NPM : 221011033
1. Karena di dalam Alkitab terdiri dari kitab-kitab yang dibagi sebelum Yesus lahir yaitu
Perjanjian Lama, dan setelah Yesus lahir ke dunia yaitu Perjanjian Baru.
2. Perjanjian lama ditulis dari antara tahun 1400 SM – 400 SM, sementara perjanjian
baru ditulis dengan perkiraan tahun 45 – 95. 39 kitab yang terdapat di perjanjian lama
juga berbeda waktu penulisan, seperti kitab Musa (kejadian – ulangan) ditulis sekitar
tahun 1450 SM, Kitab Yosua dan Rut ditulis sekitar tahun 1370 SM, kitab 1 Samuel –
2 Samuel ditulis sekitar akhir abad ke 10 SM, kitab 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra,
Nehemia ditulis sekitar 400 SM, dan sebagainya. Begitu juga halnya dengan yang
perjanjian baru, berbeda waktu penulisannya diantara satu kitab dengan kitab lainnya.
Matius ditulis sekitar 60 M, Markus ditulis sekitar 55 – 65 M, Lukas ditulis sekitar
tahun 60-63 M, Galatia dan Efesus ditulis sekitar tahun 50 M, dan lain sebagainya.
Gaya penulisan di perjanjian lama lebih menekankan ke arah catatan berdasarkan
sejarah maupun kronologi sejarah, petunjuk, perpaduan kisah dan catatan harian,
kronologi dan kisah nyata, silsilah keturunan, puisi ibrani kuno, tulisan perkataan
hikmat dan lain sebagainya. Gaya penulisan di perjanjian baru lebih menekankan ke
arah narasi silsilah, biografi, kumpulan kisah nyata dari Yesus (bisa dilihat dari 4
kitab Injil), berisi pengajaran, suatu kronologis pelayanan para rasul, pengucapan
syukur, surat pribadi kepada sang murid, berupa peringatan maupun penglihatan.
Kita bisa melihat penulis perjanjian lama kebanyakan adalah para nabi, baik itu nabi
besar maupun nabi kecil. Misalnya adalah Musa, Yosua, Samuel, Gad, Natan,
Yeremia, Ezra, Nehemia, Mordekhai, Salomo, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel,
Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Hagai, Zakharia, sampai
Maleakhi. Sementara perjanjian baru ditulis oleh para Rasul, seperti Matius, Yohanes
saudara Yakobus, Yohanes Markus yang merupakan murid Petrus, Lukas, Paulus,
Yakobus saudara Yesus, rasul Yohanes, Yudas saudara Yesus.
Tempat penulisan perjanjian lama lebih condong ke Israel (secara fisik) dan
sekitarnya seperti di padang gurun, dataran Moab, Kanaan, Yehuda, Mesir,
Yerusalem, Elam, Babilon, dan Samaria. Pada perjanjian baru, tempat penulisannya di
luar Israel bahkan mungkin lebih jauh dari itu, seperti Palestina, Roma, Kaisarea,
Efesus, Korintus, Makedonia, Patmos.
Kalau kita memperhatikan dengan cermat di perjanjian lama, bangsa Israellah yang
menjadi bangsa pilihan-Nya sehingga ke-39 kitab di perjanjian lama semuanya
bertujuan agar bangsa Israel tetap kembali kepada Tuhan, meninggalkan kejahatan
perzinahan rohani yang mereka lakukan. Oleh karena itulah, Allah memakai tidak
sedikit Nabi untuk menubuatkan pertobatan kepada mereka. Kenapa bangsa Israel
menjadi bangsa yang dipilih oleh-Nya tetap masih merupakan suatu pertanyaan yang
tak bisa dijawab oleh siapapun sampai sekarang ini. Karena kalau kita membandikan
dengan bangsa lain, bangsa Israel sangat jauh dari kata baik, apalagi kalau kita
membaca perjalanan/sejarah mereka. Tapi yang jelas itu adalah maunya Allah dan tak
ada yang berhak untuk menanyakan lebih jauh lagi tentang alasan-Nya memilih
bangsa Israel. Kalau di perjanjian baru, kita bisa melihat bahwa tak ada lagi yang
namanya bangsa Israel (secara fisik). Israel yang dimaksudkan di perjanjian baru
adalah Israel baru yaitu bangsa apapun yang mau meresponi rahmat dan kasihnya
Tuhan karena semuanya sudah digenapi oleh Kristus di Kalvari sehingga siapa saja
boleh datang kepada Allah hanya melalui Dia (Yesus).
Pertama, asal mula dunia ini dan asal mula bangsa-bangsa (Kejadian 1-11). Bagian
ini menceritakan penciptaan, kejatuhan manusia ke dalam dosa, permulaan peradaban
manusia, air bah, Daftar Bangsa-bangsa dan menara Babel.
Kedua, zaman Bapak-bapak leluhur (Kejadian 12-50) melukiskan pemanggilan
Abraham, permulaan perjanjian dengan Abraham, kehidupan Ishak, Yakub dan
Yusuf, dan bermukimnya keluarga perjanjian di Mesir.
Ketiga, Musa dan Keluaran dari Mesir (Keluaran 1-18).
Keempat, pemberian hukum di Sinai (Keluaran 19:1 -- Bilangan 10:10), mencakup
pemberian hukum Taurat, pembuatan Kemah Suci, penetapan golongan Lewi, dan
akhirnya persiapan untuk meneruskan perjalanan dari Sinai ke tanah Kanaan.
Kelima, pengembaraan di padang gurun (Bilangan 10:11-36:13). Bagian ini
menceritakan keberangkatan dari Sinai, menerima laporan utama dari para pengintai,
hukuman Allah yg keras, nubuat nabi Bileam, Yosua ditetapkan mengganti Musa, dan
pembagian tanah Kanaan kepada kedua belas suku Israel.
Keenam, kata perpisahan terakhir dari Musa (Ulangan 1-34) yg meringkaskan
peristiwa-peristiwa Keluaran, mengulangi dan meluaskan hukum-hukum yg diberikan
di Sinai, menerangkan apa yg dimaksud dengan ketaatan dan pengingkaran, dan
memberkati suku-suku Israel yg siap untuk memasuki tanah Kanaan. Bagian ini
diakhiri dengan keterangan tentang kematian Musa dan cara penguburannya.
5. Istilah firman digunakan dengan berbagai cara di dalam Alkitab. Di dalam Perjanjian
Baru, ada dua kata Yunani yang diterjemahkan sebagai "firman": rhema dan logos.
Keduanya mengandung arti yang sedikit berbeda. Rhema mengandung makna "kata
yang diucapkan." Sebagai contoh, di dalam Lukas 1:38, ketika malaikat memberitahu
Maria bahwa ia akan mengandung Anak Allah, Maria membalas, "Sesungguhnya aku
ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu [rhema] itu."
Logos, mempunyai makna yang lebih luas dan filosofis. Istilah ini digunakan di dalam
Yohanes 1. Pada umumnya keseluruhan pesan yang tersirat, dan paling sering
digunakan untuk merujuk pada pesan Allah kepada umat manusia. Sebagai contoh,
Lukas 4:32 berkata bahwa, ketika Yesus mengajar, "Mereka takjub mendengar
pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya [logos] penuh kuasa." Para pendengar tidak
hanya takjub atas kata-kata pilihan Yesus, melainkan juga oleh keseluruhan pesan-
Nya.
"Firman" (Logos) di dalam Yohanes pasal 1 sedang merujuk kepada Yesus. Yesus
adalah keseluruhan dari Pesan itu - semua yang hendak disampaikan Allah kepada
manusia. Pasal pertama Yohanes memberi sebuah pengertian akan hubungan antara
Allah dan Putra sebelum Yesus datang ke bumi sebagai manusia. Ia berada dengan
Bapa dari sebelumnya (ayat 1), Ia terlibat dalam penciptaan segala sesuatu (ayat 3),
dan Ia adalah "terang manusia" (ayat 4). Sang Firman (Yesus) adalah perwujudan
semua yang adalah Allah (Kolose 1:19, 2:9; Yohanes 14:9). Akan tetapi Allah Bapa
adalah Roh. Ia tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Pesan kasih dan keselamatan
yang telah diserukan Allah melalui para nabi telah diabaikan selama berabad-abad
(Yehezkiel 22:26; Matius 23:37). Dengan terlalu mudah manusia mengabaikan pesan
Allah yang tak terlihat dan berlanjut dalam dosa dan pemberontakan mereka. Jadi,
Pesan itu menjadi manusia, mengenakan darah-daging, dan berdiam di antara kita
(Matius 1:23; Roma 8:3; Filipi 2:5-11).
Bahasa Yunani menggunakan istilah logos untuk membahas "pikiran," "logika," atau
"hikmat" seseorang. Yohanes menggunakan konsep Yunani itu untuk menyampaikan
bahwa Yesus, Pribadi Kedua dalam Tritunggal, adalah ekspresi-Diri Allah kepada
dunia. Di dalam Perjanjian Lama, firman Allah menjadikan alam semesta (Mazmur
33:6) dan menyelamatkan orang yang tersiksa (Mazmur 107:20). Dalam pasal
pertama Injil Yohanes, Ia sedang berbicara baik kepada orang Yahudi maupun orang
non-Yahudi supaya mereka menerima Kristus yang kekal.
Yesus menyampaikan sebuah perumpamaan di dalam Lukas 20:9-16 guna
menjelaskan mengapa Firman harus menjadi darah-daging. "Seorang membuka kebun
anggur; kemudian ia menyewakannya kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke
negeri lain untuk waktu yang agak lama. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia
menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu, supaya mereka
menyerahkan sebagian dari hasil kebun anggur itu kepadanya. Tetapi penggarap-
penggarap itu memukul hamba itu dan menyuruhnya pulang dengan tangan hampa.
Sesudah itu ia menyuruh seorang hamba yang lain, tetapi hamba itu juga dipukul dan
dipermalukan oleh mereka, lalu disuruh pulang dengan tangan hampa. Selanjutnya ia
menyuruh hamba yang ketiga, tetapi orang itu juga dilukai oleh mereka, lalu
dilemparkan ke luar kebun itu.
"Maka kata tuan kebun anggur itu: Apakah yang harus kuperbuat? Aku akan
menyuruh anakku yang kekasih; tentu ia mereka segani. Tetapi ketika penggarap-
penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berunding, katanya: Ia adalah ahli waris,
mari kita bunuh dia, supaya warisan ini menjadi milik kita. Lalu mereka melemparkan
dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya. Sekarang apa yang akan dilakukan
oleh tuan kebun anggur itu dengan mereka? Ia akan datang dan membinasakan
penggarap-penggarap itu, dan mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang
lain."
Di dalam perumpamaan ini, Yesus sedang mengingatkan para pemuka agama Yahudi
bahwa mereka telah menolak para nabi dan mereka sedang menolak sang Putra.
Sang Logos, Firman Allah, akan ditawarkan pada semua orang, bukan hanya orang
Yahudi (Yohanes 10:16; Galatia 2:28; Kolose 3:11). Karena Firman telah menjadi
manusia, kita mempunyai seorang imam agung yang dapat berempati dengan
kelemahan kita, seorang yang telah dicobai dalam segala rupa, sama seperti kita -
akan tetapi Ia tidak melakukan dosa (Ibrani 4:15).
6. Karena ada begitu banyak ayat yang mengajarkan berbagai ajaran, dan juga
tergantung dari penafsiran pemuka agama masing-masing.
7. Masih relevan karena Alkitab bisa menjadi pedoman dan membimbing hidup kita.
Karena Alkitab itu hidup, Alkitab adalah sumber kebaikan supranatural, Air
Kehidupan Allah (Kehadiran-Nya) yang bergergak dalam hidup kita (Yohanes 7:38)
ketika kita membacanya. Baca Alkitab dan energi Tuhan mencurahkan hidup kita.
Dan juga Alkitab dapat memperbaiki hidup kita dari segala dosa-dosa.