Anda di halaman 1dari 15

Bab III

Kitab Suci dan Tradisi Sebagai


Sumber Iman Akan Yesus Kristus
A. KITAB SUCI PERJANJIAN
LAMA
B. KITAB SUCI PERJANJIAN
BARU
C. TRADISI

IRNA THERESIA BARUS, S.Pd


Materi Sebelumnya

BAB II
MANUSIA MAHLUK OTONOM

C. Bersikap Kritis Terhadap Gaya Hidup yang Berkembang dan Ideologi


Materi Sekarang

A. KITAB SUCI PERJANJIAN LAMA

TUJUAN PEMBELAJARAN

1 Menjelaskan pentingnya membaca Kitab Suci


Perjanjian Lama

Menyebutkan garis besar kronologis


2
tersusunnya Kitab Perjanjian Lama

3 Menjelaskan makna istilah “Perjanjian”


dalam Perjanjian Lama
Jenis Sastra dalam Perjanjian Lama

 Dokumen Konsili vatikan II tentang Wahyu Ilahi (Dei Verbum)


menjelaskan bahwa untuk menafsirkan Perjanjian Lama secara
benar, salah satunya adalah memperhatikan “Jenis sastra”.
 “Sebab dengan cara yang berbeda-beda kebenaran dikemukakan
dan diungkapkan dalam nas-nas yang dengan aneka cara bersifat
historis, atau profetis (ramalan/nubuat), atau poetis, atau dengan
jenis sastra lainnya.
 Untuk memahami jenis sastra dalam Perjanjian Lama, cobalah
membaca secara acak satu perikope dari Kitab I Raja-raja, satu
perikope dari Kitab Imamat, satu perikope dari Kitab Amsal, satu
perikope dari Kitab Mazmur!
Makna istilah “Perjanjian Lama”

Istilah “Perjanjian Lama” dipergunakan untuk membedakan dengan


“Perjanjian Baru”. Dalam sejarah keselamatan, relasi manusia dengan
Allah diikat dengan perjanjian, yang dalam Perjanjian Lama manusia
diwakili oleh bangsa Israel, teristimewa melalui para pemimpin mereka.
Perjanjian itu adalah perjanjian kasih yang menyelamatkan. Dalam
perjanjian itu, Allah berjanji akan senantiasa menyelamatkan manusia,
dan dari pihak manusia Allah menuntut kesetiaan.

Sayangnya kesetiaan Allah itu seringkali dibalas dengan ketidaksetiaan


Israel. Maka Allah yang adalah setia tetap menjanjikan penyelamatan
pada manusia dengan cara memperbaharui perjanjian melalui putraNya
sendiri Yesus Kristus. Maka Perjanjian Lama menunjuk pada perjanjian
antara manusia dengan Allah sebelum Kristus
Walaupun “Perjanjian Lama” pada dasarnya belum sempurna dan telah
ternodai, namun apa yang diungkapkan di dalamnya tetap penting,
sebab ia mengungkapkan kepada manusia semua orang pengertian
tentang Allah dan manusia serta cara-cara Allah yang adil dan rahim;
bergaul dengan manusia. Dan terutama, karena di dalamnya memuat
janji kedatangan Kristus Penebus, mempersiapkan warta, Kerajaan
Allah, yang dinyatakan dalam nubuat-nubuat (lihat Lukas 24:44 Yohanes
5:39; 1Petrus 1:10), dengan pelbagai lambang (lih. 1Korintus 10:11)

Ini pula yang menjadi dasar Paulus ketika ia mengatakan: “Tetapi


pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini
selubung ini masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca
Perjanjian Lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang
dapat menyingkapkannya (2 Korintus 3:14). Maka “perjanjian lama”
hanya mungkin dipahami bila kita juga memahami “perjanjian baru”
dalam Kristus.
Proses Penyusunan Kitab Suci Perjanjian Lama

Kitab –kitab yang termasuk dalam Kitab Suci Perjanjian Lama itu ada 46.
Tentu saja kitab-kitab itu tidak ditulis dalam waktu bersamaan,
melainkan melalui suatu proses panjang.

Secara garis besar Kitab Suci Perjanjian Lama memuat dua bagian besar,
yakni Kitab Prasejarah dan Kitab Sejarah.
1. Kitab Prasejarah, mulai dari Kisah Penciptaan sampai dengan Menara
Babel (Kejadian 1-11),
2. Kitab Sejarah Israel mulai dari Abraham yang hidup sekitar tahun
2000/1800 sebelum Masehi sampai menjelang Yesus Kristus.
Namun, sejarah yang ditulis dalam Perjanjian Lama lebih merupakan
sejarah iman. Maka, untuk mengetahui proses terjadinya Kitab Suci
Perjanjian Lama, sebaiknya dimulai dengan awal sejarah Israel yaitu
sekitar tahun 1800 sebelum Masehi.
Maka untuk mengetahui proses tersusunnya Kitab Suci Perjanjian Lama,
proses akan dimulai pada saat awal sejarah Israel, yaitu sekitar tahun
1800 SM

Antara tahun 1800 - 1600 S.M.: Zaman Bapa-bapa bangsa (Abraham–


Ishak–Yakub). Periode ini adalah awal sejarah bangsa Israel yang
dimulai dari panggilan Abraham sampai dengan kisah tentang Yakub.
Dalam tahun inilah Bapa-bapa bangsa hidup. Sebagian kisah mereka
tersimpan dalam Kej 12 - 50. Kisah ini kemudian diteruskan secara lisan
turun temurun.

Antara tahun 1600 - 1225 S.M.: Kisah bangsa Israel mengungsi ke Mesir,
perbudakan di Mesir, pembebasan dari Mesir sampai Perjanjian di
Sinai. Kisah-kisah tersebut juga masih disampaikan secara lisan.
Mungkin sekali 10 perintah Allah dalam rumusan yang pendek sudah
ditulis pada masa ini sebagai pedoman hidup.

Antara tahun 1225 - 1030 S.M.: Perebutan tanah Kanaan dan zaman
Hakim-Hakim. Pada periode ini, bangsa Israel merebut tanah Kanaan
yang diyakini sebagai Tanah Terjanji di bawah pimpinan Yosua dan
kehidupan bangsa Israel di tanah yang baru di bawah para tokoh yang
diberi gelar Hakim.
Antara tahun 1030 - 930 S.M.: Periode Raja-Raja. Mereka mulai menganut sistem
kerajaan yang diawali dengan raja Saul, kemudian digantikan oleh raja Daud
dan diteruskan oleh raja Salomo, putra Daud. Pada zaman raja Saul, Daud, dan
Salomo, bagian-bagian Kitab Suci Perjanjian Lama mulai ditulis. Misalnya,
Kisah Penciptaan Manusia, Manusia jatuh dalam dosa dan akibatnya, Bapa-
bapa Bangsa, Kisah Para Raja, beberapa bagian Mazmur, dan hukum-hukum.

Antara tahun 930 - 722 S.M.: Kerajaan Israel dan Yahuda. Sesudah raja Salomo
wafat, kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu kerajaan Utara (Israel) dan
kerajaan Selatan (Yuda). Pada periode ini dilanjutkan dengan penulisan Kitab-
kitab Suci Perjanjian Lama yang melengkapi cerita-cerita Kitab Taurat Musa
serta beberapa tambahan hukum. Di samping itu, pada periode ini mulai muncul
pewartaan para nabi dan kisah para nabi seperti Elia dan Elisa, Hosea, Amos.
Beberapa bagian pewartaan para nabi mulai ditulis. Pada masa ini, beberapa
kumpulan hukum perjanjian mulai diterapkan dan ditulis. Kita dapat
membacanya dalam kitab Ulangan.

Antara tahun 722—587 S.M.: Pada masa ini beberapa tradisi tertulis tentang
kisah bapa-bapa bangsa mulai disatukan. Demikian juga, pewartaan para
nabi mulai ditulis dan sebagian diteruskan dalam bentuk lisan. Pada masa
ini juga muncul tulisan tentang sejarah bangsa Israel, beberapa bagian dari
Mazmur, dan Amsal.
Antara tahun 586 - 539 S.M.: Zaman pembuangan Babilon. Orang-orang
Israel yang berasal dari Kerajaan Yuda hidup di pembuangan Babilon
atau Babel selama kurang lebih 50 tahun. Muncul pula tulisan yang
kemudian kita kenal dengan kitab Ratapan. Demikian pula halnya
dengan nabi-nabi, pewartaan para nabi sebelum pembuangan ditulis
pada masa ini. Pada periode ini juga muncul para imam yang
menuliskan hukum-hukum yang sekarang masuk dalam kitab Imamat.

Antara tahun 538 - 200 S.M: Sesudah pembuangan, bangsa Israel diizinkan
pulang kembali ke tanah airnya oleh raja Persia yang mengalahkan
Kerajaan Babilon. Pada masa ini kelima kitab Taurat telah diselesaikan.
Juga kitab-kitab Sejarah Yosua, Hakim-hakim, 1-2 Samuel, dan Raja-raja
sudah selesai ditulis. Kitab-kitab para nabi pun sudah banyak yang
diselesaikan Dari ratusan nyanyian, akhirnya dipilih 150 mazmur yang
kita terima sampai sekarang. Pada masa ini muncul pula beberapa
tulisan Kebijaksanaan.

Dua abad terakhir: Pada masa ini ditulislah kitab-kitab seperti: Daniel,
Ester, Yudith, Tobit, 1, 2 Makabe, Sirakh dan Kebijaksanaan Salomo.

Anda mungkin juga menyukai