Anda di halaman 1dari 10

Nama : Jessica Nurdin Ardana

NIM : 11210321000054
Kelas : SAA 4B
No Absen : 31 Tema 10
Tugas Akhir Agama Kristen
Perjanjian Lama dan Tanakh

A. Pengertian Perjanjian Lama


Istilah "Perjanjian Lama" mencerminkan pemahaman Kekristenan tentang dirinya
sebagai penggenapan Nubuat Yeremia tentang suatu Perjanjian Baru untuk menggantikan
perjanjian yang ada antara Allah dan Israel (Yeremia 31:31).Bagaimanapun
penekanannya telah bergeser dari pemahaman Yudaisme mengenai perjanjian sebagai
suatu perjanjian abadi antara Allah dengan bangsa Israel menjadi suatu perjanjian antara
Allah dengan semua orang di "dalam Kristus".
Perjanjian Lama adalah bagian pertama dari Alkitab Kristen, yang utamanya
berdasarkan pada Alkitab Ibrani, berisikan suatu kumpulan tulisan keagamaan
karya bangsa Israel kuno.  Bagian ini merupakan pasangan dari Perjanjian Baru, bagian
kedua dari Alkitab Kristen. Terdapat variasi kanon Perjanjian Lama di antara Gereja-
gereja Kristen; kalangan Protestan dan Orang Suci Zaman Akhir hanya menerima kitab-
kitab yang terdapat dalam kanon Alkitab Ibrani, yang mana terbagi dalam 39 kitab,
sedangkan kalangan Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Ortodoks Oriental menerima
sekumpulan tulisan dengan jumlah yang sedikit lebih banyak. Perjanjian Lama terdiri dari
banyak kitab, selama kurun waktu berabad-abad. Alkitab Ibrani merupakan dasar dari
Perjanjian Lama Kristen, namun tidak ada kejelasan sepenuhnya pada titik mana
parameter-parameter dari Alkitab tersebut ditetapkan. Beberapa akademisi mengajukan
pendapat bahwa kanon Alkitab Ibrani ditetapkan pada sekitar abad ke-3 M, atau bahkan
setelahnya.
Perjanjian lama terdiri dari 46 buku dan merupakan bagian pertama dari dua
bagian Kitab Suci, yang mempunyai paling banyak kitab. Perjanjian lama mengisahkan
bagaimana bangsa Israel disiapkan tahap demi tahap untuk menerima perjanjian yang
definitive dan abadi yang akan dilakukan Allah dengan manusia dalam diri Yesus
Kristus.

Sebelum berbentuk sebuah buku, Perjanjian Lama merupakan suatu penggalaman


manusiawi dan rohani, pengalaman akan Allah yang memanggil umat yang dipilih-Nya,
dan membuat perjanjian dengan mereka. Umat terpilih ini menjadi saksi akan janji Allah
ditengah bangsa-bangsa. Perjalanan Allah dengan bangsa Israel akan berlangsung selama
berabad-abad. Dalam petualangan yang panjang ini orang-orang disemangati oleh Roh
Allah akan mengungkapkan iman mereka dan nenuliskan teks-teks yang bisa kita baca
dalam Website www.imankatolik artikel Kitab Suci ini, pengalaman unik akan Allah
yang menyatakan Diri-Nya kepada manusia. ( Penuntun kedalam Nubuat Perjanjian
Lama, ( Jakarta: BPK Gunung Mulai, 2006)) hlm 46
Barang siapa membolak-balikan Kitab Suci, Perjanjian Lama akan tampak
sebagai deretan cerita yang kadang-kadang terulang, atau mengikuti suatu urutan yang
kurang lebih ada pertalian, yang sering mengagumkan dan kadang-kadang memalukan
kita. Diantara tulisan-tulisan ini, ada yang bersifat mitos daripada kisah nyata, banyak hal
disisipkan: wejangan-wajangan, peraturan-peraturan tentang moral, liturgy, kehiduapn
social, teguran- teguran keras, perkataan-perkataan yang penuh harapan atau suatu seruan
kemesraan. Oleh karena itu, Perjanjian Lama adalah salah satu teks yang paling bagus
diantara sastra-sastra universal. Allah hadir dimana-mana, seolah-olah Ia disebut pada
setiap halaman: sesungguhnya Perjanjian Lama mengisahkan bagimana Allah
mempersiapkan manusa, dan khususnya bangsa Israael, untuk mengenal dan menyambut,
dalam diri Yesus, Dia yang mengadakan Perjanjian dengan manusia, suatu Perjanjian
yang tak terselami dan mengagumkan.
Perjanjian Lama adalah sekaligus sabda Allah dan Sabda Manusia. Dan keduanya
tidak bisa dipisahkan. Maka, tidaklah mungkin memahami kitab-kitab ini jika salah satu
dari dimensi ini diabaikan. Dengan mengabaikan satu dimensi, yang lain dirugikan dan
ada resiko nilai kitab-kitab itu akan turun sehingga mereka menjadi dokumen-dokumen
histories belaka. Dilain Pihak ada Resiko juga bahwa kita lupa bahwa Allah menyatakan
Diri-Nya kepada kita (dan masih terus menyatakan Diri-Nya sampai sekarang) ditengah-
tengah sejarah jika kita menganggap sabda Allah ini hanya sebagai kumpulan peraturan-
peraturan religius. Perjanjian lama bukanlah suatu ajaran religius melainkan suatu
penampakan kasih Allah yang adalah Bapa kita, suatu undangan untuk setiap orang
masuk kedalam suatu persekutuan (komunio) cinta kasih dengan Dia.

Perjanjian lama bukanlah buku yang berbicara kepada kita tentang Allah,
melainkan suatu buku dimana Allah berbicara kepada kita tentang Diri-Nya lewat saksi-
saksi yang dipilih-Nya sendiri diantara umat-Nya, yaitu Israel. Orang-orang Kristen
perdana tidak keliru: ”Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam berbagai
cara berbicara kepada para leluhur kita dengan perantaraan para nabi, maka pada zaman
ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan anak-Nya.” (Ibr 1:1). Maka Setelah
membaca berbagai kitab Perjanjian Lama, kita melihat betapa sabar Allah menyatakan
Diri-Nya, dan betapa sabar Ia mempersiapkan umat-Nya untuk berjumpa dengan Yesus,
Putra Allah yang mnejadi manusia.” Dalam Dialah berdiam seluruh kepenuhan Allah
(Kol 2:9). ( Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. ( Yogyakarta: Kanisius, 2002)) hlm 678
B. Kitab dalam Perjanjian Lama
Perjanjian Lama (sering disingkat menjadi PL) memuat kitab-kitab yang
dituliskan sebelum Yesus lahir. Mayoritas dari kitab-kitab PL ditulis dalam bahasa Ibrani,
namun ada juga yang ditulis dalam bahasa Aram (Ezr. 4:8-6:18; 7:12-26; Yer. 10:11;
Dan. 2:46-7:28; dan dua kata dalam Kej. 31:47). Kitab-kitab PL menceritakan Mesias
(Kristus) yang akan datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan mendirikan
Kerajaan Allah yang berdasarkan kebenaran dan anugerah.
Jumlah kitab dalam PL sebanyak 39 kitab yang tersusun sebagai berikut (beserta
singkatannya):
Kitab-Kitab Taurat
Istilah Taurat berasal dari bahasa Ibrani yang berarti hukum atau instruksi. Kitab-
kitab ini menuntun kita untuk dapat mengikuti kisah-kisah selanjutnya dalam Alkitab.
Para ahli meyakini bahwa kitab-kitab Taurat ditulis oleh Musa (bnd. Mrk. 7:10.)
a) Kejadian (Kej.)
b) Keluaran (Kel.)
c) Imamat (Im.)
d) Bilangan (Bil.)
e) Ulangan (Ul.)

Kitab-Kitab Sejarah
Kitab-kitab Sejarah menceritakan: (1) masuknya bangsa Israel ke tanah Kanaan di
bawah kepemimpinan Yosua; (2) kehidupan bangsa Israel ditanah Kanaan di bawah
hakim-hakim (dan nantinya raja-raja); (3) perpecahan kerajaan Israel menjadi Israel dan
Yehuda; (4) kejatuhan dan pembuangan kerajaan Israel dan Yehuda; (5) kembalinya
Yehuda dari pembuangan.

a) Yosua (Yos.)
b) Hakim-Hakim (Hak.)
c) Rut (Rut)
d) 1 Samuel (1Sam.)
e) 2 Samuel (2Sam.)
f) 1 Raja-Raja (1Raj.)
g) 2 Raja-Raja (2Raj.)
h) 1 Tawarikh (1Taw.)
i) 2 Tawarikh (2Taw.)
j) Ezra (Ezr.)
k) Nehemia (Neh.)
l) Ester (Est.)

Kitab-Kitab Puisi dan Hikmat


Kitab-kitab ini berbeda corak sastranya dibanding kitab-kitab lainnya yang umumnya
berbentuk narasi (cerita). Di dalamnya kita akan menemukan bentuk puisi Ibrani.
Sementara itu, kitab-kitab Hikmat berisi pertanyaan-pertanyaan dan petunjuk-petunjuk
praktis seputar kehidupan. Sebagian kitab-kitab Puisi (Ayub, Amsal, Pengkhotbah dan
sebagian kitab Mazmur) dapat digolongkan ke dalam kitab-kitab Hikmat.
a) Ayub (Ayb.)
b) Mazmur (Mzm.)
c) Amsal (Ams.)
d) Pengkhotbah (Pkh.)
e) Kidung Agung (Kid.)

Kitab-Kitab Nabi-Nabi Besar


Nabi adalah seseorang yang berbicara atas nama Allah kepada manusia. Oleh sebab
itu, kitab-kitab Para Nabi berisi pesan Allah kepada bangsa Israel dan Yehuda.
Pembagian ke dalam Nabi-nabi Besar dan Nabi-nabi Kecil dilakukan atas dasar panjang
dan pendeknya kitab-kitab tersebut.

a) Yesaya (Yes.)
b) Yeremia (Yer.)
c) Ratapan (Rat.)
d) Yehezkiel (Yeh.)
e) Daniel (Dan.)

Kitab-Kitab Nabi-Nabi Kecil


a) Hosea (Hos.)
b) Yoël (Yl.)
c) Amos (Am.)
d) Obaja (Ob.)
e) Yunus (Yun.)
f) Mikha (Mi.)
g) Nahum (Nah.)
h) Habakuk (Hab.)
i) Zefanya (Zef.)
j) Hagai (Hag.)
k) Zakharia (Za.)
l) Maleakhi (Mal.)
C. Kitab Tanakh dalam Perjanjian lama
Meskipun kata "Alkitab" umumnya digunakan oleh orang non-Yahudi -- seperti
juga istilah "Perjanjian Lama" dan "Perjanjian Baru" -- istilah yang tepat digunakan
untuk kitab suci Ibrani ("kitab suci" adalah sinonim yang digunakan oleh kedua orang
Yahudi dan non-Yahudi) adalah Tanakh. Kata ini berasal dari huruf Ibrani dari tiga
komponennya:
 Taurat: Kitab Kejadian ( Bereshit ), Keluaran ( Shemot ), Imamat ( Vayikrah ), Bilangan (
Bamidbar ) dan Ulangan ( Devarim ).
 Nevi'im (Nabi): Kitab Yosua, Hakim-hakim, I Samuel, II Samuel, I Raja-raja, II Raja-
raja, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Joel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum,
Habukkuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi. (Dua belas yang terakhir terkadang
dikelompokkan bersama sebagai “ Trei Asar ” [“Dua Belas”].)
 Ketuvim (Tulisan): Kitab Mazmur, Amsal, Ayub, Kidung Agung, Rut, Ratapan,
Pengkhotbah, Ester, Daniel (meskipun tidak semua yang termasuk dalam Kanon Kristen),
Ezra dan Nehemia, I Tawarikh, dan II Tawarikh .
Perlu dicatat bahwa pemecahan Samuel (Shmuel), Raja-Raja (Melachim) dan
Tawarikh ( Divrei hayamim ) menjadi dua bagian benar-benar merupakan artefak dari
pencetak Kristen yang pertama kali menerbitkan buku-buku tersebut. Mereka terlalu
besar untuk diterbitkan sebagai volume tunggal. Karena setiap orang mengikuti standar
de facto ini, judul Jilid 1 dan Jilid 2 dilampirkan pada namanya. Pembagian Tanakh
menjadi beberapa bab juga dilakukan oleh orang Kristen abad pertengahan, dan baru
kemudian diadopsi oleh orang Yahudi. Juga, banyak Alkitab Kristen telah memperluas
versi dari beberapa kitab ini (Ester, Ezra, Daniel, Yeremia dan Tawarikh) termasuk
materi tambahan yang tidak diterima sebagai kanonik dalam Yudaisme. Materi tambahan
ini adalah bagian dari terjemahan Tanakh Yunani kuno, tetapi tidak pernah menjadi
bagian dari Tanakh Ibrani resmi. Orang Yahudi menganggap materi tambahan itu
apokrif. Di antara orang Kristen, ada perbedaan pendapat. Umat Katolik menganggap
materi ini sebagai kanonik, sedangkan banyak sekte Protestan menganggap materi ini
sebagai Apokrifa. Apa yang dianggap dan tidak dianggap sebagai Apokrifa bervariasi di
antara banyak sekte Kristen. (Masyarakat Publikasi Kristen, dari Alkitab Kristen,
1917)

Kesimpulan/Resume
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan dari histori perkembangan perjanjian
lama seperti yang terlihat dalam pembahasan sejarah perjanjian lama di atas, masalah arti
sejarah dan bagaimana para ahli mempunyai berbagai kesimpulan tentang hal itu. Di
balik sejarah terdapat fakta-fakta, yaitu peristiwa yang benar-benar terjadi. Tentu
mustahil untuk mencatat semua setiap peristiwa. Namun, mencatat peristiwa-peristiwa
yang dianggap utama atau yang paling penting saja, segera menempatkan si pencatat
serta pendapatnya tentang apa sejarah utama dan penting di antara fakta-fakta tersebut.
Ada anggapan bahwa tulisan-tulisan sejarah yang hanya memuat peristiwa-
peristiwa utama seperti itu tidak dapat di sebut sejarah, melainkan catatan atau jurnal
saja. Dengan demikian, boleh dikatakan bahwa peristiwa tersebut bukanlah sejarah yang
ditulis oleh sejarawan modern, melainkan sejarah yang di karang dari sudut pandang
sendiri.
Walaupun demikian, pandangan tadi tidak meremehkan nilai historis Alkitab. Setiap
sejarawan harus memilih fakta-fakta yang diceritakannya dan pasti menulis dengan
tujuan tertentu. Seorang sejarawan mempunyai tujuan dalam pemilihan bahannyan dan ia
harus memilih sesuai dengan tujuannya teresebut.
     Pada umumnya kini diakui bahwa Perjanjian Lama berisi lebih banyak bahan historis.
Penemuan-penemuan arkeologis berkali-kali telah memperlihatkan ketepatan historisnya.
Meskipun demikian, unsur historis dalam sejarah yang pertama dan juga seluruh sejarah
Perajanjian Lama di nomor duakan oleh berita teologisnya. Budaya Alkitab Perjanjian
Lama karena hal itu tidak mungkin dilakukan dalam jumlah halaman yang telah
ditentukan untuk itu. Cukilan-cukilan di atas adalah upaya minimal untuk menampung
secara maksimal deskripsi budaya tersebut sehingga dapat memberikan contoh-contoh
masukkan untuk melihat hubungan antara ungkapan-ungkapan Alkitabiah dan latar
belakang budaya di balik ungkapan-ungkapan itu. Lukisan-lukisan secara visual juga
diberikan secara terbatas hanya sekedar memberikan ilustrasi untuk memudahkan
pembaca membayangkan apa yang melatarbelakangi pemikiran Alkitab pada umumnya
dan Alkitab Perjanjian Lama pada khususnya.

Dalam narasi penciptaan alam semesta di Kitab Kejadian digambarkan Allah


sebagai Sang Tertib. Karya Sang Tertib ini dapat dilihat dalam hal diubahnya
kekacaubalauan menjadi teratur, baik dan indah. Peristiwa ini hendak menegaskan bahwa
Allah Sang Pencipta adalah Allah yang tidak menyukai ketidakteraturan, baik dalam
kehidupan individu maupun kolektif bahkan bumi secara keseluruhan. Penciptaan
manusia pertama, Adam dan Hawa disertai kewajiban-kewajiban mensyaratkan
kebebasan dan tanggung jawab etis, demi menjaga kehidupan yang kudus yang tertib di
hadapan Allah dan hubungannya dengan sesama dalam kapasitas mereka sebagai mitra
dalam penciptaan.
Namun dalam kenyataan, manusia pertama justru menyalahgunakan kebebasan dengan
lebih mengutamakan keinginan. Adam dan Hawa mengambil keputusan untuk memilih
tidak taat kepada Allah; dan sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan itu, mereka
diusir dari Taman Eden. Jika pada mulanya, mereka berada dalam sebuah tatanan etis
maka penghukuman atas pelanggaran menempatkan mereka dalam sebuah lingkup
kehidupan pribadi dan sosial yang dibayang-bayangi murka Allah. Meskipun demikian,
Allah tidak pernah membiarkan segenap keturunan Adam dan Hawa berada dalam
hubungan permusuhan dengan Allah. Justru sebaliknya, Ia sendiri mengambil prakarsa
untuk menyelamatkan manusia dari kekacaubalauan sekaligus mengikat dan
memperbarui perjanjian keselamatan (bandingkan Kejadian 6-9).
Tulisan ini bermaksud untuk menunjukkan konsistensi hakikat dan tindakan Allah
sebagai Pemberi hukum dan peraturan sebagai landasan perjanjian kasih karunia-Nya.
Dengan mengambil umat Israel sebagai model, diharapkan melalui ketaatan terhadap
hukum dan peraturan tersebut, Israel tetap menjaga kekudusan hubungan dengan Allah
selaku Pemberi Hukum dan dengan sesama bahkan dengan bangsa-bangsa lain. Israel,
dengan demikian menjadi model bagi ketaatan gereja dan umat kristiani, kini dan dan di
sini.
Bagian pertama dari Alkitab adalah Perjanjian Lama. Tulisan-tulisan suci ini
ditulis pada zaman dahulu, bahkan sebelum Yesus Kristus lahir. Itu berisi kisah-kisah
yang membantu kita beriman kepada-Nya. Itu mengajari kita bahwa setiap orang di bumi
ini adalah bagian dari keluarga Bapa Surgawi dan bahwa Dia mengasihi anak-anak-Nya.
Dalam Perjanjian Lama, Yesus Kristus disebut Yehova dan Tuhan. Dia mengikuti
instruksi Bapa Surgawi.
Sejak zaman Adam dan Hawa, Bapa Surgawi telah mengutus Tuhan Yesus
Kristus untuk berbicara kepada para nabi-Nya. Bapa Surgawi mengutus Roh Kudus untuk
membantu kita mengetahui perkataan seorang nabi adalah benar. Tuhan menjanjikan
kepada Nabi Abraham dan istrinya Sara bahwa keluarga mereka akan bertumbuh dan
memberkati seluruh dunia. Cucu mereka Yakub memiliki keluarga yang besar yang
menjadi sebuah bangsa. Mereka disebut bani Israel, atau orang-orang Israel. Para nabi
mengajari mereka untuk menanti-nantikan saatnya Yesus Kristus akan datang. Banyak
kisah dalam Perjanjian Lama menunjukkan bagaimana Tuhan menepati janji-janji-Nya
kepada orang-orang Israel. Sewaktu orang-orang Israel mendengar para nabi dan menaati
perintah-perintah, Tuhan menolong mereka. Sewaktu mereka tidak patuh, Dia tidak dapat
menolong mereka. Anda adalah bagian dari keluarga Bapa Surgawi. Bapa Surgawi
adalah baik, dan Dia mengasihi Anda. Dia memiliki sebuah rencana bagi Anda. Karena
Tuhan Yesus Kristus, Anda dapat kembali untuk hidup bersama Bapa Surgawi lagi. Sama
seperti orang-orang Israel diajari, Anda dapat memilih untuk beriman kepada Tuhan dan
menaati perintah-perintah-Nya.
Referensi
Lembaga Alkitab Indonesia. Perjanjian Lama Ibrani-Indonesia, Diterjemahkan
dari : Biblia Hebrica Stuttgartensia. Jakarta: LAI, 1999.
Siahaya, Karel Martinus. “Dampak Sosial Politik Terhadap Perkembangan
Ekonomi Umat Allah Zaman Perjanjian Lama.” Jurnal Teruna Bhakti 2, no. 1 (2019):
12–26.
Jonson, Malik. Pembimbing &Pengetahuan  Perjanjian Lama, Palangka Raya :
2013.
Jhon Rogerson, Studi Perjanjian Lama bagi Pemula, Jakarta : GunungMulia 2011.
David  M. Howard, Kitab-kitab Sejarah dalam Perjanjian Lama, Malang :
Gandum Mas 2009.
F.W. Bush, D. A. Hubbard & W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama: Taurat &
Sejarah, Jakarta : Gunung Mulia 2012

Anda mungkin juga menyukai