Anda di halaman 1dari 15

BAB III

KITAB SUCI DAN TRADISI SEBAGAI


SUMBER IMAN AKAN YESUS KRISTUS
A. Kitab Suci Perjanjian Lama
B. Kitab Suci Perjanjian Baru
C. Tradisi
KITAB SUCI PERJANJIAN LAMA
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran ini siswa diharapkan:
1.Dapat mengenal alkitab sebagai buku
kesaksian iman bangsa Israel sekaligus sebagai
firman yang tertulis
2.Mengetahui proses terjadinya Kitab Suci
Perjanjian Lama secara garis besar
3.Mendalami dan menindaklanjuti sabda Tuhan
dalam Kitab Suci
 Pengertian kata kitab
Kitab artinya buku atau bacaan
 Pengertian kata suci
Suci artinya bersih (dalam arti keagamaan, seperti bebas dari
dosa, bebas dari cela, bebas dari noda dan murni
 Pengertian perjanjian lama
Perjanjian lama artinya bagian pertama dari Alkitab Kristen, yang
utamanya berdasarkan pada Alkitab Ibrani, berisikan suatu
kumpulan tulisan keagamaan karya bangsa Israel kuno

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Kitab Suci


Perjanjian Lama artinya buku atau bacaan keagamaan yang
berisikan suatu kumpulan tulisan keagamaan karya bangsa Israel
kuno.
a. Tradisi Lisan Sebagai Sarana Pewarisan Nilai-Nilai Luhur Dalam Masyarakat Melalui Cerita Tentang
“Mamle”

MAMLE
Di sebuah kampung yang bernama Waso hiduplah sepasang suami isteri yang hidupnya sangat harmonis
dan bahagia. Sepasang suami isteri itu bernama Sandrafe dan Frisya. Pada suatu hari Frisya melahirkan seorang
anak laki-laki dan diberi nama Mamle. Mamle artinya sakti. Sandrafe dan Frisya sangat merasa senang dan
gembira atas kelahiran putranya itu. Beberapa tahun kemudian Sandrefa pun meninggal dunia. Frisya dan Mamle
sangat merasa kehilangan atas kepergian Sandrefa. Frisya pun membawa anaknya Mamle ke kampung
halamannya yang bernama Bolsase.
Pada suatu hari Frisya dan Mamle berjalan di tengah hutan dan membuka sebuah ladang baru. Frisya
menyiangi rumput dan Mamle menebang pohon menggunakan tmakh khewekh (kapak batu). Mamle menebang
pohon dengan penuh semangat, sehingga dia memnemukan satu pohon minggain, yaitu sejenis pohon sukun yang
tertumbuh di ladang itu. Mamle memanjat pohon itu dan menebang cabang-cabangnya hingga puncak pohon.
Frisya sangat khawatir melihat hal itu. Ia berteriak agar anaknya cepat turun. Tiba-tiba Mamle menjatuhkan
kapak batunya sambil terjun dari puncak pohon. Ternyata setelah sampai di bawah, Mamle tidak mengalami
cedera sedikit pun. Dalam hati Frisya berkata, “Anak ini pasti mempunyai kesaktian karena ia terjun dari pohon
yang tinggi, tetapi tidak cedera sedikit pun”.
Beberapa tahun pun berlalu dan Mamle kini menjadi seorang pemuda yang dewasa, gagah dan pemberani.
Mamle membangun bol taro, yaitu rumah pesta tari. Selesai membangun rumah itu, dia mengundang orang dari
berbagai daerah, sehingga pesta itu dihadiri banyak tamu. Ada dua perempuan yang berasal dari suku Syolo yang
juga hadir dalam undangan tersebut. Kedua perempuan itu bernama Kinta dan Meciy. Mereka berdua adalah anak
dari paman Mamle. Kinta dan Meciy menaruh hati kepada Mamle. Akan tetapi, para tetua kedua perempuan itu
melarang Kinta dan Meciy untuk berhubungan dengan Mamle. Para tetua pun menyuruh anak laki-laki yang
hadir dalam pesta tari untuk mengejar dan membunuh Mamle. Mamle selamat karena dia cepat-cepat melarikan
diri. Sewaktu berlari, Mamle melihat pohon enau. Kemudian, ia menyadap pohon enau itu dengan seruas drin
(bambu kecil) sambil berkata, “Tuak ini harus dapat memabukan orang-orang yang akan membunuhku”.
Ketika para pengejar datang, Mamle berkata, “Jangan kalian bunuh aku.
Minumlah tuak ini sampai habis. Setelah itu kalian boleh membunuhku”.
Kemudian, para pengejar mendengar apa yang dikatakan oleh Mamle dan
langsung meminum tuak itu. Ketika tuak itu akan habis, Mamle menepuk
bambu itu ke tanah sambil berkata, “Nhon oli yang artinya kembali”. Seketika
itu pun bambu tersebut dipenuhi oleh tuak seperti sediakala. Akhirnya para
pengejar Mamle pun mabuk. Kesempatan baik itu tidak disia-siakannya. Ia
segera menggunakan kesaktiannya untuk mencabut jurang yang curam untuk
membentangi orang-orang itu. Ketika orang-orang itu sadar, mereka tidak
dapat berbuat apa-apa karena di depan mereka terbentang jurang yang curam.
Mamle mengubah dirinya menjadi burung layang-layang dan mendatangi
mereka. Orang-orang yang percaya kepadanya, ia selamatkan. Akan tetapi,
mereka yang tidak percaya kepadanya, ia tinggalkan hingga mati dan menjadi
batu. Kedua perempuan yang mencintai Mamle yaitu Kinta dan Meciy pun
ikut mati. Mereka menjadi batu dan disebut sitri (tempat hati terlambat).
Apabila kedua batu itu diusap atau diperolok, maka turunlah hujan yang
lebat. Sampai sekarang batu itu masih ada di daerah Waso.
 Nilai Pesan
 Orang yang cerdik akan dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya dengan baik
 Kita harus percaya kepada orang yang ingin
menyelamatkan kita dari masalah atau bahaya
 Kita harus selalu bersyukur dengan segala sesuatu
yang Tuhan berikan kepada kita
 Janganlah kita suka bertindak atas keinginan diri
kita sendiri
b. Teks Kitab Suci Perjanjian Lama (Kej.1:1-31)

Allah Menciptakan Langit Dan Bumi Serta Isinya


 Nilai Pesan
 Waktu menciptakan manusia, Allah merencanakan dan
menciptakannya menurut gambar dan rupanya
 Allah membentuk manusia dari debu dan tanah serta
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya
 Tuhan menyerahkan hewan dan tumbuhan kepada kita untuk
dikuasai secara bertanggung jawab, bukan untuk merusak
 Materi Tambahan
1. Makna Istilah Perjanjian Lama
 Istilah “Perjanjian Lama” dipergunakan untuk membedakan dengan “Perjanjian Baru”. Dalam
Perjanjian lama, relasi manusia dengan Allah diikat dengan perjanjian yang diwakili oleh
bangsa Israel. Perjanjian itu adalah perjanjian kasih yang menyelamatkan. Dalam perjanjian
itu, Allah berjanji akan senantiasa menyelamatkan manusia dan dari pihak manusia Allah
menuntut kesetiaan.
 Sayangnya kesetiaan Allah itu seringkali dibalas dengan ketidaksetiaan Israel. Maka Allah
yang adalah setia tetap menjanjikan penyelamatan pada manusia dengan cara memperbaiki
perjanjian melalui putranya sendiri Yesus Kristus.
 Kitab Suci Perjanjian Lama mengungkapkan kesadaran hidup akan Allah yang
mencamtumkan ajaran-ajaran yang luhur tentang Allah serta kebijaksanaan yang
menyelamatkan kehidupan manusia dan memuat doa-doa yang menakjubkan serta janji
kedatangan Kristus penebus.
2. Proses Penyusunan Kitab Suci Perjanjian Lama
 Kitab-kitab yang termasuk dalam Kitab Suci Perjanjian Lama berjumlah 46. Kitab-kitab
tersebut tidak ditulis dalam waktu bersamaan, melainkan melalui suatu proses panjang.
 Secara garis besar Kitab Suci Perjanjian Lama memuat dua bagian besar, yakni Kitab
prasejarah dan Kitab sejarah. Kitab prasejarah, mulai dari kisah penciptaan sampai dengan
menara Babel (kejadian 1-11), sedangkan Kitab sejarah mulai dari Abraham sampai menjelang
Yesus Kristus.
Proses terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama, antara lain:
- Antara tahun 1800 - 1.600 S.M :
Periode ini adalah awal sejarah bangsa Israel yang dimulai dari panggilan Abraham sampai dengan
kisah tentang Yakub.
- Antara tahun 1600 - 1225 S.M :
Pada periode ini, bangsa Israel mengungsi ke Mesir, pembebasan dari Mesir sampai Perjanjian di
Sinai.
- Antara tahun 1225 - 1030 S.M :
Pada periode ini, bangsa Israel merebut tanah Kanaan yang diyakini sebagai tanah terjanji di bawah
pimpinan Yosua dan kehidupan bangsa Israel ditanah yang baru di bawah para tokoh yang diberi gelar
Hakim.
- Antara tahun 1030 - 930 S.M :
Pada periode ini, bangsa Israel memasuki tahap baru dalam kehidupannya. Mereka mulai menganut
sistem kerajaan yang diawali dengan raja Saul, kemudian digantikan oleh raja Daud dan diteruskan
oleh raja Salomo, putra Daud.
- Antara tahun 930 - 722 S.M :
Pada periode ini, mulai muncul pewartaan para nabi dan kisah para nabi seperti Elia dan Elisa, Hosea
dan Amos.
- Antara tahun 722 - 587 S.M :
Pada perode ini, beberapa tradisi tertulis tentang kisah-kisah Bapa bangsa mulai disatukan. Demikian
juga, pewartaan para nabi mulai ditulis dan sebagian diteruskan dalam bentuk lisan.
- Antara tahun 538 – 539 S.M :
