Anda di halaman 1dari 5

Transformasi dari bahan bakar fosil menjadi bahan bakar hijau

Pengembangan energi hijau tidak hanya menjadi tanggung jawab suatu negara, tetapi
juga harus melibatkan kerja sama internasional. Hal ini bertujuan untuk mempercepat
perkembangan teknologi dan penyebaran informasi tentang energi hijau ke seluruh dunia. Salah
satu upaya kerja sama internasional dalam pengembangan energi hijau adalah melalui KTT G20
Bali 2022. Para pemimpin negara dapat berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang
pengembangan energi hijau di negara masing-masing, serta merumuskan strategi bersama untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kelestarian lingkungan secara global.

Bahan bakar fosil


Bahan bakar fosil telah menjadi sumber energi utama selama berabad-abad, namun dampak
negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia semakin nyata. Kebutuhan akan sumber
energi yang lebih bersih dan berkelanjutan telah mengarah pada pengembangan teknologi bahan
bakar ramah lingkungan yang baru. Transformasi dari bahan bakar fosil menjadi bahan bakar
hijau baru merupakan proses kompleks yang melibatkan kemajuan teknologi yang signifikan,
perubahan kebijakan, dan kampanye kesadaran publik. Dalam presentasi ini, kami akan
mengeksplorasi tantangan dan peluang yang terkait dengan transformasi ini.

Beralih ke Sumber Energi Terbarukan


Cara lain untuk meminimalkan penggunaan bahan bakar fosil adalah beralih ke sumber energi
terbarukan. Tenaga surya, angin, dan pembangkit listrik tenaga air adalah sumber energi
terbarukan yang tidak memancarkan gas rumah kaca dan dapat menyediakan energi bersih untuk
rumah dan bisnis. Banyak perusahaan utilitas sekarang menawarkan opsi energi terbarukan, dan
memasang panel surya atau turbin angin di properti Anda juga dapat memberikan sumber energi
yang berkelanjutan.

Tantangan Bahan Bakar Fosil


Bahan bakar fosil adalah sumber daya tak terbarukan yang memancarkan gas rumah kaca
berbahaya saat dibakar. Hal ini menyebabkan pemanasan global, perubahan iklim, dan
konsekuensi lingkungan yang parah seperti mencairnya gletser, naiknya permukaan laut, dan
peristiwa cuaca ekstrem. Selain masalah lingkungan, bahan bakar fosil juga memiliki implikasi
ekonomi dan politik. Banyak negara sangat bergantung pada ekspor minyak, yang menyebabkan
ketegangan dan konflik geopolitik. Tingginya permintaan bahan bakar fosil juga menciptakan
volatilitas harga dan gangguan rantai pasokan.

Teknologi Bahan Bakar Hijau

Ada beberapa jenis teknologi bahan bakar hijau, termasuk tenaga surya, tenaga angin, tenaga air,
tenaga panas bumi, dan biofuel. Setiap teknologi memiliki kelebihan dan tantangan yang unik,
tergantung pada faktor-faktor seperti lokasi, iklim, dan infrastruktur. Misalnya, tenaga surya
sangat ideal untuk daerah cerah dengan banyak ruang untuk panel surya, sementara tenaga angin
cocok untuk daerah dengan angin yang konsisten dan medan terbuka. Tenaga air membutuhkan
akses ke sumber air seperti sungai atau danau, sedangkan tenaga panas bumi bergantung pada
ketersediaan sumber panas bawah tanah. Biofuel dapat diproduksi dari berbagai bahan organik
seperti jagung, kedelai, atau ganggang, tetapi membutuhkan tanah dan air dalam jumlah besar.

Manfaat Bahan Bakar Hijau

Bahan bakar hijau, juga dikenal sebagai energi terbarukan, menawarkan beberapa keuntungan
dibandingkan bahan bakar fosil. Itu bersih, berlimpah, dan tidak menghasilkan emisi berbahaya.
Ini juga mempromosikan kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan pada minyak
asing. Selain itu, teknologi bahan bakar ramah lingkungan berkembang pesat, menjadi lebih
efisien dan hemat biaya. Hal ini menyebabkan peningkatan investasi dan penciptaan lapangan
kerja di sektor energi terbarukan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi.

PENGGUNAAN ENERGI DI EROPA

Penggunaan energi fosil dan energi terbarukan adalah dua jenis sumber energi yang paling
umum digunakan di Eropa. Sementara penggunaan energi terbarukan masih menjadi tantangan,
penggunaannya di Eropa telah meningkat selama beberapa tahun terakhir.. Pada tahun 2019,
sekitar 34% dari total konsumsi energi di Eropa berasal dari sumber energi terbarukan.Sementara
itu, pengurangan penggunaan energi fosil juga memiliki tantangan tersendiri, namun tetap
menjadi prioritas utama untuk mencapai tujuan global pengurangan emisi karbon dan
perlindungan lingkungan. Dengan penelitian dan pengembangan teknologi energi terbarukan
yang lebih baik dan lebih efisien, serta transformasi industri besar, diharapkan penggunaan
energi terbarukan di Eropa akan meningkat dan penggunaan energi fosil akan berkurang.Di
Eropa, penggunaan energi terbarukan telah meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Penggunaan energi baru terbarukan di Asia Tenggara


Di kawasan Asia Tenggara, target pemenuhan energi baru terbarukan pada tahun 2025
sebesar 23%. Namun hingga tahun 2020 target tersebut baru mencapai 14,2%.

Pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia


Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara, baik dari segi populasi, ekonomi,
penggunaan energi, dan emisi. Dengan begitu, prestasi di Indonesia akan sangat mempengaruhi
prestasi daerah di Asia Tenggara. Target bauran energi terbarukan di Indonesia sebesar 23%
yang baru terpenuhi sebesar 12,1%.

Perubahan Kebijakan

Transisi ke bahan bakar hijau memerlukan perubahan kebijakan yang signifikan di tingkat
nasional dan internasional. Pemerintah harus memberikan insentif untuk investasi energi
terbarukan, seperti kredit pajak, hibah, dan subsidi. Mereka juga harus mengatur emisi karbon
dan mempromosikan standar efisiensi energi. Selain itu, kerja sama internasional sangat penting
untuk mengatasi perubahan iklim global. Perjanjian Paris, yang ditandatangani oleh 196 negara
pada tahun 2015, bertujuan untuk membatasi pemanasan global hingga di bawah 2 derajat
Celcius di atas tingkat pra-industri dan mengejar upaya untuk membatasinya hingga 1,5 derajat
Celcius. Ini membutuhkan upaya kolektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan beralih ke
sumber energi terbarukan.

Peran Pemerintah dalam Pemanfaatan Energi Terbarukan


Indonesia menargetkan untuk mencapai bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen
pada tahun 2025. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan
penggunaan energi terbarukan di Indonesia. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah
memberikan insentif pajak dan subsidi untuk industri energi terbarukan. Selain itu, pemerintah
juga harus meningkatkan investasi infrastruktur energi terbarukan dan memperkuatnya.

Gunakan Angkutan Umum atau Carpool


Transportasi merupakan salah satu penyumbang terbesar penggunaan bahan bakar fosil dan
emisi gas rumah kaca. Menggunakan transportasi umum, seperti bus atau kereta api, atau
carpooling dengan orang lain dapat mengurangi jejak karbon Anda secara signifikan. Jika
transportasi umum tidak tersedia atau layak, pertimbangkan untuk berjalan kaki atau bersepeda
untuk perjalanan singkat, atau berinvestasi dalam kendaraan listrik atau hibrida untuk perjalanan
yang lebih jauh.

Kurangi Limbah
Mengurangi limbah juga dapat membantu meminimalkan penggunaan bahan bakar fosil. TPA
menghasilkan metana, gas rumah kaca yang kuat, dan banyak produk membutuhkan bahan bakar
fosil untuk diproduksi dan diangkut. Untuk mengurangi limbah, pertimbangkan untuk membeli
produk dengan kemasan minimal, daur ulang dan pengomposan, dan gunakan tas, botol air, dan
wadah yang dapat digunakan kembali daripada yang sekali pakai.

Kesadaran masyarakat

Terakhir, transformasi ke bahan bakar ramah lingkungan juga membutuhkan kesadaran dan
keterlibatan publik. Individu dapat membuat perbedaan dengan menerapkan praktik hemat
energi, seperti menggunakan bola lampu LED, mematikan peralatan saat tidak digunakan, dan
mengendarai mobil listrik atau hibrida. Selain itu, program pendidikan dan sosialisasi dapat
meningkatkan kesadaran tentang manfaat energi terbarukan dan dampak negatif dari bahan bakar
fosil. Hal ini dapat meningkatkan dukungan publik untuk kebijakan dan inisiatif bahan bakar
ramah lingkungan, mendorong transisi menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Meminimalkan penggunaan bahan bakar fosil sangat penting untuk memerangi perubahan iklim
dan melindungi lingkungan. Dengan mengurangi konsumsi energi, beralih ke sumber energi
terbarukan, menggunakan transportasi umum atau carpooling, mengurangi limbah, dan membuat
pilihan yang berkelanjutan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita semua dapat membuat
perbedaan. Mari bekerja sama untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi diri
kita sendiri dan generasi mendatang.

Anda mungkin juga menyukai