batang
dan kulitnya; bisa juga dengan cara diinjak-injak
oleh lembu atau kuda. Batang dan sekam yang
sudah kosong lalu dipisahkan dan butiran gandum
dikumpulkan. Untuk mendapatkan gambaran yang
lebih jelas tentang hal ini, kamu dapat menelusurinya di internet. Kita memang jarang
memakai kata “irik” dalam bahasa Indonesia. Sebab, di Indonesia cara memisahkan
padi dari tangkainya adalah dengan dirontokkan, kemudian ditumbuk dengan lesung
dan alu. Bahkan, pada zaman sekarang para petani sudah menggunakan alat-alat
modern untuk memisahkan bulir padi atau gandum dari batangnya.
Pengirikan merupakan pengibaratan yang digunakan oleh Nabi Mikha untuk
menyampaikan nubuat bagi musuh bangsa Israel, yaitu Kerajaan Babilonia dan
sekutunya. Mereka senang dengan kejatuhan bangsa Israel tanpa menyadari bahwa
sebenarnya mereka hanya dipakai oleh Tuhan untuk mengajar bangsa Israel.
Karena itu, mereka tidak boleh sombong dan meledek bangsa Israel. Akan ada
waktunya mereka jatuh karena hukuman Tuhan. Dalam catatan sejarah, Kerajaan
Persia kemudian mengalahkan Kerajaan Babilonia dan mengambil alih wilayah
kekuasaannya.
Teens, biasanya orang yang tidak menyukai kita akan senang melihat kita jatuh
atau punya masalah. Mereka pun mungkin akan meledek kita. Bagaimana sikap kita
yang benar terhadap mereka? “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan,
atau caci maki dengan caci maki …,” demikian tertulis dalam 1 Petrus 3:9. Karena
itu, mari kita berserah pada rencana Tuhan dengan segenap keadilan-Nya.
18
Rabu, 18 Januari 2023
Betlehem
Mikha 5:1
19
Kamis, 19 Januari 2023
Syalom
Mikha 5:2-4a
20
Jumat, 20 Januari 2023
Seperti Embun
Mikha 5:4b-8
21
Sabtu, 21 Januari 2023
Pasang Kuping
Mikha 5:9-14
22
Minggu, 22 Januari 2023
Pengadilan
Tuhan
Mikha 6:1-2
Sebab TUHAN mempunyai
pengaduan terhadap
umat-Nya, dan Ia beperkara Dalam dunia pengadilan, ada sejumlah istilah,
dengan Israel.
seperti: terlapor, tersangka, terdakwa, dan terpidana.
(Mikha 6:2) Terlapor adalah orang yang dilaporkan ke polisi.
Jika laporan itu diterima karena ada bukti awal,
terlapor menjadi tersangka. Penyidikan pun
dilakukan. Jika ada cukup bukti sebagai dasar
pemeriksaan di pengadilan, selanjutnya pengadilan
mulai dilakukan dan tersangka menjadi terdakwa.
Setelah kasusnya diputuskan oleh pengadilan
dan keputusannya adalah terdakwa itu bersalah,
terdakwa pun menjadi terpidana.
Pasal 6 dari Kitab Mikha berisi percakapan tentang pengaduan, tuntutan,
dan hukuman Tuhan. Gunung dan bukit telah menjadi saksi tentang kasih Tuhan
kepada umat Israel sejak zaman keluaran hingga tiba di tanah perjanjian. Gunung
dan bukit kini menjadi saksi pengaduan Tuhan atas umat-Nya. Pengaduan Tuhan
itu seperti seorang penuntut dalam pengadilan yang menuntut seorang terdakwa
dengan bukti yang jelas dan kemudian terbukti bersalah. Tuhan telah berlaku adil
dan mengasihi umat-Nya (Mi. 6:5), tetapi umat melupakan kebaikan dan keadilan
Tuhan dengan berbuat jahat dan menjauh dari Tuhan. Padahal, seperti pemazmur
katakan, “Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala
perbuatan-Nya” (Mzm. 145:17). Keadilan dan kasih Tuhan sudah jelas dibuktikan
dalam sepanjang perjalanan sejarah umat.
Teens, Tuhan mengetahui segala sesuatu dalam hidup kita. Tuhan tahu apa yang
kita lakukan dan katakan. Bahkan, Tuhan tahu isi pikiran kita. Saat kita melakukan
hal yang salah, Tuhan tahu. Tentunya Tuhan tidak membiarkan kita terus-menerus
melakukan dosa dan kesalahan. Karena Tuhan itu adil, Ia mengadili kita. Tuhan
mengingatkan kita akan kesalahan kita dan konsekuensinya. Ada risiko yang harus
kita tanggung sehingga kita bisa belajar untuk hidup lebih baik.
23
Senin, 23 Januari 2023
Mengingat
Perbuatan Tuhan
Mikha 6:3-5
“Sebab Aku telah menuntun
engkau keluar dari tanah Mesir
dan telah membebaskan
engkau dari rumah Lupa nama teman SD, lupa ulang tahun mama,
perbudakan ....” lupa balas chat teman. Siapa sih yang enggak
(Mikha 6:4) pernah lupa? Setiap orang pernah lupa. Kita bisa
melupakan hal-hal yang baru dan lama. Apakah itu
wajar? Baik secara psikologis maupun neurosains
(ilmu tentang saraf otak), manusia memang bisa
lupa. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Namun,
lupa juga bisa diatasi, lo, yaitu dengan melatih
otak dan tubuh agar tetap aktif, mengurangi stres,
menjalankan pola makan sehat, dan beristirahat
yang cukup. Salah satu latihan otak yang sederhana adalah dengan mengingat-ingat
peristiwa atau kenangan masa lalu yang menyenangkan. Selain membuat rileks, daya
ingat kita pun diperkuat.
Tuhan ingin umat Israel mengingat apa yang sudah Ia lakukan. “Umat-Ku, baiklah
ingat ...,” kata Tuhan (ay. 5). Tuhan sudah menuntun Israel keluar dari Mesir dan
sudah mengutus Musa, Harun, serta Miryam untuk menjadi pemimpin. Dalam sepanjang
perjalanan itu banyak kejadian luar biasa yang ditunjukkan oleh Tuhan. Misalnya,
tentang Balak dan Bileam. Balak adalah raja Moab yang melarang umat Israel melintasi
negerinya. Balak membayar Bileam untuk mengutuk umat Israel. Namun, malaikat
Tuhan mencegah Bileam sehingga Bileam hanya bisa mengucapkan berkat, bukan
kutuk (lihat Bil. 22:2-24:25). Setelah itu, dalam perjalanan dari Sitim sampai ke Gilgal,
ada peristiwa penyembahan berhala yang dilakukan sebagian umat. Karena hal itu,
Tuhan menghukum dan memberi peringatan. Pada masa Nabi Mikha, Tuhan mau agar
umat Israel kembali mengingat apa yang sudah dilakukan-Nya; bahwa Tuhan sudah
melakukan berbagai perbuatan untuk menyelamatkan umat-Nya.
Teens, mari kita berlatih untuk mengingat perbuatan Tuhan. Ingatlah tiga kejadian
di tahun lalu yang sudah dilakukan Tuhan untukmu, entah di sekolah atau di keluarga
atau apa pun itu. Ingat-ingat, ya!
24
Selasa, 24 Januari 2023
Salah Komen
Mikha 6:6-7
“Dengan apakah aku akan
pergi menghadap TUHAN dan
tunduk menyembah kepada
Allah yang di tempat tinggi?” Saat melihat postingan di media sosial terkadang saya
suka membaca komen orang-orang di postingan itu.
(Mikha 6:6)
Anehnya, terkadang ada saja orang yang komen-nya
aneh dan enggak nyambung. Postingan-nya tentang
tempat kuliner baru, komen-nya tentang mencari
jodoh. Atau, postingan-nya tentang artis favorit,
komen-nya tentang politik. Membacanya malah
membuat saya kesal. Ada sih orang yang sengaja
memberi komen aneh agar viral. Namun, ada juga
yang memang benar-benar enggak nyambung.
Umat Israel pernah enggak nyambung. Tuhan berbicara agar umat Israel mengingat
perbuatan-Nya di masa lalu. Maksudnya adalah agar umat Israel sadar dan bertobat
dari dosanya. Eh, komen umat Israel malah soal persembahan. Umat Israel bertanya
kepada Tuhan tentang persembahan yang Tuhan mau. Apakah kurban bakaran, anak
lembu, ribuan domba, minyak, atau anak sulung? Seakan-akan Tuhan mengharapkan
pemberian umat Israel. Padahal, yang Tuhan mau adalah umat Israel bertobat, percaya
kepada-Nya, dan tidak lagi melakukan kejahatan. Bukan memberi benda-benda atau
kurban persembahan. Semua pemberian itu akan sia-sia kalau tidak disertai dengan
perubahan hidup.
Teens, salah komen itu biasa. Namun, ini bisa bahaya, lo! Apalagi kalau salah komen-
nya karena kita tidak memperhatikan dengan baik apa yang disampaikan atau bahkan
tidak peduli. Kita sekadar mau memberi komen saja. Akibatnya, kita menjadi salah paham.
Untuk menghindari salah komen, kita perlu memperhatikan apa yang dibicarakan dengan
baik, entah itu postingan di media sosial, pelajaran dari guru di sekolah, atau omongan
orangtua. Dengan memperhatikan baik-baik, kita pun bisa mengerti dan akhirnya dapat
memberi komen yang tepat. Jangan sekadar komen karena mau viral. Sampaikanlah
komen-mu sebagai cara kamu mengasah keterampilanmu dalam menyampaikan pendapat
dengan baik kepada orang lain di mana pun kamu berada.
25
Rabu, 25 Januari 2023
Update Info
Mikha 6:8
26
Kamis, 26 Januari 2023
Crazy Rich
Mikha 6:9-12
27
Jumat, 27 Januari 2023
28
Sabtu, 28 Januari 2023
Musim Buah
Mikha 7:1-6
29
Minggu, 29 Januari 2023
Ada Waktunya
Mikha 7:7-13
Tetapi aku ini akan
menunggu-nunggu TUHAN,
akan mengharapkan Allah
yang menyelamatkan
aku; Allahku akan Hidup itu seperti roda yang berputar; terkadang
mendengarkan aku! kita di atas dan terkadang kita di bawah.
Demikianlah memang adanya hidup kita. Ada
(Mikha 7:7)
saatnya hidup kita lancar, sukses, menang,
kuat, berkecukupan, sehat, dan bahagia. Ada
saatnya hidup kita jatuh, gagal, kalah, lemah,
kekurangan, sakit, dan sedih. Semuanya itu
berjalan silih berganti.
Kehidupan yang akan berganti menjadi
baik itulah yang diyakini oleh Nabi Mikha
meskipun pada saat itu ia seperti merasa sedang jatuh dan berada dalam
gelap dengan musuh yang menghina. Akan ada waktunya Tuhan bertindak
menyelamatkan. Nabi akan bangun dan “Tuhan akan menjadi terang” (ay. 8).
Kapankah itu? Nabi Mikha belum mengetahuinya. Yang pasti adalah keselamatan
akan datang pada waktunya Tuhan. Karena itu, Nabi Mikha akan menunggu
Tuhan bertindak. Ia menunggu dengan bersedia menanggung dosa umat. Ia
menerima konsekuensi atau risiko dari dosa-dosa yang sudah dilakukan oleh
umat. Sampai waktunya tiba bahwa “akan datang suatu hari”, “pada hari itu”,
kehidupan akan menjadi lebih baik.
Teens, kalau diumpamakan seperti roda, ada di mana hidupmu sekarang?
Di atas atau di bawah? Atau di atas menuju bawah? Atau di bawah menuju
ke atas? Seperti apa pun keadaan hidupmu sekarang, ingatlah bahwa seperti
roda yang berputar, hidup bisa berubah. Kita bisa sehat dan bisa sakit. Kita
bisa senang dan bisa sedih. Kita bisa menang dan bisa kalah. Itulah hidup
yang berputar. Kita harus menyadari segala sesuatu ada waktunya. Sewaktu
kita di atas, kita tidak boleh sombong. Sewaktu kita di bawah, kita tidak perlu
berkecil hati. Dalam semua kejadian di hidup kita Tuhan menolong kita untuk
terus menjalaninya hari demi hari dalam waktunya Tuhan.
30
Senin, 30 Januari 2023
There Can Be
Miracles
Mikha 7:14-17
Seperti pada waktu
Engkau keluar dari Mesir,
perlihatkanlah kepada kami There can be miracles. When you believe. Though
keajaiban-keajaiban! hope is frail, it’s hard to kill. Who knows what miracles
(Mikha 7:15) you can achieve? When you believe, somehow you
will. You will when you believe. Ini adalah kutipan
lirik lagu berjudul “When You Believe”. Sebuah lagu
yang tenar pada tahun 1998 sebagai soundtrack
film animasi “The Prince of Egypt”. Pesan dan
kesan dari film dan lagu itu sangat kuat. Kita bisa
lebih mengerti cerita tentang Musa, pangeran Mesir
yang memimpin umat Israel keluar dari perbudakan.
Perjalanan keluar dari Mesir sepertinya perjalanan yang tak masuk akal, berat, dan
sulit. Namun, dalam sepanjang perjalanan itu Tuhan terus memberikan keajaiban.
Laut terbelah, dari batu keluar air, manna dan burung puyuh, tiang awan dan tiang
api, dan masih banyak lagi. Semua keajaiban itu ditunjukkan oleh Tuhan supaya
umat mengerti bahwa mereka mampu melakukan perjalanan mereka.
Bagian akhir dari Kitab Mikha (7:14-20) berisi doa dan permohonan Nabi
Mikha. Nabi Mikha berdoa meminta pertolongan dan belas kasihan Tuhan. Saat
bangsa Israel mengalami kejatuhan dalam pembuangan, Tuhan akan menunjukkan
keajaiban yang menyelamatkan. Seperti pada saat bangsa Israel keluar dari
perbudakan di Mesir, Tuhan juga akan membawa bangsa Israel kembali keluar
dari pembuangan. Nabi Mikha memohon agar Tuhan menggembalakan, memimpin,
dan menyelamatkan umat-Nya. Itu pulalah yang terjadi ketika saatnya tiba pada
tahun 538 SM. Berbagai keajaiban terjadi hingga tembok Yerusalem akhirnya dapat
dibangun kembali pada zaman Nehemia.
Teens, keajaiban Tuhan bukan hanya ada di Alkitab. Keajaiban Tuhan ada
juga di masa kini di dalam hidup kita. Percayakah kamu? There can be miracles.
When you believe. Percayalah kepada Tuhan dan alamilah keajaiban Tuhan dalam
hidupmu!
31
Selasa, 31 Januari 2023
Happy Ending
Mikha 7:18-20
Siapakah Allah seperti
Engkau yang mengampuni
dosa, dan yang
memaafkan pelanggaran
dari sisa-sisa milik-Nya sendiri Happy ending adalah hal yang kita harapkan dari
…. sebuah cerita fiksi. Dari drama Korea (drakor)
yang berderai air mata, film serial pahlawan yang
(Mikha 7:18)
menumpas kejahatan, dan novel misteri yang
menegangkan, kita mengharapkan cerita yang
berakhir dengan baik dan bahagia. Ada cinta yang
berpaut, pahlawan yang menang, dan misteri yang
terpecahkan. Happy ending dari sebuah cerita atau
tontonan membuat kita senang.
Happy ending bukan hanya ada di cerita
fiksi. Dalam kehidupan kita bersama Tuhan, kita pasti akan memiliki akhir yang
bahagia. Dalam doa meminta pertolongan dan belas kasihan Tuhan, Nabi Mikha
menuliskan keyakinannya bahwa kisah kejatuhan Israel akan sampai pada akhir
yang membahagiakan. Tuhan akan mengampuni pelanggaran dari sisa Israel yang
setia dan menghapuskan dosa-dosa umat-Nya. Tuhan akan menunjukkan kasih
setia-Nya seperti pada zaman Yakub dan Abraham. Dalam bagian akhir kitab ini,
Nabi Mikha menuliskan doa yang berisi harapan dan keyakinannya dalam Tuhan. Di
bagian akhir ini juga, sebenarnya ada disebutkan arti dari nama “Mikha”, lo! Nama
mikha berasal dari bahasa Ibrani yang artinya “siapakah seperti Tuhan?”. Sebuah
pertanyaan sekaligus pernyataan bahwa sebenarnya Tuhan tidak ada bandingannya,
bahwa tidak ada yang seperti Tuhan. Tuhan hanya satu-satunya. Itulah yang menjadi
arti nama “Mikha”, yang muncul dalam ayat 18, “Siapakah Allah seperti Engkau yang
mengampuni dosa ….” Umat mendapatkan pengampunan hanya dari Tuhan yang
penuh belas kasihan.
Teens, selamat! Kita sudah menyelesaikan pembacaan Kitab Mikha selama
sebulan ini. Pembacaan ini membawa kita pada kesimpulan akhir: Tuhan penuh kasih
setia dan menginginkan umat-Nya untuk hidup benar di dunia ini. Apa pun yang terjadi
dalam hidup kita, Tuhan membimbing kita dan mengasihi kita sampai akhir. Amin.
30
32
Rabu, 1 Februari 2023
Daya Tahan
2 Korintus 4:7-15
Dalam segala hal kami
ditindas, namun tidak terjepit;
kami habis akal, namun tidak
putus asa; kami dianiaya,
namun tidak ditinggalkan Apa sih yang dimaksud dengan daya tahan? Daya
sendirian, kami dihempaskan, tahan adalah kemampuan untuk menghadapi kesulitan,
namun tidak binasa.
penderitaan, dan tekanan. Orang yang berdaya tahan
(2 Korintus 4:8-9) kuat mampu menguasai dirinya untuk menghadapi
dan mengatasi kesulitan, tekanan, dan penderitaan.
Rasul Paulus bersama dengan teman-teman
sepelayanannya memberi kesaksian kepada jemaat
Korintus. Mereka menyaksikan bagaimana penderitaan
dan kesulitan mewarnai pelayanan mereka. Mereka
mengatakan bahwa mereka diserang dari segala
pihak, tetapi mereka tidak terjepit. Mereka kebingungan, tetapi tidak sampai putus asa.
Banyak yang memusuhi mereka, tetapi mereka tidak pernah tinggal seorang diri. Artinya,
meskipun banyak yang melawan dan memusuhi, mereka tidak pernah benar-benar sendiri
tanpa kawan. Faktanya, selalu ada yang menemani. Mereka pun mengatakan bahwa
meskipun mereka sering kali dipukul sampai jatuh, mereka tidak mati. Dari kesaksian
ini, kita sadar bahwa penderitaan yang mereka alami bukanlah kesulitan yang kecil.
Sesungguhnya, tekanan dan kesulitan yang mereka alami sampai mengancam kehidupan
mereka. Namun, bagaimana mereka bisa mempunyai daya tahan yang sedemikian kuat?
Kekuatan mereka tidak semata-mata karena fisik mereka yang kuat. Paulus mengatakan
bahwa hidup mereka ibarat bejana tanah liat, yang menjadi bernilai karena ada harta di
dalamnya. Paulus dan teman-temannya menjadi kuat karena harta rohani yang tersimpan
dalam diri mereka: Iman percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus. Dengan percaya
kepada Yesus, Paulus meneladani Kristus yang juga bertahan dalam penderitaan hingga
dimuliakan dalam kebangkitan (ay. 10).
Teens, tiap kali kamu menghadapi kesulitan, merasa lemah, dan tak berdaya,
ingatlah bahwa bejana tanah liat yang rapuh menjadi bernilai karena menyimpan harta di
dalamnya. Hidupmu berharga karena kuasa Yesus juga tersimpan dalam dirimu sehingga
kamu akan bertahan di tengah penderitaan. Percayalah!
33
Kamis, 2 Februari 2023
Membuka Hati
Kisah Para Rasul 16:13-15
34
Jumat, 3 Februari 2023
Open Minded
Tetapi pegawai-pegawainya 2 Raja-raja 5:1-14
datang mendekat serta
berkata kepadanya:
“Bapak, seandainya nabi itu
menyuruh perkara yang sukar
kepadamu, bukankah bapak Setiap orang pernah mengalami kesulitan ketika
akan melakukannya? Apalagi
sekarang, ia hanya berkata menghadapi perubahan. Itulah yang dirasakan
kepadamu: Mandilah dan oleh Eyu. Ia baru saja pindah rumah setelah kedua
engkau akan menjadi tahir.” orangtuanya bercerai. Eyu mengikuti mamanya pulang
(2 Raja-raja 5:13) ke kota asal mamanya. Tinggal serumah dengan
eyangnya yang kolot membuat Eyu tidak nyaman.
Sekolahnya yang baru tidak semenyenangkan
sekolahnya yang lama. Ia merindukan teman-
temannya yang lama. Eyu merasa frustrasi dengan
kehidupannya yang berubah. Ia menjadi sering
membentak, bermuka masam, marah-marah, dan lebih suka menyendiri.
Naaman berulang kali merasakan kemarahan setibanya di Israel. Kedatangan Naaman
dan rombongannya disambut kemarahan raja Israel (ay. 7). Raja Israel menuduh bahwa
mereka sedang mencari gara-gara dengannya. Persoalan itu dapat diselesaikan setelah
Naaman diarahkan kepada Nabi Elisa. Namun, sesampainya di rumah Elisa, Naaman
kembali marah. Sebab, sang nabi tidak menemuinya dan hanya memberi perintah
melalui seorang suruhan agar Naaman mandi di Sungai Yordan. Pegawai-pegawai
Naaman mencoba membuka pikiran Naaman. Mereka mengajak Naaman tidak berhenti
pada ketersinggungan karena tidak ditemui, tetapi berfokus pada perintah nabi. Sebagai
seorang panglima, Naaman terbiasa mengerjakan perintah-perintah yang sulit. Maka,
untuk perintah yang mudah ini tentunya Naaman akan dapat melakukannya. Akhirnya,
pikiran Naaman terbuka. Ia menuruti perintah Elisa dan ia pun sembuh.
Teens, terkadang hidup juga membawa kita pada situasi yang berubah. Keadaan
yang berbeda dari yang biasa kita hadapi; tidak ideal seperti bayangan kita. Bagaimana
kita dapat bertahan di tengah situasi yang demikian? Belajar dari Naaman, daripada marah,
lalu menyalahkan keadaan, lebih baik kita membuka pikiran. Pikiran yang terbuka adalah
yang mau belajar memahami situasi yang berbeda dan melihatnya sebagai kesempatan
untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik.
35
Sabtu, 4 Februari 2023
Hadapi Saja
Roma 8:31-39
36
Minggu, 5 Februari 2023
Mengarahkan Diri
Filipi 3:4-14
37
Senin, 6 Februari 2023
Ia menyembuhkan orang-
orang yang patah hati dan
membalut luka-luka mereka
.... Dalam pandangan umum, patah hati dikaitkan
dengan kondisi orang yang kecewa karena putus
(Mazmur 147:3)
cinta atau cintanya ditolak. Padahal, pengertian
patah hati tidak sebatas itu. Orang bisa mengalami
patah hati ketika kehilangan seseorang yang berarti
karena kematian. Orang juga patah hati ketika
berpisah jauh selama beberapa waktu dengan
sahabat karib atau anggota keluarga.
Pemazmur menggunakan istilah “patah hati”
untuk menggambarkan keadaan hati dan jiwa
seseorang yang koyak atau rusak. Keadaan jiwa dan hati yang demikian bisa
melumpuhkan dan menghilangkan semangat hidup. Jika dibiarkan terjadi terus-
menerus, orang yang patah hati bisa menyakiti dirinya sendiri, bahkan juga menyakiti
orang-orang di sekitarnya. Mungkinkah keadaan yang demikian bisa dipulihkan?
Pemazmur berkata, “Tuhan membalut luka-luka mereka.” Tuhan tidak mengabaikan
atau meremehkan luka-luka kita. Tuhan merawat luka hati kita. Kita tentu tahu bahwa
perban yang dipakai untuk membalut luka-luka perlu diganti secara berkala. Jadi,
membalut luka bukan tindakan atau proses sekali jadi. Sekali membalut langsung
sembuh. Tidak demikian! Ini adalah proses yang dilakukan dengan kasih dan
setia sampai luka-luka sembuh dan tidak perlu lagi dibalut. Mungkin luka itu akan
meninggalkan bekas, tetapi tidak terasa sakit lagi sehingga kita bisa beraktivitas
kembali dengan semangat.
Teens, sebagaimana Tuhan mengakui adanya luka hati dan melakukan apa
yang perlu untuk mengobatinya, kamu pun perlu mengakui kekecewaan dan luka
hati yang kamu alami. Pengakuan adalah langkah awal agar nantinya kamu dapat
menerima dan mempunyai daya tahan menghadapi kekecewaan karena patah hati.
Tuhan akan menolongmu berproses untuk pulih. Ia akan mengirim orang-orang
baik yang mendukung kamu agar kamu bisa kembali pulih.
38
Selasa, 7 Februari 2023
39
Rabu, 8 Februari 2023
Menerima
Penolakan
Ketika mereka mendengar
tentang kebangkitan orang
Kisah Para Rasul 17:16-34
mati, maka ada yang
mengejek, dan yang lain
berkata: “Lain kali saja kami Ditolak adalah pengalaman yang tidak mengenakkan
mendengar engkau berbicara
tentang hal itu.” Lalu Paulus dan menakutkan. Dijauhi atau dikucilkan teman-
pergi meninggalkan mereka. teman bisa menjadi pengalaman yang menyakitkan.
Hasil kerja keras yang ditolak dan harus mengulang
(Kisah Para Rasul 17:32-33)
karena dinilai kurang bagus pun bisa menjadi
pengalaman yang sangat mengecewakan. Kalau
sudah begitu, terkadang menarik diri, marah-marah,
menyalahkan, dan mogok untuk berusaha lagi
menjadi pilihan mudah untuk dilakukan.
Paulus sedang memberitakan Injil di Atena.
Ia memakai sebuah mezbah yang bertuliskan “Kepada Allah yang tidak dikenal”
sebagai jalan masuk untuk menceritakan tentang Allah yang menciptakan langit dan
bumi yang mau menyelamatkan manusia. Bagaimana tanggapan orang banyak?
Ada yang percaya, tetapi ada juga yang mengejek. Terhadap mereka yang menolak
dan mengejek, Paulus tidak marah. Ia hanya pergi meninggalkan mereka. Bagi rasul
Tuhan, penolakan sudah menjadi bagian pengalaman yang harus siap dihadapi.
Segala penolakan itu tidak membuat Paulus merasa kalah atau hancur karena harga
dirinya telah diinjak-injak ataupun disepelekan. Segala penolakan itu tidak membuat
Paulus kehilangan fokus hidupnya kepada Yesus. Jika Paulus memfokuskan hidupnya
hanya untuk menjadi tampak keren, hebat, dihormati, dan berkuasa, ia pasti sudah
meninggalkan pelayanan pemberitaan Injil. Paulus dapat menerima penolakan
karena baginya, pengalaman Allah yang dekat dan mengasihi-Nya jauh lebih besar
menguasai hidupnya.
Teens, penolakan adalah bagian dari pengalaman hidup. Setiap orang, dalam
rentang usia berapa pun, tidak akan lepas dari pengalaman ditolak. Karena itu, kamu
perlu berdamai dengan penolakan dan belajar menerima penolakan. Jangan biarkan
penolakan menghancurkan hidupmu. Terimalah penolakan sebagai pengalaman yang
mendorongmu untuk berusaha lebih baik lagi.
40
Kamis, 9 Februari 2023
Melepaskan
1 Samuel 16:1-5
41
Jumat, 10 Februari 2023
Crab Mentality
Kejadian 4:1-8
... maka TUHAN mengindahkan
Habel dan korban
persembahannya itu,
tetapi Kain dan korban
persembahannya tidak Pernahkah kamu melihat banyak kepiting dalam satu
diindahkan-Nya. Lalu hati Kain ember? Biasanya kepiting yang masih hidup itu akan
menjadi sangat panas, dan
mukanya muram.
mencoba naik untuk keluar dari ember. Namun, upaya
seperti itu tidak akan pernah berhasil karena kepiting
(Kejadian 4:4-5) lainnya akan menarik lagi temannya untuk tetap berada
di ember. Perilaku kepiting yang seperti itu kemudian
dijadikan analogi dari sikap iri pada keberhasilan orang
lain: crab mentality (mentalitas kepiting).
Kain dan Habel adalah kakak beradik. Idealnya
hubungan antarsaudara itu kompak, saling membantu,
mendukung satu sama lain. Namun, relasi antarsaudara tidaklah selalu ideal. Kakak dan
adik juga kerap iri satu sama lain. Dalam teks Alkitab hari ini, rasa iri itu terjadi pada dua
saudara yang sudah dewasa. Kain bekerja sebagai petani, sedangkan Habel menjadi
gembala kambing domba. Ketika keduanya datang kepada Tuhan untuk bersyukur,
Kain merasa iri pada hasil kerja Habel. Hasil kerja Habel yang dipersembahkan kepada
Tuhan diindahkan oleh Tuhan. Sebaliknya, Tuhan tidak mengindahkan persembahan
Kain. Tidak ada penjelasan tentang alasan dari sikap Tuhan ini, tetapi Tuhan kemudian
berbicara kepada Kain, “Apakah mukamu tidak akan berseri jika engkau berbuat baik?”
Semestinya, jika apa yang dikerjakan Kain adalah hal yang baik, maka Kain akan merasa
gembira dan tidak perlu marah. Namun, Kain sangat dikuasai oleh iri hati sehingga ia
membunuh adiknya.
Teens, orang-orang yang mempunyai daya tahan kuat dan mental kuat tidak akan
membenci keberhasilan orang lain. Jujurlah pada dirimu sendiri. Adakah kamu bersikap
memusuhi dan melihat orang lain sebagai ancaman? Apakah kamu iri melihat orang lain
yang lebih darimu dan memiliki hal-hal yang tidak kamu punya? Jangan biarkan rasa
iri menguasai dirimu, ya! Jadikanlah orang-orang yang kamu pandang berhasil sebagai
teman dan belajarlah dari mereka. Keberhasilan akan datang dari ketekunan dan kerja
keras, bukan dari iri hati.
42
Sabtu, 11 Februari 2023
It’s My Fault
Kejadian 3:8-19
Manusia itu menjawab:
“Perempuan yang
Kautempatkan di sisiku,
dialah yang memberi dari
buah pohon itu kepadaku, Ada satu lagu yang dipopulerkan oleh Didi Kempot
maka kumakan.” berjudul “Suket Teki” (Rumput Teki). Refrein dari
(Kejadian 3:12)
lagu itu berbunyi: Wong salah ora gelem ngaku
salah. Suwe-suwe sopo wonge sing betah. Arti
lirik ini adalah menunjuk orang yang melakukan
kesalahan, tetapi tidak mau mengakui kesalahannya
sendiri. Lama-lama tidak ada orang yang betah
hidup bersamanya. Terkadang sifat seperti ini
juga muncul dalam diri banyak orang. Tidak mau
mengakui kesalahan dan malah melemparkan
kesalahan pada orang lain.
Dalam kisah kejatuhan manusia dalam dosa, Adam dan Hawa melemparkan
tanggung jawab atas kesalahan yang mereka perbuat pada pihak lain. Sewaktu
Tuhan bertanya, “Apakah engkau makan buah pohon yang dilarang?” Adam tidak
menjawab dengan iya atau tidak. Adam melemparkan kesalahan dengan berkata,
“Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi ... kepadaku, maka
kumakan.” Secara tersirat, Adam sedang menyalahkan Tuhan. Secara tidak langsung,
Adam ingin berkata bahwa ini salah Tuhan juga. Aku memakan buah itu karena
perempuan yang Tuhan berikan untuk menemaniku. Hawa pun tidak mau disalahkan
sepenuhnya. Ia beralasan bahwa ular sudah memperdaya hingga ia memakannya.
Dengan melemparkan kesalahan, mereka menolak bertanggung jawab atas kekeliruan
yang mereka lakukan. Meskipun mereka tidak mau tulus mengakui kesalahan, Tuhan
tidak tinggal diam. Tuhan menuntut setiap pihak bertanggung jawab dan menerima
konsekuensi atas kesalahannya masing-masing.
Teens, salah satu ciri orang yang bermental kuat adalah berani mengakui kesalahan,
bukan melemparkannya pada pihak lain. Berani mengakui kesalahan dengan berkata,
“It’s my fault. Ini kesalahan saya.” Sesungguhnya, dengan mengakui kesalahanmu,
kamu siap menjadikan kesalahan itu sebagai pembelajaran untuk memperbaiki diri.
43
Minggu, 12 Februari 2023
Kuat karena
Bersama
Yesaya 41:6-10
Yang seorang menolong
yang lain dan berkata
kepada temannya:
“Kuatkanlah hatimu!” Steve baru kali ini bergabung dalam kepanitiaan
kegiatan Paskah di gerejanya. Itu menjadi pengalaman
(Yesaya 41:6)
pertamanya bekerja dalam sebuah tim. Steve belajar
dan memperhatikan bagaimana berbagai macam
keahlian dipadukan untuk menyajikan satu acara
yang apik. Seorang temannya berbakat merangkai
narasi yang bagus. Yang lain mampu menata dekorasi
dengan kreatif. Yang lain lagi memiliki kemampuan
untuk mengoordinasi kepanitiaan. Yang lainnya
ada yang mampu mencairkan suasana ketika ada
ketegangan karena perbedaan pendapat. Kegiatan Paskah berjalan lancar karena panitia
yang solid dan saling mendukung.
Tuhan menyatakan berita pembebasan bagi orang-orang Israel yang berada dalam
pembuangan di Babel. Hidup dalam pembuangan membuat mereka hancur dan hilang
harapan. Karena itu, berita pembebasan menjadi sangat bermakna. Pembebasan berarti
perhambaan mereka akan segera berakhir dan segala kesalahan mereka diampuni (Yes.
40:2). Berita pembebasan ini pun memberi gairah dan semangat di antara banyak orang
untuk saling menguatkan satu dengan yang lain. Tukang besi menghibur dan menguatkan
tukang emas. Tukang yang memipihkan logam memuji dan menguatkan tukang yang
menempa di atas landasan. Dengan penguatan itu, mereka dimampukan untuk bertahan
hingga waktu kepulangan ke Yerusalem terjadi. Dengan demikian, Tuhan menyatakan
bagaimana Ia mengingat umat-Nya. Penyertaan, peneguhan, dan pertolongan Tuhan
(ay. 10) nyata dalam diri orang-orang yang saling menguatkan.
Teens, daya tahan seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan suatu persoalan
sering kali juga ditentukan oleh kehadiran orang-orang di sekitarnya yang menguatkan.
Lihatlah bagaimana penyertaan Tuhan yang menolongmu melewati kesulitan dinyatakan
melalui kehadiran keluarga, teman, bahkan orang asing yang menguatkanmu.
44
Senin, 13 Februari 2023
Merawat Tubuh
Efesus 5:29
45
Selasa, 14 Februari 2023
Fast Forward?
Ulangan 26:1-11
“Aku memberitahukan
pada hari ini kepada
TUHAN, Allahmu, bahwa
aku telah masuk ke negeri
yang dijanjikan TUHAN Ketika menonton video, kita bisa saja menekan
dengan sumpah kepada
nenek moyang kita untuk tombol fast forward kapan pun kita mau. Kita bisa
memberikannya kepada memotong waktu menonton video dengan memajukan
kita.” secara cepat ke bagian akhir atau ke bagian yang
(Ulangan 26:3) menarik buat kita. Jika kita menonton film, cara ini
bisa membuat kita segera tahu akhir film. Namun,
dengan memajukan secara cepat, kita bisa saja
melewatkan adegan-adegan tertentu yang penting.
Akibatnya, kita bingung, “Kenapa tokoh ini bilang
begitu, ya? Kenapa sikapnya begitu, ya?” Kita tidak
tahu karena adegan yang berkaitan kita lewati.
Dalam kemahakuasaan-Nya, apakah Tuhan tidak mampu mewujudkan tujuan-Nya
secara cepat? Tentu Ia mampu. Ia punya kuasa untuk menekan tombol fast forward,
tetapi Ia tidak melakukannya. Tuhan memilih untuk mengajak kita mengikuti proses
yang diperlukan untuk membentuk kehidupan kita. Teks Alkitab hari ini berkisah tentang
perintah Musa untuk mempersembahkan hasil pertama panen ketika nantinya bangsa
Israel menetap di tanah yang dijanjikan Tuhan. Dalam pemberian persembahan itu,
umat Allah diajak untuk mengingat kembali proses panjang yang telah mereka lalui
untuk mendapatkan penggenapan janji Tuhan kepada Abraham. Mereka mengingat
nenek moyang mereka yang mengembara sampai ke Mesir, perbudakan di Mesir, dan
pertolongan Tuhan yang membebaskan. Itu semua adalah proses yang membentuk
umat Tuhan.
Teens, setialah mengikuti proses yang diperlukan untuk membentuk kehidupanmu.
Jangan berharap hasil instan. Kamu bisa mendapatkan nilai bagus lewat jalan pintas
seperti menyontek. Namun, itu berarti ketekunan yang didapat dari proses belajar tidak
terbentuk dalam dirimu. Padahal, ketika kamu nanti bekerja mencari nafkah, ketekunan
sangatlah penting. Bekerja, memulai usaha, dan membangun relasi membutuhkan
ketekunan berproses dengan segala jatuh bangunnya. Ayo berproses!
46
Rabu, 15 Februari 2023
Pribadi Pembelajar
1 Raja-raja 3:1-15
“Maka berikanlah kepada
hamba-Mu ini hati yang
faham menimbang
perkara untuk menghakimi Kenapa sih kita bermimpi? Ian Wallace, seorang
umat-Mu dengan dapat
membedakan antara yang
ahli psikologi, berpendapat bahwa mimpi adalah
baik dan yang jahat ....” simbolisasi dari peristiwa yang kita alami atau
perasaan yang disimpan di alam bawah sadar kita.
(1 Raja-raja 3:9)
Misalnya, pernah enggak kamu mimpi dikejar-kejar?
Menurut Ian Wallace, kalau kita bermimpi dikejar-
kejar, kemungkinan kita sedang punya masalah, tetapi
kita enggak tahu bagaimana cara mengatasinya.
Perasaan itu tersimpan di alam bawah sadar kita
dan muncul dalam mimpi.
Salomo menjadi raja menggantikan Daud, ayahnya. Usia Salomo masih muda
ketika ia mulai menjadi raja. Tampaknya ia khawatir dengan tanggung jawab besar
yang harus diemban. Kekhawatiran itu kemudian muncul dalam mimpinya. Dalam
mimpinya ia menyatakan betapa ia masih muda dan belum berpengalaman, tetapi harus
memimpin umat yang besar (ay. 7-8). Karena itu, ia meminta kepada Tuhan agar diberi
hikmat untuk membedakan yang baik dan jahat serta memberi penghakiman yang adil.
Tuhan berkenan mengabulkan permintaan Salomo. Namun, pengabulan permohonan
itu tidak bekerja seperti sulap sehingga tiba-tiba Salomo menjadi berhikmat. Tuhan
mengatakan di ayat 14 bahwa untuk memiliki hikmat, Salomo harus berusaha hidup
benar dan mengikuti ketetapan Tuhan. Hidup mengikuti ketetapan Tuhan berarti mau
untuk terus belajar mengenal dan melakukan kehendak Tuhan.
Teens, dengan mau untuk terus belajar, kamu pun akan makin mengerti untuk
melakukan hal yang baik yang dapat membangun kehidupanmu dan sesama. Belajarlah
memilah-milah mana yang benar dan patut kamu lakukan serta mana yang tidak
benar dan tidak patut kamu perbuat. Melalui firman Tuhan dan praktik hidup bersama
orang lain, kamu belajar tentang prinsip-prinsip dasar kehidupan. Dengan hidup dan
berelasi dengan orang lain, prinsip-prinsip dasar tadi, seperti kesabaran, ketekunan,
dan tanggung jawab juga akan makin terasah dan teruji dalam dirimu.
47
Kamis, 16 Februari 2023
Bersyukur
Lukas 17:11-19
“Tidak adakah di antara
mereka yang kembali untuk
memuliakan Allah selain dari
pada orang asing ini?” Sastrawan Pramoedya Ananta Toer pernah menulis
demikian, “Sudah berterima kasih pada hari ini? Pada
(Lukas 17:18)
petani, pada pedagang sayur, pada ia yang memasak
makanan untukmu, sayur, lauk pauk, buah, air, pada ia
yang merawat kala kamu sakit, pada burung bernyanyi
di pagi hari yang membuatmu tersenyum? Pada Allah
yang adalah Sumber Kehidupan yang memberikan
semuanya kepadamu? Maka, berterimakasihlah
pada segala yang memberi kehidupan.”
Dari sepuluh orang kusta yang ditolong oleh
Tuhan Yesus, hanya seorang yang mengucapkan terima kasih. Padahal, mereka semua
berteriak meminta pertolongan, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” (ay. 13). Setelah
kesembuhan itu diterima, hanya seorang yang datang kembali kepada Tuhan Yesus
dan berterima kasih. Tuhan Yesus bertanya, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya
telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?” Terkadang penyebab kita
sulit untuk berterima kasih adalah perasaan kurang bersyukur. Acapkali kita meremehkan
jasa baik atau niat baik yang diberikan kepada kita. Kita menganggap, “Ah, itu kan
sudah tugasnya, pekerjaannya!” Atau, “Kan sudah semestinya ia melakukan itu semua
untuk saya.” Ketika kita meremehkan, kita tidak dapat menghargai dan mensyukuri
kebaikan orang lain. Akibatnya, kita pun akan sulit merasa bahagia. Karena itu, untuk
dapat berterima kasih, kita memerlukan kerendahan hati, kesediaan mengakui kebaikan
orang lain.
Teens, bersyukur adalah salah satu cara untuk memiliki mental yang kuat, berdaya
tahan kuat. Ketika kamu mampu bersungguh-sungguh mensyukuri hal-hal yang ada
di sekitarmu atau mensyukuri apa yang terjadi dalam dirimu, kamu tidak akan mudah
terpuruk. Dengan bersyukur kamu pun dapat mengurangi kemungkinan untuk mengalami
depresi. Biasakanlah untuk bersyukur. Sebelum tidur di malam hari, cobalah untuk
mengingat dan mensyukuri tiga hal yang terjadi dalam hidupmu pada hari itu.
48
Jumat, 17 Februari 2023
Daya Juang
Ester 4:10-17
“... dan kemudian aku akan
masuk menghadap raja,
sungguhpun berlawanan
dengan undang-undang; Dokter Handoko Gunawan adalah dokter spesialis
kalau terpaksa aku mati, paru-paru berusia 80 tahun yang tetap bekerja
biarlah aku mati.”
merawat pasien ketika Covid-19 mulai merebak
(Ester 4:16) di Indonesia. Keluarganya memintanya untuk tidak
merawat pasien yang diduga terjangkit Covid-19
karena khawatir ia terinfeksi. Mendengar permintaan
keluarganya itu, ia menjawab, “Saya dilantik sebagai
dokter. Saya tidak ingin mengesampingkan sumpah
saya begitu saja. Pasrahkan semua ke Tuhan. Jika
Tuhan memberi saya kesehatan, kita bisa bersatu
lagi suatu hari nanti. Tetapi jika tidak, begitulah hidup.” Begitulah daya juang tenaga
kesehatan untuk setia pada panggilan hidup mereka.
Ester adalah ratu dari Raja Ahasyweros. Meski seorang ratu, ia tidak bisa sesuka
hatinya bertemu dengan raja. Untuk bertemu dengan raja, Ester harus tunduk pada
aturan yang mengatakan bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan yang menghadap
raja di pelataran dalam tanpa dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni
hukuman mati. Namun, saat itu keadaan orang-orang Yahudi sangat gawat. Ada
rencana pemusnahan orang Yahudi (genosida) oleh Haman. Mordekhai, paman Ester,
meminta Ester menghadap raja dan menyampaikan rencana jahat itu pada raja. Ester
takut. Namun, ia memberanikan diri karena mempertimbangkan situasi orang Yahudi
yang terancam. Ester mengambil risiko. Ia memutuskan untuk tidak menyerah dan
menunjukkan daya juang di tengah ketidakmungkinan. Daya juang yang disertai doa
berujung pada keselamatan orang-orang Yahudi dari pembantaian (Est. 9:20-32).
Teens, ketika kamu merasa ada dalam situasi buntu dan merasa tidak mungkin
ada jalan keluar, ingatlah pada kisah Ester ini. Jangan menyerah! Tetaplah berjuang
meski dalam keterbatasan. Milikilah daya juang yang disertai doa dalam tantangan
dan kesulitan yang kamu hadapi. Kekuatan dan keteguhan hati akan didapat dari
doa yang berserah kepada Tuhan.
49
Sabtu, 18 Februari 2023
Menyangkal Diri
Markus 8:34-38
50
Minggu, 19 Februari 2023
Tidur
Mazmur 127:1-2
… sebab Ia memberikannya
kepada yang dicintai-Nya
pada waktu tidur. Idealnya setiap orang membutuhkan waktu tidur
(Mazmur 127:2) selama 8 jam. Namun, pada masa kini banyak
orang yang kurang tidur. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) mengatakan bahwa kurang tidur
sudah mewabah di seluruh negara industri. Padahal,
kurang tidur dapat merusak sistem imunitas dan
menjadi salah satu faktor penentu terkena Alzheimer,
pradiabetes (tanda-tanda peringatan awal diabetes),
serta gangguan jantung. Kurang tidur juga menjadi
penyebab gangguan kejiwaan, seperti depresi,
kecemasan, dan kecenderungan untuk bunuh diri.
Pembicaraan tentang berkat Tuhan sering kali dipahami dalam bentuk materi.
Memang betul bahwa materi yang didapat dari hasil kerja atau pemberian adalah berkat
Tuhan. Namun, berkat memiliki makna yang lebih luas dari sekadar materi. Berkat
berarti segala keadaan yang disertai oleh Tuhan, termasuk hidup itu sendiri. Mazmur
127 berbicara dalam kerangka berkat Tuhan. Pemazmur mengingatkan kita bahwa yang
terpenting dalam hidup bukan sekadar usaha manusia. Segala usaha manusia untuk
membangun rumah, menjaga keamanan, bekerja dari pagi hingga larut malam akan
memberikan hasil karena adanya penyertaan Tuhan. Selain itu, pemazmur mengingatkan
pentingnya keseimbangan hidup antara kerja dan istirahat. Tuhan tidak menganggap
tidur sebagai sesuatu yang negatif. Tentu saja tidur dalam waktu yang semestinya dan
cukup tidak bisa kita sebut sebagai bentuk kemalasan. Tuhan menghargai tidur sebagai
bentuk pemulihan dan regenerasi kekuatan tubuh manusia. Tuhan memberikan berkat
kepada yang dicintai-Nya ketika mereka tidur.
Teens, salah satu faktor pendukung daya tahan tubuh yang kuat adalah tidur
yang cukup. Aturlah waktu kegiatanmu, seperti belajar, bermain game, dan sebagainya
sedemikian rupa. Dengan begitu, kamu mempunyai waktu yang cukup untuk beristirahat.
Selanjutnya, kamu pun akan mampu berkonsentrasi dalam segala aktivitasmu.
51
Senin, 20 Februari 2023
Melatih Diri
1 Korintus 9:24-27
52
Selasa, 21 Februari 2023
Membuat
Keputusan
Yohanes 16:4b-7
“Sebab jikalau Aku tidak
pergi, Penghibur itu tidak akan
datang kepadamu, tetapi Sebagai anak perempuan satu-satunya, Helen
jikalau Aku pergi, Aku akan mendapat perhatian yang besar dari orangtuanya.
mengutus Dia kepadamu.”
Pada ulang tahun ke-17 ayahnya memberikan hadiah
(Yohanes 16:7) mobil. Saat akan berkuliah, kedua orangtuanya sudah
menentukan fakultas dan jurusan perkuliahannya.
Selama masa perkuliahan asisten rumah tangga
yang mengasuhnya dari kecil diminta untuk ikut
tinggal di kota tempatnya berkuliah. Tujuannya
adalah membantu menyiapkan segala kebutuhan
Helen. Ketika mamanya meninggal dan beberapa
waktu kemudian papanya juga meninggal, Helen seperti kehilangan arah tujuan. Ia
bingung harus bagaimana. Tiba-tiba ia harus memutuskan semuanya sendiri.
Yesus mempersiapkan para murid-Nya untuk dapat meneruskan karya kasih
penyelamatan-Nya di dunia. Yesus memperingatkan bahwa tidak selamanya Ia tinggal di
dunia. Ia akan mati, bangkit, dan naik ke surga. Namun, Ia memandang kepergian-Nya
sebagai hal yang berguna karena para murid nantinya akan diperlengkapi dengan Roh
Kudus. Roh Kudus yang akan memampukan para murid secara mandiri meneruskan
kabar kasih Tuhan ke dunia. Bagaikan orangtua, Yesus mempersiapkan para murid
untuk dapat berdaya guna dan memiliki kekuatan mereka sendiri.
Teens, didikan orangtua yang baik adalah yang memperlengkapi anak-anaknya
untuk dapat membuat keputusan secara mandiri. Kamu bisa bertanya dan berkonsultasi
pada orangtuamu untuk hal-hal yang membuat kamu bimbang dan ragu. Kamu bisa
mendiskusikan hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum membuat
keputusan. Dengan bantuan orangtuamu atau orang lain yang peduli padamu, kamu
harus belajar untuk bisa memutuskan sendiri. Didikan yang berharga dari orangtua
kepadamu adalah ketika mereka meneguhkan dan menolong kamu menjadi mandiri.
Orang yang berdaya tahan kuat adalah yang bisa membuat keputusan untuk dirinya
sendiri dan bertanggung jawab atas keputusannya.
53
Rabu, 22 Februari 2023
54
Kamis, 23 Februari 2023
Rencana yang
Gagal
Kisah Para Rasul 9:1-8
Saulus bangun dan berdiri,
lalu membuka matanya,
tetapi ia tidak dapat melihat
apa-apa; mereka harus Bagaimana rasanya ketika kamu sudah membuat
menuntun dia masuk ke rencana, tetapi rencana itu tidak dapat terlaksana?
Damsyik.
Rencana liburan dengan teman-teman sudah
(Kisah Para Rasul 9:8) disusun. Kamu dan teman-temanmu begitu antusias.
Liburan ini adalah sesuatu yang kamu nanti-nantikan.
Kamu sudah menata barang-barang yang akan
dibawa. Kamu sudah mempunyai uang saku yang
sebagiannya dari hasil tabunganmu. Namun, tiba-tiba
ada kabar kalau nenekmu sakit dan dalam kondisi
gawat. Kamu dan orangtuamu diminta untuk datang
ke tempat nenek. Ketika apa yang telah direncanakan sedemikian matang tidak dapat
berjalan, kebanyakan orang merasa jengkel, marah, dan bisa jadi meluapkan rasa
jengkel itu ke sekitarnya.
Betapa kontrasnya antara apa yang direncanakan Paulus dan apa yang benar-
benar terjadi. Ia berangkat dari Yerusalem dan memperlengkapi diri dengan surat
kuasa dari Imam Besar. Dengan kuasa dan kemarahan, ia berjalan ke Damsyik.
Tujuannya satu: Untuk menangkap semua orang yang menganggap Yesus adalah
Tuhan. Kedatangannya tentu menimbulkan ketakutan dalam diri orang-orang Kristen.
Namun, dalam perjalanan, ia berjumpa dengan Tuhan. Perjumpaan itu membuat
Paulus mengoreksi rencana dan tujuannya. Ia datang ke kota itu bukan sebagai orang
yang berkuasa dan marah, melainkan sebagai orang yang buta dan tak berdaya. Ia
harus dituntun oleh orang lain. Rencananya hancur berantakan. Paulus menyerah
kepada Tuhan. Ia yang tadinya adalah musuh, sekarang menjadi hamba Kristus dan
mengikuti tuntunan rencana Tuhan bagi dirinya.
Teens, rencana atau harapan yang tidak terwujud dapat terjadi pada siapa
saja. Hanya orang berdaya tahan kuat yang mampu menerima kegagalan sebagai
pembelajaran. Belajarlah untuk melihat apakah tujuanmu sudah benar. Berfokuslah
pada tuntunan Tuhan dan segala rencana-Nya yang baik bagi hidupmu.
55
Jumat, 24 Februari 2023
Kebiasaan Baik
Ulangan 6:4-9
56
Sabtu, 25 Februari 2023
Keputusan Tepat
Kolose 1:9-14
57
Minggu, 26 Februari 2023
Tanggung Jawab
Matius 25:14-30
58
Senin, 27 Februari 2023
Tuhan Menuntun
Roma 4:18-25
Sebab sekalipun tidak ada
dasar untuk berharap, namun
Abraham berharap juga
dan percaya, bahwa ia Thomas Alva Edison dikenal sebagai penemu lampu
akan menjadi bapa banyak pijar. Pada suatu malam di bulan Desember 1914
bangsa ....
kebakaran besar terjadi di laboratoriumnya yang megah
(Roma 4:18) di New Jersey. Kebakaran itu menghancurkan seluruh
bangunan. Saat itu Thomas telah berusia 67 tahun.
Keesokan paginya setelah kejadian kebakaran Thomas
pergi ke reruntuhan laboratoriumnya dan berjalan
menelusuri tiap reruntuhan. Di laboratorium itulah bahan
proyek penelitiannya disimpan. Ia mendapati bahwa
tidak ada lagi yang tersisa. Melihat semua kehancuran
itu, Thomas berkata, “Di balik bencana besar ini terdapat sesuatu yang berharga. Semua
kesalahan dan karya telah terbakar habis. Terima kasih Tuhan, kami bisa memulai yang baru.”
Dapatkah kita juga bersikap seperti Thomas Alva Edison yang tetap memiliki pengharapan
meski yang ada di hadapannya adalah kepedihan dan kekecewaan?
Abraham adalah seorang beriman yang memiliki pengharapan kuat di tengah
kebimbangan akan hari depannya. Sesungguhnya, ia sangat mengharapkan kehadiran
seorang anak seperti yang dijanjikan oleh Tuhan. Namun, sampai hari tuanya ia tidak
juga memiliki keturunan. Meski demikian, ia tetap memiliki pengharapan. Meskipun dari
faktor usia Abraham dan Sara sudah tua dan lemah tubuhnya sehingga terasa mustahil
untuk memiliki anak (ay. 19), Abraham memilih untuk tetap berpengharapan. Abraham
meletakkan pengharapannya bukan pada tanda-tanda saja, melainkan kepada Allah untuk
menuntunnya melangkah ke hari depan (ay. 21).
Teens, ketika kamu ada di tengah kecemasan karena orang yang kamu sayangi
sakit, atau orangtuamu sedang dalam persoalan finansial yang berdampak pada kelanjutan
sekolahmu, atau persoalan lainnya, kamu mungkin bertanya-tanya, “Adakah pengharapan
akan hari depan?” Abraham adalah teladan iman kita. Teguhkanlah hatimu dan berdoalah,
“Ya Allah Sumber Kehidupan, tuntunlah aku dalam kasih dan kuasa-Mu. Sebab Engkaulah
Pengharapanku.”
59
Selasa, 28 Februari 2023
Tidak Memudar
Yohanes 20:30-31
60