Pada perode ini, penulisan kitab sejarah dilanjutkan. Muncul pada tulisan yang
kemudian kita kenal dengan Kitab Ratapan dan muncul para imam yang menuliskan
hukum-hukum yang sekarang yang kita kenal dengan Kitab Imamat.
- Antara 538 – 200 S.M :
Pada periode ini, kitab-kitab Sejarah Yosua, Hakim-hakim, 1-2 Samuel dan Raja-raja
sudah selesai ditulis. Kitab-kitab para nabi sudah banyak yang diselesaikan dari
ratusan nyanyian, akhirnya dipilih 150 Mazmur yang kita terima sampai sekarang.
- Dua abad terakhir :
Pada periode ini dituliskan kitab-kitab seperti : Daniel, Ester, Yudith, Tobit, 1,2
Makabe, Sirakh dan Kebijaksanaan Salomo.
3. Kanonisasi Kitab Suci dan Kitab Deuterokanonika
 Kata “kanon” berasal dari bahasa Yunani “canon” yang artinya norma, ukuran atau
pedoman. Kitab-kitab yang terdapat dalam kanon disebut kitab-kitab kanonik.
 Kitab-kitab Perjanjian Lama pada awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani, oleh karena
itu banyak diantara mereka yang membutuhkan terjemahan seluruh Kitab Perjanjian
Lama dalam bahasa Yunani.
 Terjemahan ini diselesaikan sekitar tahun 250-125 SM dan disebut Saptuagiant,
yaitu dari kata Latin yang berarti 70 (LXX).
 Pada sekitar tahun 100 Masehi, para rabbi (imam Yahudi) berkumpul di Jamnia, Palestina, sebagai
reaksi terhadap Gereja. Dalam Konsili Jamnia ini mereka menempatkan empat kriteria untuk
menentukan Kanon Kitab Suci, yaitu:
1. Ditulis dalam bahasa Ibrani
2. Sesuai dengan Kitab Taurat
3. Lebih tua dari zaman Ezra (sekitar 400 SM)
4. Ditulis di Palestina
 Atas kriteria-kriteria diatas mereka mengeluarkan kanon baru untuk menolak tujuh buku dari kanon
Alexandria, yaitu yang tercantum dalam Septuagiant, antara lain: Tobit, Yudit, Kebijaksanaan
Salomo, Sirakh, Barukh, 1 Makabe, 2 Makabe.
 Gereja Katolik secara resmi menetapkan 46 Kitab hasil dari kanon Alexandria sebagai kanon bagi
Kitab-kitab Perjanjian Lama. Masing-masing dari tujuh Kitab yang ditolak oleh konsili Jamnia,
dikutip oleh para Bapa Gereja, diantaranya: St. Polycarpus, St. Irenaeus, Paus St. Clement dan St.
Cyprianus) sebagai kitab-kitab lainnya dalam Perjanjian Lama.
4. Alasan membaca Kitab Suci Perjanjian Lama
Membaca Kitab Suci Perjanjian Lama sangat penting, karena:
 Pertama, dengan mempelajari Perjanjian Lama, kita akan melihat bagaimana Allah secara terus-
menerus dan dengan setia menyatakan diri-Nya untuk dikenal dan bagaimana bangsa Israel
menanggapi pewahyuan Allah itu.
 Kedua, Kitab Suci Perjanjian Lama bukan buku yang pertama-tama hendaknya
menguraikan fakta-fakta sejarah, melainkan dan terutama hendak mengungkapkan
Allah yang berfirman, yang menyampaikan rencana dan tindakan penyelamatan
kepada manusia.
 Ketiga, beberapa bagian Kitab Suci Perjanian Lama berisi nubuat-nubuat tentang
Juru Selamat yang dijanjikan Allah, yang digenapi dalam diri Yesus Kristus.
 Keempat, Yesus sendiri sebagai orang Yahudi mendasarkan pengajaran-Nya dari
Kitab Perjanjian Lama.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
TUHAN YESUS MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai