Anda di halaman 1dari 5

Nama : Adrian Gabriel Kezhandra

NPM : 221011033

1. Karena di dalam Alkitab terdiri dari kitab-kitab yang dibagi sebelum Yesus lahir yaitu
Perjanjian Lama, dan setelah Yesus lahir ke dunia yaitu Perjanjian Baru.

2. Perjanjian lama ditulis dari antara tahun 1400 SM – 400 SM, sementara perjanjian
baru ditulis dengan perkiraan tahun 45 – 95. 39 kitab yang terdapat di perjanjian lama
juga berbeda waktu penulisan, seperti kitab Musa (kejadian – ulangan) ditulis sekitar
tahun 1450 SM, Kitab Yosua dan Rut ditulis sekitar tahun 1370 SM, kitab 1 Samuel –
2 Samuel ditulis sekitar akhir abad ke 10 SM, kitab 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra,
Nehemia ditulis sekitar 400 SM, dan sebagainya. Begitu juga halnya dengan yang
perjanjian baru, berbeda waktu penulisannya diantara satu kitab dengan kitab lainnya.
Matius ditulis sekitar 60 M, Markus ditulis sekitar 55 – 65 M, Lukas ditulis sekitar
tahun 60-63 M, Galatia dan Efesus ditulis sekitar tahun 50 M, dan lain sebagainya.
Gaya penulisan di perjanjian lama lebih menekankan ke arah catatan berdasarkan
sejarah maupun kronologi sejarah, petunjuk, perpaduan kisah dan catatan harian,
kronologi dan kisah nyata, silsilah keturunan, puisi ibrani kuno, tulisan perkataan
hikmat dan lain sebagainya. Gaya penulisan di perjanjian baru lebih menekankan ke
arah narasi silsilah, biografi, kumpulan kisah nyata dari Yesus (bisa dilihat dari 4
kitab Injil), berisi pengajaran, suatu kronologis pelayanan para rasul, pengucapan
syukur, surat pribadi kepada sang murid, berupa peringatan maupun penglihatan.
Kita bisa melihat penulis perjanjian lama kebanyakan adalah para nabi, baik itu nabi
besar maupun nabi kecil. Misalnya adalah Musa, Yosua, Samuel, Gad, Natan,
Yeremia, Ezra, Nehemia, Mordekhai, Salomo, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel,
Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Hagai, Zakharia, sampai
Maleakhi. Sementara perjanjian baru ditulis oleh para Rasul, seperti Matius, Yohanes
saudara Yakobus, Yohanes Markus yang merupakan murid Petrus, Lukas, Paulus,
Yakobus saudara Yesus, rasul Yohanes, Yudas saudara Yesus.
Tempat penulisan perjanjian lama lebih condong ke Israel (secara fisik) dan
sekitarnya seperti di padang gurun, dataran Moab, Kanaan, Yehuda, Mesir,
Yerusalem, Elam, Babilon, dan Samaria. Pada perjanjian baru, tempat penulisannya di
luar Israel bahkan mungkin lebih jauh dari itu, seperti Palestina, Roma, Kaisarea,
Efesus, Korintus, Makedonia, Patmos.
Kalau kita memperhatikan dengan cermat di perjanjian lama, bangsa Israellah yang
menjadi bangsa pilihan-Nya sehingga ke-39 kitab di perjanjian lama semuanya
bertujuan agar bangsa Israel tetap kembali kepada Tuhan, meninggalkan kejahatan
perzinahan rohani yang mereka lakukan. Oleh karena itulah, Allah memakai tidak
sedikit Nabi untuk menubuatkan pertobatan kepada mereka. Kenapa bangsa Israel
menjadi bangsa yang dipilih oleh-Nya tetap masih merupakan suatu pertanyaan yang
tak bisa dijawab oleh siapapun sampai sekarang ini. Karena kalau kita membandikan
dengan bangsa lain, bangsa Israel sangat jauh dari kata baik, apalagi kalau kita
membaca perjalanan/sejarah mereka. Tapi yang jelas itu adalah maunya Allah dan tak
ada yang berhak untuk menanyakan lebih jauh lagi tentang alasan-Nya memilih
bangsa Israel. Kalau di perjanjian baru, kita bisa melihat bahwa tak ada lagi yang
namanya bangsa Israel (secara fisik). Israel yang dimaksudkan di perjanjian baru
adalah Israel baru yaitu bangsa apapun yang mau meresponi rahmat dan kasihnya
Tuhan karena semuanya sudah digenapi oleh Kristus di Kalvari sehingga siapa saja
boleh datang kepada Allah hanya melalui Dia (Yesus).

3. Ketika seseorang mengatakan bahwa Alkitab diilhamkan, mereka menunjuk kepada


fakta bahwa Allah mempengaruhi orang-orang yang menulis Kitab Suci dengan cara
sedemikian rupa sehingga apa yang mereka tuliskan itu adalah Firman Allah.
Dalam konteks Kitab Suci, kata ilham/inspirasi berarti “dinafaskan oleh Allah.”
Pengilhaman memberi tahu kita bahwa Alkitab benar-benar Firman Allah, dan
dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya, ini membuat Alkitab menjadi kitab yang
unik.
Sekalipun ada pendapat yang berbeda-beda mengenai sampai taraf apa Alkitab
diilhamkan, tidak ada keraguan bahwa Alkitab sendiri mengklaim bahwa setiap kata,
dalam setiap bagian Alkitab, diilhamkan oleh Allah sendiri (1 Korintus 2:12-13; 2
Timotius 3:16-17).
Pandangan semacam ini sering disebut sebagai inspirasi secara ”verbal dan
menyeluruh” (verbal plenary inspiration). Pandangan ini menganggap pengilhaman
itu untuk semua kata (inspirasi verbal), bukan hanya konsep atau ide. Yang
diilhamkan adalah seluruh bagian dan topik Alkitab (inspirasi secara menyeluruh).
Ada orang-orang yang percaya bahwa hanya sebagian dari Alkitab yang diilhamkan,
atau hanya pemikiran-pemikiran atau konsep-konsep yang berhubungan dengan
agama yang diinspirasikan; namun pandangan serupa ini tidak sesuai dengan apa yang
diklaim oleh Alkitab sendiri.
Pengilhaman secara verbal dan menyeluruh adalah karakteristik penting dari Fiman
Tuhan.
Cakupan dari pengilhaman dapat dilihat dengan jelas dalam 2 Timotius 3:16-17,
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik.”
Ayat ini memberitahukan kita bahwa Allah mengilhamkan Kitab Suci secara
keseluruhan dan hal itu bermanfaat untuk kita. Bukan hanya bagian Alkitab yang
berhubungan dengan pengajaran-pengajaran agama yang diilhamkan, namun setiap
dan semua bagian, mulai dari Kejadian sampai Wahyu, itu benar-benar Firman Tuhan.
Karena diilhamkan oleh Allah, Alkitab merupakan otoritas dalam menentukan doktrin
dan sudah memadai untuk mengajar manusia bagaimana dapat memiliki relasi yang
benar dengan Allah, ”mendidik orang dalam kebenaran.”
Alkitab bukan hanya mengklaim sebagai sesuatu yang diilhamkan oleh Allah, namun
juga mampu mengubah kita dan membuat kita ”sempurna,” diperlengkapi untuk
setiap perbuatan baik.
Ayat lain yang berbicara mengenai pengilhaman Alkitab adalah 2 Petrus 1:21. Ayat
ini memberi tahu kita bahwa “Tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak
manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”
Ayat ini menolong kita untuk mengerti bahwa sekalipun manusia yang menuliskan
Kitab Suci, kata-kata yang mereka tuliskan adalah kata-kata dari Allah sendiri.
Meskipun Allah memakai orang-orang dengan keunikan pribadi dan gaya menulis
yang berbeda-beda, Allah mengilhamkan setiap kata yang mereka tuliskan.

Yesus sendiri mengkonfirmasikan pengilhaman Alkitab secara verbal dan menyeluruh


ini ketika Dia berkata, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun
tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Matius 5:17-
18).
Dalam ayat-ayat ini Yesus meneguhkan keakuratan Alkitab bahkan sampai detail dan
tanda baca yang terkecil pun – karena itu adalah kata-kata Allah sendiri.
Karena Alkitab itu adalah Firman Tuhan yang diilhamkan, kita dapat menyimpulkan
bahwa Alkitab itu tanpa kekeliruan di dalamnya dan memiliki otoritas.
Pandangan yang benar terhadap Allah akan menuntun pada pandangan yang benar
terhadap FirmanNya. Karena Allah itu Maha Kuasa, Maha Tahu, dan sepenuhnya
sempurna, FirmanNya memiliki karakteristik yang sama.
Ayat-ayat yang sama yang menegakkan pengilhaman Alkitab juga meneguhkan
bahwa Alkitab tidak ada kekeliruan di dalamnya dan memiliki otoritas.
Tanpa ragu, Alkitab sesuai dengan yang diklaim – tanpa bisa disangkal, Firman
Tuhan yang berotoritas yang ditujukan kepada manusia.

4. Pentateukh menceritakan tindak kebijakan Allah terhadap dunia, dan terutama


terhadap keluarga Abraham sejak penciptaan sampai kepada kematian Musa.
Ada enam bagian utama:

Pertama, asal mula dunia ini dan asal mula bangsa-bangsa (Kejadian 1-11). Bagian
ini menceritakan penciptaan, kejatuhan manusia ke dalam dosa, permulaan peradaban
manusia, air bah, Daftar Bangsa-bangsa dan menara Babel.
Kedua, zaman Bapak-bapak leluhur (Kejadian 12-50) melukiskan pemanggilan
Abraham, permulaan perjanjian dengan Abraham, kehidupan Ishak, Yakub dan
Yusuf, dan bermukimnya keluarga perjanjian di Mesir.
Ketiga, Musa dan Keluaran dari Mesir (Keluaran 1-18).
Keempat, pemberian hukum di Sinai (Keluaran 19:1 -- Bilangan 10:10), mencakup
pemberian hukum Taurat, pembuatan Kemah Suci, penetapan golongan Lewi, dan
akhirnya persiapan untuk meneruskan perjalanan dari Sinai ke tanah Kanaan.
Kelima, pengembaraan di padang gurun (Bilangan 10:11-36:13). Bagian ini
menceritakan keberangkatan dari Sinai, menerima laporan utama dari para pengintai,
hukuman Allah yg keras, nubuat nabi Bileam, Yosua ditetapkan mengganti Musa, dan
pembagian tanah Kanaan kepada kedua belas suku Israel.
Keenam, kata perpisahan terakhir dari Musa (Ulangan 1-34) yg meringkaskan
peristiwa-peristiwa Keluaran, mengulangi dan meluaskan hukum-hukum yg diberikan
di Sinai, menerangkan apa yg dimaksud dengan ketaatan dan pengingkaran, dan
memberkati suku-suku Israel yg siap untuk memasuki tanah Kanaan. Bagian ini
diakhiri dengan keterangan tentang kematian Musa dan cara penguburannya.
5. Istilah firman digunakan dengan berbagai cara di dalam Alkitab. Di dalam Perjanjian
Baru, ada dua kata Yunani yang diterjemahkan sebagai "firman": rhema dan logos.
Keduanya mengandung arti yang sedikit berbeda. Rhema mengandung makna "kata
yang diucapkan." Sebagai contoh, di dalam Lukas 1:38, ketika malaikat memberitahu
Maria bahwa ia akan mengandung Anak Allah, Maria membalas, "Sesungguhnya aku
ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu [rhema] itu."
Logos, mempunyai makna yang lebih luas dan filosofis. Istilah ini digunakan di dalam
Yohanes 1. Pada umumnya keseluruhan pesan yang tersirat, dan paling sering
digunakan untuk merujuk pada pesan Allah kepada umat manusia. Sebagai contoh,
Lukas 4:32 berkata bahwa, ketika Yesus mengajar, "Mereka takjub mendengar
pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya [logos] penuh kuasa." Para pendengar tidak
hanya takjub atas kata-kata pilihan Yesus, melainkan juga oleh keseluruhan pesan-
Nya.
"Firman" (Logos) di dalam Yohanes pasal 1 sedang merujuk kepada Yesus. Yesus
adalah keseluruhan dari Pesan itu - semua yang hendak disampaikan Allah kepada
manusia. Pasal pertama Yohanes memberi sebuah pengertian akan hubungan antara
Allah dan Putra sebelum Yesus datang ke bumi sebagai manusia. Ia berada dengan
Bapa dari sebelumnya (ayat 1), Ia terlibat dalam penciptaan segala sesuatu (ayat 3),
dan Ia adalah "terang manusia" (ayat 4). Sang Firman (Yesus) adalah perwujudan
semua yang adalah Allah (Kolose 1:19, 2:9; Yohanes 14:9). Akan tetapi Allah Bapa
adalah Roh. Ia tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Pesan kasih dan keselamatan
yang telah diserukan Allah melalui para nabi telah diabaikan selama berabad-abad
(Yehezkiel 22:26; Matius 23:37). Dengan terlalu mudah manusia mengabaikan pesan
Allah yang tak terlihat dan berlanjut dalam dosa dan pemberontakan mereka. Jadi,
Pesan itu menjadi manusia, mengenakan darah-daging, dan berdiam di antara kita
(Matius 1:23; Roma 8:3; Filipi 2:5-11).
Bahasa Yunani menggunakan istilah logos untuk membahas "pikiran," "logika," atau
"hikmat" seseorang. Yohanes menggunakan konsep Yunani itu untuk menyampaikan
bahwa Yesus, Pribadi Kedua dalam Tritunggal, adalah ekspresi-Diri Allah kepada
dunia. Di dalam Perjanjian Lama, firman Allah menjadikan alam semesta (Mazmur
33:6) dan menyelamatkan orang yang tersiksa (Mazmur 107:20). Dalam pasal
pertama Injil Yohanes, Ia sedang berbicara baik kepada orang Yahudi maupun orang
non-Yahudi supaya mereka menerima Kristus yang kekal.
Yesus menyampaikan sebuah perumpamaan di dalam Lukas 20:9-16 guna
menjelaskan mengapa Firman harus menjadi darah-daging. "Seorang membuka kebun
anggur; kemudian ia menyewakannya kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke
negeri lain untuk waktu yang agak lama. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia
menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu, supaya mereka
menyerahkan sebagian dari hasil kebun anggur itu kepadanya. Tetapi penggarap-
penggarap itu memukul hamba itu dan menyuruhnya pulang dengan tangan hampa.
Sesudah itu ia menyuruh seorang hamba yang lain, tetapi hamba itu juga dipukul dan
dipermalukan oleh mereka, lalu disuruh pulang dengan tangan hampa. Selanjutnya ia
menyuruh hamba yang ketiga, tetapi orang itu juga dilukai oleh mereka, lalu
dilemparkan ke luar kebun itu.
"Maka kata tuan kebun anggur itu: Apakah yang harus kuperbuat? Aku akan
menyuruh anakku yang kekasih; tentu ia mereka segani. Tetapi ketika penggarap-
penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berunding, katanya: Ia adalah ahli waris,
mari kita bunuh dia, supaya warisan ini menjadi milik kita. Lalu mereka melemparkan
dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya. Sekarang apa yang akan dilakukan
oleh tuan kebun anggur itu dengan mereka? Ia akan datang dan membinasakan
penggarap-penggarap itu, dan mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang
lain."
Di dalam perumpamaan ini, Yesus sedang mengingatkan para pemuka agama Yahudi
bahwa mereka telah menolak para nabi dan mereka sedang menolak sang Putra.
Sang Logos, Firman Allah, akan ditawarkan pada semua orang, bukan hanya orang
Yahudi (Yohanes 10:16; Galatia 2:28; Kolose 3:11). Karena Firman telah menjadi
manusia, kita mempunyai seorang imam agung yang dapat berempati dengan
kelemahan kita, seorang yang telah dicobai dalam segala rupa, sama seperti kita -
akan tetapi Ia tidak melakukan dosa (Ibrani 4:15).

6. Karena ada begitu banyak ayat yang mengajarkan berbagai ajaran, dan juga
tergantung dari penafsiran pemuka agama masing-masing.

7. Masih relevan karena Alkitab bisa menjadi pedoman dan membimbing hidup kita.
Karena Alkitab itu hidup, Alkitab adalah sumber kebaikan supranatural, Air
Kehidupan Allah (Kehadiran-Nya) yang bergergak dalam hidup kita (Yohanes 7:38)
ketika kita membacanya. Baca Alkitab dan energi Tuhan mencurahkan hidup kita.
Dan juga Alkitab dapat memperbaiki hidup kita dari segala dosa-dosa.

Anda mungkin juga menyukai