Mengingat ekosistem karbon biru merupakan penyerap karbon yang efektif dan dapat
berperan besar dalam mencapai target perubahan iklim nasional dan global.
Ekosistem karbon bisa berperan efektif bagi masyarakat sebagai solusi adaptasi
alami dan mitigasi dampak perubahan iklim. Hal itu, seperti cuaca ekstrim dan
perlindungan pesisir terhadap bencana alam
Ekosistem karbon biru juga menyediakan lapangan kerja dan pendapatan bagi
ekonomi lokal, meningkatkan kualitas air, mendukung perikanan yang sehat.
Pengelolaan Karbon biru meningkatkan jasa lingkungan bagi masyarakat lokal.
Termasuk kedalam tujuan pembangunan berkelanjutan poin 14 yaitu untuk
“melindungi dan secara berkelanjutan memanfaatkan secara berkelanjutan
samudera, laut dan sumber daya perairan.
Tegakkan hutan basah pesisir menyimpan karbon biru dalam jumlah besar. Sebaliknya,
menggunduli lahan basah berarti melepas simpanan itu ke atmosfer.
Hal ini memberi dampak lanjutan pada nilai-nilai yang belum terukur dengan baik dalam
ekosistem ini, seperti kapasitas menyediakan habitat bagi spesies terancam di lahan
dan air, meningkatkan kualitas air, dan melindungi area pesisir, badai dan erosi
Ekosistem karbon biru yang baik menjadi penting agar berbagai negara dapat
melangkah maju dalam memenuhi komitmen kontribusi nasional perjanjian paris, yang
merupakan salah satu tujuan iklim.
Status Global Blue Carbon Sekarang, Hubungan dengan mekanisme pasar
karbon dan pengaruh terhadap realisasi penurunan emisi di Indonesia
Indonesia sangat bergantung kepada kawasan ekosistem pesisir yang berperan penting
bagi masyarakat Indonesia sebagai sumber ekonomi dari perikanan dan sekaligus
berperan dalam mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim.
kerusakan ekosistem pesisir tidak hanya dapat mengakibatkan bencana ekologis, tapi
juga menimbulkan dampak kerugian ekonomi yang masif.
Berdasarkan data REDD+ kerusakan ekosistem mangrove relatif lebih tinggi terutama
pulau Jawa terutama Pantura. upaya perlindungan dan restorasi di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil perlu dilakukan untuk menjamin fungsi optimal ekosistem pesisir..
Pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP UNFCCC) ke-22 di Maroko, karbon biru
digaungkan sebagai salah satu kontribusi bagi target pengurangan emisi karbon di
dunia. Secara global, sebanyak 151 negara memiliki karbon biru, tetapi hanya 50 yang
mengagendakannya untuk pengurangan emisi dalam komitmen NDC-nya.
Dari penelitian dari KKP sejak lima tahun terakhir padang lamun memiliki potensi
menyerap dan menyimpan karbon sekitar 4,88 ton/ha/tahun dan diperkirakan dapat
menyimpan 16,11 juta ton karbon/tahun.Sementara ekosistem mangrove, rata-rata
penyerapan dan penyimpanan karbon bisa mencapai 38,80 ton/ha/tahun dengan potensi
secara total dan sebanyak ekosistem mangrove adalah 122,22 juta ton/tahun.
Akan tetapi, potensi besar tersebut, diiringi fakta bahwa Indonesia telah kehilangan lebih
dari seperempat luas hutan bakau dalam tiga dekade terakhir dari 4,20 juta hektar pada
tahun 1982 menjadi 3,48 juta hektar pada tahun 2017
Thank You !!!