Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NURHASMIATI

NIM : P032212001
MANAJEMEN LINGKUNGAN 5
“PRINSIP SML PERTAMBANGAN”
Penambangan, eksplorasi, dan ekstraksi sumber daya tambang dilakukan di banyak wilayah
geografis yang berbeda, termasuk laut dan samudera. Kegiatan pertambangan seperti
ekstraksi sumber daya, cara ekstraksi akan membutuhkan manajemen lingkungan yang
berbeda. Tujuan dari manajemen pertambangan yaitu (1) meminimalkan konflik dengan
penggunaan lahan lainnya (2) menjaga nilai-nilai ekologis didaerah sekitarnya (3)
mengembalikan atau meningkatkan kemampuan penggunaan lahan di area yang terkena
dampak kegiatan (4) meningkatkan kesadaran lingkungan, pemahaman berbagai prinsip dan
teknologi dan kapasitas praktis untuk secara signifikan mengurangi tingkat dampak
lingkungan dari pertambangan. Manajemen lingkungan tambang meliputi :
(1) Perencanaan tambang untuk perlindungan lingkungan. Sejak awal direncanakan
pertambangan terbuka itu sudah dilakukan rencana mengenai dampak yang dihasilkan dan
akan merusak ke lingkungan sekitar. Perencanaan adalah kunci untuk mengidentifikasi
dampak lingkungan. Pertimbangan yang dilakukan yaitu kualitas udara, air, kebisingan dan
lain-lain.
(2) Amdal yaitu cara untuk memperkirakan dampak potensial dan mengidentifikasi cara
efisien untuk memitgasi dampak lingkungan.
(3) Konsultasi dan keterlibatan masyarakat. Pendekatan terhadap masyarakat guna untuk
mendapatkan dukungan lokal dengan cara mneyakinkan sub kelompok masyarakat bahwa
kepentingan mereka tidak diabaikan.
(4) Sistem manajemen lingkungan. Pendekatan terstruktur untuk mengelola aspek lingkungan
dari suatu proyek sehingga tidak ada yang terlewatkan.
(5) Manajemen resiko lingkungan. Membantu memastikan bahwa risiko lingkungan
terkandung pada tingkat yang dapat diterima dan relevan tertangani.
(6) Produksi lebih bersih. Bertujuan untuk memaksimailkan penggunaan sumber daya dan
efesiensi operasional tidak hanya selama produksi namun saat pembuatan, penggunaan dan
pembuangan akhir.
(7) Merencanakan program pelatihan kesadaran lingkungan tenaga kerja.
(8) Manajemen air. Kita harus memperhitungkan karakteristik fisik, kimia, dan iklim spesifik.
(9) Penahanan tailing. Tailing akan menyebabkan permasalahan terkontaminasi permukaan
darat dan air tanah, keamanan dan stabilitas bendungan yang dapat menyebabkan sejumlah
masalah dalam jangka pendek dan panjang jika tidak dirancang dengan baik.
(10) Efisiensi energi. Penghematan energi guna untuk peningkatan efisiensi dan mengurangi
emisi dari penggunaan energi. Seperti contoh di perusahaan pt vale/inco yang membuat plta 2
dari hasil tenaga listrik dari bendungan melebihi sehingga sebagian dijual ke pln untuk
mendapatkan keuntungan.
(11) Emisi atmosfer. Elemen kunci dalam mengelola polusi atmosfer adalah menggunakan
teknologi mengurangi emisi gas dan yang menghilangkan aliran limbah gas melalui daur
ulang.
(12) Kontrol debu. Upaya menekan debu di tambang yaitu dengan cara penyiraman dan
penyegelan permukaan atau penundaan peledakan dalam kondisi cuaca yang buruk.
(13) Kontrol kebisingan. Rencana pengelolaan harus disiapkan dengan berkonsultasi dengan
masyarakat setempat, termasuk langkah-langkah mengurangi emisi.
(14) Manajemen penyimpanan pembuangan bahan berbahaya. Pendekatan untuk
meminimalkan risiko dari zat berbahaya yaitu menyimpan bahan dengan benar, dan
menyusun inventaris semua bahan berbahaya, mengkarakteristik potensi lingkungan.
(15) Manajemen sianida. Pengelolaan manjemen sianida yaitu rencana pengelolaan,
dokumentasi yang jelas, pengembangan prosedur yang aman untuk penanganan sianida,
mendaur ulang residu sianida, pemantauan lingkungan kerja dan prosedur darurat sianida.
(16) Mengelola limbah tambang sulfida. Pengeloaan manajemen tambang sulfida yaitu
mengkarakteristik limbah, menggunakan analisis spesifikasi lokasi, menerapkan desain
tambang, merencanakan program identifikasi awal, perncanaan tambang dan strategi
penutupan dampak dari luar lokasi, dan memastikan efektivitas jangka panjang.
(17) Pemantauan dan kinerja lingkungan. Kegiatan dari program pemantauan yaitu
pemantauan debu, air, flora dan fauna, dampak masyarakat, pengumpulan dan analisis data.
(18) Audit lingkungan. Audit lingkungan akan membantu uji tuntas jika terjadi konfrontasi
dengan pemangku kepentingan atau penuntutan. Audit lingkungan mencakup identifikasi dan
manajemen resiko, probablitas tidak kepatuhan, akses yang lebih disukai kelembaga, premi
asuransi yang lebih rendah, dan meningkatkan citra publik.
(19) Tempat terkontaminasi. Kontaminasi risiko dalam penambangan karena bahan yang
terlibat yaitu batuan minerilisasi, tailing, bahan kimia proses, pelumnas, bahan bakar padat
dan cair.
(20) Desain bentuk lahan rehabilitas. Pendekatan ini untuk penempatan bahan berbahaya
yang terkontaminasi seperti batu dengan potensi pembentukan asam untuk mengurangi risiko
jangka panjang. Bahayanya penambangan tradisional karena tidak memiliki tanggung jawab
yang berisiko dan tidak ada surat izin seperti tambang emas yang masih menggunakan
merkuri, dan menggunakan lahan dengan tidak baik.
(21) Rehabilitas dan revegetasi. Rehabilitasi sangat penting guna untuk mencapai
pembangunan yang berkelanjutan secara ekologis.
(22) Penonaktifan tambang. Penonaktifan tambang adalah proses menghentikan operasi area
tersebut dibiarkan dalam kondisi aman dan stabil. Penghentian tambang sebagai manfaat atau
warisan bagi generasi mendatang. Tujuan dari penonaktifan tambang yaitu mencegah dan
meminimalkan dampak lingkungan jangka panjang yang merugikan dan menciptakan tujuang
penggunaan lahan yang menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai