Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

CCS-TEC : PEMANFAATAN CARBON CAPTURE AND STORAGE


TECHNOLOGY SEBAGAI UPAYA PENGURANGAN GAS RUMAH KACA
DI WILAYAH PLTU
BAB 1. PENDAHULUAN
Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya jumlah emisi gas rumah
kaca (GRK) di atmosfer, fenomena ini penting karena telah berdampak pada
perubahan iklim atau Climate Change. Perubahan iklim dapat meningkatkan risiko
terjadinya cuaca ekstrim dan bencana alam yang terjadi di berbagai daerah di dunia.
Aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama
dengan masifnya penggunaan bahan bakar fosil (seperti batu bara, minyak bumi,
dan gas alam) yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Penumpukan emisi gas
terjadi karena bahan bakar fosil yang diambil secara berlebihan dibakar dan
dikonversi secara cepat menjadi emisi gas (CO2) yang terlepas ke atmosfer oleh
aktivitas transportasi, tungku industri dan rumah tangga, serta pembangkit Listrik
tenaga uap. Hal ini berbanding terbalik dengan Komitmen Indonesia terhadap
SDGs (Sustainable Development Goals) pada poin ke-13 (tiga belas) yaitu
mengenai “Penanganan Perubahan Iklim” dengan demikian, seluruh aspek dalam
kehidupan sehari-hari manusia disarankan agar menggunakan energi bersih dan
terbarukan dengan harapan mampu mencegah perubahan iklim dunia melalui
transformasi menuju net zero emission. Net zero emission merupakan sebuah
keadaan dimana jumlah emisi karbon yang dilepas ke atmosfer tidak melebihi
jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi. Komitmen Indonesia terhadap SDGs
13 tidak hanya merupakan tanggung jawab moral, tetapi juga merupakan investasi
untuk masa depan yang berkelanjutan dan stabil bagi generasi mendatang.
Pengelolaan sektor energi nasional dewasa ini dihadapkan pada dua agenda
penting, yaitu pemenuhan kebutuhan energi dan pemeliharaan lingkungan hidup.
Penurunan kualitas lingkungan hidup yang terlihat dari berbagai indikator,
khususnya kondisi udara, berkaitan langsung dengan penggunaan energi, yang
dalam hal ini pemanfaatan fossil fuel untuk aktifitas penyediaan listrik saat ini.
Bencana alam yang kerap terjadi merupakan dampak dari pemanasan global dan
perubahan iklim (global warming). Ratifikasi United Nation Framework
Convention on Climate Change (UNFCCC) dan Protokol Kyoto oleh Pemerintah
Indonesia melalui Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1994 dan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2004 telah membuka peluang bagi Indonesia untuk dapat
berpartisipasi menurunkan tingkat emisi greenhouse gases terutama karbon
dioksida (CO2). Hal ini juga sejalan dengan hasil dalam Konferensi Tingkat Tinggi
Perubahan Iklim Dunia Paris (UNFCC COP21) dimana Indonesia telah
berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) pada 2030 sebesar
29% atas upaya sendiri, dan hingga 41% dengan bantuan dan kerjasama
internasional demi menjaga kenaikan suhu rata-rata bumi dibawah 2%.
Dilansir dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
Indonesia memiliki 253 PLTU. Wilayah dengan PLTU terbanyak adalah
Kalimantan sebanyak 26 unit, yang diikuti oleh Banten dan Jawa Timur yang
masing-masing memiliki 22 unit PLTU. Setiap PLTU berkapasitas 1 GW
menghasilkan 5 juta ton emisi CO2, hal ini yang menjadi tugas besar bagi Indonesia
untuk dapat mewujudkan net zero emission. Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) terus berkomitmen untuk menekan emisi gas rumah kaca yang
dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Komitmen ini merupakan
bagian dari strategi pemerintah dalam mengurangi dampak perubahan iklim dengan
mengelola sektor energi secara bertanggung jawab. Upaya ini didukung oleh
berbagai kebijakan dan program yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
operasional PLTU, mempromosikan penggunaan energi bersih dan terbarukan,
serta mengembangkan dan menerapkan teknologi yang dapat mengurangi emisi
CO2. Dalam konteks ini, Kementerian ESDM aktif melakukan kolaborasi dengan
berbagai pihak, termasuk sektor industri, lembaga riset, dan pemerintah daerah,
demi mempercepat pengembangan dan implementasi solusi-solusi yang
mendukung pengurangan emisi dari PLTU. Melalui langkah-langkah ini,
Kementerian ESDM bertujuan untuk memainkan peran penting dalam upaya global
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim,
sambil tetap memastikan ketersediaan energi yang memadai untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Diluar perdebatan yang mengelilingi pembicaraan tentang perubahan iklim,
satu hal yang dapat dipastikan adalah penanggulangan perubahan iklim merupakan
isu serius yang harus diselesaikan secara bersama-sama. Dalam menghadapi
tantangan ini, Carbon Capture and Storage Technology (CCS-TEC) hadir sebagai
salah satu solusi yang menjanjikan. CCS-TEC adalah teknologi yang
menggabungkan proses penangkapan karbon dengan penyimpanan CO2 dihasilkan
dari suatu proses dalam skala besar, kemudian diangkut menuju lokasi
penyimpanan yang dapat terletak di dalam tanah, dalam laut, di mineral karbonat
atau digunakan pada proses industrial dengan tujuan mengurangi jumlah emisi CO2
yang dilepaskan ke atmosfer dari pembangkit listrik dan industri lainnya. Dengan
memanfaatkan CCS-TEC, PLTU dapat tetap beroperasi secara signifikan
mengurangi jejak karbon mereka, memberikan kontribusi yang pasti dalam upaya
global untuk mengatasi perubahan iklim.
Konsep Carbon Capture and Storage Technology (CCS-TEC) terinspirasi
dari siklus alam yang melibatkan penyerapan dan penyimpanan karbon dioksida
(CO2). Di alam, proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau memungkinkan
penyerapan CO2 dari udara dan mengubahnya menjadi biomassa yang dapat
disimpan dalam tanaman dan akarnya. Di lautan, plankton dan organisme laut
lainnya juga berperan dalam menyerap CO2 dari air laut melalui proses biologis.
Karbon yang diserap oleh tumbuhan dan organisme laut dapat disimpan dalam
jangka waktu yang panjang dalam bentuk biomassa atau endapan organik, yang
kemudian menjadi bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi. Selain itu,
karbon juga dapat disimpan dalam batuan karbonat seperti batu kapur, membentuk
cangkang fosil dan struktur geologi lainnya. Konsep dasar CCS-TEC
mencerminkan siklus alam dengan menangkap CO2 dari sumber emisinya,
mengubahnya menjadi bentuk yang aman untuk dilakukan penyimpanan, dan
menyimpannya di lokasi geologis yang cocok. Meskipun implementasinya
melibatkan teknologi manusia seperti penangkapan CO2 secara industri dan
penyimpanan di bawah tanah atau di bawah laut, prinsip dasarnya terinspirasi dari
proses alam ini.

Gambar 1. Skema dari lingkup Proyek.


Dalam konteks ini, penting bagi Indonesia untuk terus menciptkan teknologi
dan kebijakan yang mendukung energi bersih dan terbarukan. Dalam mewujudkan
hal itu, maka perlu untuk berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, termasuk
sektor industri, lembaga riset, engineering, dan pemerintah, dalam upaya
menghadapi tantangan perubahan iklim secara komprehensif. Dengan
memanfaatkan CCS-TEC, Indonesia dapat terus mengembangkan infrastruktur
energi bersih dan terbarukan sambil secara bertahap mengurangi ketergantungan
pada bahan bakar fosil. Langkah ini tidak hanya akan membantu dalam mengurangi
jejak karbon negara kita, tetapi juga akan memperkuat posisi kita dalam
menghadapi tantangan global perubahan iklim. Dengan komitmen dan kerjasama
yang tepat, CCS-TEC dapat menjadi bagian integral dari upaya kita untuk mencapai
net zero emission dan mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan
bagi Indonesia dan seluruh dunia.
Meskipun CCS-TEC menjanjikan sebagai solusi untuk mengurangi emisi
CO2 dari industri dan pembangkit listrik, implementasinya di Indonesia tidaklah
tanpa tantangan. Salah satu hambatan utama adalah biaya yang terlibat dalam
pengembangan dan operasionalisasi teknologi ini. Proses penangkapan dan
penyimpanan CO2 membutuhkan investasi yang signifikan, baik dalam
infrastruktur maupun dalam pengembangan teknologi yang sesuai dengan kondisi
geologis Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan insentif dan
dukungan yang cukup untuk mendorong investasi swasta dalam proyek-proyek
CCS-TEC. Selain itu, penentuan lokasi penyimpanan CO2 juga menjadi isu sensitif.
Kriteria geologis dan lingkungan harus dipertimbangkan secara matang untuk
memastikan keamanan jangka panjang dari penyimpanan CO2. Perlu dilakukan
penelitian yang komprehensif dan evaluasi risiko yang cermat sebelum
memutuskan lokasi penyimpanan, serta keterlibatan masyarakat lokal dalam proses
pengambilan keputusan. Untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dari
proyek CCS-TEC, perlu adanya mekanisme yang kuat untuk pemantauan,
pelaporan, dan verifikasi (MRV) emisi karbon yang disimpan. Ini memungkinkan
untuk menilai kinerja proyek secara objektif, mengidentifikasi area-area di mana
perbaikan diperlukan serta memastikan kepatuhan terhadap standar dan regulasi
yang berlaku. Selain itu, penelitian lanjutan dan evaluasi terus-menerus tentang
efektivitas CCS-TEC diperlukan untuk memahami dampaknya secara menyeluruh,
termasuk dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Ini membantu memperbaiki
desain dan implementasi proyek di masa depan, serta memperluas pengetahuan
tentang teknologi ini untuk meningkatkan skala dan cakupannya.
Namun, meskipun menghadapi berbagai tantangan, potensi CCS-TEC di
Indonesia sangatlah besar. Sebagai negara dengan sektor industri yang berkembang
pesat dan masih bergantung pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil,
penerapan CCS-TEC dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi
emisi CO2 secara keseluruhan. Selain itu, Indonesia memiliki sumber daya alam
yang melimpah, termasuk lahan kosong yang potensial untuk dijadikan sebagai
lokasi penyimpanan CO2. Dengan langkah-langkah yang tepat, seperti
pembentukan kebijakan yang mendukung, investasi dalam riset dan pengembangan
teknologi, serta kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil, CCS-
TEC dapat menjadi salah satu instrumen penting dalam upaya Indonesia untuk
mengatasi perubahan iklim. Selain memberikan manfaat jangka pendek dalam
mengurangi emisi CO2, pengembangan CCS-TEC juga dapat memberikan
kesempatan untuk meningkatkan kapasitas teknologi dan inovasi dalam negeri,
serta membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam kesimpulannya, penanggulangan perubahan iklim memerlukan
kolaborasi global dan inovasi teknologi yang canggih. CCS-TEC hadir sebagai
salah satu solusi yang menjanjikan, terutama dalam konteks Indonesia yang
memiliki tantangan namun juga potensi besar dalam mengurangi emisi CO2.
Dengan komitmen yang kuat dan kerjasama lintas sektor, CCS-TEC dapat menjadi
alat yang efektif dalam mencapai tujuan net zero emission dan memastikan masa
depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Melangkah
maju dalam menghadapi perubahan iklim bukanlah tugas yang mudah. Namun,
dengan komitmen yang kuat dan kerjasama yang erat antara semua pemangku
kepentingan, kita dapat mengatasi tantangan ini.
BAB 2. GAGASAN
Indonesia mempertegas komitmennya untuk mencapai net zero emission
untuk mengurangi pemanasan global yang mengakibatkan Climate Change. Untuk
mencapai target penurunan emisi gas ini, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (LHK) Alue Dohong mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia
menyadari bahwa dukungan dari seluruh pemangku kepentingan sangatlah
dibutuhkan, terutama dari pihak swasta, termasuk BUMN. Penting untuk bekerja
sama dengan pemangku kepentingan yang lebih luas dan mendapatkan dukungan
keahlian serta bantuan teknis dari masyarakat internasional (Wamen Alue).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan
Indonesia telah menetapkan penurunan emisi gas sebesar 314 juta CO2 dengan
upaya sendiri dan 466 juta ton CO2 dengan bantuan internasional. Pada tahun 2020,
total emisi energi Indonesia telah mencapai 586,8 juta ton CO2 sehingga perlu
adanya implementasi dan strategi menuju net zero emissions yang diharapkan dapat
menekan emisi sektor energi menjadi kurang dari 401 juta ton CO2 pada tahun
2060 mendatang. Apabila Indonesia tidak melakukan mitigasi apapun atau business
as usual, maka emisi sektor energi diperkirakan mencapai 2.039 juta ton CO2.
Sektor PLTU paling banyak menghasilkan emisi gas CO2, Penelitian
Istiyanie (2011), menjelaskan emisi gas CO2 dari PLTU Batubara mengandung gas
CO2 sebesar 10-20%, sedangkan gas CO2 di alam sebesar 0,036%. Kelemahan
penggunaan batubara sebagai bahan baku dalam industri PLTU adalah batubara
tidak ramah lingkungan, karena memiliki komposisi yang terdiri dari kandungan C,
H, O, N, S, dan partikulat. Penelitian Istiyanie (2011) menjelaskan Kandungan C
pada batubara dapat menghasilkan gas CO2 yang paling banyak dari bahan bakar
fosil lainnya. Oleh sebab itu penting menanggulangi emisi gas CO2 yang dihasilkan
oleh PLTU di seluruh Indonesia.
Dari latar belakang tersebut, dengan bangga kami membawakan Inovasi
berbasis teknologi dengan memanfaatkakan Carbon Capture and Storage
Technology sebagai upaya pengurangan gas rumah kaca di wilayah PLTU. Carbon
capture storage, yang mana sering disebut sebagai carbon capture and
sequestration mampu mencegah CO2 dalam jumlah banyak terlepas ke atmosfer.
Teknologi ini dibagi menjadi tiga tahapan yakni Pemisahan dan Penangkapan CO2,
Pengangkutan CO2, Penyimpanan CO2. Pertama, Teknologi ini mencakup
penangkapan CO2 yang diproduksi oleh PLTU, Kedua, lalu CO2 yang telah
ditangkap akan diangkut melalui pipa saluran ke tempat penyimpanan yang disebut
dengan proses transportasi. Ketiga, CO2 yang ditangkap kemudian disimpan secara
aman, salah satu metode penyimpanan adalah dengan memasukkannya ke dalam
lapisan batuan di bawah permukaan bumi yang tidak aktif, di mana CO2 akan
terperangkap dan tidak terlepas ke atmosfer.
Dalam proses penangkapan CO2 akan dihilangkan, atau dipisahkan yang
diambil dari PLTU kemudian terdapat tiga jenis capture, yaitu pasca pembakaran,
pra pembakaran II-2 dan pembakaran oxyfuel. Cara ini disebut CO2 capture dan
dapat menangkap 90% dari emisi CO2 kemudian dikompresi dan diangkut ke
sebuah tempat penyimpanan yang sesuai. Transportasi ini umumnya dilakukan di
pipa penyimpanan yang jauh di bawah lapisan bebatuan tanah. Tempat
penyimpanan harus memenuhi syarat formasi geologi yang menjamin penyimpanan
yang aman dan permanen. Penyimpanan dapat mengambil tempat di bekas ladang
minyak & gas jauh di dalam lapisan bebatuan tanah. CCS melibatkan penangkapan
CO2 dari emisi industri (bahan bakar fosil pembangkit listrik) untuk menghasilkan
aliran CO2 yang relatif murni melalui berbagai teknik.

Gambar 1. Desain Pengaplikasian Alat.


Secara umum, inovasi “Pemanfaatan Carbon Capture and Storage
Technology sebagai solusi pengurangan gas rumah kaca di wilayah PLTU” terbagi
menjadi beberapa tahapan yaitu input, proses dan juga output yang memiliki fungsi
dan perang masing-masing. Tahapan input berfungsi untuk proses penangkapan dan
penyaringan gas emisi, sedangkan tahapan proses berperan sebagai proses
penyimpanan gas emisi yang sudah melewati proses penyaringan, proses konversi
reaksi kimia menjadi energi listrik serta proses transformasi muatan listrik untuk
dialirkan pada tahapan ouput untuk di jadikan Listrik yang nantinya digunakan
dalam keseharian.

Gambar 2. Tahapan Input, Proses, dan Output pada alur kerja.


Cara kerja inovasi yang kami tawarkan yaitu bermula pada tahapan input
yang terdiri dari komponen Inlet, Fan dan Filter. Proses input (penangkapan gas)
diawali dengan adanya gas emisi yang masuk pada bagian inlet dengan bantuan fan.
Teknologi ini diletakan di sekitar daerah PLTU yang menghasilkan gas emisi yang
tinggi lalu Gas emisi tersebut kemudian dialirkan melalui komponen filter untuk
mendapatkan gas emisi yang terbebas dari debu dan zat pengotor lain (basa) yang
berpotensi mengganggu proses selanjutnya. Pada tahapan proses, gas emisi (asam)
yang telah melalui proses filtrasi disimpan pada komponen storage berupa tank.
Kemudian gas tersebut akan dikonversikan menjadi energi listrik dengan
menggunakan metode elektrokimia yang memanfaatkan dua elektroda berupa
lempengan tembaga sebagai anoda dengan elektrolit berupa larutan CuSO4 serta
lempengan seng sebagai katoda dan larutan H2O sebagai elektrolit.
Proses konversi diawali dengan menginjeksikan gas emisi pada elektrolit
katode yang berupa larutan H2O sehingga menimbulkan penyebaran Gas emisi.
Setelah kandungan asam pada gas emisi menyebar, terjadi proses reaksi kimia
antara senyawa H2O dengan CO2 (atau senyawa asam lain yang terkandung pada
gas emisi) sehingga menghasilkan senyawa H2CO3 (asam karbonat). Semakin
tinggi tingkat keasaman suatu larutan, maka semakin meningkat pula jumlah
proton. Hal ini tentunya membuat proton pada katode dan elektron pada anode
menjadi saling tarik-menarik, sehingga menghasilkan suatu energi listrik yang
nantinya akan dialirkan pada komponen trafo. Penggunaan trafo bertujuan untuk
mentransformasikan dan menguatkan sinyal tegangan listrik hasil proses
elektrokimia agar sesuai dengan standar dan layak untuk digunakan.

Gambar 3. Sumber Gas Emisi di PLTU

Gambar 4. Proses penyaluran dan penyimpanan Gas Emisi CO2


Gambar 5. Cara Kerja Sistem Konversi menjadi listrik

Penerapan inovasi teknologi ini tidak hanya mengurangi emisi


terutama CO2 tetapi juga berpotensi untuk memisahkan pertumbuhan
ekonomi dari CO2. Pemerintah Indonesia perlu mempertimbangakan adanya
peraturan serta aspek hukum mengenai pengoperasian dan pengelolaan
proyek CCS dalam jangka panjang sehingga dapat memberikan kepastian
hukum bagi setiap aktor-aktor yang berkegiatan di dalamnya. Di sisi lain,
Indonesia berada dalam posisi yang baik untuk berperan aktif dalam
penerapan teknologi yang serupa CCS dengan potensi penangkapan sumber
CO2 dan kapasitas penyimpanan CO2. Industri gas alam Indonesia
menawarkan potensi CCS sebagai alat untuk mengurangi emisi CO2
khususnya emisi yang berasal dari sektor minyak bumi dan gas alam, listrik
dan industri.

Kami telah merancang inovasi ini dengan memanfaatkan CO2


sebagai sumber daya yang berguna. Sistem baru ini memiliki keunggulan
yang khas yaitu sistem yang diusulkan memiliki keuntungan besar yang
belum pernah terjadi sebelumnya yaitu tidak meregenerasi CO2 saat mendaur
ulang logam melalui proses pengisian. Oleh karena itu, inovasi ini benar-
benar memenuhi tujuan teknologi CCS yang sebenarnya, karena CO2 secara
efisien selama proses berlangsung. Sistem baru ini berpotensi berfungsi
sebagai teknologi pemanfaatan CO2 baru serta menjadi batu loncatan untuk
pemanfaatan energi terbarukan di masa depan.

Manfaat inovasi teknologi seperti ini untuk pembangunan


berkelanjutan di antaranya dapat menciptakan lapangan pekerjaan,
memperpanjang umur infrastruktur yang ada, berkurangnya biaya
operasional, penyediaan listrik dan memberikan pengetahuan untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi. Keberhasilan teknologi
seperti ini merupakan langkah awal dalam mengurangi emisi CO2 di
Indonesia (ESDM, 2021). CCS dapat berkontribusi pada keamanan energi
yang lebih luas dengan tujuan lingkungan, sosial dan ekonomi (Asian
Development Bank, 2019).

Inovasi ini dapat memberikan beberapa manfaat. Pertama,


Memungkinkan keragaman energi yang lebih besar, termasuk penggunaan
energi baru terbarukan dan lebih bersih untuk memenuhi kebutuhan energi
masyarakat. Hal ini didorong oleh sejumlah faktor, termasuk kesadaran akan
dampak negatif dari penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan, seperti
pemanasan global, polusi udara, dan ketergantungan pada pasokan energi
yang tidak stabil. Kedua, Mempertahankan kesempatan kerja dan investasi
jangka panjang di industri padat energi. Salah satu pendekatan yang dapat
diambil adalah mengalihkan industri padat energi ke arah yang lebih
berkelanjutan, seperti meningkatkan efisiensi operasional, memperkenalkan
teknologi bersih, dan mengeksplorasi sumber energi terbarukan yang dapat
mengurangi dampak lingkungan dan emisi karbon. Dengan
mempertimbangkan faktor-faktor ini dan mengambil langkah-langkah yang
tepat, kita dapat mempertahankan kesempatan kerja dan investasi jangka
panjang di industri padat energi sambil juga memajukan peralihan menuju
ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini memungkinkan
kita untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan mengambil manfaat
dari peluang-peluang baru yang ditawarkan oleh revolusi energi hijau.
Ketiga, Melindungi nilai investasi substansial dalam energi dan infrastruktur
industri lainnya yang telah dibuat. Investasi substansial dalam energi dan
infrastruktur industri lainnya menjadi dasar bagi kestabilan ekonomi suatu
negara atau wilayah. Gangguan atau kerugian besar dalam nilai investasi ini
dapat memiliki dampak serius terhadap pertumbuhan ekonomi, lapangan
kerja, dan kesejahteraan masyarakat. Keempat, Memperluas pilihan
teknologi untuk pembangkit listrik. Memperluas pilihan teknologi untuk
pembangkit listrik adalah strategi yang penting dalam menghadapi tantangan
energi dan lingkungan saat ini. Hal ini melibatkan diversifikasi sumber daya
energi yang digunakan untuk pembangkit listrik serta mendorong
penggunaan teknologi yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan. Kelima,
Memungkinkan investasi dalam sumber dan energi alternatif. Pemungkinkan
investasi dalam sumber dan energi alternatif" merujuk pada konsep bahwa
pengembangan teknologi CCS-TEC atau teknologi lainnya untuk
mengurangi emisi karbon akan membuka peluang untuk mengalokasikan
investasi dalam sumber daya dan energi yang lebih ramah lingkungan.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak negatif dari
penggunaan bahan bakar fosil, terdapat dorongan untuk beralih ke sumber
energi yang bersih dan terbarukan.
Inovasi Carbon Capture and Storage (CCS) melibatkan berbagai
pihak dalam pelaksanaan implementasinya. Pihak-pihak yang bersangkutan
dalam perwujudan implementasi ini yaitu,
Presiden dan Wakil
Presidenan Wakil
Pemberi Perintah Pusat
Presiden

Kementerian.ESDMP Kementerian.Perhubungan
residenan Wakil Presidenan Wakil
Penasihat 1 Penasihat 2
Presiden Presiden

Gurbenur.Disetiap.Provinsi
Presidenan Wakil
Pelindung
Presiden

Bupatienan
Wakil Presiden
Penanggung Jawab

Stakeholder Lembaga.Penelitian.Lainnya Legal.Officer


Presidenan Wakil Presiden Wakil Presiden
Pemberi Pengembangan Ide Menangani.dokumen,
Wakil
Modal perizinan, dan
Presiden
masalah hukum

Kontraktor Perusahaan

PT Xurya Daya PT PJB PT Volta Indonesia


Indonesia Semesta

Brand
Aambassadoril
Presiden
Mempromosikan
Teknologi melalui
sosial media

Masyarakat

Menikmati listrik
yang dihasilkan dari
teknologi
BAB 3. KESIMPULAN

Masifnya penggunaan energi tidak terbarukan yang menjadi pemicu


meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) memerlukan terobosan baru di
bidang teknologi demi menjawab tantangan SDGs pada Point 13. Dengan kata lain
Pemanfaatan Carbon Capture dan Storage Technology sebagai upaya pengurangan
gas rumah kaca di wilayah PLTU dapat menjawab dua permasalahan yaitu
Pemenuhan kebutuhan energi dan pemeliharaan lingkungan hidup dampak dari
perubahan iklim yang kian mengancam kualitas hidup masyarakat saat ini. Maka
penanggulangan perubahan iklim yang ekstrem memerlukan kolaborasi global dan
inovasi teknologi yang canggih. Carbon Capture and Storage Technology (CCS-
TEC) hadir sebagai salah satu solusi yang menjanjikan dan menjadi potensi besar
dalam mengurangi emisi CO2. Dengan komitmen yang kuat dan kerjasama lintas
sektor, CCS-TEC dapat menjadi langkah awal implementasi dan strategi yang
efektif dalam mencapai tujuan net zero emission dan memastikan masa depan yang
lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Singkatnya masalah batu
bara dalam industri PLTU menjadi bahan penghasil gas CO2 yang paling banyak
dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya yang menyumbangkan
karbondioksida terlepas ke atmosfer. CCS-TEC adalah teknologi yang
menggabungkan proses penangkapan karbon dengan penyimpanan CO2 dihasilkan
dari suatu proses dalam skala besar melalui 3 tahapan yaitu tahap Input, tahap
Proses dan tahap Output untuk mengkonversi emisi gas menjadi energi listrik
menggunakan metode elektrokimia. Rancangan inovasi dengan memanfaatkan C02
dan tidak melepaskan nya ke atmosfer merupakan langkah pasti mengurangi emisi
pemanasan global saat ini dengan teknologi berkontribusi pada keamanan energi
yang lebih luas dengan tujuan lingkungan, sosial dan ekonomi demi mewujudkan
peningkatan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap I Gusti Ayu Bhanumoti Devi Dasi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 202110122107
5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 13 April 2003
6 Alamat Email irine.suho@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081959032181
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Delegasi Sekretaris Inti Delegasi Tahun 2022,
Universitas
Warmadewa
2 Visit Court Ketua Panitia Visit Tahun 2023,
Court Universitas
Warmadewa
3 GenBI Anggota Divisi KWU Tahun 2023,
Universitas
Warmadewa
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 PILMAPRES Fakultas Tingkat Nasional 2023
Hukum Universitas
Warmadewa
2 Warmadewa Award Universitas Warmadewa 2023
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GFT.
Denpasar, 20 Februari 2024
Ketua Tim

I Gusti Ayu Bhanumoti Devi Dasi


Lampiran Anggota I
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ni Putu Amritadewi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 202110121020
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bekasi, 13 Maret 2003
6 Alamat Email amritadewi03@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 087758390206
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Warmadewa Moot Bendahara Umum Tahun 2023,
Court Community Universitas
(WMCC) Warmadewa
2 Musyawarah Tahunan Ketua Panitia Tahun 2022,
Anggota VI WMCC Universitas
Warmadewa
3 Benchmarking Koordinator Acara Tahun 2023,
WMCC x UMCC Universitas
Warmadewa
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 1 Lomba Debat Jawa Pos Radar Bali 2023
Mahasiswa
2 Awardee Warmadewa Universitas Warmadewa 2023
Awards
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GFT.
Denpasar, 20 Februari 2024
Anggota Tim

Ni Putu Amritadewi
Lampiran Anggota II
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ni Komang Wulan Prayatni Kana
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 202110121151
5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 3 Januari 2003
6 Alamat Email wulanprayatni@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082225349055
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Musyawarah Anggota Sie Konsumsi Tahun 2021,
Mahasiswa Fakultas Universitas
Hukum Universitas Warmadewa
Warmadewa
2 Pelatihan Peradilan Mentor Tahun 2023,
Semu Warmadewa Universitas
Moot Court Warmadewa
Community
3 Breakout Session Moderator Tahun 2023,
Indonesia Justice
Confrence
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 1 Lomba Karya Tulis Fakultas Hukum Universitas 2022
Ilmiah Hukum Warmadewa
2 Juara 1 Lomba Esai Fakultas Hukum Universitas 2023
Warmadewa
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GFT.
Denpasar, 20 Februari 2024
Anggota Tim

Ni Komang Wulan Prayatni Kana


Lampiran Anggota III
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap I Ketut Adhi Muliawan
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 202110121157
5 Tempat dan Tanggal Lahir Puntari Makmur, 18 September 2002
6 Alamat Email muliawanadhy@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 083114585485
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Warmadewa Moot Anggota Dan Tahun 2023,
Court Community Fungsionaris Universitas
Warmadewa
2 DPK GMNI Anggota Tahun 2023,
Warmadewa Universitas
Warmadewa
3 WMCC Panitia Visit Court Tahun 2023,
Warmadewa Moot Universitas
Court Community Warmadewa
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 1 Lomba Debat Jawa Pos Radar Bali 2023
2 Juara 2 Lomba Orasi Fakultas Hukum Universitas 2022
Hukum Udayana
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GFT.
Denpasar, 20 Februari 2024
Anggota Tim

I Ketut Adhi Muliawan


Lampiran Anggota IV
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ni Kadek Lilik Septiani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 202310121334
5 Tempat dan Tanggal Lahir Mengwi, Badung, 30 September 2004
6 Alamat Email lilikseptiani30@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081944071374
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Badan Kekeluargaan Panitia Penggalian Dana Tahun 2023,
Fakultas Hukum Universitas
(BKFH) Warmadewa
2 -
3 -
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 -
2 -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GFT.
Denpasar, 20 Februari 2024
Anggota Tim

Ni Kadek Lilik Septiani


Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ni Made Puspasutari Ujianti, SH., MH
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIP/NIDN 19770220 200501 2 001/0020027703
5 Tempat dan Tanggal Lahir Negara, 20 Pebruari 1977
6 Alamat Email puspa.niwapong.@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081339039775
B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus
1 SD - SDN 29 Dauh Puri 1989
Denpasar
2 SMP - SMPN 5 Denpasar 1992
3 SMA Biologi SMAN 7 Denpasar 1994
4 S1 Hukum Perdata Universitas 1999
Warmadewa
5 S2 Hukum Bisnis Universitas 2012
Udayana
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT (dalam 5 tahun terakhir)
Pendidikan/Pengajaran

No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS


1 Pendidikan Kewarganegaraan Wajib 2
2 Pendidikan Pancasila Wajib 2
3 Hukum Perdata Wajib 2
4 Hukum Dagang Wajib 3
5 Hukum Investasi Wajib 2
6 Hukum Ekonomi Wajib 2
7 Hukum Perlindungan Konsumen Wajib 2
8 Hukum Perbankan Wajib 2
9 Aspek Hukum Bisnis Wajib 2
Penelitian

No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun


1 Kelayakan Usaha Pertamini Hibah Institusi 2019
Dalam Perspektif UU No. 22
Tahun 2001 Tentang Minyak
Bumi Dan Gas
2 Optimalisasi Peranan Pemerintah Hibah Institusi 2020
Kota Denpasar Dalam
Pengawasan Penjualan Bahan
Bakar Minyak (BBM) Eceran
Pertamini
3 Implikasi Hukum Terhadap Hibah Institusi 2020
Penanaman Modal Sektor
Pariwisata Di Bali Pada Masa
Pandemi Covid-19 Dan Era New
Normal
4 Perlindungan Hukum Bagi Hibah Institusi 2020
Pekerja Minimarket Yang Terkena
Pemutusan Hubungan Kerja (Phk)
Secara Sepihak Akibat Dampak
Pandemi Covid-19 Di Provinsi
Bali
5 Keabsahan Penggunaan Logo Hibah Institusi 2021
Pertamini Di Denpasar Dalam
Persfektif Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Merek Dan Indikasi Geografis
Pengabdian Kepada Masyarakat

No Judul Pengabdian Kepada Penyandang Dana Tahun


Masyarakat
1 Penyuratan Awig-awig di Desa Hibah Institusi 2019
Blatungan, Kecamatan Pupuan,
Kabupaten Tabanan
2 Eksistensi Lembaga Perkreditan Hibah Institusi 2019
Desa (LPD) Desa Sangeh
Dalam Mendukung Perekonomian
Masyarakat Desa
3 Penyuratan Awig-awig, di Desa Hibah Institusi 2020
Abuan, Kecamatan Susut,
Kabupaten Bangli
4 Pemberdayaan pengurus desa adat Hibah Institusi 2020
kabupaten jembrana sebagai
paralegal dalam rangka Mencegah
kekerasan terhadap Anak dan
perempuan (Dalam perspektif
industri kepariwisataan)
5 Sanksi Pidana Bagi Hibah Institusi 2020
Penyalahgunaan Narkotika, di
Desa Abuan,
Kecamatan Susut, Kabupaten
Bangli.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GFT.
Denpasar, 20 Februari 2024
Dosen Pendamping

Ni Made Puspasutari Ujianti, SH., MH


Lampiran 3. Susunan Tim Pengusul dan Pembagian Tugas

No Nama Posisi Penulis Bidang Ilmu Kontribusi


1 I Gusti Ayu Bhanumoti Ketua Tim Ilmu Hukum Membuat
Devi Dasi pendahuluan,
mencari
gagasan dan
membuat
daftar pustaka
2 Ni Putu Amritadewi Anggota I Ilmu Hukum Mencari
gagasan dan
membuat
kesimpulan
3 Ni Komang Wulan Anggota II Ilmu Hukum Membuat
Prayatni Kana pendahuluan,
mencari
gagasan dan
membuat
daftar pustaka
4 I Ketut Adhi Muliawan Anggota III Ilmu Hukum Mencari
gagasan dan
membuat
kesimpulan
5 Ni Kadek Lilik Septiani Anggota IV Ilmu Hukum Membuat
lampiran
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim Pengusul
SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PENGUSUL

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama Ketua Tim : I Gusti Ayu Bhanumoti Devi Dasi


Nomor Induk Mahasiswa : 202110122107
Program Studi : Ilmu Hukum
Nama Dosen Pendamping : Ni Made Puspasutari Ujianti, SH., MH
Perguruan Tinggi : Universitas Warmadewa
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GFT saya dengan judul CCS-TEC :
PEMANFAATAN CARBON CAPTURE AND STORAGE TECHNOLOGY
SEBAGAI SOLUSI PENGURANGAN GAS RUMAH KACA DI WILAYAH
PLTU yang diusulkan untuk tahun anggaran 2024 adalah :
1. Asli karya kami, belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana
lain; dan
2. Tidak dibuat dengan menggunakan kecerdasan buatan/artificial
intelligence (AI).
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya.
Denpasar, 20 Februari 2024
Yang menyatakan,

I Gusti Ayu Bhanumoti Devi Dasi


202110122107
Lampiran 5. Format Penyusunan Rujukan dan Daftar Pustaka

No Sumber Penulisan Format Penulisan


1
2
3
4
5
6
7
8

Daftar Pustaka
Lampiran 6. Formulir Penilaian Artikel GFT

Judul Kegiatan :
Skema PKM : PKM-GFT
Bidang Ilmu :
NIM / Nama Ketua : 202110122107 / I Gusti Ayu Bhanumoti Devi
Dasi
NIM / Nama Anggota I : 202110121020 / Ni Putu Amritadewi
NIM / Nama Anggota 2 : 202110121151 / Ni Komang Wulan Prayatni
Kana
NIM / Nama Anggota 3 : 202110121157 / I Ketut Adhi Muliawan
NIM / Nama Anggota 4 : 202310121334 / Ni Kadek Lilik Septiani
Perguruan Tinggi : Universitas Warmadewa
Program Studi : Ilmu Hukum

No Kriteria Bobot Skor Nilai


1 Format Makalah:
a. Tata tulis : ukuran kertas, tipografi, 10
kerapihan ketik, tata letak, jumlah
halaman
b. Penggunaan Bahasa Indonesiayang baik
dan benar
c. Kesesuaian dengan format penulisan
yang tercantum di Panduan
2 Gagasan:
a. Kreativitas gagasan (visioner/futuristik, 35
unik, manfaat dan dampat sistemik)
b. Kelayakan realisasi
c. Ruang lingkup/skala permasalahan yang
ditangani
3 Tahapan solusi yang ditawarkan dan prediksi
keberhasilan: 30
a. Ketepatan solusi
b. Pemanfaatan iptek
c. Keterlibatan pihak terkait
d. Jangka waktu realisasi gagasan
4 Sumber informasi: 15
a. Kesesuaian sumber informasi dengan
gagasan yang ditawarkan
b. Akurasi dan kemutakhiran sumber
informasi
5 Kesimpulan: Prediksi dampak terealisasikannya 10
gagasan
Total 100
Keterangan:
Nilai=Bobot x Skor;Skor (1=Buruk; 2=Sangat kurang; 3=Kurang; 5=Cukup;
6=Baik; 7=Sangat baik);
Komentar: .................................................................................

Denpasar, 20 Februari 2024


Penilai,

(Nama Lengkap)

Anda mungkin juga menyukai