Anda di halaman 1dari 4

PAPER GREEN MARKETING

“INDUSTRI HIJAU DI INDONESIA”

Tugas Green Marketing :


Diajukan untuk menempuh Tugas Green Marketing pada
Program Diploma 3 Manajemen Pemasaran Industri Elektronika

Disusun Oleh :
Tiara Nursaputri
190302718

MPIE-5A

Manajemen Pemasaran Industri Elektronika

POLITEKNIK APP JAKARTA


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
JAKARTA
2021
Bumi adalah suatu habitat atau tempat tinggal untuk berbagai macam makhluk hidup
yang ada di dunia, salah satunya ialah manusia. Semakin hari dan semakin berjalannya waktu
bumi semakin panas akibat pemanasan global. Pemanasan global adalah fenomena global yang
disebabkan oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan bahan fosil dan kegiatan
alih guna lahan. Pada kegiatan tersebut dapat menghasilkan gas-gas yang semakin lama
semakin banyak jumlahnya diatmosfer, terutama gas karbon dioksida (CO2) melalui proses
yang disebut efek rumah kaca yang dapat menyebabkan pemanasan global. Efek rumah kaca
memiliki dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang yang berbahaya. Dampak jangka
pendek efek rumah kaca yaitu dapat menyebabkan suhu bumu meningkat drastis, gunung es
mencair dan terganggunya ekosistem. Dampak jangka panjang efek rumah kaca yaitu dapat
menyebabkan kepunahan makhluk hidup.

Salah satu yang dapat menyebabkan pemanasan global adalah kegiatan industri.
Kegiatan industri ini banyak di lakukan di setiap negara. Kegiatan ini dapat menyebabkan
pemanasan global karena pada kegiatan ini dapat mengeluarkan asap yang mengandung zat-
zat berbahaya di dalamnya. Tidak hanya pemanasan global, kegiatan industr juga dapat
menyebabkan terjadi nya pencemaran udara maupun pencemaran lingkungan. Namun dibalik
dampak negatif yang terjadi pada kegiatan industri terdapat juga dampak positif nya yaitu
kegiatan industri ini dapat mendorong negara untuk pertumbuhannya menjadi lebih baik,
karena kegiatan industry ini dapat mendorong kebutuhan perdagangan, menyerap tenaga kerja,
dan mendorong kegiatan ekspor.

Dengan dampak positif dari kegiatan industri untuk negara, membuat semua negara
memanfaatkan kegiatan industri ini untuk meningkatkan ekonominya. Tetapi di balik dampak
positifnya, beberapa negara juga memikirkan dampak negatif dari kegiatan industri ini. Dengan
semakin terbatasnya sumber daya alam, krisis energi dan menurunnya daya dukung
lingkungan, maka tuntutan untuk mengembangkan industry yang ramah lingkungan atau yang
dikenal dengan istilah industry hijau telah menjadi isu yang sangat penting. Sudah ada beberapa
negara yang mulai menerapkan industri hijau. Seperti negara Jepang yang yang tidak lagi
menggunakan industri di negaranya, negara Jepang mengalihkan insudtrinya ke negara China
dan sekarang negara Jepang bergerak ke sektor jasa seperti akuntansi dan lain-lain.

Tidak hanya negara Jepang, pada bulan September 2009 bersama 20 negara Asia
lainnya, Indonesia menandatangani Manila Declaration on Green Industry di Philipina. Dalam
deklarasi ini, Indonesia menyatakan tekad untuk menetapkan kebijakan, kerangka peraturan
dan kelembagaan yang mendorong pergeseran ke arah industri yang efisien dan rendah karbon
atau dikenal dengan istilah industri hijau.

Penerapan industri hijau ini dilakukan melalui konsep produksi bersih (cleaner
production) melalui aplikasi 4R yaitu Reduce (pengurangan limbah pada sumbernya), Reuse
(penggunaak kembali limbah), Recycle (daur ilang limbah) dan Recovery (pemisahan suatu
bahan atau energi dari suatu limbah). Untuk lebih mengefektifkan aplikasi penerapan produksi
bersih, ditambahkan dengan prinsip Rethink (konsep pemikiran pada awal operasional
kegiatan) dapat sehingga menjadi 5R.

Kebijakan industry hijau di Indonesia berdasarkan dasar hukum UU No 3 Tahun 2014


tentang Perindustrian Pasal 77-83. Definisi dari Industri hijau adalah industri yang dalam
proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya
secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat (RUU
Perindustrian). Strategi dari industri hijau adalah Green of Existing Industries yaitu
mengembangkan industry yang sudah ada menuju industri hijau dan Creation of New Green
Industries yaitu membagun industry baru dengan prinsip industry hijau. Lalu terdapat standar
industri hijau yaitu pemenuhan terhadap standar industri hijau sebagai wujud penerapan prinsip
industri hijau.

Standar industri hijau yaitu penerapan industri hijau dilaksanakan dengan pemenuhan
terhadap Standar Industri Hijau (SIH) yang secara bertahap diberlakukan secara wajib.
Pemenuhan terhadap Standar Industri Hijau oleh perusahaan industri dibuktikan dengan
diterbitkannya sertifikat industri hijau yang sertifikasinya dilakukan melalui suatu rangkaian
proses pemeriksaan dan pengujian oleh Lembaga Sertifikasi Industri Hijau (LSIH) yang
terakreditasi. Proses pemeriksaan dan pengujian dalam rangka pemberian sertifikat industri
hijau dilaksanakan oleh auditor industri hijau yang wajib memiliki sertifikasi kompetensi
auditor industri hijau. Bagi perusahaan yang telah memenuhi SIH, maka akan mendapatkan
sertifikat industri hijau dan berhak menggunakan logo industri hijau.

Bagi perusahaan yang telah mendapatkan Sertifikat Industri Hijau berhak


menggunakan Logo Industri hijau. Logo ini boleh digunakan di tempat yang mudah terlihat.
Dan logi ini diharapkan dapat meningkatkan brand value duatu produk karena logoo tersebut
merupakan jaminan bahwa perusahaan industri telah menerapkan proses produksi yang
berkelanjutan.
Terdapat contoh penerapan industri hijau di sektor industri. Pertama terdapat industry
semen dengan memanfaatkan biomass sebagai bahan bakar alternatif dan memanfaatkan gas
panas buang cooler untuk pengeringan material. Kedua terdapat industry pupuk dengan
memanfaatkan biodiesel dari limbah rumah tangga untuk BBM Forklift dan gasifikasi batu
bara sebagai alternatif bahan baku pengganti gas alam. Ketiga terdapat industry plup dan kertas
dengan memanfaatkan kulit kayu dari proses debarking untuk bahan bakar pembangkit tenaga
listrik dan pemakaian black liquor sebagai bahan bakar.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong optimalisasi daya saing


seluruh sektor manufaktur di Indonesia melalui penerapan proses produksi yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan prinsip industri hijau yang bertujuan
meningkatkan efisiensi sistem produksi dan mendukung implementasi ekonomi sirkular dan
praktik terbaik, baik dalam manajemen perusahaan maupun pemilihan teknologi.

Untuk memberikan motivasi kepada perusahaan industri yang telah berkomitmen


menerapkan prinsip industri hijau secara konsisten dan mendorong industri untuk menerapkan
industry hijau, terdapat penghargaan Industri Hijau. Untuk selanjutnya program pemerintah
lainnya adalah penerbitan 28 Standar Industri Hijau (SIH) dan memperkuat kapasitas
kelembagaan melalui Lembaga Sertifikasi Industri Hijau (LSIH) serta memberikan sertifikasi
industry hijau kepada 37 perusahaan industry diantaranya semen, pupuk, tekstil, pulp kertas
dan karet. Dan juga penerapan industry hijau merupakan upaya pencegahan terhadap emisi dan
limbah, yang berhubungan erat dengan hasil penilaian Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER). Poin-poin penilaian untuk
penghargaan tersebut adalah pertama yaitu proses produksi sebesar 70%, kedua waste
management / emission performende sebesar 20% dan ketiga company management sebesar
10%. Penghargaan industri hijau ini dimulai dari tahun 2010 sampai 2015 telah diberikan
kepada 358 perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai