0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas dasar-dasar kepemimpinan Kristen dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam PL, dibahas mandat Adam, Abraham, Musa, dan Yosua. Sedangkan dalam PB, dibahas mandat Yesus, para Rasul, dan khususnya Rasul Paulus. Kepemimpinan Kristen didasarkan pada teladan dan ajaran mereka semua.
Dokumen tersebut membahas dasar-dasar kepemimpinan Kristen dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam PL, dibahas mandat Adam, Abraham, Musa, dan Yosua. Sedangkan dalam PB, dibahas mandat Yesus, para Rasul, dan khususnya Rasul Paulus. Kepemimpinan Kristen didasarkan pada teladan dan ajaran mereka semua.
Dokumen tersebut membahas dasar-dasar kepemimpinan Kristen dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam PL, dibahas mandat Adam, Abraham, Musa, dan Yosua. Sedangkan dalam PB, dibahas mandat Yesus, para Rasul, dan khususnya Rasul Paulus. Kepemimpinan Kristen didasarkan pada teladan dan ajaran mereka semua.
1. Mandat Adam Pada hari keenam, Tuhan Allah menciptakan Adam dan Hawa, salah satu maksud Tuhan Allah menciptakan manusia adalah untuk menciptakan suatu pemimpin bersama di bawah kuasa ilahi Tuhan. Adam jatuh ke dalam dosa karena menuruti suara penggoda. Dosa masuk ke dalam kehidupan manusia dalam bentuk perkabungan, jeritan, penderitaan dan kematian. Setan merusak kepemimpinan manusia yang ramah tamah itu menjadi kekuasaan yang mementingkan pribadi sendiri dan malah menjadi kekuasaan yang bersifat diktator dan egoistis. Sejak kejatuhan itu, manusai telah lalai mentaati rencana awal Tuhan mengenai kepemimpinan, bahkan sudah menggantinya dengan pola kepemimpinan yang bersifat sesat, ganas dan kejam. Menurut Herbert Lockyer, melalui ketidaktaatan manusia, Adam dan Hawa menukarkan sampai habis warisan ilahi mereka. Bahkan sudah menempatkan diri mereka terjual di bawah kuasa dosa. Di bawah kuasa dosa, manusai tidak berdaya untuk menebus kehidupan pribadinya maupun orang lain. Michael Harper mengatakan bahwa kehancuran adalah akibat persaingan manusia dari Tuhan. Buah pahit pertama yang manusia harus petik pada saat kejatuhannya ialah manusia berubah menjadi manusia yang terbelah. 2. Mandat Abraham Tuhan memanggil Abraham meninggalkan negerinya, sanak saudaranya, dan rumah tangga ayahnya dengan suatu janji. Tuhan akan membuat dia akan menjadi berkat bagi semua bangsa-bangsa di dunia ini (Kej. 12:1-3). Dengan iman ia hidup sebagai orang asing di luar negeri, ia membangun tendanya disaat dan ditempat Tuhan perintahkan. Karena iman, menurut pengarang surat Ibrani, Abraham walaupun usianya sudah tidak muda tetapi Tuhan berjanji akan memberikan keturunan seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut yang tidak terhitung banyaknya. Sewaktu Tuhan menguji imannya dengan mempersembahkan Ishak karena ia berpikir bahwa Allah berkuasa membangkitkan anaknya. Keturunan Abraham yaitu bani Israel sudah dipilih dan diangkat oleh Tuhan supaya mereka melaksanankan rencana penebusan Tuhan. Tuhan memanggil Abraham dan keturunannya untuk menjadi berkat spesifik dan untuk melakukan misi khusus membagi berkat pada seluruh bangsa dan semua keluarga yang hidup di atas bumi ini. 3. Mandat Musa Kelahiran Musa anak Amran dan Yokhebed (Kel. 6:19) dari keturunan keluarga Lewi (Kel. 2:1-2) bangsa Israel mengalami tekanan hebat dari orang-orang Mesir. Firaun raja Mesir, menyuruh para bidan untuk membunuh semua bayi laki-laki Ibrani. Namun mereka gagal karena mereka takut akan Allah, sehingga diperintahkan lagi untuk membuang setiap laki-laki bangsa Israel ke sungai Nil. Tetapi Musa secara mujizat diselamatkan oleh putri Firaun yang kemudian mengangkatnya sebagai anak sendiri. Herbert Lockyer membagi riwayat hidup Musa selama 120 tahun dalam tiga periode. 40 tahun pertama, Musa belajar bagaimana menjadi orang penting. 40 tahun kedua, Musa hidup di tempat-tempat belantara, dimana ia belajar menjadi orang tak berarti. Dan 40 tahun ketiga, Musa sebagai pemimpin bani Israel dia belajar bahwa Allah mengasihi setiap orang dan menerima mandat dari Tuhan untuk memimpin bangsa Israel ke tanah perjanjian, tanah yang Tuhan janjikan pada nenek moyang mereka. Dalam beberapa kejadian, Nabi Musa telah membuktikan kualitas kepemimpinannya, karena hatinya memiliki perasaan yang kuat bersedia mematuhi secara mutlak semua perintah Allah. Dan hendaklah apa yang dilakukan Musa dapat menjadi teladan baik dan diikuti sepenuhnya oleh semua pemimpin Kristen. Sekarang ini semua orang baik Yahudi, Islam maupun Kristen menganggap Nabi Musa sebagai salah satu Nabi dan pemimpin yang terbesar di antara semua Nabi dan pemimpin di antara sepanjang sejarah manusia 4. Mandat Yosua Yosua putra Nun dari suku Efraim menjadi pengganti Musa sebagai pemimpin bangsa Israel. Ia lahir pada masa-masa yang sukar perbudakan di bawah Firaun. Ia sangat tahu soal dicambuk dengan cemeti. Ia menjadi pemimpin tentara Musa dalam banyak pertempuran yang menentukan melawan bangsa Amalek (Kel. 17:9-16). Pengintai yang dikirim Musa mengatakan bahwa mereka tidak dapat menyerang bangsa itu karena bangsa itu lebih kuat dari mereka. Tetapi Yosua dan Kaleb menegaskan bahwa tanah itu adalah pemberian Tuhan dan mereka harus maju untuk dapat memiliki tanah itu. John Hanggai mengomentari bahwa cita-cita Yosua dan Kaleb tidak dapat dimengerti jika dipandang dari sudut pandang kemampuan manusia. Tetapi dengan keyakinan dan iman serta bersandar pada hikmat dan kuasa Allah maka mereka dapat memberanikan diri untuk maju. Musa mengetahui roh yang ada dalam Yosua yaitu roh kepemimpinan sama seperti dirinya. Maka Musa kemudian menyerahkan kepemimpinan itu kepada Yosua. Musa melihat bahwa Yosua adalah pengganti yang tepat yang dapat membawa bangsa itu masuk ke tanah yang telah dijanjikan. Trent Butler menerangkan, bahwa dalam Yosua 1:1-9 ada beberapa kata kunci dan hal-hal yang penting sekali dan bentuk perintah yang bersifat ilahi. Semua pemimpin Kristen dapat mengambil pelajaran yang berguna bagi kehidupan Yosua, sebagai pemimpin bangsa Israel yang potensial, dan yang telah berhasil memimpin bangsa Israel masuk ke dalam tanah perjanjian. B. Dalam Perjanjian Baru 1. Mandat Tuhan Yesus Tuhan Yesus sudah datang ke dunia untuk memperbaiki kembali pola ilahi kepemimpinan manusia sesuai dengan keadaan aslinya. Berbelas kasih dan penuh tanggung jawab kepada sang Pencipta. Pola kepemimpinan Kristus adalah Nabi, Imam, dan Penguasa. Nama Imanuel “Allah beserta kita” memiliki makna yang luas serta mendalam. Telah diberikan kepada bayi Yesus oleh malaikat sebelum kelahiran-Nya. Dalam Alkitab, Imanuel ditemukan sebanyak tiga kali yaitu dalam Yes. 7:14, 8:8 dan Mat. 1:23. Nubuatan yang terdapat dalam kitab Yesaya telah digenapi Kristus. Sebagai Imanuel, misi Tuhan Yesus dalam dunia ialah memperkenalkan Allah kepada manusia dan mendamaikan kembali manusia dengan Allah. Keajaiban Bayi Betlehem yang tak berdaya itu ialah di dalam Dia Allah menjadi Manusia. Allah dan Manusia satu Kristus. Sebagai Anak Manusia, Dia merasakan dan mengerti emosi, pencobaan, kebutuhan dan penderitaan manusia. Tuhan Allah sudah mengirim Putra-Nya ke dalam dunia dengan maksud memperkenalkan kasih Allah kepada dunia. Tuhan Yesus yang datang ke dalam dunia ini dengan satu misi, menyembuhkan manusia secara menyeluruh, secara rohani, jiwani, dan badani. Dia datang menempatkan kembali Kerajaan Allah di antara manusia. Dia menyembuhkan kesehatan manusia, membebaskan manusia dari kerasukan setan, dan membangkitkan manusia dari maut. 2. Mandat Para Rasul Istilah bahasa Yunani apostolos berarti secara harafiah “pesuruh” atau “diutus pergi”. Istilah ini dipergunakan sebagai gelar panggilan kedua belas murid yang ditetapkan dan dipilih oleh Tuhan Yesus dari antara semua pengikut-Nya (Mrk. 3:14). Dia memanggil dan melatih mereka, memberi mereka mandat dan kuasa atas setan-setan dan penyakit-penyakit dan memerintahkan mereka memberitakan Injil (Mrk. 6:30). Dari semua orang yang berkumpul, Tuhan Yesus memilih dua belas orang yang Ia panggil Rasul-rasul. Tuhan Yesus merangkul mereka menjadi dasar inti tubuh-Nya, mengikut sertakan mereka ke dalam misi penebusan-Nya, dan bersama-sama mereka menanggung semua rahasia misi-Nya. Tuhan Yesus mengizinkan para Rasul dibaptis dengan baptisan-Nya, turut minum dari cawan yang Dia harus minum, dan berjaga sambil berdoa dengan-Nya di Taman Getsemani. Mereka diberi kehormatan menerima misi Gereja, memelihara misi para Rasul melalui sokongan doa dan pelayanan. Dalam pelayanan gereja, gereja harus senantiasa tunduk pada misi, ajaran dan perintah para Rasul. Melalui penurutan mereka, mereka menghormati misi Kristus. Tuhan Yesus mengutus para Rasul keluar, mereka diberi ilham dan dilengkapi dengan kuasa Roh Kudus agar mereka sanggup menyaksikan kepada seluruh dunia, bahwa Yesus orang Nazaret sesungguhnya adalah inkarnasi Firman Allah. Misi para Rasul adalah memproklamirkan, mencatat dan menyaksikan bahwa Tuhan Yesus adalah jalan kebenaran dan kehidupan. Tiada seorang pun dapat datang kepada Bapa kecuali melalui Dia (Yoh. 14:6). Akhirnya misi para Rasul ialah memberitakan pembaharuan dan kuasa ajaib Roh Pencipta. Sehingga akhirnya seluruh dunia akan menaklukan diri dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus dan Juruselamat. 3. Mandat Rasul Paulus Rasul Paulus memberi penjelasan bahwa untuk menjadi orang Kristen berarti mengalami perubahan di dalam hati oleh kuasa Roh Kudus. Dia menerangkan bahwa semua orang beriman di Gereja Yunani sudah menghasilkan suatu upacara baru, yang sama fungsinya dengan hukum Musa, dalam kebiasaan kebudayaan mereka. Rasul Paulus mengajar orang Yahudi seperti seorang yang tunduk pada hukum Musa, akan tetapi ia mengajar hukum Kristus kepada orang non-Yahudi yang tidak mengenal hukum Musa. Rasul Paulus kepada orang di Galatia, pemberitaan Injil dapat menembus masuk ke dalam bagian Eropa Selatan. Ratusan ribu warga negara Yunani dan Romawi, semua orang yang berbahasa Celtik dan suku Gotik, bertobat menjadi Kristen. Fondasi Rasul Paulus adalah motivasi kita mengerjakan misi. Roland Allen mengatakan rahasia keberhasilan misi Rasul Paulus membangun gereja-gereja baru bergantung kepada cara dia memandang pelbagai prinsip dasar seperti ajaran gereja harus baik dan mudah dimengerti oleh jemaat, peranan gereja harus jelas dapat dimengerti disetujui dan dipelihara oleh semua orang serta rencana keuangan dan keadaan gereja yang jelas. 4. Mandat Semua Pemimpin Kristen Orang-orang Kristen percaya bahwa Alkitab adalah wahyu Allah dan sesuai dengan kehendak-Nya. Sehingga orang Kristen harus mengerti soal landasan Alkitab dimana misi Kristen berdiri. Mandat semua pemimpin Kristen adalah membangun suatu Gereja yang bisa mengizinkan Roh Kudus menghembus nafas dan memberi hidup, membangun suatu gereja yang bersedia menimba dari pancuran iman dan menerima sorotan sinar terang roh Allah, membangun suatu gereja dimana Roh Kudus mencurahkan dengan leluasa semua karunia Roh dan talenta Roh kepada setiap orang. Masalah yang sering dihadapi oleh pemimpin Kristen ialah sukar menemukan karunia-karunia roh mereka. Sebab inilah yang diperintahkan Tuhan kepada kami “Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi” (Kisah Para Rasul 13:47). Kata misi berasal dari istilah latin “mitto” yang berarti “mengutus”. Istilah Yunani yang dipergunakan dalam Perjanjian Baru adalah “apostelle” yang berarti “mengutus”. Misi Kristen berasal dari sifat ketuhanan Allah yang disahkan oleh perintah agung Tuhan Yesus Kristus (Mat. 28:18-20). C. Manfaat dalam Pelayanan dan diri sendiri Dasar Alkitab untuk memahami dunia kepemimpinan begitu luas dan Alkitab telah memberikan gambaran yang luas terkait kepemimpinan tersebut. Ada beberapa mandat yang telah diuraikan baik dalam Perjanjian Lama seperti mandat Adam, mandat Abraham, Mandat Musa dan mandat Yosua, serta dalam Perjanjian Baru seperti Mandat Tuhan Yesus Kristus, mandat para rasul, mandat rasul Paulus dan mandat semua pemimpin Kristen. Tentu hal ini akan menjadi landasan maupun dasar baik bagi gereja maupun pribadi untuk memulai suatu tugas menjadi seorang pemimpin ataupun dalam menjalankan kepemimpinan. Dari berbagai landasan kita perlu mengerti dan memahami bahwa semua mandat yang diberikan memiliki tujuan yakni membawa misi keselamatan Yesus Kristus untuk diberitakan dimanapun. Sehingga apa yang menjadi tanggung jawab kita dapat berjalan dengan baik menurut kasih Tuhan.