Pada saat ini, isu perubahan iklim dan pemanasan global menjadi isu yang
cukup serius dan harus segera diatasi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
dengan melakukan Carbon Trading. Makalah ini akan membahas pengertian,
sejarah, dan proses Carbon Trading, serta dampaknya bagi negara dan dunia.
Selain itu, akan diberikan analisis dan pendapat mengenai implementasi Carbon
Trading di Indonesia.
II. Pendahuluan
Perubahan iklim dan pemanasan global menjadi isu yang semakin serius dan
mendesak untuk diatasi. Salah satu penyebab perubahan iklim adalah karena
terlalu banyak emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2). Untuk
mengatasi masalah ini, banyak negara melakukan berbagai upaya, salah satunya
adalah Carbon Trading.
Carbon Trading merupakan suatu bentuk perdagangan emisi gas rumah kaca
yang dibeli dan dijual pada pasar global. Tujuan utama dari Carbon Trading
adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mempercepat transisi ke
ekonomi rendah karbon. Ada dua jenis Carbon Trading, yaitu carbon offsetting
dan cap and trade. Carbon offsetting adalah ketika perusahaan atau negara
membeli kredit karbon dari negara lain atau proyek yang mengurangi emisi gas
rumah kaca. Sedangkan cap and trade adalah ketika pemerintah menetapkan
batas emisi untuk perusahaan, lalu perusahaan dapat membeli atau menjual izin
emisi.
Carbon Trading penting dilakukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca
yang menyebabkan perubahan iklim dan pemanasan global. Selain itu, Carbon
Trading juga dapat memberikan insentif ekonomi bagi perusahaan yang dapat
mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan Carbon Trading, perusahaan dapat
menjual izin emisi yang tidak terpakai ke perusahaan lain yang memerlukannya.
Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya bagi perusahaan.
Pada tahun 1997, Protokol Kyoto disepakati sebagai upaya global untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca. Protokol Kyoto menetapkan target untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 5,2% dari level tahun 1990. Salah
satu alat yang diperkenalkan dalam Protokol Kyoto adalah Carbon Trading.
Carbon Trading mulai diterapkan secara internasional pada tahun 2005 melalui
European Union Emissions Trading System (EU ETS).
Reduksi emisi: Mengurangi emisi GRK dari deforestasi dan degradasi hutan,
serta mendorong pengurangan emisi dari perubahan penggunaan lahan.
Dampak Carbon Trading bagi dunia adalah dapat membantu mengurangi emisi
gas rumah kaca secara global. Carbon Trading juga dapat mempercepat transisi
ke ekonomi rendah karbon dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
tindakan untuk mengurangi perubahan iklim dan pemanasan global. Namun,
implementasi Carbon Trading harus diawasi dengan ketat untuk mencegah
penipuan dan kecurangan yang dapat merugikan lingkungan dan masyarakat.
Data emisi karbon di Indonesia pada tahun 2019 adalah sebesar 1,076.32 juta
ton CO2e (Carbon Dioxide Equivalent), menurut Laporan Inventario Gas
Rumah Kaca Nasional Indonesia 2020 yang diterbitkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Emisi karbon di Indonesia berasal dari berbagai sektor, dengan sektor energi
menjadi penyumbang terbesar, diikuti oleh sektor kehutanan dan perubahan
penggunaan lahan, transportasi, industri, limbah, dan pertanian. Indonesia
adalah salah satu dari 10 negara dengan emisi karbon terbesar di dunia.
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca hingga 29% pada tahun 2030, dengan dukungan dari berbagai program dan
kebijakan seperti program pengembangan energi terbarukan, peningkatan
efisiensi energi, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, serta pengelolaan
limbah yang lebih baik.
XII. Kesimpulan
Carbon Trading merupakan suatu bentuk perdagangan emisi gas rumah kaca
yang dibeli dan dijual pada pasar global. Tujuan utama dari Carbon Trading
adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mempercepat transisi ke
ekonomi rendah karbon. Carbon Trading dapat memberikan insentif ekonomi
bagi perusahaan yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan dapat
membantu mengurangi emisi gas rumah kaca secara global. Namun,
implementasi Carbon Trading harus diawasi dengan ketat untuk mencegah
penipuan dan kecurangan yang dapat merugikan lingkungan dan masyarakat.
Climate Action Tracker. (2022). Indonesia. Diperoleh pada 10 Maret 2023, dari
https://climateactiontracker.org/countries/indonesia/
Jakarta Post. (2021). Indonesia, a country with great potential in carbon trading.
Diperoleh pada 10 Maret 2023, dari
https://www.thejakartapost.com/news/2021/08/04/indonesia-a-country-with-
great-potential-in-carbon-trading.html