NIM : 11210321000054
Kelas : SAA 4B
No Absen : 31 Tema 10
Tugas Akhir Agama Kristen
Perjanjian Lama dan Tanakh
Perjanjian lama bukanlah buku yang berbicara kepada kita tentang Allah,
melainkan suatu buku dimana Allah berbicara kepada kita tentang Diri-Nya lewat saksi-
saksi yang dipilih-Nya sendiri diantara umat-Nya, yaitu Israel. Orang-orang Kristen
perdana tidak keliru: ”Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam berbagai
cara berbicara kepada para leluhur kita dengan perantaraan para nabi, maka pada zaman
ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan anak-Nya.” (Ibr 1:1). Maka Setelah
membaca berbagai kitab Perjanjian Lama, kita melihat betapa sabar Allah menyatakan
Diri-Nya, dan betapa sabar Ia mempersiapkan umat-Nya untuk berjumpa dengan Yesus,
Putra Allah yang mnejadi manusia.” Dalam Dialah berdiam seluruh kepenuhan Allah
(Kol 2:9). ( Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. ( Yogyakarta: Kanisius, 2002)) hlm 678
B. Kitab dalam Perjanjian Lama
Perjanjian Lama (sering disingkat menjadi PL) memuat kitab-kitab yang
dituliskan sebelum Yesus lahir. Mayoritas dari kitab-kitab PL ditulis dalam bahasa Ibrani,
namun ada juga yang ditulis dalam bahasa Aram (Ezr. 4:8-6:18; 7:12-26; Yer. 10:11;
Dan. 2:46-7:28; dan dua kata dalam Kej. 31:47). Kitab-kitab PL menceritakan Mesias
(Kristus) yang akan datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan mendirikan
Kerajaan Allah yang berdasarkan kebenaran dan anugerah.
Jumlah kitab dalam PL sebanyak 39 kitab yang tersusun sebagai berikut (beserta
singkatannya):
Kitab-Kitab Taurat
Istilah Taurat berasal dari bahasa Ibrani yang berarti hukum atau instruksi. Kitab-
kitab ini menuntun kita untuk dapat mengikuti kisah-kisah selanjutnya dalam Alkitab.
Para ahli meyakini bahwa kitab-kitab Taurat ditulis oleh Musa (bnd. Mrk. 7:10.)
a) Kejadian (Kej.)
b) Keluaran (Kel.)
c) Imamat (Im.)
d) Bilangan (Bil.)
e) Ulangan (Ul.)
Kitab-Kitab Sejarah
Kitab-kitab Sejarah menceritakan: (1) masuknya bangsa Israel ke tanah Kanaan di
bawah kepemimpinan Yosua; (2) kehidupan bangsa Israel ditanah Kanaan di bawah
hakim-hakim (dan nantinya raja-raja); (3) perpecahan kerajaan Israel menjadi Israel dan
Yehuda; (4) kejatuhan dan pembuangan kerajaan Israel dan Yehuda; (5) kembalinya
Yehuda dari pembuangan.
a) Yosua (Yos.)
b) Hakim-Hakim (Hak.)
c) Rut (Rut)
d) 1 Samuel (1Sam.)
e) 2 Samuel (2Sam.)
f) 1 Raja-Raja (1Raj.)
g) 2 Raja-Raja (2Raj.)
h) 1 Tawarikh (1Taw.)
i) 2 Tawarikh (2Taw.)
j) Ezra (Ezr.)
k) Nehemia (Neh.)
l) Ester (Est.)
a) Yesaya (Yes.)
b) Yeremia (Yer.)
c) Ratapan (Rat.)
d) Yehezkiel (Yeh.)
e) Daniel (Dan.)
Kesimpulan/Resume
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan dari histori perkembangan perjanjian
lama seperti yang terlihat dalam pembahasan sejarah perjanjian lama di atas, masalah arti
sejarah dan bagaimana para ahli mempunyai berbagai kesimpulan tentang hal itu. Di
balik sejarah terdapat fakta-fakta, yaitu peristiwa yang benar-benar terjadi. Tentu
mustahil untuk mencatat semua setiap peristiwa. Namun, mencatat peristiwa-peristiwa
yang dianggap utama atau yang paling penting saja, segera menempatkan si pencatat
serta pendapatnya tentang apa sejarah utama dan penting di antara fakta-fakta tersebut.
Ada anggapan bahwa tulisan-tulisan sejarah yang hanya memuat peristiwa-
peristiwa utama seperti itu tidak dapat di sebut sejarah, melainkan catatan atau jurnal
saja. Dengan demikian, boleh dikatakan bahwa peristiwa tersebut bukanlah sejarah yang
ditulis oleh sejarawan modern, melainkan sejarah yang di karang dari sudut pandang
sendiri.
Walaupun demikian, pandangan tadi tidak meremehkan nilai historis Alkitab. Setiap
sejarawan harus memilih fakta-fakta yang diceritakannya dan pasti menulis dengan
tujuan tertentu. Seorang sejarawan mempunyai tujuan dalam pemilihan bahannyan dan ia
harus memilih sesuai dengan tujuannya teresebut.
Pada umumnya kini diakui bahwa Perjanjian Lama berisi lebih banyak bahan historis.
Penemuan-penemuan arkeologis berkali-kali telah memperlihatkan ketepatan historisnya.
Meskipun demikian, unsur historis dalam sejarah yang pertama dan juga seluruh sejarah
Perajanjian Lama di nomor duakan oleh berita teologisnya. Budaya Alkitab Perjanjian
Lama karena hal itu tidak mungkin dilakukan dalam jumlah halaman yang telah
ditentukan untuk itu. Cukilan-cukilan di atas adalah upaya minimal untuk menampung
secara maksimal deskripsi budaya tersebut sehingga dapat memberikan contoh-contoh
masukkan untuk melihat hubungan antara ungkapan-ungkapan Alkitabiah dan latar
belakang budaya di balik ungkapan-ungkapan itu. Lukisan-lukisan secara visual juga
diberikan secara terbatas hanya sekedar memberikan ilustrasi untuk memudahkan
pembaca membayangkan apa yang melatarbelakangi pemikiran Alkitab pada umumnya
dan Alkitab Perjanjian Lama pada khususnya.