Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rahul Ghulam Hidayatulloh

Fakultas/Prodi : Fakultas Teknik, Departemen Teknik Nuklir dan Fisika, Prodi Teknik Fisika

Angkatan : 2023

Nim : 23/519760/TK/57266

Tantangan Dalam Transisi Energi : Transisi Energi Listrik Menggunakan PLTSa

(Pembangkit Listrik Tenaga Sampah)

Pemanasan global, perubahan iklim ekstrim, keterbatasan sumber daya alam, dan
kebutuhan energi yang meningkat merupakan masalah global yang mendesak dan membuat
seluruh dunia berfikir untuk mencari solusi dalam transisi energi. Transisi energi adalah sebuah
solusi pemindahan energi dari yang tak terbarukan menjadi energi yang terbarukan atau bisa juga
disebut kita akan berpindah dari yang menggunakan energi berbasis fosil ke sumber energi yang
lebih berkelanjutan atau bisa di perbarukan secara cepat dan alami. Sebagai contoh menghasilkan
energi listrik. Dunia saat ini, membangkitkan listrik dengan menggunakan energi berbasis batu
bara ataupun gas alam yang dimana persediaannya tersebut terbatas dan mampu hilang di
kemudian hari. Untuk mengatasi masalah ini, banyak negara dari seluruh dunia mulai melirik
potensi pembangkit listrik berbasis sampah sebagai solusi yang menarik dan dianggap mampu
menyelesaikan penggunaan energi listrik berbasis batu bara. Pembangkit listrik tenaga sampah
adalah teknologi yang memungkinkan kita untuk mengubah limbah yang tidak terpakai menjadi
energi listrik, sehingga secara bersamaan mengurangi jumlah sampah yang mencemari
lingkungan dan menyediakan sumber energi yang berkelanjutan. Namun, ada berbagai tantangan
yang harus dihadapi dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga sampah.

Tantangan pertama berkaitan dengan teknologi dan infrastruktur yang diperlukan untuk
produksi limbah menjadi energi. Proses konversi sampah menjadi energi memerlukan peralatan
canggih dan instalasi yang rumit. Proses ini melibatkan pemanasan hingga suhu tinggi, yang
memerlukan instalasi pemanas yang dirancang dengan baik dan pengaturan yang sesuai.
Investasi awal yang diperlukan untuk membangun infrastruktur jenis ini dapat menjadi tantangan
besar, terutama bagi pemerintah yang mungkin mempunyai prioritas anggaran lain. Oleh karena
itu penting untuk menemukan solusi yang efektif dan terjangkau untuk mengembangkan
teknologi ini.

Selain itu, terdapat juga tantangan lingkungan yang perlu diatasi. Meskipun industri
manufaktur meminimalkan jumlah limbah yang merusak lingkungan, sistem pemanas
menghasilkan banyak panas dan polusi udara. Mengelola faktor-faktor ini merupakan faktor
penting dalam pengembangan pabrik pembakaran sampah. Jika tidak dikelola dengan baik,
pabrik pembakaran sampah dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas udara dan
kesehatan manusia. Oleh karena itu, diperlukan teknologi dan sistem manajemen yang efektif
untuk mengurangi dampak lingkungan dari industri limbah menjadi energi.

Tantangan ketiga adalah pengelolaan sampah yang efektif. Proses produksi sampah
menjadi energi menghasilkan sampah padat yang dapat diolah dengan baik. Limbah tersebut
dapat berupa abu, logam berat dan bahan berbahaya lainnya. Penanganan limbah ini memerlukan
peraturan yang ketat dan fasilitas pengolahan yang aman. Pengelolaan sampah yang tidak tepat
dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air, yang dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia.

Tantangan berikutnya adalah publik dan politik. Pembangunan pabrik pembakaran


sampah seringkali mendapat tentangan dari masyarakat setempat. Beberapa orang mungkin
khawatir mengenai dampak lingkungan dan kesehatan yang mungkin ditimbulkan oleh instalasi
ini. Membangun dukungan masyarakat dan menjelaskan manfaat menghasilkan energi dari
sampah bisa menjadi tugas yang sulit. Selain itu, pembangunan infrastruktur ini juga mencakup
masalah kepemilikan tanah dan perizinan yang memerlukan dukungan pemerintah daerah.

Tantangan terakhir adalah krisis ekonomi. Meskipun pembangkit listrik tenaga sampah
dapat menghasilkan energi berkelanjutan, biaya tenaga kerja dan tenaga kerja masih tinggi.
Biaya pembangkitan listrik dari sumber-sumber ini seringkali lebih tinggi dibandingkan biaya
energi dari sumber seperti batu bara atau gas. Oleh karena itu, pengembangan industri limbah
menjadi energi memerlukan dukungan pemerintah, insentif pajak, dan model bisnis
berkelanjutan agar dapat bersaing di pasar energi.
Terakhir, pengembangan produksi listrik dari sampah merupakan solusi yang
menjanjikan untuk menjawab tantangan pemanasan global, permasalahan sampah, dan
kebutuhan energi yang terus meningkat. Namun banyak tantangan yang harus diatasi dalam
upaya ini, termasuk masalah teknologi dan infrastruktur, dampak lingkungan, pengelolaan
limbah, resistensi masyarakat, dan tantangan ekonomi. Dengan komitmen dan inovasi yang kuat
dalam pengembangan teknologi dan inisiatif dukungan, kita dapat mengatasi tantangan ini dan
mengelola potensi produksi energi limbah sebagai solusi penting untuk masa depan yang
berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai